9. Project Description Indicators Source of Verification Assumptions
Goal
Strategic Objective SO 1:
SO 2:
Laporan tahunan, srat kabar, dll Tidak ada bencana alam, tidak ada
kerusuhan sosial
Intermediary Results (IR) IR 1:
IR 2:
Laporan MTR
Laporan Evalusi eksternal
Tidak ada bencana alam, tidak ada
kerusuhan sosial
Output Output 1.1
Output 1.2
Laporan bulanan staf
Laporan monitoring regular
Tidak ada bencana alam, tidak ada
kerusuhan sosial
Activities Kegiatan 1
Kegiatan 2
Kegiatan 3
Laporan kegiatan Input diberikan sesuai rencana,
tidak ada perubahan manajemen
perusahaan mendasar
Dokumen ini yang menjadi dasar
Untuk melakukan M&E
Performance Indicator
12. “ Pak PL mengatakan bahwa saya akan dapat menjadi
pengusaha kayu dalam 15-20 tahun yang akan datang,
kalau saya memiliki kebun tetap dan menanam mahoni
serta jati, hal itu benar-benar memacu dan membuat
bersemangat, karena saya seperti sudah melihat hutan
kayu di kebun saya.”
(Goris, seorang petani di Faenake,NTT)
“Dulu kami melihat lahan kami sebagai
lahan kritis, kehidupan kami setiap hari
semakin sulit. Tapi sejak YMTM
mendampingi, kami melihat lahan kebun
sebagai penghidupan dan tabungan masa
depan. Kami optimis”
(Mama Mari, Desa Benus, NTT)
13. “Perubahan paling besar yang terjadi pada
petani di desa ini adalah mereka saat ini
sangat menghargai lahan, setiap jengkal
lahan harus dimanfaatkan untuk
menanam komoditas apa pun yang dapat
dijual di pasar dan memenuhi kebutuhan
rumah tangga. Kalau dahulu kami hanya
menanam satu kali saja dalam setahun,
saat ini kami dapat menanam sampai tiga
kali dengan pola tanaman yang berbeda.
Petani pun sudah mulai memahami
kondisi iklim dan curah hujan. Di desa ini,
hujan tidak akan terbuang percuma, kami
pasti memanfaatkannya untuk menanam”.
(Benediktus, Mantan Kepala Desa, Faturika)
“Saya baru meminjam uang dari
UBSP sebesar Rp 2 juta untuk
keperluan biaya pendidikan anak
saya. Pinjaman tersebut akan saya
cicil dari hasil panen tanaman
saya di kebun. Sebelum ini saya
pinjam uang untuk beli sapi untuk
saya pelihara dan kemudian saya
jual. Dahulu saya tidak berani
meminjam uang untuk keperluan
sehari-hari atau untuk usaha”
(Ibu Margareta, Desa Lakanmau)
14. “Saya memperhatikan perubahan yang besar pada
diri saya dan keluarga. Dulu biasanya kami setelah
bangun pagi masih berdiang di perapian, namun
kami melihat PL YMTM malah pergi ke ladang. Kami
jadi malu. Bagaimana mereka bisa lebih rajin dari
kami, padahal kami yang hidup di desa ini. Sekarang
kami kaum perempuan begitu bangun bagi
langsung ke ladang. Kami bekerja di sana. Bersama
teman-teman lain. Sungguh sangat menyenangkan”
(Ibu Clara, Desa Faturika)
15. “Kami tidak boleh membiarkan petani lain tetap
susah, kami ingin mereka juga sukses seperti kami”
(Pak Kades, Desa Sone)
“Desa mereka lebih susah dari desa kami, jadi
biarlah bantuan sapi tersebut diberikan kepada
desa mereka”
(Kepala Desa di Atambua)
20. • Natural capital: persediaan sumberdaya alam (tanah, air, udara, sumberdaya
genetik, hutan, tambang, dll) dan jasa lingkungan (siklus hidrologis, siklus udara,
dll), yang dapat dipergunakan dalam menunjang kehidupan.
• Economic/financial capital: modal (cash, kredit, tabungan, dan aset ekonomi
lainnya), termasuk infrastruktur dasar dan alat produksi serta teknologi, yang
esensial untuk mendukung kehidupan
• Human capital: keterampilan, pengetahuan, kemampuan untuk bekerja,
kesehatan yang baik, kemampuan fisik yang prima dan aspek lainnya yang
menunjuang kehidupan
• Social capital: sumberdaya sosial (jaringan, klaim sosial, relasi sosial, afiliasi,
asosiasi, dan lainnya) yang diperlukan untuk menunjang kehidupan
• Physical capital: sumberdaya berupa infrastruktur atau hasil dari produksi yang
dapat menunjang kehidupan
Sustainable Livelihood Framework –
Livelihood Assets
23. 2 Tipe SROI
• Evaluative, yang dilakukan secara
retrospektif dan berdasarkan hasil
aktual yang telah terjadi.
• Forecast, yang memprediksi (prospektif)
berapa nilai sosial akan tercipta apabila
kegiatan memenuhi hasil yang
diharapkan.