SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
INFLASI PER DESEMBER 2010
SAMPAI DESEMBER 2013 DI
INDONESIA

Nama Presenter :
Bambang Hadi Putranto
Verarika Vebria Syaan
Muhammad Febrianto
Bisowarno Sejati
Adham Harahap
Syaeful Anwar
•

DEFENISI INFLASI

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya hargaharga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau
dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu
meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah
Indeks Harga Konsumen (IHK).dasar Survei Biaya Hidup (SBH)
Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara
lain:
Indeks Harga Perdagangan Besar(IHPB).
Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga
transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan
pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar
pertama atas suatu komoditas.
Deflator Produk Domestik Bruto(PDB)
Menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods)
dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB
dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB
atas dasar harga konstan.
DESAGREGASI INFLASI
•

BPS melakaukan publikasi inflasi berdasarkan pengelompokan disebut
Desagregasi Inflasi.

•

Disagregasi inflasi dilakukan untuk menghasilkan suatu indikator
inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat
fundamental.
Di Indonesia, disagregasi inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi:

•

Inflasi Inti ; yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau
persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan
dipengaruhi oleh faktor fundamental,Inflasi non Inti

•

Inflasi Non Inti ; yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi
volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental.
Komponen inflasi non inti terdiri dari :

1. Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) : Inflasi yang dominan
dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan
2. Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices)
:Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa
kebijakan harga Pemerintah.
3. Determinan Inflasi Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply
(cost push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan
dari ekspektasi inflasi.
Analisis (perbandingan)
Menurut saya, inflasi di Indonesia pada tahun 2010 di mata pasar
masih tinggi yang mencapai angka 6,96.Hal ini juga di dukung berdasarkan
hasil survei oleh Bank Indonesia terhadap perkiraan ekonomi tahunan yang
meliputi pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, pertumbuhan ekspor dan impor,
defisit PDB dan lain-lainnya.Namun pada tahun 2010 inflasi mengalami
penurunan (deflasi). Pada tahun 2011 kembali lagi inflasi mengalami
penurunan yaitu 3,79, yang biasa disebut down turn ( recassion ). Pada
tahun 2012 angka inflasi mengalami kenaikan sedikit yaitu 4,30 biasa disebut
up turn ( expansion ). Pada tahun 2013 angka inflasi terus bergerak naik
mencapai angka 8.40 mengalami titik puncak atau biasa disebut kulminasi
( peak ) di bulan september 2013 dari data Bank Indonesia.
Sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik mengukur tingkat
inflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan atas dasar Survei Biaya
Hidup (SBH). Indikator lain berdasar international best practice yang antara
lain Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dan Deflator Produk Domestik
Bruto (PDB).
Inflasi pada tahun 2010 mencapai angka 6.96 pada tahun 2011 terjadi
penurunan deflasi atau biasa di sebut down turn ( recassion ) sampai pada
angka 3.79 pada tahun 2012 dan mulai bergerak naikInflasi dari angka 4.30
dari tahun 2013 atau biasa disebut up turn (expansion).
Inflasi memiliki dampak positif dan juga dampak negatif.
1. Dampak positif:
a. Peredaran / perputaran barang lebih cepat
b. Produksi barang-barang bertambah, karena
keuntungan pengusaha bertambah.
c. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi
tambahan investasi.
d. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang,
karena kenaikanpendapatan kecil.
2. Dampak Negatif:
a. Harga barang-barang dan jasa naik.
b. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau
berkurang.
c. Menimbulkan tindakan spekulasi.
d. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
SOLUSI
Kordinasi pengendalian Inflasi
Koordinasi dalam rangka pencapaian inflasi yang
rendah dan stabil, Pemerintah dan Bank Indonesia
membentuk Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi
(TPI) di level pusat sejak tahun 2005. Penguatan
koordinasi kemudian dilanjutkan dengan membentuk
Tim Pengendalian Inflasi di level Daerah (TPID) pada
tahun 2008. Selanjutnya, untuk menjembatani tugas dan
peran TPI di level pusat dan TPID di daerah, maka pada
Juli 2011 terbentuk Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas)
TPID yang diharapkan dapat menjadi katalisator yang
dapat memperkuat efektivitas peran TPID. Keanggotaan
Pokjanas TPID adalah Bank Indonesia, Kemenko
Perekonomian dan Kemendagri.
Pengendalian Inflasi
Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk
mengelola tekanan harga yang berasal dari sisi permintaan
aggregat (demand management) relatif terhadap kondisi sisi
penawaran. Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk merespon
kenaikan inflasi yang disebabkan oleh faktor yang bersifat kejutan
yang bersifat sementara (temporer) yang akan hilang dengan
sendirinya seiring dengan berjalannya waktu.
Sementara inflasi juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari sisi penawaran ataupun yang bersifat kejutan (shocks)
seperti kenaikan harga minyak dunia dan adanya gangguan panen
atau banjir Dari bobot dalam keranjang IHK, bobot inflasi yang
dipengaruhi oleh faktor kejutan diwakili oleh kelompok volatile
food dan administered prices yang mencakup kurang lebih 40%
dari bobot IHK.
Penetapan Target Inflasi
Target atau sasaran inflasi merupakan tingkat inflasi yang harus dicapai oleh
Bank Indonesia, berkoordinasi dengan Pemerintah. Penetapan sasaran inflasi
berdasarkan UU mengenai Bank Indonesia dilakukan oleh Pemerintah. Dalam Nota
Kesepahaman antara Pemerintah dan Bank Indonesia, sasaran inflasi ditetapkan untuk
tiga tahun ke depan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Berdasarkan PMK
No.66/PMK.011/2012 tentang Sasaran Inflasi tahun 2013, 2014, dan 2015 tanggal 30
April 2012 sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk periode 2013 – 2015,
masing-masing sebesar 4,5%, 4,5%, dan 4% masing-masing dengan deviasi ±1%.
Sasaran inflasi tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaku usaha
dan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya ke depan sehingga tingkat
inflasi dapat diturunkan pada tingkat yang rendah dan stabil. Pemerintah dan Bank
Indonesia akan senantiasa berkomitmen untuk mencapai sasaran inflasi yang
ditetapkan tersebut melalui koordinasi kebijakan yang konsisten dengan sasaran inflasi
tersebut. Salah satu upaya pengendalian inflasi menuju inflasi yang rendah dan stabil
adalah dengan membentuk dan mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat agar
mengacu (anchor) pada sasaran inflasi yang telah ditetapkan (Lihat Peraturan Menteri
Keuangan tentang sasaran inflasi 2013, 2014, dan 2015)
Sebelum UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, sasaran inflasi
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sementara setelah UU tersebut, dalam rangka
meningkatkan kredibilitas Bank Indonesia maka sasaran inflasi ditetapkan oleh
Pemerintah.
Pentingnya Kestabilan Harga
Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang
pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya
pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil
memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
~ Pertama
Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun
sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang,
terutama orang miskin, bertambah miskin.
~ Kedua
Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi
dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak
stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan
produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
~ Ketiga
Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara
tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat
memberikan tekanan pada nilai rupiah.
Melalui amanat yang tercakup di Undang Undang tentang Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia
fokus pada pencapaian sasaran tunggal atau ‘single objective-nya’, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu
kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara
lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin
pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negara lain.
Thank You

Kingsoft Office
Make Presentation much more fun

More Related Content

What's hot

Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiMasalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiPurnama Sari Hasan
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...turah11
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III mekon
 
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAPENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAmandalina landy
 
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroKuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroBayu Setiarbi
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasKebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasbramantiyo marjuki
 
kajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatankajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatananthonyck Wallz
 
Tugas belajar II
Tugas belajar IITugas belajar II
Tugas belajar IIfafa_zulfa
 
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiPenggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiMonicaMagdalena5
 
Analisis kebijakan fiskal
Analisis kebijakan fiskalAnalisis kebijakan fiskal
Analisis kebijakan fiskalArief H
 
paper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalpaper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalMulyadi Yusuf
 
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangLaporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangShahril Budiman Png
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
 

What's hot (19)

Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiMasalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
 
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAPENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
 
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroKuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
 
Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)
Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)
Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)
 
proposal moneter
proposal moneterproposal moneter
proposal moneter
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasKebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
 
kajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatankajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatan
 
Ekonomi Mikro & Makro
Ekonomi Mikro & MakroEkonomi Mikro & Makro
Ekonomi Mikro & Makro
 
Tugas belajar II
Tugas belajar IITugas belajar II
Tugas belajar II
 
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiPenggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
 
Analisis kebijakan fiskal
Analisis kebijakan fiskalAnalisis kebijakan fiskal
Analisis kebijakan fiskal
 
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
 
paper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalpaper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskal
 
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangLaporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
 
Makro 1
Makro 1Makro 1
Makro 1
 

Similar to inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia

Microteching 1
Microteching 1Microteching 1
Microteching 1Roma Imoet
 
Materi 10 indikator ekonomi indonesia
Materi 10  indikator ekonomi indonesiaMateri 10  indikator ekonomi indonesia
Materi 10 indikator ekonomi indonesiamonalisaibrahim
 
Tugas kelompok pak marja1
Tugas kelompok pak marja1Tugas kelompok pak marja1
Tugas kelompok pak marja1IPDN
 
Norma Selestia-43222120010-TM 12.docx
Norma Selestia-43222120010-TM 12.docxNorma Selestia-43222120010-TM 12.docx
Norma Selestia-43222120010-TM 12.docxNormaSelestia
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7olerafif
 
5 pertumbuhan ekonomi
5 pertumbuhan ekonomi5 pertumbuhan ekonomi
5 pertumbuhan ekonomifirman sahari
 
5 pertumbuhan ekonomi
5 pertumbuhan ekonomi5 pertumbuhan ekonomi
5 pertumbuhan ekonomifirman sahari
 
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Andi Alimuddin Rauf
 
PPT Resume jurnal moneter D.pptx
PPT Resume jurnal moneter D.pptxPPT Resume jurnal moneter D.pptx
PPT Resume jurnal moneter D.pptxFahmiMuhammad36
 
PPT RIFFAL EKONOMI PEMBANGUNAN PANCA BUD
PPT RIFFAL EKONOMI PEMBANGUNAN PANCA BUDPPT RIFFAL EKONOMI PEMBANGUNAN PANCA BUD
PPT RIFFAL EKONOMI PEMBANGUNAN PANCA BUDRahayuRahmadani4
 
Menilai kondisi ekonomi dan global
Menilai kondisi ekonomi dan globalMenilai kondisi ekonomi dan global
Menilai kondisi ekonomi dan globalSthefanie Parera
 
Presentasi Inflasi ekonomi kelas x
Presentasi Inflasi ekonomi kelas xPresentasi Inflasi ekonomi kelas x
Presentasi Inflasi ekonomi kelas xSatriaHamidjojo
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskalFerdi Ozom
 

Similar to inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia (20)

Microteching 1
Microteching 1Microteching 1
Microteching 1
 
Inflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
Inflasi, Jenis, Sebab dan SolusinyaInflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
Inflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
 
Materi 10 indikator ekonomi indonesia
Materi 10  indikator ekonomi indonesiaMateri 10  indikator ekonomi indonesia
Materi 10 indikator ekonomi indonesia
 
Ass ekonomi
Ass ekonomiAss ekonomi
Ass ekonomi
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Tugas kelompok pak marja1
Tugas kelompok pak marja1Tugas kelompok pak marja1
Tugas kelompok pak marja1
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Norma Selestia-43222120010-TM 12.docx
Norma Selestia-43222120010-TM 12.docxNorma Selestia-43222120010-TM 12.docx
Norma Selestia-43222120010-TM 12.docx
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
5 pertumbuhan ekonomi
5 pertumbuhan ekonomi5 pertumbuhan ekonomi
5 pertumbuhan ekonomi
 
5 pertumbuhan ekonomi
5 pertumbuhan ekonomi5 pertumbuhan ekonomi
5 pertumbuhan ekonomi
 
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
 
PPT Resume jurnal moneter D.pptx
PPT Resume jurnal moneter D.pptxPPT Resume jurnal moneter D.pptx
PPT Resume jurnal moneter D.pptx
 
PPT RIFFAL EKONOMI PEMBANGUNAN PANCA BUD
PPT RIFFAL EKONOMI PEMBANGUNAN PANCA BUDPPT RIFFAL EKONOMI PEMBANGUNAN PANCA BUD
PPT RIFFAL EKONOMI PEMBANGUNAN PANCA BUD
 
Menilai kondisi ekonomi dan global
Menilai kondisi ekonomi dan globalMenilai kondisi ekonomi dan global
Menilai kondisi ekonomi dan global
 
Presentasi Inflasi ekonomi kelas x
Presentasi Inflasi ekonomi kelas xPresentasi Inflasi ekonomi kelas x
Presentasi Inflasi ekonomi kelas x
 
Inflasi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Inflasi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Inflasi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Inflasi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
PPT MAKRO.pptx
PPT MAKRO.pptxPPT MAKRO.pptx
PPT MAKRO.pptx
 

More from bisow enow

Transfer ilmu perilaku organisasi
Transfer ilmu perilaku organisasiTransfer ilmu perilaku organisasi
Transfer ilmu perilaku organisasibisow enow
 
martabak mini (keuangan)
martabak mini (keuangan)martabak mini (keuangan)
martabak mini (keuangan)bisow enow
 
Gula darah kelompok
Gula darah kelompokGula darah kelompok
Gula darah kelompokbisow enow
 
Paper manajemen strategi
Paper manajemen strategiPaper manajemen strategi
Paper manajemen strategibisow enow
 
weekend effect
weekend effectweekend effect
weekend effectbisow enow
 
Perjanjian bisnis
Perjanjian bisnisPerjanjian bisnis
Perjanjian bisnisbisow enow
 
Risk management
Risk managementRisk management
Risk managementbisow enow
 
Relative strength index 
Relative strength index Relative strength index 
Relative strength index bisow enow
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerialbisow enow
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianbisow enow
 

More from bisow enow (20)

transfer ilmu
transfer ilmutransfer ilmu
transfer ilmu
 
warga negara
warga negarawarga negara
warga negara
 
Transfer ilmu perilaku organisasi
Transfer ilmu perilaku organisasiTransfer ilmu perilaku organisasi
Transfer ilmu perilaku organisasi
 
Sim 6
Sim   6Sim   6
Sim 6
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 
Global Leader
Global LeaderGlobal Leader
Global Leader
 
Kode etik
Kode etikKode etik
Kode etik
 
martabak mini (keuangan)
martabak mini (keuangan)martabak mini (keuangan)
martabak mini (keuangan)
 
Gula darah kelompok
Gula darah kelompokGula darah kelompok
Gula darah kelompok
 
Paper manajemen strategi
Paper manajemen strategiPaper manajemen strategi
Paper manajemen strategi
 
Hukum bisnis
Hukum bisnisHukum bisnis
Hukum bisnis
 
weekend effect
weekend effectweekend effect
weekend effect
 
Perjanjian bisnis
Perjanjian bisnisPerjanjian bisnis
Perjanjian bisnis
 
Risk management
Risk managementRisk management
Risk management
 
Syari'aH
Syari'aHSyari'aH
Syari'aH
 
Likuiditas
LikuiditasLikuiditas
Likuiditas
 
Relative strength index 
Relative strength index Relative strength index 
Relative strength index 
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Mnc
MncMnc
Mnc
 

inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia

  • 1. INFLASI PER DESEMBER 2010 SAMPAI DESEMBER 2013 DI INDONESIA Nama Presenter : Bambang Hadi Putranto Verarika Vebria Syaan Muhammad Febrianto Bisowarno Sejati Adham Harahap Syaeful Anwar
  • 2. • DEFENISI INFLASI Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya hargaharga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain: Indeks Harga Perdagangan Besar(IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. Deflator Produk Domestik Bruto(PDB) Menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.
  • 3. DESAGREGASI INFLASI • BPS melakaukan publikasi inflasi berdasarkan pengelompokan disebut Desagregasi Inflasi. • Disagregasi inflasi dilakukan untuk menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental. Di Indonesia, disagregasi inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi: • Inflasi Inti ; yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental,Inflasi non Inti • Inflasi Non Inti ; yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari : 1. Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) : Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan 2. Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices) :Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah. 3. Determinan Inflasi Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi.
  • 4. Analisis (perbandingan) Menurut saya, inflasi di Indonesia pada tahun 2010 di mata pasar masih tinggi yang mencapai angka 6,96.Hal ini juga di dukung berdasarkan hasil survei oleh Bank Indonesia terhadap perkiraan ekonomi tahunan yang meliputi pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, pertumbuhan ekspor dan impor, defisit PDB dan lain-lainnya.Namun pada tahun 2010 inflasi mengalami penurunan (deflasi). Pada tahun 2011 kembali lagi inflasi mengalami penurunan yaitu 3,79, yang biasa disebut down turn ( recassion ). Pada tahun 2012 angka inflasi mengalami kenaikan sedikit yaitu 4,30 biasa disebut up turn ( expansion ). Pada tahun 2013 angka inflasi terus bergerak naik mencapai angka 8.40 mengalami titik puncak atau biasa disebut kulminasi ( peak ) di bulan september 2013 dari data Bank Indonesia. Sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik mengukur tingkat inflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH). Indikator lain berdasar international best practice yang antara lain Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dan Deflator Produk Domestik Bruto (PDB). Inflasi pada tahun 2010 mencapai angka 6.96 pada tahun 2011 terjadi penurunan deflasi atau biasa di sebut down turn ( recassion ) sampai pada angka 3.79 pada tahun 2012 dan mulai bergerak naikInflasi dari angka 4.30 dari tahun 2013 atau biasa disebut up turn (expansion).
  • 5. Inflasi memiliki dampak positif dan juga dampak negatif. 1. Dampak positif: a. Peredaran / perputaran barang lebih cepat b. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah. c. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi. d. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikanpendapatan kecil. 2. Dampak Negatif: a. Harga barang-barang dan jasa naik. b. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang. c. Menimbulkan tindakan spekulasi. d. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
  • 6. SOLUSI Kordinasi pengendalian Inflasi Koordinasi dalam rangka pencapaian inflasi yang rendah dan stabil, Pemerintah dan Bank Indonesia membentuk Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) di level pusat sejak tahun 2005. Penguatan koordinasi kemudian dilanjutkan dengan membentuk Tim Pengendalian Inflasi di level Daerah (TPID) pada tahun 2008. Selanjutnya, untuk menjembatani tugas dan peran TPI di level pusat dan TPID di daerah, maka pada Juli 2011 terbentuk Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) TPID yang diharapkan dapat menjadi katalisator yang dapat memperkuat efektivitas peran TPID. Keanggotaan Pokjanas TPID adalah Bank Indonesia, Kemenko Perekonomian dan Kemendagri.
  • 7. Pengendalian Inflasi Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola tekanan harga yang berasal dari sisi permintaan aggregat (demand management) relatif terhadap kondisi sisi penawaran. Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk merespon kenaikan inflasi yang disebabkan oleh faktor yang bersifat kejutan yang bersifat sementara (temporer) yang akan hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. Sementara inflasi juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari sisi penawaran ataupun yang bersifat kejutan (shocks) seperti kenaikan harga minyak dunia dan adanya gangguan panen atau banjir Dari bobot dalam keranjang IHK, bobot inflasi yang dipengaruhi oleh faktor kejutan diwakili oleh kelompok volatile food dan administered prices yang mencakup kurang lebih 40% dari bobot IHK.
  • 8. Penetapan Target Inflasi Target atau sasaran inflasi merupakan tingkat inflasi yang harus dicapai oleh Bank Indonesia, berkoordinasi dengan Pemerintah. Penetapan sasaran inflasi berdasarkan UU mengenai Bank Indonesia dilakukan oleh Pemerintah. Dalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah dan Bank Indonesia, sasaran inflasi ditetapkan untuk tiga tahun ke depan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Berdasarkan PMK No.66/PMK.011/2012 tentang Sasaran Inflasi tahun 2013, 2014, dan 2015 tanggal 30 April 2012 sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk periode 2013 – 2015, masing-masing sebesar 4,5%, 4,5%, dan 4% masing-masing dengan deviasi ±1%. Sasaran inflasi tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaku usaha dan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya ke depan sehingga tingkat inflasi dapat diturunkan pada tingkat yang rendah dan stabil. Pemerintah dan Bank Indonesia akan senantiasa berkomitmen untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan tersebut melalui koordinasi kebijakan yang konsisten dengan sasaran inflasi tersebut. Salah satu upaya pengendalian inflasi menuju inflasi yang rendah dan stabil adalah dengan membentuk dan mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat agar mengacu (anchor) pada sasaran inflasi yang telah ditetapkan (Lihat Peraturan Menteri Keuangan tentang sasaran inflasi 2013, 2014, dan 2015) Sebelum UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, sasaran inflasi ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sementara setelah UU tersebut, dalam rangka meningkatkan kredibilitas Bank Indonesia maka sasaran inflasi ditetapkan oleh Pemerintah.
  • 9. Pentingnya Kestabilan Harga Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. ~ Pertama Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. ~ Kedua Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. ~ Ketiga Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah. Melalui amanat yang tercakup di Undang Undang tentang Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia fokus pada pencapaian sasaran tunggal atau ‘single objective-nya’, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negara lain.
  • 10. Thank You Kingsoft Office Make Presentation much more fun