ANTAM adalah perusahaan pertambangan terintegrasi vertikal yang berfokus pada nikel, emas, dan bauksit. Perusahaan memiliki konsesi pertambangan luas di seluruh Indonesia dan beberapa aliansi strategis internasional. Visi ANTAM adalah menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan berkelanjutan dan standar kelas dunia.
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
ANTAM - Perusahaan Pertambangan Terintegrasi
1. Deskripsi ANTAM
ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang
berorientasi ekspor.Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral,
kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi,penambangan,pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel,
feronike,emas,perak,bauksitdan batubara.ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan
Asia. Mengingatluasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang
dimiliki,ANTAM membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapatmemanfaatkan
cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan.
ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati.ANTAM didirikan sebagai
Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang
memproduksi komoditas tunggal.Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel,pada tahun 1997
ANTAM menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia.Pada tahun 1999,
ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exemptentity dan pada tahun 2002 status ini
ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.
Tujuan perusahaan saatini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham.Hal ini dilakukan melalui
penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan.Strategi
perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel,emas,dan bauksitmelalui peningkatan outputproduksi
untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya per unit.ANTAM berencana untuk mempertahankan
pertumbuhan melalui proyek ekspansi terpercaya,aliansi strategis,peningkatan kualitas cadangan,serta
peningkatan nilai melalui pengembangan bisnis hilir.ANTAM juga akan mempertahankan kekuatan finansial
perusahaan.Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya,perusahaan memastikan akan memiliki dana yang
cukup untuk memenuhi kewajiban,mendanai pertumbuhan,dan membayar dividen.Untuk menurunkan biaya,
perusahaan harus beroperasi lebih efisien dan produktifserta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan
adanya skala ekonomis.
Sebagai perusahaan pertambangan,ANTAM menyadari bahwa kegiatan operasi perusahaan memiliki dampak
secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakatsekitar.Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan
hidup dan khususnya pengembangan masyarakattidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi merupakan bagian
dari risiko perusahaan yang harus dikelola dengan baik.Karakteristik industri pertambangan di Indonesia
sebagai industri pembuka daerah tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran perusahaan tambang untuk
berperan aktif dalam pengembangan masyarakatsekitar dan beroperasi sebagai good corporate citizen sangat
penting.Hal ini akan berperan penting dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi
perusahaan.Beranjak dari konsepsi ini maka perhatian yang mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan
serta partisipasi secara proaktifdalam pengembangan masyarakatmerupakan salah satu kunci kesuksesan
kegiatan pertambangan.
2. Riwayat Singkat ANTAM
Kegiatan usaha Perseroan telah dimulai sejak tahun 1968 ketika Perseroan didirikan sebagai Badan Usaha Milik
Negara melalui merjer dari beberapa Perusahaan tambang dan proyek tambang milik pemerintah,yaitu Badan
Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara,Perusahaan Negara Tambang Bauksit
Indonesia,Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok,Perusahaan Negara Logam Mulia,PT Nickel Indonesia,
Proyek Intan dan Proyek-proyek Bapetamb.Perseroan didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka
Tambang"di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22 tahun
1968.Pendirian tersebutdiumumkan dalam Tambahan No.36,BNRI No. 56, tanggal 5 Juli 1968.Pada tanggal
14 September 1974,berdasarkan Peraturan Pemerintah No.26 tahun 1974,status Perusahaan diubah dari
Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas ("Perusahaan Perseroan") dan sejak itu
dikenal sebagai "Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang".
Pada tanggal 30 Desember 1974,ANTAM berubah nama menjadi Perseroan Terbatas dengan Akta Pendirian
Perseroan No.320 tanggal 30 Desember 1974 dibuatdi hadapan Warda Sungkar Alurmei,S.H., pada waktu itu
sebagai pengganti dari Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta jo. Akta Perubahan No. 55 tanggal 14 Maret 1975
dibuatdi hadapan Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta mengenai perubahan status Perseroan d alam rangka
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapatdalam Undang-undang No.9 tahun 1969 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No.1 tahun 1969 (Lembaran Negara tahun 1969 No.16.
Tambahan Lembaran Negara No.2890) tentang bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi Undang-undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 No.40),Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1969 tentang
Perusahaan Perseroan (Persero).Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 No.21 dan Peraturan
Pemerintah No.26 tahun 1974 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Aneka Tambang menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero),Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1974 nomor 33 jo.Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.Kep.1768/MK/IV/12/1974, tentang Penetapan Modal
Perusahaan Perseroan (Persero) PTAneka Tambang menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PTAneka
Tambang,yang telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dalam SuratKeputusannya No.Y.A. 5/170/4
tanggal 21 Mei 1975 dan kedua Akta tersebutdi atas telah didaftarkan dalam buku register yang berada di
Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turutdi bawah No. 1736 dan No. 1737 tanggal 27 Mei 1975 serta
telah diumumkan dalam Tambahan No.312 BNRINo. 52 tanggal 1 Juli 1975.Untuk m endukung pendanaan
proyek ekspansi feronikel,pada tahun 1997 Perseroan menawarkan 35% sahamnya ke publik dan
mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia.Pada tahun 1999,Perseroan mencatatkan sahamnya di Australia
dengan status foreign exemptentity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang
memiliki ketentuan lebih ketat.
3. Visi dan Misi
Visi ANTAM 2020:
"Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas
dunia"
Misi ANTAM 2020:
Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan ANTAM
sebagai pemain global.
Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna
dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.
Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis
pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang
saham.
Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya
organisasi berkinerja tinggi.
Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi,
khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
Arti Visi Kami:
GlobalMenerapkan praktik manajemen bisnis bertaraf internasional serta meningkatkan skala
usaha dan/atau memperluas wilayah operasi ke luar negeri untuk menjadi pelaku bisnis kelas
dunia.
Berbasis Pertambangan
Berbasis sumberdaya mineral dan batubara dengan diversifikasi dan integrasi terkait dalam
bisnis pertambangan.
Pertumbuhan sehat
Pertumbuhan berkesinambungan di atas rata-rata industri pertambangan.
Standar kelas dunia
Kemampuan dan budaya organisasi berkinerja tinggi dan penerapan praktik-praktik terbaik
kelas dunia.
Strategi Kami
Pada dasarnya tujuan kami adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui penurunan biaya seiring dengan
usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan.
Strategi kami adalah tetap berfokus pada bisnis inti perusahaan. Manajemen seringkali bertanya pada diri
sendiri,“Bagaimana kita dapatmemperoleh nilai yang maksimal melalui pemanfaatan cadangan yang dimiliki?”
Pembangunan kekuatan perusahaan menjadi dasar untuk menjamin profitabilitas yang bersifat jangka panjang.
Melalui maksimalisasi outputproduksi,perusahaan dapat meningkatkan pendapatan serta menurunkan tingkat
biaya.
Kami berusaha untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek-proyek pengembangan yang solid, aliansi
strategis,akuisisi,serta peningkatan kualitas dan nilai cadangan dari sekedar menjual bahan mentah dan beralih
untuk lebih meningkatkan kegiatan pemrosesan.
Kami berusaha untuk mempertahankan kekuatan keuangan perusahaan. Melalui peningkatan perolehan
pendapatan, kami dapat memastikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban, mendanai
pertumbuhan masa depan,serta memberikan imbal hasil bagi pemegang saham melalui pembayaran dividen.
4. Budaya dan Nilai-nilai Kami
ANTAM menetapkan nilai-nilai korporasi yang dikenal dengan nama PIONEER (Professionalism,Integrity, Global
Mentality, Harmony,Excellence dan Reputation),yang aktualisasinya dimulai dari pimpinan yang bercirikan
SENSE (Speed,Energize, Respect,and Courage) sehingga akan membawa Insan ANTAM ke level Human
Capital Excellence yaitu Insan-insan ANTAM yang memenuhi kriteria BEST(Beyond Expectation, Environment
Awareness dan Synergized Partnership).
Struktur Organisasi
5. Direksi
Ir. Tato Miraza, S.E., M.M.
Direktur Utama
Bergabung dengan ANTAM di tahun 1992 dan diangkat sebagai Direktur Utama
sejak tanggal 30 April 2013. Memiliki gelar sarjana Teknik Metalurgi dari Institut
Teknologi Bandung di tahun 1991 dan memperoleh gelar Magister Manajemen
dari Prasetiya Mulia. Menempati berbagai posisi kunci di ANTAM sebelumnya
menjadi Assistant Senior Manager Feronikel (2005-2006) dan Project Group
Leader of Nickel and Energy Development Project (2006 sampai 26 Juni 2008).
Beliau menjabat sebagai Direktur Pengembangan ANTAM sejak 26 Juni 2008
sampai dengan 30 April 2013.
Ir. Hendra Santika, M.M.
Direktur Pengembangan
Bergabung dengan ANTAM sejak 1989 dan diangkat sebagai Direktur pada
tanggal 30 April 2013. Memiliki gelar Sarjana Teknik Mesin dari Universitas
Trisakti di tahun 1988 dan memperoleh gelar Magister Manajemen Strategis dari
Sekolah Tinggi Manajemen Prasetyia Mulia di tahun 2008. Menempati berbagai
posisi kunci di ANTAM dan Entitas Anak ANTAM sebelumnya menjadi Kepala
Pabrik FeNi Unit Bisnis Pertambangan Nikel (2002-2005), Energy Project
Manager pada Nickel and Energy Development Project (2007-2009) dan Direktur
Utama PT Indonesia Chemical Alumina (2009-2013).
Djaja M. Tambunan
Direktur Keuangan
Bergabung dengan ANTAM sejak tahun 2008 dan diangkat sebagai Direktur
sejak tanggal 30 April 2013. Memiliki gelar sarjana di Business Administration
dari University of Canberra, Australia. Menempati berbagai posisi kunci di sektor
finansial selama 17 tahun. Beliau memulai karir di industri perbankan sebagai
Assistant Vice President di Citibank dari tahun 1991 sampai 1997. Beliau
kemudian menjabat Vice President di Chase Manhattan Bank dari tahun 1997
sampai 2001. Dari tahun 2001 sampai 2006, beliau menjabat Senior Vice
President di Hongkong and Shanghai Banking Corporation. Beliau kemudian
menjabat Executive Director di JP Morgan Chase Bank, N.A. dari tahun 2006
sampai 2008. Beliau menjabat sebagai Direktur Keuangan ANTAM sejak 26 Juni
2008 sampai dengan 30 April 2013.
Ir. Tedy Badrujaman, M.M.
Direktur Operasi
Bergabung di ANTAM sejak tahun 1992 dan diangkat sebagai Direktur pada
tanggal 30 April 2013. Memperoleh gelar sarjana Teknik Tambang Metalurgi dari
Institut Teknologi Bandung di tahun 1991 dan Magister Manajemen Internasional
dari Sekolah Tinggi Prasetiya Mulia di tahun 2004. Menempati berbagai posisi
kunci di ANTAM sebelumnya yaitu• Deputy Senior VP Operation Unit Bisnis
Pertambangan Nikel (2005-2008), Senior VP Unit Bisnis Pertambangan Nikel
Sulawesi Tenggara (2008-2012) dan Corporate Secretary Division Head dari
tahun 2012.
6. Sutikno
Direktur Sumber Daya Manusia
Diangkat sebagai Direktur pada tanggal 30 April 2013. Memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro di tahun 1985 dan Gelar Pasca
Sarjana dari Universitas Indonesia di tahun 1996. Riwayat pekerjaan
sebelumnya, yaitu Direktur Keuangan & Administrasi PT Nusantara Regas (Joint
Venture Pertamina – PT Perusahaan Gas Negara) (2010 – sekarang), Direktur
Non Eksekutif PT Perusahaan Gas Negara (2008 – 2010), Direktur Utama PT
PT Perusahaan Gas Negara (2006-2008), Direktur Umum & SDM PT PT
Perusahaan Gas Negara (2001 – 2006), Kepala Divisi Anggaran PT PT
Perusahaan Gas Negara (1996 – 2001).
Ir. I Made Surata, M.Si
Direktur Umum & CSR
Bergabung dengan ANTAM sejak tahun 1990 dan diangkat sebagai Direktur
sejak tanggal 30 April 2013. Memperoleh gelar sarjana Teknik Geologi dari
Universitas Gajah Mada di tahun 1988 dangelar Magister Ilmu Pengembangan
Wilayah Pertambangan dan Sumber Daya Mineral dari Universitas Padjajaran di
tahun 2007. Menempati berbagai posisi kunci di ANTAM sebelumnya, yaitu
Exploration Manager Unit Geomin (2005-2007), Senior Manager Exploration Unit
Geomin (2007-2008) and Geomin Unit Head from 2008.
Standar Etika
ANTAM senantiasa mendorong Insan ANTAM untuk terus berperilaku etis sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
perusahaan. ANTAM terus berkomitmen untuk bertindak dan berperilaku etis baik dalam menjalankan kegiatan
operasional sehari-hari maupun dalam pengambilan keputusan.Setiap Insan ANTAM berkomitmen untuk
menjaga nama baik perusahaan baik di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan dengan tetap
mengedepankan Visi dan Misi ANTAM.
7. Praktik Tata Kelola Kami
Penerapan praktik terbaik Corporate Governance secara konsisten dan berkesinambungan merupakan
komitmen penuh dari ANTAM dalam pengelolaan ANTAM dengan menjaga keseimbangan antara kepentingan
pemegang saham maupun kepentingan stakeholders lainnya.Dalam menerapkan Good Corporate Governance
(GCG), ANTAM tidak hanya sekedar memenuhi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan saja, tetapi
bersungguh-sungguh menerapkannya dalam segala kegiatan operasional ANTAM yang dijalankan dengan
senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip GCGyaitu Transparency,Accountability, Responsibility,Independency
dan Fairness.
Sepanjang tahun 2011, beberapa peningkatan telah dilakukan oleh ANTAM antara lain dengan melakukan
restrukturisasi organisasi yang terencana dan efisien serta secara berkala melakukan perekrutan dan
pengembangan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan meningkatnya aktivitas perkembangan usaha
ANTAM; penyempurnaan Sistem Manajemen Kinerja dan Sistem Manajemen Unjuk Kerja untuk mendukung
sistem penilaian kinerja yang lebih obyektif dan wajar; menyusun Standard Operating Procedure (SOP),
khususnya untuk aktivitas baru ANTAM; melakukan penyempurnaan atas sistem pengendalian internal;
memberlakukan penerapan manajemen risiko di seluruh lini kegiatan usaha ANTAM; dan melakukan sosialisasi
dan internalisasi penerapan GCG di ANTAM.
Dewan Komisaris, Komite-komite di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, dan manajemen senior terus
meningkatkan kapabilitas di dalam proses pengawasan dan pengelolaan perusahaan,sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing.Semua pihak juga berupaya untuk memperkuathubungan kerja satu sama lain.
Singkatnya, ANTAM menyadari pentingnya hubungan kerja yang harmonis serta kerjasama diantara organ-organ
tata kelola, manajemen dan staf untuk mempertahankan dan meningkatkan praktik GCG di ANTAM secara
berkelanjutan. Untuk mendukung fungsi pengawasan, Dewan Komisaris telah membentuk empat Komite di
tingkat Dewan Komisaris yakni Komite Audit, Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan SDM
(NRPSDM), Komite Manajemen Risiko, dan Komite GCG.
Setiap Komite diketuai oleh anggota Dewan Komisaris,dan tugas serta tanggung jawab masing -masing Komite
tercantum dalam masing-masing piagam yang dimiliki.Evaluasi kinerja Dewan Komisaris dilakukan oleh Komite
NRPSDM dengan menggunakan sistem self-assessment atau peer evaluation sebagaimana ditentukan dalam
rapat Dewan Komisaris.Hasil kinerja dilaporkan di dalam RapatUmum Pemegang Saham (RUPS). Evaluasi ini
dilakukan menggunakan kriteria yang disebutkan dalam manual kebijakan perusahaan seperti tingkat kehadiran
di rapat Dewan Komisaris atau rapat Komite. Evaluasi kinerja Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris
berdasarkan Key Performance Indicators (KPIs) dan hasilnya dilaporkan di dalam RUPS. Contoh dari KPI
diantaranya pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, struktur biaya, solvabilitas/tingkat hutang, penjualan,
kepuasan konsumen,inovasi,proses operasional,risiko operasional,proses peraturan dan lingkungan,teknologi
informasi yang terintegrasi,iklim organisasi,dan kompetensi karyawan.Evaluasi kinerja Komite di tingkat Dewan
Komisaris menggunakan sistem self-assessment atau peer evaluation. Evaluasi dilakukan menggunakan
beberapa kriteria seperti kehadiran di rapat Komite. Sebagai tambahan, Komite juga dievaluasi menggunakan
aspek benturan kepentingan, pengetahuan dan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab Komite.
ANTAM mengadopsi Sistem Manajemen berbasis Kinerja untuk mengevaluasi kinerja manajemen senior yang
didasarkan pada beberapa faktor kunci seperti manajemen biaya, inovasi, proses operasional dan kepuasan
pelanggan.Kinerja masing-masing senior manajemen terhubung dengan kinerja Direksi yang keseluruhannya
berada dalam sistem Key Performance Index. ANTAM saat ini tengah bersiap untuk mengimplementasikan
sistem imbal hasil berbasis kinerja bagi karyawannya yang akan menghubungkan kinerja masing-masing individu
dengan remunerasi yang diperoleh. Evaluasi kinerja secara kolektif disetujui oleh Direksi dan setiap senior
manajemen. Setiap tahun Direksi bertemu dengan senior manajemen dari unit bisnis di dalam forum Rapat
Pimpinan untuk mengevaluasi dan memberi masukan terhadap kinerja masing-masing unit bisnis.
Sesuai dengan visi, misi, tujuan dan strategi, serta ruang lingkup kegiatan operasional ANTAM yang terus
berkembang dan kebijakan ekspansi usaha di bidang eksplorasi dan pemrosesan hasil tambang serta produk
derivatifnya, ANTAM selalu berusaha untuk menerapkan GCG secara konsisten agar tujuan komitmen
penerapan GCG yang dibangun dapat tercapai. Adapun tujuan penerapan GCG di ANTAM adalah sebagai
berikut:
8. Meningkatkan kinerja ANTAM dengan proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan berhati-hati
(prudent) dengan selalu memperhatikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan mengendalikan risiko yang timbul, serta menghindari benturan kepentingan.
Meningkatkan profesionalisme dan pengembangan sumber daya manusia ANTAM dengan melakukan
penilaian kinerja yang lebih obyektif, transparan dan wajar, serta membangun struktur organisasi yang
efisien dengan fungsi, sistem dan pertanggungjawaban yang jelas.
Mengoptimalkan potensi dan nilai tambah sumber daya alam secara ekonomis dengan pengelolaan
risiko yang lebih efektif.
Memastikan bahwa pengelolaan keuangan dilakukan secara prudent dan terkendali, dan menyusun
laporan keuangan ANTAM secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dengan suatu sistem
pengendalian internal yang handal dan manajemen risiko yang sehat.
Meningkatkan kepercayaan investor, kreditur dan pemegang saham dengan selalu melakukan
pengkinian data/informasi yang materiil dan relevan secara transparan, akurat, berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Memperhatikan kepentingan stakeholders ANTAM dengan memperjelas hak dan kewajiban masing -
masing pihak, serta melaksanakan hubungan usaha yang sehat dan bertanggung jawab.
Melaksanakan pemberdayaan masyarakatdan ikutberperan aktif melestarikan lingkungan, khususnya
di sekitar kegiatan operasi ANTAM.
Struktur tata kelola perusahaan secara garis besar tergambarkan pada organ utama ANTAM yaitu Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar
ANTAM dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, masing-masing organ mempunyai peran penting
dalam penerapan GCG dan menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya masing -masing untuk
kepentingan ANTAM. RUPS merupakan wadah para pemegang saham yang memiliki wew enang yang tidak
dilimpahkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi.Direksi bertanggung jawab penuh atas pengelolaan ANTAM
sesuai amanah yang diberikan,sedangkan Dewan Komisaris melakukan pengawasan yang memadai terhadap
pengelolaan yang dilakukan oleh Direksi serta melakukan penasihatan agar kinerja ANTAM lebih baik. Dewan
Komisaris dan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Fungsi Direktur Independen pada sistem satu
Dewan sebagaimana berlaku di ASX terwakili oleh Dewan Komisaris dalam sistem dua Dew an. Dewan
Komisaris dan Direksi ANTAM memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai -nilai ANTAM yang
menunjukkan keseimbangan hubungan kedua organ tersebut untuk memelihara keberlanjutan usaha ANTAM
dalam jangka panjang.
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan dilaksanakan oleh ANTAM dengan memberlakukan Pedoman Kebijakan Tata
Kelola Perusahaan (Corporate Governance Policy), Standar Etika Perusahaan (Code of Conduct, COC),
Pedoman Kerja (Charter) Dewan Komisaris, Charter Direksi, Charter-charter Komite Penunjang Dewan
Komisaris,Charter Internal Audit, Pedoman Kebijakan Manajemen Perusahaan (Corporate Management Policy),
Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko, serta kebijakan-kebijakan lainnya seperti Sistem dan Prosedur
Operasional (Standard and Operating Procedure) serta Instruksi Kerja (Work Instructions). Soft structure Good
Corporate Governance (GCG) ini dipublikasikan dalam portal internal dan situs ANTAM, serta selalu dikaji secara
berkala setiap tahun dan dilakukan revisi untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi ANTAM yang berjalan,
praktik terbaik GCG serta penyesuaian terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
Anggaran Dasar (AD) Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,yang terakhir pada tanggal 31 Mei
2012 sehubungan dengan,antara lain,penerbitan saham dapatdilakukan dalam bentuk uang atau dalam bentuk
lain dan kewenangan Direksi Perusahaan untuk menetapkan calon anggota direksi dan dewan komisaris pada
masing-masing entitas anak dan/atau perusahaan patungan dari Perusahaan.Perubahan ini termuatdalam Akta
Notaris Yenni Sari Kusuma S.H., M.Kn., No. 238 tanggal 29 Juni 2012. Perubahan terakhir tersebut telah
disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.
AHUAH. 01.10-30742 tanggal 16 Agustus 2012.
9. Manajemen Risiko
Sebagai wujud komitmen ANTAM dalam penerapan GCGyang efektif, ANTAM telah membentuk Satuan Kerja
Risk Managementyang bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama.Dalam melakukan pengawasan
dan pengelolaan risiko bisnis yang material,ANTAM memiliki Kebijakan Manajemen Risiko berdasarkan Surat
Keputusan Nomor:360.K/02/DAT/2010 yang ditandatangani oleh Direktur Utama tanggal 30 Desember 2010.
Kebijakan tersebutbertujuan untuk memberi pedoman kepada pegawai ANTAM untuk secara efektif melakukan
proses dan kegiatan manajemen risiko sehingga sesuai dengan peraturan yang berlaku serta memastikan
bahwa manajemen dan seluruh pegawai memiliki persepsi serta pemahaman yang sama mengenai konsep
manajemen risiko dan adanya kesadaran mengenai pentingnya manajemen risiko yang kontinu sehingga proses
manajemen risiko dapatterkoordinasi dan terintegrasi,serta untuk memastikan portofolio inisiatifstrategis
selaras dengan arahan strategi korporat.
Risiko-risiko yang dihadapi ANTAM mencakup:
1. Risiko Negara
Hampir seluruh asetdan operasi Perusahaan dan Entitas Anak berada di Indonesia.Perusahaan dan Entitas
Anak dapatmengalami dampak negatifbila terjadi perubahan struktur dan kebijakan pemerintahan dan bila
terdapatketidakstabilan sosial atau politik,ekonomi,hukum,perundangan atau perkembangan di dalam atau di
luar negeri yang berdampak buruk terhadap Indonesia seperti kegiatan terorisme,separatisme,pertentangan
agama serta etnis,maupun kerusuhan.Penyebab risiko-risiko tersebutdi atas berada di luar kendali Perusahaan
dan Entitas Anak. Namun,manajemen berkeyakinan bahwa Perusahaan dan Entitas Anak memiliki kemampuan
dalam menjalankan usahanya di negara ini,bahwa Perusahaan dan Entitas Anak memiliki keunggulan kompetitif
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam menjalankan usaha pertambangan di Indonesia,dan
bahwa Indonesia menuju kearah yang benar sehingga risiko negara Indonesia akan mengalami penurunan di
masa mendatang.
2. Risiko Regulasi
Dengan diberlakukannya UU Minerba, dapatmenimbulkan risiko seperti ketiadaan pembeli dalam negeri untuk
produk-produk hasil tambang tertentu terkaitdengan adanya kewajiban untuk memasok pasar dalam negeri,
berkurangnya cadangan karena adanya batasan luas kegiatan eksplorasi dan operasi produksi pertambangan,
dan kesiapan Perusahaan dan Entitas Anak dalam memenuhi kewajiban pembangunan fasilitas pengolahan dan
pemurnian dalam negeri dalam jangka waktu lima tahun atau sampai dengan tahun 2014.Selain itu,dengan
diberlakukannya UU Minerba ini dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No.
28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara dapatmenyebabkan
dampak kepada Perusahaan dan Entitas Anak.Perusahaan dilarang melibatkan Entitas Anak dan/atau
afiliasinya dalam bidang usaha jasa pertambangan di wilayah usaha pertambangan yang diusahakannya,kecuali
dengan persetujuan Direktur Jenderal atas nama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada saati ni,
sebagian besar kegiatan usaha jasa pertambangan atas wilayah pertambangan Perusahaan melibatkan Entitas
Anak dan pihak-pihak lainnya yang berelasi.Namun,UU Minerba ini juga memberikan peluang bagi Perusahaan
dan Entitas Anak untuk memperoleh tambahan pendapatan dari pengolahan hasil penambangan perusahaan
tambang lainnya di sekitar lokasi pengolahan dan pemurnian Perusahaan dan Entitas Anak serta potensi
berkurangnya gangguan terhadap IUP/KP Perusahaan dan Entitas Anak oleh pihak ketiga. Diharapkan
Peraturan Pemerintah yang akan terbit sebagai panduan UU Minerba dapatmenunjang kepentingan
Perusahaan dan Entitas Anak secara maksimal.
3. Risiko Operasi
Risiko operasi adalah risiko-risiko yang dapatmemberikan dampak negatifterhadap kegiatan operasi
Perusahaan dan Entitas Anak sehari-hari,keselamatan dan kesehatan pekerjanya,serta terhadap lingkungan
dan masyarakatsekitar.Risiko-risiko yang dapatdikategorikan sebagai risiko operasi adalah risiko kerusakan
mesin atau peralatan,kecelakaan kerja,aksi mogok,ketidak-patuhan atas standar prosedur operasi,
penambangan liar dan kegagalan dalam tata kelola lingkungan.Untuk meminimalisir risiko-risiko ini,Perusahaan
dan Entitas Anak secara konsisten memberikan pelatihan dan pendidikan kepada karyawannya, menunjuk
profesional kontraktor,menerapkan zero-accidentpolicy,membina hubungan yang baik dengan karyawan dan
warga sekitar,serta menerapkan tata kelola lingkungan yang memenuhi standar internasional.Fasilitas-fasilitas
nikel,emas dan pemurnian logam mulia milik Perusahaan telah mendapatkan sertifikasi ISO.
10. 4. Risiko Harga Komoditas
Harga komoditas sangatfluktuatifseiring dengan perubahan harga komoditas dunia serta permintaan dan
penawaran pelanggan.Saatini terdapatrisiko yang tinggi bahwa harga rata-rata nikel akan mengalami
penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan harga pada tahun-tahun sebelumnya.Walaupun basis
pelanggan Perusahaan dan Entitas Anak terdiversifikasi dan tidak tergantung pada satu pasar atau negara saja,
namun karena porsi portofolio produk nikel yang dominan terhadap produk lainnya penurunan harga nikel akan
secara signifikan mempengaruhi pendapatan Perusahaan dan Entitas Anak secara kesuluruhan.Mitigasi risiko
yang dilakukan oleh Perusahaan dan Entitas Anak untuk risiko harga komoditas ini selain dengan melalui
peningkatan porsi portofolio nonnikel (emas,bauksitdan batubara),Perusahaan dan Entitas Anak juga
dimungkinkan untuk melakukan transaksi lindung nilai dengan tujuan utama untuk memproteksi anggaran
pendapatannya.Namun beberapa posisi lindung nilai dapatmenyebabkan Perusahaan dan Entitas Anak
kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi pada saatharga mengalami kenaikan.
Perusahaan dan Entitas Anak berkeyakinan bahwa cara mengelola risiko harga komoditas yang paling baik
adalah dengan cara menurunkan biaya produksi.Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai komitmen untuk
melakukan konversi bahan bakar IDOdan MFO dengan bahan bakar yang lebih murah seperti gas alam,
batubara atau tenaga hidro.
5. Risiko Mata Uang dan Tingkat Suku Bunga
Pendapatan dan posisi kas Perusahaan dan Entitas Anak sebagian besar dalam mata uang dolar Amerika
Serikat sedangkan sebagian besar beban operasi Perusahaan dan Entitas Anak dalam mata uang Rupiah.
Dengan demikian,Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai eksposur risiko melemahnya nilai Rupiah terhadap
dolar Amerika Serikat. Untuk mengatasi risiko ini dari waktu ke waktu Perusahaan dan Entitas Anak melakukan
transaksi lindung nilai.Perusahaan dan Entitas Anak terekspos risiko tingkatsuku bunga yang berasal dari
perubahan tingkatbunga atas liabilitas yang dikenakan bunga.Risiko ini dikelola pada umumnya dengan
menggunakan interestrate swaps.Pada tahun 2011,perjanjian interestrate swap Perusahaan telah b erakhir.
6. Risiko Kredit
Risiko kreditadalah risiko bahwa Perusahaan dan Entitas Anak akan mengalami kerugian yang ditimbulkan oleh
pelanggan atau pihak ketiga yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual.Tidak ada risiko kredityang signifikan.
Perusahaan dan Entitas Anak mengelola dan mengendalikan risiko kreditdengan menetapkan batasan jumlah
risiko yang dapatditerima untuk masing-masing pelanggan dan memantau risiko terkaitdengan batasan-batasan
tersebut.Sehubungan dengan asetkeuangan lainnya yang dimiliki Perusahaan dan Entitas Anak yang terdiri
dari kas dan setara kas,piutang usaha dan piutang lainnya,risiko kredityang dihadapi oleh Perusahaan dan
Entitas Anak berasal dari kelalaian counter party,dengan risiko maksimum sama dengan nilai tercatatdari
instrumen-instrumen tersebut.Perusahaan dan Entitas Anak yakin akan kemampuannya untuk terus
mengendalikan dan mempertahankan eksposur yang minimal terhadap risiko kreditmengingatPerusahaan dan
Entitas Anak memiliki kebijakan yang jelas dalam pemilihan pelanggan,perjanjian yang mengikatsecara hukum
untuk transaksi penjualan komoditas mineral yang telah dilakukan dan secara historis mempunyai tingkatyang
rendah untuk piutang usaha yang bermasalah.Kebijakan umum Perusahaan dan Entitas Anak untuk penjualan
komoditas mineral pelanggan yang sudah ada dan pelanggan baru adalah memilih pelanggan dengan kondisi
keuangan yang kuat dan reputasi yang baik.
7. Risiko Pemasaran
Perusahaan dan Entitas Anak sebagai produsen bijih nikel,feronikel,emas,perak dan bauksitmerupakan price
taker. Pendapatan Perusahaan dan Entitas Anak sangattergantung pada harga komoditas dan daya serap
pasar dunia.Negara tujuan ekspor bijih nikel,feronikel,emas,perak batubara dan bauksitadalah Jepang,Korea,
Cina dan Eropa. Sedangkan emas dan perak selain untuk pasar domestik juga diekspor ke Singapura.Untuk
batubara,selain dipasarkan di dalam negeri juga dilakukan ekspor ke China.Risiko pemasaran terkaitdengan
risiko tidak terjualnya produk karena tidak sesuai dengan spesifikasi dari pembeli atau karena adanya
implementasi atas regulasi baru.Sesuai dengan International Maritime Solid Bulk Cargoes,bijih nikel tidak
termasuk ke dalam daftar yang aman untuk dimuatkarena tingginya kandungan moisture content(MC).
Sehingga Perusahaan terus meningkatkan sistem pengelolaan stockpile untuk mempertahankan tingkatMC agar
sesuai dengan persyaratan dari pembeli.Untuk mengurangi risiko pembeli gagal bayar (default),Perusahaan
menerapkan kebijakan pembayaran di awal untuk pembeli lama dan baru tertentu dengan kontrak jangka
panjang.Selain itu Perusahaan juga dilindungi oleh praktek kontrak penjualan offtake jangka panjang dengan
lebih dari satu pembeli terutama untuk produk feronikel.Kontrak jangka panjang ini menjamin Perusah aan selalu
mendapatkan pembeli untuk produk yang dihasilkan.Perusahaan dan Entitas Anak berupaya memperluas pasar
11. dengan masuk ke pasar-pasar baru dan tetap mempertahankan pasar yang ada dengan memberikan harga yang
kompetitifmelalui berbagai upaya efisiensi untuk menurunkan biaya produksi.Di samping itu,Perusahaan dan
Entitas Anak juga mengembangkan proyek-proyek pengembangan untuk menghasilkan produk-produk turunan
yang mempunyai nilai tambah,misalnya SGA dan NPI.
8. Risiko Likuiditas
Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan memonitor profil jatuh tempo pinjaman dan sumber
pendanaan,menjaga saldo kecukupan kas dan suratberharga dan kesiapan untuk menjaga posisi pasar.
Perusahaan dan Entitas Anak mempertahankan kemampuannya untuk melakukan pembiayaan atas pinjaman
yang dimiliki dengan cara mencari berbagai sumber fasilitas pembiayaan yang mengikatdari pemberi pinjaman
yang handal.Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai eksposur risiko likuiditas dengan adanya pendanaan
obligasi dan pinjaman modal untuk pengembangan proyeknya.
9. Manajemen Risiko Permodalan
Tujuan Perusahaan dan Entitas Anak mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuannya dalam
mempertahankan kelangsungan usaha sehingga Perusahaan dan Entitas Anak dapat tetap memberikan imbal
hasil bagi pemegang saham dan manfaatbagi pemangku kepentingan lainnya dan mempertahankan struktur
permodalan yang optimal untuk mengurangi biaya modal.Untuk mempertahankan atau menyesuaikan struktur
permodalannya,Perusahaan dan Entitas Anak dapatmenyesuaikan jumlah dividen yang dibayar kepada
pemegang saham,menerbitkan saham baru atau menjual asetuntuk mengurangi liabilitas.Konsisten dengan
entitas lain dalam industri,Perusahaan dan Entitas Anak memonitor modal dengan dasar rasio hutang terhadap
modal.Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah hutang dengan total modal.Hutang merupakan jumlah
liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.Modal terdiri dari seluruh komponen ekuitas yang ada
sebagaimana jumlah dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.Selama tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011,Perusahaan dan Entitas Anak masih mempertahankan strateginya yang diterapkan pada
tahun 2010 yaitu mempertahankan rasio hutang terhadap modal maksimum sebesar 2:1.
Kinerja Lingkungan
Risiko terbesar yang dihadapi pelaku bisnis pertambangan, tak terkecuali ANTAM, adalah potensi ancaman
kerusakan lingkungan yang bisa mengganggu ekosistem di sekitar lokasi penambangan. Kenyataan ini sangat
disadari Perusahaan sehingga berupaya agar operasional penambangan di seluruh unit bisnis ANTAM
dijalankan sesuai praktik penambangan yang baik dan sejalan peraturan yang berlaku, baik sejak perencanaan
maupun setelah selesai (pascatambang).
Kebijakan lingkungan ANTAM mencakup:
1. Mengembangkan dan menerapkan suatu sistem manajemen lingkungan yang mengacu kepada
peraturan perundangan dan standar yang berlaku.
2. Mengupayakan penggunaan sistem,metode, peralatan, bahan yang memiliki dampak negatif minimal
bagi lingkungan dalam setiap kegiatan pertambangan.
3. Menggunakan sumber daya alam secara optimal dalam rangka konservasi dan minimasi limbah.
4. Memiliki, melaksanakan dan memenuhi ketentuan dokumen lingkungan dalam setiap kegiatan
operasional.
5. Melakukan upaya pencegahan dan meminimalkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.
6. Meminimasi lahan terganggu dan merehabilitasi sesuai dengan peruntukannya termasuk menjaga dan
memelihara flora dan fauna di dalamnya.
7. Memiliki prosedur tanggap daruratbagi kegiatan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan lingkungan.
8. Memiliki rencana penutupan tambang (mine closure) pada setiap kegiatan pertambangan tahap
operasi/produksi.
9. Melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja lingkungan secara berkelanjutan.
Selama tahun 2012,ANTAM melengkapi kebijakan manajemen tentang pengelolaan lingkungan dan penutupan
tambang.Capaian kinerja atas kepedulian lingkungan diantaranya tercapainya pemenuhan terhadap ketentuan
baku mutu limbah pada semua unitoperasi/pascatambang,telah dilengkapi perizinan bidang lingkungan terkait
dengan limbah proses pada unit operasi/ pascatambang, PROPER HIJAU untuk UBPP Logam Mulia, PROPER
12. BIRU untuk UBPN Sulawesi Tenggara, UBPN Maluku Utara dan UBP Emas. UBPN Sulawesi Tenggara juga
memperoleh Predikat Aditama (Emas) Kinerja Lingkungan Terbaik 2012 Kategori IUP Mineral. Selain itu juga
pelaksanaan reklamasi lahan terganggu dan program penanaman pohon ANTAM tercatat sebesar 1,44 juta
pohon, melebihi target sebanyak 1,25 juta pohon.
Pada tahun 2013,ANTAM meraih tiga (3) penghargaan pada Indonesia Green Awards 2013. Tiga penghargaan
yang diraih ANTAM adalah penghargaan pada kategori Pelestari Hutan,Pelestari Keanekaragaman Hayati, dan
Pelopor Pengembangan Pangan. Indonesia Green Awards merupakan acara tahunan yang diselenggarakan
oleh Majalah Bisnis & CSR dan The La Tofi School of CSR yang diberikan kepada para pihak yang
mengupayakan pelestarian lingkungan termasuk perusahaan yang melaksanakan tanggung jawab sosial dengan
menerapkan ekonomi hijau. ANTAM juga kembali meraih penghargaan dalam ajang SRI KEHATI Award 2013.
Sustainable and Responsible InvesmentIndex(SRI) KEHATI adalah suatu indeks yang mengacu pada tata cara
Sustainable and Responsible Investment (SRI). Sejak tahun 2009, Yayasan KEHATI bekerjasama dengan PT
Bursa Efek Indonesia untuk menentukan emiten yang terdaftar dalam SRI KEHATI. ANTAM secara
berkelanjutan terus masuk dalam SRI KEHATI sejak awal dikeluarkannya Indeks tersebut.