Makalah ini membahas tentang penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, dan gambar. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, unsur-unsur, cara membaca, dan interpretasi dari tabel, diagram, dan gambar. Juga diberikan contoh-contoh penyajian data menggunakan tabel."
1. Makalah Tekhnologi,Komunikasi dan Informasi
Penyajian Data Tabel, Gambar, dan Diagram
Oleh :
Septya Syifa Hilwannisa
Kelas : I B
PROGRAM STUDI SI FKIP BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS PAKUAN
2018
i
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
merupakan tugas kuliah yang berisi penyajian tabel,gambar dan diagram.
Tim penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Drs.Maswardi,M.kes
selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan
tugas untuk menyusun makalah ini, sehingga penyusun memiliki kesempatan
untuk menambah wawasan dari sumber bacaan yang relevan maupun forum
diskusi kelompok yang telah dilakukan.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik maupun sarannya,sehingga di
kemudian hari dapat menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
digunakan dengan baik dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bogor,21 Oktober 2018
Penulis
ii
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................1
c. Tujuan ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Penyajian Data .................................................................................3
B. Penyajian Tabel, Diagram, dan Gambar ..........................................3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
iii
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka –
angka yang disebut data kasar atau data – data masih berwujud sebagaimana
data itu diperoleh yang biasanya berupa skor. Skor – skor tersebut dapat pula
disebut dengan istilah skor kasar, yang artinya sama dengan data kasar.
Dalam melakukan penyajian data diperlukan suatu sistematika yang
sesuai dan intensif guna untuk mudah memahami maksud dari data yang
disajikan.Berbagai bentuk penyajian data sangat diperlukan untuk penunjang
dan mempermudah dalam pembacaan dan penafsiran data.
Dalam hal ini sangat diperlukan pengkajian lebih lanjut mengenai model
penyajian data dalam bentuk tertentu.Oleh karena itu,penyusun mencoba
menyajikan penyajian dalam bentuk tabel,gambar dan diagram.Semoga makalah
ini dapat membantu pembaca dalam memahami lebih rinci tentang penyajian
tabel,diagram dan gambar,yang berisi tentang unsur-unsur,cara membaca serta
interpretasi data tersebut.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah sebagi berikut
1.Apa yang dimaksud penyajian tabel,diagram,dan gambar?
2.Apa Unsur-Unsur dari suatu tabel,diagram dan gambar?
3.Bagaimana Cara Membaca tabel,diagram dan gambar?
4.Bagaimana Interpretasi tabel,diagram dan gambar?
C. Tujuan Makalah
1
5. 1.Untuk mengetahui dan memahami penyajian data dalam bentuk tabel,diagram
dan gambar.
2.Untuk memahami unsur pembentuk suatu tabel,diagram dan gambar.
3.Untuk memahami cara membaca tabel,diagram dan gambar.
4.Untuk memahami suatu interpretasi tabel,diagram dan gambar secara detail.
BAB II
PEMBAHASAN
2
6. A. Penyajian Data
Kegiatan pengumpulan data di lapangan akan menghasilkan data angka-
angka yang disebut ‘data kasar’ (raw data) yang menunjukkan bahwa data
tersebut belum diolah dengan teknik statistik tertentu1
. Jadi data tersebut masih
berwujud sebagaimana data itu diperoleh yang bisanya berupa skor dan relative
banyak tidak beraturan. Dalam pembuatan laporan penelitian, data termasuk
yang harus dilaporkan. Agar dapat memberikan gambaran yang bermakna, data-
data itu haruslah disajikan ke dalam tampilan yang sistematis dan untuk
keperluan penganalisisan biasanya data itu disusun dalam sebuah tabel.
Penyajian data ini bertujuan memudahkan pengolahan data dan pembaca
memahami data.
B. Penyajian Tabel, Diagram dan Gambar
Dalam membuat karya ilmiah biasanya kita dituntut untuk dapat
menyajikan data secara gamblang atau jelas. Data berupa angka-angka akan
sangat sulit tentunya untuk disajikan dalam bentuk paragraf. Oleh karenannya
kita perlu menggunakan fungsi tabel, diagram untuk mendapatkan data secara
cepat dan akurat. Dan sebelum kita belajar menggunakannya alangkah lebih
baiknya jika kita pelajari terlebih dahulu apa sih yang dimaksud tabel, diagram,
dan gambar.
I.Tabel
1
Herrhyanto Nar dan H.M. Akib Hamid. 2007. Statistika Dasar
3
7. 1.Pengertian Tabel
Tabel adalah sebuah alat untuk menampilkan informasi dalam bentuk
matrik. Tampilan data atau informasi yang ada dalam tabel dibuat dalam bentuk
baris dan kolom. Tabel menyajikan data yang diklasifikasikan secara sistematik,
dalam jumlah menurut kesatuan tertentu.2
Tabel juga dapat menjadi alat pembantu
untuk perangkuman gagasan-gagasan tertentu dan sekaligus untuk dijadikan alat
komunikasi antara peneliti dan pembacanya Tabel terdiri dari Judul, baris dan
kolom. Hal ini yang membedakan tabel dengan teks tulis lainnya, seperti wacana,
diagaram, kurva, bagan, grafik dan peta. Dari judul tabel kita mengetahui secara
singkat dan jelas mengenai pokok yang terkandung dalam suatu tabel. Dalam
judul diterangkan mengenai apa, di mana, dan bagaimana perekembangan suatu
fakta tertentu.3
2.Unsur-Unsur Tabel
1.Nomor Tabel
2.Judul Tabel
3.Garis-garis yang membangun tabel
Garis pembuka
Garis penutup
Garis pemisah
Garis tepi
4.Nomor kolom
5.Nomor Baris
2
Nurgiyantoro Burhan, dkk.. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu
Sosial.
3
Statistika untuk Penelitian
4
8. 6.Sumber(data kutipan)
Format penulisan tabel
Tabel dibuat pada kertas naskah. Huruf dan angka tabel harus dicetak
(tidak ditulis tangan). Kolom-kolom tabel disusun sedemikian rupa sehingga tabel
mudah dibaca.
3. Cara Membaca Tabel
Cara-cara membaca tabel agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan
isi tabel adalah sebagai berikut.
1. Baca judulnya. Cara pertama ini merupakan langkah penting. Resapkan isi
judul tabel yang anda hadapi itu karena judul itu memeberi anda ringkasan
yang padat tentang informasi yang akan disampaikan.
2. Baca informasi yang ada di atas, di bawah, atau di sisinya. Informasi yang
ada merupakan kunci penejelasan tentang materi yang disajikan, dapat
berupa urutan tahun, persentase, dan angka-angka.
3. Ajukan pertanyaan tentang tujuan tabel tersebut. Anda dapat mengetahui
tujuan itu dengan mengubah judul itu menjadi pertanyaan: dimana, seberapa
banyak, atau bagaimana terjadi. Dan jawabannya ada pada tabel tersebut.
4. Baca tabel itu. Sementara membacanya secara menyeluruh, tetaplah ingat
akan maksud dan tujuannya, dan dapatkan keterangannya dalam informasi
yang disajikan di sana.
Penyajian table mengikuti ketentuan berikut :
1) Penyajian table harus dilakukan secara sistematis, oleh karena itu judul
table perlu mendapatkan penomoran. Sistem penomoran ini dimulai secara
berturut-turut sejak bab I sampai dengan selesai.
5
9. 2) Penulisan nama tabel menggunakan huruf besar di awal kata title case.
3) Penomoran tabel menggunakan angka arab.
4) Tabel dibedakan menjadi dua macam, yaitu tabel dalam teks dan tabel
dalam lampiran. Tabel dalam lampiran menggunakan urutan penomoran
sendiri, jadi tidak menyambung nomor tabel dan teks.
5) Penyajian tabel sedapat mungkin dalam satu halaman.
6) Pembuatan kolom dan baris harus jelas. Setiap kolom dan baris harus
diberi nama untuk penjelasan.
7) Format judul tabel ditulis di tengah dan simetris di atas tabel yang
bersangkutan, di bawah kata “Tabel”. Kata-kata dalam judul tabel ditulis
sebagai berikut.
• Kata-kata isi diawali dengan huruf capital.
• Kata-kata fungsi ditulis dengan huruf kecil.
4.Contoh Tabel
tabel Penjualan Sepeda Motor Bulan Januari dan Februari tahun 2009.
Penjualan Sepeda Motor
pada Bulan Januari dan Februari tahun 2009
6
10. Merek Januri Februari Total Persentase
(%)
Honda 179.695 200.486 380.181 48,8
Yamaha 162.135 180.723 342.858 43,8
Suzuki 22.369 29.576 51.945 6,6
Kawasaki 3.016 3.219 6.235 0,8
Total 367.215 414.004 781.219 100
5.Interprestasi atau Pengungkapan data tabel diatas dalam bentuk kata-kata
Penjualan Sepeda Motor pada Bulan Januari dan Februari tahun 2009.
Jumlah penjualan Sepeda Motor merek Honda pada tahun 2009 sebanyak
380.181 unit, yaitu 179.695 unit pada bulan januari dan 200.486 unit pada bulan
Februari. Kalaui dipersentasekan menjadi 48,8%. Merek Yamaha terjual
sebanyak 342.858 unit, yaitu 162.135 unit pada bulan Januari dan 180.723 unit
pada bulan Februari. kalau dipersentasekan menjadi 43,8%. Penjualan merek
Suzuki sebanyak 51.945 unit, yaitu 22.369 unit pada bulan Januari dan 29.576
unit pada bulan Februari, persentasenya 6,6%. Sedangkan merek Kawasaki terjual
sebanyak 3.016 unit pada bulan Januari dan 3.016 unit pada bulan Februari,
totalnya 6.235 unit, dan kalau dipersentasikan menjadi 0,8%. Penjualan total
sepeda motor pada bulan Januari dan Februari 2009 adalah sebanyak 781.219
unit, yaitu 367.215 unit pada bulan Januari dan 414.004 unit bulan Februari,
sehingga persentasen penjualannya mencapai 100%.
7
11. 6.Jenis-jenis Tabel
Untuk menyusun sekumpulan data yang besar kecilnya belum tersusun secara
teratur ke dalam bentuk yang teratur, sebaiknya data itu disajikan dalam sebuah
tabel. Dalam hal ini, tabel yang biasa digunakan ada tiga jenis, yaitu:
1. Tabel baris-kolom
2. Tabel kontingensi
3. Tabel distribusi frekuensi.
Adapun penjelasan dari masing-masing jenis tabel diatas adalah sebagai
berikut.
1) Tabel baris-kolom
Tabel baris-kolom adalah tabel yang menyajikan data atau informasi dalam
bentuk baris dan kolom secara terperinci.
Contoh tabel baris-kolom
8
12. Jumlah Mahasiswa Semester II di FBS
Jurusan S-1 D-3 Jumlah
L P L P
PBSI 35 45 - - 80
EED 47 63 - - 110
EFORISM - - 34 43 77
BHS.
JEPANG
- - 31 42 73
BHS. BALI - - 33 35 68
SENI RUPA 34 14 - - 48
Jumlah 11
6
122 98 120 456
Keterangan : L : Laki-laki
P : Perempuan
9
13. Pengungkapan data tabel diatas dalam bentuk kata-kata
Jumlah mahasiswa semester II di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Jumlah
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia program S-1 untuk
mahasiswa laki-laki berjumlah 35 orang dan mahasiswa perempuan berjumlah 45
orang totalnya totalnya 80 orang. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (EED)
jumlah mahasiswa laki-lakinya 47 orang dan jumlah mahasisswa perempuannya
63 orang, totalnya 110. Jurusan D-3 Bahasa Inggris (EFORISM) jumlah
mahasiswa laki-lakinya 34 orang dan jumlah mahasiswa perempuan 43 orang,
totalnya 77orang. Jurusan Bahasa Jepang jumlah mahasiswa laki-lakinya 31 orang
dan jumlah mahasiswa perempuannya 42 orang, totalnya 73 orang. Jurusan
Pendidikan Bahasa Bali jumlah mahasiswa laki-lakinya 33 orang dan jumlah
mahasiswa perempuannya 35 orang, totalnya 68 orang. Jurusan Pendidikan Seni
Rupa jumlah mahasiswa laki-lakinya 34 orang dan jumlah mahasiswa
perempuannya 14 orang, totalnya 48 orang. Total keseluruhan jumlah mahasiswa
di Fakultas Bahasa dan Seni adalah 456 orang, yang terdiri dari 214 orang laki-
laki yaitu 116 orang dari program S-1 dan 98 orang dari program D-3, dan 242
orang perempuan yaitu 122 orang dari program S-1 dan 120 orang dari program
D-3.
2) Tabel Kontingensi
Tabel Kontingensi adalah tabel yang menyajikan data atau informasi dalam
bentuk baris dan kolom yang disajikan secara umum saja.
Contoh tabel kontingensi
Jumlah Mahasiswa Semester II di FBS
10
14. Jurusan S-1 D-3 D-2 Jumlah
PBSI 80 - - 80
EED 110 - - 110
EFORISM - 77 - 77
BHS. JEPANG - 73 - 73
BHS. BALI 68 - - 68
SENI RUPA 48 - - 48
Jumlah 306 150 - 456
Pengungkapan data tabel diatas dalam bentuk kata-kata
Untuk jurusan PBSI program S-1 total mahasiswanya berjumlah 80 orang,
jurusan EED (Pend. Bahasa Inggris) program S-1 total mahasiswanya berjumlah
110 orang, jurusan EFORISM (D-3 Bahasa Inggris) total mahasiswanya
berjumlah 77 orang, jurusan Pend. Bahasa Jepang program D-3 total
mahasiswanya berjumlah 73 orang, jurusan Pend. Bahasa Bali program D-3 total
mahasiswanya berjumlah 68 orang, jurusan Pend. Seni Rupa program S-1 total
mahasiswanya berjumlah 48 orang. Total keseluruhan jumlah mahasiswa untuk
semua jurusan baik itu program S-1 maupun program D-3 di FBS adalah
berjumlah 456 orang yang terdiri dari 306 orang mahasiswa untuk program S-1
dan 150 orang mahasiswa untuk program D-3.
3) Tabel Distribusi Frekuensi
Sebelum dibahas mengenai tabel distribusi frekuensi ada tiga istilah yang
perlu dibahas, yaitu array, data tidak terkelompok dan data terkelompok. Array
adalah penyusunan sekumpulan data menurut urutan nilainya, mulai dari data
yang terkecil sampai nilai data yang terbesar.
Data tidak terkelompok adalah data yang nilai-nilainya belum disusun
dalam tabel distribusi frekuensi. Data terkelompok adalah data yang nilai-nilainya
sudah disusun dalam tabel distribusi Frekuensi.
Untuk memberikan pengertian mengenai tabel distribusi frekuensi,
sebenarnya setiap orang dapat mendefinisikannya berdasarkan bentuk umumnya
Oleh karena itu, berikut ini akan diberikan bentuk umum dari tabel distribusi
11
15. frekuensi, seperti nampak dalam tabel berikut.
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi.
Bentuk Umum Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai Data Frekuensi
a-b f1
c-d f2
e-f f3
g-h f4
i-j f5
Jumlah
Dari bentuk umum di atas, maka tabel distribusi frekuensi dapat
dideffinisikan sebagai sebuah tabel yang berisi nilai-nilai data, dengan nilai-nilai
tersebut dikelompokkan ke dalam interval-interval dan setiap interval nilai
masing-masing mempunyai frekuensinya.
Mungkin ada orang yang akan mendefinisikan tabel distribusi frekuensi berbeda
dari definisi di atas. Hal ini tidak menjadi masalah, asalkan pemberian definisi
tersebut harus sesuai dengan bentuk umumnya.
Jadi, kesimpulannya, tabel frekuensi merupakan sebuah tabel yang berisi nilai-
nilai data, dengan nilai-nilai tersebut dikelompokkan ke dalam interval-interval
dan setiap interval masing-masing mempunyai frekuensinya.
II.Diagram
1.Pengertian Diagram
Diagram adalah gambaran tentang suatu data yang lebih memntingkan
hasil penelitian. Biasanya diagram diurutkan dari data sedikit ke banyak atau
12
16. sebaliknya. Berbeda dengan grafik yang lebih mementingkan dinamika pada data
yang disajikan. Diagram ini dapat berupa diagram lingkaran ataupun diagram
batang.
2.Unsur Unsur Diagram
1.Judul Diagram
2.Titik,garis,dan unsur lain yang membentuk diagram,
sumbu horizontal penunjuk keterangan jumlah,tempat,dll
sumbu vertikal penunjuk jumlah,keterangan tempat,hari,dll
Garis bantu sebagai bantuan akurat dalam membaca diagram
3.Penunjuk Keterangan :angka,keterangan waktu,tahun,bulan,hari,nama
orang,produk,dll
4.Sumber(data kutipan jika diperlukan)
3.CONTOH DIAGRAM DAN INTERPRESTASINYA
13
17. Diagram Batang
Perhatikan diagram batang di samping. Diagram batang disamping menunjukan
jumlah siswa di sebuah sekolah dasar. Dari diagram tersebut dapat ditafsirkan
sebagai berikut :
• Banyak siswa kelas I adalah 20 orang;
• Banyak siswa kelas II adalah 15 orang;
• Banyak siswa kelas III adalah 30 orang;
• Banyak siswa kelas IV adalah 25 orang;
• Banyak siswa kelas V adalah 10 0rang;
• Banyak siswa kelas VI adalah 35 orang;
• Kelas dengan jumlah siswa terbanyak adalah kelas VI (35 orang);
• Kelas dengan jumlah siswa paling sedikit adalah kelas V (10 orang);
• Jumlah siswa di sekolah tersebut adalah 135 siswa ( 20 + 15 + 30 + 25 +
10 + 35 );
• Selisih antara jumlah siswa terbanyak dengan paling sedikit adalah 25
( 35-10).
14
18. Diagram dibuat agar suatu data lebih mudah dipahami atau diinterpretasikan. Ada
beberapa jenis diagram contoh yang biasa digunakan yaitu:
• Diagram batang
Diagram batang menggunakan persegi panjang (batang) untuk menyatakan
banyaknya data pada kategori tertentu (bisa waktu, tempat, dan lain-lain).
Banyaknya data dinyatakan sebagai tinggi batang sedangkan lebar dari tiap batang
dibuat sama. Letak batang disusun berjajar dan diberi jarak antar batang. Untuk
lebih jelasnya lihat contoh berikut:
• Diagram garis
Ada kalanya data dicatat pada waktu-waktu tertentu secara berurutan. Dengan
menempatkan waktu pada sumbu horizontal dan nilai-nilai data dicatat pada
sumbu vertikal akan diperoleh titik-titik. Jika titik-titik tersebut dihubungkan oleh
garis lurus maka terbentuklah suatu diagram garis seperti di bawah ini.
15
19. Salah satu kelebihan dari diagram garis, perubahan lulusan dari tahun ke tahun
mudah dilihat. Dengan diagram jenis ini, kita juga dapat mengetahui
kecenderungan data yang kita amati. Kemudian kita dapat memperkirakan waktu
selanjutnya, tentunya dengan hati-hati. Ada dua istilah mengenai perkiraan data
menggunakan diagram garis, yaitu:
1. Interpolasi adalah membuat perkiraan nilai data di antara waktu berurutan
yang diketahui. Misalnya kita kehilangan data mengenai banyaknya
lulusan SMA jaya Selalu tahun 2004. Kita bisa memperkirakan data
melalui data tahun 2003 dan 2005.
2. Ekstrapolasi adalah membuat perkiraan nilai data untuk waktu yang akan
datang (di luar waktu-waktu yang diketahui). Misalnya kita
memperkirakan banyaknya lulusan tahun 2008 dengan menggunakan data
tahun 2005 dan 2006. Biasanya kita melakukan ekstrapolasi dengan
memperpanjang diagram tersebut.
16
20. • Diagram lingkaran
Diagram lingkaran adalah diagram yang digunakan untuk menunjukkan
perbandingan (rasio) nilai data tertentu terhadap semua data.
Diagram lingkaran disajikan dengan membagi lingkaran menjadi beberapa sektor
atau juring. Banyaknya sector tergantung dari banyaknya data. Setiap sector
menunjukkan satu datum atau satu jenis data. Besar sector merupakan prosentase
dari nilai datum terhadap keseluruhan nilai data. Untuk lebih jelasnya silahkan
lihat contoh berikut ini:
Gambarkan diagram lingkaran yang menyatakan jumlah siswa yang bersekolah
di SD, SMP, dan SMA dalam Sekolah Jaya Selalu. Diketahui banyaknya siswa SD
750, siswa SMP 450, siswa SMA 600.
17
23. • Diagram kotak-garis
Diagram kotak-garis atau (box-plot) merupakan suatu diagram yang
menggambarkan letak statistika lima serangkai (ukuran terbesar, ukuran terkecil,
media, kuartil atas, kuaartil bawah) dalam bentuk kotak yang berekor. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Untuk membuat diagram kotak-garis, kita haya perlu mencari statistika lima
serangkai dari data dan kemudian menempatkannya sesuai dengan contoh diagram
di atas.
• Diagram batang-daun
Diagram batang-daun terdiri atas batang-batang dan setiap btang terdiri dari
beberapa daun. Diagram ini dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh nilai
median terhadap statistik ekstrim (Xmin atau Xmaks). Untuk membuat diagram
batang-daun, pertama data diurutkan terlebih dahulu dari kecil ke besar.
Kemudian data dibagi atas selang-selang dan satu selang dinyatakan sebagai satu
batang. Datum yang masuk ke dalam suatu selang merupakan daun dari
selang/batang tersebut.
20
24. Contohnya jika kita memiliki data 7, 8, 10, 10, 14, 16, 18, 18, 19, 20, 21, 22, 27,
29, 30; diagram batang-daunnya ialah sebagai berikut
4.Cara membaca Diagram
Diagram merupakan sketsa untuk menunjukkan atau menerangkan sesuatu. Data
disampaikan melalui gambar. Diagram memiliki bentuk yang beraneka ragam.
Bentuk diagram, antara lain diagram gambar, diagram lingkaran, diagram batang,
diagram garis, dan diagram pohon. Cara membaca diagram adalah:
1. membaca judul diagram,
2. membaca informasi/data yang terdapat pada diagram,
3. mengajukan pertanyaan tentang isi diagram, dan
4. membuat simpulan isi diagram berdasarkan jawaban pertanyaan tentang
diagram.
III.GAMBAR
1.PENGERTIAN GAMBAR
Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yg dibuat dng
coretan pensil dsb pd kertas dsb; lukisan; Pengertian gambar di sini mencakup
foto, grafik, diagram, peta, bagan, skema, lukisan, dan yang sejenis
2.Unsur-unsur pembentuk gambar
21
25. 1.Judul gambar
2.Gambar
3.Sudut pandang(keterangan tampak gambar),mis : tampak depan,belakang atau
samping
4.Keterangan gambar(jika diperlukan)
5.Data Kutipan(sumber)
Ketentuan penyajiannya adalah sebagai berikut :
1) Gambar diberi judul dan nomor.
2) Nomor gambar menggunakan angka romawi.
3) Sistem penomoran ini dimulai secara berturut-turut sejak bab I sampai bab
terakhir.
4) Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar yang bersangkutan.
5) Gambar tidak boleh dipotong atau dipenggal.
6) Penulisan judul gambar mengikuti ketentuan pada judul tabel (judul
gambar tabel ditulis di bawah gambar dengan penomoran urut sejak bab
awal sampai dengan bab akhir).
7) Gambar harus dibuat sejelas mungkin sehingga mudah dimengerti.
3.Contoh gambar
22
26. Gambar 1.2(desain bagunan)
4.Cara membaca Gambar dan Interprestasi gambar
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca gambar
bangunan, ialah:
1. Bentuk Bangunan pada Gambar
Sebuah denah rumah akan terlihat dengan bentuk sekat-sekat ruangan
disertai dengan posisi pintu jendela. Sedangkan pada gambar detail pondasi batu
kali akan terlihat sebuah penampang trapesium dengan arsiran berbentuk batu
kali. Begitulah kurang lebih cara melihat bentuk bangunan pada gambar bangunan
sehingga dapat dibayangkan seperti apakah bentuk bangunan sesungguhnya yang
akan dibangun.
2. Ukuran Bangunan
23
27. Setelah memahami bentuk bangunan yang akan dibangun maka langkah
selanjutnya adalah melihat berapa ukuranya. Setiap bidang perlu dibangun dengan
ukuran sesuai dengan gambar agar pekerjaan lain yang berkaitan tidak mengalami
kendala sehingga harus mendesain ulang pada gambar bangunan, misalnya
pemasangan dinding batu bata yang tidak sesuai dengan ukuran akan berpengaruh
pada perubahan desain pola lantai.
3. Skala Gambar Bangunan
Saat melihat sebuah gambar bangunan, kita akan membaca sebuah
keterangan yang memberitahukan adanya skala pada gambar bangunan atau
gambar rumah tersebut, seperti skala 1:100 pada gambar denah.
Gambar bangunan adalah gambar teknik yang dibuat dengan ukuran sesuai
dengan bentuk bangunan yang sesungguhnya bedanya adalah terjadi pengecilan
menyesuaikan ukuran kertas yang digunakan sebagai media menggambar
bangunan, atau pembesaran untuk memperlihatkan detail-detail bangunan yang
rumit. Untuk memperbesar dan memperkecil inilah kita menemukan sebuah
pedoman skala, dengan menetapkan sebuah skala yang dipakai maka satu
kesatuan gambar mengikuti aturan skala tersebut.
Skala adalah perbandingan antara ukuran pada gambar dengan ukuran yang
sebenarnya. Pembuatan ukuran gambar yang menggunakan skala tertentu
menjadikan bagian detail bangunan dapat tergambar dengan ukuran proposional
sesuai dengan kondisi sebenarnya. Adakalanya sebuah gambar bangunan tidak
menjelaskan ukuran pada bagian tertentu sehingga digunakan skala gambar untuk
mengetahui panjang bidang. Misalnya pada gambar denah rumah yang
menggunakan skala 1:100 berati setiap 1 cm panjang pada gambar mewakili 100
cm pada kondisi panjang bangunan sebenarnya. Sebuah ruangan yang pada
gambar mempunyai panjang 2,5 cm maka dapat dihitung ukuran bangunan
sebenarnya yaitu 2,5×100 = 250 cm atau 2,5 m.
Selain itu juga ada berbagai macam ukuran skala yang sering digunakan
pada gambar bangunan menyesuaikan ukuran kertas dan besarnya bangunan yang
24
28. didesain. Berikut ini macam-macam skala dan penggunaan jenis gambar
pemakaiannya.
a. Skala 1:100
Digunakan pada gambar denah, tampak depan atau samping rumah, depan
atap, denah pola lantai, denah pondasi, gambar shop drawing pelaksanaan dan
lain sebagainya
b. Skala 1:1000
Sering digunakan untuk menggambar obyek yang besar seperti peta kuntor
tanah, gedung bertingkat tinggi, dan lain sebagainya.
c. Skala 1:20
Digunakan pada gambar detail bangunan seperti gambar pondasi, detail pintu
dan jendela, detail sanitair, dan lain-lain.
d. Skala 1:5
Digunakan untuk gambar yang membutuhkan detail lebih teliti seperti
sambungan besi struktur detail, detail furniture, detail instalasi listrik, dan
lain-lain.
4. Keterangan Jenis Material Bangunan
Bahan yang digunakan untuk bangunan juga dapat dilihat pada gambar,
contohnya sebuah gambar pasangan dinding mempunyai keterangan “Pasangan
batu bata 1pc:4ps berarti bidang bangunan tersebut menggunakan material batu
bata serta adukan spesi dengan perbandingan campuran 1 bagian semen dan 4
bagian pasir pasang
BAB III
PENUTUP
25
29. Kesimpulan
Tabel adalah sebuah alat untuk menampilkan informasi dalam bentuk
matrik. Tampilan data atau informasi yang ada dalam tabel dibuat dalam bentuk
baris dan kolom.
Diagram adalah gambaran tentang suatu data yang lebih memntingkan
hasil penelitian. Biasanya diagram diurutkan dari data sedikit ke banyak atau
sebaliknya. Berbeda dengan grafik yang lebih mementingkan dinamika pada data
yang disajikan. Diagram ini dapat berupa diagram lingkaran ataupun diagram
batang
Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yg dibuat
dng coretan pensil dsb pd kertas dsb; lukisan;
Cara membaca Tabel,diagram dan gambar secara umum : membaca judul
tabel,diagram,dan gambar,membaca informasi/data yang terdapat pada
tabel,diagram,dan gambar,mengajukan pertanyaan tentang isi tabel,diagram dan
gambar,membuat simpulan isi tabel,diagram dan gambar berdasarkan jawaban
dari pertanyaan.
Daftar Pustaka
26
30. Herrhyanto Nar dan H.M. Akib Hamid. 2007. Statistika Dasar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Johanes, Kastolan dan Sulasim. 2007. Kompetensi Matematika Program IPA SMA
Kelas XI Semester Pertama. Jakarta: Yudistira.
Nurgiyantoro Burhan, dkk.. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu
Sosial. Yogyakarta: Gajahmada University Press.
Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Usman Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2000. Pengantar Statistika.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
27