SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
1. Cara pembuatan serbuk
 Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dimulai dari
bahan yang jumlahnyasedikit lalu diayak, biasanya dengan ayakan nomor 60 dan
dicampur lagi.2.
 Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak
diencerkan, untuk mencegahsebagian obat tertinggal dalam pori-pori. Caranya
pilihlah mortir yang halus, masukkan dulu kira-kira sama bahan tambahan, digerus
sendirian, baru dimasukkan dan digerus bersama obat yang berkhasiat keras.
Setelahitu masukkan bagian serbuk yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk dan
digerus. Untuk mencampur terdebut sebaiknya digunakan bagian serbuk lain yang
mempunyai warna berlainan dengan warna obat berkhasiat keras tersebut. Bila semua
serbuk berwarna putih, berilah zat warna, biasanya carmin.3.
 Bila bagian-bagian serbuk mempunyai berat jenis berlainan, masukkan dulu serbuk
yang berat jenisnya besar baru kemudian masukkan bagian serbuk yang berat
jenisnya lebih rendah dan diaduk. Sebagai contoh:R/ Magnesii Oxidii 5Bismuth
subcarbonas 5Sacch.lactis 5m.f. pulv dtd No.XS.t.d.d. cp.Masukkan Bismuth
Subcarbonas dulu dalam mortir, gerus sambil diaduk, ditambah MagnesiiOxydum
sedikit demi sedikit setelah itu dimasukkan Saccharum lactis.4.
 Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini
menghindari agar jangansampai ada bagian serbuk yang belum halus.5.
 Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu
untuk menggerus halusserbuk kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Hal ini
khusus untuk menggerus Kalii Bromidum, NatriiChloridum, dsb.6.
 Memanaskan mortir dilakukan dengan cara mengisi mortir dengan air panas,
didiamkan beberapa menit sampaidinding luar mortir terasa panas. Setelah itu air
panas dituang keluar dari mortir lalu mortir dikeringkan denganserbet bersih. Mortir
siap digunakan.Jangan menggunakan mortir panas untuk bahan-bahan yang mudah
menguap atau rusak pada pemanasan,seperti Ammonii Carbonas, Salol, Natrii
Bicarbonas, Ammonii Chloridum, dan peroksida.7.
 Cara mencampur camphora dalam serbuk dilakukan sebagai berikut : larutkan
camphora dengan spiritus fortior sampai cukup larut, setelah itu diaduk dengan bahan
lain, misalnya Saccharum Lactis sampai spiritus fortiornyamenguap. Pada waktu
mengaduk jangan ditekan untuk menghindari camphora menggumpal kembali.
Carademikian dapat dilakukan pada pembuatan serbuk naphtolum.Contoh resep :R/
Camphora 2 Naphtolum 1Talcum ad 100m.f. pulv. Adsp.S.u.e.8. Cara mencampur
Stibii Pentasulfidum dilakukan sebagai berikut : dimasukkan serbuk lain dalam
mortir,misalkan Saccharum lactis sebagian lalu masukkan serbuk Stibii
Pentasulfidum dan tambahkan Sacch.lactissisanya atau serbuk lain, baru diaduk dan
digerus tanpa ditekan. Dikerjakan demikian untuk menghindariserbuk Stibii
Pentasulfidum melekat dan memberi warna merah pada dinding mortir.9. Serbuk
dengan ekstrak kentalDalam mortir panas ekstrak kental diencerkan dengan cairan
penyari, misalnya Spiritus dilutus atau spirituslainnya secukupnya dan diserbukkan
dengan zat tambahan, misal Saccharum lactis atau amylum orizae.Cairan yang
digunakan untuk mengencerkan ekstrak kental :Etanol encer (70%) untuk Extract
Belladonnae, Extract Hyoscyami, Extrac Valerianae.Etanol 90% untuk Extrac
Cannabis Indicae.10. Serbuk dengan tinctura atau extractum liquidumTinctura dan
extractum liquidum diuapkan pelarutnya di atas penangas air hingga hampir kering
laludiserbukkan dengan bahan tambahan yang cocok, biasanya Saccharum lactis, bila
untuk obat dalam. Supayaserbuk yang dipakai pengeringan tidak menjadi keras,
massa selalu dilepas dengan spatel atau sudip daridinding mortir.Bila kandungan zat
berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak dan jumlahnya kecil, maka digunakan
mortir panas dan dikeringkan dengan penambahan Saccharum lactis.Tinctura yang
sering dibuat adalah Ratanhae Tinctura, Opii Tinctura, Gentianae Tinctura, dan
StrophantiTinctura. Bila zat berkhasiat pada pemanasan mudah menguap atau rusak
oleh pemanasan dapat dilakukansebagai berikut :a.
 Isi tingtur diketahui secara kualitatif dan kuantitatif. Di sini diambil isi zat
berkhasiatnya saja, misalkan pada Opii Benzoica Tinctura, Camphorae Solutio
Spirituosa dan Iodii Tinctura. b.
 Tingtur tidak dapat diganti dengan isi zat berkhasiatnya. Disini tingtur diuapkan
dengan pemanasanserendah mungkin. Dapat dilakukan sebagai berikut, dalam cawan
yang berisi Saccharum Lactis dipanasidi atas tangas air dan teteskan tingtur sambil
diaduk, tetes demi tetes, penambahan tetes setelah tetessebelumnya menjadi kering.
Cara ini dilakukan pada Opii Aromatica Tinctura, Valerianae Tinctura.11. Gula
berminyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gram Saccharum Lactis dengan 1
tetes minyak eteris,yang sering digunakan adalah Oleum Anisi, Oleum Foeniculli,
dan Oleum Menthae Piperitae. Gula berminyak tidak boleh disimpan sebagai
persediaan dan dikemas dalam kertas perkamen, jangan dengan kertas parafinsebab
minyak eterisnya akan diserap.12. Campuran serbuk yang menjadi basah atau
mencair Arti basah disini ialah menyerap air atau keluar air kristalnya, menyerap air
disini disebabkan karena campuranserbuk itu lebih higroskopis daripada masing-
masing serbuk/kristal. Campuran tersebut dapat pulamenyebabkan turunnya titik
lebur campuran serbuk dibanding titik lebur masing-masing serbuk.Untuk
mengatasinya maka masing-masing zat dicampur dengan serbuk netral lain terlebih
dahulu kemudiandicampur. Sebagai serbuk netral digunakan SL, Liquiritae radix,
Bolus Alba, dan amylum
2. Syarat umum serbuk
1.Kering
2. Halus
3. Homogen
4. Memenuhi uji keragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan
(seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk terbagi/pulveres yang
mengandung obat keras, narkotik, dan psikotropik.
3 . Tabel 1 Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Halus
Klasifikasi Serbuk
Simplisia Nabati dan Simplisia Hewani Bahan Kimia
Nomor Nominal
Serbuk 1
Batas derajat halus2
Nomor Nominal
Serbuk 1
Batas derajat halus2
%
Nomor
Pengayak
%
Nomor
Pengayak
Sangat Kasar 8 20 60
Kasar 20 40 60 20 60 40
Setengah Kasar 40 40 80 40 60 60
Halus 60 40 100 80 60 120
Sangat Halus 80 100 80 120 100 120
4

More Related Content

What's hot

Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikristyaji
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetriRani Ye
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanYulinda Kartika
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 

What's hot (20)

Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisik
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
mikromiretik
mikromiretikmikromiretik
mikromiretik
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Titik lebur
Titik leburTitik lebur
Titik lebur
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 

Similar to Cara pembuatan serbuk

PULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERSPULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERSDheyla23
 
4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptxFitriAyuWahyuni1
 
3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaanrahmanobita
 
Pembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptx
Pembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptxPembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptx
Pembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptxTitaniaUtami
 

Similar to Cara pembuatan serbuk (7)

PULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERSPULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERS
 
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
 
4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx
 
3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan
 
pulv-serbuk.ppt
pulv-serbuk.pptpulv-serbuk.ppt
pulv-serbuk.ppt
 
Pembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptx
Pembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptxPembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptx
Pembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptx
 
Pulvis pulveres1
Pulvis pulveres1Pulvis pulveres1
Pulvis pulveres1
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Cara pembuatan serbuk

  • 1. 1. Cara pembuatan serbuk  Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dimulai dari bahan yang jumlahnyasedikit lalu diayak, biasanya dengan ayakan nomor 60 dan dicampur lagi.2.  Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak diencerkan, untuk mencegahsebagian obat tertinggal dalam pori-pori. Caranya pilihlah mortir yang halus, masukkan dulu kira-kira sama bahan tambahan, digerus sendirian, baru dimasukkan dan digerus bersama obat yang berkhasiat keras. Setelahitu masukkan bagian serbuk yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk dan digerus. Untuk mencampur terdebut sebaiknya digunakan bagian serbuk lain yang mempunyai warna berlainan dengan warna obat berkhasiat keras tersebut. Bila semua serbuk berwarna putih, berilah zat warna, biasanya carmin.3.  Bila bagian-bagian serbuk mempunyai berat jenis berlainan, masukkan dulu serbuk yang berat jenisnya besar baru kemudian masukkan bagian serbuk yang berat jenisnya lebih rendah dan diaduk. Sebagai contoh:R/ Magnesii Oxidii 5Bismuth subcarbonas 5Sacch.lactis 5m.f. pulv dtd No.XS.t.d.d. cp.Masukkan Bismuth Subcarbonas dulu dalam mortir, gerus sambil diaduk, ditambah MagnesiiOxydum sedikit demi sedikit setelah itu dimasukkan Saccharum lactis.4.  Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini menghindari agar jangansampai ada bagian serbuk yang belum halus.5.  Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus halusserbuk kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Hal ini khusus untuk menggerus Kalii Bromidum, NatriiChloridum, dsb.6.  Memanaskan mortir dilakukan dengan cara mengisi mortir dengan air panas, didiamkan beberapa menit sampaidinding luar mortir terasa panas. Setelah itu air panas dituang keluar dari mortir lalu mortir dikeringkan denganserbet bersih. Mortir siap digunakan.Jangan menggunakan mortir panas untuk bahan-bahan yang mudah menguap atau rusak pada pemanasan,seperti Ammonii Carbonas, Salol, Natrii Bicarbonas, Ammonii Chloridum, dan peroksida.7.  Cara mencampur camphora dalam serbuk dilakukan sebagai berikut : larutkan camphora dengan spiritus fortior sampai cukup larut, setelah itu diaduk dengan bahan lain, misalnya Saccharum Lactis sampai spiritus fortiornyamenguap. Pada waktu mengaduk jangan ditekan untuk menghindari camphora menggumpal kembali. Carademikian dapat dilakukan pada pembuatan serbuk naphtolum.Contoh resep :R/ Camphora 2 Naphtolum 1Talcum ad 100m.f. pulv. Adsp.S.u.e.8. Cara mencampur Stibii Pentasulfidum dilakukan sebagai berikut : dimasukkan serbuk lain dalam mortir,misalkan Saccharum lactis sebagian lalu masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahkan Sacch.lactissisanya atau serbuk lain, baru diaduk dan digerus tanpa ditekan. Dikerjakan demikian untuk menghindariserbuk Stibii
  • 2. Pentasulfidum melekat dan memberi warna merah pada dinding mortir.9. Serbuk dengan ekstrak kentalDalam mortir panas ekstrak kental diencerkan dengan cairan penyari, misalnya Spiritus dilutus atau spirituslainnya secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan, misal Saccharum lactis atau amylum orizae.Cairan yang digunakan untuk mengencerkan ekstrak kental :Etanol encer (70%) untuk Extract Belladonnae, Extract Hyoscyami, Extrac Valerianae.Etanol 90% untuk Extrac Cannabis Indicae.10. Serbuk dengan tinctura atau extractum liquidumTinctura dan extractum liquidum diuapkan pelarutnya di atas penangas air hingga hampir kering laludiserbukkan dengan bahan tambahan yang cocok, biasanya Saccharum lactis, bila untuk obat dalam. Supayaserbuk yang dipakai pengeringan tidak menjadi keras, massa selalu dilepas dengan spatel atau sudip daridinding mortir.Bila kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak dan jumlahnya kecil, maka digunakan mortir panas dan dikeringkan dengan penambahan Saccharum lactis.Tinctura yang sering dibuat adalah Ratanhae Tinctura, Opii Tinctura, Gentianae Tinctura, dan StrophantiTinctura. Bila zat berkhasiat pada pemanasan mudah menguap atau rusak oleh pemanasan dapat dilakukansebagai berikut :a.  Isi tingtur diketahui secara kualitatif dan kuantitatif. Di sini diambil isi zat berkhasiatnya saja, misalkan pada Opii Benzoica Tinctura, Camphorae Solutio Spirituosa dan Iodii Tinctura. b.  Tingtur tidak dapat diganti dengan isi zat berkhasiatnya. Disini tingtur diuapkan dengan pemanasanserendah mungkin. Dapat dilakukan sebagai berikut, dalam cawan yang berisi Saccharum Lactis dipanasidi atas tangas air dan teteskan tingtur sambil diaduk, tetes demi tetes, penambahan tetes setelah tetessebelumnya menjadi kering. Cara ini dilakukan pada Opii Aromatica Tinctura, Valerianae Tinctura.11. Gula berminyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gram Saccharum Lactis dengan 1 tetes minyak eteris,yang sering digunakan adalah Oleum Anisi, Oleum Foeniculli, dan Oleum Menthae Piperitae. Gula berminyak tidak boleh disimpan sebagai persediaan dan dikemas dalam kertas perkamen, jangan dengan kertas parafinsebab minyak eterisnya akan diserap.12. Campuran serbuk yang menjadi basah atau mencair Arti basah disini ialah menyerap air atau keluar air kristalnya, menyerap air disini disebabkan karena campuranserbuk itu lebih higroskopis daripada masing- masing serbuk/kristal. Campuran tersebut dapat pulamenyebabkan turunnya titik lebur campuran serbuk dibanding titik lebur masing-masing serbuk.Untuk mengatasinya maka masing-masing zat dicampur dengan serbuk netral lain terlebih dahulu kemudiandicampur. Sebagai serbuk netral digunakan SL, Liquiritae radix, Bolus Alba, dan amylum 2. Syarat umum serbuk 1.Kering 2. Halus 3. Homogen 4. Memenuhi uji keragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan (seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk terbagi/pulveres yang mengandung obat keras, narkotik, dan psikotropik.
  • 3. 3 . Tabel 1 Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Halus Klasifikasi Serbuk Simplisia Nabati dan Simplisia Hewani Bahan Kimia Nomor Nominal Serbuk 1 Batas derajat halus2 Nomor Nominal Serbuk 1 Batas derajat halus2 % Nomor Pengayak % Nomor Pengayak Sangat Kasar 8 20 60 Kasar 20 40 60 20 60 40 Setengah Kasar 40 40 80 40 60 60 Halus 60 40 100 80 60 120 Sangat Halus 80 100 80 120 100 120 4