1. Askep AsfiKsia Neonatorum
Postedon00:10 - by _ExVa_In: ASKEPANAK
ASFIKSIA NEONATORUM
PENGERTIAN
Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intra uterus ke
kehidupan ekstra uterin hingga berusia kurang dari 1 bulan.
asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak mampu bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir.asfiksia berarti hipoksia yang progresif karena
gangguan pertukaran gas serta transport 02 dari ibu ke janin sehingga terdapat
gangguan dalam persediaan O2 dan kesulitan mengeluarkan CO2,saat janin di
uterus hipoksia.
PENYEBAB
Towel (1996) mengajukan penggolongan penyebab kegagalan
pernapasan paa bayi terdiri dari :
1. Faktor ibu
a. Hipoksia ibu
Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik
atau anestesi dalam, dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin
dengan segala akibatnya.
b. Gangguan aliran darah uterus
Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan
berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan juga ke janin, kondisi ini
sering ditemukan pada gangguan kontraksi uterus, hipotensi mendadak
pada ibu karena perdarahan, hipertensi pada penyakit eklamsi.
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan
kondisi plasenta, asfiksis janin dapat terjadi bila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, misalnya perdarahan plasenta, solusio
plasenta.
3. Faktor fetus
2. Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran
darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas
antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada
keadaan talipusat menumbung, melilit leher, kompresi tali pusat antara
jalan lahir dan janin.
4. Faktor neonates
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
beberapa hal yaitu pemakaian obat anestesi yang berlebihan pada ibu,
trauma yang terjadi saat persalinan misalnya perdarahan intra kranial,
kelainan kongenital pada bayi misalnya hernia diafragmatika, atresia atau
stenosis saluran pernapasan, hipoplasia paru.
TANDA DAN GEJALA
Pada asfiksia tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardivaskuler
yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaraya :
a. Hilang sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung
b.Terjadinya asidosis metabolic akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan
termasuk otot jantung sehingga menimbulkan kelemahan jantung
c. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan tetap
tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah
mengalami gangguan
Gejala klinis :
Bayi yang mengalami kekurangan O2 akan terjadi pernafasan yang
cepat dalam periode yang singkat apabila asfiksia berlanjut, gerakan
pernafasan akan berhenti, denyut jantung juga mulai menurun, sedangkan
tonus neuromuscular berkurang secara berangsur-agsur berkurang dari bayi
memasuki periode apneru primer.
3. Gejala dan tanda pada asfiksia neunatorum yang khas antara lain
meliputi pernafasan cepat, pernafasan cuping hidung, sianosisus, nadi cepat
Gejala lanjut pada asfiksia :
1) Pernafasan megap-megap yang dalam
2) Denyut jantung terus menurun
3) Tekanan darah mulai menurun
4) Bayi terlihat lemas (flaccid)
5) Menurunnya tekanan O2 anaerob (PaO2)
6) Meningginya tekanan CO2 darah (PaO2)
7) Menurunnya PH (akibat acidosis respoiraktorik dan metabolic)
8) Dipakainya sumber glikogen tubuh anak metabolisme anaerob
9) Terjadinya perubahan sistem kardivaskuler
PATOFISIOLOGI
Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama
kehamilan / persalinan, akan terjadi asfiksia. Keadaan ini akan mempengaruhi
fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan
dan gangguan ini dapat reversible atau tidak tergantung dari berat badan dan
lamanya asfiksia. Asfiksia ringan yang terjadi dimulai dengan suatu periode
appnoe, disertai penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan
menunjukan usaha nafas, yang kemudian diikuti pernafasan teratur. Pada
asfiksia sedang dan berat usaha nafas tidak tampak sehingga bayi berada dalam
periode appnoe yang kedua, dan ditemukan pula bradikardi dan penurunan
tekanan darah.Disamping perubahan klinis juga terjadi gangguan metabolisme
dan keseimbangan asam dan basa pada neonatus. Pada tingkat awal
menimbulkan asidosis respiratorik, bila gangguan berlanjut terjadi metabolisme
anaerob yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh pada
4. hati dan jantung berkurang. Hilangnya glikogen yang terjadi pada kardiovaskuler
menyebabkan gangguan fungsi jantung. Pada paru terjadi pengisian udara
alveoli yamh tidak adekuat sehingga menyebabkan resistensi pembuluh darah
paru. Sedangkan di otak terjadi kerusakan sel otak yang dapat menimbulkan
kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.
APGAR
SCORE
nilai 0-3 :
asfiksia berat
nilai 4-6 :
asfiksia
sedang
nilai 7-10 :
normal
Dilakuk
an
pemantauan
nilai apgar
pada menit
ke-1 dan
menit ke-5,
bila nilai apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit
sampai skor mencapai 7. Nilai apgar berguna untuk menilai keberhasilan
resusitasi bayi baru lahir dan menentukan prognosis, bukan untuk memulai
resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak
menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skor apgar)
KLASIFIKASI
Asfiksia neonatorum diklasifikasikan sbb:
TANDA 0 1 2 JUMLAH
NILAI
Frekwensi
jantung
Tidak ada Kurang dari
100 X/menit
Lebih dari 100
X/menit
Usaha
bernafas
Tidak ada Lambat, tidak
teratur
Menangis
kuat
Tonus
otot
Lumpuh Ekstremitas
fleksi sedikit
Gerakan aktif
Refleks Tidak ada Gerakan
sedikit
Menangis
Warna Biru / pucat Tubuh
kemerahan,
ekstremitas
biru
Tubuh dan
ekstremitas
kemerahan
5. 1. Asphyksia Ringan ( vigorus baby)
Skor APGAR 7-10, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan
tindakan istimewa.
2. Asphyksia sedang ( mild moderate asphyksia)
Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi
jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis,
reflek iritabilitas tidak ada.
3. Asphyksia Berat
Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi
jantung kurang dari 100 x permenit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan
kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada. Pada asphyksia dengan
henti jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10
menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum,
pemeriksaan fisik sama pada asphyksia berat.
KOMPLIKASI
Meliputi berbagai organ yaitu :
1. otak : edema otak,perdarahan otak,
2. jantung dan paru : hipertensi pulmonal persisten pada neonatus, perdarahan
paru, edema paru.
3. ginjal : tubular nekrosis akut.
4. hiperbilirubenimia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto polos dada
USG kepala
6. laboratorium: darah rutin analisa gas darah,serum elektrolit
Baby Gram (RO dada)
PENATALAKSANAAN
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi
baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan
membatasi gejala sisa yang mungkin muncul. Tindakan resusitasi bayi baru lahir
mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi :
Memastika saluran nafas terbuka :
Meletakan bayi dalam posisi yang benar
Menghisap mulut kemudian hidung kalau perlu trachea
Bila perlu masukan Et untuk memastikan pernapasan terbuka
Memulai pernapasan :
Lakukan rangsangan taktil Beri rangsangan taktil dengan menyentil atau
menepuk telapak kakiLakukan penggosokan punggung bayi secara
cepat,mengusap atau mengelus tubuh,tungkai dan kepala bayi.
Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif
3. Mempertahankan sirkulasi darah :
Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau bila
perlu menggunakan obat-obatan
Cara resusitasi dibagi dalam tindakan umum dan tindakan khusus :
1. Tindakan umum
a. Pengawasan suhu
b. Pembersihan jalan nafas
7. c. Rangsang untuk menimbulkan pernafasan
2. Tindakan khusus
a. Asphyksia berat
Resusitasi aktif harus segera dilaksanakan, langkah utama
memperbaiki ventilasi paru dengan pemberian O2 dengan tekanan dan
intermiten, cara terbaik dengan intubasi endotrakeal lalu diberikan O2
tidak lebih dari 30 mmHg. Asphiksia berat hampir selalu disertai asidosis,
koreksi dengan bikarbonas natrium 2-4 mEq/kgBB, diberikan pula glukosa
15-20 % dengan dosis 2-4ml/kgBB. Kedua obat ini disuntuikan kedalam
intra vena perlahan melalui vena umbilikalis, reaksi obat ini akan terlihat
jelas jika ventilasi paru sedikit banyak telah berlangsung. Usaha
pernapasan biasanya mulai timbul setelah tekanan positif diberikan 1-3
kali, bila setelah 3 kali inflasi tidak didapatkan perbaikan pernapasan atau
frekuensi jantung, maka masase jantung eksternal dikerjakan dengan
frekuensi 80-100/menit. Tindakan ini diselingi ventilasi tekanan dalam
perbandingan 1:3 yaitu setiap kali satu ventilasi tekanan diikuti oleh 3 kali
kompresi dinding toraks, jika tindakan ini tidak berhasil bayi harus dinilai
kembali, mungkin hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan asam dan
basa yang belum dikoreksi atau gangguan organik seperti hernia
diafragmatika atau stenosis jalan nafas.
b. Asphyksia sedang
Stimulasi agar timbul reflek pernapsan dapat dicoba, bila dalam
waktu 30-60 detik tidak timbul pernapasan spontan, ventilasi aktif harus
segera dilakukan, ventilasi sederhana dengan kateter O2
intranasaldengan aliran 1-2 lt/mnt, bayi diletakkan dalam posisi dorsofleksi
kepala. Kemudioan dilakukan gerakan membuka dan menutup nares dan
mulut disertai gerakan dagu keatas dan kebawah dengan frekuensi 20
kali/menit, sambil diperhatikan gerakan dinding toraks dan abdomen. Bila
bayi memperlihatkan gerakan pernapasan spontan, usahakan mengikuti
8. gerakan tersebut, ventilasi dihentikan jika hasil tidak dicapai dalam 1-2
menit, sehingga ventilasi paru dengan tekanan positif secara tidak
langsung segera dilakukan, ventilasi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan dari mulut ke mulut atau dari ventilasi ke kantong masker.
Pada ventilasi dari mulut ke mulut, sebelumnya mulut penolong diisi dulu
dengan O2, ventilasi dilakukan dengan frekuensi 20-30 kali permenit dan
perhatikan gerakan nafas spontan yang mungkin timbul. Tindakan
dinyatakan tidak berhasil jika setelah dilakukan berberapa saat terjasi
penurunan frekuensi jantung atau perburukan tonus otot, intubasi
endotrakheal harus segera dilakukan, bikarbonas natrikus dan glukosa
dapat segera diberikan, apabila 3 menit setelah lahir tidak memperlihatkan
pernapasan teratur, meskipun ventilasi telah dilakukan dengan adekuat.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
identitas klien dan keluarga
riwayat kehamilan ibu dan persalinan ibu
pengukur hasil nilai apgar score bila nilainya 0-3 asfiksia berat,bila nilainya 4-6
asfiksia ringan
pengkajian dasar data neonates
sirkulasi
Nadi apical cepat atau tidak,teratur atau tidak
murmur jantung yang dapat di dengar
neurosensori
tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak buncit.
9. Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh, sutura mungkin
mudah digerakkan, fontanel mungkin besar.
Reflek tergantung pada usia gestasi.
pernafasan
Nilai apgar mungkin renda
Pernapasan mungkin dangkal, tidak teratur
Mengorok, pernapasan cuping hidung, retrakasi suprasternal
Adanya bunyi mengi selama fase inspirasi dan ekspirasi
warna kulit
Keamanan
suhu berfluaktasi dengan mudah
menangis mungkin lemah
menggunakan otot-otot bantu nafas
Makanan / cairan
berat badan kurang dari 2500 gr
Diagnosa
pola nafas tidak efektif b.d imaturitas paru dan neuromuskuler,penurunan
energy,dan keletihan.
bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi mekanis (adanya secret)
perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelahiran preterm,lingkungan
NICU tidak alami,perpisahan dari orang tua
perubahan proses keluarga b.d krisis situasi/maturasi,,gangguan proseses
kedekatan orang tua
Intervensi
DX.I
tempatkan pada posisi terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung
menghadap ke atas
R: untuk mencegah adanya penyempitan jalan nafas
observasi adanya penyimpangan dari fungsi yang di inginkan,kenali tanda-tanda
sianosis,pernafasan cuping hidung
lakukan penghisapan (suction)
10. R: untuk menghilangkan mucus yang terakumulasi dari nasofaring,tracea
lakukan perkusi,vibrasi,dan postural drainage sesuai indikasi
R: untuk memudahkan drainase secret
pertahankan suhu lingkungan yang netral
R: untuk menghemat penggunaan O2
pantau dengan ketat pengukuran gas darah
observasi dan kaji respon bayi terhadap terapi ventilasi dan oksigenasi
TUJUAN
jalan nafas tetap paten
pernafasan memberikan oksigenasi dan pembuangan CO2 yang adekuat
frekuensi dan pola nafas dalam batas yang sesuai
gas darah arteri dan keseimbangan asam basa dalam batas normal
oksigenasi jaringan adekuat
DX.II
aspirasi (hisap) dari jalan nafas sesuai kebutuhan
R: untuk memungkinkan reoksigenasi
beri posisi terlentang dengan kepala pada posisi”mengendus” dengan leher
sedikit ekstensi
R: memungkinkan terbukanya jalan nafas
lakukan visioterapi dada bila di instruksikan
auskultasi kedua lapang paru
TUJUAN
jalan nafas tetap bersih
pernafasan dalam batas normal
DX.III
berikan nutrisi optimal
R: untuk menjamin penambahan berat badan yang mantap dan pertumbuhan
otak
berikan periode istirahat yang teratur tanpa gangguan
R: untuk menurunkan penggunaan kalori dan O2 yang tidak perlu.
11. kenali adanya tanda-tanda stimulasi berlebihan(menguap,membelalak,peka
rangsang,menangis
tingkatkan interaksi orang tua-bayi
R: merupakan hal yang esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan
normal
TUJUAN
bayi menunjukkan penambahan berat badan mantap saat melewati fase akut
penyakit
bayi hanya terpapar stimulus yang tepat
DX.IV
dorong kunjungan orang tua sesering mungkian
R: untuk memulai proses kedekatan
dorong orang tua menyentuh,menggendong,dan merawat bayi sesuai degan
kondisi fisik bayi,bersikap terlibat aktif dalam perawatan bayi
R: untuk meningkatkan kepercayaan diri orang tua
izinkan orang tua untuk menghabiskan waktu sendiri,bersama bayi
PADA SAUDARA KANDUNG
Dorong saudara kandung untuk mengunjungi bayi bila mungkin
jelaskan lingkungan,kejadian,penampilan bayi dan mengapa bayi tidak dapat
pulang kerumah
R: untuk menyiapkan mereka untuk berkunjung
anjurkan saudara kandung untuk membuat foto ata membawa benda kecil
lainnya,seperti surat,untuk bayi dan di letakkan pada incubator atau
keranjang bayi.
TUJUAN
orang tua berhubungan secara positif dengan bayi
orang tua memberikan perawatan ,menunjukkan sikap nyaman dalam hubungan
dengan bayi
saudara kandung mengunjungi bayi di NICU atau ruang perawatan
saudara kandung menunjukkan pemahaman terhadap keadaan bayi
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-3 BULAN
12. TUMBUH KEMBANG NEONATUS
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan 28 hari,dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim.
Dengan terpisahnya bayi dari ibu,maka terjadilah awal proses fisiologik :
peredaran darah oleh placenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru
saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi
hati digunakan untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun
system imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi
system kardivaskuler
BAYI BULAN PERTAMA
berat badan 3,0-4,3 kg
panjang badan 49,8-54,6
lingkar kepala 33-39 cm
gerakan kasar: tangan dan kaki bergerak aktif
gerakan halus : kepala menoleh kesamping kanan kiri
komunikasi/bicara : bereaksi terhadap bunyi lonceng
social kemandirian: menatap wajah ibu/pengasuh
BAYI BULAN KEDUA
berat badan 3,6 -5,3 kg
panjang badan 52,8-58,1 cm
lingkar kepala 35-41 cm
gerakan kasar mengangkat kepala ketika tengkurap
gerakan halus kepala menoleh kanan kiri
komunikasi/bicara bersuara
social kemandirian tersenyum spontan
BAYI BULAN KETIGA
berat badan rata-rata naik 140-200 gram / minggu
panjang badan rata-rata bertambah 2,5 cm/bln pada usia tiga bulan rata-rata 5,6-6,1
kg
13. lingkar kepla rata-rata bertambah 1,5 cm pada usia tiga bulan rata-rata 37-43cm
rasa lapar dan keinginan untuk makan ditunjukkan dengan menagis,bila sudah
terpenuhi bayi akan tidur
belajar mengangkat kepala
belajar dengan mengikuti objek dengan matanya
melihat kemuka seseorang dan tersenyum
beraksi terhadap suara dan bunyi
mengenal ibunya dengan penglihatan,penciuman,pendengaran dan kontak
menahan barang yang dipegangnya
mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
DAMPAK HOSPITALISASI PADA NEONATUS DAN PADA KELUARGANYA
Bila bayi terlahir sebagai neonatus yang sakit,akan terjadi gangguan hubungan
tali kasih antara orang tua dan bayi nya.perawat yang langsung merawat bayi yang
sakit dapat membantu mempertahankan hubungan tali kasih antara orang tua dan bayi
dengan melibatkan orang tua dalam merawat bayi nya.baik secara langsung maupun
tidak langsung.
RESPON DAN KEMAMPUAN ADAPTASI ORANG TUA
Respon orangtua pada neonates yang dirawat tergantung beberapa hal :
kepribadian orang tua
latar belakang social budaya
interaksi dengan orang terdekat
Reaksi orang tua terhadap penyakit anak nya tergantung pada:
keseriusan yang mengancam
pengalaman dengan penyakit atau hospitalisasi
prosedur medis
system pendukung yang ada
kemampuan koping
keyakinan agama dan latar belakang budaya
pola komunikasi anggota keluarga
RESPON SAUDARA KANDUNG
14. Respon saudara kandung terhadap saudaranya yang sakit tergantung pada
usianya.namun stress umum yang dirasakan saudara kandung terhadap saudara
yang sakit adalah :
perpisahan
kehilangan kendali
perubahan gambaran diri
rasa takut
DAMPAK HOSPITALISASI ATAU PERAWATAN TERHADAP NEONATUS
Kemunduran tumbuh kembanng umum terjadi pada bayi dengan
prematuritas,berat lahir rendah,asfiksia,sakit berat. menurut penelitian neonates
yang dirawat di NICU mengalami kemunduran tumbuh kembang sebanyak 15-
35%.faktor yang mempengaruhi kelambatan tumbuh kembang selain hospitalisasi
antara lain:
perkembangan otak yang imatur
factor resiko yang menyebabkan resiko lainnya,misalnya kecacatan
pola asuh orang tua dan linkungan
Reaksi bayi terhadap Hospitalisasi:
berpisah dengan orang tua menyebabkan gangguan rasa percaya dan kasih
saying
bayi akan merasa cemas ditandai dengan (menangis,melekat pada ibu nya.
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi anak:
takut
strees
cemas
sedih
frustasi
DAFTAR PUSTAKA
Cecily L.Betz & Linda A. Sowden, 2001, Buku saku Keperawatan Pediatri, EGC,
Jakarta.
L Wong.Donna,2003,Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4,EGC,Jakarta.