SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Variabel Dummy
Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk
mengkuantitatifkan variabel yang bersifat kualitatif (misal: jenis kelamin, ras,
agama, perubahan kebijakan pemerintah, perbedaan situasi dan lain-
lain). Variabel dummy merupakan variabel yang bersifat kategorikal yang
diduga mempunyai pengaruh terhadap variabel yang bersifat
kontinue. Variabel dummy sering juga disebut variabel boneka, binary,
kategorik atau dikotom. Variabel dummy hanya mempunyai 2 (dua) nilai
yaitu 1 dan nilai 0, serta diberi simbol D. Dummy memiliki nilai 1 (D=1)
untuk salah satu kategori dan nol (D=0) untuk kategori yang lain.
D = 1 untuk suatu kategori (laki- laki, kulit putih, sarjana dan sebagainya).
D = 0 untuk kategori yang lain (perempuan, kulit berwarna, non-sarjana
dan sebagainya).
Nilai 0 biasanya menunjukkan kelompok yang tidak mendapat sebuah
perlakuan dan 1 menunjukkan kelompok yang mendapat perlakuan. Dalam
regresi berganda, aplikasinya bisa berupa perbedaan jenis kelamin (1 = laki-
laki, 0 = perempuan), ras (1 = kulit putih, 0 = kulit berwarna), pendidikan (1
= sarjana, 0 = non-sarjana).
1.2 Model Matematika Regresi Berganda dengan Variabel Dummy
Variabel dummy digunakan sebagai upaya untuk melihat bagaimana
klasifikasi-klasifikasi dalam sampel berpengaruh terhadap parameter
pendugaan. Variabel dummy juga mencoba membuat kuantifikasi dari
variabel kualitatif.
1. Y = a + bX + c D1 (Model Dummy Intersep)
2. Y = a + bX + c (D1X) (Model Dummy Slope)
1
3. Y = a + bX + c (D1X) + d D1 (Kombinasi)
1.3. Tahapan Analisis Regresi Linear Berganda
1. Menentukan variabel X dan variabel Y.
2. Membuat variabel dummy.
3. Analisis Deskriptif.
4. Uji Linearitas.
5. Analisis Regresi.
1) Uji Overall.
2) Uji Parsial.
3) R dan R2.
6. Uji Asumsi
1) Uji Normalitas
2) Uji Autokorelasi
3) Uji Homoskedastisitas
4) Uji Multikolinearitas
7. Penentuan model terbaik
8. Peramalan dan Interpretasi model
1.4 Pemanfaatan Regresi Berganda dengan Variabel Dummy
Tujuan menggunakan regresi berganda dummy adalah memprediksi
besarnya nilai variabel tergantung/dependent atas dasar satu atau lebih
variabel bebas/independent, di mana satu atau lebih variabel bebas yang
digunakan bersifat dummy. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan
untuk membuat kategori data yang bersifat kualitatif (data kualitatif tidak
memiliki satuan ukur), agar data kualitatif dapat digunakan dalam analisa
regresi maka harus lebih dahulu di transformasikan ke dalam bentuk
Kuantitatif. Persamaan model yang terdiri dari Variabel Dependentnya
Kuantitatif dan variabel Independentnya skala campuran : kualitatif dan
kuantitatif, maka persamaan tersebut disebut persamaan regresi berganda
Dummy.
2
BAB II
DESKRIPSI KERJA
Pada bab ini, praktikan akan menunjukkan langkah-langkah yang
dikerjakan untuk menyelesaikan kasus yang ada. Persoalan yang dibahas pada
praktikum kali ini adalah melakukan analisa regresi linear berganda dengan
variabel dummy untuk melihat ada tidaknya pengaruh bidang pekerjaan, tingkat
pendidikan, lama bekerja dan usia terhadap gaji yang diterimanya dan
menjelaskan proses perhitungannya dengan menggunakan software SPSS.
Adapun langkah-langkah yang dikerjakan untuk menyelesaikan kasus diatas
adalah sebagai berikut :
1. Sebelum memulai di spss buatlah variabel dummy terlebih dahulu di lembar
sheet Ms. Excel pada data yang telah disiapkan seperti Gambar 2.1 dibawah.
Proses pembuatan variabel dummynya akan dijelaskan di bab beikutnya.
Gambar 2.1. Data Excel
2. Buka software SPSS yang telah diinstal di komputer dan siapkan lembar kerja
SPSS nya.
3. Masukkan nama, tipe, lebar, banyak desimal dan label pada lembar kerja
variabel view seperti pada Gambar 2.2 berikut :
Gambar 2.2. Memasukkan informasi pada variabel view
3
4. Pilih File > Open > Data dan pili tipe file excel, kemudian klik file
data_dummy.xls seperti Gambar 2.3 berikut :
Gamba 2.3 Memilih Data File Excel
5. Maka akan mucul tampilan seperti Gambar 2.4 berikut lalu klik Ok :
Gamba 2.4 Membuka File Data Dummy
6. Di SPSS data editor akan muncul data seperti pada Gambar 2.5 berikut :
Gambar 2.5. Memasukkan Data pada lembar kerja Data View
7. Selanjutnya akan dilakukan uji linearitas pada data di atas, maka lakukan
dengan cara mengklik menu Graph Legacy Dialogs  Scatter/Dot
kemudian pilih Simple Scatter seperti pada Gambar 2.6 seperti berikut :
Gambar 2.6 Uji Linearitas dengan Scatterplot
4
8. Klik Define kemudian masukkan variabel Y (Gaji) ke kolom Y Axis dan
variabel X1 ( Bidang Pekerjaan) ke kolom X Axis lalu klik OK seperti
Gambar 2.7 berikut :
Gambar 2.7. Memasukkan Variabel Y Axis Dan X1 Axis
9. Karena jumlah variabel independentnya ada empat yaitu X1(Bidang),
X2(Pendidikan), X3(Bekerja) dan X4 (Usia) maka untuk uji linearitasnya
dilakukan empat kali oleh karena itu ulangi langkah nomor 8.
10. Klik Define kemudian masukkan variabel Y (Gaji) ke kolom Y Axis dan
variabel X2 ( Tingkat Pendidikan) ke kolom X Axis lalu klik OK seperti
Gambar 2.8 berikut :
Gambar 2.8. Memasukkan Variabel Y Axis Dan X2 Axis
11. Klik Define kemudian masukkan variabel Y (Gaji) ke kolom Y Axis dan
variabel X3 ( Lama Bekerja) ke kolom X Axis lalu klik OK seperti Gambar
2.9 berikut :
Gambar 2.9. Memasukkan Variabel Y Axis Dan X3 Axis
12. Klik Define kemudian masukkan variabel Y (Gaji) ke kolom Y Axis dan
variabel X4 ( Usia) ke kolom X Axis lalu klik OK seperti Gambar 2.10
berikut :
5
Gambar 2.10. Memasukkan Variabel Y Axis Dan X4 Axis
13. Setelah melakukan langkah diatas, akan terbuka windows baru berupa output
Scatterplot yang akan dijelaskan di bab berikutnya.
14. Praktikkan akan melakukan analisis regresi linear pada data di atas, maka
lakukan dengan cara mengklik menu Analyze  Regression  Linear seperti
pada Gambar 2.11 maka akan muncul Gambar 2.12 seperti berikut :
Gambar 2.11. Tahapan Analisis Regresi Linear
Gambar 2.12 Tampilan Kotak Linear Regression
15. Masukkan variabel Gaji (Y) ke kolom Dependent. Kemudian masukkan
variabel Lama Bekerja (X3, Usia (X4) dan Dummy 1 hingga Dummy 6 ke
kolom Independent(s). Variabel X1 dan X2 tidak dimasukkan e kolom
independent(s) karena merupakan variabel yang bersifat kategorik atau
merupakan variabel boneka (dummy) seperti pada Gambar 2.13 berikut :
6
Gambar 2.13. Memasukan Variabel Dependent Dan Independent
16. Pilih submenu Statistics, tandai Estimates, Mode Fit, Descriptive, Durbin
Watson dan Collinearity diagnostics pada kotak Dialog Regression
Coeficients lalu klik Continue seperti terlihat pada Gambar 2.14 berikut :
Gambar 2.14. Tampilan Kotak Dialog Linear Regression Statistics
17. Pilih submenu Save, tandai Unstandardize pada Residual lalu klik Continue
seperti terlihat pada Gambar 2.15 berikut :
Gambar 2.15. Tampilan Kotak Dialog Linear Regression Save
18. Pilih submenu Option, tentukan taraf nyata (alpha) pada kotak Use
probability of F, misalnya 0.05 (default) lalu tandai Include constant in
equation seperti pada Gambar 2.16 dibawah ini :
7
Gambar 2.16. Tampilan Kotak Dialog Linear Regression Option
19. Setelah melakukan langkah-langkah diatas, akan terbuka windows baru berupa
output regression yang akan dijelaskan di bab berikutnya.
20. Langkah selanjutnya, praktikkan akan melakukan uji asumsi dengan cara klik
Analyze > Regression > Linear sehingga muncul kotak dialog Linear
Regression. Kemudian masukkan variabel Lama Bekerja (X3, Usia (X4) dan
Dummy 1 hingga Dummy 6 ke kolom Independent(s). Variabel X1 dan X2
tidak dimasukkan e kolom independent(s) karena merupakan variabel yang
bersifat kategorik atau merupakan variabel boneka (dummy) dibawah pada
Gambar 2.17 berikut :
Gambar 2.17. Memasukan Variabel Dependent Dan Independent
21. Untuk melihat nilai autokorelasi lakukan uji Durbin Watson dan lakukan uji
Collinearity Diagnostics untuk melihat asumsi multikollinearitas yang kedua
uji tersebut telah dilakukan pada langkah ke 16.
Gambar 2.18. Menandai Durbin Watson
8
22. Untuk selanjutnya klik Plots dan tandai Histogram dan Normal probability
plot pada Standardize Residual Plot. Kemudian masukkan variabel SRESID
ke dalam kotak Y dan ZPRED ke dalam kotak X untuk melihat asumsi
homoskedastisitass kemudian klik Continue seperti pada Gambar 2.19
berikut :
Gambar 2.19. Tahapan Melihat Asumsi Homoskedastisitas
23. Abaikan Save dan klik Ok.
24. Selanjutnya akan terbuka windows baru yang berisi output uji asumsi SPSS.
25. Langkah selanjutnya, untuk melakukan uji normalitas klik Analyze >
Nonparametric Test > Legacy Dialogs > 1-Sample K-S > seperti Gambar
2.20 masukkan Unstandardize Residual ke dalam kotak Test Variable List
seperti Gambar 2.21 berikut kemudian klik OK :
Gambar 2.20 Tahapan Uji Normalitas
Gambar 2.21 Memasukkan Unstandardize ke dalam kotak Test Variable List
9
26. Maka akan terbuka windows baru yang berisi output uji normal SPSS.
27. Langkah selanjutnya, praktikkan akan melakukan uji homoskedastisitas yaitu
klik Transform > Compute Variable seperti Gambar 2.22 berikut :
Gambar 2.22 Tahapan Kehomogenan Ragam
28. Klik All pada kolom Function Group dan double klik Abs pada kolom
Function and Special Variables lalu masukkan Unstandardized Residual ke
dalam Numeric Expression seperti pada Gambar 2.23 berikut :
Gambar 2.23 Tahapan Kehomogenan Ragam
29. Ketikkan pada kolom Target variable “abs_res” kemudian klik OK seperti
Gambar 2.24 berikut :
Gambar 2.24 Tahapan Kehomogenan Ragam
30. Klik Analyze regression linear dan ganti dependentnya dengan “abs_res”.
31. Maka akan terbuka windows baru yang berisi output SPSS.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini praktikan akan menjelaskan hasil output dari analisis regresi
berganda dengan variabel dummy menggunakan software SPSS untuk
memprediksi besarnya nilai variabel tergantung/dependen atas dasar satu atau
lebih variabel bebas/independen, di mana satu atau lebih variabel bebas yang
digunakan bersifat dummy. Pada kasus ini, praktikan akan mencari pemodelan
regresi dan melakukan pengujian asumsi serta menghitung perkiraan gaji yang
diterima karyawan atas dasar variabel lama bekerja, usia dan variabel dummy
yang meliputi beberapa kategori didalam variabel bidang pekerjaan dan tingkat
pendidikan.
3.1 Identifikasi X dan Y
Variabel dependen : Y= Gaji
Variabel Independen : X1 =Bidang Pekerjaan
X2 =Tingkat Pendidikan
X3 =Lama Bekerja
X4 =Usia
Persamaan model regresi linier berganda biasa:
Persamaan model regresi linier berganda variabel dummy:
Gaji = β0 + β1(Bidang Pekerjaan) + β2(Tingkat Pendidikan) + β3(Lama Bekerja)
+ β4(Usia) +𝜀
Gaji = β0 + β3(Lama Bekerja) + β4(Usia) + β5(dummy bidang pekerjaan 1) +
β6(dummy bidang pekerjaan 2) + β7(dummy bidang pekerjaan 3) +
β8(dummy bidang pekerjaan 4) + β9(dummy tingkat pendidikan 1) +
β10(dummy tingkat pendidikan2) + 𝜀
11
3.2 Pembuatan Variabel Dummy :
Dimana bidang pekerjaan dan tingkat pendidikan merupakan data kategorik
sebagai berikut :
1. Bidang pekerjaan dengan 5 kategori :
1 = Pemasaran
2 = Humas
3 = Accounting
4 = Kredit
5 = Personalia
2. Tingkat Pendidikan dengan 3 kategori :
1 = D3
2 = S1
3 = S2
Adapun prosedur pembentukan variabel dummy adalah sebagai berikut:
1.Bidang Pekerjaan:
Jumlah variabel dummy yang akan dibentuk = jumlah kategorik -1. Pada
kasus diatas, variabel X1 terdapat 5 kategori sehingga jumlah variabel dummy
yang akan dibentuk :
= 5 - 1
= 4 variabel dummy
Sebelumnya telah ditentukan untuk variabel bidang pekerjaan yang
menjadi variabel basisnya adalah Pemasaran artinya kategorik pemasaran akan
selalu bernilai 0, maka variabel dummy yang terbentuk sebagai berikut :
Dummy 1: Dummy 2 :
1 0
2 1
3 0
4 0
5 0
1 0
2 0
3 1
4 0
5 0
12
Dummy 3: Dummy 4 :
2. Tingkat Pendidikan:
Jumlah variabel dummy yang akan dibentuk = jumlah kategorik -1. Pada kasus
diatas, variabel X2 terdapat 3 kategori sehingga jumlah variabel dummy yang
akan dibentuk :
= 3 - 1
= 2 variabel dummy
Sebelumnya telah ditentukan untuk variabel tingkat pendidikan yang
menjadi variabel basisnya adalah D3 artinya kategorik D3 akan selalu bernilai
0, maka variabel dummy yang terbentuk sebagai berikut :
Dummy 5 : Dummy 6 :
1 0
2 1
3 0
3.3 Uji Linearitas
Gambar 3.2 Output Simple Scatterplot variabel X1 dan variabel Y
1 0
2 0
3 0
4 1
5 0
1 0
2 0
3 0
4 0
5 1
1 0
2 0
3 1
13
Gambar 3.2 Merupakan output dari simple scatterplot yang digunakan
untuk menguji apakah kedua variabel X1 dan Y mempunyai hubungan linear
secara signifikan. Uji ini merupakan prasyarat dalam analisis regresi linear.
Linearitas yang dimaksud adalah sifat hubungan yang linear antara variabel,
artinya setiap perubahan yang terjadi pada satu variabel akan diikuti perubahan
dengan besaran yang sejajar pada variabel lainnya.
Dilihat pada Gambar 3.2 sebaran titik-titik tersebut mendekati atau rapat
pada satu garis lurus (diagonal) tiap-tiap kategori. Cara pengujian dengan metode
grafik seperti ini memberikan interprestasi dan tentunya kesimpulan yang sangat
bervariatif antar orang yang melakukan interprestasi, sehingga sangat subjektif
dan dapat mengatakan hubungannya linear. Akan tetapi, apabila dilakukan uji
linearitas dengan menggunakan fungsi Compare Means yaitu pilih menu Analyze
> Compare Means... Berikut output yang didapat :
Gambar 3.3 Uji Linearitas X1Dengan fungsi Compare Means
Lihat kolom Sig. pada baris Linearity di Table Anova, jika nilainya < 0,05
maka bersifat linear, maka berdasarkan Gambar 3.3 nilai sig-nya adalah 0,872
dimana nilainya > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak memenuhi syarat
linearitas artinya hubungan variabel Bidang Pekerjaan dengan variabel Harga
Rumah tidak linear. X1 juga merupakan variabel dengan data kategorik.
Gambar 3.4 Output Simple Scatterplot variabel X2 dan variabel Y
14
Gambar 3.4 Merupakan output dari simple scatterplot yang digunakan
untuk menguji apakah kedua variabel X2 dan Y mempunyai hubungan linear
secara signifikan. Dilihat pada Gambar 3.4 karena x2 merupakan data kategorik
maka sebaran titik-titik tersebut mendekati/rapat pada garis lurus (diagonal) tiap-
tiap kategorik. Apabila diuji dengan fungsi Compare Means, didapatkan output
Gambar 3.5 berikut :
Gambar 3.5 Uji Linearitas X2 Dengan fungsi Compare Means
Berdasarkan Gambar 3.5 nilai sig-nya adalah 0,018 dimana nilainya
<0,05 sehingga dapat disimpulkan memenuhi syarat linearitas artinya hubungan
variabel Gaji dengan variabel Tingkat Pendidikan linear artinya setiap
peningkatan pendidikan maka diikuti dengan perubahan gaji.
Gambar 3.6 Output Simple Scatterplot variabel X3 dan variabel Y
Dilihat pada Gambar 3.6 sebaran titik-titik tersebut mendekati atau rapat
pada satu garis lurus (diagonal). Apabila diuji dengan fungsi Compare Means,
didapatkan output Gambar 3.7 berikut :
Gambar 3.7 Uji Linearitas X3 Dengan fungsi Compare Means
Berdasarkan Gambar 3.7 nilai sig-nya adalah 0,000 dimana nilainya
15
<0,05 sehingga dapat disimpulkan memenuhi syarat linearitas artinya hubungan
variabel Gaji dengan variabel Lama Bekerja linear artinya setiap peningkatan
lama kerja maka diikuti dengan perubahan gaji.
Gambar 3.8 Output Simple Scatterplot variabel X4 dan variabel Y
Dilihat pada Gambar 3.8 sebaran titik-titik tersebut mendekati atau rapat
pada satu garis lurus (diagonal). Apabila diuji dengan fungsi Compare Means,
didapatkan output Gambar 3.9 berikut :
Gambar 3.9 Uji Linearitas X4 Dengan fungsi Compare Means
Berdasarkan Gambar 3.9 nilai sig-nya adalah 0,000 dimana nilainya
<0,05 sehingga dapat disimpulkan memenuhi syarat linearitas artinya hubungan
variabel Gaji dengan variabel Usia Pekerja linear.
3.4 Analisis Regresi
Gambar 3.10 Output Variables Entered/Removed
Gambar 3.10 diatas merupakan Output dari Variable Entered/ Removed.
Tabel diatas menjelaskan mengenai variabel yang dimasukkan atau dibuang dan
16
menginformasikan mengenai metode yang dipakai, metode yang digunakan
adalah entered.
3.4.1 Uji Overall
Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih
populer disebut sebagai uji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji
simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi
yang diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah
model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Nama uji ini disebut
sebagai uji F, karena mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya
seperti One Way Anova.
Gambar 3.11 Output Tabel Anova
Untuk melihat hasil analisis, pertama praktikan akan mengidentifikasi
kesesuaian model dengan menggunakan uji simultan (uji overall) pada output
tabel anova. Dari tabel diatas terlihat hasil F hitung sebesar 14,511 atau Sig.
Sebesar 0,000. Uji F (Uji Overall) digunakan untuk menguji kelayakan
model dan menguji parameter regresi secara keseluruhan.
Pengujian Hipotesis :
Hipotesis :
Ho : 𝛽𝑖 = 0 (i=0,3,4..10) (model regresi tidak layak digunakan)
H1 : 𝛽𝑖 ≠ 0 (i=0,3,4..10) (model regresi layak digunakan)
Tingkat Signifikan si = 𝛼 = 0,05 (5%)
Statistik Uji :
Fhitung =
𝑅2/(𝑘−1)
(1−𝑅2)/(𝑛−𝑘)
Dari Gambar 3.11 di atas didapat nilai Fhitung sebesar 14,511
dan Sig. Sebesar 0,000.
17
Daerah Kritis :
Dalam kasus ini Sig. tersebut dibandingkan dengan alpha.
H0 ditolak jika P-value (Sig.2tailed) ≤ α
Keputusan :
Berdasarkan Gambar 3.11 diatas, p-value ≤ α maka tolak Ho.
Kesimpulan :
Terima H1 yaitu model regresi layak digunakan. Artinya model
regresi linear yang diestimasi sesuai dengan model.
Setelah melakukan uji overall, kemudian praktikan akan
mengidentifikasi variabel yang signifikan dengan menggunakan analisis
uji parsial.
3.4.2 Uji Parsial
Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji
apakah parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk
mengestimasi persamaan/model regresi linier berganda sudah merupakan
parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter
tersebut mampu menjelaskan perilaku variabel bebas dalam mempengaruhi
variabel terikatnya. Dalam analisis regresi pada studi kasus digunakan
analisis regresi dengan metode enter pada SPSS, sehingga langsung
didapatkan model regresi yang signifikan, yaitu yang memiliki nilai Sig. <
0,05. Hasil output model dapat dilihat pada tabel coefficients pada gambar
berikut :
Gambar 3.12 Output Tabel Coefficients
Gambar 3.12 Output tabel coefficients
18
Pengujian Hipotesis :
Hipotesis :
Ho : 𝛽𝑖 = 0 (i=0,3,4..10) (Koefisien regresi tidak signifikan dalam model)
H1 : 𝛽𝑖 ≠ 0 (i=0,3,4..10) (Koefisien regresi signifikan dalam model)
Tingkat Signifikansi = 𝛼 = 0,05 (5%)
Statistik Uji :
thit =
𝑟√(𝑛−2)
√1−𝑟2
Daerah Kritis :
Dalam kasus ini Sig. tersebut dibandingkan dengan alpha yang
diperoleh. H0 ditolak jika P-value (Sig.2tailed) ≤ α atau H0 ditolak jika
nilai T-hitung ≥ T-tabel
Keputusan :
Berdasarkan Gambar 3.13 diatas dapat dibuat tabel seperti berikut
:
Tabel 3.1 Tabel keputusan
p-value keputusan
β0 0,081 Gagal Tolak H0
β3 0,003 Tolak H0
β4 0,000 Tolak H0
β5 0,019 Tolak H0
β6 0,000 Tolak H0
β7 0,002 Tolak H0
β8 0,000 Tolak H0
β9 0,000 Tolak H0
β10 0,000 Tolak H0
Kesimpulan :
Meskipun ada satu yang gagal tolak H0 maka tetap dianggap
signifikan karena berasal dari satu variabel yang sama. Karena tolak H0
maka koefisien regresi signifikan dalam model.
19
Berdasarkan uji parsial dapat diketahui bahwa variabel yang
signifikan adalah lama bekerja, usia pekerja dan beberapa variabel dummy
diantaranya dummy 1, dummy 2, dummy 3, dummy 4, dummy 5 dan dummy
6.
3.4.3 Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)
Gambar 3.13 Output Model Summary
Gambar 3.13 diatas merupakan output untuk melihat R dan R-
square. R memiliki rentang dari 0 sampai 1. Tabel diatas menjelaskan
besarnya nilai korelasi/hubungan R yaitu sebesar 0,803, maka R lebih
mendekati 1. Artinya eratnya hubungan antar koefisien regresi sangat kuat.
Koefisien determinasi (R square) menunjukan kebaikan model,
semakin besar R square semakin baik modelnya. Nilai R square berada
antara 0% sampai 100%. Berdasarkan Gambar 3.13 diatas diperoleh
koefisien determinasi (R square) sebesar 0,645. Artinya kemampuan model
dalam menjelaskan variabel Y oleh variabel X adalah sebesar 64,5%
sedangkan sisanya 35,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak termasuk di dalam model.
3.5 Uji Asumsi
3.5.1 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dapat dilihat dari gambar histogram sisaan dan
Normal P-P Plot di bawah ini. Perlu diingatkan bahwa asumsi normalitas
yang dimaksud dalam asumsi klasik pendekatan OLS adalah (data) residual
yang dibentuk model regresi linier terdistribusi normal, bukan variabel
bebas ataupun variabel terikatnya.
Kriteria sebuah (data) residual terdistribusi normal atau tidak
20
dengan pendekatan Normal P-P Plot dapat dilakukan dengan melihat
sebaran titik-titik yang ada pada gambar. Apabila sebaran titik-titik tersebut
mendekati atau rapat pada garis lurus (diagonal) maka dikatakan bahwa
(data) residual terdistribusi normal, namun apabila sebaran titik-titik
tersebut menjauhi garis maka tidak terdistribusi normal.
Gambar 3.14 Normal P-P Plot
Berdasarkan Gambar 3.14 diatas sebaran titik-titik dari gambar
Normal P-P Plot di atas relatif mendekati garis lurus, sehingga dapat
disimpulkan bahwa (data) residual terdistribusi normal.
Kemudian kriteria sebuah (data) residual terdistribusi normal atau
tidak dengan pendekatan histogram sisaan dapat dilakukan dengan melihat
bentuk plot plot yang ada pada gambar. Apabila plotnya berbentuk
lonceng maka ada dugaan datanya terdistribusi normal.
Gambar 3.15 Histogram Sisaan
21
Berdasarkan Gambar 3.15 diatas plotnya berbentuk atau
menyerupai lonceng sehingga dapat disimpulkan bahwa (data) residual
terdistribusi normal.
Untuk melihat hasil pengujian normalitas dapat dilihat nilai sig.
pada output tabel tests of normality, apabila sampel yang digunakan lebih
dari 50 maka digunakan tes kolmogorov-smirnov, sedangkan apabila
sampel yang digunakan kurang dari 50 maka digunakan tes shapiro-wilk.
Dalam kasus ini, sampel yang digunakan sebanyak 74, maka untuk
menguji normalitas digunakan nilai sig. pada kolom Kolmogorov-smirnov.
Gambar 3.16 Output SPSS Tests of Normality
Dari output pada Gambar 3.16, maka dapat dilakukan pengujian
hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis :
H0 : Residual berdistribusi normal
H1 : Residual tidak berdistribusi normal
Tingkat Signifikan si = 𝛼 = 0,05 (5%)
Statistik Uji :
Dari Gambar 3.16 di atas didapat nilai Sig.(2-tailed) sebesar
0,200.
Daerah Kritis :
Dalam kasus ini Sig. tersebut dibandingkan dengan alpha.
H0 ditolak jika P-value (Sig.2tailed) ≤ α
Keputusan :
Berdasarkan Gambar 3.16 diatas, Sig.(2-tailed) ≥ α maka gagal
tolak Ho.
22
Kesimpulan :
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% data yang ada
gagal menolak H0 (nilai Sig > α) yang berarti residual
berdistribusi bahwa normal.
3.4.2 Uji Autokorelasi
Data yang digunakan untuk mengestimasi model regresi
linier merupakan data time series maka diperlukan adanya uji asumsi
terbebas dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi, dapat dilihat pada tabel
Model Summaryb kolom terakhir.
Gambar 3.16 Tabel Model Summaryb
Nilai Durbin-Watson yang tertera pada output SPSS disebut
dengan DW hitung. Angka ini akan dibandingkan dengan kriteria
penerimaan atau penolakan yang akan dibuat dengan nilai dL dan dU
ditentukan berdasarkan jumlah variabel bebas dalam model regresi (k)
dan jumlah sampelnya (n). Nilai dL dan dU dapat dilihat pada Tabel DW
dengan tingkat signifikansi (error) 5% (α = 0,05).
Jumlah variabel bebas (k) = 4
Jumlah sampel : n = 74
Tabel Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai dL = 1,5112 dan
nilai dU = 1,7383 . Nilai Dw tersebut berkisar antara 0 sampai 4 dengan
nilai kurang dari 2 merupakan indikasi adanya autokorelasi positif
sedangkan nilai lebih dari 2 sebagai indikasi autokorelasi negatif.
Pengujian Hipotesis :
Hipotesis :
H0 : Tidak terdapat autokorelasi dalam model
H1 : Terdapat autokorelasi dalam model
23
Tingkat signifikansi= Alpha = 5%
Statistik Uji :
Dari Gambar 3.13 di atas didapat nilai DW hitung sebesar 2,327.
dL = 1,5112
dU = 1,7383
Daerah Kritis :
0 < dw < dL
4dL < d w< 4dU
dU<dw<4-dU
Keputusan :
Nilai dU 1,7383 < DW 2,327 < 2,617 (4-dU) yaitu terima H0
artinya berada pada daerah tidak ada autokorelasi.
Kesimpulan :
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier
tidak terjadi autokorelasi.
3.4.3 Uji Homoskedastisitas
Pengujian homoskedastisitas dilakukan dengan membuat
Scatterplot (alur sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari variabel
terikat yang telah distandarisasi. Hasil uji homoskedastisitas dapat dilihat
pada gambar Scatterplot, seperti pada Gambar 3.17 di bawah ini:
Gambar 3.17 Scatterplot Regression Standardized Residual dan Predicted
Dari Gambar 3.17di atas terlihat bahwa sebaran titik tidak
24
Tolak H0
Gagal Tolak H0
membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas.
Asumsi klasik tentang heteroskedastisitas dalam model ini terpenuhi, yaitu
terbebas dari heteroskedastisitas. Apabila ingin menguji dengan hipotesis
maka lihat pada tabel seperti Gambar 3.17 dibawah ini :
Gambar 3.17 Tabel One sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pengujian Hipotesis :
Hipotesis :
H0 : Tidak terdapat heteroskedastisitas.
H1 : Terdapat heteroskedastisitas.
Alpha = 5%
Statistik Uji :
Dari Gambar 3.17 di atas didapat nilai Asymp.sig sebesar 0,200
≥ 𝛼 0,05.
Daerah Kritis :
Dalam kasus ini Asymp.sig model tersebut dibandingkan dengan
taraf nyata. H0 ditolak jika Asymp.sig (Sig.2tailed) ≤ α
Keputusan :
Gagal Tolak H0 karena Asymp.sig (Sig.2tailed) ≥α
Kesimpulan :
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
atau dengan kata lain terjadi homoskedostisitas.
3.4.4 Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel
Coefficientsa
dua kolom terakhir.
25
Gambar 3.18 Output Tabel Coefficients
Nilai VIF (variance inflation factor) yaitu 1,010, sedangkan Tolerance-
nya 10. Nilai VIF ini menggambarkan kenaikan varians dari dugaan
parameter antar peubah penjelas. Dari output pada Gambar 3.18 dapat
dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut :
Pengujian Hipotesis :
Hipotesis :
H0 : βi = 0 (i=0,3,4....10) (Tidak terjadi multikolinearitas)
H1 : β0 ≠ 0 (i=0,3,4....10) (Terjadi multikolinearitas)
Daerah Kritis :
Tollerance > 0,1 (Gagal tolak H0)
VIF < 10 (Gagal tolak H0)
Statistik Uji :
Tabel 3.2 Tabel Statistik Uji Multikolinearitas
Variabel Tollerance VIF
lama bekerja 0,764 1,309
Usia Pekerja 0,713 1,403
Dummy 1 0,249 4,024
Dummy 2 0,204 4,896
Dummy 3 0,159 6,285
Dummy 4 0,269 3,716
Dummy 5 0,179 5,599
Dummy 6 0,172 5,829
26
Keputusan :
Tabel 3.3 Keputusan Nilai Tollerance
Variabel Tollerance Keputusan
lama bekerja 0,764 > 0,1 Gagal Tolak H0
Usia Pekerja 0,713 > 0,1 Gagal Tolak H0
Dummy 1 0,249 > 0,1 Gagal Tolak H0
Dummy 2 0,204 > 0,1 Gagal Tolak H0
Dummy 3 0,159 > 0,1 Gagal Tolak H0
Dummy 4 0,269 > 0,1 Gagal Tolak H0
Dummy 5 0,179 > 0,1 Gagal Tolak H0
Dummy 6 0,172 > 0,1 Gagal Tolak H0
Tabel 3.4 Keputusan Nilai VIF
Variabel VIF Keputusan
lama bekerja 1,309 < 10 Gagal Tolak H0
Usia Pekerja 1,403 < 10 Gagal Tolak H0
Dummy 1 4,024 < 10 Gagal Tolak H0
Dummy 2 4,896 < 10 Gagal Tolak H0
Dummy 3 6,285 < 10 Gagal Tolak H0
Dummy 4 3,716 < 10 Gagal Tolak H0
Dummy 5 5,599 < 10 Gagal Tolak H0
Dummy 6 5,829 < 10 Gagal Tolak H0
Kesimpulan :
Hasil pengujian hipotesis data yang ada gagal menolak H0 yang berarti
tidak terjadi multikolinearitas atau dalam model regresi linear berganda
tidak terdapat korelasi antar variabel independen (lama bekerja, usia
pekerja, bidang pemasaran, bidang humas, bidang accounting, bidang
kredit, bidang personalia, pendidikan D3, pendidikan S1 dan pendidikan
S2) .
27
3.5 Penentuan Model Terbaik
Gambar 3.19 Output Tabel Coefficients
Pada perhitungan regresi, praktikkan menggunakan metode enter sehingga
pada Gambar 3.19 dapat langsung diketahui yang mana merupakan model
terbaik. Variabel yang signifikan adalah lama bekerja, usia pekerja dan beberapa
variabel dummy diantaranya dummy 1, dummy 2, dummy 3, dummy 4, dummy 5
dan dummy 6.
Adapun koefisien pada persamaan regresi dapat dilihat pada kolom B.
Sehingga persamaan regresi linear berganda dengan variabel dummy dapat
dituliskan :
Maka diperoleh :
28
Gaji = β0 + β3(Lama Bekerja) + β4(Usia) + β5(dummy bidang pekerjaan 1) +
β6(dummy bidang pekerjaan 2) + β7(dummy bidang pekerjaan 3) +
β8(dummy bidang pekerjaan 4) + β9(dummy tingkat pendidikan 1) +
β10(dummy tingkat pendidikan2) + 𝜀
Gaji = -218,778+ 27,886(Lama Bekerja) + 22,391(Usia) - 238,004(dummy
bidang pekerjaan 1) – 420,289(dummy bidang pekerjaan 2) – 272,489
β7(dummy bidang pekerjaan 3) – 294,582(dummy bidang pekerjaan 4) +
303,755(dummy tingkat pendidikan 1) + 402,334 (dummy tingkat
pendidikan2) + 𝜀
3.6 Intrepetasi Model dan Peramalan
Koefisien regresi lama bekerja bernilai positif artinya jika semakin
lama bekerja semakin besar maka nilai gajinya akan semakin tinggi. Setiap
bertambah lama bekerja sebanyak 1( tahun) akan menambahkan nilai gaji
sebesar 27,866.
Koefisien regresi usia bernilai positif artinya jika usia semakin
banyak maka nilai gajinya akan semakin tinggi. Setiap bertambah usia
sebanyak 1( tahun) akan menambahkan nilai gaji sebesar 22,391.
Dari persamaan regresi yang didapat, praktikkan diminta untuk
membuat suatu peralaman untuk Y (Gaji) dengan memasukkan suatu nilai X3
untuk lama bekerja dan X4 untuk Usia pekerja ke dalam persamaan tersebut.
Dari persamaan diatas, maka dapat diperkiraan besarnya gaji yang harus
dibayarkan oleh perusahaan apabila terdapat seorang karyawan, bekerja pada
bidang pemasaran, dengan jabatan sekretaris divisi, tingkat pendidikan S1, usia 35
tahun, nilai kerja 5 dengan perhitungan sebagai berikut :
Misalkan X3= 5 dan X4=35 maka,
𝑦̂ = -218,778+ 27,886(Lama Bekerja) + 22,391(Usia) - 238,004(dummy
bidang pekerjaan 1) – 420,289(dummy bidang pekerjaan 2) – 272,489
(dummy bidang pekerjaan 3) – 294,582(dummy bidang pekerjaan 4) +
303,755(dummy tingkat pendidikan 1) + 402,334 (dummy tingkat
pendidikan2) + 𝜀
𝐺𝑎𝑗𝑖 = -218,778+ 27,886(5) + 22,391(35) - 238,004 – 420,289(0) – 272,489
β7(0) – 294,582(0) + 303,755+ 402,334 (0)
𝐺𝑎𝑗𝑖 = 770,088
Gaji = -218,778+ 27,886(Lama Bekerja) + 22,391(Usia) - 238,004(dummy
bidang pekerjaan 1) – 420,289(dummy bidang pekerjaan 2) – 272,489
β7(dummy bidang pekerjaan 3) – 294,582(dummy bidang pekerjaan 4) +
303,755(dummy tingkat pendidikan 1) + 402,334 (dummy tingkat
pendidikan2) + 𝜀
29
Dari persamaan diatas dapat diperkirakan apabila seorang karyawan,
bekerja pada bidang pemasaran, dengan jabatan sekretaris divisi, tingkat
pendidikan S1, usia 35 tahun, lama kerja 5 maka mendapat gaji sebesar
770,088.
30
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, praktikan dapat menarik
kesimpulan bahwa :
1. Setiap perubahan yang terjadi pada X3 (lama bekerja) maka akan diikuti
dengan perubahan Y (Gaji) karena hubungannya linear.
2. Semakin lama bekerja semakin besar maka nilai gajinya akan semakin
tinggi. Setiap bertambah lama bekerja sebanyak 1( tahun) akan
menambahkan nilai gaji sebesar 27,866.
3. Semakin banyak maka nilai gajinya akan semakin tinggi. Setiap bertambah
usia sebanyak 1( tahun) akan menambahkan nilai gaji sebesar 22,391.
4. Berdasarkan uji overall model regresi linear yang diestimasi dapat atau
layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh lama bekerja, usia pekerja
dan keenam variabel dummy terhadap Gaji.
5. Kemampuan model dalam menjelaskan variabel Y (Gaji) oleh variabel X
(lama bekerja usia) dan oleh variabel dummy adalah sebesar 64,5%
sedangkan sisanya 35,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor lain.
6. Persamaan regresi yang didapat yaitu :
𝑦̂̂ =-218,778+ 27,886(Lama Bekerja) + 22,391(Usia) - 238,004(dummy bidang
pekerjaan 1) – 420,289(dummy bidang pekerjaan 2) – 272,489 (dummy bidang
pekerjaan 3) – 294,582(dummy bidang pekerjaan 4) + 303,755(dummy tingkat
pendidikan 1) + 402,334 (dummy tingkat pendidikan2) + 𝜀
7. Apabila seorang karyawan, bekerja pada bidang pemasaran, dengan
jabatan sekretaris divisi, tingkat pendidikan S1, usia 35 tahun, lama kerja 5
maka mendapat gaji sebesar 770,088.
31

More Related Content

What's hot

Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresi
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresiSoal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresi
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresiVivin Dolpin
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALArning Susilawati
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksNila Aulia
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasMaya Umami
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Nur Sandy
 
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingBAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingCabii
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikEman Mendrofa
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiRosmaiyadi Snt
 
STATISTIKA-Pengujian hipotesis
STATISTIKA-Pengujian hipotesisSTATISTIKA-Pengujian hipotesis
STATISTIKA-Pengujian hipotesisYousuf Kurniawan
 
Uji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasikUji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasikIpma Zukemi
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan intervalhartantoahock
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiSiti Zuariyah
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rataRatih Ramadhani
 
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyMakalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyAgung Handoko
 

What's hot (20)

Tabel uji-wilcoxon
Tabel uji-wilcoxonTabel uji-wilcoxon
Tabel uji-wilcoxon
 
Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10
 
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresi
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresiSoal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresi
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresi
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
 
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingBAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
 
Akt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitasAkt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitas
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
STATISTIKA-Pengujian hipotesis
STATISTIKA-Pengujian hipotesisSTATISTIKA-Pengujian hipotesis
STATISTIKA-Pengujian hipotesis
 
Uji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasikUji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasik
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan interval
 
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rata
 
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyMakalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
 

Similar to Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel Dummy

Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi SederhanaLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi SederhanaShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi LogistikLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi LogistikShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non LinearLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non LinearShofura Kamal
 
Modul spss-statistik-2013
Modul spss-statistik-2013Modul spss-statistik-2013
Modul spss-statistik-2013Viryano Xls
 
HASIL PERHITUNGAN DAN OUTPUT SPSS.docx
HASIL PERHITUNGAN DAN OUTPUT SPSS.docxHASIL PERHITUNGAN DAN OUTPUT SPSS.docx
HASIL PERHITUNGAN DAN OUTPUT SPSS.docxGazaliGazali6
 
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSS
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSSLaporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSS
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSSShofura Kamal
 
Modul spss non par utk psikologi
Modul spss non par utk psikologiModul spss non par utk psikologi
Modul spss non par utk psikologiSMA UNGGUL SIGLI
 
Isi laporan 1 ro
Isi laporan 1 roIsi laporan 1 ro
Isi laporan 1 roNurul Imani
 
Materi_SPSS.ppt
Materi_SPSS.pptMateri_SPSS.ppt
Materi_SPSS.pptSetrireski
 
5. regersi linear berganda, hpz new
5. regersi linear berganda, hpz new5. regersi linear berganda, hpz new
5. regersi linear berganda, hpz newHapzi Ali
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsOpissen Yudisyus
 
Laporan1 bab i fungsi tujuan
Laporan1 bab i fungsi tujuanLaporan1 bab i fungsi tujuan
Laporan1 bab i fungsi tujuanPurwanti Rahayu
 

Similar to Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel Dummy (20)

Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi SederhanaLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi LogistikLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non LinearLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
 
Modul spss-statistik-2013
Modul spss-statistik-2013Modul spss-statistik-2013
Modul spss-statistik-2013
 
HASIL PERHITUNGAN DAN OUTPUT SPSS.docx
HASIL PERHITUNGAN DAN OUTPUT SPSS.docxHASIL PERHITUNGAN DAN OUTPUT SPSS.docx
HASIL PERHITUNGAN DAN OUTPUT SPSS.docx
 
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSS
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSSLaporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSS
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSS
 
Modul spss non par utk psikologi
Modul spss non par utk psikologiModul spss non par utk psikologi
Modul spss non par utk psikologi
 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
 
Isi laporan 1 ro
Isi laporan 1 roIsi laporan 1 ro
Isi laporan 1 ro
 
Materi_SPSS.ppt
Materi_SPSS.pptMateri_SPSS.ppt
Materi_SPSS.ppt
 
Lap1
Lap1Lap1
Lap1
 
E-views
E-viewsE-views
E-views
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
Deteksi autokorelasi
Deteksi autokorelasi Deteksi autokorelasi
Deteksi autokorelasi
 
5. regersi linear berganda, hpz new
5. regersi linear berganda, hpz new5. regersi linear berganda, hpz new
5. regersi linear berganda, hpz new
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
 
3961236.ppt
3961236.ppt3961236.ppt
3961236.ppt
 
Analisis Regresi Liniear Sederhana
Analisis Regresi Liniear SederhanaAnalisis Regresi Liniear Sederhana
Analisis Regresi Liniear Sederhana
 
Deteksi autokorelasi
Deteksi autokorelasiDeteksi autokorelasi
Deteksi autokorelasi
 
Laporan1 bab i fungsi tujuan
Laporan1 bab i fungsi tujuanLaporan1 bab i fungsi tujuan
Laporan1 bab i fungsi tujuan
 

More from Shofura Kamal

Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Microsoft Excel
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Microsoft ExcelLaporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Microsoft Excel
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Microsoft ExcelShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul VI-Membuat Website
Laporan Praktikum Basis Data Modul VI-Membuat WebsiteLaporan Praktikum Basis Data Modul VI-Membuat Website
Laporan Praktikum Basis Data Modul VI-Membuat WebsiteShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul IV-Membuat Database Pada PHPMYADMIN
Laporan Praktikum Basis Data Modul IV-Membuat Database Pada PHPMYADMINLaporan Praktikum Basis Data Modul IV-Membuat Database Pada PHPMYADMIN
Laporan Praktikum Basis Data Modul IV-Membuat Database Pada PHPMYADMINShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul III-Manipulasi Data
Laporan Praktikum Basis Data Modul III-Manipulasi DataLaporan Praktikum Basis Data Modul III-Manipulasi Data
Laporan Praktikum Basis Data Modul III-Manipulasi DataShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul II-Primary Key
Laporan Praktikum Basis Data Modul II-Primary KeyLaporan Praktikum Basis Data Modul II-Primary Key
Laporan Praktikum Basis Data Modul II-Primary KeyShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQL
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQLLaporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQL
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQLShofura Kamal
 
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis DataLaporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis DataShofura Kamal
 
Presentasi Pembuatan Website E-Commerce
Presentasi Pembuatan Website E-CommercePresentasi Pembuatan Website E-Commerce
Presentasi Pembuatan Website E-CommerceShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul VI-GUI
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul VI-GUILaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul VI-GUI
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul VI-GUIShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul V-Menghitung Median
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul V-Menghitung MedianLaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul V-Menghitung Median
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul V-Menghitung MedianShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel Berindex
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel BerindexLaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel Berindex
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel BerindexShofura Kamal
 
Laporan Praktikum ALPRO-Berhitung Rumus Statistika
Laporan Praktikum ALPRO-Berhitung Rumus StatistikaLaporan Praktikum ALPRO-Berhitung Rumus Statistika
Laporan Praktikum ALPRO-Berhitung Rumus StatistikaShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul II
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IILaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul II
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IIShofura Kamal
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul I
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul ILaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul I
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IShofura Kamal
 

More from Shofura Kamal (14)

Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Microsoft Excel
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Microsoft ExcelLaporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Microsoft Excel
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Microsoft Excel
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul VI-Membuat Website
Laporan Praktikum Basis Data Modul VI-Membuat WebsiteLaporan Praktikum Basis Data Modul VI-Membuat Website
Laporan Praktikum Basis Data Modul VI-Membuat Website
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul IV-Membuat Database Pada PHPMYADMIN
Laporan Praktikum Basis Data Modul IV-Membuat Database Pada PHPMYADMINLaporan Praktikum Basis Data Modul IV-Membuat Database Pada PHPMYADMIN
Laporan Praktikum Basis Data Modul IV-Membuat Database Pada PHPMYADMIN
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul III-Manipulasi Data
Laporan Praktikum Basis Data Modul III-Manipulasi DataLaporan Praktikum Basis Data Modul III-Manipulasi Data
Laporan Praktikum Basis Data Modul III-Manipulasi Data
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul II-Primary Key
Laporan Praktikum Basis Data Modul II-Primary KeyLaporan Praktikum Basis Data Modul II-Primary Key
Laporan Praktikum Basis Data Modul II-Primary Key
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQL
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQLLaporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQL
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQL
 
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis DataLaporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
 
Presentasi Pembuatan Website E-Commerce
Presentasi Pembuatan Website E-CommercePresentasi Pembuatan Website E-Commerce
Presentasi Pembuatan Website E-Commerce
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul VI-GUI
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul VI-GUILaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul VI-GUI
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul VI-GUI
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul V-Menghitung Median
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul V-Menghitung MedianLaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul V-Menghitung Median
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul V-Menghitung Median
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel Berindex
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel BerindexLaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel Berindex
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel Berindex
 
Laporan Praktikum ALPRO-Berhitung Rumus Statistika
Laporan Praktikum ALPRO-Berhitung Rumus StatistikaLaporan Praktikum ALPRO-Berhitung Rumus Statistika
Laporan Praktikum ALPRO-Berhitung Rumus Statistika
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul II
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IILaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul II
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul II
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul I
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul ILaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul I
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul I
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel Dummy

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Variabel Dummy Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk mengkuantitatifkan variabel yang bersifat kualitatif (misal: jenis kelamin, ras, agama, perubahan kebijakan pemerintah, perbedaan situasi dan lain- lain). Variabel dummy merupakan variabel yang bersifat kategorikal yang diduga mempunyai pengaruh terhadap variabel yang bersifat kontinue. Variabel dummy sering juga disebut variabel boneka, binary, kategorik atau dikotom. Variabel dummy hanya mempunyai 2 (dua) nilai yaitu 1 dan nilai 0, serta diberi simbol D. Dummy memiliki nilai 1 (D=1) untuk salah satu kategori dan nol (D=0) untuk kategori yang lain. D = 1 untuk suatu kategori (laki- laki, kulit putih, sarjana dan sebagainya). D = 0 untuk kategori yang lain (perempuan, kulit berwarna, non-sarjana dan sebagainya). Nilai 0 biasanya menunjukkan kelompok yang tidak mendapat sebuah perlakuan dan 1 menunjukkan kelompok yang mendapat perlakuan. Dalam regresi berganda, aplikasinya bisa berupa perbedaan jenis kelamin (1 = laki- laki, 0 = perempuan), ras (1 = kulit putih, 0 = kulit berwarna), pendidikan (1 = sarjana, 0 = non-sarjana). 1.2 Model Matematika Regresi Berganda dengan Variabel Dummy Variabel dummy digunakan sebagai upaya untuk melihat bagaimana klasifikasi-klasifikasi dalam sampel berpengaruh terhadap parameter pendugaan. Variabel dummy juga mencoba membuat kuantifikasi dari variabel kualitatif. 1. Y = a + bX + c D1 (Model Dummy Intersep) 2. Y = a + bX + c (D1X) (Model Dummy Slope) 1
  • 2. 3. Y = a + bX + c (D1X) + d D1 (Kombinasi) 1.3. Tahapan Analisis Regresi Linear Berganda 1. Menentukan variabel X dan variabel Y. 2. Membuat variabel dummy. 3. Analisis Deskriptif. 4. Uji Linearitas. 5. Analisis Regresi. 1) Uji Overall. 2) Uji Parsial. 3) R dan R2. 6. Uji Asumsi 1) Uji Normalitas 2) Uji Autokorelasi 3) Uji Homoskedastisitas 4) Uji Multikolinearitas 7. Penentuan model terbaik 8. Peramalan dan Interpretasi model 1.4 Pemanfaatan Regresi Berganda dengan Variabel Dummy Tujuan menggunakan regresi berganda dummy adalah memprediksi besarnya nilai variabel tergantung/dependent atas dasar satu atau lebih variabel bebas/independent, di mana satu atau lebih variabel bebas yang digunakan bersifat dummy. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk membuat kategori data yang bersifat kualitatif (data kualitatif tidak memiliki satuan ukur), agar data kualitatif dapat digunakan dalam analisa regresi maka harus lebih dahulu di transformasikan ke dalam bentuk Kuantitatif. Persamaan model yang terdiri dari Variabel Dependentnya Kuantitatif dan variabel Independentnya skala campuran : kualitatif dan kuantitatif, maka persamaan tersebut disebut persamaan regresi berganda Dummy. 2
  • 3. BAB II DESKRIPSI KERJA Pada bab ini, praktikan akan menunjukkan langkah-langkah yang dikerjakan untuk menyelesaikan kasus yang ada. Persoalan yang dibahas pada praktikum kali ini adalah melakukan analisa regresi linear berganda dengan variabel dummy untuk melihat ada tidaknya pengaruh bidang pekerjaan, tingkat pendidikan, lama bekerja dan usia terhadap gaji yang diterimanya dan menjelaskan proses perhitungannya dengan menggunakan software SPSS. Adapun langkah-langkah yang dikerjakan untuk menyelesaikan kasus diatas adalah sebagai berikut : 1. Sebelum memulai di spss buatlah variabel dummy terlebih dahulu di lembar sheet Ms. Excel pada data yang telah disiapkan seperti Gambar 2.1 dibawah. Proses pembuatan variabel dummynya akan dijelaskan di bab beikutnya. Gambar 2.1. Data Excel 2. Buka software SPSS yang telah diinstal di komputer dan siapkan lembar kerja SPSS nya. 3. Masukkan nama, tipe, lebar, banyak desimal dan label pada lembar kerja variabel view seperti pada Gambar 2.2 berikut : Gambar 2.2. Memasukkan informasi pada variabel view 3
  • 4. 4. Pilih File > Open > Data dan pili tipe file excel, kemudian klik file data_dummy.xls seperti Gambar 2.3 berikut : Gamba 2.3 Memilih Data File Excel 5. Maka akan mucul tampilan seperti Gambar 2.4 berikut lalu klik Ok : Gamba 2.4 Membuka File Data Dummy 6. Di SPSS data editor akan muncul data seperti pada Gambar 2.5 berikut : Gambar 2.5. Memasukkan Data pada lembar kerja Data View 7. Selanjutnya akan dilakukan uji linearitas pada data di atas, maka lakukan dengan cara mengklik menu Graph Legacy Dialogs  Scatter/Dot kemudian pilih Simple Scatter seperti pada Gambar 2.6 seperti berikut : Gambar 2.6 Uji Linearitas dengan Scatterplot 4
  • 5. 8. Klik Define kemudian masukkan variabel Y (Gaji) ke kolom Y Axis dan variabel X1 ( Bidang Pekerjaan) ke kolom X Axis lalu klik OK seperti Gambar 2.7 berikut : Gambar 2.7. Memasukkan Variabel Y Axis Dan X1 Axis 9. Karena jumlah variabel independentnya ada empat yaitu X1(Bidang), X2(Pendidikan), X3(Bekerja) dan X4 (Usia) maka untuk uji linearitasnya dilakukan empat kali oleh karena itu ulangi langkah nomor 8. 10. Klik Define kemudian masukkan variabel Y (Gaji) ke kolom Y Axis dan variabel X2 ( Tingkat Pendidikan) ke kolom X Axis lalu klik OK seperti Gambar 2.8 berikut : Gambar 2.8. Memasukkan Variabel Y Axis Dan X2 Axis 11. Klik Define kemudian masukkan variabel Y (Gaji) ke kolom Y Axis dan variabel X3 ( Lama Bekerja) ke kolom X Axis lalu klik OK seperti Gambar 2.9 berikut : Gambar 2.9. Memasukkan Variabel Y Axis Dan X3 Axis 12. Klik Define kemudian masukkan variabel Y (Gaji) ke kolom Y Axis dan variabel X4 ( Usia) ke kolom X Axis lalu klik OK seperti Gambar 2.10 berikut : 5
  • 6. Gambar 2.10. Memasukkan Variabel Y Axis Dan X4 Axis 13. Setelah melakukan langkah diatas, akan terbuka windows baru berupa output Scatterplot yang akan dijelaskan di bab berikutnya. 14. Praktikkan akan melakukan analisis regresi linear pada data di atas, maka lakukan dengan cara mengklik menu Analyze  Regression  Linear seperti pada Gambar 2.11 maka akan muncul Gambar 2.12 seperti berikut : Gambar 2.11. Tahapan Analisis Regresi Linear Gambar 2.12 Tampilan Kotak Linear Regression 15. Masukkan variabel Gaji (Y) ke kolom Dependent. Kemudian masukkan variabel Lama Bekerja (X3, Usia (X4) dan Dummy 1 hingga Dummy 6 ke kolom Independent(s). Variabel X1 dan X2 tidak dimasukkan e kolom independent(s) karena merupakan variabel yang bersifat kategorik atau merupakan variabel boneka (dummy) seperti pada Gambar 2.13 berikut : 6
  • 7. Gambar 2.13. Memasukan Variabel Dependent Dan Independent 16. Pilih submenu Statistics, tandai Estimates, Mode Fit, Descriptive, Durbin Watson dan Collinearity diagnostics pada kotak Dialog Regression Coeficients lalu klik Continue seperti terlihat pada Gambar 2.14 berikut : Gambar 2.14. Tampilan Kotak Dialog Linear Regression Statistics 17. Pilih submenu Save, tandai Unstandardize pada Residual lalu klik Continue seperti terlihat pada Gambar 2.15 berikut : Gambar 2.15. Tampilan Kotak Dialog Linear Regression Save 18. Pilih submenu Option, tentukan taraf nyata (alpha) pada kotak Use probability of F, misalnya 0.05 (default) lalu tandai Include constant in equation seperti pada Gambar 2.16 dibawah ini : 7
  • 8. Gambar 2.16. Tampilan Kotak Dialog Linear Regression Option 19. Setelah melakukan langkah-langkah diatas, akan terbuka windows baru berupa output regression yang akan dijelaskan di bab berikutnya. 20. Langkah selanjutnya, praktikkan akan melakukan uji asumsi dengan cara klik Analyze > Regression > Linear sehingga muncul kotak dialog Linear Regression. Kemudian masukkan variabel Lama Bekerja (X3, Usia (X4) dan Dummy 1 hingga Dummy 6 ke kolom Independent(s). Variabel X1 dan X2 tidak dimasukkan e kolom independent(s) karena merupakan variabel yang bersifat kategorik atau merupakan variabel boneka (dummy) dibawah pada Gambar 2.17 berikut : Gambar 2.17. Memasukan Variabel Dependent Dan Independent 21. Untuk melihat nilai autokorelasi lakukan uji Durbin Watson dan lakukan uji Collinearity Diagnostics untuk melihat asumsi multikollinearitas yang kedua uji tersebut telah dilakukan pada langkah ke 16. Gambar 2.18. Menandai Durbin Watson 8
  • 9. 22. Untuk selanjutnya klik Plots dan tandai Histogram dan Normal probability plot pada Standardize Residual Plot. Kemudian masukkan variabel SRESID ke dalam kotak Y dan ZPRED ke dalam kotak X untuk melihat asumsi homoskedastisitass kemudian klik Continue seperti pada Gambar 2.19 berikut : Gambar 2.19. Tahapan Melihat Asumsi Homoskedastisitas 23. Abaikan Save dan klik Ok. 24. Selanjutnya akan terbuka windows baru yang berisi output uji asumsi SPSS. 25. Langkah selanjutnya, untuk melakukan uji normalitas klik Analyze > Nonparametric Test > Legacy Dialogs > 1-Sample K-S > seperti Gambar 2.20 masukkan Unstandardize Residual ke dalam kotak Test Variable List seperti Gambar 2.21 berikut kemudian klik OK : Gambar 2.20 Tahapan Uji Normalitas Gambar 2.21 Memasukkan Unstandardize ke dalam kotak Test Variable List 9
  • 10. 26. Maka akan terbuka windows baru yang berisi output uji normal SPSS. 27. Langkah selanjutnya, praktikkan akan melakukan uji homoskedastisitas yaitu klik Transform > Compute Variable seperti Gambar 2.22 berikut : Gambar 2.22 Tahapan Kehomogenan Ragam 28. Klik All pada kolom Function Group dan double klik Abs pada kolom Function and Special Variables lalu masukkan Unstandardized Residual ke dalam Numeric Expression seperti pada Gambar 2.23 berikut : Gambar 2.23 Tahapan Kehomogenan Ragam 29. Ketikkan pada kolom Target variable “abs_res” kemudian klik OK seperti Gambar 2.24 berikut : Gambar 2.24 Tahapan Kehomogenan Ragam 30. Klik Analyze regression linear dan ganti dependentnya dengan “abs_res”. 31. Maka akan terbuka windows baru yang berisi output SPSS. 10
  • 11. BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini praktikan akan menjelaskan hasil output dari analisis regresi berganda dengan variabel dummy menggunakan software SPSS untuk memprediksi besarnya nilai variabel tergantung/dependen atas dasar satu atau lebih variabel bebas/independen, di mana satu atau lebih variabel bebas yang digunakan bersifat dummy. Pada kasus ini, praktikan akan mencari pemodelan regresi dan melakukan pengujian asumsi serta menghitung perkiraan gaji yang diterima karyawan atas dasar variabel lama bekerja, usia dan variabel dummy yang meliputi beberapa kategori didalam variabel bidang pekerjaan dan tingkat pendidikan. 3.1 Identifikasi X dan Y Variabel dependen : Y= Gaji Variabel Independen : X1 =Bidang Pekerjaan X2 =Tingkat Pendidikan X3 =Lama Bekerja X4 =Usia Persamaan model regresi linier berganda biasa: Persamaan model regresi linier berganda variabel dummy: Gaji = β0 + β1(Bidang Pekerjaan) + β2(Tingkat Pendidikan) + β3(Lama Bekerja) + β4(Usia) +𝜀 Gaji = β0 + β3(Lama Bekerja) + β4(Usia) + β5(dummy bidang pekerjaan 1) + β6(dummy bidang pekerjaan 2) + β7(dummy bidang pekerjaan 3) + β8(dummy bidang pekerjaan 4) + β9(dummy tingkat pendidikan 1) + β10(dummy tingkat pendidikan2) + 𝜀 11
  • 12. 3.2 Pembuatan Variabel Dummy : Dimana bidang pekerjaan dan tingkat pendidikan merupakan data kategorik sebagai berikut : 1. Bidang pekerjaan dengan 5 kategori : 1 = Pemasaran 2 = Humas 3 = Accounting 4 = Kredit 5 = Personalia 2. Tingkat Pendidikan dengan 3 kategori : 1 = D3 2 = S1 3 = S2 Adapun prosedur pembentukan variabel dummy adalah sebagai berikut: 1.Bidang Pekerjaan: Jumlah variabel dummy yang akan dibentuk = jumlah kategorik -1. Pada kasus diatas, variabel X1 terdapat 5 kategori sehingga jumlah variabel dummy yang akan dibentuk : = 5 - 1 = 4 variabel dummy Sebelumnya telah ditentukan untuk variabel bidang pekerjaan yang menjadi variabel basisnya adalah Pemasaran artinya kategorik pemasaran akan selalu bernilai 0, maka variabel dummy yang terbentuk sebagai berikut : Dummy 1: Dummy 2 : 1 0 2 1 3 0 4 0 5 0 1 0 2 0 3 1 4 0 5 0 12
  • 13. Dummy 3: Dummy 4 : 2. Tingkat Pendidikan: Jumlah variabel dummy yang akan dibentuk = jumlah kategorik -1. Pada kasus diatas, variabel X2 terdapat 3 kategori sehingga jumlah variabel dummy yang akan dibentuk : = 3 - 1 = 2 variabel dummy Sebelumnya telah ditentukan untuk variabel tingkat pendidikan yang menjadi variabel basisnya adalah D3 artinya kategorik D3 akan selalu bernilai 0, maka variabel dummy yang terbentuk sebagai berikut : Dummy 5 : Dummy 6 : 1 0 2 1 3 0 3.3 Uji Linearitas Gambar 3.2 Output Simple Scatterplot variabel X1 dan variabel Y 1 0 2 0 3 0 4 1 5 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 1 1 0 2 0 3 1 13
  • 14. Gambar 3.2 Merupakan output dari simple scatterplot yang digunakan untuk menguji apakah kedua variabel X1 dan Y mempunyai hubungan linear secara signifikan. Uji ini merupakan prasyarat dalam analisis regresi linear. Linearitas yang dimaksud adalah sifat hubungan yang linear antara variabel, artinya setiap perubahan yang terjadi pada satu variabel akan diikuti perubahan dengan besaran yang sejajar pada variabel lainnya. Dilihat pada Gambar 3.2 sebaran titik-titik tersebut mendekati atau rapat pada satu garis lurus (diagonal) tiap-tiap kategori. Cara pengujian dengan metode grafik seperti ini memberikan interprestasi dan tentunya kesimpulan yang sangat bervariatif antar orang yang melakukan interprestasi, sehingga sangat subjektif dan dapat mengatakan hubungannya linear. Akan tetapi, apabila dilakukan uji linearitas dengan menggunakan fungsi Compare Means yaitu pilih menu Analyze > Compare Means... Berikut output yang didapat : Gambar 3.3 Uji Linearitas X1Dengan fungsi Compare Means Lihat kolom Sig. pada baris Linearity di Table Anova, jika nilainya < 0,05 maka bersifat linear, maka berdasarkan Gambar 3.3 nilai sig-nya adalah 0,872 dimana nilainya > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak memenuhi syarat linearitas artinya hubungan variabel Bidang Pekerjaan dengan variabel Harga Rumah tidak linear. X1 juga merupakan variabel dengan data kategorik. Gambar 3.4 Output Simple Scatterplot variabel X2 dan variabel Y 14
  • 15. Gambar 3.4 Merupakan output dari simple scatterplot yang digunakan untuk menguji apakah kedua variabel X2 dan Y mempunyai hubungan linear secara signifikan. Dilihat pada Gambar 3.4 karena x2 merupakan data kategorik maka sebaran titik-titik tersebut mendekati/rapat pada garis lurus (diagonal) tiap- tiap kategorik. Apabila diuji dengan fungsi Compare Means, didapatkan output Gambar 3.5 berikut : Gambar 3.5 Uji Linearitas X2 Dengan fungsi Compare Means Berdasarkan Gambar 3.5 nilai sig-nya adalah 0,018 dimana nilainya <0,05 sehingga dapat disimpulkan memenuhi syarat linearitas artinya hubungan variabel Gaji dengan variabel Tingkat Pendidikan linear artinya setiap peningkatan pendidikan maka diikuti dengan perubahan gaji. Gambar 3.6 Output Simple Scatterplot variabel X3 dan variabel Y Dilihat pada Gambar 3.6 sebaran titik-titik tersebut mendekati atau rapat pada satu garis lurus (diagonal). Apabila diuji dengan fungsi Compare Means, didapatkan output Gambar 3.7 berikut : Gambar 3.7 Uji Linearitas X3 Dengan fungsi Compare Means Berdasarkan Gambar 3.7 nilai sig-nya adalah 0,000 dimana nilainya 15
  • 16. <0,05 sehingga dapat disimpulkan memenuhi syarat linearitas artinya hubungan variabel Gaji dengan variabel Lama Bekerja linear artinya setiap peningkatan lama kerja maka diikuti dengan perubahan gaji. Gambar 3.8 Output Simple Scatterplot variabel X4 dan variabel Y Dilihat pada Gambar 3.8 sebaran titik-titik tersebut mendekati atau rapat pada satu garis lurus (diagonal). Apabila diuji dengan fungsi Compare Means, didapatkan output Gambar 3.9 berikut : Gambar 3.9 Uji Linearitas X4 Dengan fungsi Compare Means Berdasarkan Gambar 3.9 nilai sig-nya adalah 0,000 dimana nilainya <0,05 sehingga dapat disimpulkan memenuhi syarat linearitas artinya hubungan variabel Gaji dengan variabel Usia Pekerja linear. 3.4 Analisis Regresi Gambar 3.10 Output Variables Entered/Removed Gambar 3.10 diatas merupakan Output dari Variable Entered/ Removed. Tabel diatas menjelaskan mengenai variabel yang dimasukkan atau dibuang dan 16
  • 17. menginformasikan mengenai metode yang dipakai, metode yang digunakan adalah entered. 3.4.1 Uji Overall Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih populer disebut sebagai uji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti One Way Anova. Gambar 3.11 Output Tabel Anova Untuk melihat hasil analisis, pertama praktikan akan mengidentifikasi kesesuaian model dengan menggunakan uji simultan (uji overall) pada output tabel anova. Dari tabel diatas terlihat hasil F hitung sebesar 14,511 atau Sig. Sebesar 0,000. Uji F (Uji Overall) digunakan untuk menguji kelayakan model dan menguji parameter regresi secara keseluruhan. Pengujian Hipotesis : Hipotesis : Ho : 𝛽𝑖 = 0 (i=0,3,4..10) (model regresi tidak layak digunakan) H1 : 𝛽𝑖 ≠ 0 (i=0,3,4..10) (model regresi layak digunakan) Tingkat Signifikan si = 𝛼 = 0,05 (5%) Statistik Uji : Fhitung = 𝑅2/(𝑘−1) (1−𝑅2)/(𝑛−𝑘) Dari Gambar 3.11 di atas didapat nilai Fhitung sebesar 14,511 dan Sig. Sebesar 0,000. 17
  • 18. Daerah Kritis : Dalam kasus ini Sig. tersebut dibandingkan dengan alpha. H0 ditolak jika P-value (Sig.2tailed) ≤ α Keputusan : Berdasarkan Gambar 3.11 diatas, p-value ≤ α maka tolak Ho. Kesimpulan : Terima H1 yaitu model regresi layak digunakan. Artinya model regresi linear yang diestimasi sesuai dengan model. Setelah melakukan uji overall, kemudian praktikan akan mengidentifikasi variabel yang signifikan dengan menggunakan analisis uji parsial. 3.4.2 Uji Parsial Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji apakah parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk mengestimasi persamaan/model regresi linier berganda sudah merupakan parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter tersebut mampu menjelaskan perilaku variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Dalam analisis regresi pada studi kasus digunakan analisis regresi dengan metode enter pada SPSS, sehingga langsung didapatkan model regresi yang signifikan, yaitu yang memiliki nilai Sig. < 0,05. Hasil output model dapat dilihat pada tabel coefficients pada gambar berikut : Gambar 3.12 Output Tabel Coefficients Gambar 3.12 Output tabel coefficients 18
  • 19. Pengujian Hipotesis : Hipotesis : Ho : 𝛽𝑖 = 0 (i=0,3,4..10) (Koefisien regresi tidak signifikan dalam model) H1 : 𝛽𝑖 ≠ 0 (i=0,3,4..10) (Koefisien regresi signifikan dalam model) Tingkat Signifikansi = 𝛼 = 0,05 (5%) Statistik Uji : thit = 𝑟√(𝑛−2) √1−𝑟2 Daerah Kritis : Dalam kasus ini Sig. tersebut dibandingkan dengan alpha yang diperoleh. H0 ditolak jika P-value (Sig.2tailed) ≤ α atau H0 ditolak jika nilai T-hitung ≥ T-tabel Keputusan : Berdasarkan Gambar 3.13 diatas dapat dibuat tabel seperti berikut : Tabel 3.1 Tabel keputusan p-value keputusan β0 0,081 Gagal Tolak H0 β3 0,003 Tolak H0 β4 0,000 Tolak H0 β5 0,019 Tolak H0 β6 0,000 Tolak H0 β7 0,002 Tolak H0 β8 0,000 Tolak H0 β9 0,000 Tolak H0 β10 0,000 Tolak H0 Kesimpulan : Meskipun ada satu yang gagal tolak H0 maka tetap dianggap signifikan karena berasal dari satu variabel yang sama. Karena tolak H0 maka koefisien regresi signifikan dalam model. 19
  • 20. Berdasarkan uji parsial dapat diketahui bahwa variabel yang signifikan adalah lama bekerja, usia pekerja dan beberapa variabel dummy diantaranya dummy 1, dummy 2, dummy 3, dummy 4, dummy 5 dan dummy 6. 3.4.3 Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2) Gambar 3.13 Output Model Summary Gambar 3.13 diatas merupakan output untuk melihat R dan R- square. R memiliki rentang dari 0 sampai 1. Tabel diatas menjelaskan besarnya nilai korelasi/hubungan R yaitu sebesar 0,803, maka R lebih mendekati 1. Artinya eratnya hubungan antar koefisien regresi sangat kuat. Koefisien determinasi (R square) menunjukan kebaikan model, semakin besar R square semakin baik modelnya. Nilai R square berada antara 0% sampai 100%. Berdasarkan Gambar 3.13 diatas diperoleh koefisien determinasi (R square) sebesar 0,645. Artinya kemampuan model dalam menjelaskan variabel Y oleh variabel X adalah sebesar 64,5% sedangkan sisanya 35,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk di dalam model. 3.5 Uji Asumsi 3.5.1 Uji Normalitas Hasil uji normalitas dapat dilihat dari gambar histogram sisaan dan Normal P-P Plot di bawah ini. Perlu diingatkan bahwa asumsi normalitas yang dimaksud dalam asumsi klasik pendekatan OLS adalah (data) residual yang dibentuk model regresi linier terdistribusi normal, bukan variabel bebas ataupun variabel terikatnya. Kriteria sebuah (data) residual terdistribusi normal atau tidak 20
  • 21. dengan pendekatan Normal P-P Plot dapat dilakukan dengan melihat sebaran titik-titik yang ada pada gambar. Apabila sebaran titik-titik tersebut mendekati atau rapat pada garis lurus (diagonal) maka dikatakan bahwa (data) residual terdistribusi normal, namun apabila sebaran titik-titik tersebut menjauhi garis maka tidak terdistribusi normal. Gambar 3.14 Normal P-P Plot Berdasarkan Gambar 3.14 diatas sebaran titik-titik dari gambar Normal P-P Plot di atas relatif mendekati garis lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa (data) residual terdistribusi normal. Kemudian kriteria sebuah (data) residual terdistribusi normal atau tidak dengan pendekatan histogram sisaan dapat dilakukan dengan melihat bentuk plot plot yang ada pada gambar. Apabila plotnya berbentuk lonceng maka ada dugaan datanya terdistribusi normal. Gambar 3.15 Histogram Sisaan 21
  • 22. Berdasarkan Gambar 3.15 diatas plotnya berbentuk atau menyerupai lonceng sehingga dapat disimpulkan bahwa (data) residual terdistribusi normal. Untuk melihat hasil pengujian normalitas dapat dilihat nilai sig. pada output tabel tests of normality, apabila sampel yang digunakan lebih dari 50 maka digunakan tes kolmogorov-smirnov, sedangkan apabila sampel yang digunakan kurang dari 50 maka digunakan tes shapiro-wilk. Dalam kasus ini, sampel yang digunakan sebanyak 74, maka untuk menguji normalitas digunakan nilai sig. pada kolom Kolmogorov-smirnov. Gambar 3.16 Output SPSS Tests of Normality Dari output pada Gambar 3.16, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut : Hipotesis : H0 : Residual berdistribusi normal H1 : Residual tidak berdistribusi normal Tingkat Signifikan si = 𝛼 = 0,05 (5%) Statistik Uji : Dari Gambar 3.16 di atas didapat nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,200. Daerah Kritis : Dalam kasus ini Sig. tersebut dibandingkan dengan alpha. H0 ditolak jika P-value (Sig.2tailed) ≤ α Keputusan : Berdasarkan Gambar 3.16 diatas, Sig.(2-tailed) ≥ α maka gagal tolak Ho. 22
  • 23. Kesimpulan : Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% data yang ada gagal menolak H0 (nilai Sig > α) yang berarti residual berdistribusi bahwa normal. 3.4.2 Uji Autokorelasi Data yang digunakan untuk mengestimasi model regresi linier merupakan data time series maka diperlukan adanya uji asumsi terbebas dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi, dapat dilihat pada tabel Model Summaryb kolom terakhir. Gambar 3.16 Tabel Model Summaryb Nilai Durbin-Watson yang tertera pada output SPSS disebut dengan DW hitung. Angka ini akan dibandingkan dengan kriteria penerimaan atau penolakan yang akan dibuat dengan nilai dL dan dU ditentukan berdasarkan jumlah variabel bebas dalam model regresi (k) dan jumlah sampelnya (n). Nilai dL dan dU dapat dilihat pada Tabel DW dengan tingkat signifikansi (error) 5% (α = 0,05). Jumlah variabel bebas (k) = 4 Jumlah sampel : n = 74 Tabel Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai dL = 1,5112 dan nilai dU = 1,7383 . Nilai Dw tersebut berkisar antara 0 sampai 4 dengan nilai kurang dari 2 merupakan indikasi adanya autokorelasi positif sedangkan nilai lebih dari 2 sebagai indikasi autokorelasi negatif. Pengujian Hipotesis : Hipotesis : H0 : Tidak terdapat autokorelasi dalam model H1 : Terdapat autokorelasi dalam model 23
  • 24. Tingkat signifikansi= Alpha = 5% Statistik Uji : Dari Gambar 3.13 di atas didapat nilai DW hitung sebesar 2,327. dL = 1,5112 dU = 1,7383 Daerah Kritis : 0 < dw < dL 4dL < d w< 4dU dU<dw<4-dU Keputusan : Nilai dU 1,7383 < DW 2,327 < 2,617 (4-dU) yaitu terima H0 artinya berada pada daerah tidak ada autokorelasi. Kesimpulan : Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier tidak terjadi autokorelasi. 3.4.3 Uji Homoskedastisitas Pengujian homoskedastisitas dilakukan dengan membuat Scatterplot (alur sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari variabel terikat yang telah distandarisasi. Hasil uji homoskedastisitas dapat dilihat pada gambar Scatterplot, seperti pada Gambar 3.17 di bawah ini: Gambar 3.17 Scatterplot Regression Standardized Residual dan Predicted Dari Gambar 3.17di atas terlihat bahwa sebaran titik tidak 24 Tolak H0 Gagal Tolak H0
  • 25. membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Asumsi klasik tentang heteroskedastisitas dalam model ini terpenuhi, yaitu terbebas dari heteroskedastisitas. Apabila ingin menguji dengan hipotesis maka lihat pada tabel seperti Gambar 3.17 dibawah ini : Gambar 3.17 Tabel One sample Kolmogorov-Smirnov Test Pengujian Hipotesis : Hipotesis : H0 : Tidak terdapat heteroskedastisitas. H1 : Terdapat heteroskedastisitas. Alpha = 5% Statistik Uji : Dari Gambar 3.17 di atas didapat nilai Asymp.sig sebesar 0,200 ≥ 𝛼 0,05. Daerah Kritis : Dalam kasus ini Asymp.sig model tersebut dibandingkan dengan taraf nyata. H0 ditolak jika Asymp.sig (Sig.2tailed) ≤ α Keputusan : Gagal Tolak H0 karena Asymp.sig (Sig.2tailed) ≥α Kesimpulan : Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedostisitas. 3.4.4 Uji Multikolinearitas Hasil uji multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel Coefficientsa dua kolom terakhir. 25
  • 26. Gambar 3.18 Output Tabel Coefficients Nilai VIF (variance inflation factor) yaitu 1,010, sedangkan Tolerance- nya 10. Nilai VIF ini menggambarkan kenaikan varians dari dugaan parameter antar peubah penjelas. Dari output pada Gambar 3.18 dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut : Pengujian Hipotesis : Hipotesis : H0 : βi = 0 (i=0,3,4....10) (Tidak terjadi multikolinearitas) H1 : β0 ≠ 0 (i=0,3,4....10) (Terjadi multikolinearitas) Daerah Kritis : Tollerance > 0,1 (Gagal tolak H0) VIF < 10 (Gagal tolak H0) Statistik Uji : Tabel 3.2 Tabel Statistik Uji Multikolinearitas Variabel Tollerance VIF lama bekerja 0,764 1,309 Usia Pekerja 0,713 1,403 Dummy 1 0,249 4,024 Dummy 2 0,204 4,896 Dummy 3 0,159 6,285 Dummy 4 0,269 3,716 Dummy 5 0,179 5,599 Dummy 6 0,172 5,829 26
  • 27. Keputusan : Tabel 3.3 Keputusan Nilai Tollerance Variabel Tollerance Keputusan lama bekerja 0,764 > 0,1 Gagal Tolak H0 Usia Pekerja 0,713 > 0,1 Gagal Tolak H0 Dummy 1 0,249 > 0,1 Gagal Tolak H0 Dummy 2 0,204 > 0,1 Gagal Tolak H0 Dummy 3 0,159 > 0,1 Gagal Tolak H0 Dummy 4 0,269 > 0,1 Gagal Tolak H0 Dummy 5 0,179 > 0,1 Gagal Tolak H0 Dummy 6 0,172 > 0,1 Gagal Tolak H0 Tabel 3.4 Keputusan Nilai VIF Variabel VIF Keputusan lama bekerja 1,309 < 10 Gagal Tolak H0 Usia Pekerja 1,403 < 10 Gagal Tolak H0 Dummy 1 4,024 < 10 Gagal Tolak H0 Dummy 2 4,896 < 10 Gagal Tolak H0 Dummy 3 6,285 < 10 Gagal Tolak H0 Dummy 4 3,716 < 10 Gagal Tolak H0 Dummy 5 5,599 < 10 Gagal Tolak H0 Dummy 6 5,829 < 10 Gagal Tolak H0 Kesimpulan : Hasil pengujian hipotesis data yang ada gagal menolak H0 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas atau dalam model regresi linear berganda tidak terdapat korelasi antar variabel independen (lama bekerja, usia pekerja, bidang pemasaran, bidang humas, bidang accounting, bidang kredit, bidang personalia, pendidikan D3, pendidikan S1 dan pendidikan S2) . 27
  • 28. 3.5 Penentuan Model Terbaik Gambar 3.19 Output Tabel Coefficients Pada perhitungan regresi, praktikkan menggunakan metode enter sehingga pada Gambar 3.19 dapat langsung diketahui yang mana merupakan model terbaik. Variabel yang signifikan adalah lama bekerja, usia pekerja dan beberapa variabel dummy diantaranya dummy 1, dummy 2, dummy 3, dummy 4, dummy 5 dan dummy 6. Adapun koefisien pada persamaan regresi dapat dilihat pada kolom B. Sehingga persamaan regresi linear berganda dengan variabel dummy dapat dituliskan : Maka diperoleh : 28 Gaji = β0 + β3(Lama Bekerja) + β4(Usia) + β5(dummy bidang pekerjaan 1) + β6(dummy bidang pekerjaan 2) + β7(dummy bidang pekerjaan 3) + β8(dummy bidang pekerjaan 4) + β9(dummy tingkat pendidikan 1) + β10(dummy tingkat pendidikan2) + 𝜀 Gaji = -218,778+ 27,886(Lama Bekerja) + 22,391(Usia) - 238,004(dummy bidang pekerjaan 1) – 420,289(dummy bidang pekerjaan 2) – 272,489 β7(dummy bidang pekerjaan 3) – 294,582(dummy bidang pekerjaan 4) + 303,755(dummy tingkat pendidikan 1) + 402,334 (dummy tingkat pendidikan2) + 𝜀
  • 29. 3.6 Intrepetasi Model dan Peramalan Koefisien regresi lama bekerja bernilai positif artinya jika semakin lama bekerja semakin besar maka nilai gajinya akan semakin tinggi. Setiap bertambah lama bekerja sebanyak 1( tahun) akan menambahkan nilai gaji sebesar 27,866. Koefisien regresi usia bernilai positif artinya jika usia semakin banyak maka nilai gajinya akan semakin tinggi. Setiap bertambah usia sebanyak 1( tahun) akan menambahkan nilai gaji sebesar 22,391. Dari persamaan regresi yang didapat, praktikkan diminta untuk membuat suatu peralaman untuk Y (Gaji) dengan memasukkan suatu nilai X3 untuk lama bekerja dan X4 untuk Usia pekerja ke dalam persamaan tersebut. Dari persamaan diatas, maka dapat diperkiraan besarnya gaji yang harus dibayarkan oleh perusahaan apabila terdapat seorang karyawan, bekerja pada bidang pemasaran, dengan jabatan sekretaris divisi, tingkat pendidikan S1, usia 35 tahun, nilai kerja 5 dengan perhitungan sebagai berikut : Misalkan X3= 5 dan X4=35 maka, 𝑦̂ = -218,778+ 27,886(Lama Bekerja) + 22,391(Usia) - 238,004(dummy bidang pekerjaan 1) – 420,289(dummy bidang pekerjaan 2) – 272,489 (dummy bidang pekerjaan 3) – 294,582(dummy bidang pekerjaan 4) + 303,755(dummy tingkat pendidikan 1) + 402,334 (dummy tingkat pendidikan2) + 𝜀 𝐺𝑎𝑗𝑖 = -218,778+ 27,886(5) + 22,391(35) - 238,004 – 420,289(0) – 272,489 β7(0) – 294,582(0) + 303,755+ 402,334 (0) 𝐺𝑎𝑗𝑖 = 770,088 Gaji = -218,778+ 27,886(Lama Bekerja) + 22,391(Usia) - 238,004(dummy bidang pekerjaan 1) – 420,289(dummy bidang pekerjaan 2) – 272,489 β7(dummy bidang pekerjaan 3) – 294,582(dummy bidang pekerjaan 4) + 303,755(dummy tingkat pendidikan 1) + 402,334 (dummy tingkat pendidikan2) + 𝜀 29
  • 30. Dari persamaan diatas dapat diperkirakan apabila seorang karyawan, bekerja pada bidang pemasaran, dengan jabatan sekretaris divisi, tingkat pendidikan S1, usia 35 tahun, lama kerja 5 maka mendapat gaji sebesar 770,088. 30
  • 31. BAB IV PENUTUP Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, praktikan dapat menarik kesimpulan bahwa : 1. Setiap perubahan yang terjadi pada X3 (lama bekerja) maka akan diikuti dengan perubahan Y (Gaji) karena hubungannya linear. 2. Semakin lama bekerja semakin besar maka nilai gajinya akan semakin tinggi. Setiap bertambah lama bekerja sebanyak 1( tahun) akan menambahkan nilai gaji sebesar 27,866. 3. Semakin banyak maka nilai gajinya akan semakin tinggi. Setiap bertambah usia sebanyak 1( tahun) akan menambahkan nilai gaji sebesar 22,391. 4. Berdasarkan uji overall model regresi linear yang diestimasi dapat atau layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh lama bekerja, usia pekerja dan keenam variabel dummy terhadap Gaji. 5. Kemampuan model dalam menjelaskan variabel Y (Gaji) oleh variabel X (lama bekerja usia) dan oleh variabel dummy adalah sebesar 64,5% sedangkan sisanya 35,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor lain. 6. Persamaan regresi yang didapat yaitu : 𝑦̂̂ =-218,778+ 27,886(Lama Bekerja) + 22,391(Usia) - 238,004(dummy bidang pekerjaan 1) – 420,289(dummy bidang pekerjaan 2) – 272,489 (dummy bidang pekerjaan 3) – 294,582(dummy bidang pekerjaan 4) + 303,755(dummy tingkat pendidikan 1) + 402,334 (dummy tingkat pendidikan2) + 𝜀 7. Apabila seorang karyawan, bekerja pada bidang pemasaran, dengan jabatan sekretaris divisi, tingkat pendidikan S1, usia 35 tahun, lama kerja 5 maka mendapat gaji sebesar 770,088. 31