SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Ikterusadalahgambaranklinisberupapewarnaankuningpada kulit dan mukosa karena adanya
deposisi produkakhirkatabolisme heme yaitu bilirubin. Jaringan permukaan yang kaya elastin, seperti
skleradanpermukaanbawahlidah,biasanyaadalahbagianyang pertama kali mengalami kuning. Pada
neonatus atau bayi baru lahir, baru tampak apabila serum bilirubin sudah > 5 mg/dL (> 86 μmol/L).
Pada keadaannormal, kadar bilirubin indirek bayi baru lahir adalah 1-3 mg/dl dan naik dengan
kecepatan< 5 mg/dl/24jam,dengandemikianikterusfisiologisdapatterlihatpada hari ke-2 sampai ke-
3, berpuncak pada hari ke-2 dan ke-4 dengan kadar berkisar 5-6 mg/dL (86-103 μmol/L), dan menurun
sampai di bawah 2 mg/dl antara umur hari ke-5 dan ke-7.
Ikterus pada neonatus tidaklah selamanya patologis (red: penanda adanya sebuah penyakit).
Pada neonatus dapat pula terjadi ikterus fisiologis yang dapat merupakan fenomena dari keadaan
berikut, yaitu:
1. Peningkatan penghancuran eritrosit janin karena pendeknya usia eritrosit.
2. Rendahnya ekskresi hepar dan rendahnya kadar glukoronil transferase pada neonatus.
3. Gerakan usus yang lambat akibat belum ada intake.
Suatu ikterus pada neonatus dikatakan fisiologis jika ditemukan keadaan berikut, yaitu:
1. Pertama kali muncul pada usia 24-72 jam setelah lahir.
2. Terjadi selama 4-5 hari pada bayi normal dan 7 hari pada bayi prematur.
3. Kadar bilirubin tidak melebihi 15 mg/dl
4. Tidakterdeteksi secaraklinissetelah14hari.Atau dengan katalaintidakditemukandasarpatologis.
Peningkatan level bilirubin indirek yang lebih tinggi lagi dapat digolongkan sebagai keadaan
patologis yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan. Beberapa keadaan berikut tergolong dalam
ikterus patologis, antara lain:
1. Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan.
2. Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan >10 mg/dL.
3. Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam.
4. Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL.
5. Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis)
6. Ikterus yang disertai oleh: Berat lahir <2000 gram="gram" span="span">, Masa gestasi 36
minggu, Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonatus, Infeksi, Trauma lahir pada
kepala, Hipoglikemia
7. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada aterm) atau >14 hari (pada
prematur)
Untuk menilai kadar bilirubin secara klinis, Kramer memperkenalkan penilaian klinis derajat
ikterus neonatal. Penilaian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kramer I : Daerah kepala (Bilirubin total ± 5 – 7 mg)
2. Kramer II : Daerah dada – pusat (Bilirubin total ± 7 – 10 mg%)
3. Kramer III : Perut dibawah pusat - lutut (Bilirubin total ± 10 – 13 mg)
4. Kramer IV : Lengan sampai pergelangan tangan, tungkai bawah sampai pergelangan kaki
(Bilirubin total ± 13 – 17 mg%)
5. Kramer V : hingga telapak tangan dan telapak kaki (Bilirubin total >17 mg%)
Penatalaksanaan:(diambil dari StandarPenatalaksanaanIKA FKUNSRI)
1. Fototerapi jika terdapat indikasi menurut grafik Cockington
2. Fototerapi dihentikanjikakadarbilirubin tidak meningkat lagi dan kadarnya separuh dari kadar
indikasi transfusi tukar bila kada bilirubin sebelumnya < 13 mg/dl.
3. Transfusi tukardilakukanbilaHbtali pusat< 10 ; kadar bilirubintali pusat>5 g/dl;bilirubintotal
meningkat>5 g/dl;bayi menunjukkantandabilirubinensefalopati( hipotoni, kaki melengkung,
retrocolis,panas,panas tinggi); anemia dengan early jaundice dengan Hb 10-13 dan kecepatan
peningkatan 0,5 mg%/jam; anemia dengan bilirubin > umur bayi (jam) setelah usia 24 jam
pertama; bilirubin total > 25 mg/dl; anemia progresif saat pengobatan hiperbilirubinemia.
4. Taransfusi tukar ulang jika: bilirubin meningkat lagi > 1 mg%/jam setelah transfusi tukar,
bilirubin meningkat lagi > 25 mg%/dl, dan persisten hemolitik anemia.
SedangkanmenurutIDAIsendiriadalahsebagai berikut:
“The American Academy of Pediatrics (AAP) telah membuat parameter praktis untuk tata
laksana hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan yang sehat dan pedoman terapi sinar pada bayi usia
gestasi≥ 35 minggu.Pedoman tersebutjuga berlaku pada bayicukup bulan yang sehat dengan BFJ dan
BMJ. AAP tidak menganjurkan penghentian ASI dan telah merekomendasikan pemberian ASI terus
menerus (minimal 8-10 kali dalam 24 jam). Penggantian ASI dengan pemberian air putih, air gula atau
susu formula tidakakan menurunkan kadarbilirubin pada BFJmaupun BMJyang terjadipada bayicukup
bulan sehat.
Gartner dan Auerbach mempunyai pendapat lain mengenai pemberian ASI pada bayi dengan
BMJ.Pada sebagian kasusBMJ,dilakukan penghentian ASI sementara. Penghentian ASI akan memberi
kesempatan hati mengkonjungasi bilirubin indirek yang berlebihan. Apabila kadar bilirubin tidak turun
maka penghentian ASIdilanjutkan sampai18–24 jamdan dilakukan pengukuran kadar bilirubin setiap 6
jam. Apabila kadar bilirubin tetap meningkat setelah penghentian ASI selama 24 jam, maka jelas
penyebabnya bukan karena ASI, ASI boleh diberikan kembali sambil mencari penyebab
hiperbilirubinemia yang lain. Jadi penghentian ASI untuk sementara adalah untuk menegakkan
diagnosis.
Persamaannya dengan AAPyaitu bayidengan BFJtetap mendapatkan ASI selama dalam proses
terapi. Tata laksana yang dilakukan pada BFJ meliputi (1) pemantauan jumlah ASI yang diberikan
apakah sudah mencukupi atau belum, (2) pemberian ASI sejak lahir dan secara teratur minimal 8 kali
sehari, (3) pemberian air putih, air gula dan formula pengganti tidak diperlukan, (4) pemantauan
kenaikan berat badan serta frekuensi BAB dan BAK, (5) jika kadar bilirubin mencapai 15 mg/dL, perlu
melakukan penambahan volume cairan dan stimulasi produksi ASI dengan melakukan pemerasan
payudara,(6) jika kadarbilirubin mencapaikadar20 mg/dL,perlu melakukan terapi sinar jika terapi lain
tidakberhasil,dan (7) pemeriksaan komponen ASIdilakukan jika hiperbilirubinemia menetap lebih dari 6
hari, kadar bilirubin meningkat melebihi 20 mg/dL, atau riwayat terjadi BFJ pada anak sebelumnya.
Yang dimaksud dengan fototerapi intensif adalah radiasi dalam spektrum biru-hijau (panjang
gelombang antara 430-490 nm),setidaknya 30 μW/cm2 per nm (diukur pada kulit bayi secara langsung
di bawah pertengahan unit fototerapi) dan diarahkan ke permukaan kulit bayi seluas-luasnya.
Pengukuran harus dilakukan dengan radiometer spesifik dari manufaktur unit fototerapi tersebut.
Selanjutnya pertanyaan yang sering timbuladalah kapanterapi sinar harus dihentikan. Sampai
saat ini belum ada standar pasti untuk menghentikan terapi sinar, akan tetapi terapi sinar dapat
dihentikan bila kadarBSTsudah berada dibawah nilai cut off pointdarisetiap kategori.Untukbayiyang
dirawatdi rumah sakitpertama kali setelah lahir (umumnya dengan kadar BST > 18 mg/dL (308 μmol/L)
maka terapi sinar dapat dihentikan bila BST turun sampai di bawah 13 – 14 mg/dL (239 μmol/L). Untuk
bayi dengan penyakit hemolitik atau dengan keadaan lain yang diterapi sinar di usia dini dan
dipulangkan sebelumbayiberusia 3–4 hari, direkomendasikan untukpemeriksaan ulang bilirubin 24 jam
setelah dipulangkan.Bayi yang dirawat di rumah sakit untuk kedua kali dengan hiperbilirubinemia dan
kemudian dipulangkan,jarang terjadikekambuhan yang signifikan sehingga pemeriksaan ulang bilirubin
dilakukan berdasarkan indikasi klinis.
Sebagian besarunitneonataldiIndonesia masih memberikan terapi sinar pada setiap bayi baru
lahir cukup bulan dengan BST ≥ 12 mg/dL atau bayi prematur dengan BST ≥ 10 mg/dL tanpa melihat
usia.Diharapkan agar penggunaan terapi sinar atau transfusi tukar disesuaikan dengan anjuran AAP.
Gartner dan Auerbach merekomendasikan jika kadar bilirubin > 20 mg/dL pada bayi cukup bulan, maka
penting untukmenurunkan kadar bilirubin secepatnya. Terapi sinar harus segera dilakukan bersamaan
dengan pemeriksaan laboratorium darah untuk penegakan diagnosis BFJ dan BMJ. Pada beberapa
kasus, pemberian cairan intra vena dapat dipertimbangkan misalnya ada dehidrasi atau sepsis.
Terapi sinardapatdilakukan bila ada riwayatpada saudara sebelumnya mengalami BMJ. Batas
kadar bilirubin untuk melakukan terapi sinar biasanya lebih rendah pada kasus tersebut (< 12 mg/dL).
Pemantauan lanjutsaatbayi sudah di rumah juga penting dilakukan. Pemantauan dapat berlangsung
selama kurang lebih 14 hari. Pemantauan dilakukan terutama jika kadar bilirubin mencapai > 12
mg/dL.”
Kuning pada bayi dapat juga berhubungan dengan pemberian ASI. Breastmilk jaundice
mempunyai karakteristikkadarbilirubinindirekyangmasihmeningkatsetelah4-7hari pertama. Kondisi
ini berlangsung lebih lama daripada hiperbilirubinemia fisiologis dan dapat berlangsung 3-12 minggu
tanpa ditemukanpenyebabhiperbilirubinemialainnya. Penyebabnya berhubungan dengan pemberian
ASI dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul pada setiap bayi yang disusukannya. Semua
bergantungpadakemampuanbayi tersebutdalammengkonjugasi bilirubinindirek (bayi prematur akan
lebih berat ikterusnya). Pada bayi yang mendapat ASI terdapat dua bentuk ikterus, yaitu:
1. Early onsetbreastfeedingjaundice (Onsetbeberapahari pertamakehidupan)
Penurunanvolume danfrekuensi makandapatmenyebabkandehidrasi sedangdanpengeluaran
mekoniumterlambat.Dibandingkandenganbayi yangmendapatsusuformula,bayi yang mendapat ASI
lebih sering 3-6 kali mengalami ikterus. Pada bayi dengan early onset hiperbilirubinemia, frekuensi
pemberian Asi harus ditingkatkan menjadi lebih dari 10 kali perhari. Jika BB bayi tidak naik, BAB
terlambat,dandan mengalami kekuranganintake kalori,suplemen formula perlu diberikan. Tetapi ASI
harus tetapdiberikanuntuk meningkatkan produksi. Tetapi, suplemen seperti dekstrosa dan air harus
dihindari. tidak terdapat bukti jika bentuk ini berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga
penghentianASIhanyadilakukanjikaikterus menetap lebih dari 6 hari, bilirubin meningkat >20 mg/dl,
atau ibu memiliki riwayat bayi kuning pada bayi sebelumnya.
2. Late onsetbreastfeedingjaundice ( Onset6 – 14 hari kehidupan)
Bentuk yang kedua ini terjadi dengan peningkatan bilirubin dengan puncvak di hari ke 6-14
kehidupan.Tetapi keadaanini tidakmengindikasikanbahwaikterusdenganbentukini adalah patologis.
Penyebabutamaterjadinya kuning belum dimengerti dengan baik. Diperkirakian bahwa substansi ASI
seperti β-glucuronidases, dan nonesterified fatty acids daqpat menghambat metabolisme bilirubin
normal.Bilirubindapatturunsecaraperlahansetelahbayi berusia2 minggu tetapi dapat juga bertahan
sampai usia2-3 bulan.JikaikteruskarenaASImasihdiragukanataunilai bilirubinsemakin naik,makaASI
dapat dihentikan.Jikadenganpenghentiankadarbilirubinturun(rata-rata3 mg/dl/hari),makadiagnosa
dapat ditegakkan yaitu ikterus karena ASI sehingga ASI dapat kembali diteruskan.
"Menyusui dengan frekuensi sering walau singkat lebih baik daripada pemberian jarang dan lama".

More Related Content

What's hot

Persalinan Preterm (Preterm Labour)
Persalinan Preterm (Preterm Labour)Persalinan Preterm (Preterm Labour)
Persalinan Preterm (Preterm Labour)
Yunda Harida Utami
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Operator Warnet Vast Raha
 
08 persalinan preterm
08 persalinan preterm08 persalinan preterm
08 persalinan preterm
Joni Iswanto
 

What's hot (20)

Hiperbilirubin
HiperbilirubinHiperbilirubin
Hiperbilirubin
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
 
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan KehamilanGestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
 
Ikterus
IkterusIkterus
Ikterus
 
Persalinan Preterm (Preterm Labour)
Persalinan Preterm (Preterm Labour)Persalinan Preterm (Preterm Labour)
Persalinan Preterm (Preterm Labour)
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Neonatal jaudice
Neonatal jaudiceNeonatal jaudice
Neonatal jaudice
 
Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2
 
BBLR
BBLRBBLR
BBLR
 
Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1
 
08 persalinan preterm
08 persalinan preterm08 persalinan preterm
08 persalinan preterm
 
SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubin
 
Diabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilanDiabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilan
 
Diabetes gestasional
Diabetes gestasionalDiabetes gestasional
Diabetes gestasional
 
Bidan widya
Bidan widyaBidan widya
Bidan widya
 
Bblr AKPER PEMKAB MUNA
Bblr AKPER PEMKAB MUNA Bblr AKPER PEMKAB MUNA
Bblr AKPER PEMKAB MUNA
 

Similar to Ikterik

Responsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fixResponsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fix
Ririn Karinda
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterus
Mansur Aurel
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Operator Warnet Vast Raha
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubin
Mayah M4y
 

Similar to Ikterik (20)

MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdfMI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
 
Responsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fixResponsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fix
 
Rkik1
Rkik1Rkik1
Rkik1
 
Rkk1
Rkk1Rkk1
Rkk1
 
199740141 bblr
199740141 bblr199740141 bblr
199740141 bblr
 
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterus
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubin
 
Askep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemiaAskep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemia
 
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
 
Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum
 
Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3
 
226184976 case-fix
226184976 case-fix226184976 case-fix
226184976 case-fix
 
BBLR.pptx
BBLR.pptxBBLR.pptx
BBLR.pptx
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
gulieglue
 
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
BagaimanaCaraMenggug
 
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953
 
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di SorongJual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
 
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxSistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
monikabudiman19
 
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
langkahgontay88
 

Recently uploaded (20)

Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxAsam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
 
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi MikroPenentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
 
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptxKonsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
 
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.pptNilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
 
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di SorongJual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
 
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxSistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
 
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
 
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 

Ikterik

  • 1. Ikterusadalahgambaranklinisberupapewarnaankuningpada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produkakhirkatabolisme heme yaitu bilirubin. Jaringan permukaan yang kaya elastin, seperti skleradanpermukaanbawahlidah,biasanyaadalahbagianyang pertama kali mengalami kuning. Pada neonatus atau bayi baru lahir, baru tampak apabila serum bilirubin sudah > 5 mg/dL (> 86 μmol/L). Pada keadaannormal, kadar bilirubin indirek bayi baru lahir adalah 1-3 mg/dl dan naik dengan kecepatan< 5 mg/dl/24jam,dengandemikianikterusfisiologisdapatterlihatpada hari ke-2 sampai ke- 3, berpuncak pada hari ke-2 dan ke-4 dengan kadar berkisar 5-6 mg/dL (86-103 μmol/L), dan menurun sampai di bawah 2 mg/dl antara umur hari ke-5 dan ke-7. Ikterus pada neonatus tidaklah selamanya patologis (red: penanda adanya sebuah penyakit). Pada neonatus dapat pula terjadi ikterus fisiologis yang dapat merupakan fenomena dari keadaan berikut, yaitu: 1. Peningkatan penghancuran eritrosit janin karena pendeknya usia eritrosit. 2. Rendahnya ekskresi hepar dan rendahnya kadar glukoronil transferase pada neonatus. 3. Gerakan usus yang lambat akibat belum ada intake. Suatu ikterus pada neonatus dikatakan fisiologis jika ditemukan keadaan berikut, yaitu: 1. Pertama kali muncul pada usia 24-72 jam setelah lahir. 2. Terjadi selama 4-5 hari pada bayi normal dan 7 hari pada bayi prematur. 3. Kadar bilirubin tidak melebihi 15 mg/dl 4. Tidakterdeteksi secaraklinissetelah14hari.Atau dengan katalaintidakditemukandasarpatologis. Peningkatan level bilirubin indirek yang lebih tinggi lagi dapat digolongkan sebagai keadaan patologis yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan. Beberapa keadaan berikut tergolong dalam ikterus patologis, antara lain: 1. Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan. 2. Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan >10 mg/dL. 3. Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam. 4. Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL. 5. Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis) 6. Ikterus yang disertai oleh: Berat lahir <2000 gram="gram" span="span">, Masa gestasi 36 minggu, Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonatus, Infeksi, Trauma lahir pada kepala, Hipoglikemia 7. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada aterm) atau >14 hari (pada prematur) Untuk menilai kadar bilirubin secara klinis, Kramer memperkenalkan penilaian klinis derajat ikterus neonatal. Penilaian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kramer I : Daerah kepala (Bilirubin total ± 5 – 7 mg) 2. Kramer II : Daerah dada – pusat (Bilirubin total ± 7 – 10 mg%) 3. Kramer III : Perut dibawah pusat - lutut (Bilirubin total ± 10 – 13 mg) 4. Kramer IV : Lengan sampai pergelangan tangan, tungkai bawah sampai pergelangan kaki (Bilirubin total ± 13 – 17 mg%) 5. Kramer V : hingga telapak tangan dan telapak kaki (Bilirubin total >17 mg%) Penatalaksanaan:(diambil dari StandarPenatalaksanaanIKA FKUNSRI) 1. Fototerapi jika terdapat indikasi menurut grafik Cockington
  • 2. 2. Fototerapi dihentikanjikakadarbilirubin tidak meningkat lagi dan kadarnya separuh dari kadar indikasi transfusi tukar bila kada bilirubin sebelumnya < 13 mg/dl. 3. Transfusi tukardilakukanbilaHbtali pusat< 10 ; kadar bilirubintali pusat>5 g/dl;bilirubintotal meningkat>5 g/dl;bayi menunjukkantandabilirubinensefalopati( hipotoni, kaki melengkung, retrocolis,panas,panas tinggi); anemia dengan early jaundice dengan Hb 10-13 dan kecepatan peningkatan 0,5 mg%/jam; anemia dengan bilirubin > umur bayi (jam) setelah usia 24 jam pertama; bilirubin total > 25 mg/dl; anemia progresif saat pengobatan hiperbilirubinemia. 4. Taransfusi tukar ulang jika: bilirubin meningkat lagi > 1 mg%/jam setelah transfusi tukar, bilirubin meningkat lagi > 25 mg%/dl, dan persisten hemolitik anemia. SedangkanmenurutIDAIsendiriadalahsebagai berikut: “The American Academy of Pediatrics (AAP) telah membuat parameter praktis untuk tata laksana hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan yang sehat dan pedoman terapi sinar pada bayi usia gestasi≥ 35 minggu.Pedoman tersebutjuga berlaku pada bayicukup bulan yang sehat dengan BFJ dan BMJ. AAP tidak menganjurkan penghentian ASI dan telah merekomendasikan pemberian ASI terus menerus (minimal 8-10 kali dalam 24 jam). Penggantian ASI dengan pemberian air putih, air gula atau susu formula tidakakan menurunkan kadarbilirubin pada BFJmaupun BMJyang terjadipada bayicukup bulan sehat. Gartner dan Auerbach mempunyai pendapat lain mengenai pemberian ASI pada bayi dengan BMJ.Pada sebagian kasusBMJ,dilakukan penghentian ASI sementara. Penghentian ASI akan memberi kesempatan hati mengkonjungasi bilirubin indirek yang berlebihan. Apabila kadar bilirubin tidak turun maka penghentian ASIdilanjutkan sampai18–24 jamdan dilakukan pengukuran kadar bilirubin setiap 6 jam. Apabila kadar bilirubin tetap meningkat setelah penghentian ASI selama 24 jam, maka jelas penyebabnya bukan karena ASI, ASI boleh diberikan kembali sambil mencari penyebab hiperbilirubinemia yang lain. Jadi penghentian ASI untuk sementara adalah untuk menegakkan diagnosis. Persamaannya dengan AAPyaitu bayidengan BFJtetap mendapatkan ASI selama dalam proses terapi. Tata laksana yang dilakukan pada BFJ meliputi (1) pemantauan jumlah ASI yang diberikan apakah sudah mencukupi atau belum, (2) pemberian ASI sejak lahir dan secara teratur minimal 8 kali sehari, (3) pemberian air putih, air gula dan formula pengganti tidak diperlukan, (4) pemantauan kenaikan berat badan serta frekuensi BAB dan BAK, (5) jika kadar bilirubin mencapai 15 mg/dL, perlu melakukan penambahan volume cairan dan stimulasi produksi ASI dengan melakukan pemerasan payudara,(6) jika kadarbilirubin mencapaikadar20 mg/dL,perlu melakukan terapi sinar jika terapi lain tidakberhasil,dan (7) pemeriksaan komponen ASIdilakukan jika hiperbilirubinemia menetap lebih dari 6 hari, kadar bilirubin meningkat melebihi 20 mg/dL, atau riwayat terjadi BFJ pada anak sebelumnya. Yang dimaksud dengan fototerapi intensif adalah radiasi dalam spektrum biru-hijau (panjang gelombang antara 430-490 nm),setidaknya 30 μW/cm2 per nm (diukur pada kulit bayi secara langsung di bawah pertengahan unit fototerapi) dan diarahkan ke permukaan kulit bayi seluas-luasnya. Pengukuran harus dilakukan dengan radiometer spesifik dari manufaktur unit fototerapi tersebut. Selanjutnya pertanyaan yang sering timbuladalah kapanterapi sinar harus dihentikan. Sampai saat ini belum ada standar pasti untuk menghentikan terapi sinar, akan tetapi terapi sinar dapat dihentikan bila kadarBSTsudah berada dibawah nilai cut off pointdarisetiap kategori.Untukbayiyang dirawatdi rumah sakitpertama kali setelah lahir (umumnya dengan kadar BST > 18 mg/dL (308 μmol/L) maka terapi sinar dapat dihentikan bila BST turun sampai di bawah 13 – 14 mg/dL (239 μmol/L). Untuk bayi dengan penyakit hemolitik atau dengan keadaan lain yang diterapi sinar di usia dini dan dipulangkan sebelumbayiberusia 3–4 hari, direkomendasikan untukpemeriksaan ulang bilirubin 24 jam setelah dipulangkan.Bayi yang dirawat di rumah sakit untuk kedua kali dengan hiperbilirubinemia dan kemudian dipulangkan,jarang terjadikekambuhan yang signifikan sehingga pemeriksaan ulang bilirubin dilakukan berdasarkan indikasi klinis.
  • 3. Sebagian besarunitneonataldiIndonesia masih memberikan terapi sinar pada setiap bayi baru lahir cukup bulan dengan BST ≥ 12 mg/dL atau bayi prematur dengan BST ≥ 10 mg/dL tanpa melihat usia.Diharapkan agar penggunaan terapi sinar atau transfusi tukar disesuaikan dengan anjuran AAP. Gartner dan Auerbach merekomendasikan jika kadar bilirubin > 20 mg/dL pada bayi cukup bulan, maka penting untukmenurunkan kadar bilirubin secepatnya. Terapi sinar harus segera dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan laboratorium darah untuk penegakan diagnosis BFJ dan BMJ. Pada beberapa kasus, pemberian cairan intra vena dapat dipertimbangkan misalnya ada dehidrasi atau sepsis. Terapi sinardapatdilakukan bila ada riwayatpada saudara sebelumnya mengalami BMJ. Batas kadar bilirubin untuk melakukan terapi sinar biasanya lebih rendah pada kasus tersebut (< 12 mg/dL). Pemantauan lanjutsaatbayi sudah di rumah juga penting dilakukan. Pemantauan dapat berlangsung selama kurang lebih 14 hari. Pemantauan dilakukan terutama jika kadar bilirubin mencapai > 12 mg/dL.” Kuning pada bayi dapat juga berhubungan dengan pemberian ASI. Breastmilk jaundice mempunyai karakteristikkadarbilirubinindirekyangmasihmeningkatsetelah4-7hari pertama. Kondisi ini berlangsung lebih lama daripada hiperbilirubinemia fisiologis dan dapat berlangsung 3-12 minggu tanpa ditemukanpenyebabhiperbilirubinemialainnya. Penyebabnya berhubungan dengan pemberian ASI dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul pada setiap bayi yang disusukannya. Semua bergantungpadakemampuanbayi tersebutdalammengkonjugasi bilirubinindirek (bayi prematur akan lebih berat ikterusnya). Pada bayi yang mendapat ASI terdapat dua bentuk ikterus, yaitu: 1. Early onsetbreastfeedingjaundice (Onsetbeberapahari pertamakehidupan) Penurunanvolume danfrekuensi makandapatmenyebabkandehidrasi sedangdanpengeluaran mekoniumterlambat.Dibandingkandenganbayi yangmendapatsusuformula,bayi yang mendapat ASI lebih sering 3-6 kali mengalami ikterus. Pada bayi dengan early onset hiperbilirubinemia, frekuensi pemberian Asi harus ditingkatkan menjadi lebih dari 10 kali perhari. Jika BB bayi tidak naik, BAB terlambat,dandan mengalami kekuranganintake kalori,suplemen formula perlu diberikan. Tetapi ASI harus tetapdiberikanuntuk meningkatkan produksi. Tetapi, suplemen seperti dekstrosa dan air harus dihindari. tidak terdapat bukti jika bentuk ini berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentianASIhanyadilakukanjikaikterus menetap lebih dari 6 hari, bilirubin meningkat >20 mg/dl, atau ibu memiliki riwayat bayi kuning pada bayi sebelumnya. 2. Late onsetbreastfeedingjaundice ( Onset6 – 14 hari kehidupan) Bentuk yang kedua ini terjadi dengan peningkatan bilirubin dengan puncvak di hari ke 6-14 kehidupan.Tetapi keadaanini tidakmengindikasikanbahwaikterusdenganbentukini adalah patologis. Penyebabutamaterjadinya kuning belum dimengerti dengan baik. Diperkirakian bahwa substansi ASI seperti β-glucuronidases, dan nonesterified fatty acids daqpat menghambat metabolisme bilirubin normal.Bilirubindapatturunsecaraperlahansetelahbayi berusia2 minggu tetapi dapat juga bertahan sampai usia2-3 bulan.JikaikteruskarenaASImasihdiragukanataunilai bilirubinsemakin naik,makaASI dapat dihentikan.Jikadenganpenghentiankadarbilirubinturun(rata-rata3 mg/dl/hari),makadiagnosa dapat ditegakkan yaitu ikterus karena ASI sehingga ASI dapat kembali diteruskan. "Menyusui dengan frekuensi sering walau singkat lebih baik daripada pemberian jarang dan lama".