SlideShare a Scribd company logo
1 of 169
Gerbang Logika Dasar
Gerbang Logika
kombinasi
AND
OR
NOT
 Pengertian : gerbang AND memiliki dua atau
lebih saluran masukan dan satu saluran
keluaran
 Keluaran AND akan bernilai satu jika dan
hanya bila masukannya bernilai satu
 Hubungan antara masukan dan keluaran pada
gerbang AND tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut:
AND : Y= A.B = AB
A B O
0 0
0 1
1 0
1 1
DUA MASUKAN
o
o
o
1
A B C O
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
UNTUK 3 MASUKAN 1 KELUARAN
AYO DICOBA
o
1
o
o
o
o
o
o
a. Keluaran gerbang AND bernilai 1 jika dan
hanya jika semua masukan bernilai 1.
b. Keluaran gerbang AND bernilai 0 jika ada
masukan bernilai 0.
c. Pada operasi AND berlaku antara lain 1.1 =
1, 1.1.1= 1, dan seterusnya; 0.0 = 1.0 = 0.1
= 0, 0.0.0 = 0.0.1 = 0.1.0 = 1.0.0 = 0, dan
seterusnya
BACK
 Pengertian memiliki dua atau lebih saluran
masukan dan hanya memiliki satu saluran
keluaran.
 Keluaran dari OR akan bernilai 1 bila satu
masukan ATAU lebih masukannya bernilai 1
 Hubungan antara masukan dan keluaran pada
gerbang OR tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:
OR : Y = A+B
animasi
A B O
0 0
0 1
1 0
1 1
DUA MASUKAN SATU INPUT
0
1
1
1
A B C O
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
o
1
1
1
1
1
1
1
 Keluaran gerbang OR bernilai 1 jika ada
masukan bernilai 1.
 Keluaran gerbang OR bernilai 0 jika dan
hanya jika masukan bernilai 0.
 Pada operasi OR berlaku antara lain 1+1 =
1, 1+1+1= 1, dan seterusnya; 1+ 0 = 1+0
= 1, 1+0+0 = 0+0+1 = 1, dan seterusnya
BACK
 Memiliki satu saluran masukan dan satu
saluran keluaran . NOT artinya tidak
 Sehingga gerbang ini memiliki arti tidak /
sebaliknya
 Jika masukannya satu maka keluarannya nol
 Dan jika masukannya nol maka keluarannya
satu
A O
0
1
1
0
BACK
NOR (NOT OR)
NAND (NOT AND)
EX-OR (EXCLUSIVE OR)
EX-NOR (EXCLUSIVE NOT
OR)
 Yakni gerbang OR yang di ikuti gerbang NOT
 Memiliki dua atau lebih saluran masukan dan
satu saluran keluaran
o Gerbang NOR dapat dituliskan
NOR : Y = (A+B)
A B O
0 0
0 1
1 0
1 1
1
0
0
0
A B C O
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
1
0
0
0
0
0
0
0
a. keluaran gerbang NOR bernilai 1 bila semua
masukannya bernilai 0.
b. Keluaran gerbang NOR bernilai 0 jika ada
masukannya yang bernilai 1.
 Yakni gerbang AND yang di ikuti gerbang
NOT
 Memiliki dua atau lebih saluran masukan dan
satu saluran keluaran

Gerbanga NAND dapat dituliskan
NAND : Y = (A B)
A B O
0 0
0 1
1 0
1 1
1
1
1
0
A B C 0
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
1
1
1
1
1
1
1
0
a. keluaran gerbang NAND bernilai 1 bila
semua masukannya bernilai 0.
b. Keluaran gerbang NAND bernilai 0 jika ada
masukannya yang bernilai 1.
Gerbang NOT yang tersusun
dari gerbang NAND
Gerbang NOT yang tersusun
dari gerbang NOR
Gerbang OR yang tersusun dari
gerbang NOR
Gerbang AND yang tersusun
dari gerbang NOR
 Keluaran dari gerbang EX-OR akan tinggi bila
hanya tingkat masukannya saling berlawanan
 Saluran masukan dari gerbang ini adalah
hanya dua dan tidak pernah lebih
 Sedang saluran keluarannya hanya 1
 EX-OR
:
animasi
A B 0
0 0
0 1
1 0
1 1
0
1
1
0
a. Gerbang EX-OR pada mulanya hanya
memiliki dua masukan dan satu keluaran
yang dinyatakan sebagai
b. Keluaran gerbang EX-OR akan bernilai 1
apabila inputnya berlainan dan bernilai 0
jika inputnya sama
Y = A B = A B + A B+
 Hasil keluarannya akan tinggi atau akan
bernilai satu jika dari gerbang masukannya
barnilai sama
Gerbang NOR dapat dituliskan
NOR : Z = (A+B)
A B O
0 0
0 1
1 0
1 1
1
0
0
1
1. Hukum Komutatif
a) Untuk Gerbang Logika OR
Gerbang OR dengan 2 masukan tertentu,
yaitu A dan B dapat dipertukarkan tempatnya
dengan mengubah urutan sinyal-sinyal
masukan.
A + B = B + A = Y
B
A
A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
B A Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
b) Untuk Gerbang Logika AND
Gerbang AND dengan 2 masukan tertentu,
yaitu A dan B dapat ditukar tempatnya dan
dapat diubah urutan sinyal-sinyal
masukannya.
A . B = B . A = Y
Contoh :
B
A
A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
B A Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
2. Hukum Asosiatif
a) Untuk Gerbang Logika OR
Gerbang OR dengan 2 masukan tertentu,
yaitu A dan B, dapat dikelompokkan
tempatnya dan dapat diubah urutan sinyal-
sinyal masukannya.
A + (B + C) = (A + B) + C
Keluarannya akan tetap sama dengan
Y = A + B + C
Contoh :
C
A
C
B
A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
b) Untuk Gerbang Logika AND
Gerbang AND dengan 3 masukan tertentu, A,
B, dan C, dapat dikelompokkan tempatnya
dan dapat diubah urutan sinyal-sinyal
masukannya.
A . (B . C) = (A . B) . C
Artinya keluarannya akan tetap sama dengan
Y = A . B . C
B
C
A
C
B
A
Y
A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
Contoh dan Penerapan Aljabar Boole dalam
Teknik Digital
1. Diketahui satu persamaan aljabar Boole, yaitu Y = AB + AC
+ BD + CD
Sederhanakan persamaan tersebut dengan cara faktorisasi!
Jawab :
Y = AB + AC + BD + CD
(A + D)(B + C)
A
B
D
C
2. Perhatikan rangkaian logika dibawah ini
Persamaan Aljabar Boolenya untuk X adalah,
X = (A+B) BC + A
Maka proses penyederhanaan dapat dilakukan sebagai berikut
X = (A+B)BC + A
Karena (A+B)BC = ABC, maka
X = ABC + BBC + A
Karena B.B = B maka
X = ABC + BC + A
= BC (A+1) + A
Karena (A+1) = 1 maka
X = BC + A
A
B
C
A +
B
BC
(A+B) BC
X
Bentuk BC + A atau CB + A adalah persamaan yang lebih
sederhana. Sedangkan rangkaian logikanya adaalah sebagai
berikut
B
C
A
X = BC + A
Aljabar Boole

bermula dari sebuah persamaan Boole yang
dapat diturunkan menjadi persamaan boole
lainnya.
 Berguna untuk menghasilkan hubungan boole
yang baru,langkahnya:
Gantikan setiap
tanda OR dengan
sebuah tanda
AND
Gantikan setiap
tanda AND
dengan sebuah
tanda OR
Setiap 0 dan 1
diganti dengan
komplemennya
 Example:Note:untuk OR mengganti B
dengan 0 dan AND mengganti B dengan 1
A+0=A
A.1=A
 Manfaat teorema dualitas
 Contoh persamaan
Menghasilkan hubungan
Boole yang baru
A.(B+C)=A.B+A.C
A+B.C=(A+B).(A+
C)
A
C
B
 TEOREMA PERTAMA
 TEOREMA KEDUA
 DAPAT MEREDUKSI RANGKAIAN-RANGKAIAN LOGIKA YANG RUMIT
MENJADI SEDERHANA
Hubungan antara gerbang logika
kombinasional NOR dengan
gerbang logika dasar AND dan
inverternya
Hubungan antara gerbang logika
kombinasi NAND dengan gerbang
logika kombinasi OR dan
inverternya
 1.Teorema pertama
 Persamaan Boole Gerbang logika NOR
Gerbang logika NOR dapat digantikan dengan gerbang logika yang setara yaitu
gerbang logika AND yang kedua masukannya dibalik menggunakan gerbang
logika inverter(NOT)
 Tabel kebenarannya
A B
0 0 1
1 0 0
0 1 0
1 1 0
A B
0 0 1
1 0 0
0 1 0
1 1 0
HASILNYA
SETARA(EKIVALEN)
 2.TEOREMA KEDUA
 Gerbang logika NAND dapat digantikan dengan gerbang logika yang
setara yaitu gerbang logika OR dengan kedua masukannya dibalik
menggunakan gerbang logika inverter(NOT)
 Persamaan Aljabar Boolenya:
A B
0 0 1
1 0 1
0 1 1
1 1 0
A B
0 0 1
1 0 1
0 1 1
1 1 0
HASILNYA SETARA (EKIVALEN)
N
O
Gerbang
OR
Gerbang
AND
Keterangan
1 A+B=B+
A
A.B=B.A Hukum komutatif
2 A+(B+C)
=(A+B)+
C
A.(B.C)=(A.
B).C
Hukum asosiatif
3 A.(B+C)=
A.B +A.C
A+B.C=(A
+B).(A+C)
Hukum distributif
4 A+0=A=
A.1
A.1
=A=A+0
Teorema dualitas
5 A.(B+C)=
A.B+A.C
A+B.C=(A
+B)(A+C)
Teorema dualitas
6 A+0=A A.0=0 Hukum aljabar boole
7 A+1=1 A.1=A Jika dengan 1
8 A+A=A A.A=A Identitas
9 Jika dengan
pembaliknya
10 Inverter ganda
11 Hukum de morgan
12 A+A.B=A A.(A+B)=A Aljabar boole jumlah
Contoh dan Penerapan Aljabar Boole dalam
Teknik Digital
1. Diketahui satu persamaan aljabar Boole,
yaitu Y = AB + AC + BD + CD
Sederhanakan persamaan tersebut dengan
cara faktorisasi!
Jawab :
Y = AB + AC + BD + CD
(A + D)(B + C)
A
D
B
C
Perhatikan rangkaian logika dibawah ini
Persamaan Aljabar Boolenya untuk X adalah,
X = (A+B) BC + A
Maka proses penyederhanaan dapat dilakukan sebagai berikut
X = (A+B)BC + A
Karena (A+B)BC = ABC, maka
X = ABC + BBC + A
Karena B.B = B maka
X = ABC + BC + A
= BC (A+1) + A
Karena (A+1) = 1 maka
X = BC + A
A
B
C
A +
B
BC
(A+B) BC
X
 Bentuk BC + A atau CB + A adalah
persamaan yang lebih sederhana.
Sedangkan rangkaian logikanya adaalah
sebagai berikut
X = BC + A
B
C
A
Secara umum aturan aljabar biasa dengan
aljabar Boole adalah sama.
Tetapi ada beberapa aturan atau kaidah aljabar
Boole yang mempunyai sifat khusus yang perlu
kita ketahui.
Sifat khusus dari aljabar Boole tsb membuatnya
berguna dalam proses penyederhanaan
rangkaian logika.
 Kaidah Pertama:
A + 0 = A
Sebuah gerbang OR dengan 2 masukan,
jika sebuah keadaan masukannya adalah A
dan yang lainnya adalah 0, akan
menghasilkan kembali masukan yang
semula, yaitu A.
 Hal ini dinyatakan dengan:
A + 0 =A
0
A
A
A 0 Y
0 0 0
1 0 1
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri
dari sebuah gerbang OR dua
masukan. Salah satu masukan
nya A dan yang lain 0 atau 1,
hasilnya akan tetap A.
1 + 0 = 1 0 + 0 = 0
0
1
1
0
0
0
 Kaidah Kedua :
A + 1 = 1
Suatu gerbang OR dengan 2 masukan, jika
salah satu masukannya aktif, yang
dinyatakan dengan 1 sedangkan masukan
yang lainnya A, maka hasil keluarannya
akan tetap 1.
 Hal ini dinyatakan dengan :
A + 1 = 1
1
A
1
A 1 Y
0 1 1
1 1 1
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang OR dua masukan.
Salah satu masukannya adalah 1,
sedang yang lain adalah 0 atau 1,
hasilnya akan tetap 1
0 + 1 = 1 1 + 1 = 1
1
0
1
1
1
1
 Kaidah Ketiga :
A + A = A
Jika suatu gerbang OR memiliki 2 masukan
yang sama, keaadan A misalnya, maka
hasilnya adalah masukan tersebut.
 Hal ini dinyatakan dengan :
A + A = A
A
A
A
A A Y
0 0 0
1 1 1
A A Y
0 0 0
1 1 1
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang OR dua masukan.
Salah satu masukannya adalah 0
atau 1, sedang yang lain juga
sama, maka hasilnya akan tetap
sama.
1 + 1 = 1 0 + 0 = 0
1
1
1
0
0
0
 Kaidah Keempat :
Ā + A = 1
Suatu gerbang OR dengan 2 masukan, jika
salah satu masukannya dinyatakan dengan
A, sedangkan masukan yang lainnya
 Hal ini dinyatakan dengan :
Ā + A = 1
A
A
1
Ā A Y
0 1 1
1 0 1
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri
dari sebuah gerbang OR dua
masukan. Salah satu masukan
nya adalah 0 atau 1, sedang yang
lain adalah kebalikannya, maka
hasilnya tetap 1.
0
1
1
1
0
1
 Kaidah Pertama:
A . 0 = 0
Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan,
jika keadaan sebuah masukannya adalah A,
sedangkan keadaan masukan yang lainnya
adalah 0, maka keluarannya dinyatakan
dengan 0.
 Hal ini dinyatakan dengan :
A . 0 = 0
0
A
0
A 0 Y
0 0 0
1 0 0
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri
dari sebuah gerbang AND dua
masukan. Salah satu masukan nya
adalah 0 atau 1, sedangkan yg lain
adalah 0,maka keluaran nya sama
dengan 0.
1 . 0 = 0 0 . 0 = 0
0
1
0
0
0
0
 Kaidah Kedua :
A . 1 = A
Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan,
jika keadaan sebuah masukannya adalah A,
sedangkan keadaan masukan yang lainnya
adalah 1, maka keluarannya dinyatakan
dengan A.
 Hal ini dinyatakan dengan :
A . 1 = A
1
A
A
A 1 Y
0 1 0
1 1 1
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang AND dua
masukan. Salah satu masukannya
adalah 0 atau 1, sedangkan yg
lain adalah 1, maka keluarannya
sama dengan 0 atau 1 juga.
1 . 1 = 1 0 . 0 = 0
1
1
1
0
0
0
 Kaidah Ketiga :
A . A = A
Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan,
jika keadaan sebuah masukannya adalah A,
sedangkan keadaan masukan yang lainnya
adalah A juga, maka keluarannya
dinyatakan tetap A.
 Hal ini dinyatakan dengan :
A . A = A
A
A
A
A A Y
0 0 0
1 1 1
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri
dari sebuah gerbang AND dua
masukan. Salah satu masukan nya
adalah 0 atau 1, sedangkan yg lain
sama dengan masukan nya, maka
keluarannya sama dengan 0 atau 1
juga.
0 . 0 = 0 1 . 1 = 1
0
0
0
1
1
1
 Kaidah Keempat :
Ā . A = 0
Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan,
jika keadaan sebuah masukannya adalah A,
sedangkan keadaan masukan yang lainnya
adalah kebalikan dari A , maka keluarannya
dinyatakan tetap 0.
 Hal ini dinyatakan dengan :
Ā . A = 0
A
A
0
Ā A Y
0 1 0
1 0 0
 Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari
sebuah gerbang AND dua masukan.
Salah satu masukannya adalah 0
atau 1, sedangkan yang lain
kebalikan dengan masukannya,
maka keluarannya sama dengan 0.
1 . 1’ = 0 0 . 0’ = 0
1
1
0
0
0
0
Gerbang Aljabar Aljabar
Logika Biasa Boole
A + 0 = A A + 0 = A
Operasi A + 1 = A + 1 A + 1 = 1
Gerbang OR A + A = 2A A + A = A
A + Ā = 0 A + Ā = 1
A . 0 = 0 A . 0 = 0
Operasi A . 1 = A A . 1 = A
Gerbang AND A . A = A2
A . A = A
A . Ā = -A2
A . Ā = 0
TEOREMA DE MORGAN
 Kedua gerbang logika adalah ekuivalen
walaupun gerbang berbeda tetapi fungsi
logika sama.
 Perhatikan tabel kebenaran
 Manfaat dari teorema De morgan =mereduksi
rangkaian-rangkaian logika yang rumit
menjadi rangkaian logika yang lebih
sederhana.
 Teorema kedua ;”hubungan antara gerbang
logika kombinasional NAND dengan gerbang
logika kombinasi OR dan inverternya.
 Gerbang logika NAND dapat digantikan
dengan gerbang logika yang setara yaitu
gerbang logika OR dengan kedua masukan
yang dibalik dengan menggunakan gerbang
logika inverter(NOT).
NO Gerbang OR Gerbang AND Keterangan
1 A+B=B+A A.B=B.A Hukum komutatif
2 A+(B+C)=(A
+B)+C
A.(B.C)=(A.B).C Hukum asosiatif
3 A.(B+C)=A.B
+A.C
A+B.C=(A+B).(
A+C)
Hukum distributif
4 A+0=A=A.1 A.1 =A=A+0 Teorema dualitas
5 A.(B+C)=A.B
+A.C
A+B.C=(A+B)(
A+C)
Teorema dualitas
6 A+0=A A.0=0 Hukum aljabar boole
7 A+1=1 A.1=A Jika dengan 1
8 A+A=A A.A=A Identitas
9 Jika dengan pembaliknya
10 Inverter ganda
11 Hukum de morgan
12 A+A.B=A A.(A+B)=A Aljabar boole jumlah hasil kali
13 Aljabar boole jumlah hasil kali
 Jumlah dari HasilKali ( Sum of Produk)
 HasilKali dari Jumlah ( Produk of Sum)
 Y = f(A,B,C) =
 Tabel kebenaran dari persamaan di atas yaitu:
Fungsi Boole: darimanaasalnya?
Baris ke A B C
0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1
2 0 1 0 0 1 1
3 0 1 1 1 0 1
4 1 0 0 0 0 0
5 1 0 1 0 0 0
6 1 1 0 0 1 1
7 1 1 1 0 0 0
 Fungsi sum of product merupakan jumlahan(OR) dari suku-suku
 Setiap sukuberupa perkalian(AND) dari variabel - variabel
 Semua variabel fungsi muncul pada setiap suku.
 1 dinyatakandengan A,B,C,…. dan 0 dinyatakandengan
Y = 1
Y = baris 1 ataubaris 2 ataubaris 3 ataubaris 6
= 001 + 010 + 011 + 110
Y = Σm (1,2,3,6)
m = minterm
Mau lihat tabel kebenaran
Y =1
Y =baris 2atau baris 3 atau baris 4atau baris 6
= 010 + 011 + 100 + 110
Baris ke A B C
0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0
2 0 1 0 1 0 1
3 0 1 1 1 0 1
4 1 0 0 0 1 1
5 1 0 1 0 0 0
6 1 1 0 0 1 1
7 1 1 1 0 0 0
 Y = f(A,B,C) =
 Tabel kebenaran dari persamaan di atas yaitu:
Baris ke A B C
0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1
2 0 1 0 0 1 1
3 0 1 1 1 0 1
4 1 0 0 0 0 0
5 1 0 1 0 0 0
6 1 1 0 0 1 1
7 1 1 1 0 0 0
 Fungsi Product of Sum terdiri dari faktor-faktor
 Setiap sukuberupa jumlahan (OR) dari variabel-variabel
 Semua variabel fungsi muncul pada setiap suku.
 0 dinyatakandengan A,B,C,…. dan 1 dinyatakandengan
Fungsi Boole:
Y =0
Y = baris 0 dan baris 4 dan baris 5 dan baris 7
Y = (0 + 0 + 0)(1 + 0 + 0)(1 + 0 + 1)(1 + 1 + 1)
Y = Π M (0,4,5,7)
M = maxterm
Peta Karnoughdengan Dua Variabel
• Misalkan kedua Variabel tersebut adalah:
A dan B
( VariabelA dapat berupa A=1 atau =0, sedangkan variabel B dapat
berupa B=1 atau =0 )
• Jika ada 2 variabel, maka diperlukan 22 kotak atausel dengan 21 baris dan
21 kolom. Jumlah kotak tersebut sama dengan banyaknya baris dalam
tabel kebenaran.
A
B
0 1
0 1
1 1
A
B
0 1
0
1 1 1
3. Peta Karnough :
Fungsi boole:
Cara singkat:
Dua logikayang berdekatan pada peta dikombinasikan menjadi sebuah
variabel tunggal
Jadi fungsinya :
A
B
0 1
0 1
1 1
Contoh:
Cara singkat:
 kelompokyangterdiri 4kotak/selyangberdekatandikombinasikan
menjadi1variabel.
 Kelompokyangterdiri2kotak/selyangberdekatandikombinasikan
menjadikombinasi2variabel
Y=A
AB
C
00 01 11 10
0 1 1
1 1 1
AB
CD
00 01 11 10
00 1 1 1 1
01 1 1 1 1
11 1 1
10 1 1 1 1
RumusSingkat:
 Kelompokyangterdiri8kotak/selyangberdekatandikombinasikan
menjadikombinasi1variabel
 Kelompokyangterdiri4kotak/selyangberdekatandikombinasikan
menjadikombinasi2variabel
 Kelompokyangterdiri2kotak/selyangberdekatandikombinasikan
menjadikombinasi3variabel
 Sebuahselditampilkandalamkombinasi4variabel
AB
CD
00 01 11 10
00 1 1 1 1
01 1 1 1 1
11 1 1
10 1 1 1 1
A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0
Isi daritabel kebenarandi samping, dapat
dituangkan dalam Peta Karnough dengan
catatan sebagai berikut:
1. Nilai darikombinasivariabelpadasetiapsel digunakanuntukmemberikannomorsel yang
bersangkutan.Nilai tersebutmenunjukannomorbarispadatabelkebenaran.
2. Sel-sel padapetakarnoughdigunakanuntukmeletakkansukumintermataufaktormakstermyang
sesuai.
3. Tanda1digunakanuntukmenyatakanbahwasuatusel berisi minterm,sedangkantanda0 menyatakan
bahwaselitu maksterm.
AB
C
00 01 11 10
0 1 1
1 1 1
Rangkaian elektronik yang menghasilkan gelombang
kotak, atau gelombang lain yang bukan sinusoida
seperti gelombang segi empat dan gelombang gigi
gergaji.
Multivibrator merupakan osilator. Sedangkan
osilator adalah rangkaian elektronika yang
menghasilkan perubahan keadaan pada sinyal
output
1. Monostabil
2. Astabil
3. Picu Schmitt (Schmitt
Trigger)
Karakteristik:
 Rangkaian yang mempunyai keluaran dengan satu
keadaan stabil.
 Rangkaian tersebut tetap dalam keadaan stabilnya
sampai ada pemicu.
 Sekali dipicu, keluarannya berubah dari keadaan
stabilnya tadi ke keadaan tak stabil (keadaan baru).
 Multivibrator monostabil adalah suatu rangkaian
yang banyak dipakai untuk membangkitkan pulsa
output yang lebarnya dan amplitudonya tetap .
Next
a. Monostabil Terpicu Positif
Next
b. Monostabil Terpicu Negatif
Karakteristik:
 Rangkaian yang keadaan pada keluarannya tidak
dapat stabil pada satu keadaan, tetapi berubah
secara terus-menerus dari keadaan 0 ke keadaan
1 berulang secara bergantian.
Rangkaian
Karakteristik:
 Rangkaian yang keadaan keluarannya dikendalikan
melalui tingkat tegangan pada masukannya (bistabil).
 Picu schmitt sering digunakan untuk mengubah
masukan gelombang sinus menjadi gelombang kotak.
 Lambang
 Rangkaian
 Penggabungan rangkaian monostabil, astabil, dan picu
Scmitt dapat disusun melalui gerbang logika dengan
menambahkan beberapa komponen diskrit resistor
maupun kapasitor.
 Cara yang lebih mudah dan praktis adalah
memanfaatkan rangkaian tersebut yang telah tersedia
dalam bentuk IC.
Monostabil/Astabil IC CD-4047B
Fungsi:
 Monostabil (lebar pulsa keluaran)
Pengoperasian:
1. Memicu IC dengan memberikan pulsa transisi dari
rendah ke tinggi pada masukan +Trigger (kaki 8)
atau dengan transisi dari tinggi ke rendah pada
masukan -Trigger (kaki 6).
2. Memicu IC dengan memberikan pulsa transisi dari
tinggi ke rendah secara bersamaan pada dua
masukan yaitu +Trigger (kaki 8) dan Retrigger (kaki
12).
 Astabil (frekuensi keluaran)
Pengoperasian:
Memberikan tegangan tinggi pada masukan Astable
(kaki 5) atau keadaan rendah pada Astable (kaki 4).
Hasil:
Frekuensi keluaran pada Q (kaki 10), Q (kaki 11), dan
ferkuensi 2 kali keluaran Q (kaki 13).
 Untuk mendapatkan hasil operasi rangkaian digital yang
terpercaya diperlukan pulsa masukan dengan waktu
transisi yang sangat cepat.
 Pada daerah transisi tersebut sangat potensial untuk
terjadinya gangguan ataupun keadaan tidak stabil,
sehingga daerah transisi merupakan daerah yang kritis.
 Salah satu penyelesaiannya adalah dengan
menggunakan komparator.
 Penyelesaian yang lebih praktis dan mudah yaitu
menggunakan IC picu Schmitt, seperti 7413, 7414, dan
40106.
Picu Schmitt 7413
Merupakan rangkaian gerbang NAND dengan
mengenakan balikan positif dan dengan ambang
masukan yang berbeda untuk pulsa masukan positif
maupun negatif.
Fungsi:
1. Sebagai penghilang desah (noise) frekuensi tinggi yang
tidak diinginkan.
Ketentuan: Ambang transisi positif: 1,7 volt
Ambang transisi negatif: 0,9 volt
2. Sebagai sumber detak (clock)
Frekuensi keluaran jika dipasang resistor balikan 390
Ω:
f = 2000 , dimana C dalam µF
C
IC Pewaktu (Timer) 555
 Merupakan rangkaian gerbang NAND dengan
Karakteristik:
Dapat dikonfigurasi sebagai monostabil dan astabil.
Membutuhkan pembanding tegangan, transistor, dan
resistor.
 Frekuensi keluaran:
f = 1,44
(RA+2RB )C
 Akan dirancang suatu sumber detak (gelombang kotak)
dengan frekuensi keluaran 100 kHz dengan
menggunakan IC picuSchmitt 7413.
Jawab:
Berdasarkan persamaan:
f = 0,8
RC
maka, fRC = 0,8
Jika dipilih C = 0,001 µF, R = 8 kΩ.
Jadi, rangkaian terdiri dari:
C = 0,001 µF dan R = 8 kΩ.
 Akan dirancang suatu sumber detak (gelombang
kotak) dengan frekuensi keluaran 500 kHz dengan
menggunakan IC picuSchmitt 7413IC-555.
Jawab:
Berdasarkan persamaan:
f = 1,44
(RA+2RB )C
maka, f (R A+2RB )C = 1,44
Jika dipilih C = 0,001 µF, RA+2RB = 2,88 kΩ.
Salah satu pilihan: RA = 1 kΩ dan RB = 0,94 kΩ
Jadi, rangkaian terdiri dari:
C = 0,001 µF; RA = 1 kΩ; dan RB = 0,94 kΩ.
Rangkaian digital ada 2 macam :
1. Rangkaian Kombinasional : keadaan keluaran bergantung pada
keadaan masukannya pada saat itu.
Contoh ; rangkaian penjumlah,pembanding,dekoder,dan multiplekser.
2. Rangkaian Sekuensial : keadaan keluaran bergantung pada keadaan
masukan pada saat itu dan juga bergantung
pada keadaan masukan/keluaran sebelumnya.
Contoh ; rangkaian yang di program ( komputer , handphone , dll )
Pada rangkaian sekuensial diperlukan unit pengingat (memori) untuk
menyimpan data yang disebut FLIP-FLOP
Definisi flip-flop :
• Unit terkecil rangkaian digital untuk pengingat
• Multivibrator dwistabil ( memiliki dua keadaan stabil )
Flip-flop mempunyai dua keluaran dengan keadaan yang saling
berkebalikan ( komplemen ),masukannya bisa satu atau lebih dari
satu.
Jenis-jenis flip-flop :
1. FLIP-FLOP SET RESET ( FF – SR )
2. FLIP-FLOP TOGGLE ( FF – T )
3. FLIP-FLOP J & K ( FF – JK )
4. FLIP-FLOP DELAY ( FF – D )
 Coba kita liad gambarnya
R
S
Q
Q
R
S
Q
Q
0
1/ 0
0/
0 1/ 1
0
1
1
0
0
0
/
/ /
1
terlarang
R
S
Q
Q
1/ 0
0/
0 1/ 1
0
1
0
0
0
1
/
/ /
11
Karena keluaran pada S adalah sama maka disebut SETING
R
S
Q
Q
1
1
1
0
0
0
1
1
R
S
Q
Q
1/ 0
1/
0
1
/ 1
1
0
0
0
0
/
/ /
1
1
0
Karena keluaran pada Radalah sama maka disebut RESET
R
S
Q
Q
0
0
1
1
1 01
1
S R Q Q
1 1 Q- Q- Hold
0 1 0 1 Set
1 0 1 0 Reset
0 0 - - Forbidden
 Gambarnya
R
S
Q
Q
0
1/ 0
1/
0 0/ 1
0
0
11 10/ /
/ 0
R
S
Q
Q
1/ 0
1/
1 0/ 0
0
1
00 0
1/ /
/ 1
1
R
S
Q
Q
1/ 0
1/
0 0/ 1
1
1
00 1
1/ /
/ 0
0
R
S
Q
Q
1/ 0
1/
1 0/ 0
1
1
00 1
1/ /
/ 0
1
A B Q Q
0 0 Q- Q- Hold
0 1 0 1 Set
1 0 1 0 Reset
1 1 - - Forbidden
Flip-flop S-R pada dasarnya merupakan piranti asinkron, artinya
tidak beroperasi serempak dengan detak (clock) atau piranti
pewaktu. Bila flip-flop dioperasikan secara serempak dengan
detak (clock), maka flip-flop jenis ini disebut sebagai piranti
sinkron.
Flip-flop S-R berdetak akan beroperasi serempak dengan detak,
dengan kata lain flip-flop tersebut beroperasi secara sinkron.
Mode Operasi
Masukan Keluaran
CK S R Q
Tetap 0 0 tidak berubah
Reset 0 1 0 1
Set 1 0 1 0
Terlarang 1 1 1 1
Semula pulsa berada pada tegangan GND (ground) atau level rendah
(garis ab), ini disebut logis 0 / pulsa negatif
Pada titik b level pulsa berubah dari rendah ke tinggi. Titik b
menunjukkan ujung positif dari pulsa 1.
Pada garis bc, pulsa berada pada level tinggi. Keadaan ini disebut logis
1 / pulsa positif
Pada titik c, level pulsa berubah dari tinggi ke rendah. Titik c
menunjukkan ujung negatif dari pulsa 1.
Untuk memindahkan data dari masukan menuju ke keluaran
pada flip-flop perlu adanya pemacuan.
Jenis-jenis pemacuan (trigger) pada flip-flop:
 Pemacuan ujung positif ( positive – edge – triggered )
 Pemacuan ujung negatif ( negative – edge – triggered )
 Pemacuan pulsa positif
 Pemacuan pulsa negatif
Titik S R Q Mode
b 1 0 1 Set
d 0 0 1 Tetap
f 0 1 0 Reset
h 0 0 1 Tetap
j 1 0 1 Set
l 0 0 1 Tetap
n 1 1 1 Larangan
p 1 0 1 Set
flip-flop yang dipacu ujung positif,
pemindahan data dari masukan (R dan S)
menuju ke keluaran (Q dan Q* ) terjadi pada
titik-titik ujung positif pulsa
(mode operasi terjadi pada ujung positif
pulsa), dalam hal ini pada titik-titik:
b, d, f, h, j, l, n, dan p.
Semula Qn = 0, maka pada garis ab setelah
ada clock; Q = 0
Titik-titik ujung negatif adalah:
c, e, g, i, k, m, o, q,
semula Qn = 0, maka pada garis ab setelah
ada clock; Q = 0,
untuk titik-titik ujung negatif dapat dilihat pada
daftar berikut.
Titik S R Q Mode
c 1 0 1 Set
e 0 1 0 Reset
g 0 1 0 Reset
i 1 0 1 Set
k 0 1 0 Reset
m 0 0 0 Tetap
o 1 1 1 Larangan
q 1 0 1 Set
Bila flip – flop RS dipacu
pulsa positif, pemindahan data
terjadi selama
selang satu pulsa positif.
Pulsa S R Q Mode
1 1 0 1 Set
2 0 0 1 Tetap
3 0 1 0 Reset
4 0 0 0 Tetap
5
1
0
0
0
0
1
1
1
0
Set
Tetap
Reset
6 0 0 0 Tetap
7 1 1 1 Larangan
8 1 0 1 Set
Bila flip-flop S-R dipacu
pulsa negatif, pemindahan data
terjadi selama selang satu
pulsa negatif
Pulsa S R Q Mode
1 1 0 1 Set
2 0 0 1 Tetap
3 0 1 0 Reset
4 0 0 0 Tetap
5
1
0
0
0
0
1
1
1
0
Set
Tetap
Reset
6 0 0 0 Tetap
7 1 1 1 Larangan
8 1 0 1 Set
Waktu siap tsetup ( setup time )
tsetup adalah waktu minimum bagi kehadiran bit data pada masukan sebelum
tepi sinyal Clk memicu gerbang logika. Jadi data harus berada pada masukan
minimal selama tsetup sebelum pulsa Clock datang.
Waktu tunda propagasi (perambatan) tp
Tp adalah selang waktu yang dibutuhkan untuk memproses data menjadi
keluaran. Jadi untuk memproses data menjadi keluaran dibutuhkan waktu
selama tp.
Waktu tahan thold (hold time)
thold adalah selang waktu minimum yang dibutuhkan oleh bit keluaran untuk
bertahan pada keluaran sesudah tepi sinyal clock memicu gerbang logika.
Jadi bit keluaran harus berada pada keluaran minimal selama thold, sesudah
tepi sinyal clock memicu gerbang logika.
Contoh :
Diketahui sebuah flip-flop mempunyai data
tsetup = 10 ns; tp = 4 ns; thold = 8 ns
ini berarti :
Data harus berada pada masukan flip-flop minimal 10 ns sebelum sinyal clock datang.
Saat sinyal clock datang memicu flip-flop, dibutuhkan waktu selama 4 ns untuk
memproses data masukan menjadi data keluaran.
Setelah dihasilkan data keluaran, data ini harus bertahan (berada) pada keluaran
minimal selama 8 ns setelah pulsa clock berlalu.
Kelemahan flip flop SR adalah terjadinya keadaan
terlarang dimana melarang kedua input berlogika
1. Untuk menghindari kelemahan ini disusunlah
jenis flip-flop baru yang dikenal sebagai flip-flop
JK. FF-JK dapat disusun dari FF-SR berdetak
dengan konfigurasi susunan seperti di bawah ini
:
S Q
Ck
R Q
K
J
J Q
Ck
K Q
Simbol
Tabel Kebenaran untuk FF-JK :
J K Qn Qn+1
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
Flip flop JK-MS dapat disusun dari FF-JK
sebagai master (majikan) dan FF-SR berdetak
sebagai slave (budak).
Tabel Kebenaran untuk FF-JKMS :
J K Qn Qn+1
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
 Digunakan untuk memori
 Hanya 1 masukan data
 Keluaran mengikuti masukan selama CK aktif:
Qn+1= D
D Q
CK Q
D Qn Qn+1
0 0 0
0 1 0
1 0 1
1 1 1
Qn
Qn+1
0/1
Qn
Qn+1
1
1/0
0/1
1/0
0/1
S Q
R Q
T
T Qn Qn+1
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
# Flipflop –T merupakan flipflop
berdetak yang bekerja hanya
dengan 1 masukan
# Flipflop-T dapat disusun dari FF-
SR clocked atay FF-JK
Pada flip-flop JK, jika J = K = 1 dan Clock = 1 maka Q = togel.
Flip-flop T bekerja sebagai saklar togel.
Dengan demikian flip-flop JK bisa diubah menjadi flip-flop T.
Gambar berikut menunjukkan flip-flop JK yang diubah menjadi flip-flop T,
Simbol flip-flop T, dan tabel kebenarannya dari flip-flop T.
T Q
1 Togel
0 Tetap
Q Q+ R S
0 0 x 0
0 1 0 1
1 0 1 0
1 1 0 x
Q Q+ D
0 0 0
0 1 1
1 0 0
1 1 1
Q Q+ J K
0 0 0 x
0 1 1 x
1 0 x 1
1 1 x 0
Q+= S + RQ
RS= 0
Q+= JQ + KQ
Q Q+ T
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Q+= T + Q Q+= D
Saludin Muis. 2007. Teknik Digital Dasar
Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sumarna. 2012. Elektronika Digital Konsep
Dasar & Aplikasinya. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
S. Indriani Lestariningati. Gerbang Logika. Pdf
Slamet Dodik Eko Setyawan. Sistem Digital Gerbang
logika. Universitas Turnojoyo. Ppt
http://afiffadilaeni.wordpress.com/2012/12/26/do
wnload-ppt-materi-elektronika-digital/

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Dasar gerbang logika
Dasar gerbang logikaDasar gerbang logika
Dasar gerbang logika
 
Logika informatika-8 (1)
Logika informatika-8 (1)Logika informatika-8 (1)
Logika informatika-8 (1)
 
XOR Logic gate
XOR Logic gateXOR Logic gate
XOR Logic gate
 
(1)konsep dasarpeluang
(1)konsep dasarpeluang(1)konsep dasarpeluang
(1)konsep dasarpeluang
 
A. grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
A.  grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linierA.  grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
A. grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
 
Fungsi objektif
Fungsi objektifFungsi objektif
Fungsi objektif
 
3.himpunan
3.himpunan3.himpunan
3.himpunan
 
Pertidaksamaan linier & metode grafik
Pertidaksamaan linier & metode grafikPertidaksamaan linier & metode grafik
Pertidaksamaan linier & metode grafik
 
Kuliah15baru
Kuliah15baruKuliah15baru
Kuliah15baru
 
Aksioma peluang
Aksioma peluangAksioma peluang
Aksioma peluang
 
Kalkulus
Kalkulus Kalkulus
Kalkulus
 
Matematika sma-un-2012-paket-d-ipa
Matematika sma-un-2012-paket-d-ipaMatematika sma-un-2012-paket-d-ipa
Matematika sma-un-2012-paket-d-ipa
 
sistem bilangan
sistem bilangansistem bilangan
sistem bilangan
 
Bab 5 program linear
Bab 5 program linearBab 5 program linear
Bab 5 program linear
 
Penyelesaian program linear dalam matriks
Penyelesaian program linear dalam matriksPenyelesaian program linear dalam matriks
Penyelesaian program linear dalam matriks
 
Struktur Aljabar Doc
Struktur Aljabar DocStruktur Aljabar Doc
Struktur Aljabar Doc
 
Sistem Bilangan pada Komputer
Sistem Bilangan pada KomputerSistem Bilangan pada Komputer
Sistem Bilangan pada Komputer
 
Progrm linear
Progrm linearProgrm linear
Progrm linear
 

Similar to Gerbang Logika Dasar

gerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptgerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptginamoina
 
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptgerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptpecahkongsi
 
Course 3-gerbang-logika-dan-aljabar-boole
Course 3-gerbang-logika-dan-aljabar-booleCourse 3-gerbang-logika-dan-aljabar-boole
Course 3-gerbang-logika-dan-aljabar-booleNandar Jhon
 
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdfgerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdfAmeliaGusviani
 
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digitalPertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digitalsaid zulhelmi
 
Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2personal
 
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukanPertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukanahmad haidaroh
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logikaIPA 2014
 
LATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.ppt
LATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.pptLATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.ppt
LATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.pptsugianto91
 
aljb-boole-new.ppt
aljb-boole-new.pptaljb-boole-new.ppt
aljb-boole-new.pptginamoina
 
Elektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptxElektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptxJackWalter18
 
Bab iii teknik_digital
Bab iii teknik_digitalBab iii teknik_digital
Bab iii teknik_digitalDeni Maulana
 

Similar to Gerbang Logika Dasar (20)

gerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptgerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
 
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptgerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.ppt
 
Course 3-gerbang-logika-dan-aljabar-boole
Course 3-gerbang-logika-dan-aljabar-booleCourse 3-gerbang-logika-dan-aljabar-boole
Course 3-gerbang-logika-dan-aljabar-boole
 
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdfgerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
gerbang-logika-dan-aljabar-boole.pptx.pdf
 
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digitalPertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
 
Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2
 
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukanPertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logika
 
Gerbang Logika.pdf
Gerbang Logika.pdfGerbang Logika.pdf
Gerbang Logika.pdf
 
Orkom Materi 5 dan 6
Orkom Materi 5 dan 6Orkom Materi 5 dan 6
Orkom Materi 5 dan 6
 
LATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.ppt
LATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.pptLATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.ppt
LATIHAN ALJABAR BOOLEAN DAN MATERI GERBANG LOGIKA.ppt
 
aljb-boole-new.ppt
aljb-boole-new.pptaljb-boole-new.ppt
aljb-boole-new.ppt
 
gerbang-logika
gerbang-logika gerbang-logika
gerbang-logika
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logika
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logika
 
PPT pertemuan 3.pptx
PPT pertemuan 3.pptxPPT pertemuan 3.pptx
PPT pertemuan 3.pptx
 
Elektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptxElektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptx
 
Bab 2 gerbang logika
Bab 2   gerbang logikaBab 2   gerbang logika
Bab 2 gerbang logika
 
Bab iii teknik_digital
Bab iii teknik_digitalBab iii teknik_digital
Bab iii teknik_digital
 
4-gebang-logika.ppt
4-gebang-logika.ppt4-gebang-logika.ppt
4-gebang-logika.ppt
 

Recently uploaded

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 

Recently uploaded (7)

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 

Gerbang Logika Dasar

  • 1.
  • 4.  Pengertian : gerbang AND memiliki dua atau lebih saluran masukan dan satu saluran keluaran  Keluaran AND akan bernilai satu jika dan hanya bila masukannya bernilai satu  Hubungan antara masukan dan keluaran pada gerbang AND tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: AND : Y= A.B = AB
  • 5.
  • 6. A B O 0 0 0 1 1 0 1 1 DUA MASUKAN o o o 1
  • 7. A B C O 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 UNTUK 3 MASUKAN 1 KELUARAN AYO DICOBA o 1 o o o o o o
  • 8. a. Keluaran gerbang AND bernilai 1 jika dan hanya jika semua masukan bernilai 1. b. Keluaran gerbang AND bernilai 0 jika ada masukan bernilai 0. c. Pada operasi AND berlaku antara lain 1.1 = 1, 1.1.1= 1, dan seterusnya; 0.0 = 1.0 = 0.1 = 0, 0.0.0 = 0.0.1 = 0.1.0 = 1.0.0 = 0, dan seterusnya BACK
  • 9.  Pengertian memiliki dua atau lebih saluran masukan dan hanya memiliki satu saluran keluaran.  Keluaran dari OR akan bernilai 1 bila satu masukan ATAU lebih masukannya bernilai 1  Hubungan antara masukan dan keluaran pada gerbang OR tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: OR : Y = A+B
  • 11. A B O 0 0 0 1 1 0 1 1 DUA MASUKAN SATU INPUT 0 1 1 1
  • 12. A B C O 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 o 1 1 1 1 1 1 1
  • 13.  Keluaran gerbang OR bernilai 1 jika ada masukan bernilai 1.  Keluaran gerbang OR bernilai 0 jika dan hanya jika masukan bernilai 0.  Pada operasi OR berlaku antara lain 1+1 = 1, 1+1+1= 1, dan seterusnya; 1+ 0 = 1+0 = 1, 1+0+0 = 0+0+1 = 1, dan seterusnya BACK
  • 14.  Memiliki satu saluran masukan dan satu saluran keluaran . NOT artinya tidak  Sehingga gerbang ini memiliki arti tidak / sebaliknya  Jika masukannya satu maka keluarannya nol  Dan jika masukannya nol maka keluarannya satu
  • 16. NOR (NOT OR) NAND (NOT AND) EX-OR (EXCLUSIVE OR) EX-NOR (EXCLUSIVE NOT OR)
  • 17.  Yakni gerbang OR yang di ikuti gerbang NOT  Memiliki dua atau lebih saluran masukan dan satu saluran keluaran o Gerbang NOR dapat dituliskan NOR : Y = (A+B)
  • 18. A B O 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0
  • 19. A B C O 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
  • 20. a. keluaran gerbang NOR bernilai 1 bila semua masukannya bernilai 0. b. Keluaran gerbang NOR bernilai 0 jika ada masukannya yang bernilai 1.
  • 21.  Yakni gerbang AND yang di ikuti gerbang NOT  Memiliki dua atau lebih saluran masukan dan satu saluran keluaran  Gerbanga NAND dapat dituliskan NAND : Y = (A B)
  • 22. A B O 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
  • 23. A B C 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
  • 24. a. keluaran gerbang NAND bernilai 1 bila semua masukannya bernilai 0. b. Keluaran gerbang NAND bernilai 0 jika ada masukannya yang bernilai 1.
  • 25. Gerbang NOT yang tersusun dari gerbang NAND
  • 26. Gerbang NOT yang tersusun dari gerbang NOR Gerbang OR yang tersusun dari gerbang NOR Gerbang AND yang tersusun dari gerbang NOR
  • 27.  Keluaran dari gerbang EX-OR akan tinggi bila hanya tingkat masukannya saling berlawanan  Saluran masukan dari gerbang ini adalah hanya dua dan tidak pernah lebih  Sedang saluran keluarannya hanya 1
  • 29. A B 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
  • 30. a. Gerbang EX-OR pada mulanya hanya memiliki dua masukan dan satu keluaran yang dinyatakan sebagai b. Keluaran gerbang EX-OR akan bernilai 1 apabila inputnya berlainan dan bernilai 0 jika inputnya sama Y = A B = A B + A B+
  • 31.  Hasil keluarannya akan tinggi atau akan bernilai satu jika dari gerbang masukannya barnilai sama Gerbang NOR dapat dituliskan NOR : Z = (A+B)
  • 32. A B O 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1
  • 33.
  • 34. 1. Hukum Komutatif a) Untuk Gerbang Logika OR Gerbang OR dengan 2 masukan tertentu, yaitu A dan B dapat dipertukarkan tempatnya dengan mengubah urutan sinyal-sinyal masukan. A + B = B + A = Y B A
  • 35. A B Y 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 B A Y 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
  • 36. b) Untuk Gerbang Logika AND Gerbang AND dengan 2 masukan tertentu, yaitu A dan B dapat ditukar tempatnya dan dapat diubah urutan sinyal-sinyal masukannya. A . B = B . A = Y Contoh : B A
  • 37. A B Y 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 B A Y 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
  • 38. 2. Hukum Asosiatif a) Untuk Gerbang Logika OR Gerbang OR dengan 2 masukan tertentu, yaitu A dan B, dapat dikelompokkan tempatnya dan dapat diubah urutan sinyal- sinyal masukannya. A + (B + C) = (A + B) + C Keluarannya akan tetap sama dengan Y = A + B + C
  • 39. Contoh : C A C B A B C Y 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 A B C Y 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
  • 40. b) Untuk Gerbang Logika AND Gerbang AND dengan 3 masukan tertentu, A, B, dan C, dapat dikelompokkan tempatnya dan dapat diubah urutan sinyal-sinyal masukannya. A . (B . C) = (A . B) . C Artinya keluarannya akan tetap sama dengan Y = A . B . C
  • 41. B C A C B A Y A B C Y 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 A B C Y 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
  • 42. Contoh dan Penerapan Aljabar Boole dalam Teknik Digital 1. Diketahui satu persamaan aljabar Boole, yaitu Y = AB + AC + BD + CD Sederhanakan persamaan tersebut dengan cara faktorisasi! Jawab : Y = AB + AC + BD + CD (A + D)(B + C) A B D C
  • 43. 2. Perhatikan rangkaian logika dibawah ini Persamaan Aljabar Boolenya untuk X adalah, X = (A+B) BC + A Maka proses penyederhanaan dapat dilakukan sebagai berikut X = (A+B)BC + A Karena (A+B)BC = ABC, maka X = ABC + BBC + A Karena B.B = B maka X = ABC + BC + A = BC (A+1) + A Karena (A+1) = 1 maka X = BC + A A B C A + B BC (A+B) BC X
  • 44. Bentuk BC + A atau CB + A adalah persamaan yang lebih sederhana. Sedangkan rangkaian logikanya adaalah sebagai berikut B C A X = BC + A
  • 46.  bermula dari sebuah persamaan Boole yang dapat diturunkan menjadi persamaan boole lainnya.  Berguna untuk menghasilkan hubungan boole yang baru,langkahnya: Gantikan setiap tanda OR dengan sebuah tanda AND Gantikan setiap tanda AND dengan sebuah tanda OR Setiap 0 dan 1 diganti dengan komplemennya
  • 47.  Example:Note:untuk OR mengganti B dengan 0 dan AND mengganti B dengan 1 A+0=A A.1=A
  • 48.  Manfaat teorema dualitas  Contoh persamaan Menghasilkan hubungan Boole yang baru A.(B+C)=A.B+A.C A+B.C=(A+B).(A+ C) A C B
  • 49.  TEOREMA PERTAMA  TEOREMA KEDUA  DAPAT MEREDUKSI RANGKAIAN-RANGKAIAN LOGIKA YANG RUMIT MENJADI SEDERHANA Hubungan antara gerbang logika kombinasional NOR dengan gerbang logika dasar AND dan inverternya Hubungan antara gerbang logika kombinasi NAND dengan gerbang logika kombinasi OR dan inverternya
  • 50.  1.Teorema pertama  Persamaan Boole Gerbang logika NOR Gerbang logika NOR dapat digantikan dengan gerbang logika yang setara yaitu gerbang logika AND yang kedua masukannya dibalik menggunakan gerbang logika inverter(NOT)
  • 51.  Tabel kebenarannya A B 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 A B 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 HASILNYA SETARA(EKIVALEN)
  • 52.  2.TEOREMA KEDUA  Gerbang logika NAND dapat digantikan dengan gerbang logika yang setara yaitu gerbang logika OR dengan kedua masukannya dibalik menggunakan gerbang logika inverter(NOT)  Persamaan Aljabar Boolenya:
  • 53. A B 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 A B 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 HASILNYA SETARA (EKIVALEN)
  • 54. N O Gerbang OR Gerbang AND Keterangan 1 A+B=B+ A A.B=B.A Hukum komutatif 2 A+(B+C) =(A+B)+ C A.(B.C)=(A. B).C Hukum asosiatif 3 A.(B+C)= A.B +A.C A+B.C=(A +B).(A+C) Hukum distributif 4 A+0=A= A.1 A.1 =A=A+0 Teorema dualitas 5 A.(B+C)= A.B+A.C A+B.C=(A +B)(A+C) Teorema dualitas 6 A+0=A A.0=0 Hukum aljabar boole 7 A+1=1 A.1=A Jika dengan 1 8 A+A=A A.A=A Identitas 9 Jika dengan pembaliknya 10 Inverter ganda 11 Hukum de morgan 12 A+A.B=A A.(A+B)=A Aljabar boole jumlah
  • 55. Contoh dan Penerapan Aljabar Boole dalam Teknik Digital 1. Diketahui satu persamaan aljabar Boole, yaitu Y = AB + AC + BD + CD Sederhanakan persamaan tersebut dengan cara faktorisasi! Jawab : Y = AB + AC + BD + CD (A + D)(B + C) A D B C
  • 56. Perhatikan rangkaian logika dibawah ini Persamaan Aljabar Boolenya untuk X adalah, X = (A+B) BC + A Maka proses penyederhanaan dapat dilakukan sebagai berikut X = (A+B)BC + A Karena (A+B)BC = ABC, maka X = ABC + BBC + A Karena B.B = B maka X = ABC + BC + A = BC (A+1) + A Karena (A+1) = 1 maka X = BC + A A B C A + B BC (A+B) BC X
  • 57.  Bentuk BC + A atau CB + A adalah persamaan yang lebih sederhana. Sedangkan rangkaian logikanya adaalah sebagai berikut X = BC + A B C A
  • 58. Secara umum aturan aljabar biasa dengan aljabar Boole adalah sama. Tetapi ada beberapa aturan atau kaidah aljabar Boole yang mempunyai sifat khusus yang perlu kita ketahui. Sifat khusus dari aljabar Boole tsb membuatnya berguna dalam proses penyederhanaan rangkaian logika.
  • 59.
  • 60.  Kaidah Pertama: A + 0 = A Sebuah gerbang OR dengan 2 masukan, jika sebuah keadaan masukannya adalah A dan yang lainnya adalah 0, akan menghasilkan kembali masukan yang semula, yaitu A.
  • 61.  Hal ini dinyatakan dengan: A + 0 =A 0 A A A 0 Y 0 0 0 1 0 1
  • 62.  Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari sebuah gerbang OR dua masukan. Salah satu masukan nya A dan yang lain 0 atau 1, hasilnya akan tetap A. 1 + 0 = 1 0 + 0 = 0 0 1 1 0 0 0
  • 63.  Kaidah Kedua : A + 1 = 1 Suatu gerbang OR dengan 2 masukan, jika salah satu masukannya aktif, yang dinyatakan dengan 1 sedangkan masukan yang lainnya A, maka hasil keluarannya akan tetap 1.
  • 64.  Hal ini dinyatakan dengan : A + 1 = 1 1 A 1 A 1 Y 0 1 1 1 1 1
  • 65.  Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari sebuah gerbang OR dua masukan. Salah satu masukannya adalah 1, sedang yang lain adalah 0 atau 1, hasilnya akan tetap 1 0 + 1 = 1 1 + 1 = 1 1 0 1 1 1 1
  • 66.  Kaidah Ketiga : A + A = A Jika suatu gerbang OR memiliki 2 masukan yang sama, keaadan A misalnya, maka hasilnya adalah masukan tersebut.
  • 67.  Hal ini dinyatakan dengan : A + A = A A A A A A Y 0 0 0 1 1 1 A A Y 0 0 0 1 1 1
  • 68.  Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari sebuah gerbang OR dua masukan. Salah satu masukannya adalah 0 atau 1, sedang yang lain juga sama, maka hasilnya akan tetap sama. 1 + 1 = 1 0 + 0 = 0 1 1 1 0 0 0
  • 69.  Kaidah Keempat : Ā + A = 1 Suatu gerbang OR dengan 2 masukan, jika salah satu masukannya dinyatakan dengan A, sedangkan masukan yang lainnya
  • 70.  Hal ini dinyatakan dengan : Ā + A = 1 A A 1 Ā A Y 0 1 1 1 0 1
  • 71.  Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari sebuah gerbang OR dua masukan. Salah satu masukan nya adalah 0 atau 1, sedang yang lain adalah kebalikannya, maka hasilnya tetap 1. 0 1 1 1 0 1
  • 72.
  • 73.  Kaidah Pertama: A . 0 = 0 Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan, jika keadaan sebuah masukannya adalah A, sedangkan keadaan masukan yang lainnya adalah 0, maka keluarannya dinyatakan dengan 0.
  • 74.  Hal ini dinyatakan dengan : A . 0 = 0 0 A 0 A 0 Y 0 0 0 1 0 0
  • 75.  Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari sebuah gerbang AND dua masukan. Salah satu masukan nya adalah 0 atau 1, sedangkan yg lain adalah 0,maka keluaran nya sama dengan 0. 1 . 0 = 0 0 . 0 = 0 0 1 0 0 0 0
  • 76.  Kaidah Kedua : A . 1 = A Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan, jika keadaan sebuah masukannya adalah A, sedangkan keadaan masukan yang lainnya adalah 1, maka keluarannya dinyatakan dengan A.
  • 77.  Hal ini dinyatakan dengan : A . 1 = A 1 A A A 1 Y 0 1 0 1 1 1
  • 78.  Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari sebuah gerbang AND dua masukan. Salah satu masukannya adalah 0 atau 1, sedangkan yg lain adalah 1, maka keluarannya sama dengan 0 atau 1 juga. 1 . 1 = 1 0 . 0 = 0 1 1 1 0 0 0
  • 79.  Kaidah Ketiga : A . A = A Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan, jika keadaan sebuah masukannya adalah A, sedangkan keadaan masukan yang lainnya adalah A juga, maka keluarannya dinyatakan tetap A.
  • 80.  Hal ini dinyatakan dengan : A . A = A A A A A A Y 0 0 0 1 1 1
  • 81.  Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari sebuah gerbang AND dua masukan. Salah satu masukan nya adalah 0 atau 1, sedangkan yg lain sama dengan masukan nya, maka keluarannya sama dengan 0 atau 1 juga. 0 . 0 = 0 1 . 1 = 1 0 0 0 1 1 1
  • 82.  Kaidah Keempat : Ā . A = 0 Sebuah gerbang AND dengan 2 masukan, jika keadaan sebuah masukannya adalah A, sedangkan keadaan masukan yang lainnya adalah kebalikan dari A , maka keluarannya dinyatakan tetap 0.
  • 83.  Hal ini dinyatakan dengan : Ā . A = 0 A A 0 Ā A Y 0 1 0 1 0 0
  • 84.  Contoh : Rangkaian logika yang terdiri dari sebuah gerbang AND dua masukan. Salah satu masukannya adalah 0 atau 1, sedangkan yang lain kebalikan dengan masukannya, maka keluarannya sama dengan 0. 1 . 1’ = 0 0 . 0’ = 0 1 1 0 0 0 0
  • 85.
  • 86. Gerbang Aljabar Aljabar Logika Biasa Boole A + 0 = A A + 0 = A Operasi A + 1 = A + 1 A + 1 = 1 Gerbang OR A + A = 2A A + A = A A + Ā = 0 A + Ā = 1 A . 0 = 0 A . 0 = 0 Operasi A . 1 = A A . 1 = A Gerbang AND A . A = A2 A . A = A A . Ā = -A2 A . Ā = 0
  • 88.  Kedua gerbang logika adalah ekuivalen walaupun gerbang berbeda tetapi fungsi logika sama.  Perhatikan tabel kebenaran
  • 89.  Manfaat dari teorema De morgan =mereduksi rangkaian-rangkaian logika yang rumit menjadi rangkaian logika yang lebih sederhana.
  • 90.  Teorema kedua ;”hubungan antara gerbang logika kombinasional NAND dengan gerbang logika kombinasi OR dan inverternya.  Gerbang logika NAND dapat digantikan dengan gerbang logika yang setara yaitu gerbang logika OR dengan kedua masukan yang dibalik dengan menggunakan gerbang logika inverter(NOT).
  • 91. NO Gerbang OR Gerbang AND Keterangan 1 A+B=B+A A.B=B.A Hukum komutatif 2 A+(B+C)=(A +B)+C A.(B.C)=(A.B).C Hukum asosiatif 3 A.(B+C)=A.B +A.C A+B.C=(A+B).( A+C) Hukum distributif 4 A+0=A=A.1 A.1 =A=A+0 Teorema dualitas 5 A.(B+C)=A.B +A.C A+B.C=(A+B)( A+C) Teorema dualitas 6 A+0=A A.0=0 Hukum aljabar boole 7 A+1=1 A.1=A Jika dengan 1 8 A+A=A A.A=A Identitas 9 Jika dengan pembaliknya 10 Inverter ganda 11 Hukum de morgan 12 A+A.B=A A.(A+B)=A Aljabar boole jumlah hasil kali 13 Aljabar boole jumlah hasil kali
  • 92.
  • 93.  Jumlah dari HasilKali ( Sum of Produk)  HasilKali dari Jumlah ( Produk of Sum)
  • 94.  Y = f(A,B,C) =  Tabel kebenaran dari persamaan di atas yaitu: Fungsi Boole: darimanaasalnya? Baris ke A B C 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 0 0 1 1 3 0 1 1 1 0 1 4 1 0 0 0 0 0 5 1 0 1 0 0 0 6 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 0 0 0
  • 95.  Fungsi sum of product merupakan jumlahan(OR) dari suku-suku  Setiap sukuberupa perkalian(AND) dari variabel - variabel  Semua variabel fungsi muncul pada setiap suku.  1 dinyatakandengan A,B,C,…. dan 0 dinyatakandengan
  • 96. Y = 1 Y = baris 1 ataubaris 2 ataubaris 3 ataubaris 6 = 001 + 010 + 011 + 110 Y = Σm (1,2,3,6) m = minterm Mau lihat tabel kebenaran
  • 97. Y =1 Y =baris 2atau baris 3 atau baris 4atau baris 6 = 010 + 011 + 100 + 110 Baris ke A B C 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0 1 0 1 0 1 3 0 1 1 1 0 1 4 1 0 0 0 1 1 5 1 0 1 0 0 0 6 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 0 0 0
  • 98.  Y = f(A,B,C) =  Tabel kebenaran dari persamaan di atas yaitu: Baris ke A B C 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 0 0 1 1 3 0 1 1 1 0 1 4 1 0 0 0 0 0 5 1 0 1 0 0 0 6 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 0 0 0
  • 99.  Fungsi Product of Sum terdiri dari faktor-faktor  Setiap sukuberupa jumlahan (OR) dari variabel-variabel  Semua variabel fungsi muncul pada setiap suku.  0 dinyatakandengan A,B,C,…. dan 1 dinyatakandengan
  • 100. Fungsi Boole: Y =0 Y = baris 0 dan baris 4 dan baris 5 dan baris 7 Y = (0 + 0 + 0)(1 + 0 + 0)(1 + 0 + 1)(1 + 1 + 1) Y = Π M (0,4,5,7) M = maxterm
  • 101. Peta Karnoughdengan Dua Variabel • Misalkan kedua Variabel tersebut adalah: A dan B ( VariabelA dapat berupa A=1 atau =0, sedangkan variabel B dapat berupa B=1 atau =0 ) • Jika ada 2 variabel, maka diperlukan 22 kotak atausel dengan 21 baris dan 21 kolom. Jumlah kotak tersebut sama dengan banyaknya baris dalam tabel kebenaran.
  • 102. A B 0 1 0 1 1 1 A B 0 1 0 1 1 1
  • 103. 3. Peta Karnough : Fungsi boole: Cara singkat: Dua logikayang berdekatan pada peta dikombinasikan menjadi sebuah variabel tunggal Jadi fungsinya : A B 0 1 0 1 1 1
  • 104. Contoh: Cara singkat:  kelompokyangterdiri 4kotak/selyangberdekatandikombinasikan menjadi1variabel.  Kelompokyangterdiri2kotak/selyangberdekatandikombinasikan menjadikombinasi2variabel Y=A AB C 00 01 11 10 0 1 1 1 1 1
  • 105. AB CD 00 01 11 10 00 1 1 1 1 01 1 1 1 1 11 1 1 10 1 1 1 1
  • 106. RumusSingkat:  Kelompokyangterdiri8kotak/selyangberdekatandikombinasikan menjadikombinasi1variabel  Kelompokyangterdiri4kotak/selyangberdekatandikombinasikan menjadikombinasi2variabel  Kelompokyangterdiri2kotak/selyangberdekatandikombinasikan menjadikombinasi3variabel  Sebuahselditampilkandalamkombinasi4variabel
  • 107. AB CD 00 01 11 10 00 1 1 1 1 01 1 1 1 1 11 1 1 10 1 1 1 1
  • 108. A B C Y 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 Isi daritabel kebenarandi samping, dapat dituangkan dalam Peta Karnough dengan catatan sebagai berikut: 1. Nilai darikombinasivariabelpadasetiapsel digunakanuntukmemberikannomorsel yang bersangkutan.Nilai tersebutmenunjukannomorbarispadatabelkebenaran. 2. Sel-sel padapetakarnoughdigunakanuntukmeletakkansukumintermataufaktormakstermyang sesuai. 3. Tanda1digunakanuntukmenyatakanbahwasuatusel berisi minterm,sedangkantanda0 menyatakan bahwaselitu maksterm.
  • 109. AB C 00 01 11 10 0 1 1 1 1 1
  • 110.
  • 111. Rangkaian elektronik yang menghasilkan gelombang kotak, atau gelombang lain yang bukan sinusoida seperti gelombang segi empat dan gelombang gigi gergaji. Multivibrator merupakan osilator. Sedangkan osilator adalah rangkaian elektronika yang menghasilkan perubahan keadaan pada sinyal output
  • 112. 1. Monostabil 2. Astabil 3. Picu Schmitt (Schmitt Trigger)
  • 113. Karakteristik:  Rangkaian yang mempunyai keluaran dengan satu keadaan stabil.  Rangkaian tersebut tetap dalam keadaan stabilnya sampai ada pemicu.  Sekali dipicu, keluarannya berubah dari keadaan stabilnya tadi ke keadaan tak stabil (keadaan baru).  Multivibrator monostabil adalah suatu rangkaian yang banyak dipakai untuk membangkitkan pulsa output yang lebarnya dan amplitudonya tetap . Next
  • 114. a. Monostabil Terpicu Positif Next
  • 116. Karakteristik:  Rangkaian yang keadaan pada keluarannya tidak dapat stabil pada satu keadaan, tetapi berubah secara terus-menerus dari keadaan 0 ke keadaan 1 berulang secara bergantian.
  • 118. Karakteristik:  Rangkaian yang keadaan keluarannya dikendalikan melalui tingkat tegangan pada masukannya (bistabil).  Picu schmitt sering digunakan untuk mengubah masukan gelombang sinus menjadi gelombang kotak.
  • 120.  Penggabungan rangkaian monostabil, astabil, dan picu Scmitt dapat disusun melalui gerbang logika dengan menambahkan beberapa komponen diskrit resistor maupun kapasitor.  Cara yang lebih mudah dan praktis adalah memanfaatkan rangkaian tersebut yang telah tersedia dalam bentuk IC.
  • 122. Fungsi:  Monostabil (lebar pulsa keluaran) Pengoperasian: 1. Memicu IC dengan memberikan pulsa transisi dari rendah ke tinggi pada masukan +Trigger (kaki 8) atau dengan transisi dari tinggi ke rendah pada masukan -Trigger (kaki 6). 2. Memicu IC dengan memberikan pulsa transisi dari tinggi ke rendah secara bersamaan pada dua masukan yaitu +Trigger (kaki 8) dan Retrigger (kaki 12).
  • 123.  Astabil (frekuensi keluaran) Pengoperasian: Memberikan tegangan tinggi pada masukan Astable (kaki 5) atau keadaan rendah pada Astable (kaki 4). Hasil: Frekuensi keluaran pada Q (kaki 10), Q (kaki 11), dan ferkuensi 2 kali keluaran Q (kaki 13).
  • 124.  Untuk mendapatkan hasil operasi rangkaian digital yang terpercaya diperlukan pulsa masukan dengan waktu transisi yang sangat cepat.  Pada daerah transisi tersebut sangat potensial untuk terjadinya gangguan ataupun keadaan tidak stabil, sehingga daerah transisi merupakan daerah yang kritis.  Salah satu penyelesaiannya adalah dengan menggunakan komparator.  Penyelesaian yang lebih praktis dan mudah yaitu menggunakan IC picu Schmitt, seperti 7413, 7414, dan 40106.
  • 125. Picu Schmitt 7413 Merupakan rangkaian gerbang NAND dengan mengenakan balikan positif dan dengan ambang masukan yang berbeda untuk pulsa masukan positif maupun negatif. Fungsi: 1. Sebagai penghilang desah (noise) frekuensi tinggi yang tidak diinginkan. Ketentuan: Ambang transisi positif: 1,7 volt Ambang transisi negatif: 0,9 volt 2. Sebagai sumber detak (clock) Frekuensi keluaran jika dipasang resistor balikan 390 Ω: f = 2000 , dimana C dalam µF C
  • 126. IC Pewaktu (Timer) 555  Merupakan rangkaian gerbang NAND dengan Karakteristik: Dapat dikonfigurasi sebagai monostabil dan astabil. Membutuhkan pembanding tegangan, transistor, dan resistor.  Frekuensi keluaran: f = 1,44 (RA+2RB )C
  • 127.  Akan dirancang suatu sumber detak (gelombang kotak) dengan frekuensi keluaran 100 kHz dengan menggunakan IC picuSchmitt 7413. Jawab: Berdasarkan persamaan: f = 0,8 RC maka, fRC = 0,8 Jika dipilih C = 0,001 µF, R = 8 kΩ. Jadi, rangkaian terdiri dari: C = 0,001 µF dan R = 8 kΩ.
  • 128.  Akan dirancang suatu sumber detak (gelombang kotak) dengan frekuensi keluaran 500 kHz dengan menggunakan IC picuSchmitt 7413IC-555. Jawab: Berdasarkan persamaan: f = 1,44 (RA+2RB )C maka, f (R A+2RB )C = 1,44 Jika dipilih C = 0,001 µF, RA+2RB = 2,88 kΩ. Salah satu pilihan: RA = 1 kΩ dan RB = 0,94 kΩ Jadi, rangkaian terdiri dari: C = 0,001 µF; RA = 1 kΩ; dan RB = 0,94 kΩ.
  • 129.
  • 130. Rangkaian digital ada 2 macam : 1. Rangkaian Kombinasional : keadaan keluaran bergantung pada keadaan masukannya pada saat itu. Contoh ; rangkaian penjumlah,pembanding,dekoder,dan multiplekser. 2. Rangkaian Sekuensial : keadaan keluaran bergantung pada keadaan masukan pada saat itu dan juga bergantung pada keadaan masukan/keluaran sebelumnya. Contoh ; rangkaian yang di program ( komputer , handphone , dll ) Pada rangkaian sekuensial diperlukan unit pengingat (memori) untuk menyimpan data yang disebut FLIP-FLOP
  • 131. Definisi flip-flop : • Unit terkecil rangkaian digital untuk pengingat • Multivibrator dwistabil ( memiliki dua keadaan stabil ) Flip-flop mempunyai dua keluaran dengan keadaan yang saling berkebalikan ( komplemen ),masukannya bisa satu atau lebih dari satu. Jenis-jenis flip-flop : 1. FLIP-FLOP SET RESET ( FF – SR ) 2. FLIP-FLOP TOGGLE ( FF – T ) 3. FLIP-FLOP J & K ( FF – JK ) 4. FLIP-FLOP DELAY ( FF – D )
  • 132.
  • 133.  Coba kita liad gambarnya R S Q Q
  • 134. R S Q Q 0 1/ 0 0/ 0 1/ 1 0 1 1 0 0 0 / / / 1 terlarang
  • 135. R S Q Q 1/ 0 0/ 0 1/ 1 0 1 0 0 0 1 / / / 11 Karena keluaran pada S adalah sama maka disebut SETING
  • 137. R S Q Q 1/ 0 1/ 0 1 / 1 1 0 0 0 0 / / / 1 1 0 Karena keluaran pada Radalah sama maka disebut RESET
  • 139. S R Q Q 1 1 Q- Q- Hold 0 1 0 1 Set 1 0 1 0 Reset 0 0 - - Forbidden
  • 141. R S Q Q 0 1/ 0 1/ 0 0/ 1 0 0 11 10/ / / 0
  • 142. R S Q Q 1/ 0 1/ 1 0/ 0 0 1 00 0 1/ / / 1 1
  • 143. R S Q Q 1/ 0 1/ 0 0/ 1 1 1 00 1 1/ / / 0 0
  • 144. R S Q Q 1/ 0 1/ 1 0/ 0 1 1 00 1 1/ / / 0 1
  • 145. A B Q Q 0 0 Q- Q- Hold 0 1 0 1 Set 1 0 1 0 Reset 1 1 - - Forbidden
  • 146.
  • 147. Flip-flop S-R pada dasarnya merupakan piranti asinkron, artinya tidak beroperasi serempak dengan detak (clock) atau piranti pewaktu. Bila flip-flop dioperasikan secara serempak dengan detak (clock), maka flip-flop jenis ini disebut sebagai piranti sinkron. Flip-flop S-R berdetak akan beroperasi serempak dengan detak, dengan kata lain flip-flop tersebut beroperasi secara sinkron.
  • 148. Mode Operasi Masukan Keluaran CK S R Q Tetap 0 0 tidak berubah Reset 0 1 0 1 Set 1 0 1 0 Terlarang 1 1 1 1
  • 149. Semula pulsa berada pada tegangan GND (ground) atau level rendah (garis ab), ini disebut logis 0 / pulsa negatif Pada titik b level pulsa berubah dari rendah ke tinggi. Titik b menunjukkan ujung positif dari pulsa 1. Pada garis bc, pulsa berada pada level tinggi. Keadaan ini disebut logis 1 / pulsa positif Pada titik c, level pulsa berubah dari tinggi ke rendah. Titik c menunjukkan ujung negatif dari pulsa 1.
  • 150. Untuk memindahkan data dari masukan menuju ke keluaran pada flip-flop perlu adanya pemacuan. Jenis-jenis pemacuan (trigger) pada flip-flop:  Pemacuan ujung positif ( positive – edge – triggered )  Pemacuan ujung negatif ( negative – edge – triggered )  Pemacuan pulsa positif  Pemacuan pulsa negatif
  • 151. Titik S R Q Mode b 1 0 1 Set d 0 0 1 Tetap f 0 1 0 Reset h 0 0 1 Tetap j 1 0 1 Set l 0 0 1 Tetap n 1 1 1 Larangan p 1 0 1 Set flip-flop yang dipacu ujung positif, pemindahan data dari masukan (R dan S) menuju ke keluaran (Q dan Q* ) terjadi pada titik-titik ujung positif pulsa (mode operasi terjadi pada ujung positif pulsa), dalam hal ini pada titik-titik: b, d, f, h, j, l, n, dan p. Semula Qn = 0, maka pada garis ab setelah ada clock; Q = 0
  • 152. Titik-titik ujung negatif adalah: c, e, g, i, k, m, o, q, semula Qn = 0, maka pada garis ab setelah ada clock; Q = 0, untuk titik-titik ujung negatif dapat dilihat pada daftar berikut. Titik S R Q Mode c 1 0 1 Set e 0 1 0 Reset g 0 1 0 Reset i 1 0 1 Set k 0 1 0 Reset m 0 0 0 Tetap o 1 1 1 Larangan q 1 0 1 Set
  • 153. Bila flip – flop RS dipacu pulsa positif, pemindahan data terjadi selama selang satu pulsa positif. Pulsa S R Q Mode 1 1 0 1 Set 2 0 0 1 Tetap 3 0 1 0 Reset 4 0 0 0 Tetap 5 1 0 0 0 0 1 1 1 0 Set Tetap Reset 6 0 0 0 Tetap 7 1 1 1 Larangan 8 1 0 1 Set
  • 154. Bila flip-flop S-R dipacu pulsa negatif, pemindahan data terjadi selama selang satu pulsa negatif Pulsa S R Q Mode 1 1 0 1 Set 2 0 0 1 Tetap 3 0 1 0 Reset 4 0 0 0 Tetap 5 1 0 0 0 0 1 1 1 0 Set Tetap Reset 6 0 0 0 Tetap 7 1 1 1 Larangan 8 1 0 1 Set
  • 155. Waktu siap tsetup ( setup time ) tsetup adalah waktu minimum bagi kehadiran bit data pada masukan sebelum tepi sinyal Clk memicu gerbang logika. Jadi data harus berada pada masukan minimal selama tsetup sebelum pulsa Clock datang. Waktu tunda propagasi (perambatan) tp Tp adalah selang waktu yang dibutuhkan untuk memproses data menjadi keluaran. Jadi untuk memproses data menjadi keluaran dibutuhkan waktu selama tp. Waktu tahan thold (hold time) thold adalah selang waktu minimum yang dibutuhkan oleh bit keluaran untuk bertahan pada keluaran sesudah tepi sinyal clock memicu gerbang logika. Jadi bit keluaran harus berada pada keluaran minimal selama thold, sesudah tepi sinyal clock memicu gerbang logika.
  • 156. Contoh : Diketahui sebuah flip-flop mempunyai data tsetup = 10 ns; tp = 4 ns; thold = 8 ns ini berarti : Data harus berada pada masukan flip-flop minimal 10 ns sebelum sinyal clock datang. Saat sinyal clock datang memicu flip-flop, dibutuhkan waktu selama 4 ns untuk memproses data masukan menjadi data keluaran. Setelah dihasilkan data keluaran, data ini harus bertahan (berada) pada keluaran minimal selama 8 ns setelah pulsa clock berlalu.
  • 157.
  • 158. Kelemahan flip flop SR adalah terjadinya keadaan terlarang dimana melarang kedua input berlogika 1. Untuk menghindari kelemahan ini disusunlah jenis flip-flop baru yang dikenal sebagai flip-flop JK. FF-JK dapat disusun dari FF-SR berdetak dengan konfigurasi susunan seperti di bawah ini : S Q Ck R Q K J J Q Ck K Q Simbol
  • 159. Tabel Kebenaran untuk FF-JK : J K Qn Qn+1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
  • 160. Flip flop JK-MS dapat disusun dari FF-JK sebagai master (majikan) dan FF-SR berdetak sebagai slave (budak).
  • 161. Tabel Kebenaran untuk FF-JKMS : J K Qn Qn+1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
  • 162.
  • 163.  Digunakan untuk memori  Hanya 1 masukan data  Keluaran mengikuti masukan selama CK aktif: Qn+1= D D Q CK Q D Qn Qn+1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 Qn Qn+1
  • 165.
  • 166. S Q R Q T T Qn Qn+1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 # Flipflop –T merupakan flipflop berdetak yang bekerja hanya dengan 1 masukan # Flipflop-T dapat disusun dari FF- SR clocked atay FF-JK
  • 167. Pada flip-flop JK, jika J = K = 1 dan Clock = 1 maka Q = togel. Flip-flop T bekerja sebagai saklar togel. Dengan demikian flip-flop JK bisa diubah menjadi flip-flop T. Gambar berikut menunjukkan flip-flop JK yang diubah menjadi flip-flop T, Simbol flip-flop T, dan tabel kebenarannya dari flip-flop T. T Q 1 Togel 0 Tetap
  • 168. Q Q+ R S 0 0 x 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 x Q Q+ D 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 Q Q+ J K 0 0 0 x 0 1 1 x 1 0 x 1 1 1 x 0 Q+= S + RQ RS= 0 Q+= JQ + KQ Q Q+ T 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 Q+= T + Q Q+= D
  • 169. Saludin Muis. 2007. Teknik Digital Dasar Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumarna. 2012. Elektronika Digital Konsep Dasar & Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu. S. Indriani Lestariningati. Gerbang Logika. Pdf Slamet Dodik Eko Setyawan. Sistem Digital Gerbang logika. Universitas Turnojoyo. Ppt http://afiffadilaeni.wordpress.com/2012/12/26/do wnload-ppt-materi-elektronika-digital/