SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
MAKALAH 
“Pemahaman Hukum Islam” 
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah 
Studi Hukum Islam 
Penyusun : 
Amalia Saraswati Ilmi (B76213056) 
Faizal Abdi (B96213099) 
Nur Alfiyatur Rochmah (B06213037) 
Kelas : Ilmu Komunikasi 2-F4 
Dosen Pengampu : 
Drs. Syahroni Ahmad Jaswadi, M. Ag 
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI 
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI 
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 
2014
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia 
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk bahan mata kuliah Studi Hukum Islam ini. 
Dalam makalah ini kami sebagai penulis sekaligus penyusun menyajikan persoalan mengenai 
“Pemahaman Hukum Islam”. 
Walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, namun kami menyadari bahwa makalah ini 
masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifat nya 
membangun demi kesempurnaan penulisan untuk masa yang akan datang. 
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penulis maupun para 
pembaca serta dapat menambah wawasan tentang Pemahaman Hukum Islam 
Surabaya, 16 Maret 2014 
Penyusun
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Islam tidak hanya mengatur kehidupan spiritual manusia saja. Akan tetapi berbagai 
aspek, salah satunya adalah aspek hukum. Hukum berfungsi mengatur, menetapkan dan 
mengeksekusi segala tindakan manusia. Dengan adanya hukum tersebut, manusia bisa 
mengontrol dirinya dan tidak sembarangan berbuat sesuka hati. Hukum islam tak lepas dari 
syariat yang mensyariatkan hukum tersebut dan hukum atas syariat tersebut. Begitu pula 
dengan hukum fiqih yang menjadi pemikiran umat islam atas suatu persoalan. Selain dari 
keduannya, ada yang hukum muamalat. Islam juga mengatur mengenai transaksi jual beli dan 
bagaimana berdagang. Sehingga dalam islam sangat komplek. Dari ketiga hukum tersebut, 
saling berkaitan patut untuk dipelajari. Karena dengan adanya hukum dan mengikuti hukum 
yang berlaku maka kehidupan umat islam akan mencapai kejayaan. 
Studi Hukum Islam memiliki cakupan yang luas. Seseorang yang dinilai pakar dalam 
studi hukum Islam dapat dikatakan sebagi ulama islam sebenarnya. Karenanya, sebelum ada 
pemilihan disiplin ilmu seperti saat ini, seorang ulama pasti memiliki pengetahuan yang luas. 
B. Rumusan Masalah 
1. Apa yang dimaksud dengan Syari’ah Islam ? 
2. Apa yang dimaksud dengan Fikih Islam ? 
3. Apa yang dimaksud dengan Hukum Islam ? 
4. Apa hubungan antara ketiganya ? 
C. Tujuan 
1. Mengetahui maksud dari Syari’ah Islam 
2. Mengetahui maksud dari Fikih Islam 
3. Mengetahui apa yang dinaksud dengan Hukum Islam 
4. Mengetahui dan memahami keterkaitan dari ketiga hukum tersebut
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Syari’ah Islam 
Secara bahasa syariah mempunya arti tempat keluarnya air minum. Menurut M. Ali At 
Tahanuwi syariah merupakan hukum Allah SWT yang ditetapkan untuk hamba-Nya yang 
disampaikan kepada para Nabi atau Rasul-Nya, baik yang berhubungan dengan amaliyah, hukum 
ini dimasukkan ke dalam ilmu fiqih, maupun hukum yang berhubungan dengan akidah dan 
dimasukkan ke dalam ilmu kalam atau tauhid.1 
Beberapa ayat al-Quran seperti as-Syura’ : 13 menyebutkan lafal syariah yang bermakna 
ad-din (agama) dalam makna totalitasnya yang mnunjukkan pengertian bahwa syariah Islam 
adalah jalan yang lurus, yang akan mengantarkan manusia pada keselamatan dan kesuksesannya 
di dunia dan di akhirat. 
Makna pertama adalah agama, yaitu apa-apa yang Allah tetapkan untuk hamba-hamba- 
Nya dan mengutus utusan dengan kitab-kitab untuk menyampaikannya dan untuk menunjukkan 
manusia kepada kebaikan akhlak, muamalah dan dalam hubungan dengan Sang Pencipta. dengan 
makna ini, syariah bermakna agama secara keseluruhan yang mencakup dasar dan bagian-bagiannya. 
sebagaimana firman Allah (QS.As-Syura 13): 
شَرَعَ لكَُمْ مِنَ الدِ ينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِ ي ىََ 
أَنْ أَقِيمُوا الدِ ينَ وَلََ تَتَفرََّقُوا فِيهِ كَبرَُ عَلىَ الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللََُّّ يَجْتَبِي إ لَيْهِ مَنْ يَشَا وَيهَْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ 
"Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh 
dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada 
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah 
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. 
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada 
(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)." 
Semula, syariah diartikan dengan agama, yang pada akhirnya ditujukan khusus untuk 
praktek agama. Penunnjukkan ini dimaksudkan untuk membedakan antara agama dan syari’ah. 
Menurut Thabari, pemakaian kata syari’ah dikhususkan untuk hal-hal yang menyangkut 
kewajiban, sanksi hukum, perintah dan larangan. Ia tidak memasukkan akidah serta hikmah dan 
kesan keagamaan ke dalam syari’ah. Dalam perkembangan selanjutnya, kata syari’ah digunakan 
1 UIN Sunan Ampel, Studi Hukum Islam, (Surabaya; UIN Sunan Ampel Press, 2013), hal 36-37.
untuk menunjukkan hukum-hukum islam, baik yang ditetapkan langsung oleh Al-Qur’an dan 
sunnah, maupun yang telah dicampuri oleh pemikiran manusia.2 
Sumber-Sumber Syariah 
 Al-Qur’an, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan merupakan 
Undang-Undang yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok. 
 Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan penjelasan dan rincian 
terhadap hukum-hukum Al-Qur’an yang bersifat umum. 
 Ra’yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk menetapkan hukum 
yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. 
Klasifikasi Syariah 
Syariah dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 
 Wajib (Ijab), yaitu suatu ketentuan yang menurut pelaksanaannya, apabila dikerjakan mendapat 
pahala, dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. 
 Haram, yaitu suatu ketentuan apabila ditinggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan 
mendapat dosa. Contohnya : zinah, mencuri, membunuh, minum-minuman keras, durhaka pada 
orang tua, dan lain-lain. 
 Sunnah (Mustahab), yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila 
ditinggalkan tidak berdosa. 
 Makruh (Karahah), yaitu suatu ketentuan yang menganjurkan untuk ditinggalkannya suatu 
perbuatan; apabila ditinggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan tidak berdosa. 
Contohnya : merokok, makan bau-bauan, dan lain-lain. 
Prinsip Syariah 
 Dilandasi iman ikhlas 
 Membentuk kesejahteraan manusia 
 Ketentuan pelaksanaannya diserahkan kepada manusia. 
Karakteristik Syariah 
 Bersifat rabbaniyah dan diniyyah 
 Mencerminkan kesucian syariah, dan rasa cinta dan penghargaan terhadapnya. 
 Menghormati dan mentaati hukum ijtihad dan peraturan negara. 
 Membentuk akhlak dan moral 
 Syariah memelihara hubungan masyarakat, menjaga nilai-nilai luhur masyarakat, dan 
manjujung tinggi nilai- nilai akhlak. 
 Bersifat realistis 
2 Ibid, hal 37
 Syariah diturunkan Allah sesuai kejadian yang dialami manusia, menetapkan qishas bagi 
pembunuh secara sengaja, dan prinsip keadilan lainnya. Penerapan hukum secara bertahap dan 
berproses Misalnya mengenai haramnya hamr. 
Ruang Lingkup 
Syariah terdiri atas ibadah mahdhoh dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah terdiri 
atas: Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah ghairu mahdhah terdiri atas hubungan 
manusia dengan manusia lain, dengan dirinya sendiri dan dengan alam sekitar. Ibadah ghairu 
mahdhah seperti: perkawinan, perwalian, warisan, wasiat, hibah, tijarah, perburuhan, koperasi, 
sewa menyewa, pinjam meminjam, pemerintahan, hubungan antar bangsa, dan hubungan antar 
golongan. 
Dalam menjalankan syariah Islam, beberapa yang perlu menjadi pegangan : 
 Berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunah menjauhi bid'ah (perkara yang diada-adakan) 
 Syariah Islam telah memberi aturan yangjelas apa yang halal dan haram, maka Tinggalkan 
yang subhat (meragukan),ikuti yang wajib, jauhi yang harap, terhadap yang didiamkan jangan 
bertele-tele. 
 Syariah Islam diberikan sesuai dengan kemampuan manusia, dan menghendaki kemudahan. 
Sehingga terhadap kekeliruan yang tidak disengaja & kelupaan diampuni Allah, amal 
dilakukan sesuai kemampuan 
 Hendaklah mementingkan persatuan dan menjauhi perpecahan dalam syariah. Syariah harus 
ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh (jihad) dan amar ma'ruf nahi munkar 
Perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya kepada Allah itu 
dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk 
dalam kategori Asas Syara’ dan perkara yang masuk dalam kategori Furu’ Syara’. 
 Asas Syara’ 
Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al Hadits. 
Kedudukannya sebagai Pokok Syari’at Islam dimana Al Quran itu Asas Pertama Syara’ dan Al 
Hadits itu Asas Kedua Syara’. Sifatnya, pada dasarnya mengikat umat Islam seluruh dunia 
dimanapun berada, sejak kerasulan Nabi Muhammad saw hingga akhir zaman, kecuali dalam 
keadaandarurat. 
Keadaan darurat dalam istilah agama Islam diartikan sebagai suatu keadaan yang 
memungkinkan umat Islam tidak mentaati syari’at Islam, ialah keadaan yang terpaksa atau dalam 
keadaan yang membahayakan diri secara lahir dan batin, dan keadaan tersebut tidak diduga 
sebelumnya atau tidak diinginkan sebelumnya, demikian pula dalam memanfaatkan keadaan 
tersebut tidak berlebihan. Jika keadaan darurat itu berakhir maka segera kembali kepada ketentuan 
syari’at yang berlaku
 Furu’ Syara’ 
Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadist. 
Kedudukannya sebaga Cabang Syari’at Islam. Sifatnya pada dasarnya tidak mengikat seluruh 
umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil Amri setempat menerima sebagai peraturan atau 
perundangan yang berlaku dalam wilayah kekuasaanya. 
Perkara atau masalah yang masuk dalam furu’ syara’ ini juga disebut sebagai perkara 
ijtihadiyah. 
Dasar-Dasar Penetapan Syari’ah Islam 
Terdapat empat hal yang menjadi dasar penetapan hukum syariah, yaitu : 
 Tidak Memberatkan dan Tidak Banyaknya Beban. 
 Berangsur-angsur dalam Penentuan Hukum. 
 Sejalan dengan Kebaikan Orang Banyak. 
 Dasar Persamaan dan Keadilan. 
B. Pengertian Hukum Islam 
Hukum islam adalah Kumpulan daya upaya para ahli hukum untuk menetapkan syari’at 
atas kebutuhan masyarakat. Istilah hukum islam walaupun berasal dari bahasa Arab. yaitu 
terjemahan dari Fiqih Islam atau syari’at Islam yang bersumber kepada al-Qur’an As-Sunnah dan 
Ijmak para sahabat dan tabi’in. Hukum islam dihasilkan untuk mewujudkan kemaslahatan dan 
kemajuan umat. 
Tujuan hukum islam adalah untuk memberikan kemaslahatan bagi manusia dan mencegah 
kemadharatan, mengarahkan kepada kebenaran, unutk menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. 
Fungsi dan Tujuan 
 Menegakkan kemaslahatan dan menolak kemafsadatan. 
 Menyeimbangkan kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat. 
 Menegakkan nilai-nilai kemasyarakatan 
Klasifikasi Hukum Islam 
1. Bidang Ibadah (Ritual) 
Kata ‘ibadah ( عبادة ) berasal dari tiga huruf asal, yaitu: ‘ain, ba’ dan dal. Dari ketiga huruf 
ini, lahir beberapa makna, antara lain: pengabdian, penyembahan, ketaatan, merendahkan diri dan 
doa. Makna-makna ini menunjukkan sikap dan perbuatan dari pihak paling rendah kepada pihak 
paling tinggi. Pihak paling rendah ini berada daalam kuasa pihak paling tinggi. Inilah gambaran 
dari kdudukan manusia dan makhluk lainnya yang berada dalam kuasa Allah عزوجل , Tuhan yang 
Maha kuasa karenanya, sangat tidak wajar bila manusia tidak tunduk dan patuh kepada perintah 
Allah SWT. Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan kepatuhan dan pengabdian tersebut.
Menurut hukum islam, Ibadah dibagi dalam dua bentuk. Bentuk pertama adalah ibadah 
dalam pengertian yang luas. Dalam hal ini, sikap dang tindakan manusia ditunjukkan untuk 
tunduk kepada Allah SWT. Boleh jadi, mannusia berhubungan dengan sesama manusia, namun 
hubungan ini dimaksudkan sebagai ibadah kepada Allah SWT. 
Bidang Mu’amalah (Sosial) Ada lima level kategori hukum islam dalam penerapannya. 
Pertama, hukum privat seperti hukum nikah, cerai, wakaf, dan sodaqoh. Kedua, aturan masalah 
ekonomi, seperti perbankan dan bisnis lainnya. Ketiga, praktik keagamaan dalam arena public 
seperti keharusan perempuan memakai jilbab, larangan minum alcohol, judi dan praktik 
kehidupan lain yang tidak sesuai dengan standar moral islam. Keempat, kriminal islam, seperti 
hudud. Kelima, menggunakan islam sebagai dasar Negara.3 
Fiqih Mumalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang berdasarkan 
hukum-hukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh dari dalil-dalil 
islam secara rinci. Ruang lingkup fiqih muamalah adalh seluruh kegiatan muamalah manusia 
berdasarkan hokum-hukum islam yang berupaperaturan-peraturan yang berisi perintah atau 
larangan seperti wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. hukum-hukum fiqih terdiri dari 
hokum hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertical antara 
manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia lainnya. 
Ruang Lingkup fiqih muamalat 
Ruang lingkup fiqih muamalah mencakup segala aspek kehidupan manusia, seperti 
social, ekonomi, politik hukum dan sebagainya. Aspek ekonomi dalam kajian fiqih sering disebut 
dalam bahasa arab dengan istilah iqtishady, yang artinya adalah suatu cara bagaimana manusia 
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan membuat pilihan di antara berbagai pemakaian atas 
alat pemuas kebutuhan yang ada, sehingga kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat dipenuhi 
oleh alat pemuas kebutuhan yang terbatas. 
Sumber-sumber fiqih muamalat 
Sumber-sumber fiqih secara umum berasal dari dua sumber utama, yaitu dalil naqly yang 
berupa Al-Quran dan Al-Hadits, dan dalil Aqly yang berupa akal (ijtihad). Penerapan sumber fiqih 
islam ke dalam tiga sumber, yaitu Al-Quran, Al-Hadits,dan ijtihad. 
C. Pengertian Fikih Islam 
Pengertian Fiqh 
3 Arseka Salim dan Azyumardi Azra (ed.), Shari’a and politics in Modern Indonesia (Singapore: ISEAS, 2003), hal 11.
FIQIH secara bahasa Arab berasal dari kata FAQIHA, FAQOHA, YAFQOHU, artinya faham 
betul tentang sesuatu. Pengertian ini tercermin pula di dalam surat Annisa’: 78 sbb : 
فَمَالِ هَؤُلَ الْقَوْمِ لَ يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثاً 
(Artinya : Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami 
pembicaraan sedikit pun?) 
serta tercermin pula di dalam hadits Muslim No.1437, Hadits Ahmad No.17598, Hadits Darimi 
No.1511 yang artinya sbb : 
Rosululloh SAW bersabda, “Sesungguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah seseorang, 
merupakan tanda akan kepahamannya (fiqihnya)” 
Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua Arti, yaitu : 
Pertama, artinya pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan dan 
perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani menjalankan syari’at agama), yang diambil dari 
dalil-dalilnya yang bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur’an dan As sunnah serta yang bercabang 
dari keduanya yang berupa ijma’ dan ijtihad. Dalam pengertian ini fiqih digunakan untuk mengetahui 
hukum-hukum (seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, 
haram atau makruh, ataukah mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada). 
Kedua, artinya hukum-hukum syari’at, yaitu hukum apa saja yang terkandung dalam shalat, zakat, 
puasa, haji, dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun-rukun, kewajiban-kewajiban, atau sunnah-sunnahnya). 
Fiqh Islam Mencakup Seluruh Perbuatan Manusia, karena kehidupan manusia meliputi segala aspek. 
Fiqih Islam adalah ungkapan tentang hukum-hukum yang Allah syari’atkan kepada para hamba-Nya, 
demi mengayomi seluruh kemaslahatan mereka dan mencegah timbulnya kerusakan ditengah-tengah 
mereka, maka fiqih Islam datang memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh kebutuhan 
manusia beserta hukum-hukumnya. 
Untuk memudahkan pembahasan maka hukum fiqih diuraikan menjadi beberapa bagian : 
1) Fiqih Ibadah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah. Seperti wudhu, 
shalat, puasa, haji dan yang lainnya. 
2) Fiqih Al Ahwal As Sakhsiyah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah 
kekeluargaan, seperti pernikahan, talaq, nasab, persusuan, nafkah, warisan dan yang lainya. 
3) Fiqih Muamalah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan hubungan 
diantara sesama manusia, seperti jual beli, jaminan, sewa menyewa, pengadilan dan yang lainnya.
4) Fiqih Siasah Syar’iyyah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban 
pemimpin (kepala negara), seperti menegakan keadilan, memberantas kedzaliman dan menerapkan 
hukum-hukum syari’at, serta yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban rakyat yang dipimpin, 
seperti kewajiban taat dalam hal yang bukan ma’siat, dan yang lainnya. 
5) Fiqih Al ‘Uqubat, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan hukuman terhadap pelaku-pelaku 
kejahatan, serta penjagaan keamanan dan ketertiban, seperti hukuman terhadap pembunuh, pencuri, 
pemabuk, dan yang lainnya. 
6) Fiqih As Siyar, yaitu hukum-hukum yang mengatur hubungan negeri Islam dengan negeri 
lainnya, biasanya berkaitan dengan pembahasan tentang perang atau damai dan yang lainnya. 
7) Fiqih Akhlak atau Adab, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan akhlak dan prilaku, yang 
baik maupun yang buruk. 
Sumber-Sumber Fiqih Islam 
Semua hukum yang terdapat dalam fiqih Islam kembali kepada empat sumber: 
1. Al-Qur’an 
2. As-Sunnah 
As Sunnah berfungsi sebagai penjelas al Qur’an dari apa yang bersifat global dan umum. Seperti 
perintah shalat; maka bagaimana tatacaranya didapati dalam as Sunnah. Oleh karena itu Nabi 
bersabda: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (Bukhari no. 595). 
3. Ijma’ 
Ijma’ bermakna: kesepakatan seluruh ulama mujtahid dari umat Muhammad saw dari suatu generasi 
atas suatu hukum syar’i, dan jika sudah bersepakat ulama-ulama tersebut—baik pada generasi sahabat 
atau sesudahnya—akan suatu hukum syari’at maka kesepakatan mereka adalah ijma’, dan beramal 
dengan apa yang telah menjadi suatu ijma’ hukumnya wajib. Dan dalil akan hal tersebut sebagaimana 
yang dikabarkan Nabi saw ialah bahwa tidaklah umat ini akan berkumpul (bersepakat) dalam 
kesesatan, dan apa yang telah menjadi kesepakatan adalah hak (benar). Dari Abu Bashrah 
rodiallahu’anhu, bahwa Nabi shollallahu’alaihiwasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidaklah 
menjadikan ummatku atau ummat Muhammad berkumpul (besepakat) di atas kesesatan.” (Tirmidzi 
no. 2093, Ahmad 6/396) 
Contohnya: Ijma para sahabat ra bahwa kakek mendapatkan bagian 1/6 dari harta warisan bersama 
anak laki-laki apabila tidak terdapat bapak. 
4. Qiyas 
Yaitu: Mencocokan perkara yang tidak didapatkan di dalamnya hukum syar’i dengan perkara lain 
yang memiliki nash yang sehukum dengannya, dikarenakan persamaan sebab/alasan antara keduanya.
Pada qiyas inilah kita meruju’ apabila kita tidak mendapatkan nash dalam suatu hukum dari suatu 
permasalahan, baik di dalam Al Qur’an, sunnah maupun ijma’. 
Qiyas memiliki empat rukun: 
1. Dasar (dalil) 
2. Masalah yang akan diqiyaskan 
3. Hukum yang terdapat pada dalil. 
4. Kesamaan sebab/alasan antara dalil dan masalah yang diqiyaskan 
Contoh: Allah mengharamkan khamar (arak) dengan dalil Al Qur’an, sebab atau alasan 
pengharamannya adalah karena ia memabukkan, dan menghilangkan kesadaran. Jika kita menemukan 
minuman memabukkan lain dengan nama yang berbeda selain khamar (arak), maka kita 
menghukuminya dengan haram, sebagai hasil Qiyas dari khamar. Karena sebab atau alasan 
pengharaman khamar yaitu “memabukkan” terdapat pada minuman tersebut, sehingga ia menjadi 
haram sebagaimana pula khamar. 
D. Hubungan antara Syari’ah, Fikih dan Hukum Islam 
Keterkaitan dari ketiganya adalah sama-sama memiliki hukum yang telah ditetapkan oleh 
Allah SWT pada bidang masing-masingnya. Tujuan dan pelaksanaannya adalah untuk bertauhid 
kepada Allah. 
Hal ini membuktikan Islam bukan saja mengatur aspek spiritual yaitu hubungan vertical 
manusia dengan tuhan saja yaitu beribadah. Akan tetapi, mencakup politik dan aspek duniawi. 
Aspek duniawi, tak bias di abaikan karena dari sanalah ahlaq itu timbul dan dapat dilihat. Ketika 
saudagar berniaga sesuai hukum muamalat. maka dari cara dia berdagang akan kelihatan ahlak 
muamalatnya. Artinya dia membawa Allah ditempat dia berniaga. 
Menempatkan syariat dalam fiqh dan bermua’amalat pun sangat penting. Karena, syariat 
adala sesuatu yang memang diperintahkan allah. Sedangkan dalam fiqh hanya memperjelas suatu 
pikiran dan mazhab tertentu. 
A. Antara Syari’ah, Fikih dan Hukum Islam 
1. Syari’ah Islam 
Bangsa Arab mengartikan “jalan lurus yang harus dituntut”. Masyarakat Indonesia banyak 
berucap “syareat, syariat, syaringat, dan syariah”. Menurut Manna’ al Qathan, syari’ah
adalah “segala ketentuan Allah yang diisyaratkan bagi hamba-hamba-Nya, baik 
menyangkut akidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. 
Syariah Islam (Arab: إسلامية شريعة Syariah Islamiyyah) adalah hukum atau peraturan Islam 
yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, 
syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian 
penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh 
permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini4. 
Dapat disimpulkan bahwa Syari’ah itu identik dengan agama (din/millah)5. 
2. Fikih Islam 
Menurut bahasa kata Fiqh berarti “mengetahui sesuatu dan memahaminya dengan baik”. 
Menurut para ulama seperti al-Jurjani “hukum-hukum syariat yang menyangkut praktek 
keagamaan (amaliyah) dengan dalil-dalilnya yang terperinci (tafshili). 
Fikih tetap bukan hukum syariat. Fikih adalah hasil ijtihad yang dicapai oleh seseorang 
pakar dalam usahanya menemukan hukum Tuhan. Fikih merupakan intepretasi terhadap 
hukum syariat.Sifat intepretasi ini merupakan dugaan/hipotesis sehingga fikih bisa terikat 
dengan situasi dan kondisi serta senantiasa berubah seiring dengan perubahan waktu dan 
tempat. 
3. Hukum Islam 
Menurut bahasa “hukm” berarti halangan, keputusan, dan pemisahan. Menurut istilah 
hukum didefinisikan secara berbeda oleh para ulama Sunni dan Mu’tazilah. Bagi ulama 
Sunni hukum ialah “titah Allah yang berkaitan dengan orang yang berakal dan dewasa 
melalui tuntutan (al-iqtidla’), pilihan (al-takhyir), dan penentuan sebab, syarat dan 
penghalang hukum (al-wadl’). Sedangkan menurut ulama Mu’tazilah “ sesuatu yang 
ditetapkan oleh Allah dalam bentuk perbuatan yang sesuai dengan apa yang ada dalam sifat 
akal, karena teks Al-Quran dan Al-Sunnah berfungsi sebagai pembuka rahasia hukum dan 
akal bebas untuk mendapatkannya. Oleh karena itu hukum islam adalah hukum perundang-undangan 
Islam. 
4. Hubungan Syariah,Fikih dan Hukum Islam 
4 http://penaraka.blogspot.com/2012/12/akal-dan-wahyu-dalam-islam.html 
5 Tim MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Hukum Islam (Surabaya:UIN Sunan Ampel Press, 2013), 37
Syariah merupakan syariat yang berasal dari Allah, kemudian para ulama berijtihad 
sehingga muncullah Ilmu Fikih yang juga berpedoman pada Syariah, karena sifat Fikih 
berubah-ubah (dinamis) mengikuti perkembangan jaman , waktu dan kondisi kemudian 
muncul Hukum Islam yang lebih statis dan mengikat sehingga bisa dijalankan seluruh 
kalangan. Ketiganya saling berkaitan karena ketiganya memilki fungsi yang saling 
berpengaruh satu sama lain. 
B. Klasifikasi Hukum Islam 
1. Bidang Ibadah (Ritual) 
Kata Ibadah berasal dari tiga huruf asal, yaitu ‘ain, ba’ dan dal, dari ketiganya lahir 
makna pengabdian, penyembahan, letaatan, merendahkan diri , dan doa. Menurut hukum 
islam ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu, Bentuk pertama adalah ibadah dalam 
pengertian yang luasdalam hal ini sikap dan tindakan manusia ditujukan untuk tunduk 
kepada Allah swt. Bentuk kedua yaitu dalam pengertian yang sempit, hukum islam 
menunjuk pada perbuatan ritual sebagai ibadah. Perbuatan ini murni ditujukan kepada 
Allah swt, jika ada tujuan lain maka itu menjerumuskan kedalam kemusyrikan. 
Ada lima syarat agar perkataan dan perbuatan manusia dinilai sebagai ibadah , Pertama 
tidak bertentangan dengan syariat islam, Kedua dilandasi dengan niat yang suci dan ikhlas, 
Ketiga membawa kebaikan, Keempat tidak mengandung kerusakan dan bahaya, Kelima 
tidak menghalangi kewajiban agama. 
Banyak perbedaan yang dikemukakan para ulama namun apapun perbedaan tersebut tetap 
harus memiliki dasar yang bersumber dari Nabi. Ibadah tanpa dasar tidak boleh 
dilaksanakan. Dalam suatu kaedah Fikih “Pada dasarnya, hukum pelaksanaan ibadah itu 
haram hingga ada dasar yang memperbolehkannya”. 
2. Bidang Mu’amalah (Sosial) 
Ada lima level kategori hukum Islam dalam penerapannya : 
a. Hukum Privat seperti hukum nikah, cerai, wakaf dan sodaqah. 
b. Aturan masalah ekonomi seperti perbankan, dan bisnis lainnya. 
c. Praktik keagamaan dalam arena publik seperti keharusan perempuan memakai jilbab, 
larangan minum alkohol, judi dan praktik kehidupan lain yang tidak sesuai dengan 
standar moral Islam. 
d. Kriminal Islam seperti hudud. 
e. Menggunakan Islam sebagai dasar negara.
Selain hubungan manusia dengan Allah , manusia juga memiliki hubungan dengan 
makhluk Allah, hubungan ini disebut mu’amalah. Seperti hubungan antar manusia, 
hubungan manusia dengan hewan, hubungan manusia dengan tumbuh-tumbuhan serta alam 
semesta. Semua terfokus kepada manusia maka hukum Islam bersifat Antroposentris6. 
Dibidang sosial hukum Islam juga memberikan petunjuk prinsip maupun teknis. 
Petunjuk prinsip bersifat universal , seperti keadilan, musyawarah, persamaan derajat dan 
sebagainya. Petunjuk teknis hanya dikemukakan untuk beberapa kasus seperti, pembagian 
harta pusaka, beberapa ketentuan dalam pernikahan, dan beberapa sanksi kasus pidana. 
C. Peranan Akal dan Wahyu dalam Hukum Islam 
1. Wahyu Diatas Akal 
Perbandingan wahyu dan akal berarti perbandingan Allah dan manusia, tentu saja 
perbandingan yang tidak seimbang atau tidak bisa dibandingan sama sekali. Wahyu pasti 
benar (kebenaran mutlak), dan akal belum tentu benar (kebenaran relatif/nisbi). 
Wahyu itu tunggal sedangkan akal beragam, akal manusia berbeda antara satu dengan 
yang lain. Namun manusia selalu mencari kebenaran atas pemikirannya, semakin banyak 
dukungan dari akal yang lain maka posisi pemikiran tersebut semakin kuat, karena 
melibatkan manusia yang lain maka kebenaran ini disebut kebenaran sosiologis. 
Imam Syafi’i menyatakan bahwa Kebenaran itu tunggal (al-haqq wahid). 
2. Akal di Atas Wahyu 
Asumsi dasar peranan akal adalah kesejerahan manusia, peranan penting dalam 
perubahan sosial adalah akal manusia. Akal memiliki hukum logika dalam menemukan 
kebenaran hukum. Setidaknya ada empat teori kebenaran akal : 
a. Teori Korespondensi 
Sesuatu itu dianggap benar apabila sesuai dengan fakta atau realitas. 
b. Teori Koherensi 
Melihat kebenaran dari konsistensi suatu pernyataan dengan kebenaran sebelumnya. 
c. Teori Pragmatisme 
Memandang kemanfaatan sebagai ukuran kebenaran. 
d. Teori Performatif 
Suatu pernyataan dianggap benar kalau pernyataan itu menciptakan realitas. 
6 Tim MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Hukum Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2013), 56
Kaum rasionalis menggunakan metode rasional untuk menjawab kasus hukum yang tidak 
ditemukan jawabannya dalam Al-Quran. Dengan begitu kaum rasionalis meyakini 
kebaikan dan keutamaan akal. Pemikiran kaum diatas ridak lepas dari kelemahan yaitu 
relativitas kebenaran hukum. Semua orang berhak dianggap benar (kullu mujtahid 
mushib). 
3. Keseimbangan Akal dan Wahyu 
Dilihat dari sumbernya, akal dan wahyu sama-sama berasal dari Allah untuk menjadi 
pedoman hidup umat. Begitu pula, pemikiran akal juga merupakan ilham yang diberikan 
Allah kepada setiap manusia. Meski wahyu berada diatas akal, namun wahyu tidak 
menjelaskan semua kehidupan secara terperinci. Penjelasan terperinci ini merupakan 
wilayah akal. Wahyu tidak bisa dipahami tanpa peranan akal, tidak ada wahyu yang 
menyulitkan akal untuk memahaminya. Jika ada pernyataan wahyu yang dianggap tidak 
masuk akal, maka hal yang benar adalah akal belum mampu menjelaskannya. 
Kebenaran akal juga sulit dipercaya tanpa ada wahyu, tujuan dari kebenaran adalah 
kepercayaan. Asumsi diatas menunjukkan bahwa kedudukan wahyu dan akal adalah setara, 
saling membutuhkan satu sama lain dan keduanya berasal dari satu sumber yaitu Allah swt. 
Jadi keunggulan wahyu tergantung pada kejelasan maksud pernyataan wahyu. Semakin 
jelas suatu pernyataan, wahyu semakin unggul atas akal. Semakin samar suatu pernyataan 
akal dapat lebih dominan dibanding wahyu.
BAB III 
PENUTUP 
Kesimpulan

More Related Content

What's hot

01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORERfissilmikaffah1
 
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum Islam
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum IslamSejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum Islam
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum IslamAdriani154
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyadMarhamah Saleh
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Maghfur Amien
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuIbanez Sofadella
 
Presentasi Fiqh Siyasah 2
Presentasi Fiqh Siyasah 2Presentasi Fiqh Siyasah 2
Presentasi Fiqh Siyasah 2Marhamah Saleh
 
Aliran modern dalam islam makalah
Aliran modern dalam islam   makalahAliran modern dalam islam   makalah
Aliran modern dalam islam makalahHamdan Rifa'i
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)BahRum Subagia
 
Tarikh tasyrik 3
Tarikh tasyrik 3Tarikh tasyrik 3
Tarikh tasyrik 3mas karebet
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anRobet Saputra
 
pengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahpengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahNeyna Fazadiq
 

What's hot (20)

Filsafat hukum (1)
Filsafat hukum (1)Filsafat hukum (1)
Filsafat hukum (1)
 
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
 
01 pengantar-ushul-fiqh
01 pengantar-ushul-fiqh01 pengantar-ushul-fiqh
01 pengantar-ushul-fiqh
 
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa MansukhUlumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
 
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum Islam
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum IslamSejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum Islam
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum Islam
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
Presentasi Fiqh Siyasah 2
Presentasi Fiqh Siyasah 2Presentasi Fiqh Siyasah 2
Presentasi Fiqh Siyasah 2
 
Aliran modern dalam islam makalah
Aliran modern dalam islam   makalahAliran modern dalam islam   makalah
Aliran modern dalam islam makalah
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Talfiq dalam pandangan ulama
Talfiq dalam pandangan ulamaTalfiq dalam pandangan ulama
Talfiq dalam pandangan ulama
 
Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)
 
8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah
 
Pengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul FikihPengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul Fikih
 
Tarikh tasyrik 3
Tarikh tasyrik 3Tarikh tasyrik 3
Tarikh tasyrik 3
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Qiyas
QiyasQiyas
Qiyas
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
pengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahpengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariah
 

Viewers also liked

ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31Bilal Ahmed
 
Online samenwerken anno 2017
Online samenwerken anno 2017Online samenwerken anno 2017
Online samenwerken anno 2017Orbid
 
Aga power softcase catalog
Aga power softcase catalogAga power softcase catalog
Aga power softcase catalogslideroma
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29Bilal Ahmed
 
בשביל החייםשלי♥♥♥♥
בשביל החייםשלי♥♥♥♥בשביל החייםשלי♥♥♥♥
בשביל החייםשלי♥♥♥♥Avi Avraham
 
Aml catalogue 13
Aml catalogue 13Aml catalogue 13
Aml catalogue 13slideroma
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamNur Alfiyatur Rochmah
 
Wall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decalWall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decalvinyldecors
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40Bilal Ahmed
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 05
CS201- Introduction to Programming- Lecture 05CS201- Introduction to Programming- Lecture 05
CS201- Introduction to Programming- Lecture 05Bilal Ahmed
 
Sejarah teknologi komputer dan internet
Sejarah teknologi  komputer dan internetSejarah teknologi  komputer dan internet
Sejarah teknologi komputer dan internetNur Alfiyatur Rochmah
 

Viewers also liked (20)

ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31
 
Shi pemahaman hukum islam
Shi pemahaman hukum islamShi pemahaman hukum islam
Shi pemahaman hukum islam
 
Online samenwerken anno 2017
Online samenwerken anno 2017Online samenwerken anno 2017
Online samenwerken anno 2017
 
Aga power softcase catalog
Aga power softcase catalogAga power softcase catalog
Aga power softcase catalog
 
Mtm terbaru 02 06-2014 (2)
Mtm terbaru 02 06-2014 (2)Mtm terbaru 02 06-2014 (2)
Mtm terbaru 02 06-2014 (2)
 
Hukum islam
Hukum islamHukum islam
Hukum islam
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
 
K om non verbal
K om non verbalK om non verbal
K om non verbal
 
בשביל החייםשלי♥♥♥♥
בשביל החייםשלי♥♥♥♥בשביל החייםשלי♥♥♥♥
בשביל החייםשלי♥♥♥♥
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
 
Aml catalogue 13
Aml catalogue 13Aml catalogue 13
Aml catalogue 13
 
Botón de mano y volante de mano
Botón de mano y volante de manoBotón de mano y volante de mano
Botón de mano y volante de mano
 
Untuk presentasi
Untuk presentasi Untuk presentasi
Untuk presentasi
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
 
Wall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decalWall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decal
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 05
CS201- Introduction to Programming- Lecture 05CS201- Introduction to Programming- Lecture 05
CS201- Introduction to Programming- Lecture 05
 
Shi pemahaman hukum islam
Shi pemahaman hukum islamShi pemahaman hukum islam
Shi pemahaman hukum islam
 
Sejarah teknologi komputer dan internet
Sejarah teknologi  komputer dan internetSejarah teknologi  komputer dan internet
Sejarah teknologi komputer dan internet
 

Similar to Pemahaman Hukum Islam

Similar to Pemahaman Hukum Islam (20)

Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
 
syariah islam Ltm 2
syariah islam Ltm 2 syariah islam Ltm 2
syariah islam Ltm 2
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
 
Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2
 
Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2
 
Pembahasan hukum islam
Pembahasan hukum islamPembahasan hukum islam
Pembahasan hukum islam
 
Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum IslamSumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islam
 
(Ctu 085) 1st assignment
(Ctu 085) 1st assignment(Ctu 085) 1st assignment
(Ctu 085) 1st assignment
 
Studi hukum islam
Studi hukum islamStudi hukum islam
Studi hukum islam
 
Studi hukum islam
Studi hukum islamStudi hukum islam
Studi hukum islam
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islam
 
hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)
 
Syariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalah
Syariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalahSyariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalah
Syariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalah
 
Syariah,fikih dan hukum islam
Syariah,fikih dan hukum islamSyariah,fikih dan hukum islam
Syariah,fikih dan hukum islam
 
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxPertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
 
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihHk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
 
Agama konsep syariah
Agama konsep syariahAgama konsep syariah
Agama konsep syariah
 
Makalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islamMakalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islam
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2
 

More from Nur Alfiyatur Rochmah

tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif Itugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif INur Alfiyatur Rochmah
 
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganSurat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganProgram kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganBiodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganData Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSAUntuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSANur Alfiyatur Rochmah
 
PPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audiencePPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audienceNur Alfiyatur Rochmah
 

More from Nur Alfiyatur Rochmah (20)

LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
 
Etikan dan Hukum dalam Media
Etikan dan Hukum dalam MediaEtikan dan Hukum dalam Media
Etikan dan Hukum dalam Media
 
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
 
tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif Itugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
 
Lampiran untuk program kerja 2014
Lampiran untuk program kerja 2014Lampiran untuk program kerja 2014
Lampiran untuk program kerja 2014
 
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganSurat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Usulan penetapan inpassing
Usulan penetapan inpassingUsulan penetapan inpassing
Usulan penetapan inpassing
 
Lampiran surat keputusan (p)
Lampiran surat keputusan (p)Lampiran surat keputusan (p)
Lampiran surat keputusan (p)
 
Data verval
Data vervalData verval
Data verval
 
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganProgram kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganBiodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganData Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
 
Pernyataan dan proposisi
Pernyataan dan proposisiPernyataan dan proposisi
Pernyataan dan proposisi
 
Macam definisi
 Macam definisi Macam definisi
Macam definisi
 
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSAUntuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
 
PPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audiencePPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audience
 
Konsep audience
Konsep audienceKonsep audience
Konsep audience
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

Pemahaman Hukum Islam

  • 1. MAKALAH “Pemahaman Hukum Islam” Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Hukum Islam Penyusun : Amalia Saraswati Ilmi (B76213056) Faizal Abdi (B96213099) Nur Alfiyatur Rochmah (B06213037) Kelas : Ilmu Komunikasi 2-F4 Dosen Pengampu : Drs. Syahroni Ahmad Jaswadi, M. Ag PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk bahan mata kuliah Studi Hukum Islam ini. Dalam makalah ini kami sebagai penulis sekaligus penyusun menyajikan persoalan mengenai “Pemahaman Hukum Islam”. Walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifat nya membangun demi kesempurnaan penulisan untuk masa yang akan datang. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penulis maupun para pembaca serta dapat menambah wawasan tentang Pemahaman Hukum Islam Surabaya, 16 Maret 2014 Penyusun
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tidak hanya mengatur kehidupan spiritual manusia saja. Akan tetapi berbagai aspek, salah satunya adalah aspek hukum. Hukum berfungsi mengatur, menetapkan dan mengeksekusi segala tindakan manusia. Dengan adanya hukum tersebut, manusia bisa mengontrol dirinya dan tidak sembarangan berbuat sesuka hati. Hukum islam tak lepas dari syariat yang mensyariatkan hukum tersebut dan hukum atas syariat tersebut. Begitu pula dengan hukum fiqih yang menjadi pemikiran umat islam atas suatu persoalan. Selain dari keduannya, ada yang hukum muamalat. Islam juga mengatur mengenai transaksi jual beli dan bagaimana berdagang. Sehingga dalam islam sangat komplek. Dari ketiga hukum tersebut, saling berkaitan patut untuk dipelajari. Karena dengan adanya hukum dan mengikuti hukum yang berlaku maka kehidupan umat islam akan mencapai kejayaan. Studi Hukum Islam memiliki cakupan yang luas. Seseorang yang dinilai pakar dalam studi hukum Islam dapat dikatakan sebagi ulama islam sebenarnya. Karenanya, sebelum ada pemilihan disiplin ilmu seperti saat ini, seorang ulama pasti memiliki pengetahuan yang luas. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Syari’ah Islam ? 2. Apa yang dimaksud dengan Fikih Islam ? 3. Apa yang dimaksud dengan Hukum Islam ? 4. Apa hubungan antara ketiganya ? C. Tujuan 1. Mengetahui maksud dari Syari’ah Islam 2. Mengetahui maksud dari Fikih Islam 3. Mengetahui apa yang dinaksud dengan Hukum Islam 4. Mengetahui dan memahami keterkaitan dari ketiga hukum tersebut
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Syari’ah Islam Secara bahasa syariah mempunya arti tempat keluarnya air minum. Menurut M. Ali At Tahanuwi syariah merupakan hukum Allah SWT yang ditetapkan untuk hamba-Nya yang disampaikan kepada para Nabi atau Rasul-Nya, baik yang berhubungan dengan amaliyah, hukum ini dimasukkan ke dalam ilmu fiqih, maupun hukum yang berhubungan dengan akidah dan dimasukkan ke dalam ilmu kalam atau tauhid.1 Beberapa ayat al-Quran seperti as-Syura’ : 13 menyebutkan lafal syariah yang bermakna ad-din (agama) dalam makna totalitasnya yang mnunjukkan pengertian bahwa syariah Islam adalah jalan yang lurus, yang akan mengantarkan manusia pada keselamatan dan kesuksesannya di dunia dan di akhirat. Makna pertama adalah agama, yaitu apa-apa yang Allah tetapkan untuk hamba-hamba- Nya dan mengutus utusan dengan kitab-kitab untuk menyampaikannya dan untuk menunjukkan manusia kepada kebaikan akhlak, muamalah dan dalam hubungan dengan Sang Pencipta. dengan makna ini, syariah bermakna agama secara keseluruhan yang mencakup dasar dan bagian-bagiannya. sebagaimana firman Allah (QS.As-Syura 13): شَرَعَ لكَُمْ مِنَ الدِ ينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِ ي ىََ أَنْ أَقِيمُوا الدِ ينَ وَلََ تَتَفرََّقُوا فِيهِ كَبرَُ عَلىَ الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللََُّّ يَجْتَبِي إ لَيْهِ مَنْ يَشَا وَيهَْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ "Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)." Semula, syariah diartikan dengan agama, yang pada akhirnya ditujukan khusus untuk praktek agama. Penunnjukkan ini dimaksudkan untuk membedakan antara agama dan syari’ah. Menurut Thabari, pemakaian kata syari’ah dikhususkan untuk hal-hal yang menyangkut kewajiban, sanksi hukum, perintah dan larangan. Ia tidak memasukkan akidah serta hikmah dan kesan keagamaan ke dalam syari’ah. Dalam perkembangan selanjutnya, kata syari’ah digunakan 1 UIN Sunan Ampel, Studi Hukum Islam, (Surabaya; UIN Sunan Ampel Press, 2013), hal 36-37.
  • 5. untuk menunjukkan hukum-hukum islam, baik yang ditetapkan langsung oleh Al-Qur’an dan sunnah, maupun yang telah dicampuri oleh pemikiran manusia.2 Sumber-Sumber Syariah  Al-Qur’an, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan merupakan Undang-Undang yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok.  Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan penjelasan dan rincian terhadap hukum-hukum Al-Qur’an yang bersifat umum.  Ra’yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk menetapkan hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Klasifikasi Syariah Syariah dapat diklasifikasikan sebagai berikut :  Wajib (Ijab), yaitu suatu ketentuan yang menurut pelaksanaannya, apabila dikerjakan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan mendapat dosa.  Haram, yaitu suatu ketentuan apabila ditinggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan mendapat dosa. Contohnya : zinah, mencuri, membunuh, minum-minuman keras, durhaka pada orang tua, dan lain-lain.  Sunnah (Mustahab), yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.  Makruh (Karahah), yaitu suatu ketentuan yang menganjurkan untuk ditinggalkannya suatu perbuatan; apabila ditinggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan tidak berdosa. Contohnya : merokok, makan bau-bauan, dan lain-lain. Prinsip Syariah  Dilandasi iman ikhlas  Membentuk kesejahteraan manusia  Ketentuan pelaksanaannya diserahkan kepada manusia. Karakteristik Syariah  Bersifat rabbaniyah dan diniyyah  Mencerminkan kesucian syariah, dan rasa cinta dan penghargaan terhadapnya.  Menghormati dan mentaati hukum ijtihad dan peraturan negara.  Membentuk akhlak dan moral  Syariah memelihara hubungan masyarakat, menjaga nilai-nilai luhur masyarakat, dan manjujung tinggi nilai- nilai akhlak.  Bersifat realistis 2 Ibid, hal 37
  • 6.  Syariah diturunkan Allah sesuai kejadian yang dialami manusia, menetapkan qishas bagi pembunuh secara sengaja, dan prinsip keadilan lainnya. Penerapan hukum secara bertahap dan berproses Misalnya mengenai haramnya hamr. Ruang Lingkup Syariah terdiri atas ibadah mahdhoh dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah terdiri atas: Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah ghairu mahdhah terdiri atas hubungan manusia dengan manusia lain, dengan dirinya sendiri dan dengan alam sekitar. Ibadah ghairu mahdhah seperti: perkawinan, perwalian, warisan, wasiat, hibah, tijarah, perburuhan, koperasi, sewa menyewa, pinjam meminjam, pemerintahan, hubungan antar bangsa, dan hubungan antar golongan. Dalam menjalankan syariah Islam, beberapa yang perlu menjadi pegangan :  Berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunah menjauhi bid'ah (perkara yang diada-adakan)  Syariah Islam telah memberi aturan yangjelas apa yang halal dan haram, maka Tinggalkan yang subhat (meragukan),ikuti yang wajib, jauhi yang harap, terhadap yang didiamkan jangan bertele-tele.  Syariah Islam diberikan sesuai dengan kemampuan manusia, dan menghendaki kemudahan. Sehingga terhadap kekeliruan yang tidak disengaja & kelupaan diampuni Allah, amal dilakukan sesuai kemampuan  Hendaklah mementingkan persatuan dan menjauhi perpecahan dalam syariah. Syariah harus ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh (jihad) dan amar ma'ruf nahi munkar Perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara’ dan perkara yang masuk dalam kategori Furu’ Syara’.  Asas Syara’ Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al Hadits. Kedudukannya sebagai Pokok Syari’at Islam dimana Al Quran itu Asas Pertama Syara’ dan Al Hadits itu Asas Kedua Syara’. Sifatnya, pada dasarnya mengikat umat Islam seluruh dunia dimanapun berada, sejak kerasulan Nabi Muhammad saw hingga akhir zaman, kecuali dalam keadaandarurat. Keadaan darurat dalam istilah agama Islam diartikan sebagai suatu keadaan yang memungkinkan umat Islam tidak mentaati syari’at Islam, ialah keadaan yang terpaksa atau dalam keadaan yang membahayakan diri secara lahir dan batin, dan keadaan tersebut tidak diduga sebelumnya atau tidak diinginkan sebelumnya, demikian pula dalam memanfaatkan keadaan tersebut tidak berlebihan. Jika keadaan darurat itu berakhir maka segera kembali kepada ketentuan syari’at yang berlaku
  • 7.  Furu’ Syara’ Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadist. Kedudukannya sebaga Cabang Syari’at Islam. Sifatnya pada dasarnya tidak mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil Amri setempat menerima sebagai peraturan atau perundangan yang berlaku dalam wilayah kekuasaanya. Perkara atau masalah yang masuk dalam furu’ syara’ ini juga disebut sebagai perkara ijtihadiyah. Dasar-Dasar Penetapan Syari’ah Islam Terdapat empat hal yang menjadi dasar penetapan hukum syariah, yaitu :  Tidak Memberatkan dan Tidak Banyaknya Beban.  Berangsur-angsur dalam Penentuan Hukum.  Sejalan dengan Kebaikan Orang Banyak.  Dasar Persamaan dan Keadilan. B. Pengertian Hukum Islam Hukum islam adalah Kumpulan daya upaya para ahli hukum untuk menetapkan syari’at atas kebutuhan masyarakat. Istilah hukum islam walaupun berasal dari bahasa Arab. yaitu terjemahan dari Fiqih Islam atau syari’at Islam yang bersumber kepada al-Qur’an As-Sunnah dan Ijmak para sahabat dan tabi’in. Hukum islam dihasilkan untuk mewujudkan kemaslahatan dan kemajuan umat. Tujuan hukum islam adalah untuk memberikan kemaslahatan bagi manusia dan mencegah kemadharatan, mengarahkan kepada kebenaran, unutk menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Fungsi dan Tujuan  Menegakkan kemaslahatan dan menolak kemafsadatan.  Menyeimbangkan kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.  Menegakkan nilai-nilai kemasyarakatan Klasifikasi Hukum Islam 1. Bidang Ibadah (Ritual) Kata ‘ibadah ( عبادة ) berasal dari tiga huruf asal, yaitu: ‘ain, ba’ dan dal. Dari ketiga huruf ini, lahir beberapa makna, antara lain: pengabdian, penyembahan, ketaatan, merendahkan diri dan doa. Makna-makna ini menunjukkan sikap dan perbuatan dari pihak paling rendah kepada pihak paling tinggi. Pihak paling rendah ini berada daalam kuasa pihak paling tinggi. Inilah gambaran dari kdudukan manusia dan makhluk lainnya yang berada dalam kuasa Allah عزوجل , Tuhan yang Maha kuasa karenanya, sangat tidak wajar bila manusia tidak tunduk dan patuh kepada perintah Allah SWT. Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan kepatuhan dan pengabdian tersebut.
  • 8. Menurut hukum islam, Ibadah dibagi dalam dua bentuk. Bentuk pertama adalah ibadah dalam pengertian yang luas. Dalam hal ini, sikap dang tindakan manusia ditunjukkan untuk tunduk kepada Allah SWT. Boleh jadi, mannusia berhubungan dengan sesama manusia, namun hubungan ini dimaksudkan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Bidang Mu’amalah (Sosial) Ada lima level kategori hukum islam dalam penerapannya. Pertama, hukum privat seperti hukum nikah, cerai, wakaf, dan sodaqoh. Kedua, aturan masalah ekonomi, seperti perbankan dan bisnis lainnya. Ketiga, praktik keagamaan dalam arena public seperti keharusan perempuan memakai jilbab, larangan minum alcohol, judi dan praktik kehidupan lain yang tidak sesuai dengan standar moral islam. Keempat, kriminal islam, seperti hudud. Kelima, menggunakan islam sebagai dasar Negara.3 Fiqih Mumalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang berdasarkan hukum-hukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh dari dalil-dalil islam secara rinci. Ruang lingkup fiqih muamalah adalh seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan hokum-hukum islam yang berupaperaturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan seperti wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. hukum-hukum fiqih terdiri dari hokum hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertical antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia lainnya. Ruang Lingkup fiqih muamalat Ruang lingkup fiqih muamalah mencakup segala aspek kehidupan manusia, seperti social, ekonomi, politik hukum dan sebagainya. Aspek ekonomi dalam kajian fiqih sering disebut dalam bahasa arab dengan istilah iqtishady, yang artinya adalah suatu cara bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan membuat pilihan di antara berbagai pemakaian atas alat pemuas kebutuhan yang ada, sehingga kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat dipenuhi oleh alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Sumber-sumber fiqih muamalat Sumber-sumber fiqih secara umum berasal dari dua sumber utama, yaitu dalil naqly yang berupa Al-Quran dan Al-Hadits, dan dalil Aqly yang berupa akal (ijtihad). Penerapan sumber fiqih islam ke dalam tiga sumber, yaitu Al-Quran, Al-Hadits,dan ijtihad. C. Pengertian Fikih Islam Pengertian Fiqh 3 Arseka Salim dan Azyumardi Azra (ed.), Shari’a and politics in Modern Indonesia (Singapore: ISEAS, 2003), hal 11.
  • 9. FIQIH secara bahasa Arab berasal dari kata FAQIHA, FAQOHA, YAFQOHU, artinya faham betul tentang sesuatu. Pengertian ini tercermin pula di dalam surat Annisa’: 78 sbb : فَمَالِ هَؤُلَ الْقَوْمِ لَ يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثاً (Artinya : Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?) serta tercermin pula di dalam hadits Muslim No.1437, Hadits Ahmad No.17598, Hadits Darimi No.1511 yang artinya sbb : Rosululloh SAW bersabda, “Sesungguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah seseorang, merupakan tanda akan kepahamannya (fiqihnya)” Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua Arti, yaitu : Pertama, artinya pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani menjalankan syari’at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur’an dan As sunnah serta yang bercabang dari keduanya yang berupa ijma’ dan ijtihad. Dalam pengertian ini fiqih digunakan untuk mengetahui hukum-hukum (seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau makruh, ataukah mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada). Kedua, artinya hukum-hukum syari’at, yaitu hukum apa saja yang terkandung dalam shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun-rukun, kewajiban-kewajiban, atau sunnah-sunnahnya). Fiqh Islam Mencakup Seluruh Perbuatan Manusia, karena kehidupan manusia meliputi segala aspek. Fiqih Islam adalah ungkapan tentang hukum-hukum yang Allah syari’atkan kepada para hamba-Nya, demi mengayomi seluruh kemaslahatan mereka dan mencegah timbulnya kerusakan ditengah-tengah mereka, maka fiqih Islam datang memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh kebutuhan manusia beserta hukum-hukumnya. Untuk memudahkan pembahasan maka hukum fiqih diuraikan menjadi beberapa bagian : 1) Fiqih Ibadah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah. Seperti wudhu, shalat, puasa, haji dan yang lainnya. 2) Fiqih Al Ahwal As Sakhsiyah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah kekeluargaan, seperti pernikahan, talaq, nasab, persusuan, nafkah, warisan dan yang lainya. 3) Fiqih Muamalah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan hubungan diantara sesama manusia, seperti jual beli, jaminan, sewa menyewa, pengadilan dan yang lainnya.
  • 10. 4) Fiqih Siasah Syar’iyyah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban pemimpin (kepala negara), seperti menegakan keadilan, memberantas kedzaliman dan menerapkan hukum-hukum syari’at, serta yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban rakyat yang dipimpin, seperti kewajiban taat dalam hal yang bukan ma’siat, dan yang lainnya. 5) Fiqih Al ‘Uqubat, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan hukuman terhadap pelaku-pelaku kejahatan, serta penjagaan keamanan dan ketertiban, seperti hukuman terhadap pembunuh, pencuri, pemabuk, dan yang lainnya. 6) Fiqih As Siyar, yaitu hukum-hukum yang mengatur hubungan negeri Islam dengan negeri lainnya, biasanya berkaitan dengan pembahasan tentang perang atau damai dan yang lainnya. 7) Fiqih Akhlak atau Adab, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan akhlak dan prilaku, yang baik maupun yang buruk. Sumber-Sumber Fiqih Islam Semua hukum yang terdapat dalam fiqih Islam kembali kepada empat sumber: 1. Al-Qur’an 2. As-Sunnah As Sunnah berfungsi sebagai penjelas al Qur’an dari apa yang bersifat global dan umum. Seperti perintah shalat; maka bagaimana tatacaranya didapati dalam as Sunnah. Oleh karena itu Nabi bersabda: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (Bukhari no. 595). 3. Ijma’ Ijma’ bermakna: kesepakatan seluruh ulama mujtahid dari umat Muhammad saw dari suatu generasi atas suatu hukum syar’i, dan jika sudah bersepakat ulama-ulama tersebut—baik pada generasi sahabat atau sesudahnya—akan suatu hukum syari’at maka kesepakatan mereka adalah ijma’, dan beramal dengan apa yang telah menjadi suatu ijma’ hukumnya wajib. Dan dalil akan hal tersebut sebagaimana yang dikabarkan Nabi saw ialah bahwa tidaklah umat ini akan berkumpul (bersepakat) dalam kesesatan, dan apa yang telah menjadi kesepakatan adalah hak (benar). Dari Abu Bashrah rodiallahu’anhu, bahwa Nabi shollallahu’alaihiwasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan ummatku atau ummat Muhammad berkumpul (besepakat) di atas kesesatan.” (Tirmidzi no. 2093, Ahmad 6/396) Contohnya: Ijma para sahabat ra bahwa kakek mendapatkan bagian 1/6 dari harta warisan bersama anak laki-laki apabila tidak terdapat bapak. 4. Qiyas Yaitu: Mencocokan perkara yang tidak didapatkan di dalamnya hukum syar’i dengan perkara lain yang memiliki nash yang sehukum dengannya, dikarenakan persamaan sebab/alasan antara keduanya.
  • 11. Pada qiyas inilah kita meruju’ apabila kita tidak mendapatkan nash dalam suatu hukum dari suatu permasalahan, baik di dalam Al Qur’an, sunnah maupun ijma’. Qiyas memiliki empat rukun: 1. Dasar (dalil) 2. Masalah yang akan diqiyaskan 3. Hukum yang terdapat pada dalil. 4. Kesamaan sebab/alasan antara dalil dan masalah yang diqiyaskan Contoh: Allah mengharamkan khamar (arak) dengan dalil Al Qur’an, sebab atau alasan pengharamannya adalah karena ia memabukkan, dan menghilangkan kesadaran. Jika kita menemukan minuman memabukkan lain dengan nama yang berbeda selain khamar (arak), maka kita menghukuminya dengan haram, sebagai hasil Qiyas dari khamar. Karena sebab atau alasan pengharaman khamar yaitu “memabukkan” terdapat pada minuman tersebut, sehingga ia menjadi haram sebagaimana pula khamar. D. Hubungan antara Syari’ah, Fikih dan Hukum Islam Keterkaitan dari ketiganya adalah sama-sama memiliki hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT pada bidang masing-masingnya. Tujuan dan pelaksanaannya adalah untuk bertauhid kepada Allah. Hal ini membuktikan Islam bukan saja mengatur aspek spiritual yaitu hubungan vertical manusia dengan tuhan saja yaitu beribadah. Akan tetapi, mencakup politik dan aspek duniawi. Aspek duniawi, tak bias di abaikan karena dari sanalah ahlaq itu timbul dan dapat dilihat. Ketika saudagar berniaga sesuai hukum muamalat. maka dari cara dia berdagang akan kelihatan ahlak muamalatnya. Artinya dia membawa Allah ditempat dia berniaga. Menempatkan syariat dalam fiqh dan bermua’amalat pun sangat penting. Karena, syariat adala sesuatu yang memang diperintahkan allah. Sedangkan dalam fiqh hanya memperjelas suatu pikiran dan mazhab tertentu. A. Antara Syari’ah, Fikih dan Hukum Islam 1. Syari’ah Islam Bangsa Arab mengartikan “jalan lurus yang harus dituntut”. Masyarakat Indonesia banyak berucap “syareat, syariat, syaringat, dan syariah”. Menurut Manna’ al Qathan, syari’ah
  • 12. adalah “segala ketentuan Allah yang diisyaratkan bagi hamba-hamba-Nya, baik menyangkut akidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Syariah Islam (Arab: إسلامية شريعة Syariah Islamiyyah) adalah hukum atau peraturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini4. Dapat disimpulkan bahwa Syari’ah itu identik dengan agama (din/millah)5. 2. Fikih Islam Menurut bahasa kata Fiqh berarti “mengetahui sesuatu dan memahaminya dengan baik”. Menurut para ulama seperti al-Jurjani “hukum-hukum syariat yang menyangkut praktek keagamaan (amaliyah) dengan dalil-dalilnya yang terperinci (tafshili). Fikih tetap bukan hukum syariat. Fikih adalah hasil ijtihad yang dicapai oleh seseorang pakar dalam usahanya menemukan hukum Tuhan. Fikih merupakan intepretasi terhadap hukum syariat.Sifat intepretasi ini merupakan dugaan/hipotesis sehingga fikih bisa terikat dengan situasi dan kondisi serta senantiasa berubah seiring dengan perubahan waktu dan tempat. 3. Hukum Islam Menurut bahasa “hukm” berarti halangan, keputusan, dan pemisahan. Menurut istilah hukum didefinisikan secara berbeda oleh para ulama Sunni dan Mu’tazilah. Bagi ulama Sunni hukum ialah “titah Allah yang berkaitan dengan orang yang berakal dan dewasa melalui tuntutan (al-iqtidla’), pilihan (al-takhyir), dan penentuan sebab, syarat dan penghalang hukum (al-wadl’). Sedangkan menurut ulama Mu’tazilah “ sesuatu yang ditetapkan oleh Allah dalam bentuk perbuatan yang sesuai dengan apa yang ada dalam sifat akal, karena teks Al-Quran dan Al-Sunnah berfungsi sebagai pembuka rahasia hukum dan akal bebas untuk mendapatkannya. Oleh karena itu hukum islam adalah hukum perundang-undangan Islam. 4. Hubungan Syariah,Fikih dan Hukum Islam 4 http://penaraka.blogspot.com/2012/12/akal-dan-wahyu-dalam-islam.html 5 Tim MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Hukum Islam (Surabaya:UIN Sunan Ampel Press, 2013), 37
  • 13. Syariah merupakan syariat yang berasal dari Allah, kemudian para ulama berijtihad sehingga muncullah Ilmu Fikih yang juga berpedoman pada Syariah, karena sifat Fikih berubah-ubah (dinamis) mengikuti perkembangan jaman , waktu dan kondisi kemudian muncul Hukum Islam yang lebih statis dan mengikat sehingga bisa dijalankan seluruh kalangan. Ketiganya saling berkaitan karena ketiganya memilki fungsi yang saling berpengaruh satu sama lain. B. Klasifikasi Hukum Islam 1. Bidang Ibadah (Ritual) Kata Ibadah berasal dari tiga huruf asal, yaitu ‘ain, ba’ dan dal, dari ketiganya lahir makna pengabdian, penyembahan, letaatan, merendahkan diri , dan doa. Menurut hukum islam ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu, Bentuk pertama adalah ibadah dalam pengertian yang luasdalam hal ini sikap dan tindakan manusia ditujukan untuk tunduk kepada Allah swt. Bentuk kedua yaitu dalam pengertian yang sempit, hukum islam menunjuk pada perbuatan ritual sebagai ibadah. Perbuatan ini murni ditujukan kepada Allah swt, jika ada tujuan lain maka itu menjerumuskan kedalam kemusyrikan. Ada lima syarat agar perkataan dan perbuatan manusia dinilai sebagai ibadah , Pertama tidak bertentangan dengan syariat islam, Kedua dilandasi dengan niat yang suci dan ikhlas, Ketiga membawa kebaikan, Keempat tidak mengandung kerusakan dan bahaya, Kelima tidak menghalangi kewajiban agama. Banyak perbedaan yang dikemukakan para ulama namun apapun perbedaan tersebut tetap harus memiliki dasar yang bersumber dari Nabi. Ibadah tanpa dasar tidak boleh dilaksanakan. Dalam suatu kaedah Fikih “Pada dasarnya, hukum pelaksanaan ibadah itu haram hingga ada dasar yang memperbolehkannya”. 2. Bidang Mu’amalah (Sosial) Ada lima level kategori hukum Islam dalam penerapannya : a. Hukum Privat seperti hukum nikah, cerai, wakaf dan sodaqah. b. Aturan masalah ekonomi seperti perbankan, dan bisnis lainnya. c. Praktik keagamaan dalam arena publik seperti keharusan perempuan memakai jilbab, larangan minum alkohol, judi dan praktik kehidupan lain yang tidak sesuai dengan standar moral Islam. d. Kriminal Islam seperti hudud. e. Menggunakan Islam sebagai dasar negara.
  • 14. Selain hubungan manusia dengan Allah , manusia juga memiliki hubungan dengan makhluk Allah, hubungan ini disebut mu’amalah. Seperti hubungan antar manusia, hubungan manusia dengan hewan, hubungan manusia dengan tumbuh-tumbuhan serta alam semesta. Semua terfokus kepada manusia maka hukum Islam bersifat Antroposentris6. Dibidang sosial hukum Islam juga memberikan petunjuk prinsip maupun teknis. Petunjuk prinsip bersifat universal , seperti keadilan, musyawarah, persamaan derajat dan sebagainya. Petunjuk teknis hanya dikemukakan untuk beberapa kasus seperti, pembagian harta pusaka, beberapa ketentuan dalam pernikahan, dan beberapa sanksi kasus pidana. C. Peranan Akal dan Wahyu dalam Hukum Islam 1. Wahyu Diatas Akal Perbandingan wahyu dan akal berarti perbandingan Allah dan manusia, tentu saja perbandingan yang tidak seimbang atau tidak bisa dibandingan sama sekali. Wahyu pasti benar (kebenaran mutlak), dan akal belum tentu benar (kebenaran relatif/nisbi). Wahyu itu tunggal sedangkan akal beragam, akal manusia berbeda antara satu dengan yang lain. Namun manusia selalu mencari kebenaran atas pemikirannya, semakin banyak dukungan dari akal yang lain maka posisi pemikiran tersebut semakin kuat, karena melibatkan manusia yang lain maka kebenaran ini disebut kebenaran sosiologis. Imam Syafi’i menyatakan bahwa Kebenaran itu tunggal (al-haqq wahid). 2. Akal di Atas Wahyu Asumsi dasar peranan akal adalah kesejerahan manusia, peranan penting dalam perubahan sosial adalah akal manusia. Akal memiliki hukum logika dalam menemukan kebenaran hukum. Setidaknya ada empat teori kebenaran akal : a. Teori Korespondensi Sesuatu itu dianggap benar apabila sesuai dengan fakta atau realitas. b. Teori Koherensi Melihat kebenaran dari konsistensi suatu pernyataan dengan kebenaran sebelumnya. c. Teori Pragmatisme Memandang kemanfaatan sebagai ukuran kebenaran. d. Teori Performatif Suatu pernyataan dianggap benar kalau pernyataan itu menciptakan realitas. 6 Tim MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Hukum Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2013), 56
  • 15. Kaum rasionalis menggunakan metode rasional untuk menjawab kasus hukum yang tidak ditemukan jawabannya dalam Al-Quran. Dengan begitu kaum rasionalis meyakini kebaikan dan keutamaan akal. Pemikiran kaum diatas ridak lepas dari kelemahan yaitu relativitas kebenaran hukum. Semua orang berhak dianggap benar (kullu mujtahid mushib). 3. Keseimbangan Akal dan Wahyu Dilihat dari sumbernya, akal dan wahyu sama-sama berasal dari Allah untuk menjadi pedoman hidup umat. Begitu pula, pemikiran akal juga merupakan ilham yang diberikan Allah kepada setiap manusia. Meski wahyu berada diatas akal, namun wahyu tidak menjelaskan semua kehidupan secara terperinci. Penjelasan terperinci ini merupakan wilayah akal. Wahyu tidak bisa dipahami tanpa peranan akal, tidak ada wahyu yang menyulitkan akal untuk memahaminya. Jika ada pernyataan wahyu yang dianggap tidak masuk akal, maka hal yang benar adalah akal belum mampu menjelaskannya. Kebenaran akal juga sulit dipercaya tanpa ada wahyu, tujuan dari kebenaran adalah kepercayaan. Asumsi diatas menunjukkan bahwa kedudukan wahyu dan akal adalah setara, saling membutuhkan satu sama lain dan keduanya berasal dari satu sumber yaitu Allah swt. Jadi keunggulan wahyu tergantung pada kejelasan maksud pernyataan wahyu. Semakin jelas suatu pernyataan, wahyu semakin unggul atas akal. Semakin samar suatu pernyataan akal dapat lebih dominan dibanding wahyu.
  • 16. BAB III PENUTUP Kesimpulan