Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehatDiva Syachrani
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, mata kuliah hukum bisnis semester 1, perjanjian yang dilarang, kegiatan yang dilarang, posisi dominan, komisi pengawas persaingan usaha
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...Dimas Triadi
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat, pada suatu aktivitas bisnis atau pada suatu perusahaan, universitas mercu buana, 2018, pdf
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehatDiva Syachrani
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, mata kuliah hukum bisnis semester 1, perjanjian yang dilarang, kegiatan yang dilarang, posisi dominan, komisi pengawas persaingan usaha
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...Dimas Triadi
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat, pada suatu aktivitas bisnis atau pada suatu perusahaan, universitas mercu buana, 2018, pdf
10. hbl, maghfira arsyfa ganivy, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisn...Maghfira Arsyfa Ganivy
PENGERTIAN MONOPOLI Dalam UU No. 5 Tahun 1999
Pengertian monopoli adalah suatu bentuk penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku atau satu kelompok pelaku usaha
PENGERTIAN PRAKTEK MONOPOLI dalam UU no. 5 Tahun 1999
UU No. 5 Tahun 1999 juga mengatur tentang praktek monopoli yang pengertiannya sebagai berikut.
“Praktek monopoli adalah suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasanya produksi dan pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.”
PENGERTIAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
“Persaingan antarpelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.”
AN NISA RIZKI YULIANTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA (mercu buana university) 2019 JAKARTA, INDONESIA
Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA (Dosen Pengampu)
HUKUM BISNIS dan LINGKUNGAN
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
10, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1. Hukum Bisnis dan Lingkungan
Tugas Minggu ke – 10
Riski Ariyani 43218010006
Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, CMA, MM, MPM
Anti Monopoli dan Persainagn Bisnis Tidak sehat
Menurut Pasal 1 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat definisi Monopoli adalah penguasaan
atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa
tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. di dalam
UU No. 5 Tahun 1999 atau juga disebut sebagai UU Antimonopoli antara lain:
1. Perjanjian yang dilarang, misalnya praktek oligopoli, penetapan harga,
pembagian wilayah, pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni, dan sebagainya.
(pasal 4 sampai pasal 16 UU No.5 Tahun 1999)
2. Kegiatan yang dilarang, misalnya praktek monopoli, praktek monopsoni,
persekongkolan, dan sebagainya. (pasal 17 sampai pasal 24 UU No 5 Tahun
1999)
3. Penyalahgunaan posisi dominan. Posisi dominan yang dimaksud adalah
keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di
pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau
pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di antara pesaingnya di pasar
bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan
akses pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan
pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu. Adapun penyalahgunaan
posisi dominan misalnya jabatan rangkap, pemilikan saham, dan lain-lain
sebagaimana diatur dalam pasal 25 sampai dengan pasal 27 UU No 5 Tahun
1999.
2. Sedangkan yang dimaksud dengan Praktek monopoli adalah pemusatan
kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan
dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu
sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan
kepentingan umum.
Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, pengaturan
mengenai persaingan usaha tidak sehat didasarkan pada Pasal 1365 KUH
Perdata mengenai perbuatan melawan hukum dan Pasal 382 bis KUH
Pidana.
Berdasarkan rumusan Pasal 382 bis KUH Pidana, seseorang dapat
dikenakan sanksi pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau
pidana denda paling banyak tiga belas ribu lima ratus ribu rupiah atas
tindakan ‘persaingan curang’ bila memenuhi beberapa kriteria sbb:
1. Adanya tindakan tertentu yang dikategorikan sebagai persaingan
curang
2. Perbuatan persaingan curang dilakukan dalam rangka mendapatkan,
melangsungkan, dan memperluas hasil dagangan atau perusahaan
3. Perusahaan, baik milik si pelaku maupun perusahaan lain, diuntungkan
karena persaingan curang
4. Perbuatan persaingan curang dilakukan dengan cara menyesatkan
khalayak umum atau orang tertentu
5. Akibat dari perbuatan persaingan curang tersebut menimbulkan
kerugian bagi konkruennya dari orang lain yang diuntungkan dengan
perbautan si pelaku.
Kegiatan yang Dilarang
3. 1. Monopoli, adalah pengadaan barang dagangan tertentu sekurang-
kurangnya sepertiganya dikuasai oleh satu orang atau kelompok sehingga
harganya dapat dikendalikan.
2. Monopsoni, adalah keadaan pasar yang tidak seimbang dan dikuasai oleh
seorang pembeli; oligopsoni yang terbatas pada seorang pembeli.
3. Penguasaan pasar, merupakan proses, cara, atau perbuatan menguasai
pasar yang berupa:
• Menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk
melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan
• Menghalangi konsumen untuk melakukan hubungan dengan pelaku
usaha pesaing pada pasar bersangkutan
• Melakukan praktik diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu
4. Persengkongkolan
Persekongkolan berarti berkomplot atau bersepakat melakukan kecurangan.
Ada beberapa bentuk persekongkolan yang dilarang oleh UU Nomor 5 Th.
1999 dalam Pasal 22 sampai Pasal 24, yaitu sbb:
1. Dilarang melakukan persekongkolan dengan pihak lain untuk mengatur
dan atau menentukan pemenang tender sehingga mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat
2. Dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mendapat informasi
kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan rahasia perusahaan
3. Dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengahambat produksi
dan atau pemasaran barang dan atau jasa pelaku usaha pesaing dengan
maksud agar barang dan atau jasa yang ditawarkan menjadi berkurang, baik
jumlah, kualitas maupun kecepatan waktu yang disyaratkan.
4. Pasal 1 angka 4 UU No.5 Th.1999 menyebutkan bahwa posisi dominan
merupakan keadaan pelaku usaha yang tidak adanya pesaing yang berarti di
pasar ybs dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai atau pelaku
usaha mempunyai posisi tertinggi diantara pesaingnya di pasar bersangkutan
dalam kaitan dengan kemampuan keuangan , akses pada pasokan,
penjualan, dan menyesuaikan pasokan dan permintaan barang atau jasa
tertentu.
Persentase penguasaan pasar oleh pelaku usaha sehingga dapat dikatakan
menggunakan posisi dominan sebagaimana ketentuan di atas adalah sbb:
1. Satu pelaku atau satu kelompok pelaku usaha menguasai 50% atau
lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu
2. Dua atau tiga pelaku usaha satau satu kelompok pelaku usaha
menguasai 75% atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa
6. Jabatan rangkap
Seseorang yang menduduki jabatan direksi atau komisaris suatu perusahaan
dilarang merangkap menjadi direksi atau komisaris perusahaan lain pada
waktu yang bersamaan apabila:
1. Berada dalam pasar bersangkutan yang sama
2. Memiliki keterkaitan yang erat dalam bidang dan atau jenis usaha
3. Secara bersama dapat menguasai pangsa pasar barang dan atau jasa
tertentu yang dapat menimbulkan praktik monopoli atau persaingan usaha
tidak sehat.
7. Pemilikan saham
Pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan
sejenis, melakukan kegiatan usaha dalam bidang sama pada pasar
5. bersangkutan yang sama, atau mendirikan beberapa perusahaan yang sama
bila kepemilikan tersebut mengakibatkan persentase penguasaan pasar yang
dapat dikatakan menggunakan posisi dominan (UU Nomor 5 Tahun 1999
Pasal 27).
8. Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan
Dalam menjalankan perusahaan, pelaku usaha yang berbadan hukum
maupun yang bukan berbadan hukum, yang menjalankan perusahaan
bersifat tetap dan terus-menerus dengan tujuan mencari laba, secara tegas
dilarang melakukan tindakan penggabungan , peleburan, dan
pengambilalihan yang berakibat praktik monopoli dan persaingan tidak sehat
(UU Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 28).
Hanya penggabungan yang bersifat vertikal yang dapat dilakukan sesuai
dengan UU Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 14.
https://odebhora.wordpress.com/2011/05/17/anti-monopoli-dan-persaingan-
tidak-sehat/
https://irmadevita.com/2013/praktik-monopoli-dan-persaingan-usaha-menurut-
uu-no-5-tahun-1999/