Hadis berfungsi sebagai penjelas dan penguat Al-Quran. Hadis dapat menjelaskan arti ayat-ayat Al-Quran yang bersifat umum, merealisasikan hukum-hukum yang belum diatur dalam Al-Quran, serta menghapus atau merubah hukum yang ada dalam Al-Quran. Hadis juga dapat dipakai sebagai hujjah dengan syarat sanad dan matannya shahih atau hasan.

1. Nama : Martha Setiyawan
NIM : 2381130787
Kelas : A21
Mata Kuliah : Ilmu Hadits
Dosen Pengampu : Herman Wicaksono, S.Pd.I, M.Pd

2. KEDUDUKAN HADITS
 Kedudukan hadits dalam Islam adalah sebagai sumber ajaran hukum Islam
yang kedua setelah Al-Qur’an
 Beberapa ayat yang menjadi bukti bahwa hadits merupakan sumber hukum
dalam Islam adalah sebagai berikut :
َ‫ا‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َّ‫الر‬ ِ‫ع‬ِ‫ط‬ُّ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬
‫ه‬َ ّ
‫للا‬ َ‫ع‬‫ا‬َ‫ط‬
‫ه‬‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ى‬ ٰ‫ه‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ُ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ذ‬ُ‫خ‬َ‫ف‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َّ‫الر‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ى‬ٰ‫ت‬ٰ‫ا‬ ٓ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah,
dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”
Barang siapa yang mengikuti Rasul (Muhammad), maka
sesungguhnya dia telah mentaati Allah
ٌ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ ٌ‫ة‬َ‫و‬ْ‫س‬ُ‫ا‬ ِ ّ
‫للا‬ ِ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫َان‬‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬
ٰ ْ
‫ال‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ ّ
‫للا‬ ‫وا‬ُ‫ج‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ َ‫َان‬‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِِّ‫ل‬
َ‫ر‬ ِ‫خ‬
‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ َ ّ
‫للا‬ َ‫َر‬‫ك‬َ‫ذ‬َ‫و‬
Qs. An-Nisa’ ayat 80
Qs. Al-Ahzab ayat 21
Qs. Al-Hasyr ayat 7
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik
bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah

3. ARGUMENTASI KEHUJAHAN
HADITS
 Argumentasi Rasional/Teologis
Nabi Muhammad SAW adalah penyampai wahyu
Allah SWT kepada umat manusia.
 Argumentasi Alquran (
‫القرأن‬
)
Di dalam Alquran, banyak ayat-ayat yang
menyebutkan tentang umat Islam yang wajib
mentaati Rasulullah dan ajaran yang dibawanya.
Beberapa ayat tersebut antara lain: (QS. An-Nahl:
44) , (QS. An-Nisa’: 80), (QS. An-Nisa’:59)

4.  Argumentasi Sunnah (
‫ة‬ّ‫ن‬‫الس‬
)
Beberapa sabda Nabi SAW menyatakan bahwa umatnya harus selalu
menjalankan Sunnah selain Al-Qur'an. diantaranya: “Aku wasiatkan kepada
kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada
pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari
Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku
nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian
untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang
mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah
ia dengan gigi geraham kalian.” (HR. At Tirmidzi)
 Argumentasi Ijma’ (
‫اإلجماع‬
)
Selama masa hidup Nabi SAW, para sahabat melakukan apa yang
diperintahkan untuk mereka lakukan dan menghindari apa yang dilarang.
Bahkan sepeninggal Nabi SAW, ketika menghadapi masalah yang tidak
ditemukan dalam Al-Qur'an, mereka masih berpegang pada sunah Nabi SAW.
Setelah Al-Qur'an, umat Muslim sepakat dalam menjadikan hadis sebagai
sumber syari'at setelah Alquran.
ARGUMENTASI KEHUJAHAN
HADITS

5. KEHUJAHAN HADITS
1. Kehujjahan Hadis Ahad dan Mutawatir
Kehujjahan Hadis Mutawatir
Kehujjahan hadis mutawatir baik bi lafdzi maupun bi
makna adalah ّ
‫طعي‬َ‫ق‬
‫الثبوت‬ , yakni tidak diragukan
kebenarannya, memberi keyakinan yang sangat kuat,
dan wajib diterima sebagai pedoman hidup
Kehujjahan Hadis Ahad
kehujjahan hadis ahad, bergantung pada pembagian
hadis berdasarkan kualitasnya yang terbagi pula
menjadi tiga; hadis shahih, hasan dan dha‘if.

6. KEHUJAHAN
HADITS
2. Kehujjahan Hadis Shahih, Hasan, dan Dha’if
 Kehujjahan hadis Shahih ) ‫صحيح‬ (. Hadis ṣaḥiḥ dapat dijadikan
hujjah. Yang dapat dijadikan hujjah disini maksudnya adalah hadis
yang matan dan sanadnya berkualitas.
 Kehujjahan hadis ḥasan (
‫حسن‬
) . Ulama berpendapat bahwa dapat
dijadikan hujjah seperti halnya dengan hadis shahih. Sebagian yang
lain berpendapat bisa dijadikan hujjah tapi letaknya tidak bisa
sejajar dengan hadis shahih.
 Kehujjahan hadis dha‘if (
‫ضعيف‬
) . Terkait kehujjahan hadis dhai‘f,
para ulama berbeda pendapat. Pertama, melarang kehujjahan
hadis dha‘if meskipun hanya untuk dorongan melakukan ibadah, hal
ini seperti yang disampaikan Abu Bakar Ibn al-‘Arabi. Kedua,
memperbolehkan pengamalan ibadah yang berasal dari hadis dha‘if
namun tidak meyakini dengan sungguh bahwa hadis tersebut
berasal dari Nabi.

7. FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QUR’AN
Hadits Sebagai
Bayan Al-Qur’an
Bayan Taqrir :
Memperkuat ayat Al-Qur’an
Bayan Tafsir : Menjelaskan atau
menafsirkan ayat Al-Qur’an yang
masih bersifat umum
Bayan Tasyri’ : Mewujudkan hukum
yang belum ada di dalam Al-Qur’an
Bayan Nasakh :
Menghapus/melakukan perubahan
terhadap sesuatu yang telah
ditetapkan pada ayat Al-Qur’an

8. Bayan Taqrir
 Memperkuat dan memperkokoh sesuatu/hukum yang
telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an
ۡ‫ى‬ِ‫ت‬‫ا‬‫ال‬ِ‫ب‬ ‫ا‬
‫َل‬ِ‫ا‬ ِ‫م‬ۡ‫ي‬ِ‫ت‬َ‫ي‬ۡ‫ال‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬ ۡ
‫و‬ُ‫ب‬ َ‫ر‬ۡ‫ق‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬ َ‫و‬
‫ا‬‫د‬ُ‫ش‬َ‫ا‬ َ‫غ‬ُ‫ل‬ۡ‫ب‬َ‫ي‬ ‫ى‬ّٰ‫ت‬َ‫ح‬ ُ‫ن‬َ‫س‬ ۡ
‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ى‬ِ‫ه‬
‫ا‬ ۡ
‫و‬ُ‫ف‬ ۡ
‫و‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ۚ ٗ‫ه‬
ُ‫ف‬ِ‫ل‬َ‫ك‬‫ـ‬ُ‫ن‬ َ
‫َل‬ ۚ ِ‫ط‬ۡ‫س‬ِ‫ق‬ۡ‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫ان‬َ‫ز‬ۡ‫ي‬ِ‫م‬ۡ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ل‬ۡ‫ي‬َ‫ك‬ۡ‫ال‬
ۡ‫ل‬ُ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ َ‫و‬ ۚ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ع‬ۡ‫س‬ ُ‫و‬ ‫ا‬
‫َل‬ِ‫ا‬ ‫ا‬ً‫س‬ۡ‫َف‬‫ن‬
‫ا‬ ۡ
‫و‬ُ‫ل‬ِ‫د‬ۡ‫اع‬َ‫ف‬ ۡ‫م‬ُ‫ت‬
ۡ
‫و‬ُ‫ف‬ ۡ
‫و‬َ‫ا‬ ِ ّٰ
‫ّٰللا‬ ِ‫د‬ ۡ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ ۚ ‫ى‬ٰ‫ب‬ ۡ
‫ر‬ُ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ۡ
‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬
ُ‫ك‬‫ا‬‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ‫ه‬ِ‫ب‬ ۡ‫م‬ُ‫ك‬‫ٮ‬ّٰ‫ص‬ َ‫و‬ ۡ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ ٰ‫ذ‬ ؕ‫ا‬
ۙ َ‫ن‬ ۡ
‫و‬ُ‫ر‬‫ا‬‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ت‬ ۡ‫م‬
ً‫ا‬‫مرفوع‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ ‫هريرة‬ ‫أبي‬ ‫عن‬
:
"
،‫ات‬َ‫ق‬ِ‫ب‬‫و‬ُ‫م‬‫ال‬ ‫السبع‬ ‫اجتنبوا‬
‫قالوا‬
:
‫؟‬َّ‫ن‬ُ‫ه‬ ‫وما‬ ،‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫يا‬
‫قال‬
:
‫الشر‬
ُ‫ك‬
َ‫و‬َّ‫ت‬‫وال‬ ،‫اليتيم‬ ِ‫ل‬‫ما‬ ُ‫ل‬‫وأك‬ ،‫با‬ ِِّ‫الر‬ ُ‫ل‬‫وأك‬ ،‫بالحق‬ ‫إل‬ ‫هللا‬ َ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬ ‫التي‬ ِ
‫النفس‬ ُ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ق‬‫و‬ ،ُ‫والسحر‬ ،‫باهلل‬
ُ‫وقذف‬ ،ِ‫ف‬ْ‫ح‬َّ‫الز‬ َ‫م‬‫يو‬ ‫ي‬ِّ‫ل‬
‫الت‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫غ‬‫ال‬ ِ‫ت‬‫المحصنا‬ ‫المؤمنات‬
”
‫عليه‬ ‫متفق‬
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan secara marfū': "Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang
membinasakan!" Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah! Apa saja dosa-dosa yang membinasakan
itu?” Beliau menjawab, “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah Allah haramkan melainkan
dengan sebab yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling (lari) dari medan pertempuran,
dan menuduh wanita yang beriman lagi suci nan menjaga kehormatannya dengan tuduhan berbuat zina
dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia
dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada
sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku
adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu ingat
Contohnya, Qs. Al-An’am ayat 152 :
Ayat tersebut diperkuat oleh hadits berikut :

9. Bayan Tafsir
 Menjelaskan maksud Al-Qur’an, yaitu dengan cara merinci yang
mujmal (yang tidak diketahui), membatasi yang mutlak (tetap),
mengkhususkan yang umum, dan menjelaskan yang musykil
(tidak jelas)
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ي‬ ِ
‫ض‬َ‫ر‬ ِ‫ث‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬ َ‫و‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬
:
َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
‫ا‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬‫ا‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬
َ‫م‬
:
«
‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ ‫وا‬ُّ‫ل‬َ‫ص‬
»
ُّ‫ي‬ ِ
‫َار‬‫خ‬ُ‫ب‬‫ال‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ر‬ ،
.
Dari Malik bin Al-Huwairits radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalatlah kalian (dengan cara) sebagaimana kalian
melihatku shalat.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 628 dan Ahmad, 34:157-158]
Contohnya Qs. Al-Baqoroh ayat 43
َّ‫الر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ار‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫آ‬َ‫و‬ َ‫ة‬ َ
‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬َ‫أ‬َ‫و‬
َ‫ين‬ِ‫ع‬ِ‫ك‬‫ا‬
dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'
Ayat tersebut diperjelas oleh hadits berikut :

10. Bayan Tasyri’
 Mewujudkan/menentukan suatu hukum atau ajaran-ajaran yang tidak
didapati dalam Al-Qur’an
ِِّ‫ل‬َ‫ص‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫م‬ِ‫يه‬ِِّ‫ك‬َ‫ز‬ُ‫ت‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ر‬ِِّ‫ه‬َ‫ط‬ُ‫ت‬ ً‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ذ‬ُ‫خ‬ ﴿
ُ َّ
‫للا‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬ ٌ‫َن‬‫ك‬َ‫س‬ َ‫ك‬َ‫ت‬ َ
‫ال‬َ‫ص‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۖ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ٌ‫ع‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫س‬
﴾ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
َ‫ح‬ ٍ‫م‬َ‫ض‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ ُ‫ْن‬‫ب‬ ُ‫د‬‫ا‬‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬‫ا‬‫د‬َ‫ح‬ ِ‫ن‬َ‫ك‬‫ا‬‫س‬‫ال‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫د‬‫ا‬‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ُ‫ْن‬‫ب‬ ‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬‫ا‬‫د‬َ‫ح‬
ُ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ٍ
‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ع‬َ‫ج‬ ُ‫ْن‬‫ب‬ ُ‫ل‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫س‬ِ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬‫ا‬‫د‬
َ‫ع‬ ٍ‫ع‬ِ‫ف‬‫َا‬‫ن‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ َ‫ر‬َ‫م‬
ْ‫ن‬َ‫ع‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬
ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ا‬
‫ّٰللا‬ ‫ى‬‫ا‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ا‬
‫ّٰللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ
‫ض‬ َ‫ر‬َ‫ف‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ ‫ا‬
‫ّٰللا‬ َ‫ي‬ ِ
‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬
ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ع‬‫ا‬َ‫ص‬ ِ
‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ة‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫ز‬ َ‫م‬‫ا‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬
ً‫ع‬‫ا‬َ‫ص‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ
‫ر‬ْ‫م‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬
ِ‫م‬ ِ
‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ
‫ير‬ِ‫غ‬‫ا‬‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ث‬ْ‫ن‬ُ ْ
‫اْل‬ َ‫و‬ ِ
‫ر‬َ‫ك‬‫ا‬‫ذ‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ
‫ر‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٍ
‫ير‬ِ‫ع‬َ‫ش‬
ْ‫ن‬ ُ‫خ‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ‫ى‬‫ا‬‫د‬َ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫م‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َ‫ين‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ال‬
‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ
‫اس‬‫ا‬‫ن‬‫ال‬ ِ‫وج‬ُ‫ر‬
ِ‫ة‬ َ
‫َل‬‫ا‬‫ص‬‫ال‬
.
ُّ‫ي‬ ِ
‫َار‬‫خ‬ُ‫ب‬‫ال‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ر‬
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Muhammad bin As-Sakkan telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Jahdham telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari 'Umar bin Nafi' dari bapaknya dari 'Abdullah bin
'Umar radliallahu 'anhua berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fithri satu sha' dari kurma
atau sha' dari gandum bagi setiap hamba sahaya (budak) maupun yang merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil
Contohnya Qs. At-taubah ayat 103
Ayat tersebut ditentukan dengan hadits berikut :

11. Bayan Nasakh
 Berfungsi untuk melakukan penghapusan/perubahan
terhadap apa-apa yang telah ditetapkan oleh ayat
Alqur’an
Contohnya Qs. Al Baqarah ayat 180
‫ا‬ َ‫ر‬ۡ‫َي‬‫خ‬ َ‫ك‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ ۡ
‫ن‬ِ‫ا‬ ُ‫ت‬ ۡ
‫و‬َ‫م‬ۡ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ر‬َ‫ض‬َ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ ۡ‫م‬ُ‫ك‬ۡ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬ُ‫ك‬
ۖ
‫ا‬ ۚ
ۚ
ۡ‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬ۡ‫ي‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ۡ‫ق‬َ ۡ
‫اَل‬ َ‫و‬ ِ‫ن‬ۡ‫ي‬َ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ۡ‫ل‬ِ‫ل‬ ُ‫ة‬‫ا‬‫ي‬ ِ
‫ص‬ َ‫و‬ۡ‫ل‬
‫ا‬ًّ‫ق‬َ‫ح‬ ِۚ‫ف‬ ۡ
‫و‬ُ‫ر‬ۡ‫ع‬َ‫م‬
ؕ
َ‫ن‬ۡ‫ي‬ِ‫ق‬‫ا‬‫ت‬ُ‫م‬ۡ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬

“Diwajibkan kepadamu apabila seseorang di antara kamu didatangi (tanda-
tanda) maut sedang dia meninggalkan kebaikan (harta yang banyak),
berwasiat kepada kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang
patut (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa”
Ayat tersebut dihapus/dinasakh dengan Hadits berikut :
‫لوارث‬ ‫وصية‬ ‫فَل‬ ‫حقه‬ ‫حق‬ ‫ذي‬ ‫كل‬ ‫أعطى‬ ‫قد‬ ‫هللا‬ ‫إن‬
(
‫النسائي‬ ‫رواه‬
)
Sungguh Allah telah memberikan hak kepada setiap yang berhak
menerimanya, dan tidak ada wasiat bagi pewaris. (H.R Nasa’i)