SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
Hiperbilirubinemia
Materi Inti 7: Komplikasi Bayi Baru Lahir
Tujuan
Setelah mempelajari materi ini peserta latih
mampu:
• Mengetahui definisi hiperbilirubinemia
• Mengetahui penyebab hiperbilirubinemia
• Melakukan deteksi hiperbilirubinemia
• Mengelola kasus hiperbilirubinemia
Definisi
• Warna kulit dan sklera mata kuning akibat
penimbunan bilirubin
• Insidens
– Aterm: 60%
– Pre term : 80 %
Dewasa: Bilirubin > 2mg/dL
Neonatus: Bilirubin > 5 mg/dL
Metabolisme
Bilirubin
Jenis bilirubin
Bilirubin Indirek Bilirubin Direk
Terikat pada albumin Terikat pada glucoronic
acid
Larut lemak Larut air
Dapat melewati sawar otak Diekskresi di urin dan feses
Toksik terhadap sel otak Non toksik
Patofisiologi
• Peningkatan ambilan bilirubin akibat kadar
hemoglobin yang tinggi
– Neonatus normal
– Hemolisis
– Sefal hematom atau jejas, polisitemia
• Penurunan konjugasi bilirubin di hepar
– Penurunan aktivitas enzim glukuronil transferase
– Defisiensi enzim glukuronil transferase tipe 1 (Criggler
Najjar Syndrome)
• Ekskresi bilirubin terganggu
Etiologi
• Kelainan hemolisis (G6PD)
• TORCH
24 jam pertama
• Fisiologis
• ASI belum mencukupi
• Sepsis
• Polisitemia
• Crigler Najjar Syndrome
• Kelainan hemolisis
2 hari – 3 minggu
• ASI eksklusif
• Hipotiroid
• Stenosis pylorus
• Kolestasis
Menetap setelah
3 minggu
• Muncul setelah usia 24 jam
• Bilirubin total naik < 5mg/dL per hari
• Tertinggi di usia 4-5 hari pada aterm & 7 hari pada
prematur
• Menghilang setelah 14 hari
Ikterus Fisiologis
• Muncul dalam 24 jam pertama
• Kenaikan bilirubin >5 mg/dL per hari
• Menetap lebih dari 14 hari
• Warna feses dempul dan urin kuning mewarnai baju
• Bilirubin direk >2mg/dL
Ikterus Patologis
Mengenali
Hiperbilirubinemia
Mengenali Hiperbilirubinemia
Memeriksa ikterik
• Pemeriksaan dilakukan dengan cara menekan kulit untuk melihat
warna kulit dan jaringan subkutan
• Pemeriksaan dilakukan diruangan dengan pencahayaan cukup atau
di dekat jendela dengan cahaya matahari
Kramer
Pemeriksaan laboratorium
Indikasi Pemeriksaan
Ikterik dalam 24 jam pertama Bilirubin total
Ikterik terlihat diatas 24 jam Bilirubin total
Ikterik yang butuh terapi sinar atau
masuk kategori risiko tinggi di
nomogram
Golongan darah, bilirubin direk dan indirek, DPL
Bilirubin diulang tiap 4-24 jam tergantung usia
dan kadarnya
Opsional: G6PD, retikulosit, ETCO2
Ikterik yang butuh transfusi tukar Retikulosit, G6PD, albumin, ETCO2
Bilirubin direk meningkat Urinalisis, kultur urin, evaluasi sepsis
Ikterik muncul setelah usia 3 minggu Bilirubin total dan direk, ecaluasi kolestasis,
skrining tiroid dan galaktosemia
Nomogram Zona Risiko Hiperbilirubinemia pada
Bayi >36 minggu BL >2000g ATAU Bayi >35 minggu BL >2500g
berdasarkan usia
Tata Laksana
Hiperbilirubinemia
Tata Laksana Hiperbilirubinemia
Pencegahan Primer
1. Memberikan ASI sesegera mungkin pada semua
neonatus cukup bulan dan kurang bulan yang
sehat
– Asupan kalori yang kurang dan atau dehidrasi yang
diakibatkan pemberian ASI tidak adekuat
berkontribusi pada peningkatan kadar bilirubin
2. Suplementasi dengan air atau dekstrose tidak
direkomendasikan
– Air atau dekstrose tidak dapat mencegah
hiperbilirubinemia atau menurunkan kadar bilirubin
Pencegahan Sekunder
1. Penilaian sistematik selama masa neonatus.
– Sebaiknya dilakukan pemeriksaan golongan darah dan rhesus
saat prenatal
2. Ikterik harus dinilai setiap 8-12 jam setelah lahir
– Pemeriksaan dilakukan dengan cara menekan kulit untuk
melihat warna kulit dan jaringan subkutan
– Pemeriksaan dilakukan diruangan dengan pencahayaan cukup
atau di dekat jendela dengan cahaya matahari
– Ikterik akan terlihat mulai wajah dan menjalar ke kaudal
sampai badan dan ekstremitas
3. Pemeriksaan bilirubin serum harus dilakukan jika
ditemukan adanya ikterik dan diinterpretasikan sesuai
dengan usianya
Panduan Terapi Sinar pada bayi >35 minggu
• Faktor risiko: penyakit hemolitik isoimun, G6PD, asfiksia, letargis, instabilitas suhu,
sepsis, asidosis, hipoalbuminemia
• Bayi sehat 35-17 mg, dapat diintervensi jika mencapai garis risiko medium. Boleh
dilakukan intervensi pada kadar yang lebih rendah jika bayi lebih mendekati 35
minggu
• Boleh dilakukan terapi sinar jika kadar bilirubin 2-3 angka dibawah normal (terapi
sinar di rumah tidak boleh dilakukan pada bayi dengan faktor risiko
Prinsip Kerja Terapi Sinar
Bilirubin di kulit
(tidak larut air)
Foto isomer Bilirubin
(larut air) Urin
Sinar biru 450-460nm
Terapi Sinar
• Cuci tangan
• Letakkan bayi dalam tempat tidur atau inkubator
• Pasang penutup mata
• Atur posisi sinar ± 45 cm dari bayi
• Mulai terapi sinar
• Berikan minum atau menetek lebih sering
• Ubah posisi bayi setiap selesai memberi minum
• Ukur temperatur bayi tiap 2-4 jam
• Pantau produksi urin
• Pantau kadar bilirubin
Efek Samping Terapi Sinar
• Peningkatan IWL
• Diare
• Skin Rash
• Bronze baby Syndrome
• Hipertermia
Transfusi Tukar
• Definisi: menukar darah pasien dengan darah
donor untuk menghilangkan komponen darah
yang abnormal dan toksin yang beredar
dengan mempertahankan volume darah yang
beredar
• Indikasi: mencegah neurotoksisitas bilirubin
setelah pilihan alternatif lain tidak efektif
menurunkan bilirubin
Panduan Transfusi Tukar
Komplikasi Transfusi Tukar
Komplikasi terkait
kateter
• Emboli udara
• Trombosis
• Perdarahan
• Intraventricular
haemorrhage
• Hipo atau hiperglikemia
• Hipokalsemia
• Hiperkalemia
• Asidemia
Komplikasi terkait
transfusi tukar
• Aritmia
• Bradikardia
• Netropenia
• Koagulopati dilusional
• NEC
• Septicemia
• Inkesi
• Hipo atau hipertermia
Kern Icterus
• Letargi
• Iritabilitas
• Tonus otot abnormal
• Postur tubuh tidak normal
• Apnoe
• Kejang
Gejala jangka pendek
• Palsi serebral atetoid
• Gangguan pendengaran
• Problem visual
• Problem gigi
Gejala jangka panjang
Breast-milk Jaundice
• Muncul mulai usia 24-72 jam, puncaknya usia 5-15
hari, dan menghilang pada minggu ketiga.
• Pada bayi aterm sehat, ibu tetap dapat meneruskan
menyusui dengan interval lebih sering.
• Menghentikan menyusui tidak direkomendasikan
kecuali kadar bilirubin >20 mg/dL
Simpulan
• Hiperbilirubinemia pada neonatus dapat terjadi
secara fisiologis dan patologis
• Ikterik pada neonatus harus dipastikan dengan
pemeriksaan laboratorium dan diinterpretasikan
sesuai usia
• Pemberian ASI sesegera mungkin dapat mencegah
terjadinya hiperbilirubinemia
• Penentuan dan penghentian terapi sinar harus
dilakukan sesuai dengan nomogram sesuai usia
END
SEMOGA BERMANFAAT

More Related Content

Similar to MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf

PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxPPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxBeataNino1
 
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiIka Acga
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptMethaKemala
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.pptoktaviaindah6
 
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptxHanungFirman
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusMansur Aurel
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinapriyani846
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHAulia Amani
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemipjj_kemenkes
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)REISA Class
 
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan KehamilanGestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan KehamilanMuhammad Nasrullah
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024Rafika Rosyda
 
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxTAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxtazkiasafara
 

Similar to MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf (20)

Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxPPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
 
hiperbilirubinemia
hiperbilirubinemiahiperbilirubinemia
hiperbilirubinemia
 
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
 
Ikterik neonatus
Ikterik neonatus Ikterik neonatus
Ikterik neonatus
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterus
 
Fototerapi
FototerapiFototerapi
Fototerapi
 
Askep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemiaAskep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemia
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEH
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan KehamilanGestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxTAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
 
PREEKLAMPSIA.pptx
PREEKLAMPSIA.pptxPREEKLAMPSIA.pptx
PREEKLAMPSIA.pptx
 

Recently uploaded

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (19)

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf

  • 1. Hiperbilirubinemia Materi Inti 7: Komplikasi Bayi Baru Lahir
  • 2. Tujuan Setelah mempelajari materi ini peserta latih mampu: • Mengetahui definisi hiperbilirubinemia • Mengetahui penyebab hiperbilirubinemia • Melakukan deteksi hiperbilirubinemia • Mengelola kasus hiperbilirubinemia
  • 3. Definisi • Warna kulit dan sklera mata kuning akibat penimbunan bilirubin • Insidens – Aterm: 60% – Pre term : 80 % Dewasa: Bilirubin > 2mg/dL Neonatus: Bilirubin > 5 mg/dL
  • 5. Jenis bilirubin Bilirubin Indirek Bilirubin Direk Terikat pada albumin Terikat pada glucoronic acid Larut lemak Larut air Dapat melewati sawar otak Diekskresi di urin dan feses Toksik terhadap sel otak Non toksik
  • 6. Patofisiologi • Peningkatan ambilan bilirubin akibat kadar hemoglobin yang tinggi – Neonatus normal – Hemolisis – Sefal hematom atau jejas, polisitemia • Penurunan konjugasi bilirubin di hepar – Penurunan aktivitas enzim glukuronil transferase – Defisiensi enzim glukuronil transferase tipe 1 (Criggler Najjar Syndrome) • Ekskresi bilirubin terganggu
  • 7. Etiologi • Kelainan hemolisis (G6PD) • TORCH 24 jam pertama • Fisiologis • ASI belum mencukupi • Sepsis • Polisitemia • Crigler Najjar Syndrome • Kelainan hemolisis 2 hari – 3 minggu • ASI eksklusif • Hipotiroid • Stenosis pylorus • Kolestasis Menetap setelah 3 minggu
  • 8. • Muncul setelah usia 24 jam • Bilirubin total naik < 5mg/dL per hari • Tertinggi di usia 4-5 hari pada aterm & 7 hari pada prematur • Menghilang setelah 14 hari Ikterus Fisiologis • Muncul dalam 24 jam pertama • Kenaikan bilirubin >5 mg/dL per hari • Menetap lebih dari 14 hari • Warna feses dempul dan urin kuning mewarnai baju • Bilirubin direk >2mg/dL Ikterus Patologis
  • 10. Memeriksa ikterik • Pemeriksaan dilakukan dengan cara menekan kulit untuk melihat warna kulit dan jaringan subkutan • Pemeriksaan dilakukan diruangan dengan pencahayaan cukup atau di dekat jendela dengan cahaya matahari
  • 12. Pemeriksaan laboratorium Indikasi Pemeriksaan Ikterik dalam 24 jam pertama Bilirubin total Ikterik terlihat diatas 24 jam Bilirubin total Ikterik yang butuh terapi sinar atau masuk kategori risiko tinggi di nomogram Golongan darah, bilirubin direk dan indirek, DPL Bilirubin diulang tiap 4-24 jam tergantung usia dan kadarnya Opsional: G6PD, retikulosit, ETCO2 Ikterik yang butuh transfusi tukar Retikulosit, G6PD, albumin, ETCO2 Bilirubin direk meningkat Urinalisis, kultur urin, evaluasi sepsis Ikterik muncul setelah usia 3 minggu Bilirubin total dan direk, ecaluasi kolestasis, skrining tiroid dan galaktosemia
  • 13. Nomogram Zona Risiko Hiperbilirubinemia pada Bayi >36 minggu BL >2000g ATAU Bayi >35 minggu BL >2500g berdasarkan usia
  • 15. Pencegahan Primer 1. Memberikan ASI sesegera mungkin pada semua neonatus cukup bulan dan kurang bulan yang sehat – Asupan kalori yang kurang dan atau dehidrasi yang diakibatkan pemberian ASI tidak adekuat berkontribusi pada peningkatan kadar bilirubin 2. Suplementasi dengan air atau dekstrose tidak direkomendasikan – Air atau dekstrose tidak dapat mencegah hiperbilirubinemia atau menurunkan kadar bilirubin
  • 16. Pencegahan Sekunder 1. Penilaian sistematik selama masa neonatus. – Sebaiknya dilakukan pemeriksaan golongan darah dan rhesus saat prenatal 2. Ikterik harus dinilai setiap 8-12 jam setelah lahir – Pemeriksaan dilakukan dengan cara menekan kulit untuk melihat warna kulit dan jaringan subkutan – Pemeriksaan dilakukan diruangan dengan pencahayaan cukup atau di dekat jendela dengan cahaya matahari – Ikterik akan terlihat mulai wajah dan menjalar ke kaudal sampai badan dan ekstremitas 3. Pemeriksaan bilirubin serum harus dilakukan jika ditemukan adanya ikterik dan diinterpretasikan sesuai dengan usianya
  • 17. Panduan Terapi Sinar pada bayi >35 minggu • Faktor risiko: penyakit hemolitik isoimun, G6PD, asfiksia, letargis, instabilitas suhu, sepsis, asidosis, hipoalbuminemia • Bayi sehat 35-17 mg, dapat diintervensi jika mencapai garis risiko medium. Boleh dilakukan intervensi pada kadar yang lebih rendah jika bayi lebih mendekati 35 minggu • Boleh dilakukan terapi sinar jika kadar bilirubin 2-3 angka dibawah normal (terapi sinar di rumah tidak boleh dilakukan pada bayi dengan faktor risiko
  • 18. Prinsip Kerja Terapi Sinar Bilirubin di kulit (tidak larut air) Foto isomer Bilirubin (larut air) Urin Sinar biru 450-460nm
  • 19. Terapi Sinar • Cuci tangan • Letakkan bayi dalam tempat tidur atau inkubator • Pasang penutup mata • Atur posisi sinar ± 45 cm dari bayi • Mulai terapi sinar • Berikan minum atau menetek lebih sering • Ubah posisi bayi setiap selesai memberi minum • Ukur temperatur bayi tiap 2-4 jam • Pantau produksi urin • Pantau kadar bilirubin
  • 20. Efek Samping Terapi Sinar • Peningkatan IWL • Diare • Skin Rash • Bronze baby Syndrome • Hipertermia
  • 21. Transfusi Tukar • Definisi: menukar darah pasien dengan darah donor untuk menghilangkan komponen darah yang abnormal dan toksin yang beredar dengan mempertahankan volume darah yang beredar • Indikasi: mencegah neurotoksisitas bilirubin setelah pilihan alternatif lain tidak efektif menurunkan bilirubin
  • 23. Komplikasi Transfusi Tukar Komplikasi terkait kateter • Emboli udara • Trombosis • Perdarahan • Intraventricular haemorrhage • Hipo atau hiperglikemia • Hipokalsemia • Hiperkalemia • Asidemia Komplikasi terkait transfusi tukar • Aritmia • Bradikardia • Netropenia • Koagulopati dilusional • NEC • Septicemia • Inkesi • Hipo atau hipertermia
  • 24. Kern Icterus • Letargi • Iritabilitas • Tonus otot abnormal • Postur tubuh tidak normal • Apnoe • Kejang Gejala jangka pendek • Palsi serebral atetoid • Gangguan pendengaran • Problem visual • Problem gigi Gejala jangka panjang
  • 25. Breast-milk Jaundice • Muncul mulai usia 24-72 jam, puncaknya usia 5-15 hari, dan menghilang pada minggu ketiga. • Pada bayi aterm sehat, ibu tetap dapat meneruskan menyusui dengan interval lebih sering. • Menghentikan menyusui tidak direkomendasikan kecuali kadar bilirubin >20 mg/dL
  • 26. Simpulan • Hiperbilirubinemia pada neonatus dapat terjadi secara fisiologis dan patologis • Ikterik pada neonatus harus dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium dan diinterpretasikan sesuai usia • Pemberian ASI sesegera mungkin dapat mencegah terjadinya hiperbilirubinemia • Penentuan dan penghentian terapi sinar harus dilakukan sesuai dengan nomogram sesuai usia