Teks tersebut menjelaskan pengertian Sunnah menurut istilah syariat dan para ulama. Sunnah didefinisikan sebagai segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW baik ucapan, perbuatan, penetapan, sifat tubuh, dan akhlak yang dimaksudkan sebagai syariat bagi umat Islam. Al-Quran menyebut Sunnah sebagai hikmah yang diajarkan Nabi bersama Al-Quran.
Dokumen tersebut membahas tentang sanad, matan, dan rawi dalam hadis Nabi Muhammad. Sanad merupakan rangkaian nama-nama perawi hadis, matan adalah isi pesan hadis, sedangkan rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis."
Argumen amaliyah nahdhiyyah di bulan ramadhanaswajanu
Secara umum, kita dapat mengetahui dengan pasti dan yakin, bahwasanya peristiwa-peristiwa dan kasus-kasus dalam bidang ibadah atau muamalah, tidak terhitung dan tidak terbatas. Kita juga tahu secara pasti bahwa tidak semua kasus ada teksnya bahkan ini tak terpikirkan. Ketika teks-teks itu merupakan sesuatu yang terbatas, sementara fenomena sosial tidak terbatas, maka sesuatu yang tidak terbatas itu tidak bisa tercakup semua oleh yang terbatas. Tentu sudah menjadi keharusan untuk melakukan ijtihad dan qiyas. Sehingga dapat dipastikan akan ada ijtihad dalam setiap persoalan (dari para ahlinya). (Al-Milal wan Nihal, juz I hal 164)
Dokumen tersebut membahas tentang konsekuensi dari iman terhadap Al-Quran. Ada dua konsekuensi utama yaitu: 1) Mengimani seluruh isi Al-Quran, dan 2) Tunduk dan patuh terhadap seluruh perintah Allah dan Rasulullah saw. Alasan untuk mengimani seluruh isi Al-Quran dijelaskan karena iman hanya terhadap sebagian akan dianggap kafir, dan orang kafir akan mendapat balasan di akhir
Dokumen tersebut membahas tentang sanad, matan, dan rawi dalam hadis Nabi Muhammad. Sanad merupakan rangkaian nama-nama perawi hadis, matan adalah isi pesan hadis, sedangkan rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis."
Argumen amaliyah nahdhiyyah di bulan ramadhanaswajanu
Secara umum, kita dapat mengetahui dengan pasti dan yakin, bahwasanya peristiwa-peristiwa dan kasus-kasus dalam bidang ibadah atau muamalah, tidak terhitung dan tidak terbatas. Kita juga tahu secara pasti bahwa tidak semua kasus ada teksnya bahkan ini tak terpikirkan. Ketika teks-teks itu merupakan sesuatu yang terbatas, sementara fenomena sosial tidak terbatas, maka sesuatu yang tidak terbatas itu tidak bisa tercakup semua oleh yang terbatas. Tentu sudah menjadi keharusan untuk melakukan ijtihad dan qiyas. Sehingga dapat dipastikan akan ada ijtihad dalam setiap persoalan (dari para ahlinya). (Al-Milal wan Nihal, juz I hal 164)
Dokumen tersebut membahas tentang konsekuensi dari iman terhadap Al-Quran. Ada dua konsekuensi utama yaitu: 1) Mengimani seluruh isi Al-Quran, dan 2) Tunduk dan patuh terhadap seluruh perintah Allah dan Rasulullah saw. Alasan untuk mengimani seluruh isi Al-Quran dijelaskan karena iman hanya terhadap sebagian akan dianggap kafir, dan orang kafir akan mendapat balasan di akhir
1. Dakwah adalah tugas utama para nabi dan rasul serta pengikut mereka untuk mengajak manusia ke jalan Allah.
2. Berdakwah merupakan jalan untuk mendapatkan kemuliaan di dunia dan surga serta menjadi pengikut nabi yang sejati.
3. Tidak berdakwah dapat menyebabkan kebatilan dan kemungkaran menyebar tanpa henti.
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoaHendri Syahrial
Dokumen tersebut membahas tentang 10 waktu mustajab untuk berdoa kepada Allah yang mudah diamalkan sehari-hari. Dua waktu yang disebutkan adalah pada sepertiga malam terakhir dan di akhir sholat fardhu, karena pada waktu-waktu tersebut peluang doa dikabulkan lebih besar.
Dokumen tersebut membahas tentang keutamaan dakwah menuju agama Allah, ikhlas dalam dakwah, dan tanggung jawab dakwah. Dakwah adalah ibadah yang agung yang bertujuan mengajak manusia ke jalan Allah dengan niat ikhlas semata-mata untuk ridha Allah. Tanggung jawab dakwah wajib dilaksanakan oleh seluruh umat.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang pentingnya dzikir atau mengingat Allah dalam berbagai keadaan seperti setelah shalat, setelah puasa, saat berperang, dan kapan saja. Dzikir dianjurkan karena memberikan banyak manfaat seperti meningkatkan iman, mendekatkan diri kepada Allah, dan meninggikan derajat di sisi-Nya.
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu RasytahWahyu Nugroho
Tafsir surat Al Fatihah karya Syaikh Atho Abu Rusytah disampaikan oleh ust Yasin saat Kajian Islam mingguan di Masjid Syubhan SMP Al Azhar Kaujon Serang
Dokumen tersebut merangkum konsep ikhbât dalam Islam, yaitu sifat seorang hamba Allah yang tunduk dan patuh sepenuhnya kepada-Nya. Ikhbât memiliki arti ketenangan, ketundukan, dan merendahkan diri kepada Allah. Orang-orang yang memiliki sifat ikhbât disebut al-Mukhbitun, yang dicirikan dengan takut kepada Allah, sabar dalam menghadapi cobaan, rajin beribadah, dan dermawan. Al-Q
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a, "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan orang-orang yang wafat mendahului kami dengan membawa iman. Dan janganlah Engkau memberikan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.“ (QS. Al-Hasyr: 10)
Teks ini membahas beberapa jenis shalawat yang beredar di kalangan kaum muslimin, seperti Shalawat Nariyah, Shalawat Badar, dan Shalawat Burdatul Bushiri. Para ulama menyatakan bahwa jenis-jenis shalawat ini tidak sesuai dengan ajaran Islam karena mengandung unsur-unsur syirik, bid'ah, dan tawassul kepada selain Allah. Hanya tawassul melalui nama-nama Allah lah yang diijinkan men
Shalat berjamah sangat penting bagi kaum muslimin. Dengan cara hikmah dan bijaksana, sebagai mubaligh, kita ajak mereka kembali masjid. Bahasa yang santun, tanpa menggurui, adalalah sasaran dari khutbah ini.
Rujukan :
- Tafsir at-Tabaari, Imam at-Tabaari
- Shahih Muslim, Imam Muslim
- Tarikhul khuafa
- Muktarul hadisun nabawiyah, Sayyid Ahmad Al-Hasimy
- Kitab fada'il 'amal, Maulana Zakaria al-Khandahlawi (terj.)
- dan Muntakhab ahadis, Maulana Yusuf al-Khandahlawi
1. Hadist merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran. Hadist berfungsi menjelaskan, mempertegas, dan melengkapi ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Quran.
2. Terdapat beberapa fungsi hadist terhadap Al-Quran, di antaranya menjelaskan ayat-ayat Al-Quran (bayan al-tafsir), memperkuat ayat-ayat Al-Quran (bayan al-taqrir), menjelaskan larangan dan per
1. Dakwah adalah tugas utama para nabi dan rasul serta pengikut mereka untuk mengajak manusia ke jalan Allah.
2. Berdakwah merupakan jalan untuk mendapatkan kemuliaan di dunia dan surga serta menjadi pengikut nabi yang sejati.
3. Tidak berdakwah dapat menyebabkan kebatilan dan kemungkaran menyebar tanpa henti.
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoaHendri Syahrial
Dokumen tersebut membahas tentang 10 waktu mustajab untuk berdoa kepada Allah yang mudah diamalkan sehari-hari. Dua waktu yang disebutkan adalah pada sepertiga malam terakhir dan di akhir sholat fardhu, karena pada waktu-waktu tersebut peluang doa dikabulkan lebih besar.
Dokumen tersebut membahas tentang keutamaan dakwah menuju agama Allah, ikhlas dalam dakwah, dan tanggung jawab dakwah. Dakwah adalah ibadah yang agung yang bertujuan mengajak manusia ke jalan Allah dengan niat ikhlas semata-mata untuk ridha Allah. Tanggung jawab dakwah wajib dilaksanakan oleh seluruh umat.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang pentingnya dzikir atau mengingat Allah dalam berbagai keadaan seperti setelah shalat, setelah puasa, saat berperang, dan kapan saja. Dzikir dianjurkan karena memberikan banyak manfaat seperti meningkatkan iman, mendekatkan diri kepada Allah, dan meninggikan derajat di sisi-Nya.
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu RasytahWahyu Nugroho
Tafsir surat Al Fatihah karya Syaikh Atho Abu Rusytah disampaikan oleh ust Yasin saat Kajian Islam mingguan di Masjid Syubhan SMP Al Azhar Kaujon Serang
Dokumen tersebut merangkum konsep ikhbât dalam Islam, yaitu sifat seorang hamba Allah yang tunduk dan patuh sepenuhnya kepada-Nya. Ikhbât memiliki arti ketenangan, ketundukan, dan merendahkan diri kepada Allah. Orang-orang yang memiliki sifat ikhbât disebut al-Mukhbitun, yang dicirikan dengan takut kepada Allah, sabar dalam menghadapi cobaan, rajin beribadah, dan dermawan. Al-Q
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a, "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan orang-orang yang wafat mendahului kami dengan membawa iman. Dan janganlah Engkau memberikan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.“ (QS. Al-Hasyr: 10)
Teks ini membahas beberapa jenis shalawat yang beredar di kalangan kaum muslimin, seperti Shalawat Nariyah, Shalawat Badar, dan Shalawat Burdatul Bushiri. Para ulama menyatakan bahwa jenis-jenis shalawat ini tidak sesuai dengan ajaran Islam karena mengandung unsur-unsur syirik, bid'ah, dan tawassul kepada selain Allah. Hanya tawassul melalui nama-nama Allah lah yang diijinkan men
Shalat berjamah sangat penting bagi kaum muslimin. Dengan cara hikmah dan bijaksana, sebagai mubaligh, kita ajak mereka kembali masjid. Bahasa yang santun, tanpa menggurui, adalalah sasaran dari khutbah ini.
Rujukan :
- Tafsir at-Tabaari, Imam at-Tabaari
- Shahih Muslim, Imam Muslim
- Tarikhul khuafa
- Muktarul hadisun nabawiyah, Sayyid Ahmad Al-Hasimy
- Kitab fada'il 'amal, Maulana Zakaria al-Khandahlawi (terj.)
- dan Muntakhab ahadis, Maulana Yusuf al-Khandahlawi
1. Hadist merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran. Hadist berfungsi menjelaskan, mempertegas, dan melengkapi ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Quran.
2. Terdapat beberapa fungsi hadist terhadap Al-Quran, di antaranya menjelaskan ayat-ayat Al-Quran (bayan al-tafsir), memperkuat ayat-ayat Al-Quran (bayan al-taqrir), menjelaskan larangan dan per
Sunnah merupakan cara atau kebiasaan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai aspek kehidupan. Sunnah bersumber dari hadis yang meriwayatkan perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat, dan perilaku Nabi. Hadis merupakan sumber kedua terpenting dalam Islam setelah al-Quran. Sunnah dan hadis digunakan untuk memperkuat dan memperjelas hukum-hukum al-Quran serta menetapkan hukum-hukum baru.
Dokumen tersebut membahas tentang istilah-istilah yang digunakan dalam pengajian hadis. Terdapat penjelasan mengenai istilah sanad, isnad, musnad, musnid, rawi, matan, dan istilah-istilah lainnya. Juga disebutkan beberapa kitab hadis utama seperti Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta para perawi hadis terkenal.
Dokumen tersebut membahas tentang sekularisme dan dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan. Secara ringkas, sekularisme adalah faham yang memisahkan agama dari kehidupan sosial dan politik manusia serta menolak nilai-nilai keagamaan. Dokumen ini menjelaskan bahwa sekularisme bertentangan dengan ajaran Islam dan berdampak negatif terhadap ekonomi, politik, dan pendidikan.
This document assigns topics related to chapters 4 and 5 of the Penghayatan Islam (ISL 1012) course to students in various classes. For chapter 4 (Ensiklopedik), students are assigned topics looking at references to science and modern subjects in the Quran such as astronomy, geography, biology, and medicine. For chapter 5 (Ijtihadik), students are assigned topics related to the concept of ijtihad in Islamic jurisprudence such as the importance and types of ijtihad as well as contemporary fatwas. The document lists the students and their assigned topics for different classes to complete their group presentations.
Ijtihad adalah usaha maksimal seorang ahli fiqh dalam memahami hukum syariat. Terdapat beberapa jenis ijtihad seperti ijtihad fardli dan ijtihad jama'i. Ijtihad berlandaskan al-Quran, sunnah, dan dalil akal. Terdapat syarat-syarat menjadi mujtahid seperti menguasai bahasa Arab dan hadis."
1. Ijma merupakan kesepakatan para mujtahid mengenai suatu hukum syariat setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW
2. Ijma digunakan untuk menetapkan hukum dalam kasus-kasus yang tidak jelas hukumnya dalam Al-Quran dan Hadis
3. Kesepakatan para mujtahid bersifat mengikat dan wajib diikuti
The Sunnah refers to the sayings, actions, and approvals of the Prophet Muhammad and is one of the primary sources of Sharia or Islamic law, next to the Quran. There are different classifications of Sunnah, including legal vs non-legal Sunnah and strong, weak, or forged Hadith based on transmission chains. While the Quran takes precedence, the Sunnah plays an important role in explaining and elaborating principles and rules in the Quran and providing the basis for many rulings and institutions in Islamic jurisprudence.
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an Dyra Yunilaili
Hadis memiliki beberapa fungsi terhadap Al-Quran, di antaranya:
1. Memperkuat dan menjelaskan hukum yang terkandung dalam Al-Quran seperti hukum puasa dan Idul Fitri.
2. Merinci ayat-ayat global dan umum dalam Al-Quran seperti cara melaksanakan shalat.
3. Mewujudkan hukum baru yang tidak ada dalam Al-Quran seperti larangan mengumpulkan istri bersaudara.
4. Mem
Ijtihad merujuk pada pengerahan segala kemampuan seorang ahli fiqih atau mujtahid dalam memperoleh pengertian tingkat dhann terhadap hukum syar'i berdasarkan sumber-sumber hukum Islam seperti Al-Quran, hadis, qiyas, istihsan, dan maslahah. Terdapat beberapa syarat untuk menjadi mujtahid seperti memahami bahasa Arab dan ilmu-ilmu dasar hukum Islam. Metode ijtihad mencakup
Dokumen ini membahasikan tentang sunnah dan bid'ah dalam amalan seharian umat Islam. Ia menjelaskan definisi sunnah dan bid'ah, pandangan ulama terhadap bid'ah, sebab-sebab timbulnya bid'ah, dan cara mengatasinya. Dokumen ini juga membincangkan tentang bulan Muharram, termasuk beberapa hadis berkaitan dengannya, serta bid'ah dukacita kaum Rafidah dan bid'ah sukacita kaum Nashibah pada hari Asyura
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Hadits merupakan sumber hukum Islam selain Al-Quran. Hadits mencakup perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW. Hadits berperan memperkuat hukum Al-Quran, menjelaskan ayat-ayatnya, dan menetapkan hukum baru yang tidak tercakup dalam Al-Quran. Kedudukan Hadits sangat penting dalam memahami dan menerapkan syariat Islam.
5.9.2012 hadis sohih, hasan, dhoif, hikmah completeAngah Rahim
Hadis Hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung dari perawi-perawi yang adil tetapi kurang mantap dalam ingatan berbanding perawi hadis sahih. Hadis Hasan dibahagikan kepada dua jenis iaitu Hasan Lizatihi dan Hasan Lighairihi. Walaupun kedudukannya lebih rendah berbanding Hadis Sahih, namun sebahagian ulama mengatakan wajib beramal dengan Hadis Hasan.
Ketahui Sembilan Adab Ketika Membaca Al-Quran
Ada beberapa tatakrama saat berinteraksi dengan Al-Quran telah dijelaskan oleh para ulama. Ada yang menjelaskannya dengan panjang lebar, ada pula yang menerangkannya dengan singkat, bahkan kadang disebutkan tanpa menjelaskan dasarnya dengan detail. Tatakrama yang singkat ini setidaknya dapat dilist dalam sembilan adab ketika membaca Al-Quran.
Di antara adab yang secara singkat dijelaskan oleh para ulama tersebut, adalah anjuran berhenti sebentar dalam membaca Al-Quran tatkala sedang kentut. Adab ini disampaikan secara singkat oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu Syarah Muhadzab. Penulis akan mencoba merangkum adab-adab yang disampaikan secara singkat oleh ulama, yang penulis istilahkan dengan “adab ringan” seperti dalam penjelasan berikut:
Baca Juga: Mengaplikasikan Metode Tadabbur Saat Membaca Al-Quran dan Langkah-Langkahnya
Sembilan Adab Ketika Membaca Al-Quran
Pertama, apabila kita sedang membaca Al-Quran dan hendak kentut, maka dianjurkan berhenti membaca terlebih dahulu dan kentut sampai selesai, baru kemudian meneruskan membaca Al-Quran. Perlulah dipahami bahwa maksud dari membaca disini bukanlah membaca Al-Quran disertai menyentuh mushaf. Sebab menyentuh mushaf bagi orang yang hadas hukumnya haram (Al-Majmu’/2/164).
Anjuran di atas berlaku tatkala kita hendak membaca Al-Quran tanpa menyentuh mushaf. Entah itu berdasarkan ingatan, maupun berdasar mushaf yang terlebih dahulu sudah dibuka dan dapat dibaca tanpa perlu menyentuhnya. Tidak seperti menyentuh mushaf, membaca Al-Quran dalam keadaan hadas hukumnya boleh.
Kedua, dimakruhkan membaca Al-Quran bagi orang yang keadaan mulutnya terkena najis. Sebenarnya terjadi perbedaan di antara para ulama terkait hukum membaca Al-Quran dalam keadaan mulut najis. Ada yang menyatakan haram. Namun pendapat yang sahih adalah yang menyatakan makruh saja, dan tidak sampai haram. Oleh karena itu, bagi yang mulutnya terkena najis, entah itu berupa darah atau selainnya, sebaiknya dicuci dahulu sebelum membaca Al-Quran (Al-Majmu’/2/163).
Ketiga, ketika membaca Al-Quran dan hendak menguap (jawa: angop), dianjurkan berhenti membaca terlebih dahulu. Baru kemudian setelah selesai menguap dapat meneruskan bacaan. Imam An-Nawawi mengaitkan adab tersebut dengan hadis yang secara umum menganjurkan agar saat menguap, hendaknya menutup mulut (At-Tibyan/58).
Baca Juga: Hukum Membaca Al-Quran dalam Keadaan Hadas
Keempat, dianjurkan melirihkan bacaan Al-Quran saat membaca ayat-ayat berikut ini dan ayat-ayat lain yang berbunyi sama:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al masih itu putra Allah” (QS. At-Taubah [9] 30).
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ
Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu” (QS. Al-Maidah [5] 64).
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا
Dan mereka berkata: “Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mem
- Rasulullah membagi-bagikan potongan rambut dan kukunya kepada sahabat dan orang lain ketika bercukur di haji terakhirnya
- Potongan rambut tersebut dibagikan dengan tujuan agar dijadikan tabarruk oleh para sahabat dan umat
- Perbuatan ini menunjukkan bahwa tabarruk hanya dibolehkan terhadap Rasulullah saja, bukan orang shalih lainnya
Dokumen tersebut membahas tentang adab-adab dalam membaca Al-Qur'an, yang mencakup niat ikhlas, mengamalkan ajaran Al-Qur'an, selalu mengingat dan memperbaharui bacaan Al-Qur'an, serta larangan mengatakan telah lupa terhadap ayat-ayat Al-Qur'an. Dokumen ini juga membahas hukum bagi seseorang yang menghafal Al-Qur'an namun kemudian melupakannya akibat
Ahlu As-Sunnah Wal Jama'ah adalah golongan muslim yang berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunnah Nabi. Mereka mengikuti jejak para sahabat Nabi dan ulama salaf dalam memahami dan menerapkan ajaran Islam. Penamaan ASWJ berasal dari ayat Al-Quran yang membedakan antara orang-orang berwajah putih dan hitam di hari kiamat.
Teks tersebut membahas tentang adab terhadap Al-Qur'an, yang meliputi empat poin utama yaitu: 1) Iman kepada Al-Qur'an, 2) Membaca Al-Qur'an, 3) Mempelajari dan merenungkan Al-Qur'an, 4) Mengikuti ajaran Al-Qur'an."
Manhaj Talaqqi Wal Istidlal Ahlus Sunnah Wal Jama'ah membahas metode pengambilan aqidah dan berargumentasi menurut ahlus sunnah wal jama'ah. Metode ini berdasarkan pada sumber utama seperti Al Quran, hadis shahih Nabi Muhammad, dan ijma' salaf. Kaidah-kaidahnya meliputi mengandalkan sumber-sumber utama, menolak hadis dha'if, dan mengikuti nash syar'i tanpa mendahulukan pend
Teks ini membahas definisi istilah "salaf" secara bahasa dan istilah. Secara bahasa, salaf berarti orang-orang yang mendahului dalam ilmu, iman, dan kebaikan. Secara istilah, salaf merujuk khusus kepada para sahabat Nabi dan generasi-generasi awal Muslim setelahnya yang mengikuti teladan mereka. Teks ini juga menjelaskan pandangan ulama salaf awal tentang pentingnya mengikuti teladan salaf dalam
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...caturwibowo83
HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Ayu Rifka SitoresmiAyu Rifka Sitoresmi
Diperbarui 28 Sep 2021, 16:40 WIB
Copy Link
16
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com
Liputan6.com, Jakarta Sanad adalah pegangan dalam teks hadis atau matan. Menurut bahasa, sanad adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadis.
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadis-hadis Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.
Advertisement
recommended by
STATE OF SURVIVAL
Fight In State Of Survival! Play For Free Now!PLAY NOW
Pentingnya posisi sanad dalam ilmu hadis menurut para ulama untuk mengetahui otensitas suatu sumber. Bagaimana asal riwayat sumber tersebut yang menyandarkan konteksnya kepada Nabi Muhammad SAW, haruslah dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini ulasan mengenai definisi sanad beserta fungsi dan manfaatnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (28/9/2021).HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Ayu Rifka SitoresmiAyu Rifka Sitoresmi
Diperbarui 28 Sep 2021, 16:40 WIB
Copy Link
16
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com
Liputan6.com, Jakarta Sanad adalah pegangan dalam teks hadis atau matan. Menurut bahasa, sanad adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadis.
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadis-hadis Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.
Advertisement
recommended by
STATE OF SURVIVAL
Fight In State Of Survival! Play For Free Now!PLAY NOW
Pentingnya posisi sanad dalam ilmu hadis menurut para ulama untuk mengetahui otensitas suatu sumber. Bagaimana asal riwayat sumber tersebut yang menyandarkan konteksnya kepada Nabi Muhammad SAW, haruslah dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini ulasan mengenai definisi sanad beserta fungsi dan manfaatnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (28/9/2021).HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami
Hadits merupakan sumber hukum Islam selain Al-Quran. Ilmu hadits berkembang sejak awal untuk memvalidasi sanad dan matan hadits. Perkembangannya meliputi penghimpunan hadits, pembukuan, penyaringan, dan sistematisasi hadits. Ilmu hadits dirayah membahas validitas hadits sementara riwayah membahas isi hadits.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sumber hukum Islam, khususnya Al-Quran dan hadis sebagai sumber hukum utama dalam Islam. Al-Quran dijelaskan sebagai wahyu Allah yang merupakan pedoman utama bagi umat Islam, sedangkan hadis merupakan sumber kedua yang menjelaskan lebih lanjut hukum-hukum yang belum dijelaskan secara rinci dalam Al-Quran. Dokumen ini juga menjelaskan ber
1. Kategori Kitab : As-Sunnah
Pengertian As-Sunnah Menurut Syari’at
Selasa, 6 Nopember 2007 12:47:43 WIB
PENGERTIAN AS-SUNNAH MENURUT SYARI'AT
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
B. Pengertian As-Sunnah Menurut Syari’at
As-Sunnah menurut istilah syari’at ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh
serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasyri’ (pensyari’atan) bagi ummat
Islam.[1]
Adapun hadits menurut bahasa ialah sesuatu yang baru.
Secara istilah sama dengan As-Sunnah menurut Jumhur Ulama.
Ada ulama yang menerangkan makna asal secara bahasa bahwa: Sunnah itu untuk perbuatan
dan taqrir, adapun hadits untuk ucapan. Akan tetapi ulama sudah banyak melupakan makna
asal bahasa dan memakai istilah yang sudah lazim digunakan, yaitu bahwa As-Sunnah
muradif (sinonim) dengan hadits.
As-Sunnah menurut istilah ulama ushul fiqih ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi j
selain dari Al-Qur-an, baik perbuatan, perkataan, taqrir (penetapan) yang baik untuk menjadi
dalil bagi hukum syar’i.
Ulama ushul fiqih membahas dari segala yang disyari’atkan kepada manusia sebagai undang-undang
kehidupan dan meletakkan kaidah-kaidah bagi perundang-undangan tersebut.
As-Sunnah menurut istilah ahli fiqih (fuqaha’) ialah segala sesuatu yang sudah tetap dari
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan hukumnya tidak fardhu dan tidak wajib, yakni
hukumnya sunnah.[2]
As-Sunnah menurut ulama Salaf adalah petunjuk yang dilaksanakan oleh Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya, baik tentang ilmu, i’tiqaad (keyakinan),
perkataan maupun perbuatannya.[3]
Contoh-contoh dari definisi Sunnah yang dibawakan oleh ahli hadits antara lain:
2. a. Hadits qauli (Sunnah dalam bentuk ucapan) ialah segala ucapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam yang ada hubungannya dengan tasyri’, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam :
. ن كُْنرمْ رنمْلِنِ ن ن ن نِ
“Di antara kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat
baginya.” [4]
b. Hadits fi’li (Sunnah yang berupa perbuatan) ialah segala perbuatan Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam yang diberitakan oleh para Shahabatnya tentang wudhu’, shalat, haji, dan
selainnya.
Contoh:
.ن حَِنْرنْف لْ ننَأنْف نَّأف كُأ أنبَأه أُ نبَن نِ نا نبأن لننْف نِِنبَِنِ كِثْ ننْنِ
“Dari ‘Utsman bin ‘Affan bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (apabila
berwudhu’), beliau menyela-nyela jenggotnya.” [5]
c. Hadits taqriri ialah segala perbuatan Shahabat yang diketahui oleh Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam dan beliau membiarkannya (sebagai tanda setuju) dan tidak mengingkarinya.
Contoh:
نِْنَ نَُِْ ننْنَ كُ لَِْْاِ ن لِن نعَِِِ لِ ننَْهْ ننَرنن نرَِبْنْنِ لِ يُِْ ن لن ةَِِ نرِ عِْْ لنألا ننِْ كُأ نبْأه أُ نبَن نِ نا نبأن كِ
نأ كن نن نَّاْ ةننبنَْ أَِ نبْأ عِ لِنكِْن ن نةَنبْْن ن لن ن ننِأِ لِ كُْنأِّأُِ ننِْ ن نرَِبْعِ ننَر نَّنَْهْ نَّةَِ كن نَّرندنأبمْ يِبِ لِ
. كُدِبِ ن لِنِْ كِ نَّفْ نَِّبَِْن
“Nabi Shalkallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Bilal setelah selesai shalat Shubuh,
‘Wahai Bilal, kabarkanlah kepadaku sebaik-baik amalan yang telah engkau kerjakan dalam
Islam, karena aku telah mendengar suara terompahmu di dekatku di Surga?’ Ia menjawab,
‘Sebaik-baik amal yang aku kerjakan ialah, bahwa setiap kali aku berwudhu’ siang atau
malam mesti dengan wudhu’ itu aku shalat (sunnah) beberapa raka’at yang dapat aku
laksanakan.’” [6]
Atau kisah dua Shahabat yang melakukan safar, keduanya tidak menemukan air (untuk
wudhu’) sedangkan waktu shalat sudah tiba, lalu keduanya bertayammum dan mengerjakan
shalat, kemudian setelah selesai shalat mereka menemukan air sedang waktu shalat masih
ada, maka salah seorang dari keduanya mengulangi wudhu’ dan shalatnya, kemudian
keduanya mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian itu.
Lalu beliau bersabda kepada Shahabat yang tidak mengulangi shalatnya, “Engkau telah
berbuat sesuai dengan Sunnah.” Dan kepada yang lain (Shahabat yang mengulangi
shalatnya), beliau bersabda, “Engkau mendapatkan dua ganjaran.” [7]
3. Di antara makna Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sebagaimana yang
difahami oleh para Shahabat dan Salafush Shalih Ridhwanullaah ‘alaihim ajma’iin adalah
sebagai sumber kedua setelah Al-Qur-anul Karim
Sering kita menyebut Kitabullaah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
maksudnya adalah Sunnah sebagai sumber nilai tasyri’. Al-Qur-an menyifatkan As-Sunnah
dengan makna hikmah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
نَّةنع كُْن كُْنث بِ ةَِأن نْلَأن نا لُْن لِ بِ ن بََُِِْ نبِِْْ نبَن بِ نِرِِْن نانِِبَِْرِبِ كُْنِْْنْر نا كُْثِنْْرأن نانِِلََِ
“Ya Rabb kami, utuslah kepada mereka seorang Rasul di antara mereka yang akan
membacakan ayat-ayat-Mu kepada mereka dan mengajarkan Al-Kitab dan Al-Hikmah
kepada mereka dan mensucikan mereka (dari kelakuan-kelakuan yang keji), sesungguhnya
Engkau Mahamulia lagi Mahabijaksana.” [Al-Baqarah: 129]
بِ نانِِبَِْرِبِ كُْنِْْنْر نا كُْثِنْْرأن نا فَِ لن ةِكن ن نأَ أُ نبَنه كُْرِ ن مَِْ لنننْ لِ بِ ن نَّةنِ بِِْ نبِِْْ نبَن بِ نِرِِْنِ نانِِلَِ ننِِْْ كننِ ننَنَ ن “Sesungguhnya Allah telah memberi karunia bagi orang-orang yang beriman, ketika Dia
mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan
ayat-ayat-Nya dan membersihkan mereka (dari sifat-sifat jahat), dan mengajarkan Al-Kitab
(Al-Qur-an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah). Sesungguhnya mereka sebelum itu dalam
kesesatan yang nyata.” [Ali ‘Imranَ 164]
لنمْنِ أُ نبَن ن ن رَ نانَّةننَ أُ نبَن ن كُْنِْْنْر نا كُْثِنْْرأن نانبَأنرن ن كن رن رنبْْن نالننْف
“... Dan Allah telah menurunkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah dan mengajarkanmu
apa-apa yang tidak kamu ketahui. Dan karunia Allah kepadamu amat besar.” [An-Nisaa’َ
113]
نِ أُ نا كُْثِنْْرأِ أَِف أُ ن لننْف كندِ نَ نا مَ نا مُْلِمْنف ن بِِْْنىه لِ لِ رَِأِْ “Sebutlah apa-apa yang dibacakan dalam rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah,
sesungguhnya Allah Mahalembut lagi Maha Mengetahui.” [Al-Ahzaab: 34]
نِْْ كننِ ننَنَ ن ن بََُِِْ نبِِْْ نبَن بِ نِرِِْنِ نانِِلََِ بِ نانِِبَِْرِبِ كُْنِْْنْر نا كُْثِنْْرأن نا فَِ لنةِْ نيِِنَ كُأ لنننْ لِ ن “Dialah yang mengutus kepada ummat yang ummi seorang Rasul dari antara mereka yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya. Yang membersihkan mereka dan mengajarkan
kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu dalam kesesatan
4. yang nyata.” [Al-Jumu’ahَ 2]
Maksud penyebutan Al-Kitab pada ayat-ayat di atas adalah Al-Qur-an. Dan yang dimaksud
dengan Al-Hik-mah adalah As-Sunnah.
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Allah menyebut al-Kitab, yang dimaksud adalah Al-
Qur-an dan menyebut Al-Hikmah. Aku mendengar di negeriku dari para ahli ilmu yang
mengerti Al-Qur-an berkata bahwa Al-Hikmah adalah As-Sunnah.”[8]
Qatadah rahimahullah berkata, “Yang dimaksud Al-Hikmah adalah As-Sunnah.” Begitu pula
penjelasan dari al-Hasan al-Bashri.[9]
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
نَ نا اَِّكِ نُِْمَِْ ن نَّنِِب كُأنِِْ نِ نَّيِ أُ ن نانَّيِ كُأم
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di
antara kamu...” [An-Nisaa’َ 59]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Taat kepada Allah dengan mengikuti Kitab-
Nya dan taat kepada Rasul adalah mengikuti dan As-Sunnah.” [10]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Banyak dari Salafush Shalih berkata
bahwa Al-Hikmah adalah As-Sunnah.” Karena sesungguhnya yang dibaca di rumah-rumah
isteri Nabi ننََِ نبَُِْ selain Al-Qur-an adalah Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
.نَّن ةََِِ اَِّْرِ عِ كُْنِْْنْر نا حَِبْننِ ننَنِْ
“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberikan Al-Kitab dan yang sepertinya bersamanya.” [11]
Hasan bin Athiyyah rahimahullah berkata, “Jibril Alaihissallam turun kepada Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam membawa As-Sunnah sebagaimana Al-Qur-an. Mengajarkan
As-Sunnah itu sebagaimana ia mengajarkan Al-Qur-an.” [12]
Dan lihat pula kitab-kitab tafsir yang menafsirkan ayat ini (Al-Ahzaab: 34) dalam Tafsir Ibnu
Katsir dan lainnya dari tafsir Al-Qur-an bil ma’tsur.
Para Salafush Shalih memberi makna As-Sunnah dengan agama dan syari’at yang dibawa
oleh Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam secara mutlak dalam masalah ilmu dan amal, dan
apa-apa yang diterima oleh para Shahabat, Tabi’in dan Salafush Shalih dalam bidang ‘aqidah
maupun furu’.
Abu Bakar Radhiyallahu anhu berkata, “Sunnah itu adalah tali Allah yang kuat.” [13]
5. ‘Abdullah bin ad-Dailamy rahimahullah (dari pembesar Tabi’in) berkata, “Telah sampai
kepadaku bahwa awal hilangnya agama ini adalah karena manusia meninggalkan As-
Sunnah.” [14]
Imam al-Lalika- i membawakan penafsiran ayat:
عأِ ننْبْْننُْر نبَنىه نمِِّنِنْأ نََِ نُِْمَِْ لنرْأنِْْْبْ
“Kemudian kami jadikan kamu di atas syari’at dari perintah, maka ikutilah...” [Al-Jaatsiyah:
18]
“Yakni engkau berada di atas Sunnah.” [15]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkataَ “Sesungguhnya As-Sunnah itu adalah syari’at, yakni
apa-apa yang disyari’atkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa
sallam dari agama (ini).” [16]
As-Sunnah adalah yang dimaksud dengan hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
yang shahih.
[Disalin dari buku Kedudukan As-Sunnah Dalam Syariat Islam, Penulis Yazid Abdul Qadir
Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO.Box 264 Bogor 16001, Jawa Barat Indonesia,
Cetakan Kedua Jumadil Akhir 1426H/Juli 2005]
_______
Footnote
[1]. Qawaa’idut Tahdits (hal. 62), Muhammad Jamaluddin al-Qasimi, Ushul Hadits, Dr.
Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, cet. IV Darul Fikr 1401 H, Taisir Muthalahil Hadits (hal. 15),
Dr. Mahmud ath-Thahhan.
[2]. Lihat kitab Irsyaadul Fuhuul asy-Syaukani (hal. 32), Fat-hul Baari (XIII/245-246),
Mafhuum Ahlis Sunnah wal Jama’ah ‘inda Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 37-43).
[3]. Lihat pada buku penulis, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah (hal. 10).
[4]. HR. At-Tirmidzi (no. 2317), Ibnu Majah (no. 3976), Ibnu Hibban (Ta’liiqatul Hisaan ‘ala
Shahiih Ibni Hibban no. 229), hadits ini hasan.
[5]. HR. At-Tirmidzi (no. 31), Ibnu Majah (no. 430), Shahih Ibni Majah (no. 345), al-Hakim
(I/149) dan al-Hakim berkata, “Sanadnya shahih.” At-Tirmidzi berkataَ “Hasan shahih.”
Lihat Shahih Ibni Majah (no. 344) dari Shahabat ‘Ammar bin Yasir.
[6]. HR. Al-Bukhari (no. 1149) dan Muslim (no. 2458), dari Shahabat Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu.
[7]. HR. Abi Dawud (no. 338-339), an-Nasa-i (I/213) dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu
anhu. Lihat Shahih Sunan Abu Dawud (no. 366), cet. I/ Ghar-raas, th. 1423 H.
[8]. Ar-Risaalah (hal. 78 no. (252)), tahqiq Syaikh Ahmad Muhammad Syakir rahimahullah.
[9]. Lihat Syarah Ushul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama’ah oleh Imam al-Lalikaaiy (I/78 no.
70-71), tahqiq Dr. Ahmad Sa’ad Hamdan.
6. [10]. Tafsir Ibnu Katsir (I/568).
[11]. HSR. Abu Dawud (no. 4604) dan Ahmad (IV/131).
[12]. Fatawaa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (III/366).
[13]. Asy-Syahru wal Ibanah, Ibnu Baththah al-‘Ukbary (no. 49).
[14]. Sunan ad-Darimi (I/45).
[15]. Syarah Ushul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama’ah oleh Imam al-Lalika- i (I/76-77 no.
66).
[16]. Majmu’ Fataawaa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (IV/436