Dokumen tersebut memberikan pedoman umum tentang penanganan dan penyimpanan bahan kimia secara aman, mulai dari definisi penanganan dan penyimpanan, prinsip-prinsip dasar, informasi yang dibutuhkan, cara menghindari bahaya tertentu, syarat-syarat penyimpanan berdasarkan sifat zat kimia, dan kelompok-kelompok zat yang tidak boleh disimpan bersama."
4. Pengetahuan dasar apa yang diperlukan untuk
menangani bahan kimia dengan baik?
• Sifat fisika
• Sifat kimia
• Bahaya dan akibatnya
5. Prinsip utama dalam menangani
bahan-bahan kimia
“Think before doing”
Apa maksudnya??
Maksudnya : sebelum mencampur,
mereaksikan atau memindahkan suatu
bahan kimia perlu dipikirkan kemungkinan
apa yang terjadi akibat tindakan tersebut.
6. Informasi yang diperlukan dalam
penanganan bahan-bahan kimia
Nama dan
formula
bahan
Wujud fisik
Sifat fisik Sifat bahaya
Sifat kimia
TD
TL
Tekanan Uap
Suhu
dekomposisi
Berat jenis
Gas
Cair
Padat
Reaktivitas Toksik
Flammable
Eksplosif
7. PENANGANAN BAHAN KIMIA
BERACUN
Cara menghindari bahan kimia masuk jalur pernapasan :
• Penanganan dalam ruang khusus atau lemari asam.
• Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber
emisi.
• Ruang kerja berventilasi.
• Memakai alat pelindung masker atau respirator yang
tepat.
8. PENANGANAN BAHAN KIMIA KOROSIF
Cara menghindari bahan kimia masuk jalur kulit:
• Penanganan bahan dengan memakai sarung tangan
atau gloves, pelindung muka dan badan.
9. BAGAIMANA??
Cara menghindari bahan kimia masuk jalur Mulut:
•Tidak makan, minum dan
merokok dalam ruang
kerja.
•Tidak menyimpan makanan
dan minuman berdekatan
dengan bahan beracun atau
korosif.
11. BAGAIMANA ??
PENANGANAN BAHAN kimia reaktif
• Jauh dari sumber panas atau sinar matahari.
• Hindarkan dari pengadukan yang menimbulkan panas.
• hindari Pengangkutan yang menimbulkan benturan.
• Penanganan harus memakai alat pelindung:
kaca mata, pelindung muka dan badan, sarung
tangan.
• Harus ada alat pemadam kebakaran.
12. PENYIMPANAN BAHAN
Cara penyimpanan didasarkan atas:
• Sifat-sifat dari bahan-bahan kimia.
• Reaksi akibat INTERAKSI bahan kimia dalam
penyimpanan.
14. Bahan-sumber panas
Mengapa bahaya?
Bahan-uap air/air
Mengapa bahaya?
Interaksi antara
bahan -lingkungan
Contoh: senyawa hidrida,
logam alkali, sulfat pekat
Contoh: pelarut organik
dan peroksida
Upaya apa yang harus dilakukan???
15. Sumber panas berbahaya:
karena panas dapat menginisiasi terjadinya kebakaran yaitu
mengaktifkan oksigen ( membuat oksigen jadi radikal
sehingga reaktif)
Air/uap air bahaya karena:
air dapat diserap oleh bahan-bahan kimia dimana reaksi
penyerapan atau hidrasi bersifat eksotermis atau
menghasilkan panas, selanjutnya panas tersebut akan
menginisiasi dan atau dapat mempercepat reaksi.
17. Bisa Bahaya karena :
bila terjadi interaksi antara bahan dan wadah sehingga
wadah dapat mengalami kerusakan yang akhirnya akan
terjadi interaksi antar bahan yang satu dengan yang lain,
interaksi dapat menimbulkan bahaya.
Bahaya yang mungkin:
senyawa beracun atau bahan mudah terbakar.
Contoh Bahan:
bahan kimia sangat korosif: asam sulfat, asam
klorida, asam asetat, Natrium hidroksida.
Upaya yang dilakukan:
Pilih wadah yang tepat.
Contoh air raja:
air raja itu apa?
Wadahnya terbat dari bahan apa? Kaca atau plastik?
19. • Zat oksidator dengan reduktor dapat
menimbulkan ledakan dan kebakaran.
• Asam dengan garam dapat menimbulkan
gas beracun.
Contoh : H+ + NaCN ?
20. SYARAT PENYIMPANAN
Bahan mudah terbakar
Syarat penyimpanan:
• Suhu dingin
• Jauhkan dari sumber api
•Tersedia alat pemadam kebakaran
21. Bahan mudah meledak
Syarat penyimpanan:
Ruang dingin dan berventilasi
Jauhkan dari sumber panas
Hindarkan dari gesekan atau
tumbukan mekanis
22. Bahan oksidator
Syarat penyimpanan
•Ruang dingin dan berventilasi
•Jauhkan dari sumber panas
•Jauhkan dari bahan mudah
terbakar atau reduktor.
Bagaimana peranan pemadam
kebakaran?
23. Bahan reaktif terhadap air
syarat penyimpanan
•Ruang dingin dan berventilasi
•Jauhkan dari sumber panas
•Bangunan kedap air
•Tersedia pemadam
kebakaran tanpa air (CO2,
Halon, Dry powder)
24. Bahan reaktif terhadap asam
syarat penyimpanan
•Ruang dingin dan berventilasi
•Jauhkan dari sumber panas
•Tersedia pemadam
kebakaran tanpa air (CO2,
Halon, Dry powder)
25. Bahan beracun
•Ruang dingin dan berventilasi
•Disimpan terpisah dari bahan-
bahan yang mungkin bereaksi
•Disediakan alat pelindung diri,
pakaian kerja, masker dan
gloves
26. Bahan korosif
•Ruang dingin dan berventilasi
•Disimpan terpisah dari bahan-
bahan beracun
•Disediakan alat pelindung diri,
pakaian kerja, kaca mata dan
gloves
•Wadah tertutup dan beretiket
27. Gas bertekanan
•Disimpan tegak dan
terikat
•Ruangan dingin
dan tidak terkena
sinar matahari
langsung
•Jauh dari
sumber panas
•Jauh dari bahan
korosif yang dapat
merusak kran
29. Kelompok A Kelompok B Bahaya yang timbul bila
dicampur
1. Sianida
2. Hipoklorit
3. Nitrat
4. Asam nitrat
5. Nitrit
6. Asida
7. Senyawa
arsenik
8. Sulfida
1. Asam
2. Asam
3. Asam sulfat
4. Tembaga,
Logam berat
5. Asam
6. Asam
7. Reduktor
8. Asam
1. Asam sianida
2. KLor dan asam
hipoklorit
3. Nitrogendioksida
4. Nitrogendioksida
5. Nitrogendioksida
(Asap )
6. Hidrgen asida
7. Arsin
8. Hidrogen sulfida
Tabel bahan – bahan kimia incompatible dan
menghasilkan racun bila dicampur
30. Tabel bahan – bahan reaktif bila tercampur
menghasilkan reaksi hebat yang berupa
kebakaran / ledakan
Bahan kimia Hindarkan kotak dengan
1. Ammonium nitrat
2. Asam asetat
3. Karbon aktif
4. Asan kromat
5. Cairan mudah terbakar
6. Hidrokarbon ( butana,
benzena, bensin )
7. Kalium klorat,
perklorat
8. Kalium permanganat
1. Bubuk logam, asam, klorat, nitrat, debu
organik
2. Asam kromat, asam nitrat, perklorat,
peroksida, permanganat
3. Oksidator ( klorat, perklorat, hipoklorit )
4. Asam asetat, gliserin, alkhohol, bahan
kimia, mudah terbakar
5. Ammonium nitrat, asam kromat, hidrogen
peroksida, asam nitrat
6. Fluor, klor, asam kromat, peroksida
7. Asam sulfat dan asam lainnnya
8. gliserin, etilen glikol, asam sulfat
31. Batas waktu penyimpanan
Untuk zat-zat tertentu seperti eter, parafin cair, olefin
waktu harus diperhatikan, karena senyawa-senyawa
tersebut mudah membentuk peroksida.
contoh eter : tidak boleh disimpan lebih dari 1
tahun (harus habis dalam 6 bulan setelah
dibuka)
maka ANGKA PEROKSIDA (PR) harus
dicek sebelum bahan digunakan