Tugas Fisika - Maulitsa Putriyono - 9.1 - 16 -Rangkaian Seri dan Paralel - Hukum kirchoff - Hukum Ohm - Kelas 9 - SMPN Negeri 5 Bekasi - Tugas Mandiri - Laporan Praktikum - Tugas Akhir-
Tugas Fisika - Maulitsa Putriyono - 9.1 - 16 -Rangkaian Seri dan Paralel - Hukum kirchoff - Hukum Ohm - Kelas 9 - SMPN Negeri 5 Bekasi - Tugas Mandiri - Laporan Praktikum - Tugas Akhir-
Gelombang adalah usikan atau getaran yang merambat.
Proses merambat suatu getaran tidak disertai perpindahan medium perantaranya, tetapi hanya memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain.
Gelombang = peristiwa merambatnya energi akibat getaran partikel atau benda
"Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang diberikan ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akan mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen".
Gelombang adalah usikan atau getaran yang merambat.
Proses merambat suatu getaran tidak disertai perpindahan medium perantaranya, tetapi hanya memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain.
Gelombang = peristiwa merambatnya energi akibat getaran partikel atau benda
"Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang diberikan ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akan mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen".
praktikum dasar ini memuat sembilan percobaan, yaitu hukum ohm, resistor hubung seri, hukum kirchhoff, pembagi tegangan,karakteristik lampu pijar, karakteristik LDR, karakteristik VDR, karaktristik dioda,karakterisik NTC
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II
βHUKUM OHM IIβ
TANGGAL PENGUMPULAN : 7th
of March 2018 M
TANGGAL PRAKTIKUM : 12th
of March 2018 M
WAKTU PRAKTIKUM : 11.30-selesai WIB
NAMA : Utut Muhammad
NIM : 11170163000059
KELOMPOK / KLOTER : Satu/ 1 (SATU)
NAMA :
1. Rizki Choril. F (11170163000047)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2B
LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
2. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
βHUKUM OHM IIβ
TUGAS AKHIR PRAKTIKUM
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat menentukan besarnya harga hambatan dalam suatu
hambatan.
2. Mampu menentukan besarnya hambatan dalam baterai.
3. Mahasiswa dapat menentukan nilai hambatan seri dan pararel.
4. Mampu membedakan antara rangkaian tertutup dan terbuka.
5. Mahasiswa dapat lebih memahami tentang gaya gerak listrik (GGL).
B. DASAR TEORI
Komponen seperti baterai dan generator listrik yang merubah dari
satu jenis energi (kimia, mekanik, cahaya, dan sebagainya). Menjadi energi
listrik disebut tempat atau sumber gaya gerak listrik atau (GGL). (Giancoli,
2001: 102)
Hambatan dalam baterai adalah suatu hambatan yang telah dimiliki
dan memang berada didalam baterai itu sendiri. Hambatan dalam baterai
juga merupakan suatu halangan yang ada untuk muatan yang mengalir
bebas didalam elektrolit antara elektroda. Ketika arus ditarik dan baterai
tegangan antat terminal positif dan negatif turun dari gaya gerak listriknya
atau tidak konstan. Hal ini disebabkan oleh reaksi pada baterai yang tidak
dapat memasuk muatan dengan cukup trpat. Untuk mempertahankan (GGL)
penuh terdapat hambatan yang disebut hambatan dalam baterai oleh karena
itu maka baterai dapat dikatakan sebagai baterai ideal dengan (GGL) yang
disusun secara seri terhadap hambatan. Tegangan jepit yang juga
merupakan tegangan luar. (Giancoli, 2014: 196-197)
Gaya gerak listrik (GGL) dari sebuah baterai adalah tegangan
maksimum yang mungkin dihasilkan oleh baterai diantara kutub-kutubnya.
Pada rangkaian baterai yang dihubungkan oleh sebuah resistor, kabel atau
kawat penghubung tidak memiliki hambatan. Kutub positif baterai memiliki
beda potential yang lebih besar dari pada kutub negatifnya. Oleh karena itu
3. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
baterai yang nyata terbuat dari materi, maka terdapat pada hambatan aliran
muatan didalamnya. Hambatan ini disebut dengan hambtaan dalam (r). Pada
baterai ideal dengan hambatan dalam nol, beda potential pada baterai yang
disebut dengan tegangan jepit sama dengan gaya gerak listriknya itu sendiri
(GGL). Pada baterai yang nyala tegangan jepit tidaklah sama dengan GGL
untuk sebuah baterai dalam suatu rangkaian dimana terdapat suatu arus.
(Serway, dkk. 2010: 398)
Hambatan dalam baterai berasal dari materi penyusunnya, dan
terutama proses kimiawi yang dihasilkan. Nilai r cenderung membesar
karena residu proses kimiawi dalam baterai. Dengan adanya r, arus listrik
yang mengalir menjadi lebih kecil, atau cenderung mengecil. Arus yang
dihasilkan karena hambatan dalam menjadi :
πΌ =
π
π + π
Arus yang dihasilkan menjadi mengecil ketika r bertambah. Sebuah
baterai yang memiliki hambatan dalam r yang besar, kita sebut telah rusak,
meskipun jika diukur tegangan baterai memakai voltmeter pada kedua
ujungnya, tegangan yang dihasilkan nampak tidak berkurang. (Ishaq, 2007:
76)
GGL atau gaya gerak listrik berarti beda potential antara terminal.
Sumber bila tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian luar. Istilah GGL
dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:
π = π + πΌππ
Keterangan: (E) adalah gaya gerak listrik atau (GGL), (V) adalah
tegangan jepit, (I) adalah kuat arus. Arus listrik tidak dapat mengalir saat
rangkaian terbuka, karena pada saat rangkaian terbuka tidak terdapat
sumber tegangan. (Tripler, 1991: 204)
Nilai hambatan suatu penghantar dipengaruhi oleh panjang kawat,
diameter kawat, dan jenis kawat. Semakin panjang suatu kawat maka nilai
hambatan kawat semakin besar, semakin besar diameter kawat, nilai
4. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
hambatan kawat semakin kecil. Jika jenis kawat tidak sama, maka
hambatan juga tidak sama. (Purwoko, 2007: 239)
C. ALAT dan BAHAN
NO GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1
Batu Baterai ukuran D dan
lengan baterai
2 Lampu
3 Saklar satu pole satu jalur
4 Kabel Penguhubung
5 Capit Buaya
6 2 buah multimeter
5. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
D. LANGKAH KERJA
NO GAMBAR LANGKAH KERJA
1 Siapkan alat dan bahan
2
Gunakan satu baterai,
kemudian rangkai lah dari
saklar, kemudian lampu
3 Buat rangkaian secara seri.
4
Buat rangkain secara pararel,
seperti praktikum Hukum Ohm
I.
5
Melakukan percobaan dengan
dua buah baterai kemudian
disusun secara seri.
6
Melakukan percobaan dengan
dua buah baterai kemudian
disusun secara seri.
6. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
E. DATA PERCOBAAN
Percobaan I
Pegukuran satu baterai
No E (volt) V (volt) I (ampere) Rd (β¦) Lampu
1 1,52 1,17 0,07 5 Redup
2 1,52 1,26 0,07 3,714286 Redup
3 1,52 1,24 0,07 4 Redup
4 1,52 1,24 0,07 4 Redup
5 1,52 1,22 0,07 4,285714 Redup
Rata-rata Rd 4,2 Redup
Percobaan II
Pegukuran dua baterai yang disusun secara seri
No E (volt) V (volt) I (ampere) Rd (β¦) Lampu
1 3,01 2,6 0,1 4,1 Terang
2 3,01 2,66 0,1 3,5 Terang
3 3,01 2,62 0,1 3,9 Terang
4 3,01 2,55 0,1 4,6 Terang
5 3,01 2,48 0,1 5,3 Terang
Rata-rata Rd 4,28 Terang
Percobaan III
Pegukuran dua baterai yang disusun secara pararel
No E (volt) V (volt) I (ampere) Rd (β¦) Lampu
1 1,5 1,24 0,07 3,71429 Terang
2 1,5 1,28 0,07 3,14286 Terang
3 1,5 1,23 0,07 3,85714 Terang
4 1,5 1,26 0,07 3,42857 Terang
5 1,5 1,26 0,07 3,42857 Terang
Rata-rata Rd 3,51429 Terang
7. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
F. PENGOLAHAN DATA
No
(1). Pengukuran Satu
Baterai
No
(2). Pengukuran Dua
Baterai (Seri)
1
Dik:
E= 1,52 V
V= 1,17 A
Dit Rd?
π =
πΈ β π
πΌ
π =
1.52 β 1.17
0.07
π = 5 β¦
1
Dik:
E= 3.01 V
V= 2.6 A
Dit Rd?
π =
πΈ β π
πΌ
π =
3.01 β 2.6
0.1
π = 4.1 β¦
2
Dik:
E= 1,52 V
V= 1,26 A
Dit Rd?
π =
πΈ β π
πΌ
π =
1.52 β 1.26
0.07
π = 3.714286 β¦
2
Dik:
E= 3.01 V
V= 2.66 A
Dit Rd?
π =
πΈ β π
πΌ
π =
3.01 β 2.66
0.1
π = 3.5 β¦
3
Dik:
E= 1,52 V
V= 1,24 A
Dit Rd?
π =
πΈ β π
πΌ
π =
1.52 β 1.24
0.07
π = 4 β¦
3
Dik:
E= 3.01 V
V= 2.62 A
Dit Rd?
π =
πΈ β π
πΌ
π =
3.01 β 2.62
0.1
β¦
π = 3.9 β¦
4
Dik:
E= 1,52 V
V= 1,24 A
Dit Rd?
π =
πΈ β π
πΌ
π =
1.52 β 1.24
0.07
π = 4 β¦
4
Dik:
E= 3.01 V
V= 2.55 A
Dit Rd?
π =
πΈ β π
πΌ
π =
3.01 β 2.55
0.1
β¦
π = 4.6 β¦
5
Dik:
E= 1,52 V
V= 1,22 A
Dit Rd?
π =
πΈ β π
πΌ
5
Dik:
E= 3.01 V
V= 2.48 A
Dit Rd?
π =
πΈ β π
πΌ
9. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
π =
πΈ β π
πΌ
π =
1.5 β 1.26
0.07
π = 3.42857 β¦
G. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah praktikan lakukan. Praktikan
melakukan tiga kali percobaan yang diantaranya mengukur tegangan
sebelum saklar dinyalakan dan sesudah saklar dinyalakan dengan
menggunakan satu baterai pararel. Dua buah baterai yang disusun secara
pararel, dan dua buah baterai yang disusun secara seri.
Hukum Ohm dua ini membahas tentang mengenai tegangan jepit
dan GGL. Ketika arus tidak mengalir maka potential diantara kedua kutub
disebut GGL. Rangkaian yang terhubung dengan suatu tanam atau beda
disebut dengan tegangan jepit.
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh didapat diketahui
bahwa nilai tegangan sebelum saklar dinyatakan akan tetap terbaca oleh
multimeter artinya walaupun saklarnya belum dihidupkan tetap ada
tegangan dalam yang dimiliki sebuah baterai yang disebut dengan GGL,
sedangkan tegangan yang terbaca oleh multimeter pada saat saklar
dihidupkan disebut dengan tegangan jepit.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahwa nilai tegangan
sebelum saklar dinyalakan lebih besar dibandingkan dengan nilai tegangan
setelah saklar dinyalakan, artinya nilai GGL lebih besar dibandingkan
dengan tegangan jepit. Hal ini disebabkan karena elemen listrik mempunyai
hmabatan dalam, yang dilambangkan dengan r, hambatan dalam ini akan
bekerja ketika elemen dirangkai dengan rangkaian listrik tertutup, sehingga
hambatan dalam ini akan mengurang GGL sumber, ketika pada saat
rangkaian tertutup banyak arus yang harus dibagi-bagi. Sebagian energi
listrik tersebut diubah keenergi panas dan cahaya, hal inilah yang
menyebabkan nilai tegangan jepit lebih kecil dibandingkan dengan nilai
GGL.
10. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Dalam percobaan ini terdapat tiga kali percobaan yaitu hambatan
dalam pada satu baterai, dua baterai yang dirangkai secara seri, dan dua
baterai yang dirangkai secara pararel. Percobaan pertama ini didapatkan
rata-rata dari hambatan dalam pada baterai yaitu 4,2 β¦, kemudian
diperolehrata-rata hambatan dalam baterai terdapat dua baterai yang disusun
secara seri yaitu 4,28 β¦, dan pada dua baterai yang disusun secara pararel
sebesar 3,51 β¦.
Dari ketiga percobaan tersebut, nilai tegangan pada baterai yang
disusun secara seri pada dua baterai lebih besar dibandingkan dengan pada
baterai yang disusun secara pararel dan satu baterai, karena pada rangkaian
seri nilai tegangan merupakan penjumlahan dari kedua tegangan yang
terdapat pada kedua baterai tersebut dan nilai ampere yang terdapat pada
rangkaian seri lebih besar dibandingkan denga rangkaian pararel maupun
satu baterai, semakin besar kuat arus listrik maka semakin besar atau
semakin terang nyala lampu yang dihasilkan.
Pada rangkaian satu baterai terdapat hasil lampu yaitu lampu tersbut
redup semua dari lima kali percobaan, begitu pun sama seperti halnya pada
dua baterai yang disusun secara pararel lampu yang didapatkan dalam lima
kali percobaan adalah redup semua, tapi berbeda dengan dua baterai yang
disusun secara seri lampu yang didapatkan adalah terang semua dari lima
kali percobaan.
Nilai hambatan dalam pada rangkaian baterai tunggal lebih besar
dibandingkan dengan baterai yang disusun secara seri dan pararel. Dengan
rata-rata yaitu 4,28 β¦. Hal ini disebabkan karena nilai arus yang dihasilkan
pada saat rangkaian tertutup bernilai kecil sehingga hambatan dalam yang
dihasilkan menjadi lebih besar.
Dalam ketiga baterai tersebut lampu dua baterai yang dirangkai
secara seri adalah paling terang. Hal ini karena arus dan tegangan yang
dihasilkan juga lebih besar dibandingkan dengan rangkaian satu baterai dan
rangkaian dua baterai yang disusun secara pararel.
11. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Dalam praktikum ini praktikan masih banyak melakukan keslahan
dalam praktikum sehingga mungkin saja ada yang tidak sesuai dengan teori,
yang diantaranya mungkin kurang telitinya praktikan pada saat mengambil
data, dan juga mungkin terdapat alat-alat yang rusak atau komponennya
sudah tidak baik lagi. Praktikan berhasil melakukan percobaan Hukum Ohm
dua ini dengan bimbingan ka Ayu.
H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Bagaimana harga rata-rata Rd untuk ketiga keadaan baterai (satu baterai,
dua baterai seri, dan dua baterai pararel)?
Jawab:
ο· Harga rata-rata Rd pada satu baterai adalah 4,2 β¦
ο· Harga rata-rata Rd pada dua baterai seri adalah 4,28 β¦
ο· Harga rata-rata Rd pada dua baterai pararel adalah 3,51 β¦
Berdasarkan data hasil praktikum harga Rd tertinggi yaitu pada baterai
yang dirangkai dua buah baterai secara seri.
2. Susunan baterai yang dimiliki hambatan dalam terbesar? Kemukakan
faktor-faktor penyebabnya?
Jawab:
Dari hasil percobaan yaitu, susunan baterai yang memiliki hambatan
terbesar adalah dua baterai yang dirangkai secara seri 4,28 β¦, karena
besarnya V sebanding atau berbanding lurus dengan R. Nilai hambatan
dalam pada rangkaian baterai tunggal lebih besar dibandingkan dengan
baterai yang disusun secara seri dan pararel. Dengan rata-rata yaitu 4,28
β¦. Hal ini disebabkan karena nilai arus yang dihasilkan pada saat
rangkaian tertutup bernilai kecil sehingga hambatan dalam yang
dihasilkan menjadi lebih besar.
3. Susunan baterai yang dimiliki hambatan dalam terkecil? Kemukakan
faktor-faktor penyebabnya?
Jawab:
Dari hasil percobaan yaitu, susunan baterai yang memiliki hambatan
terkecil adalah pada dua baterai yang disusun secara pararel 3,51 β¦.
12. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
karena nilai arus yang dihasilkan pada saat rangkaian tertutup bernilai
lebih kecil sehingga hambatan dalam yang dihasilkan menjadi lebih
kecil.
4. GGL terbesar dihasilkan oleh susunan baterai yang bagaimana?
Kemukakanlah faktor-faktor penyebabnya?
Jawab:
GGL terbesar dihasilkan oleh susunan dua baterai yang disusun secara
seri, karena tegangan pada rangkaian seri dapat dihitung dengan cara
penjumlahan langsung dari setiap komponennya. Karena pada
rangkaian seri setiap kutub dari kedua baterai dihubungkan secara
kontak langsung sehingga seolah-olah baterai menjadi satu dan nilai
hambatannya semakin besar.. faktor ini disebabkan karena tegangan
yang diberikan pada dua baterai lebih besar dan ditambah lagi dengan
cara disusun secara seri,
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa:
1. Hambatan terbesar dalam terbesar dimiliki baterai dengan cara
disusun secar seri pada dua baterai.
2. Rangkaian tertutup ketika arus dapat mengalir pada rangkaian (V).
3. Rangkaian terbuka yaitu ketika tidak ada arus yang mengalir.
4. Nilai GGL lebih besar dibandingkan dengan tegangan jepit.
5. Nilai Rd terbesar adalah pada rangkaian seri dengan dua buah
baterai, kemudian rangkaian dengan satu baterai, dan terakhir pada
dua baterai yang disusun secara pararel.
J. KOMENTAR
1. Pada saa praktikum pengecekkan alat dan bahan sangat diperlukan.
2. Praktikan harus lebih teliti dan memahami rangkaian.
3. Praktikan menguasai materi agar dapat lebih mempermudah saat
praktikum sedang berlangsung.
4. Rangkaian alat-alat disusun secara tepat agar alat tidak rusak.
K. DAFTAR PUSTAKA
13. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Giancoli,D. C. (2001). Fisika Dasar Jilid Dua. Jakarta: Erlangga
Giancoli,D. C. (2014). Fisika Dasar Jilid 7 Edisi ke Tujuh. Jakarta: Erlangga.
Ishaq, M. (2007). Fisika Dasar Elektrisitas dan Magnetisme. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Purwoko, dkk. (2007). Fisika Listrik. Jakarta: Erlangga.
Serway, Raymond A. Dan John W. Jewett (2010). Fisika untuk Sains dan
Teknik Jilid. Jakarta: Salmeba Teknika.
Tripler, P. (1991). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
L. LAMPIRAN