SlideShare a Scribd company logo
15. Tanggung Jawab Produk dalam
Hukum Perlindungan Konsumen
Dasar dari adanya tanggung jawab produk adalah
perjanjian antara para pihak atau perbuatan melawan
hukum, maka berdasarkan hukum Indonesia, ketentuan-
ketentuan yang berkaitan dengan hal tersebut (Pasal
1338 dst., Pasal 1365 dst.)
Konsumen yang dirugikan oleh suatu produk dapat
menuntut atas dasar wanprestasi (breach of contract),
seperti halnya pada perjanjian-perjanjian lainnya (asas
no privity – no liability)
Tanggung Jawab Produk dalam
Hukum Perlindungan Konsumen
Perjanjian baku adalah perjanjian berbentuk tertulis
yang telah digandakan berupa formulir-formulir, yang
isinya telah distandardisasi atau dibakukan terlebih
dahulu secara sepihak oleh pihak yang menawarkan
(dalam hal ini pelaku usaha), serta ditawarkan secara
massal, tanpa mempertimbangkan perbedaan kondisi
yang dimiliki konsumen.
Berhubung isi perjanjian baku telah ditetapkan secara
sepihak oleh pelaku usaha, maka pada umumnya, isi
kontrak baku tersebut akan lebih banyak memuat hak-
hak pelaku usaha dan kewajiban-kewajiban konsumen
ketimbang hak-hak konsumen dan kewajiban-
kewajiban pelaku usaha.
Yusuf Sofie menyatakan
bahwa akibat
penyalahgunaan asas
kebebasan berkontrak yang
dilakukan oleh pelaku usaha
untuk menjamin hak-haknya
terhadap konsumen sekaligus
mengecualikan kewajiban-
kewajibannya terhadap
konsumen dengan
mempraktikkan klausula-
klausula baku (one–sided
standard form contract) dan
klausula pengecualian
(exemption clauses).
Menurut Sunaryati Hartono,
asas kebebasan berkontrak
telah menyeret masyarakat
Eropa dan seluruh dunia ke
dalam jurang pengangguran
dan kelaparan.
Pada mulanya hanya dikenal perlindungan
berdasarkan privity of contract, kemudian
sudah dikenal tort of negligence yang
berdasarkan pada asas umum yaitu duty of
care, yaitu kewajiban untuk berhati-hati bagi
setiap orang dalam suatu situasi konkret
terhadap kepentingan orang lain.
Kemudian timbul perkembangan lebih lanjut,
yaitu adanya ajaran yang melihat tanggung
jawab pihak produsen atas dasar negligence
(kelalaian).
Knottenbelt berpendapat bahwa
kewajiban untuk berhati-hati ini bukan
hanya dibebankan kepada produsen
berdasarkan kepatutan (billijkkheid),
tetapi juga kewajiban ini ditujukan
terhadap konsumen sebagai
pencegahan timbulnya kerugian.
Di Inggris
Di Amerika Serikat
Menurut Endang Saefullah, Product Liability untuk produk makanan
baru dikenal sekitar 60 tahun yang lalu.
Namun sejak lama dapat menggugat berdasarkan adanya jaminan
(warranty) yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan suatu
kontrak.
Sampai akhir abad ke-15 tidak ada tuntutan yang dapat diajukan ke
depan pengadilan terhadap suatu janji, kecuali untuk kontrak yang
dibuat di atas kertas bermaterai (contract under seal).
Kemudian pada abad ke-19 terjadi penggabungan antara warranty dan
promise, dan berlaku ketentuan bahwa penjual bertanggungjawab atas
semua kerugian akibat adanya pelanggaran atas jaminannya.
Kemudian dikenal pula implied warranty yang mempunyai kekuatan
yang sama dengan express warranty.
Strict liability hanya
diterapkan terhadap
kerugian yang diderita
oleh konsumen akhir (end
consumer).
Strict Liability hanya
diterapkan untuk
professional seller.
Finz dalam mengomentari Restatement section
402 A mengemukakan elemen-elemen penting
agar dapat diterapkan dalam bidang Product Liability:
01
02
03
Produk tiba di tangan
konsumen tanpa
mengalami perubahan
substansial.
Kondisi produk yang
berbahaya secara tidak
wajar/tidak beralasan
(unreasonably dangerous
condition).
Keadaan produk
tersebut memang
cacat.
Di negara-negara Eropa berdasarkan Diarectove, pembuat suku
cadang dapat dikenai tanggung jawab dengan alasan:
Amerika Serikat yang mengalami perkembangan pesat dalam bidang Hukum
Tanggung Jawab Produsen dapat pula dijadikan sebagai perbandingan.
Dalam kasus Mac Pherson v Buick Motor Co, Gunawan dan Toar melihat Hakim
Cardozo sebagai peletak dasar prinsip-prinsip Product Liability modern. Dalam
kasus ini maka Privity of Contract yang tadinya disyaratkan agar penggugat dapat
menuntut ganti rugi, menjadi tidak penting lagi.
01
Tuntutan berdasarkan perbuatan melanggar hukum
yaitu berdasarkan prinsip tanggung jawab yang
didasarkan pada unsur kesalahan dimana penggugat
yang harus membuktikan adanya kesalahan itu,
kadang-kadang menyulitkan penggugat.
Endang Saefullah mengemukakan bahwa ada beberapa
kesulitan yang dihadapi oleh konsumen sehingga di bidang
Product Liability di Amerika Serikat berkembang prinsip
tanggung jawab mutlak antara Lain:
02
Oleh karena tuntutan harus
melalui pengadilan, maka
biasanya makan waktu yang lama.
03
Tuntutan melalui pengadilan juga
memerlukan biaya yang cukup
besar.
Pertanggungjawaban
hukumnya tanpa
mempersoalkan adanya
unsur kesalahan baik yang
berupa kesengajaan
ataupun kelalaian.
Pertanggungjawaban
hukum atas setiap
perbuatan atau aktivitas
yang menimbulkan
kerugian terhadap jiwa
atau harta orang lain.
Leereed yang dikutip Yahya Harahap mengemukakan
bahwa Strict Liability ditegakkan atas prinsip:
Komar Kantaatmadja, pilihan atas kedua sistem tersebut akan
tergantung pada sistem mana yang paling efektif dalam setiap keadaan
dan harus dilihat secara kasuistis.
Sistem ganti rugi mutlak lebih sederhana dalam pembuktian dan proses
penyelesaiannya, tetapi terbatas dalam pemberian ganti rugi, baik
dalam jenis kerugian yang dapat dituntut maupun dalam jumlah
tertinggi yang dapat dituntut.
Sedang dalam sistem ganti rugi penuh
(Absolute Liability) ada kewajiban
pembuktian dan proses hukum yang
kompleks, tetapi dengan kemungkinan
jumlah dan jenis ganti rugi yang dapat
dituntut yang lebih luas.
Khususnya menyangkut tanggung jawab mutlak
pihak produsen/pelaku usaha, meskipun UUPK
mengatakan bahwa beban pembuktian mengenai
kesalahan telah dibebankan kepada pihak pelaku
usaha, namun hal tersebut tidaklah secara
“gamblang” mempermudah usaha konsumen dalam
mengajukan gugatan hukum kepada pelaku usaha
dalam proses peradilan.
Keadaan konsumen di Indonesia
Hal ini dapat diketahui dari isi Pasal 19 ayat (1) juncto Pasal 28 UUPK yang
menyatakan sebagai berikut :
Pasal 19 ayat (1) UUPK :
Pelaku usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang
dan/atu jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.
UUPK menganut strict liability sebagai derivasi dari
pertanggungjawaban berdasarkan perbuatan melawan
hukum (tortious liability), dimana terjadi pengalihan beban
pembuktian kesalahan dari konsumen kepada pelaku usaha.
A
B
Paradigma yang dipakai dalam UUPK belum
merupakan perdagangan yang dilakukan melalui
media elektronik. Namun demikian prinsip-
prinsip dasar dan hak-hak dasar dalam UUPK
kiranya dapat digunakan dalam menganalis
tanggungjawab dalam transaksi elektronik.
Bahwa kedepan dalam transaksi elektronik
dapat diterapkan tanggung jawab mutlak (strict
liability) melalui pembuktian terbalik dan dapat
juga dilakukan gugatan class action, hal tersebut
mengingat transaksi elektronik dilakukan tanpa
tatap muka (faceless) dan penuh dengan risiko.
Alasan penting mengapa diperlukan
beban pembuktian terbalik dalam
transaksi elektronik, adalah sudah
selayaknya beban pembuktian yang
terkait dengan teknologi informasi
dibebankan kepada pemilik teknologi
tinggi, bukan kepada konsumen.
Tepatlah apabila dalam e-commerce
diberlakukan beban pembuktian
terbalik, karena akan sangat
menyulitkan pihak yang tidak
menguasai teknologi.
Dasar pemikiran dari Teori Pembalikan Beban Pembuktian
adalah seseorang dianggap bersalah, sampai yang
bersangkutan dapat membuktikan sebaliknya.
Asas ini cukup memberikan perlindungan bagi konsumen
dalam transaksi walaupun pelaksanaannya agak sulit.
Pertama, secara sosial ekonomi dan
penguasaan teknologi kedudukan
konsumen lemah dibandingkan
dengan kedudukan
pengusaha/perusahaan, walaupun di
mata hukum semua memiliki
kedudukan yang sama.
Kedua, prinsip kesejajaran
kedudukan pengusaha dengan
konsumen tidak dengan sendirinya
membawa konsekuensi konsumen
harus membuktikan semua unsur
perbuatan melawan hukum.
Penerapan beban pembuktian terbalik
sangatlah adil dalam hukum perlindungan
konsumen di bidang e-commerce, dengan
pertimbangan:
THANK YOU

More Related Content

Similar to 15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen

9 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tangg...
9 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tangg...9 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tangg...
9 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tangg...
Teuku Alvin Putra Rezalino
 
12. tanggung jawab produk dalam uupk
12. tanggung jawab produk dalam uupk12. tanggung jawab produk dalam uupk
12. tanggung jawab produk dalam uupk
Gindha Wayka
 
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
Muhammad Ramadhan
 
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
AgungAgungPangestu
 
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
An Nisa Rizki Yulianti
 
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen & tanggung jaw...
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen &  tanggung jaw...Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen &  tanggung jaw...
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen & tanggung jaw...
Hayyu Safitri
 
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hefti Juliza
 
Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
nurcholismn
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
MMario4
 
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
Giriyogodwis
 
9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...
9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...
9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...
Maghfira Arsyfa Ganivy
 
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumenPrinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
Kathleen Pontoh
 
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Dyana Anggraini
 
HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...
HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...
HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...
Rinytrianas21
 
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
intandwik_
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Dyana Anggraini
 
ANALISA KLAUSULA EKSONERASI PADA STANDART KONTRAK BAKU SYARAT DAN KONDISI P...
ANALISA KLAUSULA EKSONERASI  PADA STANDART KONTRAK BAKU  SYARAT DAN KONDISI P...ANALISA KLAUSULA EKSONERASI  PADA STANDART KONTRAK BAKU  SYARAT DAN KONDISI P...
ANALISA KLAUSULA EKSONERASI PADA STANDART KONTRAK BAKU SYARAT DAN KONDISI P...
Rachardy Andriyanto
 
HBL 9, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, PERLINDUNGAN KONSUMEN & TANGGUNGJAWAB HUKUM, ...
HBL 9, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, PERLINDUNGAN KONSUMEN & TANGGUNGJAWAB HUKUM, ...HBL 9, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, PERLINDUNGAN KONSUMEN & TANGGUNGJAWAB HUKUM, ...
HBL 9, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, PERLINDUNGAN KONSUMEN & TANGGUNGJAWAB HUKUM, ...
ZahraKamila4
 
Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian sewa beli
Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian sewa beliPerlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian sewa beli
Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian sewa beli
UlulAzmiFunna
 
113-306-1-PB.pdf
113-306-1-PB.pdf113-306-1-PB.pdf
113-306-1-PB.pdf
RizaJr
 

Similar to 15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen (20)

9 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tangg...
9 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tangg...9 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tangg...
9 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tangg...
 
12. tanggung jawab produk dalam uupk
12. tanggung jawab produk dalam uupk12. tanggung jawab produk dalam uupk
12. tanggung jawab produk dalam uupk
 
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
 
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
 
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
 
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen & tanggung jaw...
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen &  tanggung jaw...Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen &  tanggung jaw...
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen & tanggung jaw...
 
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
 
Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
 
9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...
9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...
9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...
 
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumenPrinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
 
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
 
HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...
HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...
HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...
 
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
 
ANALISA KLAUSULA EKSONERASI PADA STANDART KONTRAK BAKU SYARAT DAN KONDISI P...
ANALISA KLAUSULA EKSONERASI  PADA STANDART KONTRAK BAKU  SYARAT DAN KONDISI P...ANALISA KLAUSULA EKSONERASI  PADA STANDART KONTRAK BAKU  SYARAT DAN KONDISI P...
ANALISA KLAUSULA EKSONERASI PADA STANDART KONTRAK BAKU SYARAT DAN KONDISI P...
 
HBL 9, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, PERLINDUNGAN KONSUMEN & TANGGUNGJAWAB HUKUM, ...
HBL 9, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, PERLINDUNGAN KONSUMEN & TANGGUNGJAWAB HUKUM, ...HBL 9, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, PERLINDUNGAN KONSUMEN & TANGGUNGJAWAB HUKUM, ...
HBL 9, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, PERLINDUNGAN KONSUMEN & TANGGUNGJAWAB HUKUM, ...
 
Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian sewa beli
Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian sewa beliPerlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian sewa beli
Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian sewa beli
 
113-306-1-PB.pdf
113-306-1-PB.pdf113-306-1-PB.pdf
113-306-1-PB.pdf
 

More from Gindha Wayka

14. omnibus law
14. omnibus law14. omnibus law
14. omnibus law
Gindha Wayka
 
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
Gindha Wayka
 
12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan
Gindha Wayka
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja
Gindha Wayka
 
10 mogok kerja & lock out
10 mogok kerja & lock out10 mogok kerja & lock out
10 mogok kerja & lock out
Gindha Wayka
 
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
Gindha Wayka
 
8. upah
8. upah8. upah
8. upah
Gindha Wayka
 
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
Gindha Wayka
 
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
Gindha Wayka
 
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
Gindha Wayka
 
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
Gindha Wayka
 
2. ketenagakerjan
2. ketenagakerjan2. ketenagakerjan
2. ketenagakerjan
Gindha Wayka
 
1. pendahuluan
1. pendahuluan1. pendahuluan
1. pendahuluan
Gindha Wayka
 
3. sejarah ketenagakerjaan
3. sejarah ketenagakerjaan3. sejarah ketenagakerjaan
3. sejarah ketenagakerjaan
Gindha Wayka
 
15. perdagangan elektronik
15. perdagangan elektronik15. perdagangan elektronik
15. perdagangan elektronik
Gindha Wayka
 
14. waralaba
14. waralaba14. waralaba
14. waralaba
Gindha Wayka
 
13. surat kredit berdokumen dalam negeri
13. surat kredit berdokumen dalam negeri13. surat kredit berdokumen dalam negeri
13. surat kredit berdokumen dalam negeri
Gindha Wayka
 
12. perjanjian perdagangan ekspor impor
12. perjanjian perdagangan ekspor impor12. perjanjian perdagangan ekspor impor
12. perjanjian perdagangan ekspor impor
Gindha Wayka
 
11. rahasia dagang
11. rahasia dagang11. rahasia dagang
11. rahasia dagang
Gindha Wayka
 
10. tata kelola perusahaan
10. tata kelola perusahaan10. tata kelola perusahaan
10. tata kelola perusahaan
Gindha Wayka
 

More from Gindha Wayka (20)

14. omnibus law
14. omnibus law14. omnibus law
14. omnibus law
 
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
 
12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja
 
10 mogok kerja & lock out
10 mogok kerja & lock out10 mogok kerja & lock out
10 mogok kerja & lock out
 
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
 
8. upah
8. upah8. upah
8. upah
 
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
 
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
 
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
 
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
 
2. ketenagakerjan
2. ketenagakerjan2. ketenagakerjan
2. ketenagakerjan
 
1. pendahuluan
1. pendahuluan1. pendahuluan
1. pendahuluan
 
3. sejarah ketenagakerjaan
3. sejarah ketenagakerjaan3. sejarah ketenagakerjaan
3. sejarah ketenagakerjaan
 
15. perdagangan elektronik
15. perdagangan elektronik15. perdagangan elektronik
15. perdagangan elektronik
 
14. waralaba
14. waralaba14. waralaba
14. waralaba
 
13. surat kredit berdokumen dalam negeri
13. surat kredit berdokumen dalam negeri13. surat kredit berdokumen dalam negeri
13. surat kredit berdokumen dalam negeri
 
12. perjanjian perdagangan ekspor impor
12. perjanjian perdagangan ekspor impor12. perjanjian perdagangan ekspor impor
12. perjanjian perdagangan ekspor impor
 
11. rahasia dagang
11. rahasia dagang11. rahasia dagang
11. rahasia dagang
 
10. tata kelola perusahaan
10. tata kelola perusahaan10. tata kelola perusahaan
10. tata kelola perusahaan
 

15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen

  • 1. 15. Tanggung Jawab Produk dalam Hukum Perlindungan Konsumen
  • 2. Dasar dari adanya tanggung jawab produk adalah perjanjian antara para pihak atau perbuatan melawan hukum, maka berdasarkan hukum Indonesia, ketentuan- ketentuan yang berkaitan dengan hal tersebut (Pasal 1338 dst., Pasal 1365 dst.) Konsumen yang dirugikan oleh suatu produk dapat menuntut atas dasar wanprestasi (breach of contract), seperti halnya pada perjanjian-perjanjian lainnya (asas no privity – no liability) Tanggung Jawab Produk dalam Hukum Perlindungan Konsumen
  • 3. Perjanjian baku adalah perjanjian berbentuk tertulis yang telah digandakan berupa formulir-formulir, yang isinya telah distandardisasi atau dibakukan terlebih dahulu secara sepihak oleh pihak yang menawarkan (dalam hal ini pelaku usaha), serta ditawarkan secara massal, tanpa mempertimbangkan perbedaan kondisi yang dimiliki konsumen. Berhubung isi perjanjian baku telah ditetapkan secara sepihak oleh pelaku usaha, maka pada umumnya, isi kontrak baku tersebut akan lebih banyak memuat hak- hak pelaku usaha dan kewajiban-kewajiban konsumen ketimbang hak-hak konsumen dan kewajiban- kewajiban pelaku usaha.
  • 4. Yusuf Sofie menyatakan bahwa akibat penyalahgunaan asas kebebasan berkontrak yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk menjamin hak-haknya terhadap konsumen sekaligus mengecualikan kewajiban- kewajibannya terhadap konsumen dengan mempraktikkan klausula- klausula baku (one–sided standard form contract) dan klausula pengecualian (exemption clauses). Menurut Sunaryati Hartono, asas kebebasan berkontrak telah menyeret masyarakat Eropa dan seluruh dunia ke dalam jurang pengangguran dan kelaparan.
  • 5. Pada mulanya hanya dikenal perlindungan berdasarkan privity of contract, kemudian sudah dikenal tort of negligence yang berdasarkan pada asas umum yaitu duty of care, yaitu kewajiban untuk berhati-hati bagi setiap orang dalam suatu situasi konkret terhadap kepentingan orang lain. Kemudian timbul perkembangan lebih lanjut, yaitu adanya ajaran yang melihat tanggung jawab pihak produsen atas dasar negligence (kelalaian). Knottenbelt berpendapat bahwa kewajiban untuk berhati-hati ini bukan hanya dibebankan kepada produsen berdasarkan kepatutan (billijkkheid), tetapi juga kewajiban ini ditujukan terhadap konsumen sebagai pencegahan timbulnya kerugian. Di Inggris
  • 6. Di Amerika Serikat Menurut Endang Saefullah, Product Liability untuk produk makanan baru dikenal sekitar 60 tahun yang lalu. Namun sejak lama dapat menggugat berdasarkan adanya jaminan (warranty) yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan suatu kontrak. Sampai akhir abad ke-15 tidak ada tuntutan yang dapat diajukan ke depan pengadilan terhadap suatu janji, kecuali untuk kontrak yang dibuat di atas kertas bermaterai (contract under seal). Kemudian pada abad ke-19 terjadi penggabungan antara warranty dan promise, dan berlaku ketentuan bahwa penjual bertanggungjawab atas semua kerugian akibat adanya pelanggaran atas jaminannya. Kemudian dikenal pula implied warranty yang mempunyai kekuatan yang sama dengan express warranty.
  • 7. Strict liability hanya diterapkan terhadap kerugian yang diderita oleh konsumen akhir (end consumer). Strict Liability hanya diterapkan untuk professional seller. Finz dalam mengomentari Restatement section 402 A mengemukakan elemen-elemen penting agar dapat diterapkan dalam bidang Product Liability: 01 02 03 Produk tiba di tangan konsumen tanpa mengalami perubahan substansial.
  • 8. Kondisi produk yang berbahaya secara tidak wajar/tidak beralasan (unreasonably dangerous condition). Keadaan produk tersebut memang cacat. Di negara-negara Eropa berdasarkan Diarectove, pembuat suku cadang dapat dikenai tanggung jawab dengan alasan:
  • 9. Amerika Serikat yang mengalami perkembangan pesat dalam bidang Hukum Tanggung Jawab Produsen dapat pula dijadikan sebagai perbandingan. Dalam kasus Mac Pherson v Buick Motor Co, Gunawan dan Toar melihat Hakim Cardozo sebagai peletak dasar prinsip-prinsip Product Liability modern. Dalam kasus ini maka Privity of Contract yang tadinya disyaratkan agar penggugat dapat menuntut ganti rugi, menjadi tidak penting lagi.
  • 10. 01 Tuntutan berdasarkan perbuatan melanggar hukum yaitu berdasarkan prinsip tanggung jawab yang didasarkan pada unsur kesalahan dimana penggugat yang harus membuktikan adanya kesalahan itu, kadang-kadang menyulitkan penggugat. Endang Saefullah mengemukakan bahwa ada beberapa kesulitan yang dihadapi oleh konsumen sehingga di bidang Product Liability di Amerika Serikat berkembang prinsip tanggung jawab mutlak antara Lain: 02 Oleh karena tuntutan harus melalui pengadilan, maka biasanya makan waktu yang lama. 03 Tuntutan melalui pengadilan juga memerlukan biaya yang cukup besar.
  • 11. Pertanggungjawaban hukumnya tanpa mempersoalkan adanya unsur kesalahan baik yang berupa kesengajaan ataupun kelalaian. Pertanggungjawaban hukum atas setiap perbuatan atau aktivitas yang menimbulkan kerugian terhadap jiwa atau harta orang lain. Leereed yang dikutip Yahya Harahap mengemukakan bahwa Strict Liability ditegakkan atas prinsip:
  • 12. Komar Kantaatmadja, pilihan atas kedua sistem tersebut akan tergantung pada sistem mana yang paling efektif dalam setiap keadaan dan harus dilihat secara kasuistis. Sistem ganti rugi mutlak lebih sederhana dalam pembuktian dan proses penyelesaiannya, tetapi terbatas dalam pemberian ganti rugi, baik dalam jenis kerugian yang dapat dituntut maupun dalam jumlah tertinggi yang dapat dituntut. Sedang dalam sistem ganti rugi penuh (Absolute Liability) ada kewajiban pembuktian dan proses hukum yang kompleks, tetapi dengan kemungkinan jumlah dan jenis ganti rugi yang dapat dituntut yang lebih luas.
  • 13. Khususnya menyangkut tanggung jawab mutlak pihak produsen/pelaku usaha, meskipun UUPK mengatakan bahwa beban pembuktian mengenai kesalahan telah dibebankan kepada pihak pelaku usaha, namun hal tersebut tidaklah secara “gamblang” mempermudah usaha konsumen dalam mengajukan gugatan hukum kepada pelaku usaha dalam proses peradilan. Keadaan konsumen di Indonesia
  • 14. Hal ini dapat diketahui dari isi Pasal 19 ayat (1) juncto Pasal 28 UUPK yang menyatakan sebagai berikut : Pasal 19 ayat (1) UUPK : Pelaku usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atu jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. UUPK menganut strict liability sebagai derivasi dari pertanggungjawaban berdasarkan perbuatan melawan hukum (tortious liability), dimana terjadi pengalihan beban pembuktian kesalahan dari konsumen kepada pelaku usaha.
  • 15. A B Paradigma yang dipakai dalam UUPK belum merupakan perdagangan yang dilakukan melalui media elektronik. Namun demikian prinsip- prinsip dasar dan hak-hak dasar dalam UUPK kiranya dapat digunakan dalam menganalis tanggungjawab dalam transaksi elektronik. Bahwa kedepan dalam transaksi elektronik dapat diterapkan tanggung jawab mutlak (strict liability) melalui pembuktian terbalik dan dapat juga dilakukan gugatan class action, hal tersebut mengingat transaksi elektronik dilakukan tanpa tatap muka (faceless) dan penuh dengan risiko.
  • 16. Alasan penting mengapa diperlukan beban pembuktian terbalik dalam transaksi elektronik, adalah sudah selayaknya beban pembuktian yang terkait dengan teknologi informasi dibebankan kepada pemilik teknologi tinggi, bukan kepada konsumen. Tepatlah apabila dalam e-commerce diberlakukan beban pembuktian terbalik, karena akan sangat menyulitkan pihak yang tidak menguasai teknologi.
  • 17. Dasar pemikiran dari Teori Pembalikan Beban Pembuktian adalah seseorang dianggap bersalah, sampai yang bersangkutan dapat membuktikan sebaliknya. Asas ini cukup memberikan perlindungan bagi konsumen dalam transaksi walaupun pelaksanaannya agak sulit.
  • 18. Pertama, secara sosial ekonomi dan penguasaan teknologi kedudukan konsumen lemah dibandingkan dengan kedudukan pengusaha/perusahaan, walaupun di mata hukum semua memiliki kedudukan yang sama. Kedua, prinsip kesejajaran kedudukan pengusaha dengan konsumen tidak dengan sendirinya membawa konsekuensi konsumen harus membuktikan semua unsur perbuatan melawan hukum. Penerapan beban pembuktian terbalik sangatlah adil dalam hukum perlindungan konsumen di bidang e-commerce, dengan pertimbangan: