3. BUDAYA DAN ETNISITAS
Budaya (Culture)
Suatu pola perilaku, kebiasaan yang dilakukan kelompok.
Status Sosial Ekonomi (SES)
Dilibatkan oleh subbudaya dan punya implikasi dengan pendidikan.
Etnisitas (Ethnicity)
pola karakteristik.
Bilingualisme
kemampuan berbicara dalam dua bahasa.
harazuku.snsd@gmail.com
4. BUDAYA
Study Lintas Budaya (Cross-cultural studies) : Pembandingan satu budaya
dengan budaya lain.
Budaya dideskripsikan jadi 2 hal :
Individualisme
Kolektif
• Individualis hanya mementingkan perasaan senang,
kemerdekaan bagi pribadi.
• Mementingkan integritas kelompok.
Manusia sebagai makhluk sosial sehingga selalu hidup dalam berkelompok.
Masalah semakin banyak timbul dalam budaya barat karena penekanan
budaya pada individualismenya.
Dampak dari budaya Individual :
Cenderung tingkat bunuh dirinya tinggi,
Memakai narkoba,
Kejahatan, dll.
harazuku.snsd@gmail.com
6. PENDIDIKAN SISWA DARI SES RENDAH
Kendala pada anak SES rendah :
1. Dihadapkan lebih banyak kekacauan keluarga
2. Dukungan sosial kurang responsif
3. Kurang dalam hal teknologi
4. Mendapat sekolah dan fasilitas yang buruk
5. Udara dan air lebih tercemar, rumah pun padat dan berisik.
Poin penting anak SES rendah :
Meski mendapat ketidakadilan mereka tetap punya kelebihan
dan keberanian untuk tetap mencari guru yang lebih efektif.
harazuku.snsd@gmail.com
7. STRATEGI MENGHADAPI ANAK-ANAK
MISKIN :
1. Meningkatkan keterampilan berpikir dan berbahasa.
2. Jangan terlalu disiplin
3. Memprioritaskan motivasi siswa
4. Pikirkan cara-cara membantu orang tua
5. Mencari cara untuk melibatkan orang-orang berbakat dari
masyarakat
6. Mengamati semua kelebihan anak.
harazuku.snsd@gmail.com
8. ETNISITAS
Merujuk pada karakteristik warisan budaya, ras, bangsa, agama dan
bahasa.
Poin penting kelompok etnis adalah beragam.
ETNISITAS
ETNISITAS DAN SEKOLAH
(Pemisah pendidikan masih ada untuk siswa minoritas
dikalangan kelompok etnis)
PRASANGKA, DISKRIMINASI
(Sikap negatif terhadap individu, pilih kasih, diskriminasi sering
mempunyai pandangan berbeda)
KEBERAGAMAN DAN PERBEDAAN
(Individu yang hidup dalam kelompok etnis tersebut harus menyesuaikan
diri dengan nilai dan penekanan budaya itu)
harazuku.snsd@gmail.com
9. BILINGUALISME
Suatu pengajaran akademis namun menggunakan 2 bahasa berbeda.
Yakni satu bahasa ibu dan satu bahasa inggris.
Ada 2 argumen tentang Bilingualisme :
1. Setuju, karena berpengaruh positif bagi perkembangan kognitif
anak. Suatu keterampilan yang menguntungkan untuk dapat
berbicara dan mengerti 2 bahasa.
2. Menentang, karena dianggapnya sulit terutama untuk anak
imigran yang tidak memakai bahasa inggris.
harazuku.snsd@gmail.com
10. STRATEGI UNTUK ANAK BERAGAM
BAHASA DAN BUDAYA
1. Mengenali bahwa semua anak berkaitan secara kognitif
2. Mengakui bahwa mereka bisa menunjukkan
3. Meniru penggunaan bahasa inggris secara benar dan baik
4. Melibatkan orang tua dalam tata bahasa
5. Memberikan poin penting dalam penggunaan bahasa
inggris.
harazuku.snsd@gmail.com
11. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
1. Memberdayakan
siswa
2. Pengajaran yang
relevan menurut
Budaya
4. Isu apakah inti dari nilai
kulit putih harus diajarkan.
harazuku.snsd@gmail.com
3. Pendidikan yang
berpudat pada isu
5. Memperbaiki hubungan di
antara anak-anak dari
kelompok Etnis yang berbeda
12. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
(Pendidikan yang
menghargai keberagaman
dan mencakup perspektif
dari berbagai kelompok
budaya)
harazuku.snsd@gmail.com
Pendidikan Multikultural
muncul pada tahun 1960.
Pendidikan Multikultura
mencakup isu yang
berkaitan dengan status
sosial ekonomi, etnisitas
dan gender.
13. Pendidikan Multikultural
Memberdayakan siswa
(Empowerment)
Memberikan
keterampilan intelektual
dan menanggulangi
asalah untuk mencapai
keadilan.
harazuku.snsd@gmail.com
Pengajaran yang
Relevan secara Budaya
Merupakan aspek
penting dalam
pendidikan
Multikultural. Karena
guru mengintegritaskan
pengajarannya ke
dalam kurikulum agar
pengajaran lebih efektif.
Pendidikan yang
Berpusat pada isu
- Siswa akan diajari
secara sistematis untuk
memeriksa isu-isu yang
melibatkan keadilan
sosial.
14. MEMPERBAIKI HUBUNGAN ANAK – ANAK
ETNIS YANG BERBEDA
Kelas Mozaik (Siswa dari berbagai budaya yang berbeda bekerja
sama mengenai sebuah tugas namun untuk tujuan penyatuan).
Kontak secara pribadi yang positif.
Pengambilan perspektif, dengan ini membantu siswa untuk melihat
perspektif orang lain yang berbeda untuk memperbaiki antaretnis.
Pemikiran kritis dan intelegen emosional
Mengurangi prasangka, dalam hal ini prasangka yang jelek akan
berdampak pada sebuah diskriminasi.
Meningkatkan Toleransi (Teaching tolerance project) memberikan
sekolah sebuah sumber dan materi untuk meningkatkan
pemahaman antar budaya.
harazuku.snsd@gmail.com
15. STRATEGI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Peka terhadap isu rasis dalam interaksi kelas
Belajar lebih banyak tentang kelompok etnis
Sadarlah akan sikap etnis para siswa
Pertimbangkan status para siswa-siswa
Menerima semua siswa dengan cara positif
Mengenali sebagian orang tua tanpa memandang etnisitas
mereka.
harazuku.snsd@gmail.com
16. PANDANGAN TENTANG PERKEMBANGAN GENDER
Ada berbagai cara untuk memandang
Diantaranya, ada yang menekankan:
3.Pandangan
faktor kognitif
1.Pandangan
faktor social
2.Pandangan
faktor biologis
harazuku.snsd@gmail.com
perkembangan
gender.
17. PEMBERIAN STEROTIP GENDER. KESAMAAN,
DAN PERBEDAAN
Apa perbedaan sebenarnya
antara laki-laki dan
perempuan? Marilah kita
mempertimbangkan
masalah sterotip gender
harazuku.snsd@gmail.com
Stereotip gender adalah kategori
luas yang mencerminkan kesan dan
keyakinan tentang perilaku yang
pantas untuk perempuan dan lakilaki. Pemberian stereotip gender
dapat berubah sesuai tingkat
perkembangannya.
18. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GENDER DALAM
BIDANG YANG RELEVAN DENGAN AKADEMIS.
Ada banyak aspek dalam kehidupan yang bisa diteliti untuk menentukan seberapa
mirip atau bedanya anak perempuan dan laki-laki. Diantaranya :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Penampilan fisik
Keterampilan matematika dan ilmu pengetahuan alam
Keterampilan verbal
Pencapaian pendidikan
Perilaku prososial
Keterampilan hubungan.
Agresi
Emosi dan pengaturannya
kontroversi gender
harazuku.snsd@gmail.com
19. KLASIFIKASI PERAN GENDER
Klasifikasi peran gender melibatkan pengevaluasian anak laki-laki dan anak
perempuan dalam hal kelompok sifat-sifat kepribadian. Androgini adalah individu
boleh memiliki sifat “maskulin” dan “feminine”. Hal itu merujuk pada adanya
karakteristik maskulin dan feminine pada orang yang sama. Laki-laki yang androginis
mungkin tegas (“maskulin”) dan memiliki sifat mengasuh (“feminine”). Perempuan
yang androginis mungkin kuat (“maskulin”) dan peka terhadap perasaan orang lain
(“feminine”).
Androgini dan Pendidikan
, kurikulum gender dimasukan untuk satu tahun ajaran di taman kanak-kanak, kelas
lima dan kelas Sembilan. Kurikulum ini melibatkan buku, materi diskusi, dan latihan
kelas dengan kecendrungan androginis. Program tersebut sangat berhasil untuk
pelajar kelas lima, paling tidak berhasil untuk pelajar kelas Sembilan. Pelajar kelas
Sembilan, terutama yang laki-laki, menunjukan efek boomerang – sikap peran gender
yang lebih tradisional setelah tahun pelajaran androginis dari pada sebelumnya.
harazuku.snsd@gmail.com
20. GENDER DI DALAM KONTEKS
Perilaku Membantu dan Emosi
DALAM HAL
LAKI - LAKI
PEREMPUAN
EMOSI
Laki – laki lebih besar menunjukan
kemarahan terhadap orang asing,
terutama laki-laki, ketika merasa
ditantang.
Laki – laki juga kemungkinan besar
lebih sering mengubah kemarahan
mereka menjadi tindakan agresif.
kemungkinan besar mendiskusikan
emosi suatu hubungan. Mereka juga
kemungkinan
besar
lebih
mengungkapkan rasa takut dan rasa
sedih.
MEMBANTU
Pria merasakan kompetensi atau
perasaan yang melibatkan bahaya,
laki-laki kemungkinan besar akan
membantu.
wanita memiliki kemungkinan yang
lebih besar untuk memberikan waktu
mereka untuk membantu anak-anak
yang memiliki masalah pribadi dan
terlibat dalam perilaku yang mengasuh
Perbedaan emosional
antara perempuan dan
laki-laki sering muncul
dalam konteks yang
menyoroti peran social
dan hubungan.
Budaya
•Pentingnya mempertimbangkan gender didalam konteks sangatlah nyata ketika meneliti apa itu
perilaku yang ditentukan menurut budaya untuk perempuan dan laki-laki di Negara-negara yang
berbeda diseluruh dunia.
•Latar belakang budaya dan etnis juga mempengaruhi bagaimana anak laki-laki dan anak
perempuan akan bersosialisasi.
harazuku.snsd@gmail.com
21. MENIADAKAN BIAS GENDER
Interaksi Guru-Siswa
Guru berinteraksi lebih banyak dengan anak laki-laki dan perempuan pada semua
tingkat pendidikan yang diberikan disekolah. Bukti apakah yang menunjukan bahwa
anak laki-laki mendapatkan bias gender dalam berinteraksi? Berikut adalah
beberapa factor untuk dipertimbangkan:
• Mematuhi, mengikuti peraturan, serta tampil rapid an teratur dihargai dan
dikuatkan dibanyak kelas. Ini adalah perilaku yang biasanya berhubungan
dengan anak perempuan daripada anak laki-laki.
• Mayiritas guru adalah perempuan, terutama disekolah dasar. Ini lebih
menyulitkan anak laki-laki daripada anak perempuan untuk menganggap dirinya
memiliki karakteristik atau pemikiran yang sama dengan gurunya dan meniru
perilaku guru mereka.
• Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki lebih sering dikritik.
• Staf sekoalh cenderung mengabaikan bahwa banyak anak laki-laki jelas-jelas
memiliki masalah akademis, terutama dalam seni bahasa.
• Staf sekolah cenderung memberikan stereotip perilaku anak laki-laki sebagai
problematic.
harazuku.snsd@gmail.com
22. Apakah bukti bahwa anak perempuan mendapatkan bias gender didalam kelas?
Pertimbangkanlah factor-faktor berikut ini:
•
Dalam kelas biasa anak perempuan lebih patuh, anak laki-laki lebih sukar dikendalikan.
Anak laki-laki meminta lebih banyak perhatian; anak perempuan cenderung lebih diam saat
menuggu giliran mereka. Para pendidik khawatir bahwa kecenderungan anak perempuan
untuk patuh dan diam bisa membahayakan, yaitu hilangnya asertivitas.
•
Dalam kelas guru menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengamati dan berinteraksi
dengan anak laki-laki, sementara anak perempuan belajar dan bermain sendiri dengan
diam. Sebagian besar guru bukannya dengan sengaja lebih menyukai anak laki-laki dengan
menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka, tetapi entah bagaimana kelas sering
kali berakhir dengan profile gender seperti ini.
•
Anak laki-laki mendapatkan lebih banyak perintah dari pada anak perempuan dan lebih
banyak bantuan ketika mereka kesulitan dengan suatu pertanyaan. Guru sering member
anak laki-laki lebih banyak waktu untuk menjawab pertanyaan, lebih banyak petunjuk
jawaban yang benar, dan kesempatan mencoba yang lebih banyak ketika mereka
memberikan jawaban yang salah.
•
Anak perempuan dan anak laki-laki memasuki kelas pertama dengan kurang lebih tingkat
rasa harga diri yang sama, namun pada tahun-tahun sekolah menengah pertama, harga diri
anak perempuan menurun secara signifikan dari pada harga diri anak laki-laki.
•
Meskipun anak perempuan lebih diiedentifikasikan untuk program berbakat dari pada anak
laki-laki di sekolah dasar, pada sekolah menengah atas ada lebih banyak anak laki-laki dari
pada anak perempuan dalam program berbakat.ada sejumlah kecil anak perempuan Latin
dan Afrika-Amereika dalam program untuk anak berbakat.
harazuku.snsd@gmail.com
23. PELECEHAN SEXUAL
Pelecehan sexual terjadi dibanyak sekolah. Dalam sebuah studi untuk pelajar kelas
delapan dan kelas sebelas oleh American Association of University Women (1993), 83
% perempuan dan 60 % laki-laki mengatakan bahwa mereka pernah mengalami
pelecehan sexual. Anak perempuan melaporkan mendapat lebih banyak pelecehan
sexual daripada anak laki-laki. 16 % siswa mengatakan bahwa mereka mendapatkan
pelecehan sexual dari guru.
Contoh pelecehan oleh siswa dan guru dalam studi ini meliputi:
•
Pesan-pesan sexual tentang seseorang siswa di dinding kamar mandi dan
tempat tempat lain atau rumor sexual yang disebrakan tentang siswa tersebut;
•
Memata-matai seorang siswa yang sedang ganti pakaian atau mandi
disekolah;
•
Memamerkan aurat;
•
Memberikan komentar bahwa seorang siswa adalah gay atau lesbian;
•
Menyentuh, memegang atau mencubit dalam cara menunjukan hasrat sexual;
•
Dengan sengaja menyentuh seorang siswa dalam cara yang menunjukan
hasrat sexual;
•
Melucuti pakaian seoarang siswa.
harazuku.snsd@gmail.com
24. We need every human gift and cannot afford to
neglect any gift because of artiricial barries of
sex or race or class or national origin.
_Margared Mead_
harazuku.snsd@gmail.com