SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Berpikir Ilmiah dan Bertindak Kreatif
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia hidup itu selalu menghadapi yang namanya masalah, baik itu masalah pribadi
maupun itu masalah bersama. Diantara masalah itu ada yang dapat dipecahkan, namun ada
juga masalah yang tidak dapat diselesaikan. Kenapa demikian? Padahal pada hakekatnya
tidak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan. Apakah mereka tidak berpikir?
Pada masa sekarang ini terjadi kerusuhan dimana-mana, seperti tragedi priok yang
menimbulkan korban tewas dan kasus gayus tambunan yang memakan uang rakyat sebesar ±
28 milyar. Mengapa hal itu bisa terjadi? Padahal mereka adalah orang-orang yang terpelajar.
Mengapa mereka lebih menggunakan otot daripada otak, ataupun lebih mementingkan hawa
nafsu daripada kepentingan rakyat?
Fenomena di atas masih hangat dibicarakan dan belum menemukan benang merahnya. Lalu,
apa yang mendasari pikiran mereka sehingga melakukan hal-hal yang merugikan orang lain?
Bukankah sadar ataupun tidak manusia itu pada hakekatnya berfikir.
Fenomena lain yang dapat penulis temukan yaitu keadaan Desa Simpang Kanan Kecamatan
Simpang Kanan Kabupaten Rokan Hilir, yang dari 2 tahun lalu sewaktu penulis pergi dari
desa tersebut dan merantau ke pekanbaru masih terlihat sama seperti saat ditinggalkan.
Keadaannya masih seperti itu-itu saja tanpa ada perubahan yang moncolok. Apa yang terjadi
pada desa tersebut? Apakah tidak ada satu orangpun yang kreatif di desa tersebut?
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, akan lebih baik jika penulis
menyusunnya secara sistematis dan menerangkan beberapa kajian teori ilmu yang
menyangkut permasalahan yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah
Jika dilihat permasalahan di atas, maka akan timbul pertanyaan, lalu sebenarnya apakan
berpikir itu? Di dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa rumusan masalah yang dirasa
akan menjawab semua pertanyaan itu yaitu tentang:
Apa itu berfikir?
Kenapa manusia berfikir?
Macam-macam berfikir.
Defenisi kreatifitas beserta ciri-cirinya.
BAB II
PEMBAHASAN
BERPIKIR DAN BERTINDAK KREATIF
A. BERPIKIR
1. Defenisi Berpikir
Dalam mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam pendapat, di
antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi saja, ada pula yang
memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons, ada
yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari
hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula yang mengatakan bahwa berpikir
merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher level cohnitive), sering pula dikemukakan
bahwa berpikir itu merupakan aktivitas psikis yang intensional.
Berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada
suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini maka dapat dipahami bahwa
pengertian ini merujuk berdasarkan hasi berpikir dan tujuan berpikir. Jika diuraikan adalah
sebagai berikut:
Penulis mendefenisikan berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ide-ide, dan konsep
yang diarahkan untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses karena sebelum berpikir
kita tidak mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu berpikir itulah ide bisa datang
sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya adalah pemikiran kreatif.
Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat kita berpikir
yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya adalah: apa, mengapa,
kenapa, bagaimana, dan dimana. Akan lebih mudah jika diuraikan sebagai berikut:
Para ahli juga ada yang mendenisikan berpikir dengan berbagai macam bentuk. Penulis
mengambil satu pendapat yang dikira tepat untuk menjelaskan apa itu berpikir, yaitu:
- Drever, ia mengemukakan masalah berpikir sebagai berikut: “Thinking is any course or
train of ideas; in the by a problem.” Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa berpikir
bertitik tolak dari adanya persoalan atau problem yang dihadapi secara individu.[1]
Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa berpikir menurut drever adalah merujuk pada
pemecahan masalah (problem solving).
2. Urgensi Berpikir
Salah satu yang membedakan manusia dengan hewan terletak pada potensi nalar (nathiq),
kegiatan nalar, atau kegiatan berfikir dalam merenungkan objek pikir. Manusia diberikan akal
sebagai potensi untuk berpikir akan tetapi hewan hanya diberikan insting untuk merasakan
sesuatu. Eksistensi dan fungsionalisasi akal dapat meningkatkan derajat dan status
keberadaan manusia dalam menjalankan tugas sebagai pemegang amanat (risalah) untuk
menjalankan ibadah dan khilafah dibumi ini.
Di dalam al Qur’an dijelaskan bahwa berpikir merupakan salah satu cara bersyukur terhadap
nikmat yang diberikan oleh allah swt, dan bersyukur tersebut juga merupakan ibadah. Hal itu
dikarenakan jika kita berpikir maka kita telah memanfaatkan potensi akal yang diberikan oleh
allah dengan tujuan mengemban amanat dan kemaslahatan umat.
Al Qur’an juga mengecam orang-orang yang taklid[2] dan orang-orang yang tidak mau
menggunakan potensi inderawinya (indera lahir/indera batin) dalam mengkaji, meneliti dan
mendayagunakan anugerah alam semesta, ataupun segala sesuatu yang bermanfaat di dunia
ini untuk tujuan kepentingan umat.
3. Tuntunan Berpikir
Al qur’an memberikan pedoman metodologi, serta teknis penggunaan akal dengan sempurna,
dan menuntun orang-orang yang berpikir agar mencapai kebenaran yang hakiki. Diantara
tuntunannya yaitu sebagai berikut;
a. yaitu upaya membebaskan pemikiran dari belenggu taklid serta mengunakan kebebasan
berpikir sesuai dengan prinsip-prinsip pengetahuan disini lebih ditekankan untuk lebih kritis
terhadap pemikiran orang lain
b. langkah meditasi dan pencarian bukti atau data ilmiah empirik.
c. Yaitu langkah analisis, pertimbangan dan induksi. Langkah ini merupakan kegiatan
penalaran dengan berpedoman pada prinsip-prisnsip untuk menemukan kebenaran ilmiah dan
data-data empirik yang ditemukan.
d. Langkah membuat keputusan ilmiah yang didasarkan atas argumen dan bukti ilmiah.
4. Tujuan Berpikir
Tujuan berpikir tidak lain tidak bukan untuk untuk menyelesaikan permasalahan yang
menimpa seseorang, baik itu masalah pribadi maupun masalah orang lain. Seperti pada
permasalahan yang lalu pada kerusuhan tragedi tanjung priok, seharusnya tidak terjadi
tindakan anarkis antara dua belah pihak jika mereka berpikir ilmiah tentang untung rugiinya
bertikai, karena hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, dan malah akan memperkeruh
keadaan.
Berpikir juga mempunyai tujuan yang lain yaitu untuk memenuhi kebutuhannya yang harus
dipenuhi. Misalkan badu lapar dan ingin makan, tetapi ia tidak bisa masak, maka ia akan
berpikir agar kebutuhannya dapat terpenuhi, misalkan mencari pembantu atau belajar
memasak, nah, disinilah berpikir bertujuan untuk memenuhi kebutuhan.
Tujuan berpikir selanjutnya menurut agama islam yaitu agar dapat menyimpulkan mana
yang haq (benar) dan yang batil (salah). Pada contoh kasus gayus tambunan yang
mengkorupsi uang rakyat milyaran rupiah dia tidak dianggap berpikir dalam islam dan ia
bukanlah termasuk orang yang ulul albab. Meskipun ia seyogyanya berpikir, tetapi ia tidak
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Meskipun ia tahu ia salah tapi ia
tetap melaakukan perbuatan tersebut, padahal tindakannya adalah tindakan pengkhianatan
terhadap hatinya.
Satu lagi tujuan berpikir yang tidak mungkin ditinggalkan adalah untuk mengambil suatu
keputusan. Misalnya seseorang manajer yang akan menerima karyawan, sedang melakukan
test, ataupun seorang wanita yang ditembak oleh seorang cowok. Maka ia akan berpikir.
5. Macam-Macam Berpikir
Selama kita berada dalam keadaan jaga, maka gagasan-gagasan akan tercampur dengan
ingatan, gambaran, fantasi, persepsi dan asosiasi-asosiasi. Dalam proses berpikir orang
menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lain untuk mendapatkan pemecahan dari
persoalan yang dihadapi. Pengertian-pengertian itu dapat dinyatakan dengan kata-kata,
gambar, simbol-simbol atau bentuk-bentuk lain.[3]
Menurut Kartono, ada enam pola berpikir, yaitu:
1. Berpikir konkrit, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu.
2. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau
disempurnakan keluasannya.
3. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut
kelas-kelas tingkat tertentu.
4. Berpikir analogis, yatiu berpikir untuk mencari hubungan antar peristiwa atas dasar
kemiripannya.
5. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih
komplek disertai pembuktian-pembuktian.
6. Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih
dangkal dan seringkali tidak logis.
Sedangkan menurut Morgan, Berpikir terbagi menjadi dua, yaitu: berpikir autistic dan
berpikir realistik. Autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangat pribadi
menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi.[4]
Dalam berpikir autistic, orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai
gambar-gambar fantastis. Kegiatan mental yang melantur ini tidak mempunyai tujuan yang
tertentu, dan sering kali dinamakan pikiran (berpikir) tidak terarah, atau arus kesadaran atau
kesadaran jaga biasa.[5]
Sedangkan berpikir realities, disebut juga nalar (reasoning), ialah berpikir dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Floyd L. Ruch menyebutkan empat macam berpikir
realistic, antara lain: deduktif, induktif, evaluatif dan analogis.
1. Berpikir Deduktif.
Berpikir deduktif ialah mengambil kesumpulan dari dua pernyataan, yang pertama
merupakan pernyataan umum. Dalam logika, ini disebut silogisme. Berpikir deduktif dapat
dirumuskan, “Jika A benar, dan B benar, maka akan terjadi C”. Dalam berpikir deduktif, kita
mulai dari hal-hal yang umum pada hal-hal yang khusus.
2. Berpikir Induktif
Berpikir induktif sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil
kesimpulan umum, kita melakukan generalisasi. Ketapatan berpikir induktif bergantung pada
memadainya kasus yang dijadikan dasar.
3. Berpikir evaluatif.
Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu
gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilai
menurut kriteria tertentu yang agak mirip dengan berpikir evaluatif adalah berpikir analogi.
4. Berpikir Analogi.
Berpikir analogi adalah berpikir kira-kira, yang didasarkan pada pengenalan kesamaan.
Umumnya orang menggunakan perbandingan kesamaan. Umumnya orang menggunakan
perbandingan atau kontras.[6]
B. BERTINDAK KREATIF
1. Defenisi kreatif
Kreativitas adalah segala bentuk kemampuan mewujudkan daya upaya menciptakan sesuatu
yang asli (original), baru sekali, spesifik, expresif, imaginatif, dan unik. Disini dimaksudkan
sesuatu yang baru yaitu memang belum ada orang lain yang melakukannya atau seandainya
ada yang sudah berhasil melakukannya itu tidak ddilingkungannya. Sedangkan yang
dimaksud dengan original asli ialah bahwa yang dilakukannya memang berdasarkan
pemikirannya bukan pemikiran orang lain, dan tidak menjiplak (plagiat).
Pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal
yang mengahasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.
Menurut Moreno, yang penting dalam kreativitas bukanlah penemuan sesuatu yang belum
pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan
sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang
lain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang siswa menciptakan untuk dirinya sendiri
suatu hubungan baru dengan siswa/orang lain.[7]
Pembahasan kreativitas sering dihubungkan dengan kecerdasan. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa siswa yang tingkat kecerdasannya (IQ) tinggi berbeda-beda kreativitasnya
dan siswa yang kreativitasnya tinggi berbeda-beda kecerdasannya. Dengan perkataan lain,
siswa yang tinggi tingkat kecerdasannya tidak selalu menunjukkkan tingkat kreativitas yang
tinggi, dan banyak siswa yang tinggi tingkat kreativitasnnya tidak selalu tinggi tingkat
kecerdasannya.[8]
Keterangan diatas sesuai dengan pendapat Moreno yang menyatakan bahwa tidak benar kalau
kita beranggapan bahwa hanyalah siswa-siswa (atau orang-orang) yang sangat cerdas saja
yang dapat menjadi kreatif. Dalam kenyataan, akan menjadi sukarlah untuk hidup secara
normal tanpa adanya kreativitas, karena kreativitas itu perlu untuk menghadapi perubahan-
perubahan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia.
Taylor dan Holland menerangkan bahwa kecerdasan hanya memegang peranan yang kecil
saja di dalam tingkah laku kreatif, dan dengan demikian tidak memadai untuk dipakai sebagai
ukuran kreativitas. Dalam hubungan ini Klausmeier & Ripple menjelaskan bahwa janganlah
kita lalu berkesimpulan atau mengharapkan bahwa orang yang kecerdasannya (IQ-nya)
rendah atau normal akan dapat menjadi sama kreatifnya dengan orang yang kecerdasannya
tinggi. Di kalangan orang yang tingkat kecerdasannya sama, terdapat perbedaan
kreativitas.[9]
Dalam hal ini sebaiknya kita tidak mengadakan pemisahan antara cerdas dan kreatif,
pembedaan itu sebaliknya dilakukan antara orang-orang yang cerdas tetapi tidak kreatif,
dengan orang-orang yang cerdas dan kreatif. Persoalannya sekarang ialah mengapa di antara
orang-orang yang tingkat kecerdasannya tinggi itu hanya beberapa saja yang kreatif.
2. Kondisi yang dapat menimbulkan pemikiran kreatif
Pemikiran kreatif muncul bukan disebabkan karena kebetulan atau ketidaksengajaan.
Pemikiran ini dilahirkan oleh beberapa faktor, diantara dikarenakan kondisi-kondisi tertentu.
Adapun kondisi-kondisi yang melahirkan pemikiran kreatif tersebut ialah sebagai berikut:
a. Pemikiran kreatif muncuk bila seseorang mudah dalam menerima sesuatu. Jika ia sussah
menerima hal baru maka ia akan menyangkal kreatif dan tidak mau melakukannya.
b. Meskipun banyak orang mengatakan kreatif itu tidak dapat dicari-cari, tapi penulis
menyatakan bahwa kreatif itu dapat dicari dengan cara berpikir sehingga mampu menemukan
hal baru. Memang kemungkinan kreatif datang sendiri tak dapat dipungkiri karena manusia
mempunyai pikiran alam bawah sadar.
c. Pemikiran kreatif tidak mudah dikontrol, bahkan pemikiran ini perlu didukung sikap-
sikap yang melekat pada diri kita sendiri. Jika ada sesuatu hal yang kita anggap kreatif namun
kita tak mampu melakukannya berarti kita tidak mempunyai kecakapan untuk bertindak
kreatif.
d. Pemikiran kreatif bisa datang sendiri atau didatangkan dengan berbagai usaha dan
kondisi yuang mendukungnya.
e. Menenggelamkan diri pada satu pokok masalah saja. Apabila kita terfokus pada suatu
permasalahan, maka kita kemungkinan besar akan menemukan ide yang kreatif karena tidan
terpengaruhi oleh masalah yang lain.
f. Disini bukan saja terfokus kepada satu masalah yang harus dipikirkan, tetapi juga
terhadap permasalahan yang harus dipecahkan.
g. Kemampuan menangkap permasalahannya. Apabila seseorang mempunyai kecakapan
dalam memecahkan masalah, maka ia mudah mendapatkan ide kreatif.
h. Memanfaatkan kekeliruan dan meninggalkan kebiasaan. Disini apabila kita ingin
mendapatkan ide kreatif maka kita harus meninggalkan bias akan tradisi, karena akan
mempengaruhi pikiran kita menjadi kolot dan tak berkembang.
Kondisi di atas hanyalah sedikit gambaran untuk sebagai pedoman jika kita ingin kreatif.
Ternyata kreatif sendiri itu dapat kita bentuk dalam diri kita dengan menyiapkan mental
untuk menerima hal baru yang belum pernah dilakukan orang lain yan tentu saja akan
mendapatkan respon yang berbeda-beda.
3. Ciri-ciri orang kreatif
Manusia kreatif mempunyai karakteristik yang spesifik dan kita perlu mengenal ciri-cirinya
yang spesifik sebagai manusia kreatif, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. Orang kreatif cenderung berkembang terus
sampai ia menemukan hal yang ia inginkan.
b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. Orang kreatif selalu merespon baik pada
pengalaman baru dengan mengambil sisi yang positifnya.
c. Panjang akal, selalu mempunyai cara untuk menyelesaikan masalahnya dan selalu
dengan cara yang berbeda walaupun pada masalah yang sama.
d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.
e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. Menyukai segala sesuatu yang
berbau tantangan karena akan meningkatkan gairahnya.
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan. Selalu berpikiran luas dan tidak
puas mendapat 2 jika ia bisa dapat 5.
g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas.
h. Berpikir fleksibel. Tidak kaku dalam berpikir ataupun kolot.
i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak.
j. Kemampuan membuat analisis dan sintesis.
k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti.
l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.
m. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
Ciri-ciri di atas dapat kita jadikan patokan untuk mengetahui orang-orang yang kreatif,
namun, jika kita ingin menjadi orang yang kreatif maka kita harus melihat tuntunannya dan
mengikutinya. Demikian bahasan yang dapat penulis uraikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ternyata, setelah penulis menelaah materi tentang berpikir dan bertindak kreatif, keduanya
memiliki hubungan yang erat yaitu berupa turunan, maksudnya berpikir itu mempunyai
cabang yang bermacam-macam dan diantaranya berpotensi akan memunculkan sebuah ide
maupun tindakan kreatif.
Dapat disimpulkan pula bahwa setiap permasalahan dapat dipecahkan dengan berpikir,
tergantung kemampuan kita dalam memanfaatkan inderawi kita. Dan dapat dipahami bahwa
setiap aspek kehidupan kita selalu terdapat perbuatan yang disebut berpikir, walaupun dalam
artian yang sempit.
Jadi orang yang berpkir itu dalam kajian islam adalah hamba allah yang menggunakan
potensi hidayah akalnya dalam memikirkan objek pikirnya yang berupa ayat-ayat allah yang
tertulis (qur’aniyah), serta tanda-tanda kekuasaan allah dalam realitas alam dan hukumnya
(kauniyah), dalam terminologi alqur’an disebut ulul albab.
Artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
Kita dapat menciptakan suatu suasana yang kreatif, namun kita tidak mudah untuk bertindak
kreatif karena orang kreatif harus mempunyai kecakapan yang mendukung untuk bertindak
kreatif.
B. Saran
Setelah menyelesaikan tugas ini, penulis menyumbangkan beberapa ide agar dapat berguna
untuk para pembaca sebagai pemecahan masalah. Apabila anda menemukan suatu
permasalahan yang sangat suliat anda anggap untuk dipecahkan berusahalah untuk berpikir
asosiatif sehingga dapat menghubungkan dengan penyelesaian lain yang mungkin berguna.
Apabila anda ingin menjadi orang yang kreatif, hal pertama yang harus dilakukan adalah
dengan menyiapkan diri untuk bertindak kreatif, selanjutnya menyiapkan lingkungan yang
kondusif, yang mendukung segaa aktifitas kreatif anda, sehingga jika anda mencoba untuk
berpikir hal yang baru itu akan membuat pengalaman yan baru untuk anda.
Di dalam menyelesaikan masalah apapun itu, mengambil keputusan atau ingin mencari ide
baru, maka hal yang harus dilakukan pertama kali adalah berpikir. Dan berpikir itulah yang
akan membuat masalah anda terselesaikan, akan tetapi tidak terbatas pada pikiran sendiri, kita
bisa meminta pendapat orang lain untuk mengembangkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sambas, Syukriadi, Mantik Kaidah Berpikir Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Saleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosakarya, 1990.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada, 2005.

More Related Content

What's hot

Teori dan Jenis Pemikiran- Kemahiran Komunikasi
Teori dan Jenis Pemikiran- Kemahiran KomunikasiTeori dan Jenis Pemikiran- Kemahiran Komunikasi
Teori dan Jenis Pemikiran- Kemahiran KomunikasiAwatif Atif
 
Pengetahuan dan intelegensi manusia
Pengetahuan dan intelegensi manusia Pengetahuan dan intelegensi manusia
Pengetahuan dan intelegensi manusia Rezky Gusnadindra
 
4 pandangan-ilmiah-dan-filosofis-tentang-manusia1
4 pandangan-ilmiah-dan-filosofis-tentang-manusia14 pandangan-ilmiah-dan-filosofis-tentang-manusia1
4 pandangan-ilmiah-dan-filosofis-tentang-manusia1Eliezer Lewis
 
Pengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan IntelegensiPengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan Intelegensireycaesarly
 
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam Manusia
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam ManusiaPengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam Manusia
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam ManusiaElvina Salim
 
Pemikiran kritis
Pemikiran kritisPemikiran kritis
Pemikiran kritistonen91
 
5 m.-sidik
5 m.-sidik5 m.-sidik
5 m.-sidikrendengs
 
04 blog 4 dharma sekha 07092018 for 30052020 sd 08062020 revised
04 blog 4 dharma sekha 07092018 for 30052020 sd 08062020 revised04 blog 4 dharma sekha 07092018 for 30052020 sd 08062020 revised
04 blog 4 dharma sekha 07092018 for 30052020 sd 08062020 revisedteguh.qi
 
Subjective Experience of NLP Communication Model
Subjective Experience of NLP Communication ModelSubjective Experience of NLP Communication Model
Subjective Experience of NLP Communication ModelBill Asbi
 
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifikBab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifikPak Teh Naim
 
Pemikiran kritis
Pemikiran kritisPemikiran kritis
Pemikiran kritisJia Ying
 

What's hot (16)

Tugasan p.kritis
Tugasan p.kritisTugasan p.kritis
Tugasan p.kritis
 
Teori dan Jenis Pemikiran- Kemahiran Komunikasi
Teori dan Jenis Pemikiran- Kemahiran KomunikasiTeori dan Jenis Pemikiran- Kemahiran Komunikasi
Teori dan Jenis Pemikiran- Kemahiran Komunikasi
 
Pengetahuan dan intelegensi manusia
Pengetahuan dan intelegensi manusia Pengetahuan dan intelegensi manusia
Pengetahuan dan intelegensi manusia
 
4 pandangan-ilmiah-dan-filosofis-tentang-manusia1
4 pandangan-ilmiah-dan-filosofis-tentang-manusia14 pandangan-ilmiah-dan-filosofis-tentang-manusia1
4 pandangan-ilmiah-dan-filosofis-tentang-manusia1
 
Pengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan IntelegensiPengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan Intelegensi
 
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam Manusia
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam ManusiaPengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam Manusia
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam Manusia
 
Pemikiran kritis
Pemikiran kritisPemikiran kritis
Pemikiran kritis
 
Tugas sip 1
Tugas sip 1Tugas sip 1
Tugas sip 1
 
5 m.-sidik
5 m.-sidik5 m.-sidik
5 m.-sidik
 
Bab 2 new
Bab 2 newBab 2 new
Bab 2 new
 
04 blog 4 dharma sekha 07092018 for 30052020 sd 08062020 revised
04 blog 4 dharma sekha 07092018 for 30052020 sd 08062020 revised04 blog 4 dharma sekha 07092018 for 30052020 sd 08062020 revised
04 blog 4 dharma sekha 07092018 for 30052020 sd 08062020 revised
 
Subjective Experience of NLP Communication Model
Subjective Experience of NLP Communication ModelSubjective Experience of NLP Communication Model
Subjective Experience of NLP Communication Model
 
Induktif
InduktifInduktif
Induktif
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifikBab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
 
Pemikiran kritis
Pemikiran kritisPemikiran kritis
Pemikiran kritis
 

Viewers also liked

знакомим детей с русскими народными промыслами
знакомим детей с русскими народными промысламизнакомим детей с русскими народными промыслами
знакомим детей с русскими народными промысламиvirtualtaganrog
 
Paxcam camera microscopes
Paxcam camera microscopesPaxcam camera microscopes
Paxcam camera microscopesPAXcam
 
Kazakhstan oil and gas codes 351
Kazakhstan oil and gas codes 351Kazakhstan oil and gas codes 351
Kazakhstan oil and gas codes 351brianthomes841
 
мы изучаем правила
мы изучаем правиламы изучаем правила
мы изучаем правилаvirtualtaganrog
 
39. Badanie układów sterowania z regulatorami ciągłymi
39. Badanie układów sterowania z regulatorami ciągłymi39. Badanie układów sterowania z regulatorami ciągłymi
39. Badanie układów sterowania z regulatorami ciągłymiLukas Pobocha
 
в гости к народной музыке
в гости к народной музыкев гости к народной музыке
в гости к народной музыкеvirtualtaganrog
 
чествуем чехова
чествуем чеховачествуем чехова
чествуем чеховаvirtualtaganrog
 
пойте вместе с детьми
пойте вместе с детьмипойте вместе с детьми
пойте вместе с детьмиvirtualtaganrog
 
Mengidentifikasi sikap dan prilaku usaha xa
Mengidentifikasi sikap dan prilaku usaha xaMengidentifikasi sikap dan prilaku usaha xa
Mengidentifikasi sikap dan prilaku usaha xaothers
 
Estrategias de análisis del texto (tema 38)
Estrategias de análisis del texto (tema 38)Estrategias de análisis del texto (tema 38)
Estrategias de análisis del texto (tema 38)Miguel Barrera Lyx
 
คู่มือไคเซ็น บริษัท โตโยต้า ลีสซิ่ง ประเทศไทย
คู่มือไคเซ็น บริษัท โตโยต้า ลีสซิ่ง ประเทศไทยคู่มือไคเซ็น บริษัท โตโยต้า ลีสซิ่ง ประเทศไทย
คู่มือไคเซ็น บริษัท โตโยต้า ลีสซิ่ง ประเทศไทยKrukit Phutana
 

Viewers also liked (14)

Img 3463
Img 3463Img 3463
Img 3463
 
знакомим детей с русскими народными промыслами
знакомим детей с русскими народными промысламизнакомим детей с русскими народными промыслами
знакомим детей с русскими народными промыслами
 
Paxcam camera microscopes
Paxcam camera microscopesPaxcam camera microscopes
Paxcam camera microscopes
 
Kazakhstan oil and gas codes 351
Kazakhstan oil and gas codes 351Kazakhstan oil and gas codes 351
Kazakhstan oil and gas codes 351
 
мы изучаем правила
мы изучаем правиламы изучаем правила
мы изучаем правила
 
Windows gui2
Windows gui2Windows gui2
Windows gui2
 
39. Badanie układów sterowania z regulatorami ciągłymi
39. Badanie układów sterowania z regulatorami ciągłymi39. Badanie układów sterowania z regulatorami ciągłymi
39. Badanie układów sterowania z regulatorami ciągłymi
 
в гости к народной музыке
в гости к народной музыкев гости к народной музыке
в гости к народной музыке
 
чествуем чехова
чествуем чеховачествуем чехова
чествуем чехова
 
пойте вместе с детьми
пойте вместе с детьмипойте вместе с детьми
пойте вместе с детьми
 
Mengidentifikasi sikap dan prilaku usaha xa
Mengidentifikasi sikap dan prilaku usaha xaMengidentifikasi sikap dan prilaku usaha xa
Mengidentifikasi sikap dan prilaku usaha xa
 
Estrategias de análisis del texto (tema 38)
Estrategias de análisis del texto (tema 38)Estrategias de análisis del texto (tema 38)
Estrategias de análisis del texto (tema 38)
 
Kaizen
Kaizen Kaizen
Kaizen
 
คู่มือไคเซ็น บริษัท โตโยต้า ลีสซิ่ง ประเทศไทย
คู่มือไคเซ็น บริษัท โตโยต้า ลีสซิ่ง ประเทศไทยคู่มือไคเซ็น บริษัท โตโยต้า ลีสซิ่ง ประเทศไทย
คู่มือไคเซ็น บริษัท โตโยต้า ลีสซิ่ง ประเทศไทย
 

Similar to Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif

Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifSeptian Muna Barakati
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikirvera78
 
Tugas_ine riswanti_Berfikir secara Kefilsafatan.pdf
Tugas_ine riswanti_Berfikir secara Kefilsafatan.pdfTugas_ine riswanti_Berfikir secara Kefilsafatan.pdf
Tugas_ine riswanti_Berfikir secara Kefilsafatan.pdfIneRiswanti
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaFerdy Tohopi
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika IIIMelkiasAdu
 
Raffi Darmawan Manusia dan Pandangan Hidup
Raffi Darmawan Manusia dan Pandangan HidupRaffi Darmawan Manusia dan Pandangan Hidup
Raffi Darmawan Manusia dan Pandangan HidupRaffiDarmawan1
 
Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiMelkiasAdu
 
Psikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisPsikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisIndra Gunawan
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanpkbm maritim
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptxmely
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialistiyuliawati
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)Diana Amelia Bagti
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)Diana Amelia Bagti
 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)Diana Amelia Bagti
 
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptxKel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptxNurulQomaria9
 
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"KeyshaWahono
 

Similar to Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif (20)

Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikir
 
Tugas_ine riswanti_Berfikir secara Kefilsafatan.pdf
Tugas_ine riswanti_Berfikir secara Kefilsafatan.pdfTugas_ine riswanti_Berfikir secara Kefilsafatan.pdf
Tugas_ine riswanti_Berfikir secara Kefilsafatan.pdf
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika III
 
Raffi Darmawan Manusia dan Pandangan Hidup
Raffi Darmawan Manusia dan Pandangan HidupRaffi Darmawan Manusia dan Pandangan Hidup
Raffi Darmawan Manusia dan Pandangan Hidup
 
Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan Psikologi
 
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
TUGAS ARTIKEL INDIVIDUTUGAS ARTIKEL INDIVIDU
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
 
Psikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisPsikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologis
 
Sistem komunikasi intrapersonal
Sistem komunikasi intrapersonalSistem komunikasi intrapersonal
Sistem komunikasi intrapersonal
 
Sistem komunikasi intrapersonal
Sistem komunikasi intrapersonalSistem komunikasi intrapersonal
Sistem komunikasi intrapersonal
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
 
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptxKel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
 
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif

  • 1. Berpikir Ilmiah dan Bertindak Kreatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia hidup itu selalu menghadapi yang namanya masalah, baik itu masalah pribadi maupun itu masalah bersama. Diantara masalah itu ada yang dapat dipecahkan, namun ada juga masalah yang tidak dapat diselesaikan. Kenapa demikian? Padahal pada hakekatnya tidak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan. Apakah mereka tidak berpikir? Pada masa sekarang ini terjadi kerusuhan dimana-mana, seperti tragedi priok yang menimbulkan korban tewas dan kasus gayus tambunan yang memakan uang rakyat sebesar ± 28 milyar. Mengapa hal itu bisa terjadi? Padahal mereka adalah orang-orang yang terpelajar. Mengapa mereka lebih menggunakan otot daripada otak, ataupun lebih mementingkan hawa nafsu daripada kepentingan rakyat? Fenomena di atas masih hangat dibicarakan dan belum menemukan benang merahnya. Lalu, apa yang mendasari pikiran mereka sehingga melakukan hal-hal yang merugikan orang lain? Bukankah sadar ataupun tidak manusia itu pada hakekatnya berfikir. Fenomena lain yang dapat penulis temukan yaitu keadaan Desa Simpang Kanan Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Rokan Hilir, yang dari 2 tahun lalu sewaktu penulis pergi dari desa tersebut dan merantau ke pekanbaru masih terlihat sama seperti saat ditinggalkan. Keadaannya masih seperti itu-itu saja tanpa ada perubahan yang moncolok. Apa yang terjadi pada desa tersebut? Apakah tidak ada satu orangpun yang kreatif di desa tersebut? Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, akan lebih baik jika penulis menyusunnya secara sistematis dan menerangkan beberapa kajian teori ilmu yang menyangkut permasalahan yang dihadapi. B. Rumusan Masalah Jika dilihat permasalahan di atas, maka akan timbul pertanyaan, lalu sebenarnya apakan berpikir itu? Di dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa rumusan masalah yang dirasa akan menjawab semua pertanyaan itu yaitu tentang: Apa itu berfikir? Kenapa manusia berfikir? Macam-macam berfikir. Defenisi kreatifitas beserta ciri-cirinya.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN BERPIKIR DAN BERTINDAK KREATIF A. BERPIKIR 1. Defenisi Berpikir Dalam mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam pendapat, di antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi saja, ada pula yang memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons, ada yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula yang mengatakan bahwa berpikir merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher level cohnitive), sering pula dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan aktivitas psikis yang intensional. Berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini maka dapat dipahami bahwa pengertian ini merujuk berdasarkan hasi berpikir dan tujuan berpikir. Jika diuraikan adalah sebagai berikut: Penulis mendefenisikan berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ide-ide, dan konsep yang diarahkan untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses karena sebelum berpikir kita tidak mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu berpikir itulah ide bisa datang sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya adalah pemikiran kreatif. Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat kita berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana. Akan lebih mudah jika diuraikan sebagai berikut:
  • 3. Para ahli juga ada yang mendenisikan berpikir dengan berbagai macam bentuk. Penulis mengambil satu pendapat yang dikira tepat untuk menjelaskan apa itu berpikir, yaitu: - Drever, ia mengemukakan masalah berpikir sebagai berikut: “Thinking is any course or train of ideas; in the by a problem.” Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa berpikir bertitik tolak dari adanya persoalan atau problem yang dihadapi secara individu.[1] Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa berpikir menurut drever adalah merujuk pada pemecahan masalah (problem solving). 2. Urgensi Berpikir Salah satu yang membedakan manusia dengan hewan terletak pada potensi nalar (nathiq), kegiatan nalar, atau kegiatan berfikir dalam merenungkan objek pikir. Manusia diberikan akal sebagai potensi untuk berpikir akan tetapi hewan hanya diberikan insting untuk merasakan sesuatu. Eksistensi dan fungsionalisasi akal dapat meningkatkan derajat dan status keberadaan manusia dalam menjalankan tugas sebagai pemegang amanat (risalah) untuk menjalankan ibadah dan khilafah dibumi ini. Di dalam al Qur’an dijelaskan bahwa berpikir merupakan salah satu cara bersyukur terhadap nikmat yang diberikan oleh allah swt, dan bersyukur tersebut juga merupakan ibadah. Hal itu dikarenakan jika kita berpikir maka kita telah memanfaatkan potensi akal yang diberikan oleh allah dengan tujuan mengemban amanat dan kemaslahatan umat.
  • 4. Al Qur’an juga mengecam orang-orang yang taklid[2] dan orang-orang yang tidak mau menggunakan potensi inderawinya (indera lahir/indera batin) dalam mengkaji, meneliti dan mendayagunakan anugerah alam semesta, ataupun segala sesuatu yang bermanfaat di dunia ini untuk tujuan kepentingan umat. 3. Tuntunan Berpikir Al qur’an memberikan pedoman metodologi, serta teknis penggunaan akal dengan sempurna, dan menuntun orang-orang yang berpikir agar mencapai kebenaran yang hakiki. Diantara tuntunannya yaitu sebagai berikut; a. yaitu upaya membebaskan pemikiran dari belenggu taklid serta mengunakan kebebasan berpikir sesuai dengan prinsip-prinsip pengetahuan disini lebih ditekankan untuk lebih kritis terhadap pemikiran orang lain b. langkah meditasi dan pencarian bukti atau data ilmiah empirik. c. Yaitu langkah analisis, pertimbangan dan induksi. Langkah ini merupakan kegiatan penalaran dengan berpedoman pada prinsip-prisnsip untuk menemukan kebenaran ilmiah dan data-data empirik yang ditemukan. d. Langkah membuat keputusan ilmiah yang didasarkan atas argumen dan bukti ilmiah. 4. Tujuan Berpikir Tujuan berpikir tidak lain tidak bukan untuk untuk menyelesaikan permasalahan yang menimpa seseorang, baik itu masalah pribadi maupun masalah orang lain. Seperti pada permasalahan yang lalu pada kerusuhan tragedi tanjung priok, seharusnya tidak terjadi tindakan anarkis antara dua belah pihak jika mereka berpikir ilmiah tentang untung rugiinya bertikai, karena hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, dan malah akan memperkeruh keadaan. Berpikir juga mempunyai tujuan yang lain yaitu untuk memenuhi kebutuhannya yang harus dipenuhi. Misalkan badu lapar dan ingin makan, tetapi ia tidak bisa masak, maka ia akan berpikir agar kebutuhannya dapat terpenuhi, misalkan mencari pembantu atau belajar memasak, nah, disinilah berpikir bertujuan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan berpikir selanjutnya menurut agama islam yaitu agar dapat menyimpulkan mana yang haq (benar) dan yang batil (salah). Pada contoh kasus gayus tambunan yang mengkorupsi uang rakyat milyaran rupiah dia tidak dianggap berpikir dalam islam dan ia
  • 5. bukanlah termasuk orang yang ulul albab. Meskipun ia seyogyanya berpikir, tetapi ia tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Meskipun ia tahu ia salah tapi ia tetap melaakukan perbuatan tersebut, padahal tindakannya adalah tindakan pengkhianatan terhadap hatinya. Satu lagi tujuan berpikir yang tidak mungkin ditinggalkan adalah untuk mengambil suatu keputusan. Misalnya seseorang manajer yang akan menerima karyawan, sedang melakukan test, ataupun seorang wanita yang ditembak oleh seorang cowok. Maka ia akan berpikir. 5. Macam-Macam Berpikir Selama kita berada dalam keadaan jaga, maka gagasan-gagasan akan tercampur dengan ingatan, gambaran, fantasi, persepsi dan asosiasi-asosiasi. Dalam proses berpikir orang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lain untuk mendapatkan pemecahan dari persoalan yang dihadapi. Pengertian-pengertian itu dapat dinyatakan dengan kata-kata, gambar, simbol-simbol atau bentuk-bentuk lain.[3] Menurut Kartono, ada enam pola berpikir, yaitu: 1. Berpikir konkrit, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu. 2. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya. 3. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu. 4. Berpikir analogis, yatiu berpikir untuk mencari hubungan antar peristiwa atas dasar kemiripannya. 5. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian. 6. Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis. Sedangkan menurut Morgan, Berpikir terbagi menjadi dua, yaitu: berpikir autistic dan berpikir realistik. Autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi.[4]
  • 6. Dalam berpikir autistic, orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis. Kegiatan mental yang melantur ini tidak mempunyai tujuan yang tertentu, dan sering kali dinamakan pikiran (berpikir) tidak terarah, atau arus kesadaran atau kesadaran jaga biasa.[5] Sedangkan berpikir realities, disebut juga nalar (reasoning), ialah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Floyd L. Ruch menyebutkan empat macam berpikir realistic, antara lain: deduktif, induktif, evaluatif dan analogis. 1. Berpikir Deduktif. Berpikir deduktif ialah mengambil kesumpulan dari dua pernyataan, yang pertama merupakan pernyataan umum. Dalam logika, ini disebut silogisme. Berpikir deduktif dapat dirumuskan, “Jika A benar, dan B benar, maka akan terjadi C”. Dalam berpikir deduktif, kita mulai dari hal-hal yang umum pada hal-hal yang khusus. 2. Berpikir Induktif Berpikir induktif sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum, kita melakukan generalisasi. Ketapatan berpikir induktif bergantung pada memadainya kasus yang dijadikan dasar. 3. Berpikir evaluatif. Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilai menurut kriteria tertentu yang agak mirip dengan berpikir evaluatif adalah berpikir analogi. 4. Berpikir Analogi. Berpikir analogi adalah berpikir kira-kira, yang didasarkan pada pengenalan kesamaan. Umumnya orang menggunakan perbandingan kesamaan. Umumnya orang menggunakan perbandingan atau kontras.[6] B. BERTINDAK KREATIF 1. Defenisi kreatif
  • 7. Kreativitas adalah segala bentuk kemampuan mewujudkan daya upaya menciptakan sesuatu yang asli (original), baru sekali, spesifik, expresif, imaginatif, dan unik. Disini dimaksudkan sesuatu yang baru yaitu memang belum ada orang lain yang melakukannya atau seandainya ada yang sudah berhasil melakukannya itu tidak ddilingkungannya. Sedangkan yang dimaksud dengan original asli ialah bahwa yang dilakukannya memang berdasarkan pemikirannya bukan pemikiran orang lain, dan tidak menjiplak (plagiat). Pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang mengahasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Menurut Moreno, yang penting dalam kreativitas bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang siswa menciptakan untuk dirinya sendiri suatu hubungan baru dengan siswa/orang lain.[7] Pembahasan kreativitas sering dihubungkan dengan kecerdasan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa siswa yang tingkat kecerdasannya (IQ) tinggi berbeda-beda kreativitasnya dan siswa yang kreativitasnya tinggi berbeda-beda kecerdasannya. Dengan perkataan lain, siswa yang tinggi tingkat kecerdasannya tidak selalu menunjukkkan tingkat kreativitas yang tinggi, dan banyak siswa yang tinggi tingkat kreativitasnnya tidak selalu tinggi tingkat kecerdasannya.[8] Keterangan diatas sesuai dengan pendapat Moreno yang menyatakan bahwa tidak benar kalau kita beranggapan bahwa hanyalah siswa-siswa (atau orang-orang) yang sangat cerdas saja yang dapat menjadi kreatif. Dalam kenyataan, akan menjadi sukarlah untuk hidup secara normal tanpa adanya kreativitas, karena kreativitas itu perlu untuk menghadapi perubahan- perubahan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Taylor dan Holland menerangkan bahwa kecerdasan hanya memegang peranan yang kecil saja di dalam tingkah laku kreatif, dan dengan demikian tidak memadai untuk dipakai sebagai ukuran kreativitas. Dalam hubungan ini Klausmeier & Ripple menjelaskan bahwa janganlah kita lalu berkesimpulan atau mengharapkan bahwa orang yang kecerdasannya (IQ-nya) rendah atau normal akan dapat menjadi sama kreatifnya dengan orang yang kecerdasannya
  • 8. tinggi. Di kalangan orang yang tingkat kecerdasannya sama, terdapat perbedaan kreativitas.[9] Dalam hal ini sebaiknya kita tidak mengadakan pemisahan antara cerdas dan kreatif, pembedaan itu sebaliknya dilakukan antara orang-orang yang cerdas tetapi tidak kreatif, dengan orang-orang yang cerdas dan kreatif. Persoalannya sekarang ialah mengapa di antara orang-orang yang tingkat kecerdasannya tinggi itu hanya beberapa saja yang kreatif. 2. Kondisi yang dapat menimbulkan pemikiran kreatif Pemikiran kreatif muncul bukan disebabkan karena kebetulan atau ketidaksengajaan. Pemikiran ini dilahirkan oleh beberapa faktor, diantara dikarenakan kondisi-kondisi tertentu. Adapun kondisi-kondisi yang melahirkan pemikiran kreatif tersebut ialah sebagai berikut: a. Pemikiran kreatif muncuk bila seseorang mudah dalam menerima sesuatu. Jika ia sussah menerima hal baru maka ia akan menyangkal kreatif dan tidak mau melakukannya. b. Meskipun banyak orang mengatakan kreatif itu tidak dapat dicari-cari, tapi penulis menyatakan bahwa kreatif itu dapat dicari dengan cara berpikir sehingga mampu menemukan hal baru. Memang kemungkinan kreatif datang sendiri tak dapat dipungkiri karena manusia mempunyai pikiran alam bawah sadar. c. Pemikiran kreatif tidak mudah dikontrol, bahkan pemikiran ini perlu didukung sikap- sikap yang melekat pada diri kita sendiri. Jika ada sesuatu hal yang kita anggap kreatif namun kita tak mampu melakukannya berarti kita tidak mempunyai kecakapan untuk bertindak kreatif. d. Pemikiran kreatif bisa datang sendiri atau didatangkan dengan berbagai usaha dan kondisi yuang mendukungnya. e. Menenggelamkan diri pada satu pokok masalah saja. Apabila kita terfokus pada suatu permasalahan, maka kita kemungkinan besar akan menemukan ide yang kreatif karena tidan terpengaruhi oleh masalah yang lain. f. Disini bukan saja terfokus kepada satu masalah yang harus dipikirkan, tetapi juga terhadap permasalahan yang harus dipecahkan. g. Kemampuan menangkap permasalahannya. Apabila seseorang mempunyai kecakapan dalam memecahkan masalah, maka ia mudah mendapatkan ide kreatif. h. Memanfaatkan kekeliruan dan meninggalkan kebiasaan. Disini apabila kita ingin mendapatkan ide kreatif maka kita harus meninggalkan bias akan tradisi, karena akan mempengaruhi pikiran kita menjadi kolot dan tak berkembang.
  • 9. Kondisi di atas hanyalah sedikit gambaran untuk sebagai pedoman jika kita ingin kreatif. Ternyata kreatif sendiri itu dapat kita bentuk dalam diri kita dengan menyiapkan mental untuk menerima hal baru yang belum pernah dilakukan orang lain yan tentu saja akan mendapatkan respon yang berbeda-beda. 3. Ciri-ciri orang kreatif Manusia kreatif mempunyai karakteristik yang spesifik dan kita perlu mengenal ciri-cirinya yang spesifik sebagai manusia kreatif, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. Orang kreatif cenderung berkembang terus sampai ia menemukan hal yang ia inginkan. b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. Orang kreatif selalu merespon baik pada pengalaman baru dengan mengambil sisi yang positifnya. c. Panjang akal, selalu mempunyai cara untuk menyelesaikan masalahnya dan selalu dengan cara yang berbeda walaupun pada masalah yang sama. d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti. e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. Menyukai segala sesuatu yang berbau tantangan karena akan meningkatkan gairahnya. f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan. Selalu berpikiran luas dan tidak puas mendapat 2 jika ia bisa dapat 5. g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. h. Berpikir fleksibel. Tidak kaku dalam berpikir ataupun kolot. i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak. j. Kemampuan membuat analisis dan sintesis. k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti. l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik. m. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas. Ciri-ciri di atas dapat kita jadikan patokan untuk mengetahui orang-orang yang kreatif, namun, jika kita ingin menjadi orang yang kreatif maka kita harus melihat tuntunannya dan mengikutinya. Demikian bahasan yang dapat penulis uraikan.
  • 10. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Ternyata, setelah penulis menelaah materi tentang berpikir dan bertindak kreatif, keduanya memiliki hubungan yang erat yaitu berupa turunan, maksudnya berpikir itu mempunyai cabang yang bermacam-macam dan diantaranya berpotensi akan memunculkan sebuah ide maupun tindakan kreatif. Dapat disimpulkan pula bahwa setiap permasalahan dapat dipecahkan dengan berpikir, tergantung kemampuan kita dalam memanfaatkan inderawi kita. Dan dapat dipahami bahwa setiap aspek kehidupan kita selalu terdapat perbuatan yang disebut berpikir, walaupun dalam artian yang sempit. Jadi orang yang berpkir itu dalam kajian islam adalah hamba allah yang menggunakan potensi hidayah akalnya dalam memikirkan objek pikirnya yang berupa ayat-ayat allah yang tertulis (qur’aniyah), serta tanda-tanda kekuasaan allah dalam realitas alam dan hukumnya (kauniyah), dalam terminologi alqur’an disebut ulul albab. Artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, Kita dapat menciptakan suatu suasana yang kreatif, namun kita tidak mudah untuk bertindak kreatif karena orang kreatif harus mempunyai kecakapan yang mendukung untuk bertindak kreatif.
  • 11. B. Saran Setelah menyelesaikan tugas ini, penulis menyumbangkan beberapa ide agar dapat berguna untuk para pembaca sebagai pemecahan masalah. Apabila anda menemukan suatu permasalahan yang sangat suliat anda anggap untuk dipecahkan berusahalah untuk berpikir asosiatif sehingga dapat menghubungkan dengan penyelesaian lain yang mungkin berguna. Apabila anda ingin menjadi orang yang kreatif, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menyiapkan diri untuk bertindak kreatif, selanjutnya menyiapkan lingkungan yang kondusif, yang mendukung segaa aktifitas kreatif anda, sehingga jika anda mencoba untuk berpikir hal yang baru itu akan membuat pengalaman yan baru untuk anda. Di dalam menyelesaikan masalah apapun itu, mengambil keputusan atau ingin mencari ide baru, maka hal yang harus dilakukan pertama kali adalah berpikir. Dan berpikir itulah yang akan membuat masalah anda terselesaikan, akan tetapi tidak terbatas pada pikiran sendiri, kita bisa meminta pendapat orang lain untuk mengembangkannya.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Sambas, Syukriadi, Mantik Kaidah Berpikir Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. Saleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosakarya, 1990. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2005.