SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
14
Keterangan:
1. Gelas beker
Herma 250 mL
2. Pipa kapiler
3. Penggaris
4. Larutan Sampel
5. Termometer
raksa 360⁰C
Gambar 8. Rangkaian Alat Pengukur Tegangan Muka dengan Metode
Kenaikan Pipa Kapiler
Keterangan:
1. Air
2. Bola penghisap
3. Water bath
Gemmy
Industrial Corp
(YCW-04M)
4. Gabus
5. Gelas ukur Iwaki
Pyrex 250 ml
6. Hidrometer
7. Knop pengatur
suhu
8. Penjepit kayu
9. Steker
10. Termometer
alkohol 110˚C
11. Thermostat
15
12. Tombol Power
13. Tombol cooling
14. Viskosimeter
Ostwald d=1,00
cm
15. Viskosimeter
Ostwald d=0,60
cm
Gambar 9. Rangaian Alat Pengukuran Kekentalan Zat Cair
C. CARA KERJA
1. Metode Tekanan Maksimum Gelembung
Hal pertama yang harus dilakukan adalah pipa kapiler dengan
diameter 0,30 cm yang terhubung dengan selang pada manometer
dipasang. Gelas beker 250 mL diisi dengan aquadest 200 mL dan
suhu aquadest diukur dengan termometer alkohol 110 . Selanjutnya,
pipa kapiler 0,30 cm yang sudah dirangkai dengan selang dari
manometer dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL sedalam 2 cm
(h2). Tinggi cairan di kaki kanan dan kiri manometer saat seimbang
(h0) diukur.
Kran buret ditutup dan buret diisi dengan air ledeng samapi agak
penuh. Selanjutnya, kran buret dibuka perlahan-lahan. Permukaan air
dalam kaki terbuka (hm) dibaca pada manometer tepat saat gelembung
akan lepas pada ujung pipa kapiler ( bentuk gelembung tepat setengah
bola). Percobaan sebelumnya diulangi sebanyak 5 kali dan lakukan hal
yang sama pada larutan NaCl 15%. Terakhir, larutan NaCl 15%
dikembalikan ke botol penyimpanannya.
2. Metode Kenaikan Kapiler
Hal pertama yang harus dilakukan adalah empat buah pipa kapiler
diukur diameternya dengan penggaris. Gelas beker 250 mL diisi
16
dengan aquadest 200 mL dan suhu aquadest diukur dengan
termometer alkohol 110 . Pipa kapiler dan penggaris dimasukkan ke
dalam gelas beker 250 mL. Selanjutnya, pipa kapiler 0,10 cm ditarik
ke atas sampai tinggi cairan dalam pipa kapiler konstan. Tinggi
kenaikan aquadest dalam pipa kapiler 0,10 cm diukur dengan
penggaris. Percobaan sebelumnya diulangi sebanyak lima kali dan tiga
pipa kapiler yang lainnya. Lakukan percobaan yang sama dengan
larutan NaCl 15%. Terkahir, larutan NaCl 15% dikembalikan ke botol
penyimpanannya.
3. Kekentalan Zat Cair
Hal pertama yang harus dilakukan adalah viskosimeter ostwald
berdiamater 1 mm diisi dengan minyak, viskosimeter ostwald
berdiamater 0,6 mm diisi dengan aquadest, kemudian gelas ukur 250
mL diisi dengan minyak dan hidrometer dimasukkan ke dalamnya.
Viskosimeter, gelas ukur 250 mL, dan termometer alkohol 110
dimasukkan ke dalam waterbath. Penjepit kayu dipasang pada kedua
viskosimeter ostwald.
Waterbath dihidupkan dan knop suhu pada thermostatdiatur agar
tercapai suhu yang diinginkan yaitu 30 . Setelah suhu 30 yang
dicapai konstan, suhu yang tertera pada termometer alkohol 110
dicatat sebagai suhu awal dan zat cair dinaikkan lebih tinggi dari tanda
paling atas pada viskosimeter ostwald dengan menggunakan bola
penghisap.
Saat tanda yang diatas dilewati oleh zat cair tersebut, stopwatch
dihidupkan dan dimatikan saat zat cair tersebut melewati tanda yang
paling bawah. Waktu yang diperlukan oleh zat cair tersebut dicatat,
suhu pada termometer alkohol 110 dicatat sebagai suhu akhir.
Percobaan sebelumnya diulangi sebanyak tiga kali untuk minyak
dan tiga kali untuk aquadest. Rapat massa yang terbaca pada skala
hidrometer dicatat. Percobaan diulangi untuk suhu 40 , 50 , 60 ,
17
dan 70 . Terakhir, waterbath dimatikan setelah semua percobaan
selesai dan minyak dikembalikan ke botol penyimpanannya serta alat-
alat dibersihkan.
4. Penimbangan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah piknometer kosong 25
mL dan tutup dibersihkan kemudian ditimbang dengan neraca analitis
digital dan hasilnya dicatat. Piknometer 25mL diisi dengan aquadest
sampai penuh kemudian ditimbang dengan neraca analitis digital dan
hasilnya dicatat. Aquadest dikeluarkan dari piknometer 25 mL dan
dikeringkan. Selanjutnya, piknometer 25mL diisi dengan larutan NaCl
15% kemudian ditimbang dengan neraca analitis digital dan hasilnya
dicatat.
D. ANALISIS DATA
Perhitungan pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai tegangan muka baik
dengan menggunakan metode tekanan maksimum gelembung dan
metode kenaikan pipa kapiler, dan untuk mengetahui nilai kekentalan
suatu zat cair sesuai dengan hukum Hougen-Poisulle.
i. Penentukan massa jenis zat cair
Sebelum melakukan penghitungan tentang tegangan muka
dan viskositas zat cair hal dasar yang harus diketahui adalah
tentang massa jenis zat cair.
ρ = (1)
1. Menentukan rapat massa aquadest
Massa aquadest = (massa piknometer + tutup + aquadest) –
(massa piknometer kosong + tutup) (2)
18
Rapat massa aquades = (3)
Kesalahan relatif = x 100% (4)
2. Menentukan rapat massa NaCl 18%
Massa larutan NaCl 15% = (masa piknometer + tutup + NaCl
15%) – (massa piknometer + tutup)
(5)
Rapat massa NaCl 15% = (6)
Kemudian rapat massa zat cair yang didapat dari perhitungan
dapat dibandingkan dengan rapat massa zat cair sesungguhnya
yang diperoleh pada beberapa referensi. Apabila rapat massa zat
cair pada referensi yang akan dibandingkan tidak langsung
diketahui pada data refrensi maka dapat diketahui dengan
menginterpolasiakan data secara linier terhadap data yang
diketahui dengan data yang ingin dicari, contoh penerapan
interpolasi pada percobaan kali ini adalah pencarian data pada
rapat massa zat cair.
Diketahui rapat massa zat cair pada suhu T1 sebesar ρ1 dan
pada T2 sebesar ρ2, sedangkan yang ingin diketahui adalah rapat
massa zat cair pada suhu T, yaitu ρ, maka nilai ρ dapat dicari
dengan interpolasi linier:
(7)
Kesalahan relatif = x 100% (8)
19
ii. Menentukan Tegangan Muka dengan Tekanan Maksimum
Gelembung
Sebelum mencari nilai tegangan muka suatu zat air, maka
harus diketahui terlebih dahulu selisih ketinggian cairan pada
kedua kaki manometer.
h1 =2(hm–h0) (9)
Maka akan diperoleh beberapa data, kemudian diari nilai rata-rata
ketinggian dengan menggunakan rumus:
(10)
Kemudian dicari nilai jari-jari pipa kapiler yang digunakan,
dengan menggunakan rumus:
r = (11)
Setelah diketahui besarnya nilai dan r, maka dapat dicari
besarnya nilai tegangan muka zat cair tersebut dengan
menggunakan rumus:
H = g r ( (12)
Dengan:
H = tegangan muka (dyne/cm)
g = percepatan gravitasi (cm/s2
)
r = jari-jari gelembung dalam pipa kapiler (cm)
ρ1 = massa jenis zat cair dalam manometer (gram/mL)
ρ2 = massa jenis zat cair dalam bejana (gram/ml)
h1 = selisih tinggi permukaan cairan di kaki manometer (cm)
h2 = selisih tinggi permukaan zat cair pada bejana dengan
ujung gelembung udara pada pipa kapiler (cm)
20
Kemudian mencari besarnya nilai tegangan muka yang
sesungguhnya dari zat cair tersebut pada kondisi yang sama
dengan percobaan dari sumber referensi. Interpolasi data linier
terkadang perlu juga dilakukan apabila terjadi seperti yang terurai
diatas.
Kesalahan relatif = | –
| 100% (13)
iii. Menentukan Tegangan Muka dengan Metode Kenaikan Pipa
Kapiler
1. Menghitung selisih ketinggian rata-rata
Sebelum mencari nilai tegangan muka dengan menggunakan
metode ini, terlebih dahulu dicari selisih ketinggian rata-rata
dari cairan di dalam pipa kapiler dengan ketinggian cairan di
luar pipa kapiler. Dengan menggunakan persamaan:
(14)
2. Penentuan tegangan muka
Setelah diketahui nilai selisih ketinggian rata-rata cairan,
kemudian dapat dicari besarnya nilai tegangan muka dengan
menggunakan rumus:
(15)
Dengan:
H = tegangan muka (dyne/cm)
g = percepatan gravitasi (cm/s2
)
r = jari-jari gelembung dalam pipa kapiler (cm)
= ketinggian rata-rata cairan (cm)
21
3. Penentuan tegangan muka rata-rata
Nilai tegangan muka yang diperoleh dengan menggunakan
rumus di atas besarnya akan bervariasi, maka harusdicari nilai
tegangan muka rata-rata dengan menggunakan rumus:
Tegangan muka rata-rata = (16)
Kesalahan relatif= | |x100% (17)
iv. Menentukan Viskositas Zat Cair
1. Menentukan waktu alir rata-rata setiap suhu
Untuk mencari waktu alir rata-rata menggunakan rumus:
(18)
2. Menentukan viskositas relatif untuk setiap suhu
Setelah diketahui waktu alir rata-rata untuk setiap suhu,
kemudian dicari nilai viskositas relatif pada zat cair yang ingin
diukur viskositasnya terhadap zat cair pembanding (aquadest)
pada masing-masing suhu tersebut dengan menggunakan
rumus:
(19)
Dengan:
Μ = viskositas
= rapat massa aquadest pada suhu T (gram/mL)
= rapat massa minyak pada suhu T (gram/mL)
22
r0 = jari-jari kapiler viskosimeter Ostwald untuk aquadest (cm)
r = jari-jari kapiler viskosimeter Ostwald untuk minyak (cm)
= waktu alir rata-rata aquadest pada suhu T (s)
= waktu alir rata-rata minyak pada suhu T (s)
3. Menentukan viskositas dinamik untuk setiap suhu
Mencari nilai viskositas zat cair pada setiap suhu dengan
menggunakan rumus:
(20)
μstandar aquadest di dapat dari pembacaan meggunakan
nomograph.
Cara pembacaan nomograph:
Mencari koordinat (x,y) dari zat yang akan dicari
viskositasnya pada lembar keterangan (pada literatur).
Untuk aquadest x = 10,2 dan y = 13
Memberikan tanda titik pada bidang koordinat dari nilai
aquadest tersebut.
Mencari nilai viskositas pada suhu percobaan tersebut
dengan menarik garis lurus dari titik suhu yang diinginkan
ke skala viskositas melalui titik koordinat (10,2; 13).
v. Pembuatan Grafik Hubungan Suhu Terhadap Viskositas
Pengaruh suhu terhadap viskositas dapat dinyatakan dengan
persamaan:
(21)
23
Dengan T adalah suhu mutlak dalam Kelvin (K)
Jika ditarik logaritma naturalnya, persamaan diatas akan menjadi:
(22)
(23)
Dengan:
(24)
b = lnB (25)
a = A (26)
x = (27)
Persamaan ini dapat diselesaikan dengan metode regresi linier:
(28)
(29)
Kesalahan relatif nilai μ (viskositas) dapat dicari dengan rumus:
Er relatif = | –
| 100% (30)
Kemudian dapat dicari nilai kesalahan relatif rata-ratanya
= (31)

More Related Content

What's hot

Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMarfizal Marfizal
 
Ppt nor aida agustina xii ipa 2
Ppt nor aida agustina xii ipa 2Ppt nor aida agustina xii ipa 2
Ppt nor aida agustina xii ipa 2Paarief Udin
 
Soal dan Pembahasan Fluida Dinamis
Soal dan Pembahasan Fluida DinamisSoal dan Pembahasan Fluida Dinamis
Soal dan Pembahasan Fluida DinamisRenny Aniwarna
 
Soal dan pembahasan fluida dinamis
Soal dan pembahasan fluida dinamisSoal dan pembahasan fluida dinamis
Soal dan pembahasan fluida dinamisRenny Aniwarna
 
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenis
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenisoenentuan berat molekul berdasarkan massa jenis
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenisDeraPutri2
 
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasiPertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasideniswan
 
Laporan dinamika tangki kelompok 2
Laporan dinamika tangki kelompok 2Laporan dinamika tangki kelompok 2
Laporan dinamika tangki kelompok 2Rima Puspitasari
 
Dasar neraca massa dan energi
Dasar neraca massa dan energiDasar neraca massa dan energi
Dasar neraca massa dan energiManar Gazali
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapFransiska Puteri
 
Soal Fluida diam dan Bergerak
Soal Fluida diam dan BergerakSoal Fluida diam dan Bergerak
Soal Fluida diam dan BergerakNeli Narulita
 

What's hot (20)

Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitian
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Bab 7-current-meter-2
Bab 7-current-meter-2Bab 7-current-meter-2
Bab 7-current-meter-2
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
Ppt nor aida agustina xii ipa 2
Ppt nor aida agustina xii ipa 2Ppt nor aida agustina xii ipa 2
Ppt nor aida agustina xii ipa 2
 
Soal dan Pembahasan Fluida Dinamis
Soal dan Pembahasan Fluida DinamisSoal dan Pembahasan Fluida Dinamis
Soal dan Pembahasan Fluida Dinamis
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
Soal dan pembahasan fluida dinamis
Soal dan pembahasan fluida dinamisSoal dan pembahasan fluida dinamis
Soal dan pembahasan fluida dinamis
 
BAB 6 Level
BAB 6 LevelBAB 6 Level
BAB 6 Level
 
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenis
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenisoenentuan berat molekul berdasarkan massa jenis
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenis
 
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasiPertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
 
Laporan dinamika tangki kelompok 2
Laporan dinamika tangki kelompok 2Laporan dinamika tangki kelompok 2
Laporan dinamika tangki kelompok 2
 
Soal per bab
Soal per babSoal per bab
Soal per bab
 
Dasar neraca massa dan energi
Dasar neraca massa dan energiDasar neraca massa dan energi
Dasar neraca massa dan energi
 
Tugas Sugai
Tugas SugaiTugas Sugai
Tugas Sugai
 
12gravimetrik
12gravimetrik12gravimetrik
12gravimetrik
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
 
Proses pencampuran udara
Proses pencampuran udaraProses pencampuran udara
Proses pencampuran udara
 
Soal Fluida diam dan Bergerak
Soal Fluida diam dan BergerakSoal Fluida diam dan Bergerak
Soal Fluida diam dan Bergerak
 
Mektan 2015
Mektan  2015 Mektan  2015
Mektan 2015
 

Similar to 14 23

Peneraan volumetri
Peneraan volumetriPeneraan volumetri
Peneraan volumetriTillapia
 
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan KlimatologiLaporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan KlimatologiSansanikhs
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairswirawan
 
Flow simulator group e
Flow simulator group eFlow simulator group e
Flow simulator group eIndiana Agak
 
Bab 2 suhu dan pengukurannya
Bab 2 suhu dan pengukurannyaBab 2 suhu dan pengukurannya
Bab 2 suhu dan pengukurannyaMustahal SSi
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
metode tekanan maksimum gelembung
metode tekanan maksimum gelembungmetode tekanan maksimum gelembung
metode tekanan maksimum gelembungzaramalia33
 
Soal UAS FIsika Kelas XI SMA/SMK Semester Gasal 2015/2016
Soal UAS FIsika Kelas XI SMA/SMK Semester Gasal 2015/2016Soal UAS FIsika Kelas XI SMA/SMK Semester Gasal 2015/2016
Soal UAS FIsika Kelas XI SMA/SMK Semester Gasal 2015/2016David Adi Nugroho
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMarfizal Marfizal
 
DASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARADASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARAKiki Amelia
 
Ppt g7 b suhu dan pengukurannya
Ppt g7 b suhu dan pengukurannyaPpt g7 b suhu dan pengukurannya
Ppt g7 b suhu dan pengukurannyaDIAH KOHLER
 

Similar to 14 23 (20)

Kalibrasi
KalibrasiKalibrasi
Kalibrasi
 
Peneraan volumetri
Peneraan volumetriPeneraan volumetri
Peneraan volumetri
 
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan KlimatologiLaporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
 
Flow simulator group e
Flow simulator group eFlow simulator group e
Flow simulator group e
 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
 
Bab 2 suhu dan pengukurannya
Bab 2 suhu dan pengukurannyaBab 2 suhu dan pengukurannya
Bab 2 suhu dan pengukurannya
 
Suhu
SuhuSuhu
Suhu
 
24
2424
24
 
mekanika fluida
mekanika fluidamekanika fluida
mekanika fluida
 
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENISINSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
metode tekanan maksimum gelembung
metode tekanan maksimum gelembungmetode tekanan maksimum gelembung
metode tekanan maksimum gelembung
 
Soal UAS FIsika Kelas XI SMA/SMK Semester Gasal 2015/2016
Soal UAS FIsika Kelas XI SMA/SMK Semester Gasal 2015/2016Soal UAS FIsika Kelas XI SMA/SMK Semester Gasal 2015/2016
Soal UAS FIsika Kelas XI SMA/SMK Semester Gasal 2015/2016
 
Mekanika fluida ppt
Mekanika fluida pptMekanika fluida ppt
Mekanika fluida ppt
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
 
DASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARADASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARA
 
35 57
35 5735 57
35 57
 
Bab iv fluida
Bab iv fluidaBab iv fluida
Bab iv fluida
 
Ppt g7 b suhu dan pengukurannya
Ppt g7 b suhu dan pengukurannyaPpt g7 b suhu dan pengukurannya
Ppt g7 b suhu dan pengukurannya
 

More from Hartika Rafih Wondah (13)

Tugas 6 pik1_proses solvay_hartika rafih wondah
Tugas 6 pik1_proses solvay_hartika rafih wondahTugas 6 pik1_proses solvay_hartika rafih wondah
Tugas 6 pik1_proses solvay_hartika rafih wondah
 
Seni dan agama ku
Seni dan agama kuSeni dan agama ku
Seni dan agama ku
 
Dasar2 islam
Dasar2 islamDasar2 islam
Dasar2 islam
 
Tugas essai agama akidah akhlak
Tugas essai agama akidah akhlakTugas essai agama akidah akhlak
Tugas essai agama akidah akhlak
 
Tugas 2 pik1_(nh4)2_so4 petrokimia gresik
Tugas 2 pik1_(nh4)2_so4 petrokimia gresikTugas 2 pik1_(nh4)2_so4 petrokimia gresik
Tugas 2 pik1_(nh4)2_so4 petrokimia gresik
 
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresikTugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
 
Halaman 1
Halaman 1Halaman 1
Halaman 1
 
34
3434
34
 
33
3333
33
 
31 32
31 3231 32
31 32
 
30
3030
30
 
13
1313
13
 
2 12
2 122 12
2 12
 

14 23

  • 1. 14 Keterangan: 1. Gelas beker Herma 250 mL 2. Pipa kapiler 3. Penggaris 4. Larutan Sampel 5. Termometer raksa 360⁰C Gambar 8. Rangkaian Alat Pengukur Tegangan Muka dengan Metode Kenaikan Pipa Kapiler Keterangan: 1. Air 2. Bola penghisap 3. Water bath Gemmy Industrial Corp (YCW-04M) 4. Gabus 5. Gelas ukur Iwaki Pyrex 250 ml 6. Hidrometer 7. Knop pengatur suhu 8. Penjepit kayu 9. Steker 10. Termometer alkohol 110˚C 11. Thermostat
  • 2. 15 12. Tombol Power 13. Tombol cooling 14. Viskosimeter Ostwald d=1,00 cm 15. Viskosimeter Ostwald d=0,60 cm Gambar 9. Rangaian Alat Pengukuran Kekentalan Zat Cair C. CARA KERJA 1. Metode Tekanan Maksimum Gelembung Hal pertama yang harus dilakukan adalah pipa kapiler dengan diameter 0,30 cm yang terhubung dengan selang pada manometer dipasang. Gelas beker 250 mL diisi dengan aquadest 200 mL dan suhu aquadest diukur dengan termometer alkohol 110 . Selanjutnya, pipa kapiler 0,30 cm yang sudah dirangkai dengan selang dari manometer dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL sedalam 2 cm (h2). Tinggi cairan di kaki kanan dan kiri manometer saat seimbang (h0) diukur. Kran buret ditutup dan buret diisi dengan air ledeng samapi agak penuh. Selanjutnya, kran buret dibuka perlahan-lahan. Permukaan air dalam kaki terbuka (hm) dibaca pada manometer tepat saat gelembung akan lepas pada ujung pipa kapiler ( bentuk gelembung tepat setengah bola). Percobaan sebelumnya diulangi sebanyak 5 kali dan lakukan hal yang sama pada larutan NaCl 15%. Terakhir, larutan NaCl 15% dikembalikan ke botol penyimpanannya. 2. Metode Kenaikan Kapiler Hal pertama yang harus dilakukan adalah empat buah pipa kapiler diukur diameternya dengan penggaris. Gelas beker 250 mL diisi
  • 3. 16 dengan aquadest 200 mL dan suhu aquadest diukur dengan termometer alkohol 110 . Pipa kapiler dan penggaris dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL. Selanjutnya, pipa kapiler 0,10 cm ditarik ke atas sampai tinggi cairan dalam pipa kapiler konstan. Tinggi kenaikan aquadest dalam pipa kapiler 0,10 cm diukur dengan penggaris. Percobaan sebelumnya diulangi sebanyak lima kali dan tiga pipa kapiler yang lainnya. Lakukan percobaan yang sama dengan larutan NaCl 15%. Terkahir, larutan NaCl 15% dikembalikan ke botol penyimpanannya. 3. Kekentalan Zat Cair Hal pertama yang harus dilakukan adalah viskosimeter ostwald berdiamater 1 mm diisi dengan minyak, viskosimeter ostwald berdiamater 0,6 mm diisi dengan aquadest, kemudian gelas ukur 250 mL diisi dengan minyak dan hidrometer dimasukkan ke dalamnya. Viskosimeter, gelas ukur 250 mL, dan termometer alkohol 110 dimasukkan ke dalam waterbath. Penjepit kayu dipasang pada kedua viskosimeter ostwald. Waterbath dihidupkan dan knop suhu pada thermostatdiatur agar tercapai suhu yang diinginkan yaitu 30 . Setelah suhu 30 yang dicapai konstan, suhu yang tertera pada termometer alkohol 110 dicatat sebagai suhu awal dan zat cair dinaikkan lebih tinggi dari tanda paling atas pada viskosimeter ostwald dengan menggunakan bola penghisap. Saat tanda yang diatas dilewati oleh zat cair tersebut, stopwatch dihidupkan dan dimatikan saat zat cair tersebut melewati tanda yang paling bawah. Waktu yang diperlukan oleh zat cair tersebut dicatat, suhu pada termometer alkohol 110 dicatat sebagai suhu akhir. Percobaan sebelumnya diulangi sebanyak tiga kali untuk minyak dan tiga kali untuk aquadest. Rapat massa yang terbaca pada skala hidrometer dicatat. Percobaan diulangi untuk suhu 40 , 50 , 60 ,
  • 4. 17 dan 70 . Terakhir, waterbath dimatikan setelah semua percobaan selesai dan minyak dikembalikan ke botol penyimpanannya serta alat- alat dibersihkan. 4. Penimbangan Hal pertama yang harus dilakukan adalah piknometer kosong 25 mL dan tutup dibersihkan kemudian ditimbang dengan neraca analitis digital dan hasilnya dicatat. Piknometer 25mL diisi dengan aquadest sampai penuh kemudian ditimbang dengan neraca analitis digital dan hasilnya dicatat. Aquadest dikeluarkan dari piknometer 25 mL dan dikeringkan. Selanjutnya, piknometer 25mL diisi dengan larutan NaCl 15% kemudian ditimbang dengan neraca analitis digital dan hasilnya dicatat. D. ANALISIS DATA Perhitungan pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai tegangan muka baik dengan menggunakan metode tekanan maksimum gelembung dan metode kenaikan pipa kapiler, dan untuk mengetahui nilai kekentalan suatu zat cair sesuai dengan hukum Hougen-Poisulle. i. Penentukan massa jenis zat cair Sebelum melakukan penghitungan tentang tegangan muka dan viskositas zat cair hal dasar yang harus diketahui adalah tentang massa jenis zat cair. ρ = (1) 1. Menentukan rapat massa aquadest Massa aquadest = (massa piknometer + tutup + aquadest) – (massa piknometer kosong + tutup) (2)
  • 5. 18 Rapat massa aquades = (3) Kesalahan relatif = x 100% (4) 2. Menentukan rapat massa NaCl 18% Massa larutan NaCl 15% = (masa piknometer + tutup + NaCl 15%) – (massa piknometer + tutup) (5) Rapat massa NaCl 15% = (6) Kemudian rapat massa zat cair yang didapat dari perhitungan dapat dibandingkan dengan rapat massa zat cair sesungguhnya yang diperoleh pada beberapa referensi. Apabila rapat massa zat cair pada referensi yang akan dibandingkan tidak langsung diketahui pada data refrensi maka dapat diketahui dengan menginterpolasiakan data secara linier terhadap data yang diketahui dengan data yang ingin dicari, contoh penerapan interpolasi pada percobaan kali ini adalah pencarian data pada rapat massa zat cair. Diketahui rapat massa zat cair pada suhu T1 sebesar ρ1 dan pada T2 sebesar ρ2, sedangkan yang ingin diketahui adalah rapat massa zat cair pada suhu T, yaitu ρ, maka nilai ρ dapat dicari dengan interpolasi linier: (7) Kesalahan relatif = x 100% (8)
  • 6. 19 ii. Menentukan Tegangan Muka dengan Tekanan Maksimum Gelembung Sebelum mencari nilai tegangan muka suatu zat air, maka harus diketahui terlebih dahulu selisih ketinggian cairan pada kedua kaki manometer. h1 =2(hm–h0) (9) Maka akan diperoleh beberapa data, kemudian diari nilai rata-rata ketinggian dengan menggunakan rumus: (10) Kemudian dicari nilai jari-jari pipa kapiler yang digunakan, dengan menggunakan rumus: r = (11) Setelah diketahui besarnya nilai dan r, maka dapat dicari besarnya nilai tegangan muka zat cair tersebut dengan menggunakan rumus: H = g r ( (12) Dengan: H = tegangan muka (dyne/cm) g = percepatan gravitasi (cm/s2 ) r = jari-jari gelembung dalam pipa kapiler (cm) ρ1 = massa jenis zat cair dalam manometer (gram/mL) ρ2 = massa jenis zat cair dalam bejana (gram/ml) h1 = selisih tinggi permukaan cairan di kaki manometer (cm) h2 = selisih tinggi permukaan zat cair pada bejana dengan ujung gelembung udara pada pipa kapiler (cm)
  • 7. 20 Kemudian mencari besarnya nilai tegangan muka yang sesungguhnya dari zat cair tersebut pada kondisi yang sama dengan percobaan dari sumber referensi. Interpolasi data linier terkadang perlu juga dilakukan apabila terjadi seperti yang terurai diatas. Kesalahan relatif = | – | 100% (13) iii. Menentukan Tegangan Muka dengan Metode Kenaikan Pipa Kapiler 1. Menghitung selisih ketinggian rata-rata Sebelum mencari nilai tegangan muka dengan menggunakan metode ini, terlebih dahulu dicari selisih ketinggian rata-rata dari cairan di dalam pipa kapiler dengan ketinggian cairan di luar pipa kapiler. Dengan menggunakan persamaan: (14) 2. Penentuan tegangan muka Setelah diketahui nilai selisih ketinggian rata-rata cairan, kemudian dapat dicari besarnya nilai tegangan muka dengan menggunakan rumus: (15) Dengan: H = tegangan muka (dyne/cm) g = percepatan gravitasi (cm/s2 ) r = jari-jari gelembung dalam pipa kapiler (cm) = ketinggian rata-rata cairan (cm)
  • 8. 21 3. Penentuan tegangan muka rata-rata Nilai tegangan muka yang diperoleh dengan menggunakan rumus di atas besarnya akan bervariasi, maka harusdicari nilai tegangan muka rata-rata dengan menggunakan rumus: Tegangan muka rata-rata = (16) Kesalahan relatif= | |x100% (17) iv. Menentukan Viskositas Zat Cair 1. Menentukan waktu alir rata-rata setiap suhu Untuk mencari waktu alir rata-rata menggunakan rumus: (18) 2. Menentukan viskositas relatif untuk setiap suhu Setelah diketahui waktu alir rata-rata untuk setiap suhu, kemudian dicari nilai viskositas relatif pada zat cair yang ingin diukur viskositasnya terhadap zat cair pembanding (aquadest) pada masing-masing suhu tersebut dengan menggunakan rumus: (19) Dengan: Μ = viskositas = rapat massa aquadest pada suhu T (gram/mL) = rapat massa minyak pada suhu T (gram/mL)
  • 9. 22 r0 = jari-jari kapiler viskosimeter Ostwald untuk aquadest (cm) r = jari-jari kapiler viskosimeter Ostwald untuk minyak (cm) = waktu alir rata-rata aquadest pada suhu T (s) = waktu alir rata-rata minyak pada suhu T (s) 3. Menentukan viskositas dinamik untuk setiap suhu Mencari nilai viskositas zat cair pada setiap suhu dengan menggunakan rumus: (20) μstandar aquadest di dapat dari pembacaan meggunakan nomograph. Cara pembacaan nomograph: Mencari koordinat (x,y) dari zat yang akan dicari viskositasnya pada lembar keterangan (pada literatur). Untuk aquadest x = 10,2 dan y = 13 Memberikan tanda titik pada bidang koordinat dari nilai aquadest tersebut. Mencari nilai viskositas pada suhu percobaan tersebut dengan menarik garis lurus dari titik suhu yang diinginkan ke skala viskositas melalui titik koordinat (10,2; 13). v. Pembuatan Grafik Hubungan Suhu Terhadap Viskositas Pengaruh suhu terhadap viskositas dapat dinyatakan dengan persamaan: (21)
  • 10. 23 Dengan T adalah suhu mutlak dalam Kelvin (K) Jika ditarik logaritma naturalnya, persamaan diatas akan menjadi: (22) (23) Dengan: (24) b = lnB (25) a = A (26) x = (27) Persamaan ini dapat diselesaikan dengan metode regresi linier: (28) (29) Kesalahan relatif nilai μ (viskositas) dapat dicari dengan rumus: Er relatif = | – | 100% (30) Kemudian dapat dicari nilai kesalahan relatif rata-ratanya = (31)