SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
PERENCANAAN BATAS WILAYAHLAUTDAN DARAT
DALAMKONTEKS OTONOMIDAERAH
‘sebagai masukan untuk
pedoman perencanaan wilayah pesisir’
OLEH
DIREKTUR PENATAAN RUANG NASIONAL
DITJEN PENATAAN RUANG, DEPARTEMEN KIMPRASWIL
JAKARTA, 9 MEI2001
PENGERTIANPENGERTIAN
PENGERTIAN PERENCANAAN
• Perencanaan merupakan upaya sadar yang sistematis untuk
mengatasi permasalahan agar mampu mencapai tujuan di masa
mendatang
• Dimensi perencanaan :
- fisik (physical planning)
- ekonomi (economic planning)
- sosial (social planning)
- politis (political planning)
- partisipatif (participative or consensus planning)
- dinamis (dynamic planning)
• Perencanaan adalah sebuah ‘Proses’ dinamis/iteratif
PENGERTIAN PENATAAN RUANG
• Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang
• Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang
• Tata ruang adalah wujud struktural dan pola
pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak
• Apabila disajikan dalam bentuk peta maka dibedakan
dalam boundary atau batas wilayah pemanfaatan
PENGERTIAN BATAS WILAYAHLAUTDAN DARAT
• KUBI - tanah datar berpasir di pantai atau daerah antara garis
pantai waktu (air) laut surut dan pantai waktu (air) laut pasang
• Merupakan ‘interface’ antara laut dan darat yang saling
mempengaruhi dan saling dipengaruhi
• Bukan merupakan sesuatu hal yang mutlak, tetapi merupakan
‘a gradual transitional region’ atau ‘a constantly moving
region’
• Memiliki sifat dinamis dalam dimensi ruang dan waktu
• Memiliki keunikan dalam hal vertical zoning yang dapat
dimanfaatkan secara kolektif oleh stakeholders (misal ruang
laut permukaan, ruang laut dalam, dan ruang dasar laut)
• Merupakan ‘common pool resources’
• Dapat diidentikkan dengan ‘wilayah pesisir atau coastal zone’
KARAKTERISTIK WILAYAH PESISIR
• Terdiri dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang
dan jasa (goods and services) bagi komunitas pesisir dan
pemanfaat lainnya (beneficiaries)
• Adanya kompetisi antara berbagai kepentingan
• Sebagai backbone dari kegiatan ekonomi nasional
• Merupakan wilayah strategis, didasarkan atas fakta :
 Garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508 pulau (terbanyak
di dunia)
 Penyebaran penduduk terbesar (cikal bakal urbanisasi)
 Potensi sumber daya kelautan yang kaya (biodiversity,
pertambangan, perikanan, pariwisata, infrastruktur, dsb)
 Sumber daya masa depan (future resources) akibat ketersediaan
wilayah darat yang semakin terbatas
 Wilayah hankam (perbatasan)
ISU DAN PERMASALAHANISU DAN PERMASALAHAN
PERENCANAAN WILAYAH PESISIRPERENCANAAN WILAYAH PESISIR
ISU PERENCANAAN WILAYAH PESISIR
• Antar wilayah otonom yang saling berbatasan
• Antar sektor (pertambangan, pariwisata, permukiman,
infrastruktur, perikanan, dsb)
• Antara private dengan public domain
• Antara pembangunan ekonomi (development forces) dengan
lingkungan (conservation forces)
• Antara daerah hulu (upstream) dan daerah hilir (downstream)
• Antara urban culture dengan local culture
• Antara visi dan misi ‘Pusat’ dengan ‘Daerah’
Terjadinya konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang :
FILOSOFI PERENCANAAN RUANGFILOSOFI PERENCANAAN RUANG
WILAYAH PESISIRWILAYAH PESISIR
FILOSOFI PERENCANAAN RUANG WILAYAH
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber
daya dengan memperhatikan sumber daya manusia
• Meningkatkan pemanfaatan sumber daya secara berdaya
guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah
serta menanggulangi dampak negatif terhadap
lingkungan
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan, kesejahteraan,
dan keamanan
Merupakan tahapan proses pembangunan untuk mensejah-
terakan masyarakat melalui upaya (Pasal 3 butir c UU
No.24/92) :
TUJUAN PERENCANAAN RUANG WILAYAH PESISIRTUJUAN PERENCANAAN RUANG WILAYAH PESISIR
• Menjaga fungsi dan kualitas lingkungan pesisir (untuk
komersial, rekreasi, sumber pangan, serta sumber daya
lainnya)
• Menjaga keaneka ragaman spesies (biodiversity) agar tetap
lestari (sustainable)
• Melindungi area-area yang sensitif secara ekologis (area
abrasi/ pengikisan)
• Mengkonservasi proses ekologis yang penting (misal
pencegahan kekeruhan)
• Memelihara kualitas air melalui perwujudan konsep
keterpaduan pengembangan wilayah hulu dan hilir (integrated
upstream and downstream water management)
• Menkonservasi habitat tertentu (terutama mangrove dan coral
reef)
• Untuk kesejahteraan masyarakat (lokal)
PENETAPAN BATASWILAYAH PESISIRPENETAPAN BATASWILAYAH PESISIR
DALAM ERA OTONOMI DAERAHDALAM ERA OTONOMI DAERAH
BATAS WILAYAHPESISIR- ILMIAH
(SCIENTIFIC DEFINITIONS)
Source : Kay (1999)
Catchment
boundary for
runoff to the
ocean
Seaward limit of
sediment
interaction with
beach
Limit of
salt spray
Limit of
storm
surge
High water
mark (HWM)
Low water
mark (LWM)
Seaward limit
of surf zone
Seagrass
meadows
Landward limit of
primary dune
vegetation
Local Government
Seaward Boundary
Limit of territorial
waters
Economic
Exclusive Zone
Landward
Seaward
Degreeof“coastellness”
Adminis
trative
BiologicalPhysical
BATAS WILAYAHPESISIR- POLITIS (POLICY
ORIENTEDDEFINITIONS)
Pada policy level, ‘batas’ didefinisikan atas 4 (empat) cara :
1. Pengertian Batas Tetap (fixed distance definitions)
Merupakan interface darat dan air yang diukur dari HWM, berciri
administratif (governmental jurisdiction)
2. Pengertian Batas Variabel (variable distance definitions)
Variabel ditentukan oleh (a) physical features (landward limit of
dunes, seaward limit of submarine platforms) ; (b) biological
features (vegetasi dan karang), dan (c) batas administratif (batas
kota terdekat dengan garis pantai)
3. Bergantung pemanfaatan (definition according to use)
(a) area administratif – pengelola pesisir, (b) area ekosistem,
(c) area sumber daya alam – mineral, oil fields, perikanan, dsb.
4. Pengertian gabungan (hybrid definitions)
PENETAPAN BATASWILAYAH PESISIRPENETAPAN BATASWILAYAH PESISIR
• Mendorong mekanisme keterbukaan dan akuntabilitas
dalam pengelolaan wilayah (transparency and
accountability)
• Menjamin pemanfaatan sumber daya wilayah pesisir
secara berkelanjutan (sustainability)
• Meminimalkan konflik pemanfaatan ruang wilayah pesisir
(conflict minimization)
• Menjamin adanya kepastian hukum bagi pengelolaan
wilayah pesisir yang sifatnya politis-administratif
(Kabupaten hingga batas 4 mil dan Propinsi hingga
batas 12 mil dari garis pantai tertinggi/high water mark)
Mutlak diperlukan, karena :
CONTOHdi Sri langka PENERAPAN BATAS
WILAYAHPESISIR-POLITIS
Estuaria
2 km
Landward Limit of
Coastal Zone
Mean high water line (0,6 m
Above Mean Sea Level
Mean low water line (0,6 m Below
Mean Sea Level
Seaward Limit of Coastal Zone
2 km
Sea
River2 km
PENETAPAN BATAS WILAYAHPESISIR
• Pemetaan seluruh potensi laut dan tingkat pemanfaatannya
(untuk mengetahui lokasi, besaran, dan potensi yang masih
dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang)
• Pemetaan terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku saat ini
(current regulation mapping)
• Kesepakatan atas regulatory framework oleh seluruh
stakeholders pembangunan di wilayah pesisir
• Sistem kelembagaan di daerah (institutional arrangement)
• Sistem pengawasan (monitoring system) untuk pengendalian
pemanfaatan ruang
• Ketersediaan teknologi yang layak dan realistis
Diselenggarakan dengan memperhatikan aspek-aspek :
Agar penetapannya bisa minimasi konflik, sustainabel, transparan dan
akuntabel maka perlu upaya terpadu dalam pengelolaan wilayah pesisir
PENGELOLAAN WILAYAHPESISIRTERPADU DALAM
ERA OTONOMIDAERAH
( INTEGRATEDCOASTALMANAGEMENT )
PENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAHPENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAH
PESISIR TERPADUPESISIR TERPADU
• Cicin-Sain & Knecht (1998), Integrated Coastal
Management is “a continuous and dynamic
process by which decisions are made for the
sustainable use, development, and protection of
coastal and marine areas and resources.”
• Merupakan proses yang mempertimbangkan
karakteristik khas wilayah pesisir (berikut sumber
daya potensialnya) dan kebutuhan untuk
mengkonservasikan potensi tersebut untuk
kepentingan saat ini dan masa datang bagi
sustainabilitas ekosistem dan kesejahteraan
masyarakat (lokal).
TUJUAN PENGELOLAAN WILayah PESISIR TERPADUTUJUAN PENGELOLAAN WILayah PESISIR TERPADU
((multi purpo semulti purpo se ))
Untuk mensejahterakan masyarakat melalui upaya:
• Mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada wilayah
pesisir yang mengacu pada kearifan sosial-budaya lokal
• Mengurangi kerentanan (vulnerability) dari wilayah pesisir
dan pemukimnya (inhabitants) dari ancaman alam (natural
hazards)
• Mempertahankan proses ekologis esensial, sistem
pendukung kehidupan, dan keaneka-ragaman hayati pada
wilayah pesisir
KONSEPKETERPADUAN PENGELOLAAN WIL. PESISIR
• Keterpaduan Lintas Sektor (intersectoral integration)
multi-use, multi-purpose, vertical-horizontal zoning, sinergy
• Keterpaduan Keilmuan (science-management integration)
natural sciences, social sciences, and engineering
• Keterpaduan Lintas Wilayah Otonom (intergovernmental integration)
co-ordination, role-sharing, mutual benefit, institutional mechanism
• Keterpaduan Lintas Negara (international integration)
over fishing, transboundary pollution, maritime boundaries etc
• Keterpaduan Ruang (spatial integration)
regional development, urban-rural linkages, upstream-downstream
• Keterpaduan Stakeholders
bottom-up, participatory, consensus and commitment building
PENUTUP
KESIMPULANKESIMPULAN
• Perencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) merupakanPerencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) merupakan
isu yang kompleks, sehingga membutuhkan pendekatanisu yang kompleks, sehingga membutuhkan pendekatan
perencanaan yang menyeluruh (hulu-hilir), sistemik, danperencanaan yang menyeluruh (hulu-hilir), sistemik, dan
berkesinambunganberkesinambungan
• Perencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) perlu diawaliPerencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) perlu diawali
dengan penetapan batas wilayah itu sendiri, sehingga terdapatdengan penetapan batas wilayah itu sendiri, sehingga terdapat
kepastian hukum dan mekanisme akuntabilitas yang jelaskepastian hukum dan mekanisme akuntabilitas yang jelas
• PeranPeran stakeholdersstakeholders (terutama masyarakat) dalam perencanaan(terutama masyarakat) dalam perencanaan
batas wilayah laut dan darat (pesisir) perlu lebih ditingkatkan,batas wilayah laut dan darat (pesisir) perlu lebih ditingkatkan,
sehingga konsensus dan komitmen pada tingkat masyarakatsehingga konsensus dan komitmen pada tingkat masyarakat
(sebagai penerima manfaat terbesar) dari potensi sumber daya(sebagai penerima manfaat terbesar) dari potensi sumber daya
pesisir dapat dicapai dan dapat dilaksanakan.pesisir dapat dicapai dan dapat dilaksanakan.
PUSTAKA
• Cicin-Sain, B and Knecht, R.W, (1998) Integrated Coastal and
Ocean Management ; Concepts and Practices, Washington DC,
Island Press.
• Clark, J.R (1996) Coastal Zone Management Handbook, New
York, Lewis Publisher
• Kay, R. and Alder, J. (1999) Coastal Planning and
Management, London, E & FN SPON
• ___ (2000) Prosiding Temu Pakar Penyusunan Konsep Tata
Ruang Pesisir, Departemen Kelautan dan Perikanan.
STRUKTUR MAKALAH
1. PENGERTIAN PERENCANAAN BATAS WILAYAH LAUT DAN
DARAT
2. ISU DAN PERMASALAHAN PERENCANAAN WILAYAH
PESISIR
3. FILOSOFI PERENCANAAN RUANG WILAYAH PESISIR
4. PENETAPAN BATAS WILAYAH PESISIR DALAM ERA OTDA
5. PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADU DALAM ERA
OTDA
6. KESIMPULAN

More Related Content

More from ahmad akhyar (20)

Akhyar pulsa
Akhyar pulsa Akhyar pulsa
Akhyar pulsa
 
Penanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimPenanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritim
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
 
Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesia
 
Laut lepas 02
Laut lepas 02Laut lepas 02
Laut lepas 02
 
Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negara
 
Laut lepas 01
Laut lepas 01Laut lepas 01
Laut lepas 01
 
Laut lepas 04
Laut lepas 04Laut lepas 04
Laut lepas 04
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2
 
Konvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasKonvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepas
 
Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2
 
Explore
Explore Explore
Explore
 
Budaya politik
Budaya politik  Budaya politik
Budaya politik
 
Bab i budaya politik
Bab i budaya politik Bab i budaya politik
Bab i budaya politik
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013 Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran 2013
 
3 d
3 d 3 d
3 d
 
Filsafat pancasila-1-1
Filsafat pancasila-1-1 Filsafat pancasila-1-1
Filsafat pancasila-1-1
 
Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia
 

Recently uploaded

perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
SemediGiri2
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
putrisari631
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
VeonaHartanti
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Perencanaan batas laut & darat

  • 1. PERENCANAAN BATAS WILAYAHLAUTDAN DARAT DALAMKONTEKS OTONOMIDAERAH ‘sebagai masukan untuk pedoman perencanaan wilayah pesisir’ OLEH DIREKTUR PENATAAN RUANG NASIONAL DITJEN PENATAAN RUANG, DEPARTEMEN KIMPRASWIL JAKARTA, 9 MEI2001
  • 3. PENGERTIAN PERENCANAAN • Perencanaan merupakan upaya sadar yang sistematis untuk mengatasi permasalahan agar mampu mencapai tujuan di masa mendatang • Dimensi perencanaan : - fisik (physical planning) - ekonomi (economic planning) - sosial (social planning) - politis (political planning) - partisipatif (participative or consensus planning) - dinamis (dynamic planning) • Perencanaan adalah sebuah ‘Proses’ dinamis/iteratif
  • 4. PENGERTIAN PENATAAN RUANG • Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang • Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang • Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak • Apabila disajikan dalam bentuk peta maka dibedakan dalam boundary atau batas wilayah pemanfaatan
  • 5. PENGERTIAN BATAS WILAYAHLAUTDAN DARAT • KUBI - tanah datar berpasir di pantai atau daerah antara garis pantai waktu (air) laut surut dan pantai waktu (air) laut pasang • Merupakan ‘interface’ antara laut dan darat yang saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi • Bukan merupakan sesuatu hal yang mutlak, tetapi merupakan ‘a gradual transitional region’ atau ‘a constantly moving region’ • Memiliki sifat dinamis dalam dimensi ruang dan waktu • Memiliki keunikan dalam hal vertical zoning yang dapat dimanfaatkan secara kolektif oleh stakeholders (misal ruang laut permukaan, ruang laut dalam, dan ruang dasar laut) • Merupakan ‘common pool resources’ • Dapat diidentikkan dengan ‘wilayah pesisir atau coastal zone’
  • 6. KARAKTERISTIK WILAYAH PESISIR • Terdiri dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang dan jasa (goods and services) bagi komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya (beneficiaries) • Adanya kompetisi antara berbagai kepentingan • Sebagai backbone dari kegiatan ekonomi nasional • Merupakan wilayah strategis, didasarkan atas fakta :  Garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508 pulau (terbanyak di dunia)  Penyebaran penduduk terbesar (cikal bakal urbanisasi)  Potensi sumber daya kelautan yang kaya (biodiversity, pertambangan, perikanan, pariwisata, infrastruktur, dsb)  Sumber daya masa depan (future resources) akibat ketersediaan wilayah darat yang semakin terbatas  Wilayah hankam (perbatasan)
  • 7. ISU DAN PERMASALAHANISU DAN PERMASALAHAN PERENCANAAN WILAYAH PESISIRPERENCANAAN WILAYAH PESISIR
  • 8. ISU PERENCANAAN WILAYAH PESISIR • Antar wilayah otonom yang saling berbatasan • Antar sektor (pertambangan, pariwisata, permukiman, infrastruktur, perikanan, dsb) • Antara private dengan public domain • Antara pembangunan ekonomi (development forces) dengan lingkungan (conservation forces) • Antara daerah hulu (upstream) dan daerah hilir (downstream) • Antara urban culture dengan local culture • Antara visi dan misi ‘Pusat’ dengan ‘Daerah’ Terjadinya konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang :
  • 9. FILOSOFI PERENCANAAN RUANGFILOSOFI PERENCANAAN RUANG WILAYAH PESISIRWILAYAH PESISIR
  • 10. FILOSOFI PERENCANAAN RUANG WILAYAH • Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya dengan memperhatikan sumber daya manusia • Meningkatkan pemanfaatan sumber daya secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia • Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan • Mewujudkan keseimbangan kepentingan, kesejahteraan, dan keamanan Merupakan tahapan proses pembangunan untuk mensejah- terakan masyarakat melalui upaya (Pasal 3 butir c UU No.24/92) :
  • 11. TUJUAN PERENCANAAN RUANG WILAYAH PESISIRTUJUAN PERENCANAAN RUANG WILAYAH PESISIR • Menjaga fungsi dan kualitas lingkungan pesisir (untuk komersial, rekreasi, sumber pangan, serta sumber daya lainnya) • Menjaga keaneka ragaman spesies (biodiversity) agar tetap lestari (sustainable) • Melindungi area-area yang sensitif secara ekologis (area abrasi/ pengikisan) • Mengkonservasi proses ekologis yang penting (misal pencegahan kekeruhan) • Memelihara kualitas air melalui perwujudan konsep keterpaduan pengembangan wilayah hulu dan hilir (integrated upstream and downstream water management) • Menkonservasi habitat tertentu (terutama mangrove dan coral reef) • Untuk kesejahteraan masyarakat (lokal)
  • 12. PENETAPAN BATASWILAYAH PESISIRPENETAPAN BATASWILAYAH PESISIR DALAM ERA OTONOMI DAERAHDALAM ERA OTONOMI DAERAH
  • 13. BATAS WILAYAHPESISIR- ILMIAH (SCIENTIFIC DEFINITIONS) Source : Kay (1999) Catchment boundary for runoff to the ocean Seaward limit of sediment interaction with beach Limit of salt spray Limit of storm surge High water mark (HWM) Low water mark (LWM) Seaward limit of surf zone Seagrass meadows Landward limit of primary dune vegetation Local Government Seaward Boundary Limit of territorial waters Economic Exclusive Zone Landward Seaward Degreeof“coastellness” Adminis trative BiologicalPhysical
  • 14. BATAS WILAYAHPESISIR- POLITIS (POLICY ORIENTEDDEFINITIONS) Pada policy level, ‘batas’ didefinisikan atas 4 (empat) cara : 1. Pengertian Batas Tetap (fixed distance definitions) Merupakan interface darat dan air yang diukur dari HWM, berciri administratif (governmental jurisdiction) 2. Pengertian Batas Variabel (variable distance definitions) Variabel ditentukan oleh (a) physical features (landward limit of dunes, seaward limit of submarine platforms) ; (b) biological features (vegetasi dan karang), dan (c) batas administratif (batas kota terdekat dengan garis pantai) 3. Bergantung pemanfaatan (definition according to use) (a) area administratif – pengelola pesisir, (b) area ekosistem, (c) area sumber daya alam – mineral, oil fields, perikanan, dsb. 4. Pengertian gabungan (hybrid definitions)
  • 15. PENETAPAN BATASWILAYAH PESISIRPENETAPAN BATASWILAYAH PESISIR • Mendorong mekanisme keterbukaan dan akuntabilitas dalam pengelolaan wilayah (transparency and accountability) • Menjamin pemanfaatan sumber daya wilayah pesisir secara berkelanjutan (sustainability) • Meminimalkan konflik pemanfaatan ruang wilayah pesisir (conflict minimization) • Menjamin adanya kepastian hukum bagi pengelolaan wilayah pesisir yang sifatnya politis-administratif (Kabupaten hingga batas 4 mil dan Propinsi hingga batas 12 mil dari garis pantai tertinggi/high water mark) Mutlak diperlukan, karena :
  • 16. CONTOHdi Sri langka PENERAPAN BATAS WILAYAHPESISIR-POLITIS Estuaria 2 km Landward Limit of Coastal Zone Mean high water line (0,6 m Above Mean Sea Level Mean low water line (0,6 m Below Mean Sea Level Seaward Limit of Coastal Zone 2 km Sea River2 km
  • 17. PENETAPAN BATAS WILAYAHPESISIR • Pemetaan seluruh potensi laut dan tingkat pemanfaatannya (untuk mengetahui lokasi, besaran, dan potensi yang masih dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang) • Pemetaan terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku saat ini (current regulation mapping) • Kesepakatan atas regulatory framework oleh seluruh stakeholders pembangunan di wilayah pesisir • Sistem kelembagaan di daerah (institutional arrangement) • Sistem pengawasan (monitoring system) untuk pengendalian pemanfaatan ruang • Ketersediaan teknologi yang layak dan realistis Diselenggarakan dengan memperhatikan aspek-aspek : Agar penetapannya bisa minimasi konflik, sustainabel, transparan dan akuntabel maka perlu upaya terpadu dalam pengelolaan wilayah pesisir
  • 18. PENGELOLAAN WILAYAHPESISIRTERPADU DALAM ERA OTONOMIDAERAH ( INTEGRATEDCOASTALMANAGEMENT )
  • 19. PENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAHPENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADUPESISIR TERPADU • Cicin-Sain & Knecht (1998), Integrated Coastal Management is “a continuous and dynamic process by which decisions are made for the sustainable use, development, and protection of coastal and marine areas and resources.” • Merupakan proses yang mempertimbangkan karakteristik khas wilayah pesisir (berikut sumber daya potensialnya) dan kebutuhan untuk mengkonservasikan potensi tersebut untuk kepentingan saat ini dan masa datang bagi sustainabilitas ekosistem dan kesejahteraan masyarakat (lokal).
  • 20. TUJUAN PENGELOLAAN WILayah PESISIR TERPADUTUJUAN PENGELOLAAN WILayah PESISIR TERPADU ((multi purpo semulti purpo se )) Untuk mensejahterakan masyarakat melalui upaya: • Mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada wilayah pesisir yang mengacu pada kearifan sosial-budaya lokal • Mengurangi kerentanan (vulnerability) dari wilayah pesisir dan pemukimnya (inhabitants) dari ancaman alam (natural hazards) • Mempertahankan proses ekologis esensial, sistem pendukung kehidupan, dan keaneka-ragaman hayati pada wilayah pesisir
  • 21. KONSEPKETERPADUAN PENGELOLAAN WIL. PESISIR • Keterpaduan Lintas Sektor (intersectoral integration) multi-use, multi-purpose, vertical-horizontal zoning, sinergy • Keterpaduan Keilmuan (science-management integration) natural sciences, social sciences, and engineering • Keterpaduan Lintas Wilayah Otonom (intergovernmental integration) co-ordination, role-sharing, mutual benefit, institutional mechanism • Keterpaduan Lintas Negara (international integration) over fishing, transboundary pollution, maritime boundaries etc • Keterpaduan Ruang (spatial integration) regional development, urban-rural linkages, upstream-downstream • Keterpaduan Stakeholders bottom-up, participatory, consensus and commitment building
  • 23. KESIMPULANKESIMPULAN • Perencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) merupakanPerencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) merupakan isu yang kompleks, sehingga membutuhkan pendekatanisu yang kompleks, sehingga membutuhkan pendekatan perencanaan yang menyeluruh (hulu-hilir), sistemik, danperencanaan yang menyeluruh (hulu-hilir), sistemik, dan berkesinambunganberkesinambungan • Perencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) perlu diawaliPerencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) perlu diawali dengan penetapan batas wilayah itu sendiri, sehingga terdapatdengan penetapan batas wilayah itu sendiri, sehingga terdapat kepastian hukum dan mekanisme akuntabilitas yang jelaskepastian hukum dan mekanisme akuntabilitas yang jelas • PeranPeran stakeholdersstakeholders (terutama masyarakat) dalam perencanaan(terutama masyarakat) dalam perencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) perlu lebih ditingkatkan,batas wilayah laut dan darat (pesisir) perlu lebih ditingkatkan, sehingga konsensus dan komitmen pada tingkat masyarakatsehingga konsensus dan komitmen pada tingkat masyarakat (sebagai penerima manfaat terbesar) dari potensi sumber daya(sebagai penerima manfaat terbesar) dari potensi sumber daya pesisir dapat dicapai dan dapat dilaksanakan.pesisir dapat dicapai dan dapat dilaksanakan.
  • 24. PUSTAKA • Cicin-Sain, B and Knecht, R.W, (1998) Integrated Coastal and Ocean Management ; Concepts and Practices, Washington DC, Island Press. • Clark, J.R (1996) Coastal Zone Management Handbook, New York, Lewis Publisher • Kay, R. and Alder, J. (1999) Coastal Planning and Management, London, E & FN SPON • ___ (2000) Prosiding Temu Pakar Penyusunan Konsep Tata Ruang Pesisir, Departemen Kelautan dan Perikanan.
  • 25. STRUKTUR MAKALAH 1. PENGERTIAN PERENCANAAN BATAS WILAYAH LAUT DAN DARAT 2. ISU DAN PERMASALAHAN PERENCANAAN WILAYAH PESISIR 3. FILOSOFI PERENCANAAN RUANG WILAYAH PESISIR 4. PENETAPAN BATAS WILAYAH PESISIR DALAM ERA OTDA 5. PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADU DALAM ERA OTDA 6. KESIMPULAN