Bagi Pengunjung Slideshare yang Membutuhkan PELATIHAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN, TIME MANAGEMENT atau MANAJEMEN PERUBAHAN ataupun PELATIHAN MANAJEMEN LAINNYA, DLL maka Anda dapat menghubungi Kami di : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan HARD-Hi SMART CONSULTING
Kaizen adalah pondasi awal sebuah perusahaan yang ingin berkembang dan berorientasi maju.Sistem dimana jika dapat berjalan dengan konsisten diterapkan akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Pun dapat diterapkan dalamkehidupan kita sehari2 misalnya,di rumah, di sekolah, di lingkungan RT dll.
Bagi Pengunjung Slideshare yang Membutuhkan PELATIHAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN, TIME MANAGEMENT atau MANAJEMEN PERUBAHAN ataupun PELATIHAN MANAJEMEN LAINNYA, DLL maka Anda dapat menghubungi Kami di : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan HARD-Hi SMART CONSULTING
Kaizen adalah pondasi awal sebuah perusahaan yang ingin berkembang dan berorientasi maju.Sistem dimana jika dapat berjalan dengan konsisten diterapkan akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Pun dapat diterapkan dalamkehidupan kita sehari2 misalnya,di rumah, di sekolah, di lingkungan RT dll.
Perbaikan produktivitas selangkah demi selangkah secara berkesinambungan akan memperkuat Team work di perusahaan sehingga lama kelaman menjadi budaya kerja perusahaan yang ber etos kerja sangat baik dan produkif karena dilandasi saling kerjasama ditempat kerja menuju Visi melalui misi yang dijabarkan dalam aktivitas sehari-hari perusahaan.
Tools yang digunakan dalam lean services salah satunya adalah 6S dan Kaizen. Masing -masing bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
6S terdiri dari Sort, Set in order, Shine, Standarize, Sustain dan Safety.
Kaizen terdapat siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act) untuk perbaikan secara terus - menerus.
Perbaikan produktivitas selangkah demi selangkah secara berkesinambungan akan memperkuat Team work di perusahaan sehingga lama kelaman menjadi budaya kerja perusahaan yang ber etos kerja sangat baik dan produkif karena dilandasi saling kerjasama ditempat kerja menuju Visi melalui misi yang dijabarkan dalam aktivitas sehari-hari perusahaan.
Tools yang digunakan dalam lean services salah satunya adalah 6S dan Kaizen. Masing -masing bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
6S terdiri dari Sort, Set in order, Shine, Standarize, Sustain dan Safety.
Kaizen terdapat siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act) untuk perbaikan secara terus - menerus.
Basic Mentality Pada Gugus Kendali Mutu (GKM)Aa Renovit
Basic Mentality adalah merupakan mentalitas dasar yang harus dipegang dan dihayati oleh Anggota GKM dalam menjalankan penerapan Pengendalian Mutu Terpadu.
1. PENGERTIAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Mengerjakan segala sesuatu dengan baik, sejak awal sampai akhir untuk kepuasaan pelanggan.
Mendekatan untuk melaksanakan bisnis yang maksimum dalam organisasi melalui perbaikan terus menerus terhadap mutu produk, layanan, orang, proses dan lingkungan.
Semua orang dalam perusahaan tidak boleh menyerahkan produk cacat pada pelanggan.
Penerapan metode kuantitatif dan sumberdaya manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan baku maupun pelayanan bagi organisasi dan proses organisasi pada tingkatan tertentu.
KARAKTERISTIK TQM
Fokus pada pelanggan terutama pada proses akhir yang menikmati out put dari proses perusahaan.
Terobsesi dengan mutu yaitu menjadikan mutu sebagai pegangan/pandangan hidup.
Pendekatan ilmiah dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
Komitmen jangka panjang yang merupakan perbaikan mutu untuk jangka panjang.
Kerja Tim merupakan kegiatan kerja yang dikerjakan bersama-sama.
Continual proses improvement merupakan pencapaian mutu dengan adanya penyempurnaan dan perbaikan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan penciptaan sesuatu untuk lebih bermutu.
Pengendalian yang tidak terfokus pada statistikal proses kontrol yang merupakan penilaian produk akhir.
Adanya keseragaman tujuan yang merupakan kesamaan tujuan dan tidak adanya pertentangan dalam pelaksanaannya.
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
KONSEP DASAR
Memfokuskan pada produk
Kepemimpinan dalam organisasi jasa yang mendukung pelaksanaan TQM
Budaya organisasi berorientasi pada mutu
Komunikasi yang efektif antar personil
Keahlian karyawan dalam melaksanakan TQM
Tanggung jawab pada karyawan
Manajemen berdasarkan kata atau fakta
Sudut pandang jangka panjang
KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT
TQM merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasaan atas pekerjaannya dan kerja tim atas kelompoknnya.
TQM merupakan komitmen total dari management sebagai pemimpin organisasi.
TQM bukan merupakan program atau sistem tapi merupakan budaya yang harus di bangun.
TQM menjadikan mutu sebagai the way of life
TQM melibatkan seluruh anggota organisasi/seluruh anggotaubah perusahaan untuk merubah budaya lama menjadi budaya baru.
PERUBAHAN BUDAYA PADA BUDAYA TQM
Komunikasi tertutup menjadi komunikasi terbuka.
Pengendalian menjadi pemberdayaan.
Inspeksi menjadi pencegahan.
Fokus internal menjadi fokus eksternal.
Biaya dan penjadwalan menjadi kesesuaian terhadap mutu.
Stabilitas menjadi perubahan dan perbaikan secara terus menerus.
Hubungan yang bersifat persaingan menjadi hubungan kerjasama.
Pengalokasian dan melemparkan hal-hal yang tidak diketahui menjadi penyelesaian semua masalah sampai ke akar-akarnya.
KOMITMEN TERHADAP TQM
Komitmen manajemen puncak mendukung pembentukan mutu dalam seluruh kegiatan yang dimulai dari proses perancangan dan menjamin hubungan antar kelompok fungsional.
Kesadaran merubah budaya sehingga timbul rasa saling percaya.
Perusahaan yang menggun
TQM adalah : “ Suatu sistem manajemen yang melibatkan semua level karyawan untuk terlibat dalam melakukan perbaikan terus menerus untuk memberikan pelayanan terbaikan untuk konsumen & menghasilkan produk yang berkualitas, zero defect, optimal/efektif dan mempunyai ratio reject yang kecil yang sesuai harapan konsumen”.
2. Dalam Bahasa Jepang, kaizen berarti perbaikan yang
berkesinambungan. (continuous improvement). Istilah itu mencakup
pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang, baik manajer dan
karyawan, dan melibatkan biaya dalam jumlah tidak seberapa
3. Kaizen bukanlah konsep baru, pertama kali diperkenalkan pada akhir tahun 1950-
an dan pada awal tahun 1960-an oleh para ahli seperti W.E. Deming dan J.M. Juran.
Konsep Kaizen berorientasi pada proses, sedangkan jika dibandingkan dengan cara
berpikir Negara-negara Barat, lebih cenderung tentang pembaharuan yang
berorientasi pada hasil [Chakraborty, 2013].
Perbaikan dalam kaizen bersifat kecil dan berangsur. Kebalikan dari inovasi, yang
dipakai dalam manajemen barat umumnya dan merupakan perubahaan besar-
besaran melalui terobosan teknologi, konsep manajemen, atau teknik produksi
mutakhir. Kaizen tidak bersifat dramatis dan proses kaizen diterapkan berdasarkan
akal sehat dan berbiaya rendah, menjamin kemajuan beransur yang memberikan
imbalan hasil dalam jangka panjang. Jadi kaizen merupakan pendekatan dengan
risiko rendah (Handayani, 2005: 5)
4. Elemen Inti dari Kaizen
adalah kemauan untuk berubah,
maju dan memprioritaskan kualitas,
selalu memberikan upaya yang
konsisten, keterlibatan seluruh
pegawai, dan komunikasi.
Kedisiplinan dan kerjasama tim
adalah yang utama dalam
meningkatkan moral pekerja untuk
menjalankan siklus mutu kaizen.
Semua karyawan harus memberikan
saran demi perbaikan.
5. Pelajaran Manajemen yang Diajarkan oleh Deming
dalam Kaizen
1. Menciptakan tujuan yang konstan dalam
meningkatkan kualitas produk agar
kompetitif, unggul dalam persaingan.
2. Berani berubah untuk mengambil tanggung
jawab dalam memimpin serta menghadapi
tantangan.
3. Mengurangi ketergantungan akan
pengawasan dengan membangun sistem
produksi yang bermutu tinggi.
4. Meminimalkan biaya keseluruhan dan
membangun hubungan yang terpercaya
dengan suplier.
5. Membuat suatu sistem pendidikan untuk
pengembangan diri para karyawan, pelatihan
pekerjaan dan kepemimpinan.
6. Pelajaran Manajemen yang Diajarkan oleh Deming
dalam Kaizen
6. Mendorong supervisi yang membantu orang
dan mesin bekerja secara lebih baik.
7. Menghilangkan kekhawatiran dan
kecemasan agar orang-orang bekerja dengan
efektif.
8. Menghilangkan penghalang antar
departemen agar seluruh karyawan saling
bekerja sama dengan baik.
9. Menghilangkan slogan, angka-angka yang tak
penting, sasaran dan kuota, serta apapun
yang tak berguna dalam mengelola pegawai.
10. Membuat semua karyawan aktif
berpartisipasi dalam transformasi dan
mencapai perubahan demi kemajuan
perusahaan
7. Beberapa hal yang perlu dihindari oleh manajemen
menurut Deming dalam Kaizen
1. Ketidak konsistennya tujuan.
2. Menekankan pada keuntungan
dalam jangka pendek saja.
3. Evaluasi kinerja tahunan,
angka-angka yang tertulis yang
tak perlu.
4. Biaya-biaya yang berlebihan.
5. Manajemen yang kurang baik.
8.
9. Kunci Pelaksanaan Kaizen
Menghasilkan produk sesuai
dengan jadwal yang didasarkan
pada permintaan pelanggan.
Sistem kaizen biasanya
menghasilkan produksi sesuai
dengan pesanan pelanggan
dengan system produksi tarik
(pull system) yang dibantu
dengan menggunakan kartu
kanban.
10. Kunci Pelaksanaan Kaizen
Memproduksi dalam jumlah kecil (small
lot size)
Ciri khas lain adalah memproduksi dalam
jumlah kecil sesuai dengan permintaan
pelanggan akan menghemat biaya dan
sumber daya selain menghilangkan
persedian barang dalam proses yang
merupakan sejenis pemborosan yang
dapat dihindari dengan menggunakan
penjadwalan proses produksi selain itu
juga menggunakan pola produksi campur
merata (Heijunka) yang dimaksud heijunka
adalah memproduksi bermacam-macam
dalam satu lini produksi.
11. Kunci Pelaksanaan Kaizen
Menghilangkan Pemborosan
Untuk menghindari pemborosan pada
persediaan, pembelian dan penjadwalan
dengan menggunakan system kartu kanban
yang mendukung system produksi tarik, selain
menghasilkan produksi dengan baik sejak
awal yaitu pantang menerima, pantang
memproses dan pantang menyerahkan
produk cacat dengan bekerjasama dengan
pemasok dengan persediaan yaitu
mengurangi jumlah barang yang datang,
menghilangkan persediaan penyangga,
mengurangi biaya pembelian, memperbaiki
penanganan bahan baku, tercapainya
persediaan dalam jumlah kecil dan
mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.
12. Kunci Pelaksanaan Kaizen
Memperbaiki Aliran Produksi
Penataan produksi dilakukan dengan
berpedoman pada lima disiplin di
tempat kerja yaitu 5-S yang antara lain :
1. Seiri (整理) atau pemilahan
2. Seiton (整頓) atau menyusun rapi
3. Seiso ( 清掃 ) atau bersih
4. Seiketsu (清潔) atau usaha yang
terus menerus
5. Shitsuke (仕付 ) atau memotivasi
13. Kunci Pelaksanaan Kaizen
Menyempurnakan kualitas produk
Memelihara pengendalian proses dan
membuat semua orang bertanggungjawab
terhadap tercapainya mutu, meningkatkan
pandangan manajemen terhadap mutu,
terpenuhinya pengendalian mutu produk
dengan tegas, memberikan wewenang
kepada karyawan untuk mengadakan
pengendalian mutu produk, menghendaki
koreksi terhadap cacat produk oleh
karyawan, tercapainya inspeksi 100 %
terhadap mutu produk dan tercapai
komitmen terhadap pengedalian mutu
jangka panjang.
14. Kunci Pelaksanaan Kaizen
Orang-orang yang tanggap
Penerapan sistem kaizen ini tidak lagi
menggunakan pilar keuangan, pemasaran,
SDM, tapi menggunakan lintas fungsi atau
lintas disiplin sehingga seluruh karyawan
harus menguasai seluruh bidang dalam
perusahan atau organisasi sesuai dengan
jenjang dan kedudukannya dan kesalahan
dalam proses selalu ditandai dengan
menyalanya lampu andon dan proses
dihentikan dan seluruh karyawan terfokus
pada perbaikan yang terkenal dengan
istilah jidoka, yaitu semua karyawan
bertanggungjawab terhadap tercapainya
produk yang baik dan mencegah
terjadinya kesalahan.
15. Kunci Pelaksanaan Kaizen
Menghilangkan ketidakpastian
Untuk menghilangkan ketidakpastian
dengan pemasok dengan cara menjalin
hubungan abadi dan memilki satu
pemasok yang lokasinya berdekatan
dengan perusahaan yang masih
kerabat dengan pemilik perusahaan,
sedang dalam proses produksi dengan
cara menerapkan system produksi tarik
dengan bantuan kartu kanban dan
produksi campur merata (Heijunka).
16. Kunci Pelaksanaan Kaizen
Penekanan pada pemeliharaan jangka
panjang
Karakteristik pemeliharaan dengan
berpegang pada kontrak jangka
panjang, memperbaiki mutu,
fleksibilitas dalam mengadakan
pesanan barang, pemesanan dalam
jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali,
mengadakan perbaikan secara terus
menerus dan berkesinambungan.
17. Konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action)
Rencana (plan) berkaitan dengan
penetapan target untuk perbaikan, karena
kaizen adalah cara hidup, maka harus
selalu ada perbaikan untuk semua bidang,
dan perumusan rencana guna mencapai
target tersebut. Periksa (check) merujuk
pada penetapan apakah penerapan
tersebut berada pada jalur yang sesuai
rencana dan memantau kemajuan
perbaikan yang direncanakan. Tindak
(action) berkaitan dengan standarisasi
prosedur baru guna menghindari
terjadinya kembali masalah yang sama
atau menetapkan sasaran baru bagi
perbaikan berikutnya (Imai, 2005: 5)