1. Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan kesehatan gigi, termasuk pengertian, tujuan, komponen, dan perilaku kesehatan gigi seperti pengetahuan, sikap, dan konsep sehat dan sakit.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pendidikan kesehatan gigi merupakan suatu penerapan atau aplikasi konsep pendidikan dan
konsep sehat. Konsep sehat sendiri merupakan konsep seorang dalam keadaan sempurna baik
fisik, mental dan sosialnya serta bebas dari penyakit, cacat dan kelemahannya.
Mengubah perilaku individu merupakan pekerjaan yang mudah, dalam hail ini membutuhkan
ketrampilan khusus sebab perubahan tingkah laku individu selalu melibatkan perubahan mental.
Ada perubahan yang terjadi secara terencana dan dilaksanakan secara sistematis yaitu yang
dikenal dengan perubahan melalui pendidikan.
Tujuan pendidikan kesehatan gigi, menurut Noor (1972):
1. Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut
2. Menggilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan gangguan lainnya
pada gigi dan mulut Seperti halnya pendidikan kesehatan, konsep pendidikan kesehatan gigi pun
merupakan penerapan dari konsep pendidikan dan konsep sehat. Bertitik tolak dari kedua konsep
tersebut, maka pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang ditujukan kepada
individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Komponen pendidikan kesehatan gigi yaitu:
1. Anak didik sebagai masukan akan proses menjadi keluaran / lulusan.Untuk mengembangkan
dirinya, anak didik memperoleh bantuan dan pengaruh yang baik dari inovator (Tenaga
Kesehatan, Kader Kesehatan)
2. Tujuan pendidikan sebagai target, atau kualifikasi yang ingin dicapai, yaitu perubahan
tingkah laku kearah perilaku sehat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
3. Kurikulum, termasuk didalamnya metode, alat, materi atau bahan yang akan disampaikan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan atau program kesehatan yang akan ditunjang.
4. Pelaksana pendidikan yaitu semua petugas kesehatan yang dapat mempengaruhi individu
atau masyarakat untuk mningkatkan kesehatan mereka
5. Lingkungan didik, lingkungan didik berpengaruh besar terhadap pendidikan. Lingkungan
dan subjek didik berada dalam situasi pendidikan, keterlibatan pendidik dan anak didik
dibatasi oleh ruang dan waktu.
2. TUJUAN
a. Untuk mengetahui perilaku kesehatan gigi
b. Untuk menambah wawasan bagi pembaca
3. MANFAAT
Pembaca dapat mengetahui Pendidikan Kesehatan gigi
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Kesehatan Gigi
Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang dikaitkan dengan
konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksudkan
dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada di dalam mulut, termasuk gusi.
Ada empat faktor utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi, yaitu :
1. Merasa mudah terserang penyakit gigi
2. Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah
3. Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal
4. Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
B. Pengetahuan tentang kesehatangigi :
Seseorang memperoleh pengetahuan melalui penginderaan terhadap objek tertentu.
Pengetahuan diperoleh sebagai akibat stimulus yang ditangkap panca indera. Pengetahuan bisa
diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan
merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan.
C. Pengetahuan merupakan ranah kognitif yang mempunyai tingkatan, yaitu :
1. Tahu, merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, misalnya mengingat atau
mengingat kembali suatu obyek atau rangsangan tertentu.
2. Memahami, adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui.
Contoh mampu menjelaskan radang gusi.
3. Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi sebenarnya. Contoh memilih sikat gigi yang benar.
4. Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau obyek ke dalam
komponen – komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut. Contoh mampu
menjabarkan struktur jaringan periodontal dengan masing-masing fungsinya.
5. Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian – bagian kedalam suatu bentuk
tertentu yang baru. Contoh mampu menggabungkan diet makanan yang sehat untuk gigi,
menggosok gigi tepat waktu serta mengambil tindakan yang tepat bila ada kelainan gigi untuk
mencegah penyakit gigi.
6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu.
Contoh mampu menilai kondisi kesehatan gusi anaknya pada saat tertentu (Bloom, 1908, dikutip
dari Notoatmodjo, 1990, 1993).
3. 3
D. Sikap Mengenai Kesehatan Gigi
Dengan mengambil dasar teori sikap, sikap mengenai kesehatan gigi terdiri atas 3 komponen
pokok, yaitu :
1. Kepercayaan atau keyakinan terhadap suatu obyek. Misalnya seorang ibu berkeyakinan
bahwa radang gusi pada anak dapat dicegah dengan menggosok gigi secara teratur, maka si ibu
akan berusaha keras untuk menggosok gigi anaknya dengan teratur
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional. Misal pengalaman bahwa gigi yang
berlubang walau sudah di tambal masih juga sakit, tetapi setelah dicabut tidak ada lagi keluhan,
membuat seseorang menolak menambal giginya, tetapi minta langsung dicabut saja.
3. Kecenderungan untuk bertindak. Contoh seorang ibu yang tahu kalau gusi berdarah
disebabkan oleh kekurang vitamin C, akan memberi vitamin C pada anaknya setiap kali ia
melihat gusi anaknya berdarah. Apabila ternyata pemberian viatmin C belum juga menimbulkan
penyembuhan gusi, si ibu cenderung melakukan usaha lain, misalnya ke dokter gigi.
Sikap dibagi menjadi 4 tingkatan :
1. Menerima, artinya orang (subyek) mau memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
Misal para ibu diminta untuk memperhatikan cara mengajari anak menggosok gigi yang benar
sehingga ibu – ibu ini mau menerimanya.
2. Merespon, adalah suatu indikasi sikap pada tmenghargai adalah tingkat ke dua, yaitu
kemampuan untuk memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan. Usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, baik
pekerjaan itu benar atau salah dapat diartikan bahwa orang tersebut mau menerima ide. Misal
seorang ibu yang telah diberi pendidikan mengenai menggosok gigi anak, sewaktu ditanya akan
berusaha menjawab bagaimana mengajari menggosok gigi dengan benar
3. Menghargai adalah indikasi sikap pada tingkat ke tiga yaitu kemampuan untuk mengajak
orang lain mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Misalnya mengajak orang lain
berdiskusi tentang gusi berdarah, sebab dan akibatnya, serta upaya mencegahnya.
4. Bertanggung jawab adalah suatu indikasi sikap pada tingkat ke empat, yaitu kemampuan
untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
konsekuensinya. Misal, memilih berobat ke dokter gigi dengan konsekuensi mengeluarkan biaya
yang tidak sedikit bila dibanding berobat ke Puskesmas atau ke dukun.
Sikap tentang kesehatan gigi atau gusi merupakan hasil dari proses sosialisasi. Seseorang
bereaksi sesuai dengan rangsangan yang berupa obyek kesehtan gigi yaitu konsep gigi atau gusi
sehat dan sakit, serta upaya pemeliharaannya melalui proses sosialisasi.
Pengukuran sikap secara sistematis dilakukan dengan skala sikap yang telah distandarkan.
Teknik yang paking umum digunakan adalah skala sikap dari Thurstone yang disebut the Equal -
Appearing Interval dan dari Likert yang disebut Summated Agreement.
4. 4
E. Konsep Sehat dan Sakit
Konsep sehat dilihat dari segi sosial berarti kempuan untuk membuat dan
mempertahankan hubungan dgn org lain.
Konsep sehat dr aspek spiritual : berkenaan dgn kepercayaan & praktek keagamaan,
perbuatan baik,prinsip tingkahlaku, cara mencapai kedamaian
Konsep sehat dr segi societal : sehat pd tingkat individu, yg terjadi akibat kondisi2
sosial,politik,ekonomi & budaya yg melingkupi indiviu tsb
“ A state of complete physical, mental, and social well being, and not merely the absence
of desease or infirmity”
Sehat tidak hanya menyangkut kondisi fisik, melainkan jg kondisi mental dan sosial
seseorang
Konsep sehat WHO
Desease (penyakit) gangguan fungsi fisiologis dr suatu organisme sebagai akibat terjadi
infeksi atau tekanan dari lingkungan. (konsep patologi)
Illness (Sakit) : Penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit.
(konsep kebudayaan)
Konsep Sakit
Terjadinya perubahan pd tampilan tubuh seperti jd kurus, perubahan warna kulit, rambut
rontok.
Perubahan fungsi tubh seperti frekuensi berkemih, menstruasi yg banyak, irama jantung
yg tidak biasa
Pengeluaran sesuatu dr tubuh yg tidak biasa seperti darah dlm urine, dahak, buang air
besar.
Perubahan fungsi anggota tubuh (kaku)
Tanda2 sakit menurut Cecil Helman:
Perubahan panca indera: kurang pendengaran, penglihatan, mati rasa
Simptom fisik berupa ketidak nyamanan seperti rasa sakit, sakit kepala,sakit perut,
demam, menggigil
Perubahan emosi seperti gelisah, depresi, rasa takut yg sangat
Perubahan perilaku dlm hubungan dgn orang lain, ada masalah keluarga atau pekerjaan
Solita Sarwono: perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi
individu dgn lingkungannya khususnya menyangkut pengetahuan & sikap ttg kesehatan
serta tindakannya yg berhubungan dgn kesehatan & penyakit.
Bloom : perilaku merupakan salah satu aspek yang mementukan derajat kesehatan
masyarakat
-Biotik Genetik Anatomis
Fisiologis Budaya Sosial Psikologis Perilaku Sengaja Tak sengaja Sehat/ Individu/klp Sembuh dr
5. 5
sakit Disabilitas lanjut (ringan) Disabilitas lanjut (berat) Faktor2 yg mempengaruhi kesehatan
(FL. Dunn) Faktor Kepadatan penduduk Sakit/ Gangguan (Insult) Mati
Merugikan (R) 2 3 Kendala
Kotak 1: Menunjukkan kegiatan manusia yg secara sengaja dilakukan untuk
menjaga,meningkatkan kesehatan & menyembuhkan diri dr penyakit & gangguan
kesehatan. Kegiatan ini berupa tindakan2 preventif,kuratif,promotiv baik yg dilakukan
secara tradisional maupun modern
Kotak 2: Perilaku yg berakibat merugikan atau merusak kesehatan , menyebabkan
kematian, namun secara sadar atau disengaja dilakukan, (merokok,alkolic,workolic)
Mencakup semua tindakan yg baik secara tidak disadari dapat mengganggu kesehatan
(penggunaan jarum suntik yg berulang, rumah tanpa jamban, memakai alat tidak steril
untuk sunat & potng tali pusar bayi).
Kotak 4: kegiatan yg tidak secara tidak disadari atau disengaja dpt meningkatkan
kesehatan (menimba air di sumur, ke kampus jalan kaki)
Bagian 2
Perilaku sehat adalah tindakan yg dilakukan seseorang yg merasa dirinya sehat, dan
bertujuan memelihara, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.
3 tujuan yg ingin dicapai dlm perilaku sehat ini adalah :
o Perilaku preventive
o Protective
o Promotive
o Perilaku preventif: upaya memelihara kesehatannya dgn mencegah datangnya
penyakit.
o Caranya dpt dlilakukan dgn Medical activities & non-medical activities
Terdapat 2 tingkatan yaitu:
o Primary preventive: langsung mencegah penyakit: medical actiities (imunisasi),
non medical act (minum jamu)
o Secondary preventive: tidak langsung mencegah penyakit (mandi, rekresi).
Model ini fokusnya adalah perilaku kesehatan preventif.
Ada 3 golongan variable yang diidentifikasi sebagai yang determinan dalam perilaku
pencegahan gangguan kesehatan gigi yaitu motivasi prediposisi, variable kendala dan
Motivasi predisposisi.
Bahwa setiap perilaku ada motivasinya yaitu untuk mencapai suatu tujuan.
Ada 3 tipe tujuan orang melakukan perilaku pencegahan penyakit ggi yang masing-
masing orang berbeda :
o Untuk meningkatkan derajat kesehatan atau menghindari kemungkinan sakit.
o Untuk mendapatkan persetujuan orang2 terdekat
6. 6
o Untuk memperoleh pengertian agar perilaku tertentu disetujui atau diakui sendiri
manfaatnya.
Variabel Kendala
Yang merintangi orang yang telah termotivasi untuk melakukan suatu perilaku kesehatan
:
Internal = kurang pengetahuan tentang perilaku sehat dan ketakutan dalam pengobatan
gigi.
Eksternal = kekurangan sumberdaya (uang, waktu atau dokter yang diperlukan)
Variabel Kondisi
o Tingkat pendidikan sama halnya megurangi kendala
o Pengalaman kesehatan sebelumnya
o Status social ekonomi
Melindungi tubuh dari gangguan penyakit (minum vit, pakai kondom, jas hujan atau
payung)
Peningkatan kualitas/ derajat kesehatan, konsumsi vit, olah raga, menu makan diatur,
berat badan diatur.
Solita Sarwono: perilaku sakit adah tindakan yang dilakukan orang yg merasa dirinya
sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.
Perilaku Sakit ( Illness Behavior ) adalah cara seseorang bereaksi terhadap gejala-gejala
penyakit yang dipengaruhi oleh keyakinan-keyakinannya terhadap apa yang harus
diperbuat untuk menghadapinya (Fauzi Muzaham)
Mechanic & Volkhart : cara2 dimana gejala2 ditanggapi, dievaluasi, dan diperankan oleh
seorang individu, yg mengalami sakit atau tanda2 lain dari fungsi tubuh yg kurang baik.
Pola sosial dari perilaku sakit yang tampak pada cara orang mencari, menemukan dan
melakukan perawatan medis.
4 unsur utama dalam memahami perilaku sakit :
o Perilaku sakit itu sendiri (alternative perilaku)
Mencari pertolongan medis dari berbagai sumber atau pemberi layanan.
Fragmentasi perawatan mdis.
Menunda upaya mencari pertolongan sesuai dengan gejala atau keadaan yang
dirasakan.
Melakukan pengobatan sendiri.
Membatalkan atau menghentikan pengobatan.
Sekuensinya peristiwa medis 5 tingkat
o Pengalaman dengan gejala penyakit (3 dimensi gejala orang sakit : ada rasa sakit,
kurang enak badan, Karena tahu maka bisa menafsirkan akibat penyakit , Ada
rasa taku dan cemas
7. 7
o Saat tahu dirinnya sakit mencoba untuk mengobati sendiri (keluarga mencari
sistem rujukan awam- lay referral system. Supaya dapat pengakuan untuk lepas
dari tanggungjawab sosialx.
o Tunduk pada aturan dokter.
o Sembuh dan masa rehabilitasi.
Tempat atau ruang lingkup
Variasi perilaku selama tahap-tahap perawatan medis
Peranan sakit terjadi jika penyakit telah didefinisikan cukup serius, sehingga tdk dapat
melakukan sebagian atau seluruh peranan normalnya serta memberikan tuntutan
tambahan kepada orang2 disekelilingnya .
Peranan pasien terjadi jika yg sakit menghubungi dokter dan tunduk atas instruksi dokter.
MODEL ANDERSEN
Model ini mengambarkan deteminansi individu terhadap pemanfaatan pelayan kesehatan
o Predisposisi keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Kecenderungan
berbeda karena perbedaan variable demografik (umur, jenis kelamin, status
perkawinan), variable stuktur sosial (pendidikan, pekerjaan kepala keluarga, serta
kepercayaan terhadap perawatan medis.
o Factor kemampuan . Dari segi keluarga (penghasilan dan simpanan) dan dar segi
komunitas (tersedianya fasilitas & tenaga kesehatan, lamanya menunggu
pelayanan, lamanya waktu untuk mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
o Kebutuhan terhadap jasa pelayanan kesehatan ( perceived need )
8. 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kesehatan gigi merupakan suatu penerapan atau aplikasi konsep pendidikan
dan konsep sehat. Konsep sehat sendiri merupakan konsep seorang dalam keadaan sempurna
baik fisik, mental dan sosialnya serta bebas dari penyakit, cacat dan kelemahannya.
Mengubah perilaku individu merupakan pekerjaan yang mudah, dalam hail ini membutuhkan
ketrampilan khusus sebab perubahan tingkah laku individu selalu melibatkan perubahan mental.
Ada perubahan yang terjadi secara terencana dan dilaksanakan secara sistematis yaitu yang
dikenal dengan perubahan melalui pendidikan.
Tujuan pendidikan kesehatan gigi, menurut Noor (1972):
1. Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut
2. Menggilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan gangguan lainnya
B. Saran
Makalah ini masih banyak memiliki kekurang maka dari itu kami mengharapkan kritikan
ataupun saran agar mutu dari makalah ini dapat di tingkatkan kami ucapkan terima kasih.
9. 9
DAFTAR PUSTAKA
Foster, Gerge M., Barbara G. Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI Press
Joyomartono, Mulyono. 2007. Pengantar Antropologi Kesehatan. Semarang: Unnes Press
Kalangie, Nico S. 1994. Kebudayaan dan Kesehatan: Pengembangan Pelayanan
Kesehatan Primer Melalui Pendekatan Sosiobudaya.Megapoin, Jakarta: Kesaint Blanc
Indah
Muzaham, Fauzi (ed). 1995. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Jakarta: UI Press
Sarwono, Solita. 2007. Sosiologi Kesehatan: Beberara Konsep Beserta Aplikasinya.
Yogyakata: GMU Press
10. 10
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘PKG‘’. Adapun makalah ini membahas
mengenai “KONSEP PERILAKU PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI”
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan
pengetahuan penyusun, maka kami dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang,
khususnya mahasiswa STIKES Amanah Makassar Akhir kata, melalui kesempatan ini kami
penyusun makalah mengucapkan banyak terimakasih.
Raha, 13 Mei 2015
Penyusun
i
11. 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………….….………..........
DAFTAR ISI …………………………………………………………….……………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………..………..….........
B. Tujuan …………………………………………………………………..…..…...........
C. Manfaat…………………………………………………………………………….......
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Kesehatan Gigi…………………………………......……….......
B. Pengetahuan tentang kesehatan gigi……………………………….....………….......
C. Pengetahuan merupakan ranah kognitif ………………………………………….......
D. Sikap Mengenai Kesehatan Gigi……………………………………........…….......
E. Konsep Sehat dan Sakit………………………….......................……………….......
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….……......
B. Saran ………………………………………………………………………....…..........
DAFTAR PUSTAKA
ii