1. Pengertian
Hiperbilirubinemia adalah kenaikan tingkat bilirubin dalam darah pada anak. Ketika tubuhnya mengganti sel-sel darah merah dan jaringn tubuh lainnya dengan yang baru, maka hasil dari pembuangan proses ini biasanya akan dihilangkan oleh hati.
1. Pengertian
Hiperbilirubinemia adalah kenaikan tingkat bilirubin dalam darah pada anak. Ketika tubuhnya mengganti sel-sel darah merah dan jaringn tubuh lainnya dengan yang baru, maka hasil dari pembuangan proses ini biasanya akan dihilangkan oleh hati.
PENGERTIAN IKTERUS NEONATORIUM
Ikterus atau Hiperbilirubinemia pada BBL adalah meningginya kadar bilirubin didalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning. Ikterus pada bayi baru lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada neonatus kurang bulan
IKTERUS INI DI BAGI MENJADI 2
Ikterus Fisiologis
Ikterus Patologis
faktor yang menyebabkan terjadinya ikterus
Prahepatik (ikterus hemolitik)
Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik).
Pascahepatik (obstruktif)
Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjungasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian masuk dalam ginjal dan diekskresikan dalam urine.
Hepatoseluler (ikterus hepatik)
Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat dalam aliran darah
PENANGANAN
1. Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu
2. Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu
3. Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke puskesmas. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah 2 hari
Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus.
Ikterus adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sklera (bagian putih mata) dan kulit yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Ikterus umumnya mulai tampak pada sklera dan muka, selanjutnya meluas secara sefalokaudal (dari atas ke bawah) ke arah dada, perut dan ekstremitas. Pada bayi baru lahir, ikterus sering kali tidak dapat dilihat pada sklera karena bayi baru lahir umumnya sulit membuka mata.
Ikterus neonatorum terjadi ketika bayi baru lahir memiliki kadar bilirubin yang tinggi dalam darah. Bilirubin adalah zat kuning yang dibuat tubuh ketika menggantikan sel darah merah yang lama. Pada kebanyakan bayi, kelebihan bilirubin mencerminkan fenomena transisi fungsi organ tubuh bayi yang normal. Namun, pada beberapa bayi, kadar bilirubin dapat meningkat secara berlebihan, yang dapat menjadi masalah karena bilirubin yang tidak dikeluarkan tubuh dapat bersifat neurotoksik, sehingga dapat menyebabkan kematian pada bayi baru lahir atau gejala sisa neurologis (saraf) seumur hidup pada bayi (kernikterus).
syaripin551siti@gmail.com
Hiperemesis gravidarun adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dn keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1, kurang lebih 6 minggusetelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani 2009).
PENGERTIAN IKTERUS NEONATORIUM
Ikterus atau Hiperbilirubinemia pada BBL adalah meningginya kadar bilirubin didalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning. Ikterus pada bayi baru lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada neonatus kurang bulan
IKTERUS INI DI BAGI MENJADI 2
Ikterus Fisiologis
Ikterus Patologis
faktor yang menyebabkan terjadinya ikterus
Prahepatik (ikterus hemolitik)
Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik).
Pascahepatik (obstruktif)
Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjungasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian masuk dalam ginjal dan diekskresikan dalam urine.
Hepatoseluler (ikterus hepatik)
Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat dalam aliran darah
PENANGANAN
1. Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu
2. Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu
3. Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke puskesmas. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah 2 hari
Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus.
Ikterus adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sklera (bagian putih mata) dan kulit yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Ikterus umumnya mulai tampak pada sklera dan muka, selanjutnya meluas secara sefalokaudal (dari atas ke bawah) ke arah dada, perut dan ekstremitas. Pada bayi baru lahir, ikterus sering kali tidak dapat dilihat pada sklera karena bayi baru lahir umumnya sulit membuka mata.
Ikterus neonatorum terjadi ketika bayi baru lahir memiliki kadar bilirubin yang tinggi dalam darah. Bilirubin adalah zat kuning yang dibuat tubuh ketika menggantikan sel darah merah yang lama. Pada kebanyakan bayi, kelebihan bilirubin mencerminkan fenomena transisi fungsi organ tubuh bayi yang normal. Namun, pada beberapa bayi, kadar bilirubin dapat meningkat secara berlebihan, yang dapat menjadi masalah karena bilirubin yang tidak dikeluarkan tubuh dapat bersifat neurotoksik, sehingga dapat menyebabkan kematian pada bayi baru lahir atau gejala sisa neurologis (saraf) seumur hidup pada bayi (kernikterus).
syaripin551siti@gmail.com
Hiperemesis gravidarun adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dn keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1, kurang lebih 6 minggusetelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani 2009).
3. Apa itu Bilirubinemia?
Meningkatnya kadar bilirubin total pada
minggu pertama kelahiran. Kadar normal
maksimal adalah 12-13 mg% (205-220
µmol/L).
Suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam
darah mencapai suatu nilai yang mempunyai
potensi untuk menimbulkan Kern Ikterus
kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau
mempunyai hubungan dengan keadaan
5. Penyebabnya apa?
Peningkatan produksi;
Gangguan transportasi akibat penurunan
kapasitas pengangkutan
Gangguan fungsi hati
Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau
ektra hepatic.
Peningkatan sirkulasi enterohepatik
6. Patofisiologi
→Peningkatan kadar bilirubin tubuh
→Pada derajat tertentu bilirubin ini akan
bersifat toksik dan merusak jaringan
tubuh
→bilirubin indirek yang bersifat sukar
larut dalam air tapi mudah larut dalam
lemak. Sehingga memungkinkan
terjadinya efek patologis pada sel otak
apabila bilirubin tadi dapat menembus
darah otak
→Kernikterus
8. Faktor Ibu Faktor Bayi
1. Golongan 1. Trauma
darah ABO atau ink kelahiran: cephalohematoma, kulit memar,
ompatibilitas Rh diinstrumentasi pengiriman
2. Obat: diazepam (Va 2. Obat: sulfisoxazole asetil dengan eritromisi
liu), oksitosin (Pito n etilsuksinat (Pediazole),
cin) kloramfenikol (Chloromycetin)
3. Etnis: 3. Penurunan berat badan yang
Asia, penduduk asli berlebihan setelah kelahiran
Amerika 4. Infeksi: TORCH
4. Ibu penyakit: diabe 5. polycythemia
tes gestasional 6. prematuritas
7. Sebelumnya saudara
dengan hiperbilirubinemia
9. Gejala
Surasmi (2003)
◦ Gejala akut : letargi, tidak mau minum dan
hipotoni.
◦ Gejala kronik : tangisan yang melengking
(high pitch cry) meliputi hipertonus dan
opistonus (bayi yang selamat biasanya
menderita gejala sisa berupa paralysis
serebral dengan atetosis, gengguan
pendengaran, paralysis sebagian otot mata
dan displasia dentalis).
10. Handoko (2003)
◦ warna kuning (ikterik) pada kulit,
◦ membrane mukosa dan sclera
mata terlihat saat kadar bilirubin
darah mencapai sekitar 40
µmol/l.
11. Efek jangka panjang dari kern ikterus
adalah keterbelakangan mental,
kelumpuhan serebral (pengontrolan
otot yang abnormal, cerebral palsy),
tuli dan mata tidak dapat digerakkan
ke atas.
12. pemeriksaan
Penilaian Ikterus
Golongan darah ibu dan bayi; tes
COOMBS, Inkompabilitas ABO – Rh
Fungsi hati dan test tiroid sesuai
indikasi.
Uji serologi terhadap TORCH
Hitung IDL dan urine ( mikroskopis
dan biakan urine)
indikasi infeksi.
15. peningkatan kadar bilirubin dalam
darah berhubungan dengan kondisi
fisiologis/patologis
Tujuan/Kriteria: penurunan kadar
hiperbilirubin
Rencana Tindakan:
◦ Monitor tanda-tanda vital
◦ Monitor bilirubin serum
◦ Monitor bila ada muntah, kaku otot atau tremor
◦ Berikan minum ekstra
◦ Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian
fototerapi
16. Resiko gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
malas menghisap
Tujuan/Kriteria: Kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Rencana Tindakan:
◦ Berikan minum melalui sonde (ASI yang
diperah atau PASI)
◦ Lakukan oral hygiene dan olesi mulut dengan
kapas basah
◦ Monitor intake dan output
◦ Monitor berat badan tiap hari
◦ Observasi turgor dan membran mukosa
17. Resiko perubahan suhu Tubuh
berhubungan dengan efek samping
fototerapi
Tujuan/Kriteria: Suhu tubuh tetap normal
Rencana Tindakan:
◦ Monitor tanda-tanda vital tiap 4 jam
◦ Perhatikan suhu lingkungan dan gunakan
isolasi
◦ Berikan minum tambahan
18. Resiko terjadi trauma persepsi sensori
penglihatan berhubungan dengan efek
samping fototerapi
Tujuan/Kriteria: Tidak terjadi gangguan pada
retina pada masa perkembangan
Rencana Tindakan:
◦ Kaji efek samping fototerapi
◦ Letakkan bayi 45 cm dari sumber cahaya/lampu
◦ Selama dilakukan fototerapi tutup mata dengan
bahan yang tidak tembus cahaya
◦ Monitor reflek mata dengan senter pada saat bayi
diistirahatkan dan kontrol keadaan mata setiap 8
jam
◦ Buka tutup mata bila diberi minum atau saat tidak
dibawah sinar
19. Resiko terjadi gangguan integritas kulit
berhubungan dengan efek samping
fototerapi
Tujuan/Kriteria: Selama dalam perawatan
kulit bayi tidak mengalami gangguan
integritas kulit
Rencana Tindakan:
◦ Observasi keadaan keutuhan kulit dan warnanya
◦ Bersihkan segera bila bayi buang air besar atau
buang air kecil
◦ Gunakan lotion pada daerah bokong
◦ Jaga alat tenun dalam keadaan bersih dan kering
◦ Lakukan alih baring dan pemijatan
20. Potensial komplikasi : kern icterus
berhubungan dengan peningkatan
bilirubin serum.
Rencana Tindakan :
◦ kenali gejala dini / pencegahan peningkatan
icterus: Jika bayi telah terlihat kuning, lakukan
kontak dengan sinar matahari pagi selama 15-
30 menit pada pukul 7 – 8 pagi.
◦ Periksa/ monitor kadar bilirubin darah.
◦ Berikan intake cairan yang cukup sesuai
dengan kebutuhan.
◦ Laporkan kepada dokter hasil pemeriksaan
bilirubin darah, jika hasilnya 7 mg % atau
lebih.