Laporan ini merupakan turunan dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh IESR pada tanggal 18 - 25 April 2019 kepada publik untuk mengetahui pendapat publik tentang evaluasi kinerja pemerintahan Jokowi-JK di era Pemerintahan 2014-2019
Artikel ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan sistem listrik prabayar di wilayah Semarang Selatan. Penelitian menemukan bahwa faktor pribadi merupakan faktor dominan, diikuti oleh faktor psikologis dan sosial. Responden merasa faktor psikologis dan sosial berpengaruh kuat terhadap keputusan penggunaan listrik prabayar, sedangkan faktor pribadi berpengaruh sangat
Risalah kebijakan ini membahas tentang apa itu policy brief, apa yang diinginkan oleh pengambil keputusan dari sebuah policy brief, dan prinsip-prinsip penting dalam membuat policy brief yang efektif. Policy brief merupakan dokumen singkat yang membahas masalah spesifik dan memberikan rekomendasi solusi. Pengambil keputusan membutuhkan solusi atas masalah penting dalam bentuk dokumen yang pendek dan mudah dipahami. Prinsip-prinsip
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab rendahnya minat mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Padang dalam mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha.
2) Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menyebarkan angket kepada 60 responden yang dipilih secara proporsional.
3) Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa minat
1. Analisis faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan sistem listrik prabayar rumah tangga di Semarang Selatan, dengan fokus pada faktor pribadi, psikologis, dan sosial.
2. Faktor pribadi dominan mempengaruhi keputusan, diikuti faktor psikologis dan sosial.
3. Saran meningkatkan layanan prabayar dengan kemudahan isi ulang dan informasi serta tempat pembelian pulsa.
1. Analisis faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan sistem listrik prabayar rumah tangga di Semarang Selatan, dengan fokus pada faktor pribadi, psikologis, dan sosial.
2. Faktor pribadi dominan mempengaruhi keputusan, diikuti faktor psikologis dan sosial.
3. Saran meningkatkan faktor sosial dengan kemudahan akses pembelian pulsa listrik prabayar.
Artikel ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan sistem listrik prabayar di wilayah Semarang Selatan. Penelitian menemukan bahwa faktor pribadi merupakan faktor dominan, diikuti oleh faktor psikologis dan sosial. Responden merasa faktor psikologis dan sosial berpengaruh kuat terhadap keputusan penggunaan listrik prabayar, sedangkan faktor pribadi berpengaruh sangat
Risalah kebijakan ini membahas tentang apa itu policy brief, apa yang diinginkan oleh pengambil keputusan dari sebuah policy brief, dan prinsip-prinsip penting dalam membuat policy brief yang efektif. Policy brief merupakan dokumen singkat yang membahas masalah spesifik dan memberikan rekomendasi solusi. Pengambil keputusan membutuhkan solusi atas masalah penting dalam bentuk dokumen yang pendek dan mudah dipahami. Prinsip-prinsip
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab rendahnya minat mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Padang dalam mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha.
2) Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menyebarkan angket kepada 60 responden yang dipilih secara proporsional.
3) Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa minat
1. Analisis faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan sistem listrik prabayar rumah tangga di Semarang Selatan, dengan fokus pada faktor pribadi, psikologis, dan sosial.
2. Faktor pribadi dominan mempengaruhi keputusan, diikuti faktor psikologis dan sosial.
3. Saran meningkatkan layanan prabayar dengan kemudahan isi ulang dan informasi serta tempat pembelian pulsa.
1. Analisis faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan sistem listrik prabayar rumah tangga di Semarang Selatan, dengan fokus pada faktor pribadi, psikologis, dan sosial.
2. Faktor pribadi dominan mempengaruhi keputusan, diikuti faktor psikologis dan sosial.
3. Saran meningkatkan faktor sosial dengan kemudahan akses pembelian pulsa listrik prabayar.
Tantangan pengembangan pembangkit listrik hijau di Indonesia meliputi minimnya penguasaan teknologi dalam negeri, regulasi yang kurang mendukung investasi swasta, biaya tinggi karena ketergantungan impor teknologi, serta keberadaan rente yang menghambat pengembangan energi terbarukan. Pemerintah berupaya meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi dengan membangun industri dalam negeri dan melibatkan BUMN, meski
How renewables can help electrify indonesia's sprawling island nation renew...Gandabhaskara Saputra
Indonesia aims to electrify its entire population of 260 million people and currently generates electricity through a mix of fossil fuels and renewables. A study examined Indonesia's electricity system and generation plans over the next decade. Modeling different scenarios, the study found that Indonesia can significantly increase renewable energy from 19% to 43% by 2027 without increasing costs or reducing reliability. Transitioning to higher levels of renewables would reduce greenhouse gas emissions by 39 to 89 megatons compared to business as usual plans and only result in slightly higher total system costs of up to 7% more over the period from 2018 to 2027. Renewables can play a larger role in Indonesia's electricity future at similar or lower costs than current fossil fuel-
Pojok energi presentation alternative rural electricity developmentGandabhaskara Saputra
1) Many rural villages in Indonesia lack access to electricity, with over 3 million people living without power. Distributed energy generation solutions using hybrid systems that combine solar, battery storage, and diesel generators can provide reliable off-grid electricity.
2) One success story is Akuo Energy Indonesia's Berau Off-grid Project, which installed three hybrid solar-battery-diesel systems ranging from 311 kW to 518 kW to electrify villages in Berau, East Kalimantan.
3) A hybrid system combining solar, battery storage, and biomass is proposed to provide 100% renewable energy for off-grid villages at the lowest lifetime cost of $0.18 per kWh. The biomass would
The document compares business models for off-grid energy systems in India, Kenya, and the United States. In India, models include a micro-utility providing solar power to 50 households and an anchor business supplying power to telecom sites and surrounding communities. In Kenya, M-KOPA sells pay-as-you-go solar home systems financed through mobile payments. In the US, rural electrification in the early 20th century was achieved through electricity cooperatives established with initial loans from the Rural Electrification Administration.
Dokumen tersebut membahas perencanaan elektrifikasi rumah tangga dan desa untuk mencapai target rasio elektrifikasi 99,9% pada tahun 2019, dengan menjelaskan strategi untuk melistriki 992.841 rumah tangga miskin yang belum berlistrik, seperti melalui program CSR PLN, sinergi BUMN, dan anggaran pemerintah daerah.
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menjamin akses energi yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, memperluas jaringan listrik, dan mereformasi kebijakan energi."
Study about Germany’s efforts to implement the energy transition is summarized in the book “Energy Transition in Nutshell: 8 Q & A on the German Energy Transition and Its Relevance for Indonesia”
A Roadmap for Indonesia’s Power Sector: How Renewable Energy Can Power Java-Bali and Sumatra Summary for Policy
Makers was produced by Monash University’s Grid Innovation Hub partnering with the Australia Indonesia Centre, supported by Agora Energiewende and the Institute for Essential Services Reform (IESR).
Roadmap for Indonesia's Power Sector - Summary for Policy MakersGandabhaskara Saputra
- The study models different pathways for Indonesia's power system to meet energy and climate targets from 2018-2027, focusing on Java-Bali and Sumatra where most people and electricity consumption are located.
- Analysis using PLEXOS power system modeling software finds that if PLN continues overestimating demand and building excess coal capacity, over $12 billion could be wasted. Doubling renewable energy through wind and solar is comparable in cost and would reduce emissions 36%.
- A high renewables scenario coupled with energy savings could save $10 billion over 10 years compared to current plans, requiring lower costs and a long-term strategic renewable energy expansion plan with clear targets. Even with 43% renewables, security of
Dokumen ini merupakan ringkasan eksekutif dari studi yang menganalisis beberapa skenario sistem ketenagalistrikan Indonesia di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera untuk periode 2018-2027. Temuan utama studi ini antara lain menunjukkan bahwa proyeksi permintaan listrik yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan overkapasitas dan kerugian besar, serta menganjurkan peningkatan signifikan kapasitas pembangkit energi terbarukan unt
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
Tantangan pengembangan pembangkit listrik hijau di Indonesia meliputi minimnya penguasaan teknologi dalam negeri, regulasi yang kurang mendukung investasi swasta, biaya tinggi karena ketergantungan impor teknologi, serta keberadaan rente yang menghambat pengembangan energi terbarukan. Pemerintah berupaya meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi dengan membangun industri dalam negeri dan melibatkan BUMN, meski
How renewables can help electrify indonesia's sprawling island nation renew...Gandabhaskara Saputra
Indonesia aims to electrify its entire population of 260 million people and currently generates electricity through a mix of fossil fuels and renewables. A study examined Indonesia's electricity system and generation plans over the next decade. Modeling different scenarios, the study found that Indonesia can significantly increase renewable energy from 19% to 43% by 2027 without increasing costs or reducing reliability. Transitioning to higher levels of renewables would reduce greenhouse gas emissions by 39 to 89 megatons compared to business as usual plans and only result in slightly higher total system costs of up to 7% more over the period from 2018 to 2027. Renewables can play a larger role in Indonesia's electricity future at similar or lower costs than current fossil fuel-
Pojok energi presentation alternative rural electricity developmentGandabhaskara Saputra
1) Many rural villages in Indonesia lack access to electricity, with over 3 million people living without power. Distributed energy generation solutions using hybrid systems that combine solar, battery storage, and diesel generators can provide reliable off-grid electricity.
2) One success story is Akuo Energy Indonesia's Berau Off-grid Project, which installed three hybrid solar-battery-diesel systems ranging from 311 kW to 518 kW to electrify villages in Berau, East Kalimantan.
3) A hybrid system combining solar, battery storage, and biomass is proposed to provide 100% renewable energy for off-grid villages at the lowest lifetime cost of $0.18 per kWh. The biomass would
The document compares business models for off-grid energy systems in India, Kenya, and the United States. In India, models include a micro-utility providing solar power to 50 households and an anchor business supplying power to telecom sites and surrounding communities. In Kenya, M-KOPA sells pay-as-you-go solar home systems financed through mobile payments. In the US, rural electrification in the early 20th century was achieved through electricity cooperatives established with initial loans from the Rural Electrification Administration.
Dokumen tersebut membahas perencanaan elektrifikasi rumah tangga dan desa untuk mencapai target rasio elektrifikasi 99,9% pada tahun 2019, dengan menjelaskan strategi untuk melistriki 992.841 rumah tangga miskin yang belum berlistrik, seperti melalui program CSR PLN, sinergi BUMN, dan anggaran pemerintah daerah.
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menjamin akses energi yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, memperluas jaringan listrik, dan mereformasi kebijakan energi."
Study about Germany’s efforts to implement the energy transition is summarized in the book “Energy Transition in Nutshell: 8 Q & A on the German Energy Transition and Its Relevance for Indonesia”
A Roadmap for Indonesia’s Power Sector: How Renewable Energy Can Power Java-Bali and Sumatra Summary for Policy
Makers was produced by Monash University’s Grid Innovation Hub partnering with the Australia Indonesia Centre, supported by Agora Energiewende and the Institute for Essential Services Reform (IESR).
Roadmap for Indonesia's Power Sector - Summary for Policy MakersGandabhaskara Saputra
- The study models different pathways for Indonesia's power system to meet energy and climate targets from 2018-2027, focusing on Java-Bali and Sumatra where most people and electricity consumption are located.
- Analysis using PLEXOS power system modeling software finds that if PLN continues overestimating demand and building excess coal capacity, over $12 billion could be wasted. Doubling renewable energy through wind and solar is comparable in cost and would reduce emissions 36%.
- A high renewables scenario coupled with energy savings could save $10 billion over 10 years compared to current plans, requiring lower costs and a long-term strategic renewable energy expansion plan with clear targets. Even with 43% renewables, security of
Dokumen ini merupakan ringkasan eksekutif dari studi yang menganalisis beberapa skenario sistem ketenagalistrikan Indonesia di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera untuk periode 2018-2027. Temuan utama studi ini antara lain menunjukkan bahwa proyeksi permintaan listrik yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan overkapasitas dan kerugian besar, serta menganjurkan peningkatan signifikan kapasitas pembangkit energi terbarukan unt
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
Prioritas Kebijakan Sektor Energi Indonesia dan Kandidat Menteri ESDM
1. PRIORITAS KEBIJAKAN ENERGI
INDONESIA & KANDIDAT MENTERI ESDM
Pendapat responden dari mayoritas profesional dan pelaku usaha pada sektor energi
APRIL 2019
COMMUNICATIONS AND OUTREACH DEPARTMENT
2. DAFTAR ISI
Konteks
Pendahuluan
Temuan Utama
Analisa:
1. Evaluasi Kebijakan Sektor Energi (Kementerian ESDM) di Pemerintahan Jokowi - JK
2. Kriteria Penting & Kandidat Menteri ESDM
3. Prioritas Kebijakan Energi Indonesia bagi Pemerintahan 2019 - 2024
Metodologi dan Hasil Survei
Referensi
Hak Cipta
Tentang IESR
4. KATA PENGANTAR
Jajak pendapat “Prioritas Kebijakan Energi Indonesia dan Kandidat Menteri ESDM” dilakukan
dalam rangka menjaring pandangan publik terhadap prioritas-prioritas di sektor energi dan
sosok calon Menteri ESDM di periode kabinet berikutnya. Hasil yang disajikan di sini merupakan
sebuah potret cepat (snapshot) persepsi masyarakat dan pelaku usaha di bidang energi.
Hasil ini tentunya tidak sempurna, mengingat metode yang dipakai sangat sederhana. Tetapi
bagi kami respon yang diberikan oleh para responden yang terekam menjadi materi berharga
untuk menilai dan menganalisa kecenderungan evaluasi publik dan pelaku usaha terhadap
kinerja sektor ESDM, kriteria dari Menteri ESDM, dan potensi kandidat Menteri ESDM.
Kami harapkan hasil dari jajak pendapat ini dapat menjadi masukan bagi Presiden R.I. 2019-
2024 dalam merumuskan arah kebijakan dan program-program kunci sektor energi Indonesia
dan juga dalam memilih Menteri ESDM yang membantu Presiden di kemudian hari.
Jakarta, 5 Mei 2019
Fabby Tumiwa
Direktur Eksekutif IESR
5. LATAR BELAKANG
1. Terselenggaranya Pemilihan Umum Raya Presiden - Wakil Presiden RI
yang akan di umumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum pada
22 Mei 2019
2. Periode Kepemimpinan Joko Widodo - Jusuf Kalla akan berakhir pada
Oktober 2019 dan akan dilanjutkan oleh pemenang Pemilu 2019
3. Kabinet 2019-2024 yang akan dibentuk
4. Perlu adanya evaluasi terhadap hasil kerja 4,5 tahun di sektor ESDM
Tujuan dari Jajak Pendapat ini adalah:
1. Mengetahui persepsi masyarakat atas kebijakan pemerintah era Jokowi - JK di
bawah Kementerian ESDM pada sektor energi
2. Sebagai masukan bagi pemerintahan selanjutnya dalam penyusunan kebijakan
energi selama lima tahun mendatang serta pemilihan menteri ESDM.
6. Ringkasan: Temuan Utama dari
Polling
KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BAWAH KEMENTERIAN ESDM TIDAK MEMENUHI EKSPEKTASI
Mayoritas responden menyatakan tidak puas (51,3%) terhadap prioritas pemerintah di sektor energi
BELUM ADA SOSOK DOMINAN
Belum ada sosok yang diyakini memiliki visi jangka panjang dan kemampuan untuk mengelola sektor energi di Indonesia. Suara
responden dalam mengusulkan nama calon menteri ESDM tersebar pada semua nama yang diusulkan. Mayoritas responden
mengusulkan nama selain menteri dan wakil menteri ESDM petahana. Tidak ada 1 nama calon yang unggul secara mencolok
dibanding nama-nama lain.
DISPARITAS EVALUASI PADA KEBIJAKAN POPULIS DAN NON-POPULIS
Terdapat perbedaan yang sangat tajam dari pendapat responden; kebijakan populis (bersinggungan langsung pada konsumen
publik) lebih mendapat apresiasi di banding kebijakan pemerintah yang non-populis (industri, tidak berdampak langsung pada
konsumen)
ENERGI TERBARUKAN MENJADI PRIORITAS UTAMA DALAM KEBIJAKAN ENERGI INDONESIA
Hampir 70% responden menginginkan adanya bauran energi terbarukan mencapai 23% di tahun 2025 dalam prioritas kebijakan
energi Indonesia
7. 01
PRE-EXPOSED RESPONDENT WITH RENEWABLE ENERGY ISSUE
EVALUASI KEBIJAKAN
SEKTOR ENERGI
Responden dari Jajak Pendapat ini memiliki
pengetahuan yang memadai dalam isu - isu
sektor energi (pre-exposed)
8. Sebanyak 31,6% responden merupakan profesional yang bekerja di sektor energi dan 13,2% merupakan pelaku usaha di
bidang energi. Secara demografis, mayoritas responden berasal dari kalangan usia dewasa, yaitu 30 - 40 tahun dan di
atas 50 tahun.
Dari pertanyaan yang diajukan di dalam Jajak Pendapat ini, isu - isu energi yang bersinggungan langsung dengan
konsumen, seperti keterjangkauan harga BBM dan tarif listrik serta rasio elektrifikasi di Indonesia, mendapat apresiasi
yang positif dari responden dengan penilaian Baik/Sangat Baik.
Di sisi lain, isu-isu yang berkaitan dengan industri atau tidak bersinggungan langsung dengan masyarakat konsumen,
kurang diapresiasi oleh responden. Responden beranggapan kebijakan pemerintah dalam memenuhi kualitas kondisi
pendukung (enabling environment) untuk menarik investor di sektor energi cenderung menurun selama 4,5 tahun
belakangan.
Secara umum responden memberikan penilaian Tidak Puas pada prioritas kebijakan energi di Indonesia di era Jokowi -
JK, sehingga dibutuhkan evaluasi secara menyeluruh dalam menyusun prioritas kebijakan energi Indonesia di masa
mendatang.
9. Menurut anda, bagaimana kualitas penyediaan dan pelayanan di bidang BBM dan LPG bagi publik di era
Jokowi-JK?
56,8%
BAIK
20,5%
SANGAT BAIK
17,8%
TIDAK BAIK
4,8%
TIDAK TAHU
Menurut anda, bagaimana kualitas penyediaan dan pelayanan ketenagalistrikan bagi publik di era
Jokowi - JK?
15,5%
SANGAT BAIK
53,4%
BAIK
31,1%
SANGAT BAIK
0%
TIDAK TAHU
Menurut anda, bagaimana keterjangkauan harga energi (BBM, LPG, Listrik) oleh konsumen pengguna?
77,6%
TERJANGKAU
19,7%
TIDAK TERJANGKAU
2,6%
TIDAK TAHU
10. Menurut anda, bagaimana kualitas kondisi pendukung (enabling environment) a.l. kebijakan, perangkat aturan, dan tata kelola untuk
menarik investasi di sektor:
MIGAS Ketenagalistrikan Energi Terbarukan Minerba
Meningkat
Menurun
Tidak Tahu
36,8%
40,1%
23%
41,4%
41,4%
17,1%
34,9%
52%
13,2%
38,3%
34%
27,7%
12. 02
VISI UNTUK MEWUJUDKAN ENERGI YANG BERKELANJUTAN
KRITERIA DAN
KANDIDAT MENTERI
ESDM Responden di harapkan memilih paling tidak 3
dari 8 kriteria penting bagi Menteri ESDM di
kabinet mendatang
13. Responden menempatkan visi jangka panjang untuk mewujudkan energi yang berkelanjutan dan aman, dan
memberi nilai tambah pada ekonomi domestik sebagai kriteria terpenting bagi kandidat menteri ESDM di
pemerintahan selanjutnya, dengan 69,1% suara.
Meritokrasi menjadi pilihan kedua untuk kriteria penting menteri ESDM. Dengan memiliki latar belakang dan
pengalaman di bidang energi (sebagai profesional/pembuat kebijakan/pelaku usaha), responden menganggap sosok
tersebut mampu memimpin arah kebijakan sektor energi Indonesia
Sosok berintegritas, memiliki reputasi bersih, dan dapat dipercaya juga sangat diharapkan responden
Terdapat 27 nama yang disusun oleh IESR berdasarkan riset pendahuluan, dan dalam Jajak Pendapat responden
berhak mengusulkan nama lain pada kolom yang tersedia untuk dipilih sebagai calon menteri yang diusulkan.
Disebutkan 9 nama tambahan dari usulan responden sehingga terkumpul total 36 nama di akhir Jajak Pendapat
dengan distribusi suara secara merata, masing - masing nama paling tidak mendapat 1 suara dari total 152
keseluruhan responden
Tidak ada 1 nama pun dari 36 kandidat yang diusulkan yang mendominasi, atau paling tidak menembus angka
30% pilihan responden.
Meskipun nama - nama tokoh petahana atau pernah menjabat di jajaran kementerian menduduki posisi utama jika
diurutkan dalam ranking, mayoritas responden (lebih dari 50%) mengusulkan nama lain selain petahana.
Hal ini menunjukkan tidak adanya sosok yang mendominasi yang dianggap sebagai figur kuat sesuai kriteria -
kriteria yang dipilih responden.
Bahkan sosok yang saat ini berperan di Kementerian ESDM hanya mendapatkan 9,2% suara dari mayoritas
responden merupakan profesional yang bekerja di sektor energi (31,6%) dan pelaku usaha di sektor energi (13,2%).
14. Archandra Tahar Ignatius Jonan
Dari 152
Suara
Widhyawan Prawiratmadja
Faisal Basri
Sudirman Said
9 Suara
Nieke Widyawati
Ridwan Djamaluddin
Sri Mulyani Indrawati
Tri Mumpuni
6 Suara
Deendarlianto
Evita Legowo
Hardiv Situmeang
5 Suara
Andang Bachtiar
Andi N Sommeng
Hilmi Panigoro
Satya Widya Yudha
Suryadarma
4 Suara
Bambang Brodjonegoro
Darmawan Prasodjo
Eri Riyana Hardjapamekas
Fabby Tumiwa
Luky Yusgiantoro
3 Suara
Abadi Poernomo
Dahlan Iskan
Dwi Soetjipto
Herman Darnel Ibrahim
Irwandy Arif
Rida Mulyana
2 Suara
Budi Gunadi Sadikin
Errie Sudarmo
Fahmy Radhi
Luluk Sumiarso
Prof. Mukhtasor
Ricky Elson
Sonny Keraf
Suzanty Sitorus
1 Suara
14 Suara 13 Suara 12 Suara Kandidat yang diusulankan
Publik
Kandidat yang diusulkan oleh
IESR
9,2% 8,6% 7,9%
15. 03
TRANSISI ENERGI
PRIORITAS KEBIJAKAN
ENERGI INDONESIA BAGI
PEMERINTAHAN 2019
-2024 67,8% responden menempatkan meningkatkan
bauran energi terbarukan mencapai 23% di
2025 (BBM dan Tenaga Listrik) sebagai prioritas
utama
16. Responden meyakini bahwa pemerintahan selanjutnya selayaknya menjadikan energi terbarukan sebagai
prioritas utama dalam arah kebijakan sektor energi Indonesia
Selaras dengan harapan tersebut, responden sadar bahwa untuk mencapai bauran energi terbarukan 23%
pada 2025, diperlukan adanya usaha pemerintah yang signifikan dalam memperbaiki: iklim investasi di
sektor minyak, gas dan ketenagalistrikan (44,7% suara responden) dan tata kelola pertambangan
MINERBA (Clean and Clear, penegakan hukum, reklamasi pascatambang, dsb) yang dianggap kurang
dalam kebijakan saat ini (39,5% suara responden);
Pengendalian dan pengurangan emisi gas rumah kaca dari pembangkit listrik tenaga fosil; dan tetap
memenuhi akses kelistrikan hingga 100% di seluruh Indonesia juga diharapkan responden sebagai
prioritas.
Untuk mendukung prioritas di atas, 27% responden juga menganggap bahwa restrukturisasi PLN sebagai
BUMN yang berperan penting dalam membantu pemerintah dalam memenuhi kebijakan tersebut juga
penting untuk dikedepankan.
17. MENURUT ANDA, APA SAJA HAL-HAL YANG PERLU
MENJADI PRIORITAS PEMERINTAH DALAM PERIODE 5
TAHUN MENDATANG UNTUK SEKTOR ENERGI
39.5%
Memperbaiki tata kelola
pertambangan MINERBA (clean and
clear, penegakan hukum, reklamasi
paska tambang, dsb)
33.6%
Mengendalikan dan mengurangi emisi gas rumah
kaca (GRK) dari pembangkit lisrik tenaga fossil (PLTU,
PLT Gas, PLT Diesel/BBM).
Menyediaan akses kelistrikan hingga 100% di seluruh
Indonesia
67.8%
Meningkatkan bauran eneri terbarukan
mencapai 23% (BBM dan
Pembangkitan Listrik)
44.7%
Memperbaiki iklim investasi di sektor
Minyak, Gas dan Ketenagalistrikan
27%
Restrukturisasi PLN
18. CATATAN
AKHIR
2
Menyarankan pemerintah selanjutnya untuk dengan seksama
menempatkan sosok strategis di sektor energi yang dapat
memperbaiki arah kebijakan di kementerian ESDM
1
Responden sepakat bahwa arah kebijakan sektor energi Indonesia
harus memperhatikan energi terbarukan sebagai prioritas
19. METODOLOGI DAN HASIL
SURVEI
Metodologi: Jajak Pendapat ini dilaksanakan secara daring dengan menyusun sejumlah pertanyaan tertulis dan disusun
secara kronologis. Surat elektronik kemudian dikirimkan kepada pelanggan IESR yang dengan sukarela mendaftarkan diri
melalui laman resmi IESR dengan menyediakan tautan umum untuk mengumpulkan data yang ditanyakan. Tautan juga
disebarkan melalui kanal media sosial resmi IESR dengan responden acak. Jajak Pendapat dibuka untuk umum dalam
jangka waktu terbatas, dimulai sejak satu hari setelah Pemilu Pilpres 2019 (17 April 2019) dan diakhiri pada tanggal 25
April 2019. Terdapat 152 responden terekam yang mayoritas berdomisili di Indonesia dan beberapa di luar negeri.
31,6% responden merupakan profesional yang bekerja di sektor energi
21,7% responden mengidentifikasi dirinya bekerja di sektor lain dari pilihan yang tersedia
13,2% responden berasal dari kalangan pengusaha di bidang energi
Berusia rata - rata 30 - 40 tahun - 30,3%
Berusia rata - rata 25 - 29 tahun - 21,7%
Berusia rata - rata di atas 50 tahun - 20,4%
45,3% dari responden berdomisili di DKI Jakarta, dengan keterwakilan responden dari luar Pulau Jawa yang merata (Bali,
Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi) & luar negeri (Taipei, Seoul, Kuala Lumpur, Sheffield)
20. Hasil kerja ini berlisensi dibawah Kategori Lisensi Creative Attribution-NonCommercial-ShareAlike 2.0
Anda diperbolehkan untuk:
Menyalin, mendistribusikan, menunjukkan dan memaparkan hasil kerja ini
Menjadikan karya turunan (Derivative works)
Dengan kondisi sebagai berikut:
Anda diharuskan mengaitkan hasil kerja dengan cara yang ditentukan oleh penulis atau pemberi lisensi
Anda tidak diperkenankan untuk menggunakan hasil kerja ini untuk kepentingan komersial
Jika anda hendak mengubah, memperbaiki, atau membangun narasi baru dari hasil kerja ini, anda diperbolehkan untuk
membagikannya secara umum dengan lisensi identik dari hasil karya ini
Gunakan/jelaskan ketentuan lisensi dari karya ini, jika anda hendak menggunakan atau mendistribusikannya
Aturan ini dapat di bebaskan jika anda mendapat ijin dari penerbit karya ini.
Peraturan di atas tidak diperlukan jika Penggunaan hasil karya ini digunakan secara adil dan sesuai dengan hak
Hak Cipta
21. TENTANG IESR
Institute for Essential Services Reform adalah institusi riset dan advokasi di bidang
energi dan kebijakan lingkungan. Institusi kami mengkombinasikan studi mendalam,
menganalisa kebijakan, undang - undang, dan aspek tekno-ekonomi pada sektor
energi dan lingkungan dengan aktifitas advokasi kepentingan umum yang kuat untuk
mempengaruhi perubahan kebijakan pada skala Nasional, sub-bangsa dan dunia.
Untuk Informasi lebih lanjut silahkan kunjungi laman www.iesr.or.id atau ikuti
Facebook dan Twitter kami.
www.iesr.or.id
IESR.id @IESR @IESR.id company/iesr