1. 1
Akuntansi Dalam Perspektif Al-Quran Dan Sunnah Dan Sistemtikan Konsep Akuntansi Islam
A. AKUNTANSI DALAM AL-QURAN DAN SUNNAH
1. Firman Allah dalam Qs. Al-Baqarah: 282
...
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya...
2. Sabda Rasulullah saw.
أ وَ لَ مَا ي ا سَ بَ عَل يَ هَ يَ وَ مَ اَل قَي ا مَ ةَ اَل صَل ة , فَ ا ءَ نَ صَل حَ تَ صَل حَ سَائ ر عَ مَل هَ وَا نَ فَ سَ دَ تَ فَ سَ دَ سَائ ر عَ مَل هََ
)رواه اَلطبرانى(
3. Umar Ibnul Khaththab r.a berkata: “Hisablah dirimu sendiri sebelum kamu dihisab, dan timbanglah amalanmu sebelum kamu ditimbang, dan bersiaplah untuk menghadapi hari di mana semua amal perbuatan dibeberkan”.
4. Imam Syafi‟i berkata: “Siapa yang mempelajari hisab atau perhitungan, luaslah pikirannya”.
B. SISTEMATATIKAN KONSEP AKUNTANSI ISLAM
1. Inti dan Tujuan Studi Akuntansi Islam
Inti dari studi akuntansi Islam ini adalah berkaitan dengan kajian-kajian turats dan ideologi Islam serta penetapan kaidah-kaidah dasar akuntansi menurut Islam. Selain itu juga berkaitan dengan studi-studi tentang implementasi ide-ide itu pada zaman moderen, terutama di perusahaan atau lembaga-lembaga yang akan menerapkan hukum-hukum Islam dalam transaksinya.
Sedangkan tujuan studi akuntansi Islam ini adalah untuk mengungkap inti konsep akuntansi Islam serta menjelaskan kemampuan dan peranannya dalam berbagai krisis yang terus-menerus. Juga untuk menyelesaikan persoalan-persoalan akuntansi yang meluas dimasyarakat
2. Manfaat dan Signifikansi Studi Akuntansi Islam
a. Menunjukkan kepada orang-orang non muslim bahwa Islam itu mengatur urusan-urusan keduniaan dan akhirat serta tidak bertentangan sama sekali dengan lingkungan, waktu, situasi, dan kondisi.
b. Mengemukakan pokok-pokok pikiran akuntansi yang Islami serta menjelaskan dasar- dasar dan kaidah-kaidah pokoknya yang terpenting dengan cara membandingkannya dengan kaidah akuntansi positif.
c. Sebagai bantahan terhadap orang-orang yang ragu terhadap Islam dan orang-orang yang menolak untuk berpegang kepada kaidah-kaidah dasar Islam.
d. Bertambah antusiasnya para pemimpin negara-negara Islam dan Arab dalam merealisasikan hukum Islam. Apalagi setelah mereka yakin dengan kekayaan ideologi Islam yang penuh dengan unsur-unsur rasional.
3. Metode Studi Akuntansi Islam
a. Metode Istinbath (Eduksi)
b. Metode Tahlili (Analitis)
2. 2
c. Metode Tathbiqi (Aplikasi)
Jadi, langkah-langkah kajian akuntansi dalam Islam ialah kumpulan metode-metode istinbath, tahlili, dan tathbiqi yang dikombinasikan dengan konsep dan perencanaan yang matang serta implementasi kekinian (kontemporer).
4. Dasar-Dasar Studi Akuntansi Islam
a. Menempatkan syariat Islam sebagai hujjah atau dalil bagi ilmuwan-ilmuwan yang membahas masalah ini, bukan sebaliknya.
b. Syariat Islam berkaitan erat dengan ibadah dan muamalah, dan tidak mungkin dipisahkan. Bahkan, keduanya merupakan satu kesatuan unit.
c. Studi-studi dan riset dalam turats Islam (kandungan hukum Islam) merupakan suatu langkah yang sangat penting dan esensial, tanpa perlu membahas sama atau tidaknya dengan aturan-aturan konvensional.
d. Sepanjang zaman, hukum Islam lebih memfokuskan pada kaidah-kaidah pokok yang sudah baku.
e. Sesungguhnya maksud dan tujuan studi dan riset dalam ilmu-ilmu ke-Islam-an bukanlah untuk mendapatkan kehormatan duniawi, tetapi pada hakikatnya untuk beramal dan ibadah.
5. Ruang Lingkup dan Langkah-Langkah Studi Akuntansi Islam
akan lebih bermanfaat kalau kita memulai dan memfokuskan pembahasan pada unsur-unsur tertentu yang mungkin dijadikan sebagai pondasi untuk studi dan riset yang lebih serius dan spesifik.
C. PENGERTIAN AKUNTANSI DALAM ISLAM
Arti kata muhasabah (هحبسجخ ) berbeda dengan kata hisab (حسبة ), sesuai dengan tempat-tempat pemakaiannya. Sebab, kedua kata ini mempunyai pengertian yang berbeda dalam sumber-sumber fiqh Islam, yaitu Alquran, As-Sunnah, dan juga dikalangan ulama fiqih.
1. Pengertian Muhasabah dan Hisab dalam Bahasa Arab
muhasabah berasal dari kata kerja hasaba ( حَبسَتَ ), termasuk kata kerja yang menunjukan adanya interaksi seseorang dengan orang lain. Arti kata muhasabah secara bahasa adalah menimbang atau mempertimbangkan amal-amal manusia yang telah diperbuatnya
akar kata hasaba ialah hisaba, yaitu “menghitung dengan saksama atau teliti yang harus tercatat di surat-surat atau buku-buku
Dari uraian luqhawi „bahasa‟ di atas dapat dipahami bahwa kata muhasabah sama dengan kata hisab. Keduanya akar dari kata hasaba, dan bermakna „menghitung dan menimbang semua amalan manusia dan tingkah lakunya sesuai dengan apa yang tercatat dan terdaftar‟,
2. Pengertian Muhasabah dan Hisab dalam Alquran
a. Arti kata Muhasabah dalam Alquran
Kata muhasabah di dalam Alquran berbentuk kata kerja, yaitu hasaba (حبست ) sebanyak tiga kali, yaitu seperti firman Allah:
....
(al-Baqarah: 284)
3. 3
maksud kata yushaasibkum (حبست ) disini ialah perhitungan di hari kiamat kelak tentang pekerjaan manusia di dunia, apakah kebaikan atau keburukan, seperti firman Allah:
(ath-Thalaaq: 8)
“ (al-Insyiqaaq:7-8)
Kata kerja yuhasabu (يحبست ) disini menunjukan atas perhitungan yang ringan yang sesuai dengan data-data dan catatan dari setiap kitab itu. Kita simpulkan dari ayat di atas bahwa kata kerja hasaba, muhasabah, hisaba (حبست, هحبسخ, حسبثب ) bearti „perhitugan dan pembalasan, baik di dunia maupun akhirat, sesuai dengan data-data dan catatan dalam buku amalan‟.
b. Pengertian kata Hisab dalam Alquran
Kata hisab terdapat dalam Alquran sebanyak 39 kali dan tidak satu kata pun muncul dalam bentuk kata kerja, yaitu hasaba dengan fathah semua baris hurufnya.
1) Hisab dengan arti „perhitungan dan pendataan‟, seperti pada firman Allah: yunus:5)
2) Hisab dengan arti „perhitungan dan pembalasan‟ di hari kiamat tatkala Allah menanyai setiap individu tentang perbuatannya, tingkah lakunya, atau perhitungan pemimpin terhadap umatnya. Dasar pengertian ini ialah firman Allah Qs. Al- Insyiqaaq: 7-8: " Juga pada surat an-Nur: 39
c. Pengertian Kata al-Mushasib dalam Alquran
kata yang semakna dengan mushahib, yaitu hasiib (حسيت ) dan hasibin (حبسجيي ). Adapun kata hasib muncul dalam Alquran beberapa kali untuk beberapa fungsi yang berbeda, yaitu:
1) Hasiib berarti raqiib (pengawas). Dasarnya adalah firman Allah,
(an-Nissa: 6)
2) Hasib dengan arti hafiz (yang menjaga). Dasarnya adalah firman Allah.
“ (an-Nisaa: 86)
d. Pengertian Kata Hasibiin dalam Alquran
Adapun kata hasibin hanya muncul dua kali dalam Alquran, yaitu sebagai berikut”
Yang pertama dalam firman Allah,
4. 4
....
“Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat”. (Qs. Al-An‟aam:62)
3. Pengertian al-Muhasabah dan al-Hisab dalam Sunnah Nabawi
أول هب يحبست علي العجد يىم القيبهخ الصلاح, فبءى صلحذ صلح سبئرعول وإى فسدد
فسد سئرعول )روا الطجرا ىً(
Arti lafal yuhasabu (يحبست ) dalam hadis ini ialah musaalah (perhitungan dan pembalasan).
Dan juga banyak hadis yang menunjukkan bahwa kata hasaba (حست ) sama artinya dengan menulis, menyusun dan menghitung.
4. Pengertian Al-Muhasabah dan Al-Hisab Dikalangan Ahli Fiqih
istilah muhasabah menurut fuqaha sama artinya dengan catatan keuangan ( كتبثخ
الأهىال ). Al-alqasyandi mengatakan lafal kitabah dalam bahasa Arab terbagi pada dua bagian utama, yaitu: kitabatul insya (menulis karangan) dan kitabatul amwal (mencatat/mencatat keuangan).
al-Haririy, “Kerja menghitung harus dengan teliti. Pena seorang akuntan adalah sebagai pengontrol, sedangkan hisbah adalah orang yang mengontrol keuangan
Hasan Al-Bashri pun berkata:
“Seorang mukmin adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, yang mana dirinya itu akan dihgisab oleh Allah. Hisab akan menjadi ringan hanya bagi kaum yang menghisab diri mereka di dunia. Hisab itu akan menjadi berat hanya bagi kaum yang menanggapi hal hisab itu tanpa perhitungan”.
D. KAIDAH-KAIDAH AKUNTANSI DALAM KONSEP ISLAM
1. Pengertian “Kaidah” Menurut Ushul Fiqh Islam
Diantara kaidah kaidah global yang penting dalam fiqih islam adalah:
a. perintah itu menunjukan wajib (الأهرللللإيجبة )
b. larangan itu menunjukan kepada haram ( ال هٌي للتحرين )
c. al-„am ialah tersusun semua unsurnya secara pasti ( العبم ي تٌظن جويع أفراد قطعب )
d. mutlak adalah menunjukan atas unsur yang umum tanpa ikatan
( الوطلق يدل على الفرد الشبئع ثدوى قيد )
Sementara itu, kaidah-kaidah kulli (global) yang dipakai oleh ulama fiqih adalah kaidah-kaidah selektif yang akan ditetapkan pada bagian-bagian dalil kulli (global) untuk mencapai hukum syar‟i praktis yang dapat digunakan dibidang-bidang berikut:
a. untuk memahami nash-nash syar‟i dan mengetahui hukum-hukum yang dikandungnya, dan juga untuk mengetahui rahasia-rahasia yang masih tersembunyi di dalamnya serta apa-apa yang dibatalkan ketika terjadi ta’arud (kontradiksi) antara suatu nash dan nash yang lain.
b. untuk menarik hukum dengan qiyas, istihsan, istishab atau yang lainya ketika tidak ada nash yang menjelaskan hukumnya
5. 5
c. untuk memahami apa yang telah disimpulkan oleh para imam mazhab yang empat dan para mujtahid yang lain, dengan pemahaman yang benar, serta membandingkan antara mazhab-mazhab mereka dalam beberapa masalah yang berbeda
2. Pengertian Kaidah Akuntansi dalam Konsep Islam
Kaidah akuntansi dalam konsep Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar- dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber hukum Islam dan digunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan.
3. Ciri-ciri Kaidah Akuntansi dalam Konsep Islam
Kaidah akuntansi dalam konsep Islam mempunyai keistimewaan khusus, yaitu:
a. Keistimewaan dari segi akidah dan akhlak
b. Keistimewaan karena mengombinasikan antara subjek subjek yang permanen (tetap) dan yang tathawwur (yang berkembang)
c. Keistimewaan bentuk yang sistematis dan universal
d. Keistimewaan dengan unsur logika (mantik)
4. Sifat-sifat Kaidah Akuntansi Menurut Konsep Islam
a. Kaidah Independensi Jaminan Keuangan (Finansial)
b. Kaidah Kesinambungan Aktivitas
c. Kaidah Hauliah (Pentahunan) Anggaran
d. Kaidah Pembukuan Langsung dan Lengkap dengan Tanggal, Bulan, dan Tahun
e. Kaidah Pembukuan yang Disertai Penjelasan atau Penyaksian Objek
f. Kaidah Pertambahan Laba dalam Produksi, serta Keberadaannya dalam Jual Beli
g. Kaidah Penilaian Uang Berdasarkan Emas dan Perak
h. Prinsip Penentuan Nilai atau Harga Berdasarkan Nilai Tukar yang Sedang Berlaku
i. Prinsip Perbandingan dalam Penentuan Laba
j. Prinsip Muwa’amah (Keserasian) antara Pernyataan dan Kemashalatan