SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Gajala-gejala Gelombang Bunyi
1. Pemantulan Gelombang Bunyi
Pemantulan bunyi memenuhi hukum pemantulan, yaitu sudut datang sama dengan
sudut pantul. Pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung
(kerdam), yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli menjadi tidak jelas.
Utnuk menghindari terjadinya gaung, dindingnya dilapisi oleh zat peredam suara
atau zat kedap suara yang biasa digunakan adalah kain wol, kapas, karton, gelas, karet
atau besi. Ruang besar yang tidak menimbulkan efek gaung disebut ruang yang memiliki
akustik baik.
2. Pembiasan Gelombang Bunyi
Pada siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan bawah.
Cepat rambat bunyi pada suhu dingin adalah lebih kecil daripada suhu panas. Dengan
demikian, kecepatan bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada kecepatan bunyi
pada lapisan udara bawah, yang berarti medium pada lapisan atas lebih rapat daripada
medium pada lapisan bawah. Jadi, pada siang hari, bunyi petir yang merambat dari
lapisan udara atas (medium lebih rapat) menuju ke lapisan udara bawah (mediumnya
kurang rapat) akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Pada malam hari, terjadi kondisi sebaliknya, udara pada lapisan bawah (dekat
tanah) lebih dingin daripada udara pada lapisan atas. Dengan demikian, kecepatan baunyi
pada lapisan bawah lebih kecil daripada lapisan atas, yang berarti medium pada lapisan
atas kurang rapat daripada medium pada lapisan bawah. Jadi, pada malam hari, bunyi
petir yang merambat dari lapisan udara atas (medium kurang rapat) menuju ke lapisan
udara bawah (mediumnya lebih rapat) akan dibiaskan mendekati garis normal. Pembiasan
bunyi petir mendekati garis normal pada malam hari inilah yang menyebabkan bunyi
guntur lebih mendekat ke rumah Anda, dan sebagai akibatnya, Anda mendengar bunyi
petir yang lebih keras
3. Difraksi Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi. Itulah sebabnya kita dapat
mendengar suara mesin mobil sebelum tikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil
tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi di pinggir tikungan.
Gelombang bunyi di udara memiliki panjang gelombang dalam rentang beberapa
sentimeter sampai dengan beberapa meter (bandingkan dengan gelombang cahaya yang
panjang gelombangnya berkisar 500nm (5x10-5
cm)). Gelombang yang panjang
gelombangnya lebih panjang akan lebih didifraksi. Itulah alasan mengapa gelombang
bunyi sangat mudah didifraksi, sementara gelombang cahaya sangat sukar didifraksi.
4. Interderensi Gelombang Bunyi
Interferensi bunyi memerlukan dua sumsber bunyi koheren. Dua pengeras suara
yang dihubungkan pada sebuah generator sinyal (alat pembangkit frekuensi audio) dapat
berfungsi sebagai dua sumber bunyi koheren. Ketika Anda berjalan sejajar dengan meja
pada jarak kira kira3,0 m, pada posisi tertentu Anda mendengar bunyi paling lemah
sedangkan pada posisi lain Anda justru mendengar bunyi paling kuat. Peristiwa ini
disebabkan oleh terjadinya interferensi bunyi
Formulasi interferensi gelombang bunyi
Mikrofon yang dibawa oleh siswa melintas sejajar terhadap arah memanjang meja
menunjukan bahwa pada titik-titik tertentu (titik P) terdengar bunyi kuat dan pada
titik-titik tertentu lainnya (titik L) terdengar bunyi lemah. Bunyi kuat atau lemah ini
terjadi karena gelombang bunyi yang datang dari pengeras suara S1 dan S2 mengalami
superposisi ketika keduanya tiba di lintasan tempat siswa berjalan.
Bunyi kuat terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi di titik P
menghasilkan interferensi konstruktif. Interferensi konstruktif jika kedua gelombang
bunyi yang bertemu di titik P adalah sefase atau memiliki beda lintasan yang merupakan
kelipatan bulat dari panjang gelombang bunyi.
Bunyi Kuat
∆s = | s1P – s2P | = nλ; n = 0,1,2,3. . .
n=0,n=1, dan n=2, berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi
kuat ketiga.
Bunyi lemah terjadi keyika superposisi kedua gelombang bunyi di titik L
menghasilkan interferensi destuktif. Interferensi destruktif jika kedua gelombang
yang bertemu di titik L adalah Berlawanan Fase atau memiliki beda lintasan.
Bunyi Lemah
∆s = | s1L – s2L | = λ; n = 0,1,2,3. . .
n=0, n=1, n=2, berturut-turut untuk bunyi lemah pertama, bunyi lemah kedua, dan bunyi
lemah ketiga.

More Related Content

What's hot

Materi fisika smp kelas viii.ipptx
Materi fisika smp kelas viii.ipptxMateri fisika smp kelas viii.ipptx
Materi fisika smp kelas viii.ipptxNurul Yani
 
Gejala gejala gelombang bunyi
Gejala gejala gelombang bunyiGejala gejala gelombang bunyi
Gejala gejala gelombang bunyiNur Physics
 
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikFisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikshfdr
 
3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanik3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanikRachmat Syukur
 
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-DiracStatistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-DiracSamantars17
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratGressi Dwiretno
 
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekaskonsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekasFitriyana Migumi
 
ppt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahayappt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahayasuyono fis
 
Kemagnetan
KemagnetanKemagnetan
Kemagnetanhome
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanSMA Negeri 9 KERINCI
 
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)emildaemiliano
 
Kemagnetan kls ix smp
Kemagnetan kls ix smpKemagnetan kls ix smp
Kemagnetan kls ix smpFathur Rosi
 
Bab 11 Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari hari
Bab 11 Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari hariBab 11 Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari hari
Bab 11 Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari hariLin Hidayati
 

What's hot (20)

Materi fisika smp kelas viii.ipptx
Materi fisika smp kelas viii.ipptxMateri fisika smp kelas viii.ipptx
Materi fisika smp kelas viii.ipptx
 
Gejala gejala gelombang bunyi
Gejala gejala gelombang bunyiGejala gejala gelombang bunyi
Gejala gejala gelombang bunyi
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikFisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
 
3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanik3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanik
 
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-DiracStatistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
 
PPT Interferensi Cahaya
PPT Interferensi CahayaPPT Interferensi Cahaya
PPT Interferensi Cahaya
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
 
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekaskonsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atom
 
ppt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahayappt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahaya
 
Ppt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetikPpt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetik
 
Kemagnetan
KemagnetanKemagnetan
Kemagnetan
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 
Bab 7 magnet
Bab 7 magnetBab 7 magnet
Bab 7 magnet
 
Gaya lorentz
Gaya lorentzGaya lorentz
Gaya lorentz
 
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
 
Kemagnetan kls ix smp
Kemagnetan kls ix smpKemagnetan kls ix smp
Kemagnetan kls ix smp
 
Bab 11 Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari hari
Bab 11 Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari hariBab 11 Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari hari
Bab 11 Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari hari
 

Similar to Gajala Bunyi

IPA Kelas 8 BAB 11 - GETRAN GELOMBANG BUNYI.pdf
IPA Kelas 8 BAB 11 - GETRAN GELOMBANG BUNYI.pdfIPA Kelas 8 BAB 11 - GETRAN GELOMBANG BUNYI.pdf
IPA Kelas 8 BAB 11 - GETRAN GELOMBANG BUNYI.pdfMasudahMasudah1
 
IPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptx
IPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptxIPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptx
IPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptxdanangpamungkas11
 
Bab 2 gelombang bunyi.pptx
Bab 2 gelombang bunyi.pptxBab 2 gelombang bunyi.pptx
Bab 2 gelombang bunyi.pptxJuliBriana2
 
Getaran dan gelombang (Bunyi)
Getaran dan gelombang (Bunyi)Getaran dan gelombang (Bunyi)
Getaran dan gelombang (Bunyi)DIAH KOHLER
 
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar MarlizaAshiqin
 
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar MarlizaAshiqin
 
Survei Hidrografi pada pertemuan ke tiga politeknik negeri batam
Survei Hidrografi pada pertemuan ke tiga politeknik negeri batamSurvei Hidrografi pada pertemuan ke tiga politeknik negeri batam
Survei Hidrografi pada pertemuan ke tiga politeknik negeri batamssuserd6ae9e
 
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptx
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptxmateri getaran untuk smp kelas delapan .pptx
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptxchoirulloh
 
fisika sma kelas 12
fisika sma kelas 12fisika sma kelas 12
fisika sma kelas 12radar radius
 
Kuliah 20_Gelombang Mekanik 2_FIDAS IA 2023 - 2024_K32.pptx
Kuliah 20_Gelombang Mekanik 2_FIDAS IA 2023 - 2024_K32.pptxKuliah 20_Gelombang Mekanik 2_FIDAS IA 2023 - 2024_K32.pptx
Kuliah 20_Gelombang Mekanik 2_FIDAS IA 2023 - 2024_K32.pptxChildeTartaglia4
 

Similar to Gajala Bunyi (20)

Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Makalh bunyi
Makalh bunyiMakalh bunyi
Makalh bunyi
 
IPA Kelas 8 BAB 11 - GETRAN GELOMBANG BUNYI.pdf
IPA Kelas 8 BAB 11 - GETRAN GELOMBANG BUNYI.pdfIPA Kelas 8 BAB 11 - GETRAN GELOMBANG BUNYI.pdf
IPA Kelas 8 BAB 11 - GETRAN GELOMBANG BUNYI.pdf
 
BAB 2.ppt
BAB 2.pptBAB 2.ppt
BAB 2.ppt
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
IPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptx
IPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptxIPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptx
IPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptx
 
Akustik Ppt
Akustik PptAkustik Ppt
Akustik Ppt
 
Bab 2 gelombang bunyi.pptx
Bab 2 gelombang bunyi.pptxBab 2 gelombang bunyi.pptx
Bab 2 gelombang bunyi.pptx
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Getaran dan gelombang (Bunyi)
Getaran dan gelombang (Bunyi)Getaran dan gelombang (Bunyi)
Getaran dan gelombang (Bunyi)
 
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar
 
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Survei Hidrografi pada pertemuan ke tiga politeknik negeri batam
Survei Hidrografi pada pertemuan ke tiga politeknik negeri batamSurvei Hidrografi pada pertemuan ke tiga politeknik negeri batam
Survei Hidrografi pada pertemuan ke tiga politeknik negeri batam
 
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptx
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptxmateri getaran untuk smp kelas delapan .pptx
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptx
 
Gelombang Bunyi
Gelombang BunyiGelombang Bunyi
Gelombang Bunyi
 
fisika sma kelas 12
fisika sma kelas 12fisika sma kelas 12
fisika sma kelas 12
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Kuliah 20_Gelombang Mekanik 2_FIDAS IA 2023 - 2024_K32.pptx
Kuliah 20_Gelombang Mekanik 2_FIDAS IA 2023 - 2024_K32.pptxKuliah 20_Gelombang Mekanik 2_FIDAS IA 2023 - 2024_K32.pptx
Kuliah 20_Gelombang Mekanik 2_FIDAS IA 2023 - 2024_K32.pptx
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

Gajala Bunyi

  • 1. Gajala-gejala Gelombang Bunyi 1. Pemantulan Gelombang Bunyi Pemantulan bunyi memenuhi hukum pemantulan, yaitu sudut datang sama dengan sudut pantul. Pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung (kerdam), yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli menjadi tidak jelas. Utnuk menghindari terjadinya gaung, dindingnya dilapisi oleh zat peredam suara atau zat kedap suara yang biasa digunakan adalah kain wol, kapas, karton, gelas, karet atau besi. Ruang besar yang tidak menimbulkan efek gaung disebut ruang yang memiliki akustik baik. 2. Pembiasan Gelombang Bunyi Pada siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan bawah. Cepat rambat bunyi pada suhu dingin adalah lebih kecil daripada suhu panas. Dengan demikian, kecepatan bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada kecepatan bunyi pada lapisan udara bawah, yang berarti medium pada lapisan atas lebih rapat daripada medium pada lapisan bawah. Jadi, pada siang hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan udara atas (medium lebih rapat) menuju ke lapisan udara bawah (mediumnya kurang rapat) akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada malam hari, terjadi kondisi sebaliknya, udara pada lapisan bawah (dekat tanah) lebih dingin daripada udara pada lapisan atas. Dengan demikian, kecepatan baunyi pada lapisan bawah lebih kecil daripada lapisan atas, yang berarti medium pada lapisan atas kurang rapat daripada medium pada lapisan bawah. Jadi, pada malam hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan udara atas (medium kurang rapat) menuju ke lapisan udara bawah (mediumnya lebih rapat) akan dibiaskan mendekati garis normal. Pembiasan bunyi petir mendekati garis normal pada malam hari inilah yang menyebabkan bunyi guntur lebih mendekat ke rumah Anda, dan sebagai akibatnya, Anda mendengar bunyi petir yang lebih keras 3. Difraksi Gelombang Bunyi Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi. Itulah sebabnya kita dapat mendengar suara mesin mobil sebelum tikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi di pinggir tikungan. Gelombang bunyi di udara memiliki panjang gelombang dalam rentang beberapa sentimeter sampai dengan beberapa meter (bandingkan dengan gelombang cahaya yang panjang gelombangnya berkisar 500nm (5x10-5 cm)). Gelombang yang panjang gelombangnya lebih panjang akan lebih didifraksi. Itulah alasan mengapa gelombang bunyi sangat mudah didifraksi, sementara gelombang cahaya sangat sukar didifraksi.
  • 2. 4. Interderensi Gelombang Bunyi Interferensi bunyi memerlukan dua sumsber bunyi koheren. Dua pengeras suara yang dihubungkan pada sebuah generator sinyal (alat pembangkit frekuensi audio) dapat berfungsi sebagai dua sumber bunyi koheren. Ketika Anda berjalan sejajar dengan meja pada jarak kira kira3,0 m, pada posisi tertentu Anda mendengar bunyi paling lemah sedangkan pada posisi lain Anda justru mendengar bunyi paling kuat. Peristiwa ini disebabkan oleh terjadinya interferensi bunyi Formulasi interferensi gelombang bunyi Mikrofon yang dibawa oleh siswa melintas sejajar terhadap arah memanjang meja menunjukan bahwa pada titik-titik tertentu (titik P) terdengar bunyi kuat dan pada titik-titik tertentu lainnya (titik L) terdengar bunyi lemah. Bunyi kuat atau lemah ini terjadi karena gelombang bunyi yang datang dari pengeras suara S1 dan S2 mengalami superposisi ketika keduanya tiba di lintasan tempat siswa berjalan. Bunyi kuat terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi di titik P menghasilkan interferensi konstruktif. Interferensi konstruktif jika kedua gelombang bunyi yang bertemu di titik P adalah sefase atau memiliki beda lintasan yang merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang bunyi. Bunyi Kuat ∆s = | s1P – s2P | = nλ; n = 0,1,2,3. . . n=0,n=1, dan n=2, berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi kuat ketiga. Bunyi lemah terjadi keyika superposisi kedua gelombang bunyi di titik L menghasilkan interferensi destuktif. Interferensi destruktif jika kedua gelombang yang bertemu di titik L adalah Berlawanan Fase atau memiliki beda lintasan. Bunyi Lemah ∆s = | s1L – s2L | = λ; n = 0,1,2,3. . . n=0, n=1, n=2, berturut-turut untuk bunyi lemah pertama, bunyi lemah kedua, dan bunyi lemah ketiga.