ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PRODUKSI PT.LG.PHILIPS
DISPLAYS INDONESIA (LPDI)
Proses Bisnis
Secara garis besar siklus konversi produk pada LPDI meliputi tiga tahap proses yang meliputi:
perencanaan produksi, operasi produksi, dan sistem akuntansi untuk biaya produksi. Berikut ini
penulis akan memaparkan proses bisnis untuk masing-masing tahapan tersebut.
Perencanaan Produksi
• Proses yang terlibat dalam perencanaan produksi di LPDI berdasarkan pada order dari
pelanggan.
• Order dari pelanggan diterima oleh tim marketing
• Tim marketing mengirimkan order tersebut kebagian perencanaan produksi.
• Tim perencanaan produksi menetapkan spesifikasi produk yang diminta pelanggan,
jika ada permintaan khusus dari pelanggan maka tim perencanaan produksi
mengirimkan data tersebut kepada tim desain dan tim desain akan menindaklanjuti
proyek tersebut lalu mengeluarkan dokumen rencana pengembangan.
• Selanjutnya tim perencanaan produksi menyiapkan order produksi berdasarkan
data-data order produksi, operation list, BOM, dan gambar.
• Selanjutnya tim perencanaan porduksi membuat jadwal produksi dan menyiapkan
material.
• Setelah disetujui penggunaan mesin dan tenaga kerja yang akan digunakan, maka
tim perencanaan produksi mengeluarkan order untuk produksi.
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Si pi 11, sasi ngatiningrum, hapzi ali, implementasi sistem informasi siklus produksi, universitas mercu buana, 2018.doc
1. TUGAS
SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Dibuat Oleh :
SASI NGATININGRUM
55517120031
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MAGISTER AKUNTANSI
JAKARTA
2018
2. ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PRODUKSI PT.LG.PHILIPS
DISPLAYS INDONESIA (LPDI)
Proses Bisnis
Secara garis besar siklus konversi produk pada LPDI meliputi tiga tahap proses yang meliputi:
perencanaan produksi, operasi produksi, dan sistem akuntansi untuk biaya produksi. Berikut ini
penulis akan memaparkan proses bisnis untuk masing-masing tahapan tersebut.
Perencanaan Produksi
• Proses yang terlibat dalam perencanaan produksi di LPDI berdasarkan pada order dari
pelanggan.
• Order dari pelanggan diterima oleh tim marketing
• Tim marketing mengirimkan order tersebut kebagian perencanaan produksi.
• Tim perencanaan produksi menetapkan spesifikasi produk yang diminta pelanggan,
jika ada permintaan khusus dari pelanggan maka tim perencanaan produksi
mengirimkan data tersebut kepada tim desain dan tim desain akan menindaklanjuti
proyek tersebut lalu mengeluarkan dokumen rencana pengembangan.
• Selanjutnya tim perencanaan produksi menyiapkan order produksi berdasarkan
data-data order produksi, operation list, BOM, dan gambar.
• Selanjutnya tim perencanaan porduksi membuat jadwal produksi dan menyiapkan
material.
• Setelah disetujui penggunaan mesin dan tenaga kerja yang akan digunakan, maka
tim perencanaan produksi mengeluarkan order untuk produksi.
Selanjutnya sistem perencanaan produksi melakukan langkah-langkah sebagai
berikkut:
1. Mencetak prenumbered order produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan
2. Menambahkan order produksi baru pada file order produksi
3. Mengeluarkan material issue document untuk menyertai order produksi.
4. Mencetak jadwal yang telah direvisi untuk digunakan oleh perencana produksi.
5. Menyatakan material requirement yang dibutuhkan untuk memenuhi order dan
mengisi kembali inventory dan laporan material requirement.
3. Tahapan proses perencanaan produksi disajikan dalam gambar IV-1 dan IV-2.
Gambar IV-1 Data-flow diagram level 0 dari proses perencanaan produksi CRT LPDI
Gambar IV-2 Flowchart perencanaan produksi CRT LPDI
Operasi Produksi
Operasi produksi di LPDI diatur dalam prosedur sebagai berikut:
1. Manajemen Proses
Dalam proses produksi hal-hal yang dilakukan oleh bagian produksi adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Tim Produksi bertanggungjawab pengendalian gambar proses, seperti
penyusunan, distribusi, revisi dan pemeliharaan untuk produksi yang lebih lancar
dan normal.
2. Kepala Tim Produksi harus memantau dan mengontrol unsur-unsur yang
4. mempengaruhi pada mutu produk berdasarkan Prosedur Bagan Proses Kontrol
Produksi
3. Kepala Tim Produksi berkewajiban menangani produk dan proses yang bermasalah
berdasarkan Prosedur Pengaturan untuk Produk yang Tidak Sesuai.
2. Manajemen Ekuipmen/Peralatan Proses
Ekuipmen proses harus diperiksa dan dikontrol berdasarkan Prosedur Pemantauan Fasilitas
di CRT
3. Analisa Proses
Data defect atau masalah harus didokumentasi, dikontrol dan digunakan sebagai data atau
bahan perbaikan mutu. Data mutu yang dihasilkan di dalam proses harus dikontrol
berdasarkan Prosedur Kontrol Catatan Mutu dan Lingkungan.
4. Inspeksi dan Pengetesan
Inspeksi dan Pengetesan bertujuan untuk menverifikasi kesesuaian material dan produk
dengan prosedur (standar) inspeksi dan pengetesan dalam tahap inspeksi dan pengetesan.
A. Inspeksi Masuk
1. Material yang masuk dari vendor harus disampling dan diinspeksi berdasarkan
prosedur pengelolaan inspeksi 1 kali sampling.
2. Material yang telah diinspeksi disimpan gudang dan dikontrol setelah diklasifikasi
dengan cara menempel label atau stempel.
3. Hasil (OK/NG) inspeksi masuk harus dicatat dan dikontrol agar hasil dapat
diketahui. Hasil tersebut harus distribusikan pada bagian berkaitan.
4. Bila material NG harus digunakan dengan alasan urgent, hal tersebut harus
dikontrol berdasarkan prosedur penanganan material yang sesuai dan yang tidak
sesuai.
5. Barang masuk tanpa inspeksi dikendalikan berdasarkan prosedur untuk material
status no-check.
B. Inspeksi dan Pengetesan dalam Proses
Inspeksi dan pengetesan dalam proses dikerjakan berdasarkan prosedur inspeksi &
pengendalian proses kerja CRT.
C. Inspeksi Akhir dan Inspeksi Lot
1. Inspeksi akhir dalam proses dikerjakan berdasarkan Prosedur Pekerjaan Inspeksi
5. Outgoing.
2. Produk harus disampling dan diinspeksi berdasarkan Prosedur Pengaturan
Pengeluaran LOT.
3. Hasil inspeksi dan pengetesan harus dicatat pada check sheet inspeksi lot harian.
4. Lot yang lolos inspeksi harus diklasifikasi dan dikontrol.
5. Lot yang dinyatakan sebagai NG harus diklasifikasi, dipisahkan dan dikontrol
berdasarkan Prosedur Pengaturan Produk yang Tidak Sesuai.
D. Records
Hasil inspeksi dan pengecekan (OK/NG) yang sesuai dengan prosedur harus diketahui
oleh data hasil inspeksi atau pengecekan tersebut secara jelas.
5. Identifikasi dan Mampu Telusur
Identifikasi dan mampu telusur bertujuan bahwa pengontrolan material dan produk di
pabrik CRT dengan cara mengidentifikasi dan memeriksa material atau produk tersebut.
1. Informasi atau status material, seperti nama perusahaan, nama barang, jumlah,
tanggal, harus dicatat dan dikontrol dalam satuan pembungkusan.
2. Input dan output ( keluar-masuk) gudang material harus dicatat dan dikontrol oleh
kepala Tim Manajemen.
3. Pengiriman material ke proses produksi harus dikontrol dengan buku manajemen
atau bill material dalam spek nomor material atau nama barang, jumlah dll.
4. Barang yang dinyatakan NG di proses harus diklasifikasi dan dipisahkan dengan
cara penempelan tag NG
5. Nomor serial ditempel pada proses terakhir produksi dan dikontrol oleh tim
produksi.
6. Data hasil inspeksi Lot harus menyebut nomor serial yang dikontrol oleh kepala
Tim QA.
7. Manajemen produk di dalam gudang dan data pengiriman harus dikerjakan
berdasarkan Prosedur Penggudangan dan Pengiriman serta Prosedur Pekerjaan
Pengemasan CRT.
6. Alur Proses Produksi
Operasi produksi dimulai dengan pengiriman order kepada work center pertama untuk
memulai operasi produksi. Sejak proses produksi mulai mengubah material menjadi
produk melalui operasi, dua sumber masukan terjadi.
• Bahan baku dikeluarkan oleh penjaga penyimpanan yang mencari item yang
6. terdaftar dalam material issue document dan hasil scan dari bar codes item.
• Lalu material dikirim ke area produksi dimana work center pertama berada.
• Sumber inflow kedua terjadi ketika karyawan melakukan penandaan operasi pada
material. Setiap karyawan mencatat waktu yang dihabiskan dalam sebuah order
dengan interaksi langsung dengan sistem. karyawan memasukkan kartu identitas
dalam terminal pengumpulan data. Berdasarkan masukan tersebut, sistem software
produksi memperbaharui material inventory file untuk mencatat pengeluaran dan
mengurangi jumlah yang disimpan, memperbaharui file order produksi untuk
merefleksikan kerja yang dilakukan untuk mencapai operasi, memperbaharui
machine loading file untuk menunjukkan bahwa mesin siap untuk jadwal operasi
berikutnya, dan membuka catatan work-in-process dan mencatatan material serta
tenaga kerja langsung, menggunakan file standard cost.
• Pada setiap akhir hari, sistem mencetak dua output; (1) sebuah voucer jurnal yang
menunjukkan biaya yang terjadi hari itu untuk diposting ke buku besar, dan (2)
sebuah laporan aktivitas order yang menunjukkan status saat ini untuk seluruh
order produksi.
• Jika pekerjaan telah selesai, barang yang telah dikonversi diinspeksi.
• Petugas inspeksi memasukkan hasil melalui terminal, dan laporan inspeksi
dikeluarkan.
• Order-order tersebut yang telah melewati inspeksi dikirim ke gudang.
• Selanjutnya order produksi ditutup dan ditransfer ke file history.
• Terakhir biaya-biaya diposting ke work-in-process inventory file. Kemudian biaya
work-in-process yang berkaitan dengan order dijumlah dan ditransfer kepada file
barang jadi.
• Sebuah voucer jurnal disiapkan pada setiap akhir hari untuk menunjukkan total
biaya dari seluruh order produksi selesai dan diberikan kepada bagian general
ledger untuk diposting.
• Juga laporan harian dicetak untuk menunjukkan order produksi telah selesai.
7. Untuk proses operasi produk ini merujuk pada gambar IV-3, IV-4, dan IV-5.
Gambar IV-3 Data-flow diagram level 0 dari proses konversi produk CRT LPDI
Gambar IV-4 Flowchart proses konversi produkCRT LPDI
Gambar IV-5 Flowchart proses inspeksi konversi produk CRT LPDI
8. Sistem untuk Akuntansi Biaya Produksi
Proses sistem untuk akuntansi biaya produksi terjadi sebagai berikut:
• Proses pertama yang dilakukan adalah mengakumulasian biaya-biaya material dan
tenaga kerja langsung. Biaya-biaya ini dicatat dalam catatan work-in-process
inventory berdasarkan standard cost.
• Langkah selanjutnya adalah untuk mengakumulasikan dan menerapakan
manufacturing overhead, dengan jumlah dibebankan kepada work-in-process
inventory dengan dasar manufacturing overhead rate.
• Selanjutnya adalah menghitung varian dari ketiga komponen biaya. Varian ini
berdasaran perbedaan antara biaya aktual dan standard cost yang dibebankan
kepada work-in-process inventory. Laporan varian biaya dibuat untuk manager
untuk membantu mereka mengontrol biaya.
• Setelah order produksi selesai, biaya-biaya ditransfer dari work-in-process
inventory record kepada catatan barang jadi. Biaya-biaya juga diposting pada
inventory control account pada buku besar.
SUMBER :
https://www.academia.edu/9521120/46_BAB_IV_ANALISIS_PENGENDALIAN_INTERNAL_SI
STEM_INFORMASI_AKUNTANSI_PADA_SIKLUS_PRODUKSI_PT.LG.PHILIPS_DISPLAY
S_INDONESIA?auto=download.