2. Yunus : 7 – 8
•
ْ
الِب واُض َرَو ا
َ
نَاء
َ
قِل
َنو ُجْرَيال َين ِذ
َّ
ال َّنِإِب واُّن
َ
أ َم
ْ
اطَو اَي
ْ
ن ُّالد ِاةَي َحَين ِذ
َّ
الَو اَه
َنو
ُ
لِفا
َ
غ اَنِتاَآي ْنَع ْم ُه
•ُب ِس
ْ
كَي وا
ُ
ان
َ
ك ا َمِب ُارَّالن ُم ُاهَو
ْ
أ َم َكِئ
َ
ول
ُ
أ
َنو
• Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak
percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas
dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan
kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat
Kami,
• mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang
selalu mereka kerjakan
3. Yunus : 24
•ا َم
َ
ك اَي
ْ
ن ُّالد ِاةَي َح
ْ
ال ُل
َ
ث َم ا َمَّنِإا َم َّالس َنِم ُاهَن
ْ
لَز
ْ
ن
َ
أ ٍء
َ
ط
َ
لَت
ْ
اخ
َ
ف ِء
َّالن ُل
ُ
ك
ْ
أَي ا َّمِم ِضْراأل ُاتَب
َ
ن ِهِب
َ
أ ا
َ
ذِإ ىَّت َح ُامَع
ْ
األنَو ُاسِت
َ
ذ
َ
خ
َّن
َ
ظَو ْت
َ
نَّيَّزاَواَه
َ
فُر
ْ
خُز ُضْراألَنوُر ِاد
َ
ق ْمُهَّن
َ
أ اَه
ُ
ل ْه
َ
أا َاه
َ
ت
َ
أ اَهْي
َ
لَع
َاهَن
ْ
لَع َج
َ
ف اًراَهَن ْو
َ
أ الْي
َ
لا
َ
نُر ْم
َ
أَن
ْ
غ
َ
ت ْم
َ
ل ْن
َ
أ
َ
ك ا ًيد ِص َح اِس ْاألمِب
َي ٍمْو
َ
قِل ِاتَاآلي ُلِّ
ِص
َ
ف
ُ
ن َكِل
َ
ذ
َ
كَنوُر
َّ
ك
َ
فَت
• Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan)
yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu
tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang
ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai
(pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau
siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang
sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami
menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir.
4. Hud : 15-16
•َينِزَو اَي
ْ
ن ُّالد
َ
اةَي َح
ْ
ال ُيدِرُي َان
َ
ك ْن َمَمْع
َ
أ ْمِهْي
َ
لِإ
ِّ
ِفَو
ُ
ن اَهَتْم ُهَو اَيهِف ْمُه
َ
ال
َنو ُس
َ
خْبُيال اَيهِف
•َر ِاآلخ يِف ْمُه
َ
ل َسْي
َ
ل َين ِذ
َّ
ال َكِئ
َ
ول
ُ
أَنَص ا َم
َ
طِب َحَو ُارَّالنالِإ ِةاَيهِف واُع
َنو
ُ
ل َمْعَيوا
ُ
ان
َ
ك ا َم ٌل ِاطَبَو
• Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di
dunia itu tidak akan dirugikan.
• Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali
neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan?
5. Ar Rad : 26
•ا
َ
شَي ْن
َ
ِِل َق
ْزِّ
ِالر
ُ
ط ُسْبَي ُ َّ
اَّلل
ْ
الِبوا ُحِر
َ
فَو ُر ِد ْقَيَو ُءاَي
ْ
ن ُّالد ِاةَي َح
الِإ ِةَر ِاآلخ يِف اَي
ْ
ن ُّالد
ُ
اةَي َح
ْ
ال ا َمَوٌٌاَت َم
• Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.
Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu
(dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).
6. Al isra : 18-19
•ِف ُه
َ
ل اَن
ْ
ل َّج َع
َ
ة
َ
ل ِاجَع
ْ
ال ُيدِرُي َان
َ
ك ْن َم
ُ
ث ُيدِر
ُ
ن ْن
َ
ِِل ُاء
َ
ش
َ
نا َم اَيهُه
َ
ل اَن
ْ
لَع َج َّم
ا ًرو ُح ْد َما ًوم ُم
ْ
ذ َم ا َالهْصَي َمَّنَه َج
•َو اَهَيْع َس اَه
َ
لىَع َسَو
َ
ةَر ِاآلخ َادَر
َ
أ ْن َمَوَس َان
َ
ك َكِئ
َ
ول
ُ
أ
َ
ف ٌنِم
ْ
ؤ ُم َو ُهْمُهُيْع
ا ًرو
ُ
ك
ْ
ش َم
• Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami
segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang
Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan
memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.
• Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke
arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka
itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.
7. Ali imran :
•
ُ
ت ا َمَّنِإَو ِتْو
َ ْ
اِل
ُ
ة
َ
قِئا
َ
ذ ٍس ْف
َ
ن ُّل
ُ
ك
ْ
ال َمْوَي ْم
ُ
ك َرو ُج
ُ
أ
َنْو
َّ
فَوْن َم
َ
ف ِة َامَيِق
َ
ف
َ
ةَّن َج
ْ
ال َل ِخْد
ُ
أَو ِارَّالن ِنَع َحِز ْحُزُّالد
ُ
اةَي َح
ْ
ال ا َمَو َاز
َ
ف ْد
َ
قالِإ اَي
ْ
ن
ِروُر
ُ
غ
ْ
ال ٌُاَت َم
• Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
8. DUNIA
• Dunia ini adalah sebuah panggung atau pasar
yang disinggahi oleh para musafir di tengah
perjalannya ke tempat lain
• Di sinilah mereka membekali diri dengan
berbagai perbekalan untuk perjalanan itu.
9. Sementara manusia berada di dunia ini ada dua
hal yang perlu baginya
• Perlindungan dan pemeliharaan jiwanya; (Pemeliharaan
yang tepat atas jiwanya adalah pengetahuan dan cinta akan
Tuhan. Terserap ke dalam kecintaan akan segala sesuatu
selain Allah berarti keruntuhan jiwa).
• Perawatan dan pemeliharaan jasadnya. kebutuhan
jasmaniah manusia itu sederhana saja, hanya terdiri dari
tiga hal; makanan, pakaian dan tempat tinggal
(Jasad bisa dikatakan sebagai sekadar hewan tunggangan
jiwa dan musnah, sementara jiwa terus abadi). Jiwa mesti
merawat badan persis sebagaimana seorang peziarah,
dalam perjalanannya ke Makkah, merawat ontanya. Tetapi
jika sang peziarah menghabiskan waktunya untuk memberi
makan dan menghiasi ontanya, kafilah pun akan
meninggalkannya dan ia akan mati di padang pasir.)
10. Watak penipu dari dunia ini bisa
mengambil berbagai bentuk :
• ia berpura-pura seakan-akan bakal selalu tinggal
dengan anda, nyatanya ia pelan-pelan menyingkir
dari anda dan menyampaikan salam perpisahan,
sebagaimana suatu bayangan yang tampaknya
tetap, tetapi kenyatannya selalu bergerak.
• dunia menampilkan dirinya di balik kedok nenek
sihir yang berseri-seri tetapi tak bermoral,
berpura-pura mencintai anda, menyayangi anda
dan kemudian membelot kepada musuh anda,
meninggalkan anda mati merana karena rasa
kecewa dan putus asa
11. KISAH ISA AS
• Isa a.s. melihat dunia terungkapkan dalam bentuk seorang
wanita tua yang buruk muka. Ia bertanya kepada wanita itu,
berapa banyak suami yang dipunyainya, dan mendapat
jawaban, jumlahnya tak terhitung. Ia bertanya lagi, telah
matikah mereka ataukah diceraikan. Kata si wanita, ia telah
memenggal mereka semua. "Saya heran", kata Isa a.s.,
"atas kepandiran orang yang melihat apa yang telah kamu
kerjakan kepada orang lain, tetapi masih tetap
menginginimu." Wanita sihir ini mematut dirinya dengan
pakaian indah-indah dan penuh permata, menutupi
mukanya dnegan cadar, kemudian mulai merayu manusia.
Sangat banyak dari mereka yang mengikutinya menuju
kehancuran diri mereka sendiri.
12. • Orang-orang yang telah mengumbar diri tanpa batas
dengan kesenangan-kesenangan dunia ini, pada saat
kematiannya akan seperti seseorang yang memenuhi
perutnya dengan bahan makanan terpilih dan lezat,
kemudian memuntahkannya. Kelezatannya telah
hilang, tetapi ketidak-enakannya tinggal..
• Sifat berbahaya lainnya dari benda-benda duniawi
adalah bahwa pada mulanya mereka tampak sebagai
sekadar hal-hal sepele, tetapi hal-hal yang dianggap
sepele ini masing-masing bercabang tak terhitung
banyaknya sampai menelan seluruh waktu dan energi
manusia.
13. SABDA ISA AS & RASULULLAH SAW
• Isa a.s. bersabda: "Pencinta dunia ini seperti
seseorang yang minum air laut; makin banyak
minum, makin hauslah ia sampai akhirnya
mati akibat kehausan yang tak terpuasi,“
• Rasulullah saw. bersabda: "Engkau tak bisa
lagi bercampur dengan dunia tanpa terkotori
olehnya, sebagaimana engkau tak bisa
menyelam dalam air tanpa menjadi basah".
14. TAMSIL HIDUP DI DUNIA
• Dunia ini seperti sebuah meja yang terhampar
bagi tamu-tamu yang datang dan pergi silih
berganti. Ada piring-piring emas dan perak,
makanan dan parfum yang berlimpah-limpah.
Tamu yang bijaksana makan sebanyak yang ia
butuhkan, menghirup harum-haruman,
mengucapkan terima kasih pada tuan rumah, lalu
pergi. Sebaliknya tamu-tamu yang tolol mencoba
untuk membawa beberapa piring emas dan perak
hanya dengan akibat semua itu direnggutkan dari
tangannya dan ia pun dicampakkan ke dalam
keadaan kecewa dan malu.
15. TAMSIL 2
• Misalkan sebuah kapal akan sampai pada sebuah pulau yang berhutan lebat.
Kapten kapal berkata kepada para penumpang bahwa ia akan berhenti selama
beberapa jam di sana, dan mereka boleh berjalan-jalan di pantai sebentar, tetapi
memperingatkan mereka agar tidak terlalu lama. Maka para penumpang pun
turun dan bertebaran ke berbagai arah. Meskipun demikian, orang yang paling
bijaksana akan segera kembali, menemukan bahwa kapal itu kosong, lalu memilih
tempat yang paling nyaman di dalamnya. Kelompok penumpang yang kedua
menghabiskan waktu yang agak lebih lama di pulau tersebut, mengagumi
dedaunan, pepohonan dan mendengarkan nyanyian burung-burung. Ketika
kembali ke kapal mereka temui tempat-tempat yang paling nyaman di kapal
tersebut telah terisi dan terpaksa puas dengan tempat yang agak kurang nyaman.
Kelompok ketiga berjalan-jalan lebih lauh lagi dan menemukan batu-batu
berwarna yang amat indah, lalu membawanya kembali ke kapal. Keterlambatan itu
memaksa mereka untuk mendekam jauh di bagian paling rendah kapal itu, tempat
mereka dapati batu-batuan yang mereka bawa - yang ketika itu telah kehilangan
segenap keindahannya - mengganggu mereka di perjalanan. Kelompok terakhir
berjalan-jalan sedemikian jauh sehingga tak bisa dijangkau lagu oleh suara kapten
kapal yang memanggil mereka untuk kembali ke kapal. Sehingga kapal itu pun
akhirnya terpaksa berlayar tanpa mereka. Meraka luntang-lantung dalam keadaan
tanpa harapan dan akhirnya mati kelaparan, atau menjadi mangsa binatang buas.
16. MAKNA TAMSIL
• Kelompok pertama mencerminkan orang-
orang beriman yang sama sekali menjauhkan
diri dari dunia, dan kelompok yang terakhir
adalah kelompok orang kafir yang hanya
mengurusi dunia ini dan sama sekali tidak
mengacuhkan yang akan datang. Dua
kelompok di antaranya adalah orang-orang
yang masih mempunyai iman, tapi
menyibukkan diri mereka, sedikit atau banyak,
dengan kesia-siaan benda-benda sekarang.
17. KISAH AMIYA
• Seorang wali bernama Amiya, berumur enam
puluh tahun, menghitung hari-hari dalam
hidupnya dan ia dapati bahwa hari-harinya itu
berjumlah 21.600 hari. Ia berkata kepada dirinya
sendiri, "Celaka aku, sekiranya aku melakukan
satu dosa saja setiap harinya, bagaimana aku bisa
melarikan diri dari timbunan 21.600 dosa?" Ia
pun memekik dan rubuh ke tanah. Ketika orang-
orang datang untuk membangunkannya, mereka
dapati ia telah mati.