SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
1
Analisis Faktor Penyebab Waktu Tunggu Lama
di Pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalan
RSUD Blambangan
Analysis of Factors Causing Long Waiting Times
On The Installation Services Outpatient Pharmacy
RSUD Blambangan
ABSTRAK
Instalasi Farmasi RSUD Blambangan merupakan revenue center bagi Rumah Sakit. Waktu tunggu pelayanan Apotek
Rawat Jalan RSUD Blambangan belum sesuai SPM Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi, menentukan akar permasalahan dan menentukan alternatif solusi atas permasalahan waktu
tunggu pelayanan Instalasi Farmasi. Metode untuk mengidentifikasi akar masalah digunakan analisis tulang ikan (fish
bone ishikawa) dan dilakukan Focus Group Discussion. Untuk memprioritaskan akar masalah ini digunakan metode
USG (Urgency, Serious, and Growth). Metode untuk alternatif solusi adalah Mc. Namara. Hasil penelitian menunjukan
3 akar masalah yaitu proses screening lama dan satu loket, jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagai resep terbanyak,
tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket. Solusi nilai total tertinggi adalah menambah tenaga screening
dan loket antrian. Sebelum menambah tenaga screening dan loket antrian, waktu tunggu rata-rata obat jadi 70,81 menit,
racikan 139,85 menit. Setelah solusi waktu tunggu rata-rata obat jadi 63,88 menit, racikan 108 menit. Hasil solusi waktu
tunggu mengalami penurunan, obat jadi 7 menit, racikan 31 menit.
Kata Kunci: Antrian, instalasi farmasi, loket antrian, screening, waktu tunggu.
ABSTRACT
Installation of Hospital Pharmacy Blambangan a revenue center for the hospital. The waiting time Outpatient Hospital
Pharmacy services Blambangan not appropriate SPM Ministry of Health of the Republic of Indonesia. This study aims
to identify, determine root causes and determine alternative solutions for problems waiting time pharmacy installation
services. The method used to identify the root cause analysis of Fish Bone Ishikawa and co nducted Focus Group
Discussion. To prioritize the root of this problem used USG method (Urgency, Serious, and Growth). Methods for
alternative solutions is Mc. Namara. The results showed that the 3 root problem of the screening process and a long
counter, away Poly Medicine as the largest prescribing, administering body and a general acceptance of the recipe so
the counter. The solution is to add the highest total value of screening personnel and counter queue. Before adding
power screening and counter queue, the average waiting time of the drug finished 70.81 minutes, the drug mixing
139.85 minutes. After solution the waiting time average the drug finished 63.88 minutes, the drug mixing 108 minutes.
The results of the solution decreased waiting time, finished the drug 7 minutes, the mixing 31 minutes.
Keywords: Counter Queue,Pharmacy, Queue, Screening, Waiting Time.
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah bagian terintegrasi dari
keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang
dikembangkan melalui rencana pembangunan
kesehatan (1). Pembangunan harus dilandasi dengan
wawasan kesehatan artinya pembangunan nasional
harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan
merupakan tanggung jawab semua pihak, baik
pemerintah maupun masyarakat (2).
2
RSUD Blambangan Banyuwangi merupakan Rumah
Sakit milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang
didirikan tahun 1930. Lokasi RSUD Blambangan
sangat strategis, berada dipusat kota, Jalan Letkol
Istiqlah Nomor 49 Banyuwangi Jawa Timur telp 0333-
421118 Fax 0333-421072. RSUD Blambangan
termasuk rumah sakit type C, Akreditasi Dasar Penuh
(5 pelayanan). Luas areal lahan RSUD Blambangan
33.415 M2 dan luas bangunan 15.327,30 M2. RSUD
Blambangan memberikan pelayanan rawat jalan dan
juga pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat jalan
dilakukan di 18 klinik yang ada, lengkap dengan dokter
spesialisnya, kecuali poli umum dan medical check up.
Selain itu ditunjang dengan unit penunjang, antara lain
unit Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi Medik,
Hemodialisa, Endoscopy dan Instalasi Farmasi. Jumlah
tempat tidur yang ada di Rumah Sakit adalah 176
tempat tidur dengan klasifikasi kelas diantaranya
adalah kelas VIP 11 TT, kelas I 27 TT, kelas II 26 TT
dan kelas III 112 TT.(3)
RSUD Blambangan mempunyai visi: menjadi rumah
sakit andalan dan pusat rujukan spesialistik di
Kabupaten Banyuwangi, misi: (1). Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan
keselamatan pasien dengan tetap memperhatikan aspek
sosial, (2). Meningkatkan kelengkapan sarana dan
prasarana pelayanan Rumah Sakit , (3).
Mengembangkan sistem administrasi, informasi
manajemen yang efektif, efisien dan didukung oleh
Sumber Daya Manusia yang profesional, (4).
Mewujudkan kinerja keuangan yang sehat dan
akuntabel. Motto: Pelayanan hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin, dan Janji Pelayanan adalah bertekat
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
masyarakat dengan ramah, senyum dan salam (RSS)
serta didasari dengan rasa kasih sayang, ikhklas, santun
dan sabar (KISS). (3, 4)
RSUD Blambangan Banyuwangi pada tahun 2013
mempunyai data jumlah pasien rawat jalan 69.490,
dengan rata rata 222 per hari, BOR (Bed Occupancy
Rate) 73,04 %, BTO (Bed Turn Over) 59,22 kali, TOI
(Turn Over Interval) 1,66 hari, ALOS (Average Length
Of Stay) 4,37 hari, GDR (Gross Death Rate) 63,7 ‰,
NDR (Net Death Rate) 36,2 ‰. BOR mengalami trend
peningkatan tiap tahun. Tahun 2010 sudah mulai
tercapai sesuai target yang ditentukan. Namun GDR
dan NDR masih tinggi, hal ini sangat mempengaruhi
mutu pelayanan rawat inap RSUD Blambangan.(4)
Instalasi Farmasi RSUD Blambangan merupakan
revenue center bagi Rumah Sakit. Pendapatan RSUD
Blambangan sebagaian diperoleh dari instalasi farmasi.
Sebagai satu revenue center, maka perlu peningkatan
mutu pelayanan Instalasi Farmasi RSUD
Blambangan.(3) Instalasi Farmasi RSUD Blambangan
memiliki 4 unit pelayanan yaitu pertama Apotek
Rawat Inap melayani resep rawat inap, kedua Apotek
Rawat Jalan yang melayani resep poli klinik (rawat
jalan), ketiga Apotek Gawat Darurat, serta keempat
Apotek Kamar Operasi (OK) dan Hemodialisa (HD).
Apotek Gawat Darurat melayani resep pasien IRD, jika
Apotek Rawat Inap tutup, pelayanan melalui Apotek
Gawat Darurat. Pelayanan Apotek Rawat Jalan pada
hari Senin sampai dengan Kamis, dimulai pukul 07.00
WIB sampai dengan 16.00 WIB, hari Jumat dan Sabtu
mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB.
Apotek Rawat Jalan melayani semua resep rawat jalan
dengan jumlah resep 200 - 300 lembar tiap hari.
Jumlah tenaga Instalasi Farmasi per Agustus 2014
adalah 24 orang, yaitu 4 Apoteker, 3 D III Farmasi dan
17 Asisten Farmasi. Jumlah tenaga Apotek Rawat Jalan
8 orang Asisten Apoteker dan 6 non Asisten Apoteker.
Jam dinas diatur sebagai berikut pukul 07.00 WIB
adalah 2 orang Asisten Apoteker dan 1 non Asisten
Apoteker, pukul 08.00 WIB adalah 4 orang non
Asisten Apoteker, pukul 09.00 WIB adalah 6 orang
Asisten Apoteker. Bila ada Asisten Apoteker yang
libur/extra di Apotek 1 (Rawat Inap) atau Apotek 3
(Gawat Darurat) maka dinas pagi diganti oleh Asisten
Apotek dari Apotek Rawat Jalan.
Jumlah tenaga yang ada dijadwal diatas tidak bisa
mengatasi kondisi peak hours. Data dari pelayanan
farmasi, menyebutkan bahwa kondisi peak hours
yaitu pada hari Senin sampai hari Kamis jam 10.00
WIB sampai dengan 13.00 WIB. Hal ini dikarenakan
jadwal waktu pelayanan klinik rawat jalan mulai
dilakukan pemeriksaan oleh dokter sepesialis.
Harapan dari pelanggan atau pasien terhadap rumah
sakit adalah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan handal. Pasien yang datang
berobat ke rumah sakit menginginkan segera
mendapatkan pelayanan tanpa harus menunggu dalam
waktu yang lama. Hal ini bisa diwujudkan oleh rumah
sakit, salah satunya adalah apabila SDM atau tenaga
dengan jumlah memadai.
Berdasarkan kunjungan rawat jalan dan jumlah resep
yang masuk Apotek Rawat Jalan, Klinik Penyakit
Dalam yang mempunyai kunjungan terbesar, diikuti
Bedah Umum dan Poli Syaraf. Jumlah resep pasien
BPJS sekitar 74 %, pasien umum 26 %. Jumlah rata
rata resep peak hours jam 10.00 WIB sampai 13.00
WIB adalah 150 resep. Setiap resep yang diterima
Apotek Rawat Jalan melalui alur pelayanan.
Pelayanan resep Instalasi Rawat Jalan menggunakan
sistem antrian atau loket hanya satu dan screening oleh
satu orang. Computer yang digunakan hanya 2. Standar
Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan farmasi sesuai
Depkes Republik Indonesia adalah waktu tunggu obat
jadi ≤ 30 menit, obat racikan ≤ 60 menit, tidak adanya
kejadian kesalahan pemberian obat 100 %, kepuasan
pelangan ≥ 80 % dan penulisan resep sesuai
formularium 100 %.(5)
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi waktu tunggu
pelayanan, menentukan akar permasalahan kenapa
waktu tunggu pelayanan resep lebih lama dari SPM,
menentukan alternatif solusi atas permasalahan waktu
3
tunggu pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Blambangan
METODE
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, ditemukan
beberapa permasalahan yang saat ini dihadapi oleh
RSUD Blambangan. Identifikasi masalah dilakukan
melalui studi berbagai dokumen dan laporan tahunan
RSUD Blambangan. Laporan tahunan dan dokumen
tersebut kemudian dibandingkan dengan berbagai
literatur dan pedoman atau standar pelayanan yang
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Gap antara kenyataan dan Standar
Pelayanan Minimal merupakan masalah yang ada di
RSUD Blambangan. Permasalahan pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM) yang dikaji adalah waktu
tunggu di Pelayanan Farmasi Rawat Jalan yang tidak
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal.
Untuk mengidentifikasi akar masalah waktu tunggu di
Pelayanan Farmasi Rawat Jalan digunakan analisis
tulang ikan (fish bone ishikawa) dan dilakukan Focus
Group Discussion. Untuk memprioritaskan akar
masalah ini digunakan metode USG (Urgency, Serious,
and Growth).
Identifikasi alternatif solusi adalah mengidentifikasi
semua kemungkinan solusi yang dapat dilakukan pada
tiap level akar masalah, dengan tujuan untuk
menghilangkan, mengendalikan dan mendeteksi
permasalahan. Metode untuk menemukan alternatif
solusi yang akan dipakai adalah Mc. Namara. Setelah
kita mengembangkan alternatif solusi, langkah
selanjutnya adalah menganalisis setiap alternatif yang
ada untuk menentukan alternatif mana yang akan kita
pilih. Pemilihan alternatif terbaik dilakukan dalam
rangka memilih alternatif yang paling menguntungkan
bagi organisasi. Alternatif yang memberikan manfaat
paling besar tentunya mendapat skor tinggi untuk
dipilih. Aspek kedua adalah efektivitas. Alternatif
solusi dikatakan efektif apabila mampu menyelesaikan
masalah dan memberikan nilai tambah bagi organisasi.
Aspek ketiga adalah kemudahan pelaksanaan. Apakah
mungkin alternatif solusi yang kita ajukan dapat
dilaksanakan atau tidak. Aspek berikutnya adalah
biaya. Alternatif solusi yang biayanya rendah
mempunyai skor tinggi. Dengan mempertimbangkan
berbagai faktor tersebut, kita akan dapat menentukan
alternatif solusi mana yang terbaik bagi organisasi.
HASIL
Hari Rabu tanggal 10 September 2014 jam 11.00 WIB
menentukan akar masalah waktu tunggu antrian di
Apotek Rawat Jalan. Beberapa akar masalah yang
ditemukan adalah: (1). Tenaga asisten apoteker
kurang, (2). Tenaga asisten apoteker masih sebagai
cadangan untuk farmasi satu dan tiga, (3). Tidak semua
petugas apotek paham administrasi, (4). Tempat
penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket, (5).
Ketersediaan obat tidak lancar, (6). Computer ada dua,
(7). Proses screening lama dan satu loket, (8).
Prasarana tempat penerimaan obat kurang, (9).
Peresepan elektronik belum berjalan, (10). SIM lemot
dan program belum lengkap, (11). Tempat duduk
tunggu BPJS dan umum sama, (12). Jauhnya Poli
Penyakit Dalam sebagai resep terbanyak, (13). Ruang
tunggu pasien kurang nyaman dan kurang luas, (14).
Resep poli datang bersamaan (Gambar 1 Fish Bone
Ishikawa).
6
Metode Material
Waktu Tunggu Pelayanan
FarmasiLama
Tenaga AsistenApoteker masihsebagai
cadangan untukFarmasi satu dantiga
Tempat duduk
tunggu BPJS dan
umum sama
Tempat PenerimaanResep
BPJS dan Umum jadi satuloket
Computer ada dua
Peresepan elektronik
belum berjalan
Loket Antrian ada 2
Belum dibedakan loket
antrianBPJS dan umun.
Jauhnya Poli Penyakit
Dalam sebagairesep
terbanyak
Gambar 3.2 Diagram fishbone Ishikawa.
Ruang tunggu pasien kurang
nyaman dan kurang luas
Tenaga AsistenApoteker kurang
Ketersediaan obattidak lancar
SIMlemot dan
program belum
lengkap
Tidak semua petugas
apotik paham
administrasi
Prasarana tempatpenerimaan
resep obat kurang
Proses
screening
lama dan
satu
Perencanaan dan
ketersediaanobatbelum
memadai
Resep poli datang bersamaan
ManEnvironment
Gambar 1. Diagram Fish Bone Ishikawa.
7
Setelah ditemukan beberapa akar masalah,
dibatasi 3 akar masalah mengunakan metode
USG (Urgency, Serious, and Growth) yaitu:
(1). Proses screening lama dan satu loket,
(2). Jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagai
resep terbanyak, (3). Tempat penerimaan
resep BPJS dan umum jadi satu loket (Tabel
1).
Tabel 1. Prioritas Akar Masalah.
No. Akar Masalah U S G Total Rangking
1. Tenaga Asisten Apotekerkurang. 2 2 1 4 XIV
2. Tenaga Asisten Apotekermasih sebagai
cadangan untukfarmasi 1 dan 3.
3 2 1 6 XIII
3. Tidak semua petugas apotekpaham
administrasi.
2 2 2 8 XI
4. Tempat penerimaan resep BPJS dan umum
jadi satu loket .
5 5 3 75 III
5. Ketersediaan obat tidak lancar. 2 2 3 12 X
6 Computer ada dua. 3 2 2 12 IX
7. Proses screening lama dan satu loket. 5 5 4 100 I
8 Prasarana tempat penerimaan obat kurang. 3 4 4 48 V
9 Peresepan elektronik belum berjalan. 2 2 2 8 XII
10 SIM lemot dan program belum lengkap. 3 3 3 27 VII
11 Tempat duduk tunggu BPJS dan umum sama. 2 3 3 18 VIII
12 Jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagairesep
terbanyak.
5 4 4 80 II
13 Ruang tunggu pasien kurang nyaman dan
kurang luas.
4 3 3 36 VI
14 Resep poli datang bersamaan. 4 4 4 64 IV
Penyelesaian masalah adalah suatu kegiatan
mencari dan menghilangkan akar masalah.
Bukan gejala masalah yang diselesaikan,
tetapi akar masalahnya yang diatasi, agar
tidak berulang kembali. Metode untuk
menemukan alternatif solusi yang akan
dipakai adalah Mc. Namara.
Hasil FGD pada tangal 10 September 2014
menghasilkan beberapa solusi yaitu: (1).
Membedakan loket umum dan BPJS, (2).
Menambah tenaga screening dan loket
antrian, (3). Menambah computer, (4).
Memfokuskan tenaga khusus farmasi rawat
jalan (5). Sistem peresepan elektronik, (6).
Membuka pelayanan obat di Poli Penyakit
Dalam (Tabel 2). Setiap alternatif solusi di
skor antara 1-5 dari masing-masing anggota
FGD, kemudian ditotal. Total skor yang
tertinggi merupakan pilihan alternatif solusi.
Sumber : Hasil FGD 10September 2014
8
Tabel 2. Alternatif Solusi Mc.Namara.
No
Alternatif
Solusi
Efektifit
as
Efisiensi
(biaya)
Kemuda
han
Total
Keterang
an
1. Membedakan
loket umum
dan BPJS
4 4 4 64 II
2. Menambah
tenaga
screening dan
loket antrian
5 5 5 125 I
3. Menambah
computer
2 1 3 6 V
4. Memfokuska
n tenaga
khusus
Farmasi
Rawat Jalan
3 3 3 27 IV
5. Sistem
Peresepan
Elektronik
1 2 1 2 VI
6. Membuka
pelayanan
obat di Poli
Penyakit
Dalam
5 4 3 60 III
Total:
9
Skor 1: sangat tidak efektif/ sangat tidak
murah/ sangat tidak mudah/ sangat tidak
mampu. Skor 2: tidak efektif/ tidak murah/
tidak mudah/ tidak mampu. Skor 3: cukup
efektif/ cukup murah/ cukup mudah/ cukup
mampu. Skor 4: efektif/ murah/ mudah/
mampu. Skor 5: sangat efektif/ sangat
murah/ sangat mudah/ sangat mampu.
Alternatif solusi yang mempunyai nilai total
tinggi adalah menambah tenaga screening
dan loket antrian. Pola antrian dapat dipecah
dan memperpendek waktu screening dan
memperpendek waktu tunggu antrian di
Pelayanan Farmasi Rawat Jalan. .
Solusi yang mempunyai nilai total tertinggi
adalah menambah tenaga screening dan
loket antrian. Solusi pertama ini akan segera
dilaksanakan oleh Apotek Rawat Jalan,
untuk mengurangi waktu tunggu pelayanan
resep Apotek Rawat Jalan.
Sebelum solusi dilaksanakan, jumlah tenaga
screening dan loket masih satu. Tanggal 17
September 2014 dilakukan pengamatan
waktu tunggu pelayanan resep Apotek
Rawat Jalan. Waktu pengamatan pada saat
peak hours, hasil pengamatan waktu tunggu
pelayanan resep rata-rata obat racikan
139,85 menit, obat jadi 70,81 menit. Waktu
tunggu ini belum memenuhi target yang
ditetapkan.
Sesuai dengan rencana, tanggal 2 Oktober
2014 melaksanakan solusi menambah tenaga
screening dan loket antrian menjadi dua.
Pada hari tersebut dilakukan pengamatan
waktu tunggu pelayanan resep Apotek
Rawat Jalan. Waktu pengamatan pada saat
peak hours, hasil pengamatan waktu tunggu
pelayanan resep sesudah solusirata-rata obat
racikan 108 menit, obat jadi 63,88 menit .
Sebelum menambah tenaga screening dan
loket antrian, waktu tunggu rata-rata obat
jadi 70,81 menit, racikan 139,85 menit.
Setelah melaksanakan solusi waktu tunggu
rata-rata obat jadi 63,88 menit, racikan 108
menit. Hasil solusi waktu tunggu mengalami
penurunan, obat jadi 7 menit, racikan 31
menit. Penurunan waktu tersebut tunggu
belum memenuhi target yang ditetapkan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
yaitu obat jadi ≤ 30 menit dan racikan ≤ 60
menit.
Hari Rabu tanggal 8 Oktober 2014
dilaksanakan FGD (supervisi 2) untuk
mengevaluasi hasil solusi menambah 2
tenaga screening dan loket antrian. Hasil
FGD menunjukan penurunan belum sesuai
SPM Instalasi Farmasi yang ditetapkan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Untuk mengatasi waktu tunggu lama
tersebut, pihak Manajemen akan
melaksanakan solusi lain yaitu: (1).
Membedakan loket umum dan BPJS, (2).
Membuka pelayanan obat di Poli Penyakit
Dalam, (3). Memfokuskan tenaga khusus
Farmasi Rawat Jalan, (4). Menambah
computer, (5). Sistem Peresepan Elektronik.
Pelaksanaan semua solusi direncanakan
bulan November 2014, kecuali Peresepan
Elektronik tahun 2015. Dengan harapan
segera terpenuhi waktu tunggu pelayanan
resep, sesuai SPM Instalasi Farmasi Rawat
Jalan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
DISKUSI
Instalasi Farmasi RSUD Blambangan
merupakan revenue center bagi Rumah
Sakit. Pendapatan RSUD Blambangan
sebagaian diperoleh dari instalasi farmasi.
Sebagai satu revenue center, maka perlu
peningkatan mutu pelayanan Instalasi
Farmasi RSUD Blambangan (3). Instalasi
Farmasi RSUD Blambangan memiliki 4 unit
pelayanan yaitu pertama Apotek Rawat
Inap, kedua Apotek Rawat Jalan, ketiga
Apotek Gawat Darurat, serta keempat
Apotek Kamar Operasi (OK) dan
Hemodialisa (HD). Waktu tunggu pelayanan
Apotek Rawat Jalan RSUD Blambangan
belum sesuai SPM Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Waktu tunggu
pelayanan resep sesuai Standar Pelayanan
Minimal adalah resep obat jadi ≤ 30 menit,
obat racik ≤ 60 menit (6).
Jumlah tenaga Instalasi Farmasi per Agustus
2014 adalah 24 orang, yaitu 4 Apoteker, 3 D
III Farmasi dan 17 Asisten Farmasi. Jumlah
tenaga Apotek Rawat Jalan 8 orang Asisten
Apoteker dan 6 non Asisten Apoteker.
Berdasarkan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia di Rumah Sakit satu
Apoteker untuk 30 tempat tidur. Menurut
penelitian Syukraa (2012) kebutuhan
Asisten Apoteker dengan jumlah resep 700
adalah 34 Asisten Apoteker. Metode
perhitungan tenaga Instalasi Farmasi Rawat
Jalan Rumah Sakit mengunakan metode
10
WISN (WorkLoad Indicators of Staffing
Needs).Berdasarkan penelitian ini Jumlah
tenaga Apotek Rawat Jalan kurang 4 orang
Asisten Apoteker.
Beberapa akar masalah waktu tunggu lama
di Pelayanan Instalasi Rawat Jalan yang
ditemukan adalah: (1). Tenaga asisten
apoteker kurang, (2). Tenaga asisten
apoteker masih sebagai cadangan untuk
farmasi satu dan tiga, (3). Tidak semua
petugas apotek paham administrasi, (4).
Tempat penerimaan resep BPJS dan umum
jadi satu loket, (5). Ketersediaan obat tidak
lancar, (6). Computer ada dua, (7). Proses
screening lama dan satu loket, (8). Prasarana
tempat penerimaan obat kurang, (9).
Peresepan elektronik belum berjalan, (10).
SIM lemot dan program belum lengkap,
(11). Tempat duduk tunggu BPJS dan umum
sama, (12). Jauhnya Poli Penyakit Dalam
sebagai resep terbanyak, (13). Ruang tunggu
pasien kurang nyaman dan kurang luas, (14).
Resep poli datang bersamaan. Setelah
ditemukan beberapa akar masalah, dibatasi 3
akar masalah mengunakan metode USG
(Urgency, Serious, and Growth) yaitu: (1).
Proses screening lama dan satu loket, (2).
Jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagai resep
terbanyak, (3). Tempat penerimaan resep
BPJS dan umum jadi satu loket.
Berdasarkan metode tapisan Mc. Namara,
menghasilkan beberapa solusi yaitu: (1).
Menambah tenaga screening dan loket
antrian, (2). Membedakan loket umum dan
BPJS, (3). Membuka pelayanan obat di Poli
Penyakit Dalam, (4). Memfokuskan tenaga
khusus Farmasi Rawat Jalan, (5). Menambah
computer, (6). Sistem Peresepan Elektronik.
Solusi yang mempunyai nilai total tertinggi
adalah menambah tenaga screening dan
loket antrian.
Penelitian Susilowati (2002) Pengembangan
Model Sistem Antrian Resep pada Farmasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Haji Jakarta.
Umumnya sistem antrian menganut prinsip
yang datang duluan akan dilayani terlebih
dahulu (first come, first served) (7).
Menurut Rahajeng Windaresti (2009) proses
administrasi, faktor status pasien Jamkesmas
, jumlah loket, faktor jenis resep racikan dan
jadi, sangat mempengaruhi waktu tunggu
(8).
Sebelum menambah tenaga screening dan
loket antrian, waktu tunggu rata-rata obat
jadi 70,81 menit, racikan 139,85 menit.
Setelah melaksanakan solusi, waktu tunggu
rata-rata obat jadi 63,88 menit, obat racikan
108 menit. Hasil solusi waktu tunggu
mengalami penurunan, obat jadi 7 menit,
racikan 31 menit. Penurunan waktu tunggu
belum memenuhi target yang ditetapkan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
yaitu obat jadi ≤ 30 menit dan obat racikan
≤ 60 menit.
Untuk mengatasi waktu tunggu lama
tersebut, pihak Manajemen RSUD
Blambangan akan melaksanakan solusi lain
yaitu: (1). Membedakan loket umum dan
BPJS, (2). Membuka pelayanan obat di Poli
Penyakit Dalam, (3). Memfokuskan tenaga
khusus Farmasi Rawat Jalan, (4). Menambah
computer, (5). Sistem Peresepan Elektronik.
Pelaksanaan semua solusi direncanakan
bulan November 2014, kecuali Peresepan
Elektronik tahun 2015. Penelitian yang
dilakukan Putu Kusmunarini dan Bhaskara
menunjukan keunggulan resep elektronik
lebih mengutungkan dibandingkan resep
manual dan mengurangi waktu tunggu
pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(9).
Berdasarkan hasil FGD, Standar Pelayanan
Minimal Instalasi Farmasi Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dan Analisis
Kebutuhan Tenaga menggunakan Metode
WISN, ada beberapa saran untuk mengatasi
Waktu Tunggu Lama di Pelayanan Instalasi
Farmasi Rawat Jalan RSUD Blambangan
sebagai berikut:
1. Jadwal pelayanan Dokter Spesialis
Rawat Jalan lebih awal, sehingga tidak
terjadi penumpukan resep karena
pelayanan yang bersamaan.
2. Menindaklanjuti hasil FGD pihak
Manajemen dan Instalasi Farmasi
RSUD Blambangan akan segera
melakasanakan solusi lain bulan
November 2014 yaitu:
 Membedakan loket umum dan
BPJS.
 Membuka pelayanan obat di Poli
Penyakit Dalam.
 Memfokuskan tenaga khusus
Farmasi Rawat Jalan.
 Menambah computer.
3. Melakukan sistem komputerisasi tahun
2015 untuk pencatatan hasil
11
pemeriksaan dokter (medical record)
dan terapi yang diberikan (resep), yang
bisa online langsung ke Unit Farmasi
Rawat Jalan.
4. Meningkatkan kerjasama dan
koordinasi dengan dokter terutama
dokter spesialis untuk memberikan obat
sesuai dengan Standar Formularium
yang berlaku di RSUD Blambangan,
sehingga mengurangi waktu untuk
konfirmasi resep.
5. Menambah tenaga Asisten Apoteker
sebanyak 4 orang yang sesuai beban
kerja yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adikoesoemo. Manajemen Rumah
Sakit. Pt Pustaka Sinar Harapan; 2012.
2. Undang Undang RI. Tentang
Kesehatan. 2009.
3. Hidayat T. Profil RSUD
Blambangan Kabupaten Banyuwangi 2013.
4. Hidayat T. Laporan Tahunan
Rumah Sakit Umum Daerah
Blambangan Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2013.
Banyuwangi; 2014.
5. Kurnianingsih A. Pengembangan
Pelayanan Farmasi Klinik RSUD
Blambangan Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi.
Banyuwangi; 2014.
6. Febriawati H. Manajemen Logistik
Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta:
Gosyen Publishing; 2013.
7. Kemenkes. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004.
2004.
8. Syukraa. Analisis Kebutuhan
Tenaga Berdasarkan Beban Kerja
dengan Teknik Work Sampling
Mengunakan Metode WISN Di Unit
Farmasi Rawat Jalan Krakatau
Medika Hospital Cilegon. 2012.
9. Susilowati. Pengembangan Model
Sistem Antrian Resep pada
Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit
Haji Jakarta. Jakarta: Universitas
Indonesia; 2002.
10. Windaresti R. Intervensi Antrian
Resep Pasien Rawat Jalan
Terhadap Waktu Tunggu
Pelayanan Instalasi Farmasi RSUD
Blambangan Banyuwangi.
Banyuwangi: Universitas
Brawijaya Malang; 2009.
11. Putu Kusmunarini, Bhaskara ID.
Penerimaan Dokter Dan Waktu
Tunggu pada Peresepan Elektronik
Dibandingkan Peresepan Manual.
Manajemen Kesehatan Nasional.
2011; 14:133-138.

More Related Content

What's hot

Sejarah Perkembangan Keperawatan
Sejarah Perkembangan KeperawatanSejarah Perkembangan Keperawatan
Sejarah Perkembangan Keperawatanpjj_kemenkes
 
Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiAsih Astuti
 
Assembling_RM (1).pptx
Assembling_RM (1).pptxAssembling_RM (1).pptx
Assembling_RM (1).pptxarifhansah
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanRiski Eka
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanCahya
 
Contoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formulariumContoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formulariumKaraengRewaMatt
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcakhusnuleza
 
Rr dan analisa pws kia
Rr dan analisa pws kiaRr dan analisa pws kia
Rr dan analisa pws kiaJoni Iswanto
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasI Putu Cahya Legawa
 
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesiaSejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesiaAKADEMI KEBIDANAN CIANJUR
 
Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan PsikososialKebutuhan Psikososial
Kebutuhan PsikososialKebidanan BMP
 
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanEtikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanRina Septi Andriani
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSulistia Rini
 
1. Evidence based midwifery.pptx
1. Evidence based midwifery.pptx1. Evidence based midwifery.pptx
1. Evidence based midwifery.pptxfita69
 

What's hot (20)

Sejarah Perkembangan Keperawatan
Sejarah Perkembangan KeperawatanSejarah Perkembangan Keperawatan
Sejarah Perkembangan Keperawatan
 
Poa ria
Poa riaPoa ria
Poa ria
 
Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksi
 
Keselamatan Pasien di Puskesmas
Keselamatan Pasien di PuskesmasKeselamatan Pasien di Puskesmas
Keselamatan Pasien di Puskesmas
 
Assembling_RM (1).pptx
Assembling_RM (1).pptxAssembling_RM (1).pptx
Assembling_RM (1).pptx
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
 
Contoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formulariumContoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formularium
 
Administrasi rs
Administrasi rsAdministrasi rs
Administrasi rs
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
 
Trend dan issue keperawatan jiwa
Trend dan issue keperawatan jiwaTrend dan issue keperawatan jiwa
Trend dan issue keperawatan jiwa
 
Rr dan analisa pws kia
Rr dan analisa pws kiaRr dan analisa pws kia
Rr dan analisa pws kia
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesiaSejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
 
Etnomedisin
EtnomedisinEtnomedisin
Etnomedisin
 
Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan PsikososialKebutuhan Psikososial
Kebutuhan Psikososial
 
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanEtikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
1. Evidence based midwifery.pptx
1. Evidence based midwifery.pptx1. Evidence based midwifery.pptx
1. Evidence based midwifery.pptx
 

Similar to ANALISIS FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU

AKREDITASI PROFIL KLINIK SETIA HUSADA.pptx
AKREDITASI PROFIL KLINIK SETIA HUSADA.pptxAKREDITASI PROFIL KLINIK SETIA HUSADA.pptx
AKREDITASI PROFIL KLINIK SETIA HUSADA.pptxSetiyoRiyatnodr
 
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.pptPresentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppttaufiq447541
 
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep ElektronikIis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronikistifaiyatuddianah231564
 
MANUAL MUTU UPTD PUSKESMAS LEWOLEBA (1).docx
MANUAL MUTU UPTD PUSKESMAS LEWOLEBA (1).docxMANUAL MUTU UPTD PUSKESMAS LEWOLEBA (1).docx
MANUAL MUTU UPTD PUSKESMAS LEWOLEBA (1).docxlaurensiustukan1
 
Tugas pencatatan kefarmasian di puskesmas
Tugas pencatatan kefarmasian di puskesmasTugas pencatatan kefarmasian di puskesmas
Tugas pencatatan kefarmasian di puskesmasmcjhoe
 
PPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptxPPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptxromawaode
 
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptxVikiHestiarini
 
LEARNING JOURNAL _ HARI 4 AMIRULLAH ANGKATAN XV BALIKPAPAN 2023_ rev01.pdf
LEARNING JOURNAL _ HARI 4 AMIRULLAH ANGKATAN XV BALIKPAPAN 2023_ rev01.pdfLEARNING JOURNAL _ HARI 4 AMIRULLAH ANGKATAN XV BALIKPAPAN 2023_ rev01.pdf
LEARNING JOURNAL _ HARI 4 AMIRULLAH ANGKATAN XV BALIKPAPAN 2023_ rev01.pdfUPTD Puskesmas Graha Indah
 
Makalah manajemen it full
Makalah manajemen it fullMakalah manajemen it full
Makalah manajemen it fullelsasusanti4
 
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmasPetunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmasLinaNadhilah2
 
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmasPetunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmasHelenWidaya
 
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di PuskesmasPetunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di PuskesmasAndrieFitriansyah1
 
Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim ...
Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim ...Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim ...
Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim ...anitatheresia18
 
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kb
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kbMonitoring & evaluasi dalam pelayanan kb
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kbAgus Candra
 

Similar to ANALISIS FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU (20)

AKREDITASI PROFIL KLINIK SETIA HUSADA.pptx
AKREDITASI PROFIL KLINIK SETIA HUSADA.pptxAKREDITASI PROFIL KLINIK SETIA HUSADA.pptx
AKREDITASI PROFIL KLINIK SETIA HUSADA.pptx
 
Length Of Stay IGD RSMH
Length Of Stay IGD RSMHLength Of Stay IGD RSMH
Length Of Stay IGD RSMH
 
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.pptPresentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
 
pedoman ukp krebet.pdf
pedoman ukp krebet.pdfpedoman ukp krebet.pdf
pedoman ukp krebet.pdf
 
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep ElektronikIis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
 
MANUAL MUTU UPTD PUSKESMAS LEWOLEBA (1).docx
MANUAL MUTU UPTD PUSKESMAS LEWOLEBA (1).docxMANUAL MUTU UPTD PUSKESMAS LEWOLEBA (1).docx
MANUAL MUTU UPTD PUSKESMAS LEWOLEBA (1).docx
 
Laporan puskesmas buniwangi
Laporan puskesmas buniwangiLaporan puskesmas buniwangi
Laporan puskesmas buniwangi
 
Tugas pencatatan kefarmasian di puskesmas
Tugas pencatatan kefarmasian di puskesmasTugas pencatatan kefarmasian di puskesmas
Tugas pencatatan kefarmasian di puskesmas
 
PPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptxPPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptx
 
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
 
ARTIKEL
ARTIKELARTIKEL
ARTIKEL
 
LEARNING JOURNAL _ HARI 4 AMIRULLAH ANGKATAN XV BALIKPAPAN 2023_ rev01.pdf
LEARNING JOURNAL _ HARI 4 AMIRULLAH ANGKATAN XV BALIKPAPAN 2023_ rev01.pdfLEARNING JOURNAL _ HARI 4 AMIRULLAH ANGKATAN XV BALIKPAPAN 2023_ rev01.pdf
LEARNING JOURNAL _ HARI 4 AMIRULLAH ANGKATAN XV BALIKPAPAN 2023_ rev01.pdf
 
Makalah manajemen it full
Makalah manajemen it fullMakalah manajemen it full
Makalah manajemen it full
 
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmasPetunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
 
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmasPetunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
 
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di PuskesmasPetunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
 
PPT yeww.pptx
PPT yeww.pptxPPT yeww.pptx
PPT yeww.pptx
 
Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim ...
Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim ...Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim ...
Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim ...
 
Farmasi
FarmasiFarmasi
Farmasi
 
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kb
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kbMonitoring & evaluasi dalam pelayanan kb
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kb
 

More from sicua050896

114269 id-analisis-persepsi-kepuasan-pelanggan-dal
114269 id-analisis-persepsi-kepuasan-pelanggan-dal114269 id-analisis-persepsi-kepuasan-pelanggan-dal
114269 id-analisis-persepsi-kepuasan-pelanggan-dalsicua050896
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661sicua050896
 
PEMELIHARAAN KESEHATAN
PEMELIHARAAN KESEHATANPEMELIHARAAN KESEHATAN
PEMELIHARAAN KESEHATANsicua050896
 
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...sicua050896
 
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...sicua050896
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varneysicua050896
 
Imunisasi dalam agama islam
Imunisasi dalam agama islamImunisasi dalam agama islam
Imunisasi dalam agama islamsicua050896
 
Hypnobirthin ( marmuet)
Hypnobirthin ( marmuet)Hypnobirthin ( marmuet)
Hypnobirthin ( marmuet)sicua050896
 
Presentasi lemak
Presentasi lemakPresentasi lemak
Presentasi lemaksicua050896
 
Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darahsicua050896
 
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)sicua050896
 
Manajemen kebidanan pada bayi baru lahir
Manajemen kebidanan pada bayi baru lahirManajemen kebidanan pada bayi baru lahir
Manajemen kebidanan pada bayi baru lahirsicua050896
 
Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)sicua050896
 

More from sicua050896 (19)

114269 id-analisis-persepsi-kepuasan-pelanggan-dal
114269 id-analisis-persepsi-kepuasan-pelanggan-dal114269 id-analisis-persepsi-kepuasan-pelanggan-dal
114269 id-analisis-persepsi-kepuasan-pelanggan-dal
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
 
PEMELIHARAAN KESEHATAN
PEMELIHARAAN KESEHATANPEMELIHARAAN KESEHATAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN
 
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
 
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varney
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Imunisasi dalam agama islam
Imunisasi dalam agama islamImunisasi dalam agama islam
Imunisasi dalam agama islam
 
Hypnobirthin ( marmuet)
Hypnobirthin ( marmuet)Hypnobirthin ( marmuet)
Hypnobirthin ( marmuet)
 
Presentasi lemak
Presentasi lemakPresentasi lemak
Presentasi lemak
 
Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darah
 
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
 
Manajemen kebidanan pada bayi baru lahir
Manajemen kebidanan pada bayi baru lahirManajemen kebidanan pada bayi baru lahir
Manajemen kebidanan pada bayi baru lahir
 
Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
Isbd klp 2
Isbd klp 2Isbd klp 2
Isbd klp 2
 
Banjar bali
Banjar baliBanjar bali
Banjar bali
 
ISBD SUKU BIMA
ISBD SUKU BIMAISBD SUKU BIMA
ISBD SUKU BIMA
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU

  • 1. 1 Analisis Faktor Penyebab Waktu Tunggu Lama di Pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Blambangan Analysis of Factors Causing Long Waiting Times On The Installation Services Outpatient Pharmacy RSUD Blambangan ABSTRAK Instalasi Farmasi RSUD Blambangan merupakan revenue center bagi Rumah Sakit. Waktu tunggu pelayanan Apotek Rawat Jalan RSUD Blambangan belum sesuai SPM Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi, menentukan akar permasalahan dan menentukan alternatif solusi atas permasalahan waktu tunggu pelayanan Instalasi Farmasi. Metode untuk mengidentifikasi akar masalah digunakan analisis tulang ikan (fish bone ishikawa) dan dilakukan Focus Group Discussion. Untuk memprioritaskan akar masalah ini digunakan metode USG (Urgency, Serious, and Growth). Metode untuk alternatif solusi adalah Mc. Namara. Hasil penelitian menunjukan 3 akar masalah yaitu proses screening lama dan satu loket, jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagai resep terbanyak, tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket. Solusi nilai total tertinggi adalah menambah tenaga screening dan loket antrian. Sebelum menambah tenaga screening dan loket antrian, waktu tunggu rata-rata obat jadi 70,81 menit, racikan 139,85 menit. Setelah solusi waktu tunggu rata-rata obat jadi 63,88 menit, racikan 108 menit. Hasil solusi waktu tunggu mengalami penurunan, obat jadi 7 menit, racikan 31 menit. Kata Kunci: Antrian, instalasi farmasi, loket antrian, screening, waktu tunggu. ABSTRACT Installation of Hospital Pharmacy Blambangan a revenue center for the hospital. The waiting time Outpatient Hospital Pharmacy services Blambangan not appropriate SPM Ministry of Health of the Republic of Indonesia. This study aims to identify, determine root causes and determine alternative solutions for problems waiting time pharmacy installation services. The method used to identify the root cause analysis of Fish Bone Ishikawa and co nducted Focus Group Discussion. To prioritize the root of this problem used USG method (Urgency, Serious, and Growth). Methods for alternative solutions is Mc. Namara. The results showed that the 3 root problem of the screening process and a long counter, away Poly Medicine as the largest prescribing, administering body and a general acceptance of the recipe so the counter. The solution is to add the highest total value of screening personnel and counter queue. Before adding power screening and counter queue, the average waiting time of the drug finished 70.81 minutes, the drug mixing 139.85 minutes. After solution the waiting time average the drug finished 63.88 minutes, the drug mixing 108 minutes. The results of the solution decreased waiting time, finished the drug 7 minutes, the mixing 31 minutes. Keywords: Counter Queue,Pharmacy, Queue, Screening, Waiting Time. PENDAHULUAN Rumah Sakit adalah bagian terintegrasi dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan (1). Pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan artinya pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat (2).
  • 2. 2 RSUD Blambangan Banyuwangi merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang didirikan tahun 1930. Lokasi RSUD Blambangan sangat strategis, berada dipusat kota, Jalan Letkol Istiqlah Nomor 49 Banyuwangi Jawa Timur telp 0333- 421118 Fax 0333-421072. RSUD Blambangan termasuk rumah sakit type C, Akreditasi Dasar Penuh (5 pelayanan). Luas areal lahan RSUD Blambangan 33.415 M2 dan luas bangunan 15.327,30 M2. RSUD Blambangan memberikan pelayanan rawat jalan dan juga pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat jalan dilakukan di 18 klinik yang ada, lengkap dengan dokter spesialisnya, kecuali poli umum dan medical check up. Selain itu ditunjang dengan unit penunjang, antara lain unit Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Hemodialisa, Endoscopy dan Instalasi Farmasi. Jumlah tempat tidur yang ada di Rumah Sakit adalah 176 tempat tidur dengan klasifikasi kelas diantaranya adalah kelas VIP 11 TT, kelas I 27 TT, kelas II 26 TT dan kelas III 112 TT.(3) RSUD Blambangan mempunyai visi: menjadi rumah sakit andalan dan pusat rujukan spesialistik di Kabupaten Banyuwangi, misi: (1). Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien dengan tetap memperhatikan aspek sosial, (2). Meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana pelayanan Rumah Sakit , (3). Mengembangkan sistem administrasi, informasi manajemen yang efektif, efisien dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang profesional, (4). Mewujudkan kinerja keuangan yang sehat dan akuntabel. Motto: Pelayanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan Janji Pelayanan adalah bertekat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat dengan ramah, senyum dan salam (RSS) serta didasari dengan rasa kasih sayang, ikhklas, santun dan sabar (KISS). (3, 4) RSUD Blambangan Banyuwangi pada tahun 2013 mempunyai data jumlah pasien rawat jalan 69.490, dengan rata rata 222 per hari, BOR (Bed Occupancy Rate) 73,04 %, BTO (Bed Turn Over) 59,22 kali, TOI (Turn Over Interval) 1,66 hari, ALOS (Average Length Of Stay) 4,37 hari, GDR (Gross Death Rate) 63,7 ‰, NDR (Net Death Rate) 36,2 ‰. BOR mengalami trend peningkatan tiap tahun. Tahun 2010 sudah mulai tercapai sesuai target yang ditentukan. Namun GDR dan NDR masih tinggi, hal ini sangat mempengaruhi mutu pelayanan rawat inap RSUD Blambangan.(4) Instalasi Farmasi RSUD Blambangan merupakan revenue center bagi Rumah Sakit. Pendapatan RSUD Blambangan sebagaian diperoleh dari instalasi farmasi. Sebagai satu revenue center, maka perlu peningkatan mutu pelayanan Instalasi Farmasi RSUD Blambangan.(3) Instalasi Farmasi RSUD Blambangan memiliki 4 unit pelayanan yaitu pertama Apotek Rawat Inap melayani resep rawat inap, kedua Apotek Rawat Jalan yang melayani resep poli klinik (rawat jalan), ketiga Apotek Gawat Darurat, serta keempat Apotek Kamar Operasi (OK) dan Hemodialisa (HD). Apotek Gawat Darurat melayani resep pasien IRD, jika Apotek Rawat Inap tutup, pelayanan melalui Apotek Gawat Darurat. Pelayanan Apotek Rawat Jalan pada hari Senin sampai dengan Kamis, dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB, hari Jumat dan Sabtu mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB. Apotek Rawat Jalan melayani semua resep rawat jalan dengan jumlah resep 200 - 300 lembar tiap hari. Jumlah tenaga Instalasi Farmasi per Agustus 2014 adalah 24 orang, yaitu 4 Apoteker, 3 D III Farmasi dan 17 Asisten Farmasi. Jumlah tenaga Apotek Rawat Jalan 8 orang Asisten Apoteker dan 6 non Asisten Apoteker. Jam dinas diatur sebagai berikut pukul 07.00 WIB adalah 2 orang Asisten Apoteker dan 1 non Asisten Apoteker, pukul 08.00 WIB adalah 4 orang non Asisten Apoteker, pukul 09.00 WIB adalah 6 orang Asisten Apoteker. Bila ada Asisten Apoteker yang libur/extra di Apotek 1 (Rawat Inap) atau Apotek 3 (Gawat Darurat) maka dinas pagi diganti oleh Asisten Apotek dari Apotek Rawat Jalan. Jumlah tenaga yang ada dijadwal diatas tidak bisa mengatasi kondisi peak hours. Data dari pelayanan farmasi, menyebutkan bahwa kondisi peak hours yaitu pada hari Senin sampai hari Kamis jam 10.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Hal ini dikarenakan jadwal waktu pelayanan klinik rawat jalan mulai dilakukan pemeriksaan oleh dokter sepesialis. Harapan dari pelanggan atau pasien terhadap rumah sakit adalah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan handal. Pasien yang datang berobat ke rumah sakit menginginkan segera mendapatkan pelayanan tanpa harus menunggu dalam waktu yang lama. Hal ini bisa diwujudkan oleh rumah sakit, salah satunya adalah apabila SDM atau tenaga dengan jumlah memadai. Berdasarkan kunjungan rawat jalan dan jumlah resep yang masuk Apotek Rawat Jalan, Klinik Penyakit Dalam yang mempunyai kunjungan terbesar, diikuti Bedah Umum dan Poli Syaraf. Jumlah resep pasien BPJS sekitar 74 %, pasien umum 26 %. Jumlah rata rata resep peak hours jam 10.00 WIB sampai 13.00 WIB adalah 150 resep. Setiap resep yang diterima Apotek Rawat Jalan melalui alur pelayanan. Pelayanan resep Instalasi Rawat Jalan menggunakan sistem antrian atau loket hanya satu dan screening oleh satu orang. Computer yang digunakan hanya 2. Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan farmasi sesuai Depkes Republik Indonesia adalah waktu tunggu obat jadi ≤ 30 menit, obat racikan ≤ 60 menit, tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100 %, kepuasan pelangan ≥ 80 % dan penulisan resep sesuai formularium 100 %.(5) Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi waktu tunggu pelayanan, menentukan akar permasalahan kenapa waktu tunggu pelayanan resep lebih lama dari SPM, menentukan alternatif solusi atas permasalahan waktu
  • 3. 3 tunggu pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Blambangan METODE Berdasarkan hasil studi pendahuluan, ditemukan beberapa permasalahan yang saat ini dihadapi oleh RSUD Blambangan. Identifikasi masalah dilakukan melalui studi berbagai dokumen dan laporan tahunan RSUD Blambangan. Laporan tahunan dan dokumen tersebut kemudian dibandingkan dengan berbagai literatur dan pedoman atau standar pelayanan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Gap antara kenyataan dan Standar Pelayanan Minimal merupakan masalah yang ada di RSUD Blambangan. Permasalahan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dikaji adalah waktu tunggu di Pelayanan Farmasi Rawat Jalan yang tidak sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal. Untuk mengidentifikasi akar masalah waktu tunggu di Pelayanan Farmasi Rawat Jalan digunakan analisis tulang ikan (fish bone ishikawa) dan dilakukan Focus Group Discussion. Untuk memprioritaskan akar masalah ini digunakan metode USG (Urgency, Serious, and Growth). Identifikasi alternatif solusi adalah mengidentifikasi semua kemungkinan solusi yang dapat dilakukan pada tiap level akar masalah, dengan tujuan untuk menghilangkan, mengendalikan dan mendeteksi permasalahan. Metode untuk menemukan alternatif solusi yang akan dipakai adalah Mc. Namara. Setelah kita mengembangkan alternatif solusi, langkah selanjutnya adalah menganalisis setiap alternatif yang ada untuk menentukan alternatif mana yang akan kita pilih. Pemilihan alternatif terbaik dilakukan dalam rangka memilih alternatif yang paling menguntungkan bagi organisasi. Alternatif yang memberikan manfaat paling besar tentunya mendapat skor tinggi untuk dipilih. Aspek kedua adalah efektivitas. Alternatif solusi dikatakan efektif apabila mampu menyelesaikan masalah dan memberikan nilai tambah bagi organisasi. Aspek ketiga adalah kemudahan pelaksanaan. Apakah mungkin alternatif solusi yang kita ajukan dapat dilaksanakan atau tidak. Aspek berikutnya adalah biaya. Alternatif solusi yang biayanya rendah mempunyai skor tinggi. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, kita akan dapat menentukan alternatif solusi mana yang terbaik bagi organisasi. HASIL Hari Rabu tanggal 10 September 2014 jam 11.00 WIB menentukan akar masalah waktu tunggu antrian di Apotek Rawat Jalan. Beberapa akar masalah yang ditemukan adalah: (1). Tenaga asisten apoteker kurang, (2). Tenaga asisten apoteker masih sebagai cadangan untuk farmasi satu dan tiga, (3). Tidak semua petugas apotek paham administrasi, (4). Tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket, (5). Ketersediaan obat tidak lancar, (6). Computer ada dua, (7). Proses screening lama dan satu loket, (8). Prasarana tempat penerimaan obat kurang, (9). Peresepan elektronik belum berjalan, (10). SIM lemot dan program belum lengkap, (11). Tempat duduk tunggu BPJS dan umum sama, (12). Jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagai resep terbanyak, (13). Ruang tunggu pasien kurang nyaman dan kurang luas, (14). Resep poli datang bersamaan (Gambar 1 Fish Bone Ishikawa).
  • 4. 6 Metode Material Waktu Tunggu Pelayanan FarmasiLama Tenaga AsistenApoteker masihsebagai cadangan untukFarmasi satu dantiga Tempat duduk tunggu BPJS dan umum sama Tempat PenerimaanResep BPJS dan Umum jadi satuloket Computer ada dua Peresepan elektronik belum berjalan Loket Antrian ada 2 Belum dibedakan loket antrianBPJS dan umun. Jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagairesep terbanyak Gambar 3.2 Diagram fishbone Ishikawa. Ruang tunggu pasien kurang nyaman dan kurang luas Tenaga AsistenApoteker kurang Ketersediaan obattidak lancar SIMlemot dan program belum lengkap Tidak semua petugas apotik paham administrasi Prasarana tempatpenerimaan resep obat kurang Proses screening lama dan satu Perencanaan dan ketersediaanobatbelum memadai Resep poli datang bersamaan ManEnvironment Gambar 1. Diagram Fish Bone Ishikawa.
  • 5. 7 Setelah ditemukan beberapa akar masalah, dibatasi 3 akar masalah mengunakan metode USG (Urgency, Serious, and Growth) yaitu: (1). Proses screening lama dan satu loket, (2). Jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagai resep terbanyak, (3). Tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket (Tabel 1). Tabel 1. Prioritas Akar Masalah. No. Akar Masalah U S G Total Rangking 1. Tenaga Asisten Apotekerkurang. 2 2 1 4 XIV 2. Tenaga Asisten Apotekermasih sebagai cadangan untukfarmasi 1 dan 3. 3 2 1 6 XIII 3. Tidak semua petugas apotekpaham administrasi. 2 2 2 8 XI 4. Tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket . 5 5 3 75 III 5. Ketersediaan obat tidak lancar. 2 2 3 12 X 6 Computer ada dua. 3 2 2 12 IX 7. Proses screening lama dan satu loket. 5 5 4 100 I 8 Prasarana tempat penerimaan obat kurang. 3 4 4 48 V 9 Peresepan elektronik belum berjalan. 2 2 2 8 XII 10 SIM lemot dan program belum lengkap. 3 3 3 27 VII 11 Tempat duduk tunggu BPJS dan umum sama. 2 3 3 18 VIII 12 Jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagairesep terbanyak. 5 4 4 80 II 13 Ruang tunggu pasien kurang nyaman dan kurang luas. 4 3 3 36 VI 14 Resep poli datang bersamaan. 4 4 4 64 IV Penyelesaian masalah adalah suatu kegiatan mencari dan menghilangkan akar masalah. Bukan gejala masalah yang diselesaikan, tetapi akar masalahnya yang diatasi, agar tidak berulang kembali. Metode untuk menemukan alternatif solusi yang akan dipakai adalah Mc. Namara. Hasil FGD pada tangal 10 September 2014 menghasilkan beberapa solusi yaitu: (1). Membedakan loket umum dan BPJS, (2). Menambah tenaga screening dan loket antrian, (3). Menambah computer, (4). Memfokuskan tenaga khusus farmasi rawat jalan (5). Sistem peresepan elektronik, (6). Membuka pelayanan obat di Poli Penyakit Dalam (Tabel 2). Setiap alternatif solusi di skor antara 1-5 dari masing-masing anggota FGD, kemudian ditotal. Total skor yang tertinggi merupakan pilihan alternatif solusi. Sumber : Hasil FGD 10September 2014
  • 6. 8 Tabel 2. Alternatif Solusi Mc.Namara. No Alternatif Solusi Efektifit as Efisiensi (biaya) Kemuda han Total Keterang an 1. Membedakan loket umum dan BPJS 4 4 4 64 II 2. Menambah tenaga screening dan loket antrian 5 5 5 125 I 3. Menambah computer 2 1 3 6 V 4. Memfokuska n tenaga khusus Farmasi Rawat Jalan 3 3 3 27 IV 5. Sistem Peresepan Elektronik 1 2 1 2 VI 6. Membuka pelayanan obat di Poli Penyakit Dalam 5 4 3 60 III Total:
  • 7. 9 Skor 1: sangat tidak efektif/ sangat tidak murah/ sangat tidak mudah/ sangat tidak mampu. Skor 2: tidak efektif/ tidak murah/ tidak mudah/ tidak mampu. Skor 3: cukup efektif/ cukup murah/ cukup mudah/ cukup mampu. Skor 4: efektif/ murah/ mudah/ mampu. Skor 5: sangat efektif/ sangat murah/ sangat mudah/ sangat mampu. Alternatif solusi yang mempunyai nilai total tinggi adalah menambah tenaga screening dan loket antrian. Pola antrian dapat dipecah dan memperpendek waktu screening dan memperpendek waktu tunggu antrian di Pelayanan Farmasi Rawat Jalan. . Solusi yang mempunyai nilai total tertinggi adalah menambah tenaga screening dan loket antrian. Solusi pertama ini akan segera dilaksanakan oleh Apotek Rawat Jalan, untuk mengurangi waktu tunggu pelayanan resep Apotek Rawat Jalan. Sebelum solusi dilaksanakan, jumlah tenaga screening dan loket masih satu. Tanggal 17 September 2014 dilakukan pengamatan waktu tunggu pelayanan resep Apotek Rawat Jalan. Waktu pengamatan pada saat peak hours, hasil pengamatan waktu tunggu pelayanan resep rata-rata obat racikan 139,85 menit, obat jadi 70,81 menit. Waktu tunggu ini belum memenuhi target yang ditetapkan. Sesuai dengan rencana, tanggal 2 Oktober 2014 melaksanakan solusi menambah tenaga screening dan loket antrian menjadi dua. Pada hari tersebut dilakukan pengamatan waktu tunggu pelayanan resep Apotek Rawat Jalan. Waktu pengamatan pada saat peak hours, hasil pengamatan waktu tunggu pelayanan resep sesudah solusirata-rata obat racikan 108 menit, obat jadi 63,88 menit . Sebelum menambah tenaga screening dan loket antrian, waktu tunggu rata-rata obat jadi 70,81 menit, racikan 139,85 menit. Setelah melaksanakan solusi waktu tunggu rata-rata obat jadi 63,88 menit, racikan 108 menit. Hasil solusi waktu tunggu mengalami penurunan, obat jadi 7 menit, racikan 31 menit. Penurunan waktu tersebut tunggu belum memenuhi target yang ditetapkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu obat jadi ≤ 30 menit dan racikan ≤ 60 menit. Hari Rabu tanggal 8 Oktober 2014 dilaksanakan FGD (supervisi 2) untuk mengevaluasi hasil solusi menambah 2 tenaga screening dan loket antrian. Hasil FGD menunjukan penurunan belum sesuai SPM Instalasi Farmasi yang ditetapkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Untuk mengatasi waktu tunggu lama tersebut, pihak Manajemen akan melaksanakan solusi lain yaitu: (1). Membedakan loket umum dan BPJS, (2). Membuka pelayanan obat di Poli Penyakit Dalam, (3). Memfokuskan tenaga khusus Farmasi Rawat Jalan, (4). Menambah computer, (5). Sistem Peresepan Elektronik. Pelaksanaan semua solusi direncanakan bulan November 2014, kecuali Peresepan Elektronik tahun 2015. Dengan harapan segera terpenuhi waktu tunggu pelayanan resep, sesuai SPM Instalasi Farmasi Rawat Jalan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. DISKUSI Instalasi Farmasi RSUD Blambangan merupakan revenue center bagi Rumah Sakit. Pendapatan RSUD Blambangan sebagaian diperoleh dari instalasi farmasi. Sebagai satu revenue center, maka perlu peningkatan mutu pelayanan Instalasi Farmasi RSUD Blambangan (3). Instalasi Farmasi RSUD Blambangan memiliki 4 unit pelayanan yaitu pertama Apotek Rawat Inap, kedua Apotek Rawat Jalan, ketiga Apotek Gawat Darurat, serta keempat Apotek Kamar Operasi (OK) dan Hemodialisa (HD). Waktu tunggu pelayanan Apotek Rawat Jalan RSUD Blambangan belum sesuai SPM Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Waktu tunggu pelayanan resep sesuai Standar Pelayanan Minimal adalah resep obat jadi ≤ 30 menit, obat racik ≤ 60 menit (6). Jumlah tenaga Instalasi Farmasi per Agustus 2014 adalah 24 orang, yaitu 4 Apoteker, 3 D III Farmasi dan 17 Asisten Farmasi. Jumlah tenaga Apotek Rawat Jalan 8 orang Asisten Apoteker dan 6 non Asisten Apoteker. Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia di Rumah Sakit satu Apoteker untuk 30 tempat tidur. Menurut penelitian Syukraa (2012) kebutuhan Asisten Apoteker dengan jumlah resep 700 adalah 34 Asisten Apoteker. Metode perhitungan tenaga Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit mengunakan metode
  • 8. 10 WISN (WorkLoad Indicators of Staffing Needs).Berdasarkan penelitian ini Jumlah tenaga Apotek Rawat Jalan kurang 4 orang Asisten Apoteker. Beberapa akar masalah waktu tunggu lama di Pelayanan Instalasi Rawat Jalan yang ditemukan adalah: (1). Tenaga asisten apoteker kurang, (2). Tenaga asisten apoteker masih sebagai cadangan untuk farmasi satu dan tiga, (3). Tidak semua petugas apotek paham administrasi, (4). Tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket, (5). Ketersediaan obat tidak lancar, (6). Computer ada dua, (7). Proses screening lama dan satu loket, (8). Prasarana tempat penerimaan obat kurang, (9). Peresepan elektronik belum berjalan, (10). SIM lemot dan program belum lengkap, (11). Tempat duduk tunggu BPJS dan umum sama, (12). Jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagai resep terbanyak, (13). Ruang tunggu pasien kurang nyaman dan kurang luas, (14). Resep poli datang bersamaan. Setelah ditemukan beberapa akar masalah, dibatasi 3 akar masalah mengunakan metode USG (Urgency, Serious, and Growth) yaitu: (1). Proses screening lama dan satu loket, (2). Jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagai resep terbanyak, (3). Tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket. Berdasarkan metode tapisan Mc. Namara, menghasilkan beberapa solusi yaitu: (1). Menambah tenaga screening dan loket antrian, (2). Membedakan loket umum dan BPJS, (3). Membuka pelayanan obat di Poli Penyakit Dalam, (4). Memfokuskan tenaga khusus Farmasi Rawat Jalan, (5). Menambah computer, (6). Sistem Peresepan Elektronik. Solusi yang mempunyai nilai total tertinggi adalah menambah tenaga screening dan loket antrian. Penelitian Susilowati (2002) Pengembangan Model Sistem Antrian Resep pada Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Haji Jakarta. Umumnya sistem antrian menganut prinsip yang datang duluan akan dilayani terlebih dahulu (first come, first served) (7). Menurut Rahajeng Windaresti (2009) proses administrasi, faktor status pasien Jamkesmas , jumlah loket, faktor jenis resep racikan dan jadi, sangat mempengaruhi waktu tunggu (8). Sebelum menambah tenaga screening dan loket antrian, waktu tunggu rata-rata obat jadi 70,81 menit, racikan 139,85 menit. Setelah melaksanakan solusi, waktu tunggu rata-rata obat jadi 63,88 menit, obat racikan 108 menit. Hasil solusi waktu tunggu mengalami penurunan, obat jadi 7 menit, racikan 31 menit. Penurunan waktu tunggu belum memenuhi target yang ditetapkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu obat jadi ≤ 30 menit dan obat racikan ≤ 60 menit. Untuk mengatasi waktu tunggu lama tersebut, pihak Manajemen RSUD Blambangan akan melaksanakan solusi lain yaitu: (1). Membedakan loket umum dan BPJS, (2). Membuka pelayanan obat di Poli Penyakit Dalam, (3). Memfokuskan tenaga khusus Farmasi Rawat Jalan, (4). Menambah computer, (5). Sistem Peresepan Elektronik. Pelaksanaan semua solusi direncanakan bulan November 2014, kecuali Peresepan Elektronik tahun 2015. Penelitian yang dilakukan Putu Kusmunarini dan Bhaskara menunjukan keunggulan resep elektronik lebih mengutungkan dibandingkan resep manual dan mengurangi waktu tunggu pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (9). Berdasarkan hasil FGD, Standar Pelayanan Minimal Instalasi Farmasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Analisis Kebutuhan Tenaga menggunakan Metode WISN, ada beberapa saran untuk mengatasi Waktu Tunggu Lama di Pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Blambangan sebagai berikut: 1. Jadwal pelayanan Dokter Spesialis Rawat Jalan lebih awal, sehingga tidak terjadi penumpukan resep karena pelayanan yang bersamaan. 2. Menindaklanjuti hasil FGD pihak Manajemen dan Instalasi Farmasi RSUD Blambangan akan segera melakasanakan solusi lain bulan November 2014 yaitu:  Membedakan loket umum dan BPJS.  Membuka pelayanan obat di Poli Penyakit Dalam.  Memfokuskan tenaga khusus Farmasi Rawat Jalan.  Menambah computer. 3. Melakukan sistem komputerisasi tahun 2015 untuk pencatatan hasil
  • 9. 11 pemeriksaan dokter (medical record) dan terapi yang diberikan (resep), yang bisa online langsung ke Unit Farmasi Rawat Jalan. 4. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan dokter terutama dokter spesialis untuk memberikan obat sesuai dengan Standar Formularium yang berlaku di RSUD Blambangan, sehingga mengurangi waktu untuk konfirmasi resep. 5. Menambah tenaga Asisten Apoteker sebanyak 4 orang yang sesuai beban kerja yang ada. DAFTAR PUSTAKA 1. Adikoesoemo. Manajemen Rumah Sakit. Pt Pustaka Sinar Harapan; 2012. 2. Undang Undang RI. Tentang Kesehatan. 2009. 3. Hidayat T. Profil RSUD Blambangan Kabupaten Banyuwangi 2013. 4. Hidayat T. Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013. Banyuwangi; 2014. 5. Kurnianingsih A. Pengembangan Pelayanan Farmasi Klinik RSUD Blambangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Banyuwangi; 2014. 6. Febriawati H. Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing; 2013. 7. Kemenkes. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004. 2004. 8. Syukraa. Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja dengan Teknik Work Sampling Mengunakan Metode WISN Di Unit Farmasi Rawat Jalan Krakatau Medika Hospital Cilegon. 2012. 9. Susilowati. Pengembangan Model Sistem Antrian Resep pada Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Haji Jakarta. Jakarta: Universitas Indonesia; 2002. 10. Windaresti R. Intervensi Antrian Resep Pasien Rawat Jalan Terhadap Waktu Tunggu Pelayanan Instalasi Farmasi RSUD Blambangan Banyuwangi. Banyuwangi: Universitas Brawijaya Malang; 2009. 11. Putu Kusmunarini, Bhaskara ID. Penerimaan Dokter Dan Waktu Tunggu pada Peresepan Elektronik Dibandingkan Peresepan Manual. Manajemen Kesehatan Nasional. 2011; 14:133-138.