2. Identitas Pasien
Nama : Ny. O
No Medrek : XXX2099011
Usia : 64 tahun
Anamnesis
- Pasien mengeluhkan nyeri pada perut kanan atas sejak 1 bulan lalu, saat pasien
menjalani tindakan ERCP, ditemukan perforasi esofagus pada 30cm dari incicivus,
berukuran diameter 2cm, ukuran perforasi sekitar 1/3 lumen esophagus, dengan
jaringan sekitar yg rapuh, tampak parenkim paru viseral, kesan perforasi esophageal
mediastinum, dilakukan pemasangan NGT ke gaster dengan guiding upper GI
endoscopy,diputuskan untuk konsul TS BTKV untuk penanganan tension
pneumothoraks intraoperasi
- Pasien riwayat operasi sebelumnya ada dengan General Anestesi menjalani operasi
batu ginjal pada tahun 2013, tidak ada masalah
- Riwayat hipertensi sejak 1 tahun lalu, rutin berobat dengan amlodipine 10 mg, Tensi
sistolik tertinggi 160 mmhg, rata-rata pada 130-140 mmhg
- Aktivitas masih bisa naik tangga 2 lantai tanpa keluhan.
3. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : DPO Midazolam 3mg/jam
Tekanan Darah : 119/72 mmHg
Nadi : 108 x/menit
Respirasi : 12 x/menit dengan VM mode VC-AC Vt 450 rate 12x/menit PEEP 5 FiO2 70%
Suhu : 36,5° C
Saturasi O2 : 99%
Kepala : Konjungtiva anemis -/- ; Sklera ikterik -/-
Thoraks : Pulmo : VBS kanan = kiri, ronkhi -/- , wheezing -/-, Terpasang CTT pada
hemithoraks kanan dengan produksi +- 100cc/12jam
Cor : S1 S2 murni, regular, murmur (-) VES (-)
Abdomen : Datar, lembut, bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
4. Pemeriksaan Penunjang 06/02/2023
Hb Ht Leu Tr
12,6 38,2 23.040 229.000
PT INR aPTT
15,1 1,05 26,7
Ur Cr Laktat Cl Alb
23,5 1,14 2,9 110 3,70
Na K
140 4,3
GDS
203
PCR SARS COV-2
Negatif
pH pCo2 pO2 HCO3 BE SpO2
7,300 44,8 68,0 22,2 -3,3 90,9
8. Assessment
• Fistula Esofagomediastinal
• - ASA III
Planning
-Puasa 6 jam pre operasi
-Pemberian cairan maintenance Ringer laktat 100 cc/jam IV
-Sedia darah intraoperasi
-Tindakan anestesi umum dengan OLV
-Ruangan post operasi ruang intensif
10. Potential Problem
- One lung ventilation: hipoksia, Acute Lung Injury
- Hipoxic Pulmonary Vasocontriction
- Desaturasi
- Nyeri pasca operasi
11.
12. Preoperatif
• Respiratori : Pasien terpasang ventilator dengan mode VC-AC Vt
450 rate 12x/menit PEEP 5 FiO2 70%
• Pemeriksaan pasien apakah adanya desaturase pasca intubasi
selama perawatan di ICU
• Pemeriksaan paru : suara nafas vesicular yang berkurang/
menghilang pada paru kanan, rhonki, wheezing. Tes faal paru , foto
thoraks dan AGD
13. Induksi
Pasien sudah terintubasi dari ruang GICU, dilakukan reintubasi dengan
Double Lumen Tube 35Fr kiri, rumatan anastesi dengan sevofluran 2-3
vol %, O2:Udara FiO2 50%.
14. Manajemen Intraoperatif
• Diperlukan persiapan alat yang baik: left-sided DLT, direct
laryngoscope
• Akses vena ukuran besar
• Monitoring tekanan darah noninvasif, etCO2, EKG, SpO2
15. One lung ventilation : menggunakan
double lumen bronkial tube dapat
ventilasi satu atau kedua paru, dapat
dilakukan suction
Pada DLT : terdapat beberapa ukuran 26,
28, 32, 35, 37,39,41 Fr
Tersedia dalam bentuk left sided dan right
sided trakeal dan bronkial cuff.
22. Perubahan fisiologis yang terjadi selama One lung Anesthesia :
• Posisi lateral decubitus: paru dependen dan non dependen
• Karena gaya gravitasi, aliran darah pulomonal akan lebih besar
pada area dependen, di mana area non dependen akan memiliki
komplians lebih besar.
• OLV : perfusi pada daerah nondependent tanpa ventilasi
shunting berkurang oleh gaya gravitasi dan adanya hypoxic
pulmonary vasoconstriction (HPV).
23. Rumatan Anestesi :
Kombinasi agen volatile dan opioid.
Keuntungan volatile: potent dose related bronkodilator, depresi
airway refleks, dapat menggunakan oksigen konsentrasi tinggi
jika diperlukan, relatif mampu mencapai kedalaman anestesi
dengan cepat.
24. Manejemen one lung ventilation :
1. Lower tidal volume (4-6 mL/kgBB)
2. Lower FiO2 (50-80%)
3. Lower ventilatory pressure (plateu pressure <25 cmH2O,
peak airway pressure <35 cmH2O) melalui pressure
controlled ventilation
5. Pada akhir prosedur, paru yang dioperasi diinflasi
gradual untuk mencapai peak inspiratory pressure <30
cmH2O
26. Manajemen Post operatif
Yang harus diperhatikan pada paska operasi:
Ventilasi mekanik
Airway management
Perubahan hemodinamik
Pasca operasi retensi dengan rencana weaning ventilator di ICU.
Multimodal analgesia dengan:
ESP blok, Intercostal block dan fentanyl PCA
Parasetamol 4x1 gr IV
27. • Komplikasi perdarahan post op sekitar 3% dari torakotomi
dengan angka mortalitas 20%
Post operatif : head elevasi (>30derajat, suplementasi oksigen,
monitoring hemodinamik.
• Adequate pain management. Analgetik pascaoperasi:
pain score 7-8 kombinasi opioid dan NSAID/ blok