SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
TERAPI HYPERBARIC
CHAMBER
Ruang Udara Bertekanan
Tinggi (RUBT)
A.Pendahuluan
Ruang Udara Bertekanan
Tinggi (RUBT) = Hyperbaric
Chamber adalah suatu tabung
baja, aluminium, akrilik dan
tahan tekanan lebih dari 1 ATA.
• Pengelolaan oksigenasi hiperbarik sudah
sejak abad ke-16

– Tepatnya di Inggris tahun 1662 oleh
HENSHAW: RUBT (Hyperbaric Chamber) →
pengobatan beberapa penyakit kulit dan
Rickets.
– Di Perancis Tahun 1834 → dr. Junot,
mengatakan adanya penyembuhan bermakna
pada pasien dengan penyakit kardiopulmoner
yang diobati dengan hyperbaric.
– Di Inggris Tahun 1900 → dr. John Haldane,
Berhasil menemukan tabel rekompressi dan
penyelaman sampai sekarang tabel tersebut
masih dipakai dalam pelayanan pengobatan.
– Tahun 1918, Cunningham : Terapi Hipoksia dan
infeksi anaerob.
– Tahun 1956, dr. Ite Boereina dari Belanda,
melaporkan keberhasilan suatu tindakan
pembedahan jantung paru yang dilakukan di
dalam RUBT.
– Tahun 1960, dr. Ite Boereina : Hidup tanpa Hb
dalam RUBT.
– Tahun 1961, dr W. Brummelkamp: Terapi
oksigen Hiperbaric dapat digunakan sebagai
cara lain terapi gangren dengan menghambat
infeksi anaerob pada kaki pasiennya.
– Tahun 1960, terapi hyperbaric sudah
dilakukan di Indonesia oleh TNI
angkatan laut.
– Selanjutnya dikembangkan di Tanjung
Pinang, Jakarta, Ambon, dan Lakesla
Surabaya → digunakan untuk
menangani kasus-kasus cidera
penyelaman seperti keracunan gas-gas
pernapasan dan penyakit dekompressi.
– RUBT berdasarkan kegunaannya

•
•
•

Recompression chamber
Decompression chamber
Submersible decompression
chamber
• Surface atau deck decompression
chamber.
B. Klasifikasi :
1. Pertemuan Komite Fasilitas
Kesehatan Amerika dan Asosiasi
Nasional Proteksi Kebakaran
Amerika (Kanada 1981), didukung
oleh Institut Standar Nasional
Amerika:

• RUBT Klas A – manusia
• RUBT Klas B – manusia
• RUBT Klas C – binatang / penelitian
2. Menurut US NAVY
– Tipe RUBT :
• Kering
• Basah
• Kombinasi
– Klas RUBT :
• Klas I – kering, basah, kombinasi
– manusia
• Klas II – kering, basah,
kombinasi – binatang
3.Menurut Jenis
– Large Multicompartment Chamber
:

• Lebih satu orang
• Penelitian, pengobatan Caisson,
penyelam
• Tekanan lebih 5 ATA

– Large Multicompartement
Chamber : Tekanan 2 – 4 ATA
– Portable High Pressure Multi-man
Chamber : Dapat dipindahkan
– Portable One Man High or Low
Pressure Chamber : Dekompresi
permukaan, Satu orang.

4. Menurut ukuran, Bentuk dan
Kemampuan Tekanan

– Monoplace (RUBT Tunggal)

• Akrilik (banyak), tekanan 3 ATA (maks)
• Baja, tekanan 6 ATA (maks), Satu
orang
• Keuntungan :
–
–
–
–
–
–
–
–

Privat - kasus infeksi / isolasi
Baik untuk intensif
Tanpa masker
Berbaring
Mudah mengawasi penderita
Tanpa prosedur dekompresi
Murah dan mudah ditempatkan
Operator satu orang

• Kerugian :
–
–
–

Mudah kebakaran
Tidak dapat fisioterapi
Tidak untuk penyakit dekompresi
2. Multiple atau “walk-in” Chamber
(RUBT Ganda)
– Keuntungan :

•
•
•
•
•

Beberapa penderita
Kurang resiko kebakaran
Dapat fisioterapi
Tekanan 6 ATA (maks)
Udara biasa – masker oksigen
3. TOPOX (RUBT Topikal)
–
–
–

Bentuk sederhana
Tekanan 2 ATA (maks)
Oksigen langsung di luka

4. Small Hyperbaric Chamber
– Bayi dan eksperimen
C. Komponen-komponen Pendukung
1. Badan (Hull)
a. Umumnya 2 ruang
:
• inner lock (dalam) – pengobatan
• outer lock (luar) – transfer
• masing-masing dapat ditekan
b. Medical lock
c. Pintu dilapis karet
d. Jendela permanent
e. Cat warna terang, tidak pantulkan
cahaya, mudah dibersihkan, tidak licin.
2. Perabot
1. Tempat duduk lipat
2. Penerangan
3. Tandu dorong

2. Sistem Pipa
1. Lubang masuk udara tekan, diredam
2. Lubang masuk – keluar berjauhan --- 
sirkulasi udara
3. Pembuangan (exhaust) jauh dari panel
kontrol, listrik
4. Klep ekualisasi
4. Gas Pernapasan
– Kompresor (listrik atau diesel) – difiltrasi –
bank persediaan – ke RUBT
– Okigen, oksigen cair atau nitrogen, helium –
oksigen dihubungkan dengan sistem
pernapasan
– Gas pernafasan ke klep pengatur eksternal,
ke dalam ruangan – klep pengatur internal
kemudian flow meter, masker.

e. Komunikasi
Untuk kedua ruangan dan panel kontrol
digunakan telepon atau intercom
f. Pemadam kebakaran

g.

 Faktor pencetus kebakaran :
• Sumber
• Bahan bakar
• Oksigen
 Fasilitas pemadam menggunakan air pancuran otomatis
atau manual, dengan slang atau tabung.
Instrumentasi dan pengoperasian
 Panel kontrol mudah dibaca
 Pengukuran tekanan/kedalaman di dalam dan dipanel
 Jam dinding
 Flow meter untuk mengukur kecepatan ventilasi
 Monitor suhu dan kelembaban
 Monitor elektro-diagnostik
D. Terapi RUBT
– RUBT diberi tekanan + oksigen =
Terapi Oksigen
– Hiperbarik (OHB) adalah cara
pengobatan (medik) pada penderita di
dalam RUBT dengan memberi nafas
oksigen murni (100%).
E. Efek Fisiologi
– Efek mekanik :
• tekanan tinggi hanya untuk penyakit dekompressi,
• air embolism

• distensi gas abdomen.
– Efek Terapi : terjadi peninggian tekanan parsiel oksigen
– Di permukaan
:

• Tek. Udara 1 Atm Absolut ( 1 ATA) = 760 mmHg.
• Tek. Parsiel O2 (PO2) = 20% x 760 mmHg = 150
•
•

mmHg
PO2 Alveoli 100 mmHg  penyerapan O2 dan
pertukaran CO2
PO2 sirkulasi = 90 mmHg.
– Hemoglobin :
• mengikat oksigen 97%
• 20 ml O2 per 100 ml darah = 20 vol %
• Oksigen bebas cairan plasma = 0,3 vol %
– Tekanan 1 ATA, Oksigen murni 100% :
• Hemoglobin + O2 97% menjadi 100%
• Cairan plasma : menjadi 2 Vol %
– Tekanan 2 ATA : Cairan plasma 4 vol %
– Tekanan 3 ATA : cairan plasma 6 vol % =
kebutuhan untuk metabolisme makhluk hidup.
F. Manfaat OHB di klinik
– Menormalkan jaringan hipoksia dan anoksia
– Vasokonstriksi arteri
– Meningkatkan viabilitas sel dan jaringan
– Meningkatkan kemampuan lekosit
membunuh kuman
– Neovaskularisasi dan proliferasi
– Bakteriostatik kuman aerob
– Bakterisida kuman anaerob
– Penyakit dekompresi
G. Ruang Lingkup Pelayanan
Hiperbarik di Indonesia

1. Pelayanan medik hiperbarik adalah
pengobatan oksigenasi hiperbarik
yang dilaksanakan di sarana
pelayanan kesehatan dengan
menggunakan Ruang Udara
Bertekanan Tinggi (RUBT) dan
pemberian pernapasan oksigen murni
(O2 = 100%) pada tekanan lebih dari
satu atmosfer dalam jangka waktu
tertentu.
2. Sarana pelayanan kesehatan untuk pelayanan

medik hiperbarik adalah :
– Rumah Sakit klas A, B, C, D, serta
puskesmas yang memiliki ketentuan sebagai
berikut :
• Sarana pelayanan kesehatan yang
terletak di tepi pantai yang menjadi
lintasan dan atau tempat persinggahan
kegiatan kelautan serta kegiatan
penyelaman.
• Sarana pelayanan kesehatan yang terletak
di daerah wisata penyelaman dan resor
penyelaman (dive resort).
• Sarana pelayanan kesehatan yang
merupakan jejaring pelayanan medik
hiperbarik, baik yang terdaftar untuk
menunjang kegiatan kelautan maupun
yang memiliki Kerjasama Operasional
(KSO) dengan pusat rujukan pelayanan
medik hiperbarik di wilayah tersebut.
– Kapal Rumah Sakit Hiperbarik Multifungsi,
yaitu kapal yang dilengkapi RUBT ruang
ganda, RUBT ruang tunggal untuk pemakaian
tipe rumah sakit, serta RUBT pengangkut tipe
L.
3. Penggunaan pengobatan hiperbarik terbagi

sebagai berikut :
– Sebagai pengobatan utama, yaitu untuk
penyakit-penyakit akibat penyelaman dan
kegiatan kelautan:
• Penyakit dekompresi
• Emboli udara
• Luka bakar
• Crush injury
• Keracunan gas karbon monoksida (CO)
– Sebagai pengobatan tambahan, yaitu untuk :
• Gas gangren
• Komplikasi diabetes mellitus (gangrene
diabeticum)
• Eritema nodosum
• Osteomyelitis
• Buerger’s disease
• Morbus Hansen
• Psoriasis vulgaris
• Edema serebral
• Skeleroderma
• Lupus erimatosus (SLE)
• Rheimatoid artritis
– Sebagai pengobatan pilihan lain, yaitu untuk :
• Pelayanan kesehatan dan kebugaran
• Pelayanan kesehatan olahraga
• Pasien lanjut usia (geriatri)
• Dermatologi dan kecantikan
– Sebagai penunjang diagnostik, yaitu untuk pasien rawat
inap dengan :
• Penyakit dekompresi berat dengan kelumpuhan
(parese & plegi)
• Penyakit dekompresi berat dengan pneumonia
• Penyakit dekompresi berat dengan disertai penyakit
jantung
• Penyakit dekompresi berat dengan incontinentia urine
dan hematuria.
• Untuk kasus-kasus di atas dilaksanakan rawat
bersama antara pelayanan medik hiperbarik dengan
SMF RS yang terkait.
H. Penyelenggaraan Pelayanan Medik

Hiperbarik di Indonesia
1. Standar Sarana Pelayanan Medik
Hiperbarik
Peralatan dan Sarana
Agar dapat menyelenggarakan pelayanan
medik hiperbarik yang prima, sarana
pelayanan medik hiperbarik harus memiliki
sarana, prasarana, dan peralatan yang
aman, akurat, dan handal, serta memenuhi
persyaratan desain di samping memiliki
prosedur tetap penggunaan peralatan
dengan memperhatikan keamanan dan
melakukan kendali mutu.
Peralatan
– Agar pelayanan hiperbarik dapat
terselenggara dengan baik, maka
diperlukan peralatan-peralatan utama
dan tambahan yang memadai dan
memenuhi syarat di setiap ruangan
sesuai dengan fungsinya.
Ruang Udara Bertekanan Tinggi /
RUBT (Hyperbaric Chamber)
– Ruang Udara Bertekanan Tinggi
merupakan fasilitas utama yang
dibutuhkan dalam pelayanan medik
hiperbarik. Yang terpenting dalam
mekanisme RUBT adalah adanya
tekanan, maka oksigen di dalamnya
memberikan tekanan yang lebih tinggi
dari permukaan air laut. Ukuran, bentuk,
dan kapasitas tekan di RUBT sangat
bervariasi.
• Pembagian tipe RUBT adalah sebagai berikut :
– RUBT Ruang Tunggal (Monoplace)

• Merupakan tipe RUBT yang sering digunakan.
Pasien dapat dipindahkan ke dalam RUBT
dengan oksigen yang diisi sesuai tekanan,
yaitu tidak lebih dari 3 ATA. Digunakan untuk
penanganan pasien individu, kasus infeksi,
dan perawatan intensif. Kelebihannya adalah
mudah dioperasikan, mudah untuk
ditempatkan, tidak membutuhkan masker
muka, mudah untuk mengobservasi pasien,
serta hanya membutuhkan sedikit tenaga
operator.
– RUBT Ruang Ganda (Multiplace atau
“walk-in chamber”)

• Merupakan tipe RUBT yang sering
digunakan. Pasien dapat dipindahkan ke
dalam RUBT dengan oksigen yang diisi
sesuai tekanan, yaitu tidak lebih dari 3
ATA. Digunakan untuk penanganan pasien
individu, kasus infeksi, dan perawatan
intensif. Kelebihannya adalah mudah
dioperasikan, mudah untuk ditempatkan,
tidak membutuhkan masker muka, mudah
untuk mengobservasi pasien, serta hanya
membutuhkan sedikit tenaga operator.
– RUBT Pengangkut (Mobile /
Portable)

• RUBT yang dapat dipindahkan dan
bergerak kemana saja dibutuhkan, dapat
langsung berfungsi di lokasi, bahkan di
tempat parkir Rumah Sakit. Tipe ini sangat
ideal untuk mendukung operasional militer,
dan dapat difungsikan sebagai Rumah
Sakit di medan tempur, serta dapat
digunakan untuk mendukung penelitian dan
terapi.
– RUBT untuk testing dan latihan
penyelam

• Digunakan untuk melakukan uji coba
terhadap penyelam, dimana ruangan
tersebut disimulasikan sesuai dengan
kedalaman penyelaman.

– Small hyperbaric chamber

• Digunakan untuk neonatus dan
hewan percobaan
 Pemilihan Tipe RUBT
TIPE
TEKANAN

TIPE

INDIKASI

Sampai 1,5 RUBT Ruang
ATA
Tunggal dan
RUBT Ruang
Ganda

- Iskemi serebral
- Iskemi kardiak
- Iskemi peripheral vaskuler
- Pengobatan tambahan untuk
kebugaran, kedokteran
olahraga, skin flaps, dan
trauma akustik

Sampai 2,5 Non portable
ATA
dan portable

- Gas gangren
- Luka bakar
- Crush injury pada ujung
lengan/kaki
Sampai 3 Non
ATA
portable
dan
portable

Penanganan darurat pada
penyakit dekompresi

Sampai 6 RUBT
ATA
Ruang
Ganda

- Emboli udara
- Dekompresi
Peralatan Tambahan untuk Ruang
Udara Bertekanan Tinggi

–
–
–

Masker oksigen
Respirator dan ventilator
Peralatan untuk terapi, yaitu:

• Peralatan resusitasi jantung dan paru
(RJP)
• Tabung endotrakeal
• Alat penghisap (suction)
• Peralatan infus
– Peralatan dianostik

• Alat diagnostik kedokteran
• Alat monitor transkutan oksigen
• EKG
• EEG
• Alat ukur gas darah
• Alat monitor tekanan intra kranial
– Alat neurologi, yaitu optalmoskop dan
dymanometer untuk mengukur
spastisitas.
– Alat latihan, yaitu treadmill
2. Standar Penyelenggaraan Pelayanan Medik

Hiperbarik
a. Indikasi, kontraindikasi, komplikasi dan efek samping
 Indikasi (kasus emergensi dan non emergensi)
 Penyakit dekompresi (DCS)
 Penyakit emboli udara (arterial gas
emboli/AGE)
 Keracunan gas : CO, sianida, hydrogen
disulfida
 Gas gangrene, facitis akuta nekrotikans,
refractory osteomyelitis.
 Morbus Hansen
 Penyakit jamur sistemik









Luka bakar
Ulcus dan gangrene diabeticum
Pengobatan tambahan untuk penyembuhan
pasca tindakan bedah plastic dan
rekonstruksi.
Crush Injury
Bedah Orthopedi
Sindrom kompartemen cidera oleh karena
olahraga, patah tulang “Non Union”, cangkok
tulang, osteoradionekrosis.
Penyakit vaskuler
Shock, iskemi koroner, pembedahan jantung,
penyakit buerger, penyakit raynaud.
 Penyakit neurology stroke dan pasca stroke,







multiple sklerosis, migraine, edema serebral,
multi infark, cedera spinal, abses otak,
neuropatik perifer.
Hematologi (untuk pengobatan tambahan pada
Sickle Cell Anaemia)
Bagian penyakit mata : oklusi arteri sentralis
retina
Gastro intestinal : Ileus paralitika, tukak lambung
THT : tuli mendadak (sudden deafness), menier
disease, radang telinga menahun.
Bidang paru-paru : abses paru.
 Kontra Indikasi

– Kontra indikasi mutlak
• Pneumothorax yang belum diobati
• Kehamilan
• Keganasan yang belum diberi terapi
– Kontra indikasi relatif
• Infeksi saluran nafas bagian atas
• Sinusitis kronik
• Kelainan kejang-kejang
• Emfisema
• Febris yang tidak terkontrol
• Riwayat pneumotorax spontan
• Riwayat bedah thorax
• Riwayat operasi telinga
• Lesi paru asimtomatik
 Komplikasi
Kontra indikasi mutlak
–
–
–
–

Barotrauma (telinga, sinus, paru dan gigi)
Keracunan oksigen
Temporer myopia
Kejang

 Efek samping
Beberapa pasien mengeluh :
–
–
–
–
–
–

Mual
Berkeringat
Batuk kering
Sakit dada
Kedutan (muscle twithching)
Tinitus
b. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Dalam Pelaksanaan Terapi Hiperbarik
– Untuk kasus elektif diperhitungkan jumlah pasien
minimal 6 orang
– Untuk kasus emergensi tidak diperhitungkan jumlah
minimal pasien dan pelaksanaannya 24 jam kerja
– Untuk pasien yang tabel pengobatannya/dosis terapi
hiperbariknya sama disatukan dalam satu sesi terapi.
– Kasus lama dan baru: pasien yang baru pertama kali
mengikuti terapi oksigen hiperbarik, dokter harus
mengawasi apakah dia tahan terhadap perubahan
tekanan (pressure test) serta apakah tanda-tanda
keracunan oksigen (oxygen tolerance test)
– Faktor resiko penularan penyakit
• Pemisahan masker yang dipakai
• Sterilisasi masker
• Masuk di RUBT yang lebih intensif
• Luka yang berbau tidak dicampur dengan kasus penyakit lain.
Catatan : bila terapi oksigen hiperbarik dilaksanakan dengan
RUBT ruang tunggal (kapasitas satu orang), maka poin a s/d e
tidak dipertimbangkan.

– Bagi pasien yang akan terbang sesudah pengobatan
hiperbarik, penerbangan dilakukan dalam jangka waktu
72 jam setelah pengobatan terakhir.
– Bagi pasien dengan pengobatan hiperbarik untuk
program kebugaran, penerbangan boleh dilakukan dalam
jangka waktu 4-6 jam setelah pengobatan terakhir
(selama dekompresi, pasien tetap menghisap oksigen
dan selama menunggu penerbangan penderita harus
istirahat total).
– Bagi pasien penyakit dekompresi dan
atau arterial gas emboli, diijinkan
terbang setelah pengobatan hiperbarik
dalam jangka waktu 1 sampai 2 minggu
setelah pengobatan terakhir.
– Untuk penderita yang tidak sadar, perlu
dilakukan timpanoplasti oleh dokter
spesialis THT atau dokter spesialis
kelautan dan dokter hiperbarik yang
pernah mengikuti pelatihan
timpanoplasti.
c. Jenis dan Prosedur Pelayanan
– Di Puskesmas

• Melakukan anamnesa
• Melakukan pemeriksaan fisik, dengan
•

•

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Melakukan tindakan hiperbarik pada
penderita dekompresi (DCS) maupun arterial
gas emboli (AGE) yang pasiennya sadar
dengan dekompresi di dalam air memakai O2
dengan alat selam SSBA.
Merujuk ke fasilitas pelayanan hiperbarik
yang lebih mampu jika diperlukan.
– Di Rumah Sakit Klas D dan C
• Melakukan anamnesa
• Melakukan pemeriksaan fisik, dengan
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Pada penderita dekompresi (DCS), arterial
gas emboli (AGE), dan pada penderita
dengan kasus-kasus klinis terbatas bertujuan
untuk mendeteksi komplikasi.
• Melakukan pemeriksaan lain untuk
mengetahui ada/tidaknya kontraindikasi
terapi dengan RUBT, yaitu dengan
pemeriksaan:
– Thorax foto
– Laboratorium (sesuaikan dengan kondisi
penyakit)
• Melakukan ekualisasi yaitu upaya menyamakan
•
•

tekanan antara telinga bagian tengah dengan
tekanan udara di luar.
Menandatangani surat persetujuan tindakan medis
(informed consent) dalam RUBT.
Melakukan tindakan terapi hiperbarik dalam ruang
RUBT

– Tekanan dinaikkan perlahan 1 s/d 2,8 ATM (kedalaman 0
s/d 60 feet)
– Bila pasien merasa sakit segera beritahu tener/attendant
yang tugasnya memonitor dan merawat pasien selama
terapi.
– Hirup O2 dengan bernapas seperti biasa
– Dokter/perawat hiperbarik selalu memonitor pasien
selama di dalam RUBT dan setelah selesai terapi.
• Penderita DCS/AGE yang tidak

•

sadar (status emergensi) perlu
tindakan timpanoplasti
(menggunakan abbocath) oleh
Dokter hiperbarik yang sudah dilatih
untuk melakukan timpanoplasti.
Merujuk dan mengkonsultasikan ke
fasilitas pelayanan hiperbarik yang
lebih mampu jika diperlukan.
– Di Rumah Sakit Klas B, A, kapal Rumah
Sakit Multifungsi, serta Rumah Sakit pusat
rujukan pelayanan medik hiperbarik
• Melakukan anamnesa
• Melakukan pemeriksaan fisik, dengan inspeksi,

•

palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada penderita
dekompresi (DCS), arterial gas emboli (AGE), dan
pada penderita dengan kasus-kasus klinis terbatas
bertujuan untuk mendeteksi komplikasi.
Melakukan pemeriksaan lain untuk mengetahui
ada/tidaknya kontraindikasi terapi dengan RUBT, yaitu
dengan pemeriksaan:
– Thorax foto
– Laboratorium (sesuaikan dengan kondisi penyakit)

• Pemeriksaan lainnya disesuaikan dengan kasus yang
bersangkutan (audiogram, foto fundus, angiografi,
tonometri).
• Melakukan ekualisasi yaitu upaya menyamakan
•
•

tekanan antara telinga bagian tengah dengan
tekanan udara di luar.
Menandatangani surat persetujuan tindakan medis
(informed consent) dalam RUBT.
Melakukan tindakan terapi hiperbarik dalam ruang
RUBT
– Tekanan dinaikkan perlahan 1 s/d 2,8 ATM (kedalaman
0 s/d 60 feet)
– Bila pasien merasa sakit segera beritahu tener/attendant
yang tugasnya memonitor dan merawat pasien selama
terapi.
– Hirup O2 dengan bernapas seperti biasa
– Dokter/perawat hiperbarik selalu memonitor pasien
selama di dalam RUBT dan setelah selesai terapi.
• Penderita DCS/AGE yang tidak sadar
(status emergensi) perlu tindakan
timpanoplasti (menggunakan abbocath)
oleh
– Dokter spesialis THT
– Dokter hiperbarik yang sudah dilatih untuk
melakukan timpanoplasti.

• Merujuk dan mengkonsultasikan ke
fasilitas pelayanan hiperbarik yang lebih
mampu jika diperlukan.

More Related Content

What's hot

Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
Arif WR
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
Eka Yuliana
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Christian Paomey
 
Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)
Kaze Va
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
Suzika Dewi
 

What's hot (20)

Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Resume ibs
Resume ibsResume ibs
Resume ibs
 
Keseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuhKeseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuh
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Lk
LkLk
Lk
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
 
Kemajuan pokja pab
Kemajuan pokja pabKemajuan pokja pab
Kemajuan pokja pab
 
Ileus obstruksi final
Ileus obstruksi finalIleus obstruksi final
Ileus obstruksi final
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikum
 

Similar to Terapi hyperbaric chamber

Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Fasilitas dan peralatan wajib icu
Fasilitas dan peralatan wajib icuFasilitas dan peralatan wajib icu
Fasilitas dan peralatan wajib icu
Maf ID
 
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dadaOksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Tina Novianty S
 
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
nanda yudip
 

Similar to Terapi hyperbaric chamber (20)

Terapi hyperbaric chamber
Terapi  hyperbaric chamberTerapi  hyperbaric chamber
Terapi hyperbaric chamber
 
Terapi hyperbaric chamber
Terapi  hyperbaric chamberTerapi  hyperbaric chamber
Terapi hyperbaric chamber
 
Terapi hyperbaric chamber
Terapi  hyperbaric chamberTerapi  hyperbaric chamber
Terapi hyperbaric chamber
 
Terapi hyperbaric chamber
Terapi  hyperbaric chamberTerapi  hyperbaric chamber
Terapi hyperbaric chamber
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
Konsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptx
Konsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptxKonsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptx
Konsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptx
 
penggunaan teraphy oksigen
penggunaan teraphy oksigenpenggunaan teraphy oksigen
penggunaan teraphy oksigen
 
Fasilitas dan peralatan wajib icu
Fasilitas dan peralatan wajib icuFasilitas dan peralatan wajib icu
Fasilitas dan peralatan wajib icu
 
Hiperbaric
HiperbaricHiperbaric
Hiperbaric
 
Hiperbaric AKPER PEMKAB MUNA
Hiperbaric  AKPER PEMKAB MUNA Hiperbaric  AKPER PEMKAB MUNA
Hiperbaric AKPER PEMKAB MUNA
 
Terapi sistem pernafasan fix
Terapi sistem pernafasan fixTerapi sistem pernafasan fix
Terapi sistem pernafasan fix
 
Guideline dr. Eva Putri,Sp.An.ppt
Guideline dr. Eva Putri,Sp.An.pptGuideline dr. Eva Putri,Sp.An.ppt
Guideline dr. Eva Putri,Sp.An.ppt
 
Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011
 
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dadaOksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dada
 
DRK KAK NIAA (1).pptx
DRK KAK NIAA (1).pptxDRK KAK NIAA (1).pptx
DRK KAK NIAA (1).pptx
 
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
 
ASKEP LUKA BAKAR.pdf
ASKEP LUKA BAKAR.pdfASKEP LUKA BAKAR.pdf
ASKEP LUKA BAKAR.pdf
 
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptTHERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
 
Pengelolaan Obat
Pengelolaan ObatPengelolaan Obat
Pengelolaan Obat
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Terapi hyperbaric chamber

  • 1. TERAPI HYPERBARIC CHAMBER Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT)
  • 2. A.Pendahuluan Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) = Hyperbaric Chamber adalah suatu tabung baja, aluminium, akrilik dan tahan tekanan lebih dari 1 ATA.
  • 3. • Pengelolaan oksigenasi hiperbarik sudah sejak abad ke-16 – Tepatnya di Inggris tahun 1662 oleh HENSHAW: RUBT (Hyperbaric Chamber) → pengobatan beberapa penyakit kulit dan Rickets. – Di Perancis Tahun 1834 → dr. Junot, mengatakan adanya penyembuhan bermakna pada pasien dengan penyakit kardiopulmoner yang diobati dengan hyperbaric. – Di Inggris Tahun 1900 → dr. John Haldane, Berhasil menemukan tabel rekompressi dan penyelaman sampai sekarang tabel tersebut masih dipakai dalam pelayanan pengobatan.
  • 4. – Tahun 1918, Cunningham : Terapi Hipoksia dan infeksi anaerob. – Tahun 1956, dr. Ite Boereina dari Belanda, melaporkan keberhasilan suatu tindakan pembedahan jantung paru yang dilakukan di dalam RUBT. – Tahun 1960, dr. Ite Boereina : Hidup tanpa Hb dalam RUBT. – Tahun 1961, dr W. Brummelkamp: Terapi oksigen Hiperbaric dapat digunakan sebagai cara lain terapi gangren dengan menghambat infeksi anaerob pada kaki pasiennya.
  • 5. – Tahun 1960, terapi hyperbaric sudah dilakukan di Indonesia oleh TNI angkatan laut. – Selanjutnya dikembangkan di Tanjung Pinang, Jakarta, Ambon, dan Lakesla Surabaya → digunakan untuk menangani kasus-kasus cidera penyelaman seperti keracunan gas-gas pernapasan dan penyakit dekompressi.
  • 6. – RUBT berdasarkan kegunaannya • • • Recompression chamber Decompression chamber Submersible decompression chamber • Surface atau deck decompression chamber.
  • 7. B. Klasifikasi : 1. Pertemuan Komite Fasilitas Kesehatan Amerika dan Asosiasi Nasional Proteksi Kebakaran Amerika (Kanada 1981), didukung oleh Institut Standar Nasional Amerika: • RUBT Klas A – manusia • RUBT Klas B – manusia • RUBT Klas C – binatang / penelitian
  • 8. 2. Menurut US NAVY – Tipe RUBT : • Kering • Basah • Kombinasi – Klas RUBT : • Klas I – kering, basah, kombinasi – manusia • Klas II – kering, basah, kombinasi – binatang
  • 9. 3.Menurut Jenis – Large Multicompartment Chamber : • Lebih satu orang • Penelitian, pengobatan Caisson, penyelam • Tekanan lebih 5 ATA – Large Multicompartement Chamber : Tekanan 2 – 4 ATA
  • 10. – Portable High Pressure Multi-man Chamber : Dapat dipindahkan – Portable One Man High or Low Pressure Chamber : Dekompresi permukaan, Satu orang. 4. Menurut ukuran, Bentuk dan Kemampuan Tekanan – Monoplace (RUBT Tunggal) • Akrilik (banyak), tekanan 3 ATA (maks) • Baja, tekanan 6 ATA (maks), Satu orang
  • 11. • Keuntungan : – – – – – – – – Privat - kasus infeksi / isolasi Baik untuk intensif Tanpa masker Berbaring Mudah mengawasi penderita Tanpa prosedur dekompresi Murah dan mudah ditempatkan Operator satu orang • Kerugian : – – – Mudah kebakaran Tidak dapat fisioterapi Tidak untuk penyakit dekompresi
  • 12. 2. Multiple atau “walk-in” Chamber (RUBT Ganda) – Keuntungan : • • • • • Beberapa penderita Kurang resiko kebakaran Dapat fisioterapi Tekanan 6 ATA (maks) Udara biasa – masker oksigen
  • 13. 3. TOPOX (RUBT Topikal) – – – Bentuk sederhana Tekanan 2 ATA (maks) Oksigen langsung di luka 4. Small Hyperbaric Chamber – Bayi dan eksperimen
  • 14. C. Komponen-komponen Pendukung 1. Badan (Hull) a. Umumnya 2 ruang : • inner lock (dalam) – pengobatan • outer lock (luar) – transfer • masing-masing dapat ditekan b. Medical lock c. Pintu dilapis karet d. Jendela permanent e. Cat warna terang, tidak pantulkan cahaya, mudah dibersihkan, tidak licin.
  • 15. 2. Perabot 1. Tempat duduk lipat 2. Penerangan 3. Tandu dorong 2. Sistem Pipa 1. Lubang masuk udara tekan, diredam 2. Lubang masuk – keluar berjauhan ---  sirkulasi udara 3. Pembuangan (exhaust) jauh dari panel kontrol, listrik 4. Klep ekualisasi
  • 16. 4. Gas Pernapasan – Kompresor (listrik atau diesel) – difiltrasi – bank persediaan – ke RUBT – Okigen, oksigen cair atau nitrogen, helium – oksigen dihubungkan dengan sistem pernapasan – Gas pernafasan ke klep pengatur eksternal, ke dalam ruangan – klep pengatur internal kemudian flow meter, masker. e. Komunikasi Untuk kedua ruangan dan panel kontrol digunakan telepon atau intercom
  • 17. f. Pemadam kebakaran g.  Faktor pencetus kebakaran : • Sumber • Bahan bakar • Oksigen  Fasilitas pemadam menggunakan air pancuran otomatis atau manual, dengan slang atau tabung. Instrumentasi dan pengoperasian  Panel kontrol mudah dibaca  Pengukuran tekanan/kedalaman di dalam dan dipanel  Jam dinding  Flow meter untuk mengukur kecepatan ventilasi  Monitor suhu dan kelembaban  Monitor elektro-diagnostik
  • 18. D. Terapi RUBT – RUBT diberi tekanan + oksigen = Terapi Oksigen – Hiperbarik (OHB) adalah cara pengobatan (medik) pada penderita di dalam RUBT dengan memberi nafas oksigen murni (100%).
  • 19. E. Efek Fisiologi – Efek mekanik : • tekanan tinggi hanya untuk penyakit dekompressi, • air embolism • distensi gas abdomen. – Efek Terapi : terjadi peninggian tekanan parsiel oksigen – Di permukaan : • Tek. Udara 1 Atm Absolut ( 1 ATA) = 760 mmHg. • Tek. Parsiel O2 (PO2) = 20% x 760 mmHg = 150 • • mmHg PO2 Alveoli 100 mmHg  penyerapan O2 dan pertukaran CO2 PO2 sirkulasi = 90 mmHg.
  • 20. – Hemoglobin : • mengikat oksigen 97% • 20 ml O2 per 100 ml darah = 20 vol % • Oksigen bebas cairan plasma = 0,3 vol % – Tekanan 1 ATA, Oksigen murni 100% : • Hemoglobin + O2 97% menjadi 100% • Cairan plasma : menjadi 2 Vol % – Tekanan 2 ATA : Cairan plasma 4 vol % – Tekanan 3 ATA : cairan plasma 6 vol % = kebutuhan untuk metabolisme makhluk hidup.
  • 21. F. Manfaat OHB di klinik – Menormalkan jaringan hipoksia dan anoksia – Vasokonstriksi arteri – Meningkatkan viabilitas sel dan jaringan – Meningkatkan kemampuan lekosit membunuh kuman – Neovaskularisasi dan proliferasi – Bakteriostatik kuman aerob – Bakterisida kuman anaerob – Penyakit dekompresi
  • 22. G. Ruang Lingkup Pelayanan Hiperbarik di Indonesia 1. Pelayanan medik hiperbarik adalah pengobatan oksigenasi hiperbarik yang dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan dengan menggunakan Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) dan pemberian pernapasan oksigen murni (O2 = 100%) pada tekanan lebih dari satu atmosfer dalam jangka waktu tertentu.
  • 23. 2. Sarana pelayanan kesehatan untuk pelayanan medik hiperbarik adalah : – Rumah Sakit klas A, B, C, D, serta puskesmas yang memiliki ketentuan sebagai berikut : • Sarana pelayanan kesehatan yang terletak di tepi pantai yang menjadi lintasan dan atau tempat persinggahan kegiatan kelautan serta kegiatan penyelaman. • Sarana pelayanan kesehatan yang terletak di daerah wisata penyelaman dan resor penyelaman (dive resort).
  • 24. • Sarana pelayanan kesehatan yang merupakan jejaring pelayanan medik hiperbarik, baik yang terdaftar untuk menunjang kegiatan kelautan maupun yang memiliki Kerjasama Operasional (KSO) dengan pusat rujukan pelayanan medik hiperbarik di wilayah tersebut. – Kapal Rumah Sakit Hiperbarik Multifungsi, yaitu kapal yang dilengkapi RUBT ruang ganda, RUBT ruang tunggal untuk pemakaian tipe rumah sakit, serta RUBT pengangkut tipe L.
  • 25. 3. Penggunaan pengobatan hiperbarik terbagi sebagai berikut : – Sebagai pengobatan utama, yaitu untuk penyakit-penyakit akibat penyelaman dan kegiatan kelautan: • Penyakit dekompresi • Emboli udara • Luka bakar • Crush injury • Keracunan gas karbon monoksida (CO)
  • 26. – Sebagai pengobatan tambahan, yaitu untuk : • Gas gangren • Komplikasi diabetes mellitus (gangrene diabeticum) • Eritema nodosum • Osteomyelitis • Buerger’s disease • Morbus Hansen • Psoriasis vulgaris • Edema serebral • Skeleroderma • Lupus erimatosus (SLE) • Rheimatoid artritis
  • 27. – Sebagai pengobatan pilihan lain, yaitu untuk : • Pelayanan kesehatan dan kebugaran • Pelayanan kesehatan olahraga • Pasien lanjut usia (geriatri) • Dermatologi dan kecantikan – Sebagai penunjang diagnostik, yaitu untuk pasien rawat inap dengan : • Penyakit dekompresi berat dengan kelumpuhan (parese & plegi) • Penyakit dekompresi berat dengan pneumonia • Penyakit dekompresi berat dengan disertai penyakit jantung • Penyakit dekompresi berat dengan incontinentia urine dan hematuria. • Untuk kasus-kasus di atas dilaksanakan rawat bersama antara pelayanan medik hiperbarik dengan SMF RS yang terkait.
  • 28. H. Penyelenggaraan Pelayanan Medik Hiperbarik di Indonesia 1. Standar Sarana Pelayanan Medik Hiperbarik Peralatan dan Sarana Agar dapat menyelenggarakan pelayanan medik hiperbarik yang prima, sarana pelayanan medik hiperbarik harus memiliki sarana, prasarana, dan peralatan yang aman, akurat, dan handal, serta memenuhi persyaratan desain di samping memiliki prosedur tetap penggunaan peralatan dengan memperhatikan keamanan dan melakukan kendali mutu.
  • 29. Peralatan – Agar pelayanan hiperbarik dapat terselenggara dengan baik, maka diperlukan peralatan-peralatan utama dan tambahan yang memadai dan memenuhi syarat di setiap ruangan sesuai dengan fungsinya.
  • 30. Ruang Udara Bertekanan Tinggi / RUBT (Hyperbaric Chamber) – Ruang Udara Bertekanan Tinggi merupakan fasilitas utama yang dibutuhkan dalam pelayanan medik hiperbarik. Yang terpenting dalam mekanisme RUBT adalah adanya tekanan, maka oksigen di dalamnya memberikan tekanan yang lebih tinggi dari permukaan air laut. Ukuran, bentuk, dan kapasitas tekan di RUBT sangat bervariasi.
  • 31. • Pembagian tipe RUBT adalah sebagai berikut : – RUBT Ruang Tunggal (Monoplace) • Merupakan tipe RUBT yang sering digunakan. Pasien dapat dipindahkan ke dalam RUBT dengan oksigen yang diisi sesuai tekanan, yaitu tidak lebih dari 3 ATA. Digunakan untuk penanganan pasien individu, kasus infeksi, dan perawatan intensif. Kelebihannya adalah mudah dioperasikan, mudah untuk ditempatkan, tidak membutuhkan masker muka, mudah untuk mengobservasi pasien, serta hanya membutuhkan sedikit tenaga operator.
  • 32. – RUBT Ruang Ganda (Multiplace atau “walk-in chamber”) • Merupakan tipe RUBT yang sering digunakan. Pasien dapat dipindahkan ke dalam RUBT dengan oksigen yang diisi sesuai tekanan, yaitu tidak lebih dari 3 ATA. Digunakan untuk penanganan pasien individu, kasus infeksi, dan perawatan intensif. Kelebihannya adalah mudah dioperasikan, mudah untuk ditempatkan, tidak membutuhkan masker muka, mudah untuk mengobservasi pasien, serta hanya membutuhkan sedikit tenaga operator.
  • 33. – RUBT Pengangkut (Mobile / Portable) • RUBT yang dapat dipindahkan dan bergerak kemana saja dibutuhkan, dapat langsung berfungsi di lokasi, bahkan di tempat parkir Rumah Sakit. Tipe ini sangat ideal untuk mendukung operasional militer, dan dapat difungsikan sebagai Rumah Sakit di medan tempur, serta dapat digunakan untuk mendukung penelitian dan terapi.
  • 34. – RUBT untuk testing dan latihan penyelam • Digunakan untuk melakukan uji coba terhadap penyelam, dimana ruangan tersebut disimulasikan sesuai dengan kedalaman penyelaman. – Small hyperbaric chamber • Digunakan untuk neonatus dan hewan percobaan
  • 35.  Pemilihan Tipe RUBT TIPE TEKANAN TIPE INDIKASI Sampai 1,5 RUBT Ruang ATA Tunggal dan RUBT Ruang Ganda - Iskemi serebral - Iskemi kardiak - Iskemi peripheral vaskuler - Pengobatan tambahan untuk kebugaran, kedokteran olahraga, skin flaps, dan trauma akustik Sampai 2,5 Non portable ATA dan portable - Gas gangren - Luka bakar - Crush injury pada ujung lengan/kaki
  • 36. Sampai 3 Non ATA portable dan portable Penanganan darurat pada penyakit dekompresi Sampai 6 RUBT ATA Ruang Ganda - Emboli udara - Dekompresi
  • 37. Peralatan Tambahan untuk Ruang Udara Bertekanan Tinggi – – – Masker oksigen Respirator dan ventilator Peralatan untuk terapi, yaitu: • Peralatan resusitasi jantung dan paru (RJP) • Tabung endotrakeal • Alat penghisap (suction) • Peralatan infus
  • 38. – Peralatan dianostik • Alat diagnostik kedokteran • Alat monitor transkutan oksigen • EKG • EEG • Alat ukur gas darah • Alat monitor tekanan intra kranial – Alat neurologi, yaitu optalmoskop dan dymanometer untuk mengukur spastisitas. – Alat latihan, yaitu treadmill
  • 39. 2. Standar Penyelenggaraan Pelayanan Medik Hiperbarik a. Indikasi, kontraindikasi, komplikasi dan efek samping  Indikasi (kasus emergensi dan non emergensi)  Penyakit dekompresi (DCS)  Penyakit emboli udara (arterial gas emboli/AGE)  Keracunan gas : CO, sianida, hydrogen disulfida  Gas gangrene, facitis akuta nekrotikans, refractory osteomyelitis.  Morbus Hansen  Penyakit jamur sistemik
  • 40.         Luka bakar Ulcus dan gangrene diabeticum Pengobatan tambahan untuk penyembuhan pasca tindakan bedah plastic dan rekonstruksi. Crush Injury Bedah Orthopedi Sindrom kompartemen cidera oleh karena olahraga, patah tulang “Non Union”, cangkok tulang, osteoradionekrosis. Penyakit vaskuler Shock, iskemi koroner, pembedahan jantung, penyakit buerger, penyakit raynaud.
  • 41.  Penyakit neurology stroke dan pasca stroke,      multiple sklerosis, migraine, edema serebral, multi infark, cedera spinal, abses otak, neuropatik perifer. Hematologi (untuk pengobatan tambahan pada Sickle Cell Anaemia) Bagian penyakit mata : oklusi arteri sentralis retina Gastro intestinal : Ileus paralitika, tukak lambung THT : tuli mendadak (sudden deafness), menier disease, radang telinga menahun. Bidang paru-paru : abses paru.
  • 42.  Kontra Indikasi – Kontra indikasi mutlak • Pneumothorax yang belum diobati • Kehamilan • Keganasan yang belum diberi terapi – Kontra indikasi relatif • Infeksi saluran nafas bagian atas • Sinusitis kronik • Kelainan kejang-kejang • Emfisema • Febris yang tidak terkontrol • Riwayat pneumotorax spontan • Riwayat bedah thorax • Riwayat operasi telinga • Lesi paru asimtomatik
  • 43.  Komplikasi Kontra indikasi mutlak – – – – Barotrauma (telinga, sinus, paru dan gigi) Keracunan oksigen Temporer myopia Kejang  Efek samping Beberapa pasien mengeluh : – – – – – – Mual Berkeringat Batuk kering Sakit dada Kedutan (muscle twithching) Tinitus
  • 44. b. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Pelaksanaan Terapi Hiperbarik – Untuk kasus elektif diperhitungkan jumlah pasien minimal 6 orang – Untuk kasus emergensi tidak diperhitungkan jumlah minimal pasien dan pelaksanaannya 24 jam kerja – Untuk pasien yang tabel pengobatannya/dosis terapi hiperbariknya sama disatukan dalam satu sesi terapi. – Kasus lama dan baru: pasien yang baru pertama kali mengikuti terapi oksigen hiperbarik, dokter harus mengawasi apakah dia tahan terhadap perubahan tekanan (pressure test) serta apakah tanda-tanda keracunan oksigen (oxygen tolerance test)
  • 45. – Faktor resiko penularan penyakit • Pemisahan masker yang dipakai • Sterilisasi masker • Masuk di RUBT yang lebih intensif • Luka yang berbau tidak dicampur dengan kasus penyakit lain. Catatan : bila terapi oksigen hiperbarik dilaksanakan dengan RUBT ruang tunggal (kapasitas satu orang), maka poin a s/d e tidak dipertimbangkan. – Bagi pasien yang akan terbang sesudah pengobatan hiperbarik, penerbangan dilakukan dalam jangka waktu 72 jam setelah pengobatan terakhir. – Bagi pasien dengan pengobatan hiperbarik untuk program kebugaran, penerbangan boleh dilakukan dalam jangka waktu 4-6 jam setelah pengobatan terakhir (selama dekompresi, pasien tetap menghisap oksigen dan selama menunggu penerbangan penderita harus istirahat total).
  • 46. – Bagi pasien penyakit dekompresi dan atau arterial gas emboli, diijinkan terbang setelah pengobatan hiperbarik dalam jangka waktu 1 sampai 2 minggu setelah pengobatan terakhir. – Untuk penderita yang tidak sadar, perlu dilakukan timpanoplasti oleh dokter spesialis THT atau dokter spesialis kelautan dan dokter hiperbarik yang pernah mengikuti pelatihan timpanoplasti.
  • 47. c. Jenis dan Prosedur Pelayanan – Di Puskesmas • Melakukan anamnesa • Melakukan pemeriksaan fisik, dengan • • inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Melakukan tindakan hiperbarik pada penderita dekompresi (DCS) maupun arterial gas emboli (AGE) yang pasiennya sadar dengan dekompresi di dalam air memakai O2 dengan alat selam SSBA. Merujuk ke fasilitas pelayanan hiperbarik yang lebih mampu jika diperlukan.
  • 48. – Di Rumah Sakit Klas D dan C • Melakukan anamnesa • Melakukan pemeriksaan fisik, dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada penderita dekompresi (DCS), arterial gas emboli (AGE), dan pada penderita dengan kasus-kasus klinis terbatas bertujuan untuk mendeteksi komplikasi. • Melakukan pemeriksaan lain untuk mengetahui ada/tidaknya kontraindikasi terapi dengan RUBT, yaitu dengan pemeriksaan: – Thorax foto – Laboratorium (sesuaikan dengan kondisi penyakit)
  • 49. • Melakukan ekualisasi yaitu upaya menyamakan • • tekanan antara telinga bagian tengah dengan tekanan udara di luar. Menandatangani surat persetujuan tindakan medis (informed consent) dalam RUBT. Melakukan tindakan terapi hiperbarik dalam ruang RUBT – Tekanan dinaikkan perlahan 1 s/d 2,8 ATM (kedalaman 0 s/d 60 feet) – Bila pasien merasa sakit segera beritahu tener/attendant yang tugasnya memonitor dan merawat pasien selama terapi. – Hirup O2 dengan bernapas seperti biasa – Dokter/perawat hiperbarik selalu memonitor pasien selama di dalam RUBT dan setelah selesai terapi.
  • 50. • Penderita DCS/AGE yang tidak • sadar (status emergensi) perlu tindakan timpanoplasti (menggunakan abbocath) oleh Dokter hiperbarik yang sudah dilatih untuk melakukan timpanoplasti. Merujuk dan mengkonsultasikan ke fasilitas pelayanan hiperbarik yang lebih mampu jika diperlukan.
  • 51. – Di Rumah Sakit Klas B, A, kapal Rumah Sakit Multifungsi, serta Rumah Sakit pusat rujukan pelayanan medik hiperbarik • Melakukan anamnesa • Melakukan pemeriksaan fisik, dengan inspeksi, • palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada penderita dekompresi (DCS), arterial gas emboli (AGE), dan pada penderita dengan kasus-kasus klinis terbatas bertujuan untuk mendeteksi komplikasi. Melakukan pemeriksaan lain untuk mengetahui ada/tidaknya kontraindikasi terapi dengan RUBT, yaitu dengan pemeriksaan: – Thorax foto – Laboratorium (sesuaikan dengan kondisi penyakit) • Pemeriksaan lainnya disesuaikan dengan kasus yang bersangkutan (audiogram, foto fundus, angiografi, tonometri).
  • 52. • Melakukan ekualisasi yaitu upaya menyamakan • • tekanan antara telinga bagian tengah dengan tekanan udara di luar. Menandatangani surat persetujuan tindakan medis (informed consent) dalam RUBT. Melakukan tindakan terapi hiperbarik dalam ruang RUBT – Tekanan dinaikkan perlahan 1 s/d 2,8 ATM (kedalaman 0 s/d 60 feet) – Bila pasien merasa sakit segera beritahu tener/attendant yang tugasnya memonitor dan merawat pasien selama terapi. – Hirup O2 dengan bernapas seperti biasa – Dokter/perawat hiperbarik selalu memonitor pasien selama di dalam RUBT dan setelah selesai terapi.
  • 53. • Penderita DCS/AGE yang tidak sadar (status emergensi) perlu tindakan timpanoplasti (menggunakan abbocath) oleh – Dokter spesialis THT – Dokter hiperbarik yang sudah dilatih untuk melakukan timpanoplasti. • Merujuk dan mengkonsultasikan ke fasilitas pelayanan hiperbarik yang lebih mampu jika diperlukan.