Dokumen ini membahas tentang dasar hukum wilayah laut Indonesia. Indonesia memiliki wilayah laut yang luas berdasarkan Deklarasi Djuanda tahun 1957 dan UNCLOS 1982 yang mengakui konsep Wawasan Nusantara. Wilayah perairan Indonesia meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, dan zona ekonomi eksklusif seluas 200 mil laut.
Ini adalah presentasi tentang hukum laut di indonesia saat saya menempuh hukum internasional di kampus. Semoga dapat berguna untuk teman teman yang membutuhkan.
Menjelaskan sejarah hukum laut internasional dilihat dari perkembangannya pada era Yunani Kuno, Romawi Kuno, Kerajaan Sriwijaya, dan pada Abad Pertengahan.
Ini adalah presentasi tentang hukum laut di indonesia saat saya menempuh hukum internasional di kampus. Semoga dapat berguna untuk teman teman yang membutuhkan.
Menjelaskan sejarah hukum laut internasional dilihat dari perkembangannya pada era Yunani Kuno, Romawi Kuno, Kerajaan Sriwijaya, dan pada Abad Pertengahan.
Nama : Wartono
NIM : 1310210005
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2022
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia, memiliki luas perairan kurang lebih dua pertiga dari seluruh wilayah nasionalnya. Luas total Perairan Indonesia adalah 5,8 juta km persegi, dengan perincian sebagai berikut : Laut Wilayah seluas 0,3 juta km persegi; Perairan Kepulauan seluas 2,8 km persegi; dan Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2,7 km persegi.
Selain dari itu, Kepulauan Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis karena terletak di antara benua Asia dan Australia serta diapit dan diapit oleh Samudra Hindia dan Samudera Pasifik. Selain memiliki wilayah perairan yang sangat luas, Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan potensi serta keragaman sumber daya alam, baik hayati maupun non-hayati.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. Dasar Hukum Laut Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari sabang hingga merauke. Batas
wilayah laut Indonesia pada awal kemerdekaan hanya selebar 3 mil laut dari garis pantai (Coastal
baseline) setiap pulau, yaitu perairan yang mengelilingi Kepulauan Indonesia bekas wilayah
Hindia Belanda (Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie tahun 1939 dalam Soewito et
al 2000). Namun ketetapan batas tersebut, yang merupakan warisan kolonial Belanda, tidak
sesuai lagi untuk memenuhi kepentingan keselamatan dan keamanan Negara Republik Indonesia.
Atas pertimbangan tersebut, maka lahirlah konsep Nusantara (Archipelago) yang dituangkan
dalam Deklarasi Juanda pada tanggal 13 Desember 1957.
Isi pokok dari deklarasi tersebut “Bahwa segala perairan di sekitar, diantara dan yang
menghubungkan pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia tanpa
memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara
Republik Indonesia, dan dengan demikian merupakan bagian dari perairan nasional yang berada
di bawah kedaulatan mutlak Negara Republik Indonesia”.
Deklarasi Djuanda dikukuhkan pada tanggal 18 Pebruari 1960 dalam Undang-Undang
No. 4/Prp tahun 1960 tentang Perairan Indonesia. Ketetapan wilayah Republik Indonesia yang
semula sekitar 2 juta km2 (daratan) berkembang menjadi sekitar 5,1 juta km2 (meliputi daratan
dan lautan). Dalam hal ini, ada penambahan luas sebesar sekitar 3,1 juta km2, dengan laut
teritorial sekitar 0,3 juta km2 dan perairan laut nusantara sekitar 2,8 juta km2. konsep Nusantara
dituangkan dalam Wawasan Nusantara sebagai dasar pokok pelaksanaan Garis-garis Besar
Haluan Negara melalui ketetapan MPRS No. IV tahun 1973.
2. Pada konferensi Hukul Laut di Geneva tahun 1958, Indonesia belum berhasil
mendapatkan pengakuan Internasional. Namun baru pada Konferensi Hukum Laut pada sidang
ke tujuh di Geneva tahun 1978. Konsepsi Wawasan Nusantara mendapat pengakuan dunia
internasional. Hasil perjuangan yang berat selama sekitar 21 tahun mengisyaratkan kepada
Bangsa Indonesia bahwa visi maritim seharusnya merupakan pilihan yang tepat dalam
mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Melalui Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) pada tahun 1982, yang hingga
kini telah diratifikasi oleh 140 negara, negara-negara kepulauan (Archipelagic states)
memperoleh hak mengelola Zona Ekonomi Eksklusif seluas 200 mil laut diluar wilayahnya.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai hak mengelola (yurisdiksi) terhadap Zona
Ekonomi Eksklusif, meskipun baru meratifikasinya. Hal itu kemudian dituangkan dalam
Undang-Undang No. 17 tanggal 13 Desember 1985 tentang pengesahan UNCLOS (United
Nations Convention on the Law of the Sea). Penetapan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
(ZEEI) mencapai jarak 200 mil laut, dikukur dari garis dasar wilayah Indonesia ke arah laut
lepas. Ketetapan tersebut kemudian dikukuhkan melalui Undang-Undang Nomor 5/1983 tentang
Zona Ekonomi Eklsklusif Indonesia. Konsekuensi dari implementasi undang-undang tersebut
adalah bahwa luas wilayah perairan laut Indonesia bertambah sekitar 2,7 juta Km2, sehingga
menjadi sekitar 5,8 juta Km2.
Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS 1982) melahirkan delapan zonasi
pegaturan (regime) hukum laut yaitu, 1. Perairan Pedalaman (Internal waters), 2. Perairan
kepulauan (Archiplegic waters) termasuki ke dalamnya selat yang digunakan untuk pelayaran
internasional, 3. Laut Teritorial (Teritorial waters), 4. Zona tambahan ( Contingous waters), 5.
Zona ekonomi eksklusif (Exclusif economic zone), 6. Landas Kontinen (Continental shelf), 7.
Laut lepas (High seas), 8. Kawasan dasar laut internasional (International sea-bed area).
Konvensi Hukum Laut 1982 mengatur pemanfaatan laut sesuai dengan status hukum dari
kedelapan zonasi pengaturan tersebut. Negara-negara yang berbatasan dengan laut, termasuk
Indonesia memiliki kedaulatan penuh atas wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan dan
laut teritorial; sedangkan untuk zona tambahan, zona ekonomi eksklusif dan landasan kontinen,
negara memiliki hak-hak eksklusif, misalnya hak memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di
zona tersebut. Sebaliknya, laut lepas merupakan zona yang tidak dapat dimiliki oleh negara
manapun, sedangkan kawasan dasar laut Internasioal dijadikan sebagai bagian warisan umat