1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,berpikir kreatif dan inovasi, universitas mercu buana, 2018
1. Nama : Rizka Aziz Wahab
NIM : 41117120135
Jurusan : Teknik Sipil
Matkul : Kewirausahaan
Dosen pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Materi KWH-1 Minggu 4: Berfikir kreativitas dan inovasi
Forum :
Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai,
tetapi juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya. Kretivitas merupakan sumber penting
dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi yang peduli terhadap growth (pertumbuhan)
dan change (perubahan).
Inovasi merupakan penerapan secara praktis gagasan kreatif. Inovasi tercipta karena adanya
kreativitas yang tinggi. Inovasi adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam
kehidupan. Inovasi adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi atau melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur, data, variabel, yang sudah ada sebelumnya.
Proses untuk berpikir Kreatifitas dan Inovasi
1. Latar Belakang atau Akumulasi Pengetahuan
2. Proses Inkubasi
3. Melahirkan Ide
4. Evaluasi dan Implementasi
Quiz :
Inovasi adalah kemampuan seseorang untuk mengembangkan ide-ide untuk memecehan masalah
dan ide-ide tersebut dapat diterima oleh masyarakat. Inovasi digunakan dalam kewirausahaan untuk
dapat membuat sesuatu yang baru yang berbeda dari pasar dengan mengeluarkan ide-ide baru yang
dapat diterima dan diminati oleh masyarakat.
Beberapa tahap dalam proses inovasi adalah sebagai berikut:
– Melihat peluang. Peluang muncul ketika ada persoalan yang muncul atau dipersepsikan sebagai
suatu kesenjangan antara yang seharusnya dan realitanya. Oleh karenanya, perilaku inovatif dimulai
dari ketrampilan melihat peluang.
– Mengeluarkan ide. Ketika dihadapkan suatu masalah atau dipersepsikan sebagai masalah maka
gaya berfikir konvergen yang digunakan yaitu mengeluarkan ide yang sebanyak-banyaknya terhadap
masalah yang ada. Dalam tahap ini kreativitas sangat diperlukan.
– Mengkaji ide. Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap ide yang muncul.
Gaya berfikir divergen atau mengerucut mulai diterapkan. Salah satu dasar pertimbangan adalah
seberapa besar ide tersebut mendatangkan kerugian dan keuntungan. Ide yang realistic yang
diterima, sementara ide yang kurang realistic dibuang. Kajian dilakukan terus menerus sampai
ditemukan alternative yang paling mempunyai probabilitas sukses yang paling besar.
2. –Implementasi. Dalam tahap ini, keberanian mengambil resiko sangat diperlukan. Resiko berkaitan
dengan probabilitas kesuksesan dan kegagalan, oleh karenanya David Mc Clelland menyarankan
pengambilan resiko sebaiknya dalam taraf sedang. Hal ini berakaitan dengan probabilitas untuk
sukses yang disebabkan oleh kemampuan pengontrolan perilaku untuk mencapai tujuan atau
berinovasi.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mengembangkan ide-ide untuk memecahkan
masalah dan bahkan menemukan peluang baru dengan ide-ide baru tersebut. Peran kreatifitas
dalam kewirausahaan adalah dengan kemampuan tersebut seseorang dapat memutarbalikkan
keadaannya dengan melihat dan menemukan peluang yang dia dapat dari ide-ide yang dia keluarkan
agar seseorang dapat melakukan usaha yang baru di pasar.
Cara berpikir kreatif dalam kewirausahaan adalah dengan tidak membatasi pikiran diri sendiri,
hilangkan asumsi-asumsi, penilaian-penilaian lalu coba berpikir lagi. Ketika anda tidak membatasi
pikiran anda, maka anda sudah termasuk orang yang berpikir kreatif dan “out of the box”
Cara membangun kreatifitas, yaitu :
– Ubah cara berfikir anda dari negative ke positif
– Selalu bertanya
– Bertindak
– Mencari sudut pandang lain
– Cari informasi sebanyak-banyaknya
– Disiplin
– Jangan biarkan kritik menghambat kreatifitas
– Membuat sesuatu
– Jangan takut gagal
Faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi dan kreatifitas dalam perusahaan, yaitu :
– Lingkungan, yaitu perusahaan manufaktur dengan pangsa pasar terendah lebih besar
kemungkinannya untuk berinovasi melalui inovasi yang bersifat reaktif, adaptif atau serentak.
– Mutu, yaitu perusahaan inovatif memberikan perhatian besar pada mutu, tetapi pengecekan mutu
tidak hanya dilakukan pada akhir produksi, tetapi pada setiap proses kerja yang didukung
informasi.Kerjasama tim, yaitu perusahaan yang memperkenalkan dan mengembangkan kerjasama
tim yang efektif akan lebih berinovasi.
– Komunikasi, yaitu komunikasi dan koordinasi antar departemen merupakan penentu yang penting
bagi inovasi.Komunikasi internal perusahaan berupa pertemuan berkala juga berpengaruh terhadap
inovasi.
– Dukungan manajemen, yaitu komitmen manajemen dan dukungan sumber daya manajemen
sangat mempengaruhi karyawan mengembangkan inovasi.
– Keterbukaan, yaitu perusahaan inovatif membiarkan kebijakan, strategi dan asumsi terbuka untuk
dipertanyakan.Partisipasi, yaitu keterlibatan karyawan untuk menumbuhkan rasa memiliki dan saling
menghormati serta menghilangkan kecurigaan diantara para karyawan dan manajemen
Faktor-faktor yang menghambat inovasi dan kreativitas dalam perusahaan, yaitu :
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
– Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan
kurang berhasil.
3. – Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola
sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
– Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang
paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas.
– Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas
menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
– Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal
dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
– Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
– Kurangnya pengawasan peralatan.Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas.
Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
– Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.Sikap yang setengah-setengah terhadap
usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah
hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
– Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
– Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi
wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.