SlideShare a Scribd company logo
1 of 90
Download to read offline
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH
DALAM MENINGKATKAN BAHASA ARAB SISWA DI KELAS IX
MTs. AL-MU’INI SESELA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014
Oleh
MUNAWIR
15.1.11.2.023/T
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM KUALIFIKASI S1 PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2014
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Munawir
NIM : 15.1.11.2.023/T
Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab
Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan hasil
penelitian/karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Mataram, …………… ………. 2015
Yang menyatakan
Munawir
NIM. 15.1.11.2.023/T
MOTTO ;
“Pelajarilah bahasa Arab dan ajarkan kepada manusia.” (Hadits) (Syarah
Dahlan : 4) 1
1
Hadis Syarif, al-Jurjani, h.10
PERSEMBAHAN :
Kupersembahkan Tulisan Sederhana ini Buat :
Keluarga Kecilku,
Teman-Temanku di Jurusan P B A
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Mataram.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia-Nya berupa rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulisan
Skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menuntun
manusia ke jalan yang lurus.
Penulisan Skripsi ini merupakan kajian singkat tentang “Penerapan
Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs.
Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014”. Penulis menyadari bahwa
penulisan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan,
dorongan serta do‟a dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Sahrah, M.Pd.I, selaku Pembimbing I dan Dr. H. Lalu
Supriadi, M.Ag, selaku pembimbing II Skripsi yang telah memberikan
banyak ilmu, bimbingan, arahan, dan waktunya dalam penyelesaian Skripsi
ini.
2. Bapak Ali Jadil Al-Idrus, M.A, selaku Sekretaris Jurusan PBA
3. Bapak Ayip Rosyidi, M.A selaku Ketua Jurusan PBA.
4. Seluruh Dosen Jurusan PBA yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
5. Bapak Din Hary Fitriady, M.Ag, selaku Kepala Madrasah MTs Al-Mu‟ini
Sesela yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
6. Banyak pihak yang tidak dapat disebutkan di sini, yang telah memberikan
banyak bantuan dalam penyusunan Skripsi ini.
Semoga amal baik yang diberikan diterima dan mendapat balasan dari
Allah SWT, semoga Skripsi ini bisa memberikan manfaat. Amin.
Mataram, Maret 2015
Penulis
Munawir
NIM. 15.1.11.2.023/T
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
ABSTRAKS ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusam Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 9
A. Deskripsi Teoritis ..................................................................... 9
1. Pembelajaran Al-Qowaid .................................................. 9
2. Bahasa Arab ..................................................................... 30
B. Faktor Penyebab Lemahnya Siswa dalam
Pembelajaran Qawaid .............................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN ................................................................... 44
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 44
1. Sejarah Singkat MTs. Al-Mu‟ini Sesela ........................... 44
2. Visi dan Misi MTs. Al-Mu‟ini Sesela.............................. 44
3. Letak Geografis MTs. Al-Mu‟ini Sesela........................... 45
4. Keadaan Guru dan Karyawan MTs. Al-Mu‟ini Sesela .... 46
5. Sarana dan Prasarana Sekolah........................................... 49
6. Keadaan Siswa MTs. Al-Mu‟ini Sesela ........................... 51
7. Struktur Organisasi MTs. Al-Mu‟ini Sesela...................... 52
B. Pembahasan ............................................................................. 55
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 65
A. Kesimpulan .............................................................................. 65
B. Saran ........................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Munawir : Penerapan Pembelajaran al-Qawaid al-Arabiyah dalam
Meningkatkan Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-
Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014
Kata Kunci : Penerapan Pembelajaran al-Qawaid al-Arabiyah dalam
Meningkatkan Bahasa Arab Siswa
Pembimbing I
Pembimbing II
:
:
Drs. H. Sahrah, M.Pd.I
Dr. H. Lalu Supriadi, MA.
Dalam memperoleh kesuksesan dan keberhasilan studi tidak lepas dari
peran metode yang dipakainya. Karena dengan metode maka pembelajaran akan
menjadi efektif dan efisien.
Oleh karena itu, peneliti mengajukan judul tersebut untuk mengetahui
beberapa persoalan yang peneliti kaji dalam skripsi ini, yaitu tentang : Penerapan
Pembelajaran al-Qawaid al-Arabiyah dalam Meningkatkan Bahasa Arab Siswa di
Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014?.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut secara mendalam dan
menyeluruh, penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kuantitatif.
Selanjutnya untuk memperoleh data yang di inginkan peneliti menggunakan
metode observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa: Penerapan
Pembelajaran al-Qawaid al-Arabiyah mampu meningkatkan Bahasa Arab Siswa
Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat
dari hasil observasi dan angket yang telah diberikan kepada siswa. Dimana dari
hasil observasi dan angket tersebut bahasa arab siswa meningkat dengan
penerapan pembelajaran al-Qawaid al-Arabiyah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
Pondok Pesantren di Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa agama dan
ilmu pengetahuan, disamping itu juga sebagai alat komunikasi. Karena
keterkaitannya dengan agama dan ilmu pengetahuan, maka Bahasa Arab
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari jumlah studi lain yang diajarkan
di Pondok Pesantren. Dan hal ini merupakan keistimewaan tersendiri dari
bahasa lainnya karena Bahasa Arab merupakan kunci dalam memahami
agama dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalamnya, sehingga dalam
memahami agama dan ilmunya dapat menjadikan pengkaderisasian untuk
generasi umat Islam.
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok.
Ini berati bahwa tercapainya tujuan pendidikan tergantung salah satunya
adalah pada pembelajaran yang digunakan dan didukung oleh media yang
digunakan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Penggunaan
pembelajaran yang tepat akan mampu mencapai tujuan dari pendidikan yang
dilakukan oleh seorang pendidik.2
Seiring dengan perubahan paradigma pendidikan yang sebelumnya
berorientasi pada model pembelajaran yang konvensional menuju model-
2
Nana Sudjana dan Ahmad Rifa‟i..Metode pengajaran.Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2009
h.1
model pembelajaran yang baru, maka guru dituntut untuk terus menerus
melatih diri untuk menerapkan model pembelajaran dan media yang tepat.
Dengan penggunaan pembelajaran dan media yang tepat maka akan dapat
menghasilkan kemampuan siswa yang baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Ditengah arus globalisasi dan kecanggihan teknologi yang kian
mengikat persaingan, Pondok Pesantren masih kerap mendiskusikan berbagai
ilmu, dan memahami ilmu pengetahuan yang berbasis Arab serta penggunaan
Bahasa Arab dalam kesehariannya. Dengan ketrampilan lisan, santri
diharapkan menguasai sejumlah kosa kata dan struktur kalimat dan dapat
berbicara secara aktif.
Untuk selalu eksis dalam berbahasa Arab terutama dalam
pengucapan yang mahir dan pelafalan yang benar, santri harus memahami
dan mengetahui kaidah-kaidah ilmu nahwu dan shorof karena merupakah
ilmu pokok yang harus dikuasai dalam penggunaan Bahasa Arab, sehingga
dalam berkomunikasi dapat dipahami dan tidak menimbulkan pertanyaan atau
ungkapan salah paham.
Kemampuan berbahasa dan memahami ilmu yang berbasis Arab
yang dimiliki santri tidaklah lepas dari sebuah pembelajaran/pengajaran yang
sering juga disebut sebagai metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar.
Di banyak Pondok Pesantren di Indonesia, pengajaran Bahasa Arab
lebih banyak menggunakan pembelajaran Al-Qowaid, karena pembelajaran
ini langsung menerapkan pada setiap kedudukan yang diucapkan dalam setiap
kata, memperhatikan setiap bentuk kata dan dapat mengetahui faedah dari
setiap bentuk kata, sehingga santri mengetahui dalam penggunaan kata yang
sesuai faedahnya tersebut.
Jadi pembelajaran ini sangat sesuai dalam penerapan Bahasa Arab
terutama pelafalannya, maka seorang pengajar dalam menerapkan
pembelajaran ini tidak boleh melakukan kesalahan nahwiyah dalam
menyusun kalimat. Namun pada kenyataannya, dengan pembelajaran Al-
Qowaid ini ada santri yang belum mampu berbahasa Arab.
Mata pelajaran bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran
yang di arahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan
membina kemampuan berbahasa arab fusha, baik produktif maupun reseptif,
serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa itu. Kemampuan bahasa
Arab produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa itu sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun tertulis dan kemampuan berbahasa
reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain
dan kemampuan memahami bacaan. Kemampuan berbahasa perlu dibarengi
dengan sikap positif terhadap bahasa Arab itu sendiri karena hal ini
sangat penting membantu siswa dalam memahami sumber ajaran Islam
yaitu Al-Qur‟an dan hadist serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkaitan
dengan Islam.
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan
mempelajari Al-Qur‟an dan Sunnah sebagai dua sumber utama ajaran Islam
yang harus kita pegang teguh. Tentunya, kita tidak mungkin memahami
kedua sumber itu kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab,
khususnya Ilmu ( Qawa‟id ) Nahwu dan Ilmu Shorof. Karena keduanya
merupakan kunci dalam mempelajari Al-Qur‟an dan Sunnah.
Bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang
mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk
memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran, perasaan serta
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Selain bahasa Al-
Qur‟an, bahasa Arab juga dipergunakan dalam ibadah umat Islam,
sehingga setiap muslim berkepentingan untuk mempelajarinya. Dalam
mempelajari bahasa Arab ada dua ilmu alat yang penting untuk dipelajari
yakni ilmu nahwu dan shorof.
Berawal dari hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam
Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini
Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014”.
B. Rumusam Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah ada Pengaruh Penerapan
Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa
di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013/2014”?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diungkapkan tersebut, maka
tujuan dari penelitian ini yaitu: “Ingin Mengetahui Pengaruh Penerapan
Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa
di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014”.
D. Manfaat Penelitian
Dalam setiap penelitian, diharapkan ada manfaatnya baik secara
teoritis maupun praktis. Manfaat yang dimaksud adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah khazanah keilmuan dan pengalaman di bidang
kependidikan, yaitu tentang Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam
Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs.
Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013/2014.
b. Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber
acuan oleh MTs Al-Mu‟ini Sesela dalam memilih pembelajaran yang
tepat dalam pembelajaran Qawaid untuk meningkatkan pemahaman
Bahasa Arab siswa.
2. Manfaat Praktis
Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini diharapakan
bermanfaat untuk hal-hal berikut:
a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar perbaikan-perbaikan
dalam proses pengajaran bahasa Arab dan pembelajaran Qawa‟id di
kelas IX MTs Al-Mu‟ini Sesela, sehingga pemahaman Bahasa Arab
siswa dapat ditingkatkan.
b. Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi lembaga, guru atau kepala sekolah yang
bersangkutan dalam mengadakan pembinaan sekaligus mencari
solusi baru dalam mengembangkan pengajaran Qawa‟id dan Bahasa
Arab yang lebih efektif dan efesien.
c. Sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas belajar-mengajar
terutama dalam meningkatkan kualitas berbahasa para santri.
E. Telaah Pustaka
Telaah Pustaka merupakan usaha untuk menjelaskan dimana posisi
penelitian yang sedang dilaksanakan diantara hasil-hasil penelitian dan atau
buku-buku terdahulu yang bertopik senada yang bertujuan menegaskan
kebaruan, orisinalitas dan urgen penelitian bagi pengembangan keilmuan
terkait.3
maka perlu bagi peneliti untuk menegaskan bahwa penelitian yang
dilakukan adalah baru dengan mengajukan beberapa telaahan berikut:
1. Buku yang ditulis oleh Dr. H. Bisri Mustofa, MA dan H.M. Abdul
Hamid, MA dengan judul “Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa
Arab”. Dalam buku tersebut ia menjelaskan bahwa nahwu merupakan
3
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram (Mataram: IAIN Mataram, 2009), h.
13.
kaidah-kaidah bahasa yang lahir setelah bahasa. Kaidah-kaidah ini lahir
karena adanya kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa. Oleh
sebab itu sesungguhnya nahwu itu dipelajari agar pengguna bahasa
mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu memahaminya
dengan baik dan benar dalam bentuk tulisan (membaca dan menulis
dengan benar) maupun dalam bentuk ucapa (bicara dengan benar).4
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriany, dengan judul “Pengaruh
Pengajaran Ilmu Nahwu Terhadap Kemampuan Berbicara Bahasa Arab
Siswa Kelas I dan II MAK NW Putri Mataram Tahun Pelajaran 2003-
2004. Memberikan kesimpulan bahwa : Kemampuan berbicara bahasa
Arab siswa di MAK NW Putri tidak ada hubungan dengan pengajaran
ilmu Nahwu, sebab ilmu Nahwu dengan menggunakan buku Matan
Jurumiyah lebih condong kepada kemampuan membaca, memahami dan
mengkaji kitab kuning yang umumnya tidak berharokat.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Serijudin Mustafa, dengan judul :
“Efektivitas Pengajaran Muhadatsah dalam Meningkatkan Kemampuan
Siswa Berbahasa Arab di MTs. Darul Islamiyah Pondok Pesantren Nurul
Hakim Kediri 2004”. Memberikan kesimpulan bahwa :
Pelaksanaan pengajaran Muhadatsah dalam meningkatkan
kemampuan siswa berbahasa Arab di MTs. Darul Islamiyah Ponpes
Nurul Hakim Kediri selain diterapkan pada jam-jam formal juga
diterapkan di luar jam formal.
4
Dr. H. Bisri Mustofa, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 71
Pengajaran dengan menggunakan sistem pengajaran Muhadatsah
di MTs. Darul Islamiyah Ponpes Nurul Hakim Kediri sangat efektif
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Arab. Hal ini
terlihat dari kemampuan siswa dalam bercakap-cakap dengan
menggunakan bahasa Arab.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa posisi penelitian di antara
hasil-hasil atau tulisan sebelumnya jelas tidak sama, karena meskipun
memiliki kemiripan dalam objek kajian yaitu penerapan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa Arab siswa, tetapi penelitian ini
memiliki perbedaan yang signifikan karena terkait masalah Penerapan
Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa.
Jadi, penelitian yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam
Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini
Sesela Tahun Pelajaran 2013/2014”, ini tidak sama dengan penelitian
terdahulunya, sehingga layak untuk dilakukan penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Pembelajaran Al-Qowaid
a. Pengertian Pembelajaran Al-Qawaid
Pembelajaran qawa‟id merupakan suatu kemestian, karena
dengan memahami qawa‟id seseorang mampu memahami bahasa
Arab dengan tepat dan benar.
Tujuan Pembelajaran Qawa‟id
1) Untuk memelihara lisan dari kesalahan dan memelihara tulisan
dari kekeliruan serta menciptakan kebiasaan berbahasa yang
benar. Sebagaimana yang Diperintahkan oleh Ali Ibn Abi Thalib
kepada Abul Aswad Ad- Duali untuk menetapkan kaedah-
kaedah nahwu agar terpeliharanya bahasa Arab dari kerusakan
yang disebabkan oleh bercampurnya dengan orang- orang asing
dan terpengaruh oleh dialek mereka.
2) Memahami posisi kata, sehingga membantu mengantarkan
kepada pemahaman yang baik terhadap makna kata tersebut.
3) Mengasah otak, menajamkan perasaan dan menumbuhkan
perbendaharaan bahasa siswa.
4) Membiasakan siswa mampu melihat dengan jeli, berfikir
rasional dan sistematis, melatih mengambil kesimpulan,
menggunakan teori, agumentasi yang mengantarkan siswa
mengikuti pola induktif dalam pembelajaran qawa‟id.
5) Mengetahui dengan mudah kesalahan yang terdapat pada suatu
kalimat, dengan merujuk pada standar kaedah yang dipelajari,
karena kaedah bahasa merupakan ilmu standar yang menjauhkan
siswa dari kesalahan dan mengingatkan ketika terjadi kesalahan.
Pembelajaran al-Qowaid yaitu pembelajaran yang digunakan
untuk menganalisis struktur kalimat dari sisi qowaid. Dan
pembelajaran al-Qowaid dalam beberapa lembaga pendidikan sering
kali dipisah menjadi dua, yaitu nahwu dan shorof. Keduanya
mempunyai karakteristik yang berbeda. Namun dalam pembelajaran
al-Qowaid tidak memisahkan antara nahwu dan shorof, artinya
materi yang disampaikan mencakup kedua keterampilan tersebut,
maka dari itu pembelajaran al-Qowaid lebih menekankan pada
penerapan.5
Dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran al-Qowaid
adalah pembelajaran yang mentelaah tentang kaidah tata bahasa per
kata dan menekankan pada kebenaran secara utuh dan tidak
mengurangi kebenaran secara menyeluruh baik pengurangan harokat
atau mensukun harokat akhir.
Dalam pembelajaran al-Qowaid ini ditekankan (1) siswa
dapat membedakan antara isim, fiil dan huruf, (2) siswa dapat
5
Imam Makruf, 2009. Strategi pembelajaran Bahasa Arab Aktif. h. 118 – 119
menyusun kalimat dengan bentuk yang sudah ditentukan. (3) siswa
dapat menganalisis kalimat dari segi strukturnya.
b. Macam-Macam Metode Pembelajaran Al-Qawaid
1) Metode Istiqraaiyyah dalam pembelajaran al-qawaid
Qawa‟id merupakan bagian dari pembahasan bahasa
Arab yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan. Metode
Istiqraaiyyah merupakan metode yang paling cocok untuk
pembelajaran bahasa Arab. Metode ini dikemukakan dengan
pemberian contoh kemudian menetapkan kaedah- kaedahnya6
.
Adapun kebiasaan sebelumnya dalam pembelajaran
qawa‟id bahasa Arab adalah metode al-Ilqaaiyyah al-
Akhbaariyyah, yaitu adanya serentetan qawa‟id yang diikuti
dengan contoh- contoh. Akan tetapi para pakar menyarankan
untuk tidak menggunakan metode ini dan menggunakan metode
Istiqraaiyyah. Dalam metode ini dikemukakan contoh-contoh
yang beraneka ragan sesuai dengan kehidupan, pengalaman
serta pengetahuan siswa, setelah itu baru ditetapkan qawa‟idnya
dari contoh-contoh tersebut.
Agar sukses dalam pembelajaran qawa‟id, seorang guru
mesti mempersiapkan materi serta langkah- langkah metode
pembelajaran qawa‟id sebelumnya, kemudian memberikan hak
masing-masing langkah dari langkah-langkah yang ada,
6
Yusuf Ash- Shamili, Bahasa Arab Metode Pembelajaran Dan Aplikasinya, ( Beirut: Pustaka
Al-„Ashriyyah, 1998), h. 125
sehingga satu tahapan dengan tahapan yang lainnya tidak berdiri
sendiri. Seorang guru juga harus memperhatikan contoh- contoh
yang diberikan dalam pembelajaran qawa‟id, mudah, jelas dan
tidak berlawanan dengan pengetahuan dan pemikiran siswa
sehingga mereka memahaminya. Dan lebih diutamakan memilih
sebuah paragraf yang menghimpun semua contoh-contoh yang
mengantarkan kepada kaedah baru.
Dan untuk pemantapan qawa‟id yang telah dipelajari
siswa, akan lebih baik jika guru memberikan latihan-latihan,
berupa lisan kemudian tulisan.
2) Metode Al-Iqtishaadiyyah dalam pembelajaran al-qawaid
Dalam pembelajaran qawa‟id, metode- metode
sebelumnya merupakan metode yang sering digunakan, berbeda
dengan metode Al-Iqtishaadiyyah, yaitu mempelajari qawa‟id
ketika pembelajaran Muthala‟ah dan teks-teks sastra tanpa
mengkhususkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan tidak
ditemukan pembelajaran ini dalam jadwal pembelajaran. Siswa
mendiskusikan kaedah-kaedah tersebut kemudian guru
memberikan penjelasan serta tambahan dengan metode
Istiqraaiyyah, sehingga siswa memahami kaedah demi kaedah.
3) Metode Taqliidiyyah
Metode dengan menyebutkan kaedah-kaedah, pengertian
atau pembahasan secara umum, kemudian diikuti dengan
contoh-contoh yang sesuai. Misalnya Jamii‟uddurus Al-
„Arabiyyah, qawa‟id disajikan dengan cara mengawalinya
melalui defenisi / kaedah, baru disertai dengan contoh dan
penjelasan.
c. Dasar dan Tujuan Pembelajaran Qawaid
Dasar pembelajaran Qawa‟id sangat erat hubungannya
dengan dasar pembelajaran Bahasa Arab, karena qawa‟id merupakan
bagian dari Bahasa Arab. Qawa‟id merupakan alat penuntun bagai
seseorang untuk mencapai kematengan dalam berbahasa arab karena
aturan-aturan berbahasa yang baik dan benar telah tercakup di
dalamnya.
Oleh sebab itu, maka dasar pembelajaran qawa‟id tidak bisa
dipisahkan dari dasar pembelajaran Bahasa Arab. Adapun dasar-
dasar pembelajaran dimaksud termaktub di dalam Al-Qur‟an, Hadits
maupun Atsar Sahabat sebagai berikut:
1) Dari Al-Qur‟an:







“Sesungguhnya kami menurunka Al-Qur‟an yang berbahasa
Arab agar kamu memahaminya” (Q.S Yusuf : 2).7
7
Depag RI, 1993, h. 348
2) Hadits Rasulullah SAW :
“Pelajarilah Bahasa Arab itu dengan sungguh-sungguh dan
ajarkanlah kepada orang lain”.(Al-Jurjani:10).
3) Atsar sahabat, anjuran umar untuk belajar Bahasa arab sebagai
berikut:
“Pelajarilah Bahasa Arab itu dengan sungguh-sungguh karena
Bahasa Arab itu merupakan bagian dari agamamu”(Mahmud
Jaad Akawi: 2).
Ketiga dalil teresebut di atas memerintahkan kita untuk
mempelajari bahasa Arab. Yang dimaksud dengan bahasa Arab di
sisni adalah Bahasa Arab pusha yang dilengkapi dengan ilmu-ilmu
yang berkaitan dengan Bahasa Arab khususnya ilmu (Qawa‟id)
nahwu dan sharaf .
Dalil di atas juga memerintahkan kita untuk mempelajari dan
mengajarkan Bahasa Arab. Sedangkan tujuan pembelajaran Qawa‟id
telah dijelaskan secara rinci di dalam kitab At-Taujih Fi Tadrisil
Lugah Al-Arabiyah sebagai berikut:
1) Memelihara ucapan dan tulisan dari kesalahan.
2) Agar dapat memahami kedudukan kata yang nantinya
membantu untuk memahami arti kalimat dengan baik.
3) Dengan mengetahui asal usul pemebentukan kata akan
memperbanyak perbendaharaan kosa kata bagi siswa.
4) Mebiasakan siswa untuk berpikir secara teratur dan benar,
melatih ketelitian, mengambil istinbat, atau dengan kata lain
mendidik siswa dari segi akalnya. (Mahmud Ali As-Samani,
1983: 149-150).
Jadi tujuan pembelajaran Qawa‟id yaitu memberikan
pengetahuan tentang Bahasa Arab, agar seseorang mampu
mengungkapkan buah pikirannya kepada orang lain secara teratur
dan benar, dan yang terpenting lagi agar siswa mampu membaca
serta memahami makna yang terkandung di dalam bacaan itu serta
mampu menulis secara baik dan benar.
d. Hubungan Qawa’id Dengan Bahasa Arab
Berbicara hubungan antara Qawa‟id dengan Bahasa Arab
adalah keduanya sangat erat, pada uraian sebelumnya telah
dijelaskan bahwa dasar pembelajaran Qaw‟id tidak jauh beda dengan
pembelajaran Bahasa Arab, demikian pula dengan tujuan
pembelajaran Qawa‟id secara umum tidak jauh berbeda dengan
tujuan pembelajaran Bahasa Arab.
Dan sebagaimana telah diketahui juga bahwa Qawa‟id
merupakan cabang dari bahasa Arab, bahkan Qawa‟id merupakan
alat untuk mencapai tujuan yaitu kemampuan secara benar dan untuk
membetulkan ucapan dan ekspresi.
Dengan demikian, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa antara pelajaran Qawa‟id dengan Bahasa Arab mempunyai
hubungan yang sangat erat. Sebab dalam Bahasa Arab Qawa‟id
berfungsi sebagai alat memahami dan membetulkan kalimat-kalimat
dalam Bahasa Arab. Dengan demikian berbahasa Arab yang baik
adalah Bahasa Arab yang dilengkapi dengan Qawa‟id.
e. Aspek-aspek Pembelajaran Bahasa Arab
Di dalam pembelajaran bahasa Arab, aspek-aspek yang
terdapat di dalamnya tidak keluar dari 4 keterampilan berbahasa
Arab yaitu: 1. (keterampilan mendengar), 2.
(keterampilan berbicara), 3. (Keterampilan mengarang
/menulis), 4. (keterampilan membaca).
Dari 4 keterampilan Berbahasa Arab di atas, secara lebih
umum aspek-aspek tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu : Bahasa
lisan dan Bahasa Tulisan.
1) Bahasa Lisan ( ) atau kemampuan berbicara.
Bahasa lisan adalah segala hal yang disampaikan oleh
lisan/lidah seseorang, yang disertai dengan gerak gerik, mimik
dan lain-lain.(Sudiati-Widyamartaya,1996:29).
2) Bahasa Tulisan ( / ) / kemampuan mengarang
atau menulis.
Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa tulisan adalah:
“Menjadikan tulisan sebagai salah satu alat untuk komunikasi
dan interaksi satu sama lain. Menyampaikan maksud dan tujuan,
mengungkapkan kata hati melalui tulisan. Yang termasuk
dengan bahasa tulisan ini adalah : surat menyurat, pesan singkat
(SMS), koran, majalah, karya-karya tulis dan lain-lain.
Kemampuan / keterampilan berbahasa Arab secara aktif
di Madrasah-madrasah atau Pondok-pondok pesantren sangat
ditekankan agar siswa mampu dan terampil berbahasa Arab baik
berbicara maupun menulis. Karena akan sangat membantu siswa
untuk memahami pelajaran-pelajara yang berkaitan dengan
Bahasa Arab, seperti: Al-Qur‟an, Al-Hadits, Aqidah Akhlak,
termasuk juga kitab-kitab Fiqih yang membahas tentang hukum-
hukum Islam.
Adapun aspek-aspek yang sangat mendasar dalam pengajaran
Bahasab arab adalah: (1) penguasaan kosa kata, (2) struktur
kalimat/qawa‟id dan (3) memahami makna kata/mufradat.
Penjelasan tiga aspek tersebut akan penulis paparkan pada
paragraf berikut ini:
1) Penguasaan Kosa Kata
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di sebutkan, kata
atau Mufrodat dalam Bahasa Arab diartikan sebagai: Unsur
bahasa diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan
kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa, sedangkan kata merupakan satuan terkecil berbentuk
bebas yang dapat diucapkan/diujarkan untuk merangakai sebuah
kalimat.
Menurut Ahmad Fuad Effendy, Kosa Kata merupakan
salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar
bahasa asing (Bahasa Arab) untuk dapat memperoleh kemahiran
berkomunikasi dengan bahasa tersebut.8
Sedangkan menurut
Mansoer Pateda, Kosa Kata adalah jumlah kata yang dimiliki
oleh setiap bahasa yang bersangkutan.9
Sebagai sebuah unsur terkecil dalam sebuah kalimat,
tentunya kosa kata sangat penting untuk mendukung sebuah
komunikasi. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, maka
semakin lancar pula komunikasinya. Dengan kata lain, tidak
mungkin seseorang dapat berkomunikasi dengan baik jika tidak
menguasai kosa kata yang cukup.
Sedangkan menurut Mansoer Pateda setiap bahasa
memiliki kosa kata, dan kosa kata yang ada pada setiap bahasa
semakin lama semakin bertambah mengikuti perkembangan
zaman. Dengan bertambah banyaknya kosa kata pada masa kini,
tentunya sedikit mempersulit pemakai bahasa dalam berbicara.
8
Ahmad Fuad Efendy, Metodologi . . . . ., h. 96
9
Pateda Mansoer, Kosakata dan Pengajarannya. (Flores: Nusa Indah, 1995), h. 77
Oleh sebab itu manusia membagi kosa kata dalam beberapa
macam, sebagai berikut:
a) Kosa Kata Dasar
Kosa kata dasar adalah kata-kata yang tidak mudah
berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari
bahasa lain.10
Dan adapun yang termasuk dalam kosa kata
dasar ini misalnya:
(1) Kata ganti, seperti: Aku (Ana)
(2) Kata tanya, seperti: Apakah (Hal)
(3) Kata depan, seperti : Disini (Fi Huna)
(4) Kata sambung, seperti : Karena (Lianna)
(5) Kata petunjuk, seperti : Itu (Hunaaka)
(6) Kata yang berhubungan dengan kekerabatan, seperti:
Suami (Zaujun)
b) Kosa Kata Umum
Kosa kata umum adalah kosa kata yang umum
digunakan oleh seluruh masyarakat pemakai bahasa yang
terdapat pada negara/daerah yang bersangkutan.11
Kosa kata umum ini selain tempat penggunaannya
luas, maknanyapun dipahami secara luas dan sering kali
digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari, misalnya: kata
10
Pateda Mansoer, Kosa Kata . . . . , h. 79
11
Ibid
jalan (Thoriqun). Kata jalan (Thoriqun) yang banyak
dikenal oleh pembicara dan dipahami maknanya secara luas.
Bila dihubungkan dengan pembidangan kosa kata,
maka kata jalan termasuk ke dalam kosa kata bidang
transportasi, tetapi karena maknanya dipahami secara luas
maka pemakaiannya tidak hanya dalam bidang transportasi
saja, namun bisa juga digunakan pada tempat-tempat yang
lain.
c) Kosa Kata Khusus
Kosa kata khusus adalah kata yang khusus
digunakan dalam bidang ilmu, bidang kegiatan tertentu,
atau di lingkungan tertentu.12
Dan adapun yang termasuk dalam kosa kata khusus
ini, misalnya kata: suntik (Hapnatun), kata suntik ini
berhubungan dengan bidang kedokteran, dan biasa
digunakan di Rumah Sakit.
Jadi, kosa kata khusus ini hanya akan dipergunakan
oleh pembicara pada tempat-tempat tertentu yang berkaitan
langsung dengan kata tersebut dan pembicara jarang
menggunakan kata-kata tersebut bila bukan pada tempatnya.
12
Ibid
d) Kosa Kata Konkrit
Kosa kata konkrit adalah kata-kata yang
menunjukkan pada objek yang dapat dilihat, didengar,
dirasa, dibau. Dalam bahasa Arab kosa kata konkritini sama
dengan ismun (kata benda) yang mana kata-kata ini bisa
dilihat dengan jelas oleh indera manusia,13
umpamanya:
(1) Kosa kata yang dapat dilihat, contohnya: Buku
(Kitabun)
(2) Kosa kata yang dapat didengar, contohnya: Bunyi
(Shoutun)
(3) Kosa kata yang dapat dirasa, contohnya: manis
(Halwun)
(4) Kosa kata yang dapat dibau, contohnya: harum
(Syaziyyun)
e) Kosa Kata Abstrak
Kosa kata abstrak adalah kata-kata yang
menunjukkan kepada sifat, konsep atau gagasan.14
Kosa
kata ini kebalikan dari kosa kata konkrit, dimana wujud dari
kosa kata abstrak tidak nampak, kosa kata ini hanya bisa
dibayangkan dan hanya ada dalam angan-angan pembicara.
Seorang pembicara bisa menggunakan kosa kata ini
dalam berkomunikasi karena si pembicara sudah dapat
13
Ibid
14
Ibid
membayangkan atau menangkap maksud dan makna dari
kata-kata tersebut.
f) Kosa Kata Asli
Kosa kata asli adalah kata-kata yang dalam bahasa
tertentu yang bukan berasal dari bahasa lain.15
Kosa kata asli telah diciptakan oleh pemakai bahasa
yang bersangkutan dan digunakan secara turun-temurun.
Kehadiran kosa kata asli ini sudah lama dan usianya pun
sama dengan pemakai bahasa yang bersangkutan.
Kosa kata asli ini bisa berubah bentuk, lafaz dan
juga maknanya, semua itu bergantung pada perkembangan
si pemakai bahasa.
g) Kosa Kata Serapan
Kosa kata serapan adalah kata-kata yang diserap dari
bahasa lain. Kata-kata yang diserap itu tidak ada konsepnya
dalam bahasa yang menyerap, sementara pemakai bahasa
yang bersangkutan membutuhkan konsep dan labelnya.16
Sebagaimana diketahui bahwa setiap bahasa tidak
mungkin memiliki kosa kata yang sempurna, dalam artian
semua kebutuhan pemakai bahasa terpenuhi dengan adanya
kosa kata yang tersedia. Betapapun majunya suatu bangsa
15
Ibid, h. 81
16
Ibid
dan kayanya suatu bahasa tertentu pasti akan memiliki kosa
kata yang terbatas.
Peristiwa ini membuktikan bahwa ketidak
sempurnaannya manusia sebagai pemakai bahasa. Dan
adapun kata-kata yang diserap itu kadang bergantung pada
tekanan pergaulan antara pemakai bahasa Arab dengan
bahasa Belanda lebih banyak tertuju pada masalah
tekhnologi, maka kata-kata yang diserap ke dalam bahasa
Arab adalah masalah tekhnologi.
Contoh kosa kata bahasa Arab yang diserap dari
bahasa Belanda adalah:
(1) Televisi
(2) Telepon
(3) Radio
2) Struktur Kalimat
Dalam Bahasa Arab, struktur kalimat juga dapat disebut
dengan Jumlah, yaitu “salah satu pokok bahasan dalam Bahasa
Arab yang membahas tentang pembentukan kata maupun
pembentukan kaliamat serta kaidah-kaidah yang berkaitan
dengan pembentukan keduanya” (Sukamto, Munawari, 2004:
VII).
Dalam buku tata Bahasa Arab yang diterjemah dari kitab
Annahwul Wadlih disebutkan bahwa ada 2 macam Jumlah,
yaitu: (1) Jumlah fi‟liyah dan (2) Jumlah Ismiyah” (Ismail,
1991: 54).
Lebih lanjut Ismail menjelaskan bahwa jumlah fi‟liyah
adalah jumlah yang terdidri dari fi‟il (kata kerja) dan fa‟il
(pelaku), seperti (a) (Srigala itu melolong),
(b) (Utsman telah menulis). Jika diperhatikan dari
kedua contoh tersebut di atas, makan jelas terlihat bahwa setiap
kalimat tersebut terdiri dai fi‟il dan fa‟il. Sehingga disebutlah
susunan kalimat ini dengan Jumlah Fi‟liyah. (Ismail, 1991: 54).
Sedangkan yang dimaksud dengan jumlah Ismiyah
adalah: Jumlah yang terdiri dari mubtada‟ dan khabar seperti:
(1) (Rumah itu luas), (2) (Jalan itu
sempit). Kedua contoh ini adalah kalimat sempurna dan setiap
kalimatnya terdiri dari dua isim. Isim yang pertama disebut
dengan Mubtada‟(permulaan kalimat), dan isim yang kedua
disebut dengan Khabar (isim yang dirofa‟kan yang disusun
bersama dengan Mubtada‟). Karena kalimat-kalimat di atas
terdiri dari mubtada‟ dan khabar dan dimualai dari kalimat Isim,
maka dinamakanlah dengan Jumlah Ismiyah (Ismail, 1991:55).
3) Memahami Makna Kata/Kalimat
Memahami makna kalimat, erat kaitannya dengan
penguasaan kosa kata dan struktur kalimat, karena merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam pembahasan ini,
penulis akan menguraikan beberapa karakteristik makna kata
yang terkadang tidak terdapat dalam tata Bahasa Arab.
Karakteristik tersebuat antara lain:
a) Kaidah yang bekaitan dengan Gender (Muzakkar/Muannas)
Setiap kata benda atau kata kerja yang digunakan
harus sesuai dengan kaida-kaidah tentang gender, harus
dikategorikan dengan Muzakkar dan Muannasnya.
Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya
penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau
Muannas (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang
sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan)
dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa
saja (untuk benda dan lain-lain).
Contoh Isim Mudzakkar (laki-laki)
('Isa)
(putera)
(sapi jantan)
(laut)
Contoh Isim Muannas (Perempuan)
(Maryam)
(puteri)
(sapi betina)
(angin)
Dari segi bentuknya, Isim Muannas biasanya
ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya
yaitu:
Ta Marbuthah ( ). Misalnya: (Fathimah),
(sekolah)
Alif Maqshurah ( ). Misalnya: (Salma),
(manisan)
Alif Mamdudah ( ). Misalnya: (Asma'),
(pirang)
Namun adapula Isim Muannas yang tidak
menggunakan tanda-tanda di atas. Misalnya: (angin),
(jiwa, diri), (matahari).
Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang
menggunakan Ta Marbuthah. ( ). Contoh:
(Hamzah), (Thalhah), (Muawiyah).17
17
http://arabbahasamudah.blogspot.com/2012/12/mengenal-struktur-bahasa-arabkaidah.html
b) Kaidah yang berkaitan dengan jumlah bilangan (Mufrod,
Mutsanna dan Jama‟). Kata benda atau kata kerja yang
digunakan harus sesuai dengan jumlah bilangannya.
Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi
tiga:
(1) Isim Mufrad (tunggal) kata benda yang hanya satu atau
sendiri.
(2) Isim Mutsanna (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
(3) Isim Jamak (plural) atau kata benda yang jumlahnya
lebih dari dua.
Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan
yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( ), baik untuk
Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats.
Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua
macam:
(1) Jamak Salim ( ) yang bentuknya beraturan:
adalah bentuk kata yang dapat di masuki wawu dan nun
di akhir kata. Contoh
(2) Jamak Taksir ( ) yang bentuknya tidak
beraturan.
Isim Mufrad, Isim Mutsanna dan Isim Jamak Salim
ada yang tergolong Isim Mudzakkar dan adapula Isim
Muannas. Misalnya:
(seorang muslim) --> Mufrad Mudzakkar
(seorang muslimah) --> Mufrad Muannas
(dua muslim) --> Mutsanna Mudzakkar
(dua muslimah) --> Mutsanna Muannas
(muslimin) --> Jamak Salim Mudzakkar
(muslimat) --> Jamak Salim Muannas
Sedangkan Isim Jamak Taksir semuanya
digolongkan Isim Muannas.18
c) Kaidah yang berkaitan dengan waktu (Madli, Hal dan
Istiqbal) mengandung waktu kapan pekerjaan itu
dikerjakan, baik waktu lampau (Madli), waktu sekarang
(Hal) dan yang akan datang (Istiqbal).
d) Kaidah yang berkaitan dengan bentuk (binak) dan
perubahan (I‟rob) (Marfu‟/baris dapan, Manshub/baris atas,
Majrur/baris bawah dan Majzum/baris mati). Setiap kata
benda atau kata kerja yang digunaka dalam Bahasa Arab
18
Ibid.
mempunyai bentuk tertentu dan kaidah perubahannya sesuai
dengan statusnya dalam kalimat.
e) Kaidah yang berkaitan dengan kata ganti (Dlamir). Karena
Bahasa Arab mempunyai tingkatan dalam penggunaan
Dlamir yang sangat sering, baik kata ganti manusia maupun
yang lainnya.
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi
untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/
seseorang ataupun sekelompok benda/orang.
Menurut fungsinya dalam kalimat, ada dua golongan
Dhamir yaitu:
(1) Dhamir Rafa' ( ) yang berfungsi sebagai
Subjek.
(2) Dhamir Nashab ( ) yang berfungsi sebagai
Objek.
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata,
sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau
harus terikat dengan kata lain.
Dalam contoh kalimat yang tadi:
(Dia menyayangi mereka)
Kata (dia) adalah Dhamir Rafa'
Kata (mereka) adalah Dhamir Nashab.
2. Bahasa Arab
a. Pengertian Bahasa Arab
Sebelum menjelaskan pengertian bahasa Arab, terlebih
dahulu penulis menjelaskan pengertiaan dari bahasa. Yang dimaksud
dengan bahasa adalah: “sarana komunikasi untuk berbicara agar kita
dapat saling mengerti apa yang kita maksudkan”(Hamzan-Nanda
Santoso,1996:38).
Pendapat lain mengatakan: Bahasa ialah lafaz/ucapan yang
dipakai oleh setiap kaum untuk nmenyampaikan maksud/keinginan”
(Golayani, 1994:7).
Dari defenisi di atas dapat kita pahami bahwa yang
dinamakan dengan bahasa adalah sarana komunikasi untuk
menyampaikan keinginan agar dipahami oleh orang lain (lawan
bicara). Sejalan dengan defenisi di atas, tokoh lain memaparkan
bahwa:
“termasuk dalam bahasa ialah perkataan, sopan santun,
tingkah laku serta isyarat anggota badan. Bahasa diperlukan
untuk berkomunikasi, untuk menyampaikan pesan dari
seseorang kepada orang lain, dari pembicara penulis kepada
pendengar/pembaca (Sudiati-Widyamartaya,1996:9).
Begitu pula halnya dengan Bahasa Arab yang mula- mula
berasal, tumbuh dan berkembang di Negeri Arab, yang dipergunakan
oleh orang Arab untuk menyatakan maksud dan tujuannya
sebagaimana yang telah diungkapkan oleh seorang ahli dalam
Bahasa Arab “Bahasa arab adalah ungkapan yang dipergunakan oleh
bangsa Arab untuk menyatakan maksud dan tujuan mereka”
(Galayaini, 1991:31).
Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat penting untuk di
pelajari bagi setiap orang terutama kaum muslimin, sebab Bahasa
Arab disamping sebagai alat untuk berkomunikasi manusia dengan
sesamanya, juga sebagai alat berkomunikasi kaum muslimin kepada
Allah SWT disaat beribadah semisal sholat, zikir dan doa-doa
lainnya, sebab sholat yang di ucapkan dengan selain Bahasa Arab,
maka sholatnya tidak sah/batal.
b. Dasar dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Siswa
Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai sumber hukum Islam yang
paling utama dalam Islam harus dijadikan sebagai pandangan dan
pedoman hidup bagi umat Islam, karena Al-Qur‟an dan Al-Hadits
tidak hanya mengatur hubungan antara makhluk dan penciptanya,
tetapi juga mengatur pergaulan manusia dengan sesamanya,
termasuk juga di dalamnya mengatur dan mengajarkan tentang
pedidikan, yang harus sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
Di antara ayat-ayat dalam Al-Qur‟an yang menjelaskan
tentang dasar-dasar pembelajaran Bahasa Arab adalah saegai berikut:







“Sesungguhnya kami jadikan Al-Qur;an itu dalam bahasa Arab
supaya kamu memahaminya” (Q.S. Az-Zukhruf : 3).19
19
Depag RI, 2005 : 390
Sedangkan tujuan dari pengajaran Bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah sebagai sekolah umum yang berciri khas agama adalah:
“Agar siswa menguasai secara aktif dan fasif dengan kekayaan kosa
kata dan idiomatic 300 yang disusun dalam berbagai struktur
( ) dan kalimat ( ) serta pola kalimat ( )
yang diprogramkan, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat
berkomunikasi dan memahami buku-buku khususnya yang
berbahasa Arab” (Hidayat, Matsne, 1994: V).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman Bahasa arab
siswa
Bahasa Arab ialah “kalimat-kalimat yang digunakan oleh
orang Arab untuk menyampaikan tujuan dan keinginan
mereka”(Galayaini,1994:7). Dan kemurnian Bahasa Arab ini
terpelihara dengan adanya Al-Qur‟an, Hadits Rasulullah SAW Serta
Sya‟ir-sya‟ir Arab. Dengan demikain terjaganya kemurnian dengan
tiga hal tersebut dapat mempengaruhi perjalanan serta kemurnian
Bahasa Arab itu sendiri.
Dalam buku Psikologi belajar, Muhibbin Syah menjelasakan:
Bila seseorang siswa ingin menguasai Bahasa Arab secara
baik serta mampu berkomunikasi dengannya secara aktif dan
juga dapat mengaplikasikannya dalam memahami kitab
kuning, maka setiap siswa dalam belajar Bahasa Arab dan
juga pelajaran-pelajaran lainnya harus aktif, karena siswa
merupakan subyek yang belajar yang menjadi fokus atau
pusat dari setiap usaha pendidikan (Muhibbin Syah,1999:4).
Lebih lanjut dijelaskan dalam buku tersebut sabagai berikut:
Menurut konsep psikologi belajar, siswa akan belajar dengan
lebih efektif jika:
1) Siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar dan
tidak hanya mendengarkan Guru berbicara.
2) Siswa akan memahami dari apa yang diharapkan guru
darinya.
3) Siswa memperoleh pengetahuan dari kinerjanya sendiri.
4) Siswa, seperti juga semua orang, belajar dari
keberhasilan maupun dari kesalahan.
5) Apa yang dipelajari siswa bermakna bagi dirinya.
6) Dalam pembelajaran siswa memperoleh peluang untuk
berhasil.
7) Disamping belajar dengan hal-hal yang memungkinkan
dia mengalami sukses, siswa perlu memperoleh
kesempatan untuk ditantang.
8) Dalam proses pembelajaran diterapkan variasi, metode
dan tehnik yang menarik.
9) Siswa mendapat peluang untuk melakukan sesuatu
(learning by doing) (Muhibbin Syah,1999:4-6).
Di samping itu pula, dalam pembelajaran Bahasa Arab aktif
diterapkan pula beberapa metode pengajaran. Untuk merangsang dan
meningkatkan minat belajar siswa dalam bahasa arab, hendaknya
seorang guru tidak hanya menggunakan satu metode pengajaran saja,
namun hendaknya menggunakan berbagai macam metode yang
berpariasi dan menarik. Di antara metode yang hendak diterapkan
seorang guru yang akan mendukung siswa aktif ialah dapat penulis
rangkum sebagai berikut:
1) Metode Ceramah
Meskipun banyak kritik yang dilontarkan terhadap
Metode ceramah, karena sifat utamanya yang kurang memberi
peluang kepada siswa untuk aktif, namun metode tersebut tetap
diperlukan, apabila guru akan menjelaskan cara dan prosedur
kegiatan yang ditugaskan kepada siswa. Demikian juga untuk
member struktur tetrhadap bahan belajar yang dipelajari sendiri
oleh siswa yang memungkinkan siswa salah memahami konsep
yang terkandung dalam bahan pelajaran (Suparno, 2000: 15).
Dalam suatu demonstrasi misalnya, diperlukan
penjelasan awal, maupun kesimpulan akhir yang dilakukan
dengan jalan menuturkan secra lisan tujuan, dasar, langkah-
langkah apa yang akan dilakukan dan kesimpulan apa yang
dapat ditarik dari suatu demonstrasi.
Ceramah atau pemaparan oleh guru akan efektif apabila
diselangi dengan tanya jawab, contoh-contoh, peragaan, maupun
media yang cocok dengan pokok bahasan, serta diakhiri dengan
penugasan ataupun evaluasi untuk pemahaman siswa.
2) Metode Demonstrasi
Banyak hal yang dipelajari melalui contoh. Perilaku
sopan, jujur, taat beribadah sangat efektif dipelajari melalui
keteladanan. Demonstrasi juga dilakukan apabila siswa akan
mempelajari suatu prosedur kerja. Oleh karena itu, demonstrasi
harus direncanakan dengan seksama dan terstruktur dengan
baik, agar siswa dapat mencermati perilaku atau langkah-
langkah kegiatan yang benar. Bagaimana seseorang menjadi
imam dalam mengerjakan shalat berjamaah, mengambil air
wudlu‟ maupun melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur‟an adalah
diantara contoh-contoh belajar yang dapat dilakukan melalui
demonstrasi. Untuk pelajaran keterampilan, pendidikan jasmani,
dan memimpin suatu diskusi misalnya, diperlukan demonstrasi.
Penjelasan selama demonstrasi dapat meningkatkan efektifitas
pembelajaran, karena siswa dapat memahami apa yang terjadi
(Suparno,2000:16).
Tidak dapat dipisahkan dari kegiatan demonstrasi oleh
guru atau nara sumber adalah kegiatan siswa untuk
memperaktekkan apa yang didemonstrasikan. Guru harus
memperkirakan berapa lama latihan/praktek yang akan
dilakukan, berapa lama jarak waktu antara demonstrasi dan
praktek dan berapa kali siswa harus melakukan praktek. Dan
juga harus dipertimbangkan apakah sebaiknya latihan itu
terpencar waktu atau terpusat pada satuan waktu tertentu
(misalnya satu kali dalam dua jam penuh, atau 4 x 30 menit
secara terpisah-pisah). Setelah praktek yang dipandu oleh guru,
siswa juga harus diberi kesempatan untuk melakukannya sendiri
tanpa pengawasan guru.
Umpan balik diberikan guru secara spesisfik untuk
memperbaiki hasil kerja siswa, memberikan penghargaan
terhadap hasil pekerjaan siswa yang sudah baik dan memberi
bantuan kepada siswa untuk melakukan perbaikan terhadap
pekerjaan yang masih belum memadai.
3) Metode Diskusi
Diskusi dapat dilakukan oleh siswa apabila mereka
sudah memiliki kecakapan berbicara secara teratur, logis dan
menggunakan perbendaharaan kata yang memadai. Diskusi
merupakan dialog antara dua orang atau lebih untuk menemukan
perbedaan, persamaan, kejelasan dan memecahkan masalah
secara verbal/lisan (Suparno,2000:17).
Hal ini tidak membatasi kemungkinan untuk memulai
melatih siswa di kelas MTs. Mungkin siswa kelas IX sudah
dapat berdiskusi secara memadai. Di beberapa tempat mungkin
dapat dimulai lebih awal. Keterampilan yang menjadi prasyarat
untuk melakukan diskusi adalah kecakapan berbicara dan
bertanya. Guru harus menuntun siswa untuk membedakan
pertanyaan yang layak didiskusikan dan pertanyaan biasa.
Pertanyaan diskusi menghendaki jawaban lebih dari satu.
Pada tahap-tahap awal sebaiknya diskusi kelas lebih dahulu
dipimpin oleh guru, siswa terpilih kemudian dijadikan
pemimpin diskusi. Aturan untuk menuggu giliran berbicara,
memfokuskan masalah, menyimpulkan hasil adalah kegiatan
yang harus ada di dalam diskusi.
4) Metode Kerja Kelompok
Metode ini bermanfaat untuk melatih siswa untuk dapat
bekerja sama, suatu kecakapan yang sangat diperlukan dalam
kehidupan di masyarakat.
Kerja kelompok dilakukan oleh sejumlah siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas tertentu. Jumlah anggota kelompok
harus diatur sedemikian rupa agar terjamin partifikasi aktif dari
setiap siswa. Jangan sampai ada anggota yang hanya ikut
menumpang kepada kerja orang lain. Dalam hal ini sangat
penting untuk mengatur pembagian tugas dan menagih tanggung
jawab anggota. Kerja kelompok dapat dibentuk atas dasar:
a) Minat Siswa
b) Tempat tinngal
c) Kemampuan
Dalam kelompok yang dibentuk berdasarkn kemapuan,
ada dua macaam pengelompokan:
a) Kelompok dengan kemampuan seragam, dan
b) Kelompok dengan kemampuan berbeda.
Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam
kelompok yang homogeny, laju kelompok bisa cepat, namun
proses berbagi rasa dan kecakapan agak kurang. Sedangkan
dalam kelompok heterogen, laju kegiatan agak terlambat, namun
proses berbagi rasa dan pengalaman dapat terjadi terlebih-lebih
intensif. (Suparno, 2000:22).
B. Faktor Penyebab Lemahnya Siswa dalam Pembelajaran Qawaid
1. Bahasa itu sendiri
Ini merupakan faktor utama lemahnya siswa dalam
pembelajaran qawa‟id. Dalam pembelajaran qawa‟id, siswa mempelajari
kaedah bahasa Arab fusha, dan berusaha untuk mengaplikasikannya
dalam kehidupan, akan tetapi di lingkungan rumah, sekolah tersebar
bahasa Arab „amiyah, dan tentu saja hal itu akan sangat mempengaruhi
siswa.
2. Kurikulum Pembelajaran
Adanya pemilihan dan penetapan urikulum yang tidak sesuai
dengan karakteritik dan kebutuhan siswa.
3. Metode Pembelajaran
Metode merupakan suatu yang sangat penting dalam
pembelajaran, karena sebaik apapun materi yang disampaikan jika
metodenya tidak tepat maka akan sis-sia saja.
4. Guru
Guru merupakan sosok yang ditiru dan digugu, dan jika seorang
guru tidak memiliki kompetensi yang seharusnya dimilikinya, maka akan
membawa pengaruh buruk terhadap pembelajaran siswa.20
20
http://fzil.wordpress.com/2012/05/20/metode-pembelajaran-qawaid/
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam menyusun penelitian ini, penulis menggunakan data Field
research (penelitian lapangan). Jenis penelitian yang dimaksud di sini adalah
jenis pengumpulan data yang dimana penulis langsung terjun ke lapangan
untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya sebagai bahan
kajian data. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif.
Dalam hal ini penulis berusaha untuk mempublikasikan metode
pengajaran bahasa Arab dari hasil penelitian langsung yang juga berusaha
untuk menemukan dan memberikan solusi alternatif dari metode yang
dianggap praktis, efektif dan efisien sebagai rujukan pengajaran bahasa Arab.
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.21
Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs. Al-
Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013/2014. Jumlah populasi
penelitian ini ada 17 siswa.
21
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasa Evaluasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1992, Hal:
102
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau keseluruhan yang mewakil
dari populasi yang diteliti.22
Berdasarkan pendapat tersebut
diharapkan sampel dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada
dan mampu dijadikan cerminan yang representatif atau sesuatu yang
dapat menggambarkan secara makro keadaan populasi.
Untuk teknik sampling penulis menggunakan teknik
pengambilan sampel tanpa didasari rekaan semata-mata akan tetapi
memilih semua siswa sebagai sampel yaitu sebanyak 17 siswa.
2. Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan
penelitian atau sebagian faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala
yang akan diteliti.23
Adapun variabel dalam penelitian terdiri dari:
a. Variabel X, yaitu Penerapan Pembelajaran Qowaid yang meliputi:
1) Penguasaan materi ajar oleh guru.
2) Penggunaan metode oleh guru.
3) Proses pembelajaran oleh guru.
4) Penggunaan media pengajaran oleh guru.
b. Variabel Y, yaitu meningkatkan pemahaman bahasa Arab siswa.
1) Menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata yang
disediakan.
22
Saefuddin Azwar, Op. Cit, Hal: 49
23
Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1989, hal. 79
2) Melakukan tanya jawab dengan mufrodat dan struktur kalimat
yang diajarkan.
3) Menggunakan mufrodat dengan tepat dalam kalimat-kalimat
yang disediakan.
4) Menggunakan pola-pola kalimat maupun ungkapan-ungkapan
yang telah mereka pelajari
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan:
a. Data Kepustakaan
Data kepustakaan ini penulis gunakan untuk memperoleh
landasan teori yang berkenaan dengan tema penelitian. Landasan
teori ini penulis gunakan sebagai landasan dasar bagi praktek
penelitian di lapangan.
b. Data Lapangan
Untuk mengumpulkan data-data yang sesuai dan
dibutuhkan, penyusun menggunakan pendekatan yakni Field
Research atau penelitian lapangan yakni penelitian yang dilakukan
dalam kancah kehidupan sebenarnya.24
Adapun metode-metode yang digunakan dalam Field
Research adalah :
24
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riserch Sosial, Penerbit Alumni, Bandung, 1980, hal.
78
1) Metode Angket
Angket disebut juga kuensioner yaitu sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam artian laporan tentang pribadinya atau hal
yang ia ketahui.25
Adapun angket yang digunakan adalah angket tertutup
dalam hal ini jawaban telah tersedia dan responden tinggal
memilih jawabannya.
2) Metode Interview
Interview atau biasa disebut wawancara kuesioner lisan
adalah pengumpulan data dengan cara sistematis dan
berlandaskan pada tujuan penelitian.26
Ini dilakukan
pewawancara untuk memperoleh data yang diharapkan mampu
memberikan informasi dari yang diwawancarai (nara sumber).
3) Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu metode ilmiah dengan
cara pengamatan dan pencatatan secara sistematik atas
fenomena yang diselidiki.27
Observasi ini penulis lakukan
dengan mengamati langsung dan terjun langsung kedalam
proses belajar mengajar sebagai reaksi dari wawancara yang
telah dilakukan sebelumnya.
25
Ibid, h. 124
26
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 46
27
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1994, hal. 136
4) Metode Dokumenter
Dokumenter adalah sekumpulan data verbal yang
berbentuk tulisan, foto, dan sebagainya.28
Dengan metode ini,
maka peneliti mengambil dan menyelidiki data-data tertulis.
Penggunaan ini mengandung maksud untuk mendapatkan data
yang berupa keadaan siswa/santri, ustadz-ustadzah dan
masyarakat sebagai wali santri.
28
Lexy J. Maleong, Op. Cit., hal. 190
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat MTs. Al-Mu’ini Sesela
MTs. Al-Mu‟ini Sesela berada di wilayah Desa Sesela Kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. MTs. Al-Mu‟ini di dirikan oleh
TGH. M. Yusuf pada tahun 1973. Sejak berdirinya MTs. Al-Mu‟ini telah
di Kepalai oleh beberapa orang Kepala Sekolah, sehingga MTs. Al-
Mu‟ini Sesela semakin hari semakin berkembang, dan pada tahun 2009
MTs. Al-Mu‟ini terakreditasi dengan nilai B (Akreditasi B).29
2. Visi dan Misi MTs. Al-Mu’ini Sesela
Visi :
Mencetak Insan yang Bertaqwa, Berwawasan Luas, Berkepribadian
Bebas dan Berakhlakul Karimah.
Misi :
Menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari
melalui kegiatan ibadah.
Melaksanakan pendidikan dan pengajaran dengan menekankan pada
penguasaan bahasa asing.
Menjadikan siswa mempunyai pandangan yang egaliter terhadap
semua kelompok dan golongan.
Menanamkan etika dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
29
Dokumentasi: Dikutip dari Buku Sejarah Berdirinya Yayasan Ponpes Al-Mu‟ini Sesela, h. 1
3. Letak Geografis MTs. Al-Mu’ini Sesela
Lokasi MTs. Al-Mu‟ini Sesela ini sangat strategis karena berada
tepat dipinggir jalan raya, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat
sekitarnya.
Adapun batas-batas wilayah MTs. Al-Mu‟ini Sesela sebagai
berikut ;
a. Sebelah Timur : Persawahan
b. Sebelah Barat : Perumahan Penduduk
c. Sebelah Utara : Perumahan Penduduk
d. Sebelah Selatan : Jalan Raya.30
Identitas Sekolah ;
1) Nama Madrasah : MTs. Al-Mu‟ini Sesela
NSS : 121252010045
Alamat : Jalan Pesona Dusun Sesela Kebun Lauk
Desa Sesela Kecamatan Gunungsari
Kabupaten Lombok Barat.
Tahun Berdiri : 1984
Status Madrasah : Swasta
Status Tanah : Milik Sendiri
Jumlah Guru : 16 orang
Jumlah TU : 2 orang
Penjaga Sekolah : 1 orang
30
Dokumentasi, Papan Data MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal 17 Januari 2014
2) Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Din Hary Fitriady, M.Ag
Pendidikan Terakhir : S2
Status Kepegawaian : Non PNS
Agama : Islam.31
4. Keadaan Guru dan Karyawan MTs. Al-Mu’ini Sesela
a. Staf Pengajar
Staf pengajar atau pendidik merupakan salah satu komponen
penting dalam suatu institusi pendidikan tertentu. Pendidik atau
pengajar sangat menentukan transformasi suatu pengetahuan.
Tugas dari staf pengajar adalah melakukan kegiatan yang
menyangkut keberlangsungan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
proses KBM di Sekolah/Madrasah sangat menentukan kualitas suatu
sekolah.
KBM tersebut bukan hanya menyangkut pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas, tetapi seorang pengajar harus
menentukan persiapannya sebelum mengajar. Diantaranya seorang
menentukan persiapannya sebelum mengajar. Diantaranya adalah
menentukan metode yang tepat dan media yang sesuai, yang
semuanya itu tercakup dalam Satuan Pembelajaran (SP) dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga dapat diketahui
apakah seorang pengajar sudah berhasil melaksanakan tugasnya atau
31
Dokumentasi, Profil MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal 17 Januari 2014
belum dengan melihat kondisi peserta didik dalam penguasaan
materi yang telah disampaikan.
b. Guru Pembimbing
Tugas dari guru pembimbing adalah mengadakan koordinasi
dengan wali-wali kelas dan wali murid, menyusun program
bimbingan dan penyuluhan.
c. Karyawan
Karyawan di MTs. Al-Mu‟ini Sesela ini adalah yang
mempunyai keahlian dan ketrampilan dalam bidangnya sendiri-
sendiri.
Dari hasil observasi dan pengamatan yang kami lakukan,
semua guru-guru yang ada di MTs. Al-Mu‟ini Sesela adalah Sarjana
Pendidikan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing dan
tentunya memiliki professionalisme dan dedikasi yang tinggi pada
bidang pendidikan.
Adapun nama-nama dan jumlah guru yang terdaftar sebagai
pengajar di MTs. Al-Mu‟ini Sesela sebanyak 18 orang Guru, 1 orang
TU, dengan perincian sebagai berikut :
TABEL I
DAFTAR GURU DAN KARYAWAN
MTs. AL-MU’INI SESELA TAHUN PELAJARAN 2013-201432
No Nama Guru L/P
Mata
Pelajaran
Jabatan
1. Din Hary Fitriady, M.Ag L Bahasa Inggris Kamad
2. Nil Askina Rahmah, S.Pd.I P Bahasa Inggris Wakamad
3. Ana Faizati, S.Ag P Fiqih Bendahara
4. Munawir L Bahasa Arab GTY
5. Listia Wati P IPS / PKn GTT
6. Laelal Murad P Matematika GTY
7. Suryadi, S.Pd.I L TIKOM GTY
8. Sri Fuji Astuti, S.Ag P Qur‟an Hadits GTY
9. Faizah, S.Pd.I P SKI GTY
10. Mura‟ah, S.Pd.I P IPA GTY
11. Helwati Rahmah, S.Pd.I P Aqidah Akhlak GTY
12. Mujiati P Bahasa Indonesia GTY
13. Abd. Rasyid L IPA GTY
14. Raihan P IPS GTY
15. Pahriani, QH P Mulok GTY
16. Hafizin, S.Ag L Pengembangan Diri GTY
17. Lutfi, S.Pd.I L Mulok GTT
18. M. Amin Hidayatullah, L Penjaskes GTY
19. Melani, S.Pd.I P - TU
32
Dokumentasi, Papan Data MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal 17 Januari 2014.
5. Sarana dan Prasarana Sekolah
Manajemen sarana pendidikan adalah segenap poses penataan
yang bersangkut paut dengan penataan yang bersangkut paut dengan
pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar
tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Sarana prasarana merupakan komponen perlengkap dalam
pelaksanaan pengajaran dan pendidikan di suatu instansi pendidikan.
Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai, tujuan pendidikan
tidak akan berjalan dengan lancar dan maksimal.
Kegiatan pengelolaan dalam sarana dan prasarana ini meliputi
kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan
inventarisasi, dan penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan
prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih,
rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi
guru maupun murid untuk berada di sekolah.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs. Al-
Mu‟ini Sesela dapat terlihat pada table berikut ini ;
TABEL II
KEADAAN GEDUNG MTs. AL-MU’INI SESELA
TAHUN 201433
No Jenis Ruangan Jumlah
Kondisi Ruangan
KET
B RR RB
1. Ruang Kelas 3 3
2. Ruang Kepala Madrasah 1 1
3. Ruang Guru 1 1
4. Ruang TU 1 1
5. Perpustakaan 1 1
6. R. Lab. Komputer 1 1
7. Ruang UKS 1 1
8. Aula 1 1
9. Mushalla 1 1
10. WC Siswa 1 1
11. WC Guru 1 1
12. Meja Siswa 45 15 20 10
13. Meja Guru 3 3
14. Bangku Siswa 45 15 20 10
15. Bangku Guru 3 3
16. Lemari 6 1 3 2
17. Sumur 8 1 7
18. Gudang 1 1
33
Dokumentasi, Profil MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal, 17 Januari 2014
6. Keadaan Siswa MTs. Al-Mu’ini Sesela
Siswa merupakan unsur pokok dalam pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Siswa adalah faktor penting kedua setelah
guru, karena dalam proses pengajaran, guru langsung berhadapan dengan
siswa, yang masing-masing memiliki perbedaan kemampuan kecerdasan,
karakter dan latar belakang sosial dan ekonomi. Dari latar belakang
kedaerahan, mayoritas siswa-siswi yang belajar di MTs Al-Mu‟ini Sesela
berasal dari daerah sekitar Kecamatan Gunungsari. Rata-rata dari mereka
mempunyai minat yang tinggi dalam belajar, selain itu banyak juga dari
mereka yang berusaha mengembangkan bakat dan minat yang mereka
miliki, melalui kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh pihak
sekolah. Adapun siswa pada tahun ajaran 2013/2014 ini adalah:
Kelas VII : 17 anak ( L : 15 anak, dan P : 2 anak )
Kelas VIII : 19 anak ( L : 16 anak, dan P : 3 anak )
Kelas IX : 17 anak ( L : 11 anak, dan P : 6 anak )
Adapun jumlah peserta didik kelas IX berjumlah 17 anak, terdiri
dari 11 anak laki-laki, dan 6 anak perempuan. Daftar nama peserta didik
adalah sebagai berikut :
TABEL III
DAFTAR SISWA KELAS IX MTS. AL-MU’INI SESELA
TAHUN PELAJARAN 2013/201434
NOMOR
NAMA SISWA L/P
Urt Ind
1 ARLI SRI WAHYUNI P
2 BAYYATUN NADRATIH P
3 DANI SAPUTRA L
4 DINI RAHMAN P
5 FITRIANI P
6 GALANG HALKI L
7 HILMAN L
8 MALIKI L
9 M. GUNAWAN AFANDI L
10 MUHASIM L
11 MURNIATI P
12 NIA MAULIDA P
13 RAHIM ISNAN L
14 NURHAKIKI L
15 DANIL HUBAEB L
16 IWAN ROSMAYADI L
17 DONI PRIADI L
7. Struktur Organisasi MTs. Al-Mu’ini Sesela
Untuk mencapai kesempurnaan dalam pelaksanaan proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sebuah sekolah/madrasah maka
diperlukan suatu organisasi yang baik. Organisasi dalam pengertian
34
Dokumentasi, Absensi Siswa MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal, 17 Januari 2014.
umum ialah suatu badan yang mengatur segala kegiatan sehingga
mencapai suatu tujuan. Proses belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan
dengan baik tampa organisasi yang sempurna. Sebab tanpa organisasi
berarti tidak ada koordinasi dn perencanaan serta sasaran yang cukup
jelas. Suatu organisasi yang baik ditandai oleh adanya dasar dan tujuan,
organisasi, personalia, dan perencanaan yang matang.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang akan membentuk
generasi yang beriman, bertaqwa, berwawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar terus
memobilisir aktifitas-aktifitasnya secara sistematis dan dinamis. MTs Al-
Mu‟ini Sesela juga menerapkan system birokrasi yang dipimpin oleh
seorang Kepala Sekolah. Hal ini untuk memudahkan koordinasi, dimana
masing-masing personal bertanggungjawab atas tugas dan pekerjaan
masing-masing.
Keberadaan organisasi sekolah sangat penting untuk kelancaran
program Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), disamping itu juga maju
mundurnya suatu lembaga akan bermuara pada managemen yang
dijalankan pimpinan lembaga yang dipimpinya. Maka untuk lebih
jelasnya mengenai struktur organisasi yang ada di MTs. Al-Mu‟ini Sesela
Kecamatan Gunungsari dapat dilihat pada gambar struktur organisasi
berikut ini :
STRUKTUR ORGANISASI
MTs. AL-MU’INI SESELA KECAMATAN GUNUNGSARI
PERIODE 2013/201435
_____ -
Ket :
________ : Garis Komando dan Tanggung Jawab
----------- : Garis Konsultasi
35
Dokumentasi, Papan Data MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal , 17 Januari 2014.
Kepala Madrasah
Din Hari Fitriady, M.Ag
Waka Kurikulum
Nil Askina Rahmah, S.Pd.I
Ketua Komite
Munawir
Ketua Yayasan
TGH. M. Yusuf
Waka Kesiswaan
Sri Fuji Astuti, S.Ag
Waka Humas
Pahriani, QH
Waka Laboratorium
Suryadi, S.Pd.I
Kepala TU
Melani
Bim. Konsling
Nil Askina Rahmah, S.Pd.I
WALI KELAS
Kelas
VII
DEWAN GURU
SISWA- SISWI
Kelas
VIII
Kelas
IX
B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam
Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa Kelas IX MTs. Al-
Mu’ini Sesela
Mengingat strategi pembelajaran Qawaid sangatlah penting dalam
meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa, yang tentunya
pelaksanaan pembelajaran Qawaid haruslah intensif oleh guru Kelas atau
Guru Bidang Study di MTs. Al-Mu‟ini Sesela dalam rangka
meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa terutama pada mata
pelajaran Bahasa Arab yang dilaksanakan dengan mencakup dua aspek
yaitu kegiatan belajar mengajar (KBM) dan ekstrakulikuler. Materi
Bahasa Arab sebagai salah satu materi yang dapat memberikan wawasan
untuk memahami kaidah Bahasa Arab kepada siswa serta mengetahui
kedudukan setiap kata dalam sebuah kalimat berbahasa arab, yang pada
akhirnya terbentuknya manusia yang sempurna atau yang disebut insan
kamil tentu pelaksanaan pembelajaran Qawaid dapat memberikan
pemahaman materi yang disampaikan kepada objek didik yang baik
sehingga materi yang diajarkan itu dapat ditelaah dan dipahami serta
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kegiatannya, Penerapan Pembelajaran Qawaid pada bidang
studi Bahasa Arab di MTs. Al-Mu‟ini Sesela tidak hanya terletak pada
kegiatan pelaksanaan di kelas sesuai dengan jadwal yang telah ada, akan
tetapi mencakup juga kegiatan di luar jam pelajaran untuk mencapai
tujuan di atas.
Dalam pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Qawaid di MTs. Al-
Mu‟ini Sesela dilakukan dengan berbagai pendekatan di antaranya
adalah:
1. Pendekatan Laboratori (pengalaman)
Pendekatan laboratori bukan hanya digunakan dalam
pengajaran IPA, melainkan dapat diterapkan dalam studi sosial,
psikologi, dan sebagainya, bahkan metode ini merupakan strategi
instruksional. Pendekatan laboratori berdasarkan pada asumsi,
bahwa pengalaman langsung dengan sesuatu yang melibatkan
observasi partisipasi adalah supervisor terhadap metode-metode lain
guna mencapai tujuan-tujuan yang telah diidentifikasikan.36
Pendekatan pengalaman yang diterapkan pada siswa MTs.
Al-Mu‟ini Sesela merupakan pemberian pengalaman dan penerapan
pembelajaran Qawaid kepada siswa dalam rangka meningkatkan
pemahaman siswa tentang kaidah dalam Bahasa Arab. Pendekatan
ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa-siswi
untuk bisa memahami kaidah Bahasa Arab, baik secara individu
maupun sosial, untuk pendekatan pengalaman diterapkan dengan
cara melakukan praktik yang berkaitan dengan materi Bahasa Arab
36
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Bandung: Bumi
Aksara, 2002), h. 130.
agar siswa lebih dapat memahami kedudukan suatu kata dalam
sebuah kalimat.
2. Pendekatan Keagamaan (spiritual)
Pendekatan ini memandang bahwa Bahasa Arab yang
bersumberkan kitab suci Al-Qur‟an dan sunnah Nabi menjadi
sumber inspirasi dan motivasi dalam pendidikan.37
Pendekatan keagamaan yang diterapkan pada siswa MTs. Al-
Mu‟ini Sesela merupakan pemberian kesempatan pada siswa untuk
senantiasa mengamalkan ajaran agamanya terutama yang berkaitan
dengan Al-Qur‟an dan Hadits. Pendekatan pembiasan ini dilakukan
dengan memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk berlatih
membiasakan diri dalam mengamalkan ajaran agama baik itu
dilakukan dengan melakukan shalat berjamaah di sekolah dan
membaca ayat-ayat suci Al-Qur‟an.
Pendekatan keagamaan adalah bertujuan untuk menjadikan
siswa terlatih dalam berbagai persoalan terlebih-lebih persoalan
ibadah yang merupakan kewajiban setiap manusia serta strategi
pembinaan dalam rangka meningkatkan moralitas generasi bangsa.
3. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional merupakan upaya untuk menyentuh
emosi siswa dalam meyakini, memahami ataupun menghayati ajaran
agama. Untuk pendekatan emosioal ini dilakukan pada setiap siswa
37
Arifin, Filsafat Pendidikan, h. 151.
agar dituntut untuk tidak hanya sekedar mengamalkannya, akan
tetapi lebih dari itu sehingga mereka mampu memahami makna yang
terkandung dalam setiap ajaran agama khususnya mata pelajaran
Bahasa Arab itu sendiri seperti halnya ibadah-ibadah lainnya.
4. Pendekatan psikologi kognitif
Pendekatan psikologi kognitif lebih menekankan arti penting
proses internal, mental manusia. Dalam pandangan ahli kognitif,
tingkah laku manusia yang tampak tak dapat diukur dan diterangkan
tanpa melibatkan proses mental, seperti motivasi, keyakinan,
kesengajaan dan sebagainya.38
Pendekatan ini menuntut kepada kita untuk berpandangan
bahwa manusia didik adalah mahluk Tuhan yang berada dalam
proses perkembangan dan pertumbuhan rohaniah dan jasmaniah
yang memerlukan bimbingan dan pengarahan melalui proses
pendidikan.39
Pendekatan psikologi diterapkan pada siswa lebih kepada
pemberian peran rasio dalam memahami dan menerima kebenaran
ajaran agama. Dengan pendekatan ini siswa mampu
mengembangkan daya berfikir mereka dalam memahami dan
menerima kebenaran ajaran agama. Hal ini dilakukan dengan banyak
mengadakan diskusi yang dilaksanakan melalui sistem pembagian
kelompok.
38
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. h. 111.
39
Arifin, Filsafat Pendidikan, h. 137.
5. Pendekatan Fungsional
Di samping empat jenis pendekatan di atas, pada siswa MTs.
Al-Mu‟ini Sesela diterapkan pendekatan fungsional. Pendekatan
fungsional merupakan upaya memberikan atau menyajikan ajaran-
ajaran Bahasa Arab yang dilihat dari segi manfaatnya baik dari segi
ilmu nahwu dan shorofnya.
Berbagai pendekatan tersebut dipraktikkan oleh guru Bahasa
Arab dalam berbagai materi yang tercakup pada Bahasa Arab seperti
kedudukan sebuah kata dalam kalimat berbahasa Arab.
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran Qawa‟id dalam
meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa dapat dilakukan dengan
dua pendekatan yaitu pendekatan individual dan kelompok.
a. Pendekatan individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik
beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing
individu. 40
Pendekatan individul juga merupakan suatu pendekatan yang
dilakukan oleh para guru khususnya guru Bahasa Arab, dalam
membantu individu-individu agar dapat mengatasi masalah yang
berhubungan dengan pembelajaran Qawaid dalam Bahasa Arab pada
diri siswa.
40
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. h. 161.
b. Pendekatan secara kelompok yaitu salah satu metode yang
digunakan oleh guru untuk memberikan semangat belajar dan kerja
sama kepada siswa melalui kegiatan kelompok.
Berangkat dari data-data yang didapatkan oleh peneliti bahwa
penerapan pembelajaran Qawaid khususnya pada bidang studi Bahasa
Arab cukup memuaskan, hal ini terlihat pada perubahan pemahaman
Bahasa Arab siswa.
Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Bahasa Arab di Madrasah
atau sekolah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada
peserta didik dalam memahami, membaca, menulis, membiasakan, dan
menggemari membaca teks-teks berbahasa Arab, baik dari segi Nahwu
dan Shorofnya.
2. Faktor Penyebab Lemahnya Siswa dalam Pembelajaran Qawaid
Dalam kegiatan proses belajar mengajar sebagai suatu proses
menyeluruh yang saling berhubugan antara satu faktor dengan faktor
lainnya, kegiatan sebagai suatu proses tidak bisa lepas dari adanya
kendala-kendala atau hambnatan-hambatan dan kesulitan, begitu juga
halnya dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran Qawaid dalam
meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa kelas IX di MTs. Al-
Mu‟ini Sesela. Hambatan merupakan usaha yang berasal dari diri sesndiri
yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak
konsepsional. Maksud bahwa hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan penerapan pembelajaran Qawaid dalam meningkatkan
pemahaman Bahasa Arab siswa kelas IX di MTs. Al-Mu‟ini Sesela
Lombok Barat itu sendiri, termasuk dalam hal ini, masalah buku
pegangan dan tidak seimbangnya antara materi yang disampaikan dengan
alokasi waktu yang tersedia, metode guru dalam mengajar dan sarana dan
prasarana yang kurang memadai.
Dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran Qawaid dalam
meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa kelas IX di MTs. Al-
Mu‟ini Sesela dipandang telah berjalan lancar, namun bagaimanapun
juga hambatan dankendala tidak bisa terlepas dari setiap gerak langkah
manusia. Adapun hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang
dirasakan guru bidang studi Bahasa Arab di MTs. Al-Mu‟ini Sesela
adalah sebagai berikut:
a. Masalah buku-buku paket atau buku-buku pegangan, guru Bahasa
Arab di MTs. Al-Mu‟ini Sesela. Ia mengalami atau mendapat
hambatan-hambatan yang disebabkan oleh kekurangan buku,
sehingga tidak sedikit waktu yang dipergunakan untuk mencatat
materi yang disampaikan, sementara waktu yang disediakan hanya
90 menit dalam satu kali tatap muka, sehingga materi pelajaran yang
seharusnya selesai dalam satu minggu menjadi tertunda.
b. Tidak seimbang antara materi yang disampaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia, sehingga guru di dalam menyampaikan materi
terkadang tidak habis dan juga dipengaruhi oleh faktor di atas
tersebut.
c. Dalam penyampaian pelajaran di sini guru dituntut untuk memiliki
keterampilan mengajar yang profesional dalam mengajar, sehingga
guru bukan saja mampu menyampaikan materi akan tetapi lebih
dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap anak didiknya. Oleh
sebab itu, guru di dalam mengajar harus mempunyai berbagai
macam metode atau menggunakan metode yang bervariasi, guru
harus dapat menyesuaikan metode apa yang digunakan sesuai
dengan materi yang diajarkan. Disinilah peran seorang guru yang
profesional dalam mengajar, sehingga tercipta suasana dalam
interaksi belajar mengajar di dalam kelas sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
d. Kendala yang cukup dirasakan juga adalah masalah sarana dan
prasarana atau media yang tersedia. Dalam hal ini adalah
perpustakaan yang menjadi sumber belajar siswa masih kurang
memadai, terutama buku-buku pelajaran Bahasa Arab, begitu juga
dengan sarana dan prasarana yang lainnya seperti media
pembelajaran yang masih kurang.
3. Upaya-Upaya dalam Mengatasi Faktor Penyebab Lemahnya Siswa
dalam Pembelajaran Qawaid
Dalam belajar Bahasa Arab tentu kita banyak menemukan
masalah, tetapi disamping itu tentu ada pemecahan untuk menangani
kesulitan pembelajaran Bahasa Arab.
Sementara upaya-upaya yang dilakukan baik oleh guru bidang
studi Bahasa Arab itu sendiri maupun dari pihak sekolah sendiri terhadap
habatan-hambatan di atas adalah sebagai berikut:
a. Usaha yang dilakukan oleh guru bidang studi Bahasa Arab dalam hal
ini untuk mengatasi kekurangan buku-buku paket atau buku
pegangan, terutama buku pegangan untuk siswa, yakni siswa
dianjurkan untuk membeli buku-buku paket atau memfoto kopinya
sehingga mempermudah di dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, serta memberikan tugas kepada siswa untuk mencatat
materi pelajaran di rumah, karena di samping siswa mencatat materi
pelajaran secara tidak langsung siswa melakukan proses belajar
mengajar.
b. Untuk alokasi waktu yang terbatas, guru mengupayakan dengan
memberikan tambahan waktu pelajaran di luar jam pelajaran (les),
sehingga materi yang tersisa bisa diselesaikan, upaya ini dirasakan
cukup efektif karena disamping materi dapat terselesaikan juga
pengembangan materi bisa lebih mendalam.
c. Guru harus memilih metode yang tepat untuk mengajar sehingga
murid benar-benar senang dan giat dalam menerima pelajaran yang
disampaikan.
d. Untuk mengadakan sarana dan prasarana, guru mengkonsultasikan
dengan pihak Madrasah untuk mengupayakan buku-buku pelajaran
khususnya buku Bahasa Arab serta pengadaan media pembelajaran
lainnya yang mendukung lancarnya proses belajar mengajar.
Demikianlah beberapa usaha yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar di
MTs. Al-Mu‟ini Sesela Lombok Barat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian beberapa Bab di atas, dalam penelitian tentang “Penerapan
Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa
di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014” ini dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa dalam penelitian yang telah dilaksanakan tentang Penerapan
Pembelajaran Qawaid di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela ini mampu
meningkatkan pemahaman bahasa arab siswa.
2. Pada umumnya pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Qawaid Dalam
meningkatkan pemahaman Bahasa Arab Siswa Kelas IX di MTs. Al-
Mu‟ini Sesela dilakukan dengan dua pendekatan yaitu: pendekatan
individual dan pendekatan kelompok.
3. Kendala-kendala dalam pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Qawaid
dalam Bahasa Arab dapat dilihat dari masalah buku-buku pelajaran
(paket) dan buku-buku pegangan, masalah alokasi waktu yang tersedia,
metode guru dalam mengajar, dan masalah sarana dan prasarana yang
dimiliki.
4. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru bidang studi Bahasa Arab dalam
mengatasi hambatan-hambatan tersebut yaitu melalui pengupayaan
tambahan pelajaran, memberikan tugas dan mengkonsultasikan secepat
mungkin, menambahkan buku-buku paket atau buku pedoman yang
berkaitan dengan Bahasa Arab dan sarana prasarana dengan pihak
Madrasah dan guru harus memilih metode yang tepat dalam mengajar.
B. Saran
Bagi sekolah hendaknya melengkapi sarana dan prasarana sehingga
hasil yang diperoleh lebih maksimal dan tujuan pembelajaran bisa tercapai,
serta meningkatkan profesionalitas guru.
Bagi Guru. Guru hendaknya lebih mampu mengembangkan
pembelajaran dengan memperbanyak metode-metode sehingga para siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan hendaknya guru memanfaatkan
media elektronik yang tersedia dan membuat variasi dalam penerapan metode
serta selalu memberikan motivasi kepada peserta didik dengan meyakinkan
peserta didik bahwa balajar bahasa Arab itu mudah dan penting untuk
dipelajari, karena bahasa Arab adalah sarana untuk memahami ilmu agama.
Dan juga meningkatkan pengelolaan kelas agar suasana kelas lebih kondusif.
Sedangkan bagi Siswa atau peserta didik, Peserta didik sebaiknya
meningkatkan semangat belajar bahasa Arab agar tidak merasa bosan dan
jenuh terhadap pembelajaran Al-Qawa‟id. Bagi peserta didik hendaknya
berpatisipatif mengikuti kegiatan baca tulis Al Qu‟ran yang diadakan pihak
sekolah guna menunjang kemampuan dalam belajar Bahasa Arab.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Gunawan (2001). Kamus besar bahasa indonesia. Surabaya: kartika
Ahmad, M. (1979). Thuruqul Lughatil Arabiyyah
Anita E. Woll Folk, Lorraine Mc. Cane-Nicolich (2004). Mengembangkan
Kepribadian dan Kecerdasan Anak. Jakarta: Inisiasi Pers.
Cece Wijaya (1994). Kemampuan dasar guru dalam proses belajar mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Dr. Mahsun M,S.(2005) Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Faisal Hendra,dkk.(2007). Kemampuan Berbahasa Arab. Jakarta: Gaung persada
Pers.
http://fzil.wordpress.com/2012/05/20/metode-pembelajaran-qawaid/
http://ummumuhammadmalik.blogspot.com/2013/07/tadris-qawaid.html
Ibrahim, A. A. (1987). Al Muwajjih Al Fanni. Kairo: Dar al Ma‟arif.
Imam Makruf,S.Ag.,M.Pd (2009). Strategi pembelajaran Bahasa Arab Aktif.
Semarang :NEED‟S PRESS
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riserch Sosial, Penerbit Alumni,
Bandung, 1980.
Maksudin. (2004). Strategi pembelajaran Sharaf dalam Al-Arabiyah. Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab. Yagyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Moh. Kasiram, M.Sc.(2008)Metodologi Penelitian.Yogyakarta:Sukses Offset.
Munawwir. A. (2002). Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia. Cet. Kedua.
Surabaya: PustakaProgressif.
Rasyidin, D. (2007). Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Arab (Membaca,
Ta‟bir, Berbicara, Menulis, Imla, Nahwu, Insya, dan Khath ). PERSIS:
Bidang Tarbiyah.
Sanjaya,W. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Cet. Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soejono, Ag.(1983) Metode Khusus Bahasa Indonesia. Bandung: C.V. Ilmu
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasa Evaluasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta,
1992.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendapatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sujono. A. (2003). Pengantar Evalusi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada,
Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1989.
Sutomo. (1985). Tekhnik Penilain Pendidikan. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1994.
Syaifudin Anwas, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997.
Usman, B. (2002). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Depag RI.
Walija. (1996). Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP
Muhammadiyah Jakarta Press.
Wibowo, Wahyu.(200`) Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAMPIRAN I
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Sekolah : MTs. Al-Mu’ini Sesela
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas : IX
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Petunjuk:
1. Berikan penilaian dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang tersedia
2. Pemberian skor:
Skor 4 diberikan jika 3 (semua) deskriptor yang nampak
Skor 3 diberikan jika 2 deskriptor yang nampak
Skor 2 diberikan jika 1 deskriptor yang nampak
Skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor yang nampak
No Deskriptor
Tampak
Skor
Ya Tidak
1 Membangkitkan semangat siswa dalam
belajar:
a. Memotivasi siswa dengan cara tepuk
tangan.
b. Mengaitkan materi yang akan dibahas
dengan materi sebelumnya
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan menjelaskan metode atau media
yang digunakan
3
2 Menyampaikan Materi Kepada siswa:
a. Menyampaikan materi berbicara/
kalam yang terkait dengan Materi.
b. Melaksanakan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan skenario
pembelajaran.
c. Membagikan media gambar kepada
beberapa siswa.
4
3 Pendampingan Siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung:
a. Mengamati jalannya proses belajar
mengajar.
b. Siswa yang sudah mendapatkan media
gambar, diminta untuk menyebutkan
tulisan yang ada dalam gambar
tersebut
c. Gambar yang sudah didapatkan
ditukar dengan teman sebangkunya.
4
4 Faktor kebahasaan (ucapan dan
kelancaran):
a. Guru memberikan contoh bacaan yang
benar terkait materi berbicara/kalam.
b. Meminta beberapa siswa mengulangi
bacaan (berbicara/kalam) yang sudah
dipelajari.
c. Siswa yang kurang aktif diminta
untuk menerjemahkan beberapa kosa
kata materi berbicara/kalam yang
dibacakan oleh temannya.
4
5 Memberikan Penguatan dengan:
a. Memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya terkait materi yang
belum dimengerti.
b. Menyimpulkan materi pembelajaran
yang sudah disampaikan.
c. Melakukan evaluasi dengan
memberikan soal tes kepada masing-
masing siswa.
3
Jumlah Skor 18
Rata-rata Skor 4
Sesela, Februari 2015
Observer
( MUNAWIR )
NIM. 15.1.11.2.023/T
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Sekolah : MTs. Al-Mu’ini Sesela
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas : IX
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Petunjuk:
1. Berikan penilaian dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang tersedia
2. Pemberian skor:
Skor 5 diberikan jika 4 (semua) deskriptor yang nampak
Skor 4 diberikan jika 3 deskriptor yang nampak
Skor 3 diberikan jika 2 deskriptor yang nampak
Skor 2 diberikan jika 1 deskriptor yang nampak
Skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor yang nampak
No Deskriptor
Tampak
Skor
Ya Tidak
1. Interaksi siswa dengan guru
4
a. Siswa mengajukan pertanyaan satu kali
pada guru terkait dengan materi yang
dianggap belum jelas.
b. Siswa berusaha menjawab dengan
benar pertanyaan guru.
c. Siswa berusaha menjawab dengan
benar pertanyaan yang dijawab salah
sebelumnya.
d. Siswa mengemukakan pendapat pada
guru.
2. Interaksi siswa dengan siswa
4
a. Siswa bertanya kepada temannya yang
lebih bisa.
b. Siswa menjawab pertanyaan temannya.
c. Siswa berusaha memperbaiki
kesalahannya dalam mengerjakan soal.
d. Siswa memperhatikan penjelasan
teman-temannya.
3 Aktivitas siswa dalam melaksanakan
pembelajaran
5
a. Siswa mengacungkan tangan untuk
mengerjakan soal.
b. Siswa menjadi bersemangat dalam
mengikuti pelajaran.
c. Siswa merespon atas simulasi yang
diberikan guru atau siswa lain.
d. Siswa mencatat penjelasan yang
penting dari guru atau siswa lain.
4. Kemampuan siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan Media Gambar
4
a. Mempunyai tanggung jawab terhadap
kelompoknya.
b. Mempunyai tanggung jawab terhadap
dirinya sendiri.
c. Mempunyai daya kreatif untuk
memberikan bimbingan kepada
temannya.
d. Saling membantu teman satu kelompok.
5. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan
hasil belajar
4
a. Siswa mencoba menyimpulkan materi
yang dibahas.
b. Siswa berusaha memperbaiki
kesimpulan yang salah sebelumnya.
c. Siswa berusaha memperbaiki atau
menambahkan kesimpulan dari
temannya.
d. Mencatat kesimpulan yang diberikan
oleh guru.
Jumlah Skor 21
Rata-Rata Skor 4
Sesela, Februari 2015
Observer
( MUNAWIR )
NIM. 15.1.11.2.023/T
LAMPIRAN II
SOAL ANGKET
Petunjuk :
Pilih salah satu jawaban (a,b,c atau d) yang di anggap paling benar dengan
cara memberi tanda silang ( X ) pada lembar jawaban yang tersedia
!
Apa artinya
Upacara
Acara
Tanggal
Kegiatan
keagamaan
Apa artinya “Fi‟il Madi”
.
Kata perintah
lampauKata kerja
.
Kata kerja
.
Kata
kerja sedeng
…….
Contoh yang benar dari “fi‟il Amar” adalah
Contoh yang benar dari “ La Nahiyah” adalah
Apa arti kalimat
Cepat
Siap
Dapat
Kuat
kegembiraan
Kepuasan
Bagian
Hiburan
LAMPIRAN III
PEDOMAN OBSERVASI DAN PEDOMAN DOKUMENTASI
PEDOMAN OBSERVASI
Hal yang Diobservasikan Deskripsi Jawaban
1. Letak Geografis MTs. Al-Mu‟ini
Sesela.
2. Proses belajar mengajar mata
pelajaran bahasa Arab di kelas IX
MTs. Al-Mu‟ini Sesela.
3. Motivasi siswa kelas IX dalam
mengikuti proses belajar mengajar
bahasa Arab.
4. Kemampuan guru bahasa Arab
dalam meningkatkan pemahaman
bahasa Arab siswa.
PEDOMAN DOKUMENTASI
No
Hal-Hal Yang
Didokumentasikan
Sumber Keterangan
1. Sejarah berdirinya MTs. Al-Mu‟ini Sesela
2. Data keadaan sarana dan
prasarana
MTs. Al-Mu‟ini Sesela
3. Struktur organisasi MTs. Al-Mu‟ini Sesela
4. Data keadaan siswa MTs. Al-Mu‟ini Sesela
5. Data keadaan guru dan pegawai /
karyawan
MTs. Al-Mu‟ini Sesela

More Related Content

Similar to PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf

Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranharun_tarbiyah
 
Pra laporan rustina
Pra laporan rustinaPra laporan rustina
Pra laporan rustinayusarch
 
Academic Research: The Use of Children's Songs in Helping to Master the Engli...
Academic Research: The Use of Children's Songs in Helping to Master the Engli...Academic Research: The Use of Children's Songs in Helping to Master the Engli...
Academic Research: The Use of Children's Songs in Helping to Master the Engli...Amirull Deraman
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media PembelajaranNur Asmidar
 
SRI AZIARTIYA.pdf
SRI  AZIARTIYA.pdfSRI  AZIARTIYA.pdf
SRI AZIARTIYA.pdfaapdoank
 
02. wahidatul m proposal penelitian-dikonversi
02. wahidatul m  proposal penelitian-dikonversi02. wahidatul m  proposal penelitian-dikonversi
02. wahidatul m proposal penelitian-dikonversiArisSetiawan133891
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakasupritria
 
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdfKonsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdfFauzyOji1
 
I ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkI ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkEdy Suprapto
 
Ppt obser mkpba kel.3
Ppt obser mkpba kel.3Ppt obser mkpba kel.3
Ppt obser mkpba kel.3fithryauliya
 
presentasi bahasa arab syalbiah.docx
presentasi bahasa arab syalbiah.docxpresentasi bahasa arab syalbiah.docx
presentasi bahasa arab syalbiah.docxYairusHondro
 
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...Operator Warnet Vast Raha
 
Peluang & tantangan pembelajaran bahasa arab di era millenial ghazi
Peluang & tantangan pembelajaran bahasa arab di era millenial ghaziPeluang & tantangan pembelajaran bahasa arab di era millenial ghazi
Peluang & tantangan pembelajaran bahasa arab di era millenial ghaziadha nugraha
 
Buku Bahasa Inggris Kelas X (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)
Buku Bahasa Inggris Kelas X (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)Buku Bahasa Inggris Kelas X (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)
Buku Bahasa Inggris Kelas X (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)Bob Septian
 
Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 20...
Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 20...Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 20...
Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 20...purwantaka
 

Similar to PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf (20)

Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Aji
AjiAji
Aji
 
tugas sukartono
tugas sukartonotugas sukartono
tugas sukartono
 
Pra laporan rustina
Pra laporan rustinaPra laporan rustina
Pra laporan rustina
 
Academic Research: The Use of Children's Songs in Helping to Master the Engli...
Academic Research: The Use of Children's Songs in Helping to Master the Engli...Academic Research: The Use of Children's Songs in Helping to Master the Engli...
Academic Research: The Use of Children's Songs in Helping to Master the Engli...
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
 
Kover dedi
Kover dediKover dedi
Kover dedi
 
SRI AZIARTIYA.pdf
SRI  AZIARTIYA.pdfSRI  AZIARTIYA.pdf
SRI AZIARTIYA.pdf
 
02. wahidatul m proposal penelitian-dikonversi
02. wahidatul m  proposal penelitian-dikonversi02. wahidatul m  proposal penelitian-dikonversi
02. wahidatul m proposal penelitian-dikonversi
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustaka
 
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdfKonsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
 
Gaya kepemimpinan kepsek
Gaya kepemimpinan kepsekGaya kepemimpinan kepsek
Gaya kepemimpinan kepsek
 
I ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkI ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fk
 
Ppt obser mkpba kel.3
Ppt obser mkpba kel.3Ppt obser mkpba kel.3
Ppt obser mkpba kel.3
 
presentasi bahasa arab syalbiah.docx
presentasi bahasa arab syalbiah.docxpresentasi bahasa arab syalbiah.docx
presentasi bahasa arab syalbiah.docx
 
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
 
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
 
Peluang & tantangan pembelajaran bahasa arab di era millenial ghazi
Peluang & tantangan pembelajaran bahasa arab di era millenial ghaziPeluang & tantangan pembelajaran bahasa arab di era millenial ghazi
Peluang & tantangan pembelajaran bahasa arab di era millenial ghazi
 
Buku Bahasa Inggris Kelas X (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)
Buku Bahasa Inggris Kelas X (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)Buku Bahasa Inggris Kelas X (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)
Buku Bahasa Inggris Kelas X (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)
 
Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 20...
Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 20...Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 20...
Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 20...
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf

  • 1. PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH DALAM MENINGKATKAN BAHASA ARAB SISWA DI KELAS IX MTs. AL-MU’INI SESELA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Oleh MUNAWIR 15.1.11.2.023/T INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM KUALIFIKASI S1 PENDIDIKAN BAHASA ARAB 2014
  • 2.
  • 3.
  • 4. PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Munawir NIM : 15.1.11.2.023/T Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan hasil penelitian/karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Mataram, …………… ………. 2015 Yang menyatakan Munawir NIM. 15.1.11.2.023/T
  • 5.
  • 6. MOTTO ; “Pelajarilah bahasa Arab dan ajarkan kepada manusia.” (Hadits) (Syarah Dahlan : 4) 1 1 Hadis Syarif, al-Jurjani, h.10
  • 7. PERSEMBAHAN : Kupersembahkan Tulisan Sederhana ini Buat : Keluarga Kecilku, Teman-Temanku di Jurusan P B A Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram.
  • 8. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya berupa rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulisan Skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia ke jalan yang lurus. Penulisan Skripsi ini merupakan kajian singkat tentang “Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014”. Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dorongan serta do‟a dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. H. Sahrah, M.Pd.I, selaku Pembimbing I dan Dr. H. Lalu Supriadi, M.Ag, selaku pembimbing II Skripsi yang telah memberikan banyak ilmu, bimbingan, arahan, dan waktunya dalam penyelesaian Skripsi ini. 2. Bapak Ali Jadil Al-Idrus, M.A, selaku Sekretaris Jurusan PBA 3. Bapak Ayip Rosyidi, M.A selaku Ketua Jurusan PBA. 4. Seluruh Dosen Jurusan PBA yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 5. Bapak Din Hary Fitriady, M.Ag, selaku Kepala Madrasah MTs Al-Mu‟ini Sesela yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
  • 9. 6. Banyak pihak yang tidak dapat disebutkan di sini, yang telah memberikan banyak bantuan dalam penyusunan Skripsi ini. Semoga amal baik yang diberikan diterima dan mendapat balasan dari Allah SWT, semoga Skripsi ini bisa memberikan manfaat. Amin. Mataram, Maret 2015 Penulis Munawir NIM. 15.1.11.2.023/T
  • 10. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x ABSTRAKS .................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................... BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1 A. Latar Belakang.......................................................................... 1 B. Rumusam Masalah ................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian...................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian.................................................................... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 9 A. Deskripsi Teoritis ..................................................................... 9 1. Pembelajaran Al-Qowaid .................................................. 9 2. Bahasa Arab ..................................................................... 30
  • 11. B. Faktor Penyebab Lemahnya Siswa dalam Pembelajaran Qawaid .............................................................. 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 39 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................... 44 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 44 1. Sejarah Singkat MTs. Al-Mu‟ini Sesela ........................... 44 2. Visi dan Misi MTs. Al-Mu‟ini Sesela.............................. 44 3. Letak Geografis MTs. Al-Mu‟ini Sesela........................... 45 4. Keadaan Guru dan Karyawan MTs. Al-Mu‟ini Sesela .... 46 5. Sarana dan Prasarana Sekolah........................................... 49 6. Keadaan Siswa MTs. Al-Mu‟ini Sesela ........................... 51 7. Struktur Organisasi MTs. Al-Mu‟ini Sesela...................... 52 B. Pembahasan ............................................................................. 55 BAB V PENUTUP ...................................................................................... 65 A. Kesimpulan .............................................................................. 65 B. Saran ........................................................................................ 66 DAFTAR PUSTAKA
  • 12. ABSTRAK Munawir : Penerapan Pembelajaran al-Qawaid al-Arabiyah dalam Meningkatkan Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al- Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014 Kata Kunci : Penerapan Pembelajaran al-Qawaid al-Arabiyah dalam Meningkatkan Bahasa Arab Siswa Pembimbing I Pembimbing II : : Drs. H. Sahrah, M.Pd.I Dr. H. Lalu Supriadi, MA. Dalam memperoleh kesuksesan dan keberhasilan studi tidak lepas dari peran metode yang dipakainya. Karena dengan metode maka pembelajaran akan menjadi efektif dan efisien. Oleh karena itu, peneliti mengajukan judul tersebut untuk mengetahui beberapa persoalan yang peneliti kaji dalam skripsi ini, yaitu tentang : Penerapan Pembelajaran al-Qawaid al-Arabiyah dalam Meningkatkan Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014?. Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kuantitatif. Selanjutnya untuk memperoleh data yang di inginkan peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Hasil penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa: Penerapan Pembelajaran al-Qawaid al-Arabiyah mampu meningkatkan Bahasa Arab Siswa Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi dan angket yang telah diberikan kepada siswa. Dimana dari hasil observasi dan angket tersebut bahasa arab siswa meningkat dengan penerapan pembelajaran al-Qawaid al-Arabiyah.
  • 13. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Pondok Pesantren di Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuan, disamping itu juga sebagai alat komunikasi. Karena keterkaitannya dengan agama dan ilmu pengetahuan, maka Bahasa Arab merupakan bagian yang tak terpisahkan dari jumlah studi lain yang diajarkan di Pondok Pesantren. Dan hal ini merupakan keistimewaan tersendiri dari bahasa lainnya karena Bahasa Arab merupakan kunci dalam memahami agama dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalamnya, sehingga dalam memahami agama dan ilmunya dapat menjadikan pengkaderisasian untuk generasi umat Islam. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berati bahwa tercapainya tujuan pendidikan tergantung salah satunya adalah pada pembelajaran yang digunakan dan didukung oleh media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Penggunaan pembelajaran yang tepat akan mampu mencapai tujuan dari pendidikan yang dilakukan oleh seorang pendidik.2 Seiring dengan perubahan paradigma pendidikan yang sebelumnya berorientasi pada model pembelajaran yang konvensional menuju model- 2 Nana Sudjana dan Ahmad Rifa‟i..Metode pengajaran.Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2009 h.1
  • 14. model pembelajaran yang baru, maka guru dituntut untuk terus menerus melatih diri untuk menerapkan model pembelajaran dan media yang tepat. Dengan penggunaan pembelajaran dan media yang tepat maka akan dapat menghasilkan kemampuan siswa yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Ditengah arus globalisasi dan kecanggihan teknologi yang kian mengikat persaingan, Pondok Pesantren masih kerap mendiskusikan berbagai ilmu, dan memahami ilmu pengetahuan yang berbasis Arab serta penggunaan Bahasa Arab dalam kesehariannya. Dengan ketrampilan lisan, santri diharapkan menguasai sejumlah kosa kata dan struktur kalimat dan dapat berbicara secara aktif. Untuk selalu eksis dalam berbahasa Arab terutama dalam pengucapan yang mahir dan pelafalan yang benar, santri harus memahami dan mengetahui kaidah-kaidah ilmu nahwu dan shorof karena merupakah ilmu pokok yang harus dikuasai dalam penggunaan Bahasa Arab, sehingga dalam berkomunikasi dapat dipahami dan tidak menimbulkan pertanyaan atau ungkapan salah paham. Kemampuan berbahasa dan memahami ilmu yang berbasis Arab yang dimiliki santri tidaklah lepas dari sebuah pembelajaran/pengajaran yang sering juga disebut sebagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Di banyak Pondok Pesantren di Indonesia, pengajaran Bahasa Arab lebih banyak menggunakan pembelajaran Al-Qowaid, karena pembelajaran
  • 15. ini langsung menerapkan pada setiap kedudukan yang diucapkan dalam setiap kata, memperhatikan setiap bentuk kata dan dapat mengetahui faedah dari setiap bentuk kata, sehingga santri mengetahui dalam penggunaan kata yang sesuai faedahnya tersebut. Jadi pembelajaran ini sangat sesuai dalam penerapan Bahasa Arab terutama pelafalannya, maka seorang pengajar dalam menerapkan pembelajaran ini tidak boleh melakukan kesalahan nahwiyah dalam menyusun kalimat. Namun pada kenyataannya, dengan pembelajaran Al- Qowaid ini ada santri yang belum mampu berbahasa Arab. Mata pelajaran bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang di arahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa arab fusha, baik produktif maupun reseptif, serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa itu. Kemampuan bahasa Arab produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa itu sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tertulis dan kemampuan berbahasa reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan kemampuan memahami bacaan. Kemampuan berbahasa perlu dibarengi dengan sikap positif terhadap bahasa Arab itu sendiri karena hal ini sangat penting membantu siswa dalam memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur‟an dan hadist serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkaitan dengan Islam. Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-Qur‟an dan Sunnah sebagai dua sumber utama ajaran Islam
  • 16. yang harus kita pegang teguh. Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab, khususnya Ilmu ( Qawa‟id ) Nahwu dan Ilmu Shorof. Karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari Al-Qur‟an dan Sunnah. Bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Selain bahasa Al- Qur‟an, bahasa Arab juga dipergunakan dalam ibadah umat Islam, sehingga setiap muslim berkepentingan untuk mempelajarinya. Dalam mempelajari bahasa Arab ada dua ilmu alat yang penting untuk dipelajari yakni ilmu nahwu dan shorof. Berawal dari hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014”. B. Rumusam Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah ada Pengaruh Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013/2014”?
  • 17. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diungkapkan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: “Ingin Mengetahui Pengaruh Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014”. D. Manfaat Penelitian Dalam setiap penelitian, diharapkan ada manfaatnya baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat yang dimaksud adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Secara teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan dan pengalaman di bidang kependidikan, yaitu tentang Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013/2014. b. Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber acuan oleh MTs Al-Mu‟ini Sesela dalam memilih pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran Qawaid untuk meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa. 2. Manfaat Praktis Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini diharapakan bermanfaat untuk hal-hal berikut:
  • 18. a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar perbaikan-perbaikan dalam proses pengajaran bahasa Arab dan pembelajaran Qawa‟id di kelas IX MTs Al-Mu‟ini Sesela, sehingga pemahaman Bahasa Arab siswa dapat ditingkatkan. b. Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi lembaga, guru atau kepala sekolah yang bersangkutan dalam mengadakan pembinaan sekaligus mencari solusi baru dalam mengembangkan pengajaran Qawa‟id dan Bahasa Arab yang lebih efektif dan efesien. c. Sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas belajar-mengajar terutama dalam meningkatkan kualitas berbahasa para santri. E. Telaah Pustaka Telaah Pustaka merupakan usaha untuk menjelaskan dimana posisi penelitian yang sedang dilaksanakan diantara hasil-hasil penelitian dan atau buku-buku terdahulu yang bertopik senada yang bertujuan menegaskan kebaruan, orisinalitas dan urgen penelitian bagi pengembangan keilmuan terkait.3 maka perlu bagi peneliti untuk menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan adalah baru dengan mengajukan beberapa telaahan berikut: 1. Buku yang ditulis oleh Dr. H. Bisri Mustofa, MA dan H.M. Abdul Hamid, MA dengan judul “Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab”. Dalam buku tersebut ia menjelaskan bahwa nahwu merupakan 3 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram (Mataram: IAIN Mataram, 2009), h. 13.
  • 19. kaidah-kaidah bahasa yang lahir setelah bahasa. Kaidah-kaidah ini lahir karena adanya kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa. Oleh sebab itu sesungguhnya nahwu itu dipelajari agar pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu memahaminya dengan baik dan benar dalam bentuk tulisan (membaca dan menulis dengan benar) maupun dalam bentuk ucapa (bicara dengan benar).4 2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriany, dengan judul “Pengaruh Pengajaran Ilmu Nahwu Terhadap Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas I dan II MAK NW Putri Mataram Tahun Pelajaran 2003- 2004. Memberikan kesimpulan bahwa : Kemampuan berbicara bahasa Arab siswa di MAK NW Putri tidak ada hubungan dengan pengajaran ilmu Nahwu, sebab ilmu Nahwu dengan menggunakan buku Matan Jurumiyah lebih condong kepada kemampuan membaca, memahami dan mengkaji kitab kuning yang umumnya tidak berharokat. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Serijudin Mustafa, dengan judul : “Efektivitas Pengajaran Muhadatsah dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Berbahasa Arab di MTs. Darul Islamiyah Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri 2004”. Memberikan kesimpulan bahwa : Pelaksanaan pengajaran Muhadatsah dalam meningkatkan kemampuan siswa berbahasa Arab di MTs. Darul Islamiyah Ponpes Nurul Hakim Kediri selain diterapkan pada jam-jam formal juga diterapkan di luar jam formal. 4 Dr. H. Bisri Mustofa, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 71
  • 20. Pengajaran dengan menggunakan sistem pengajaran Muhadatsah di MTs. Darul Islamiyah Ponpes Nurul Hakim Kediri sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Arab. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa posisi penelitian di antara hasil-hasil atau tulisan sebelumnya jelas tidak sama, karena meskipun memiliki kemiripan dalam objek kajian yaitu penerapan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab siswa, tetapi penelitian ini memiliki perbedaan yang signifikan karena terkait masalah Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa. Jadi, penelitian yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013/2014”, ini tidak sama dengan penelitian terdahulunya, sehingga layak untuk dilakukan penelitian.
  • 21. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Pembelajaran Al-Qowaid a. Pengertian Pembelajaran Al-Qawaid Pembelajaran qawa‟id merupakan suatu kemestian, karena dengan memahami qawa‟id seseorang mampu memahami bahasa Arab dengan tepat dan benar. Tujuan Pembelajaran Qawa‟id 1) Untuk memelihara lisan dari kesalahan dan memelihara tulisan dari kekeliruan serta menciptakan kebiasaan berbahasa yang benar. Sebagaimana yang Diperintahkan oleh Ali Ibn Abi Thalib kepada Abul Aswad Ad- Duali untuk menetapkan kaedah- kaedah nahwu agar terpeliharanya bahasa Arab dari kerusakan yang disebabkan oleh bercampurnya dengan orang- orang asing dan terpengaruh oleh dialek mereka. 2) Memahami posisi kata, sehingga membantu mengantarkan kepada pemahaman yang baik terhadap makna kata tersebut. 3) Mengasah otak, menajamkan perasaan dan menumbuhkan perbendaharaan bahasa siswa. 4) Membiasakan siswa mampu melihat dengan jeli, berfikir rasional dan sistematis, melatih mengambil kesimpulan,
  • 22. menggunakan teori, agumentasi yang mengantarkan siswa mengikuti pola induktif dalam pembelajaran qawa‟id. 5) Mengetahui dengan mudah kesalahan yang terdapat pada suatu kalimat, dengan merujuk pada standar kaedah yang dipelajari, karena kaedah bahasa merupakan ilmu standar yang menjauhkan siswa dari kesalahan dan mengingatkan ketika terjadi kesalahan. Pembelajaran al-Qowaid yaitu pembelajaran yang digunakan untuk menganalisis struktur kalimat dari sisi qowaid. Dan pembelajaran al-Qowaid dalam beberapa lembaga pendidikan sering kali dipisah menjadi dua, yaitu nahwu dan shorof. Keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda. Namun dalam pembelajaran al-Qowaid tidak memisahkan antara nahwu dan shorof, artinya materi yang disampaikan mencakup kedua keterampilan tersebut, maka dari itu pembelajaran al-Qowaid lebih menekankan pada penerapan.5 Dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran al-Qowaid adalah pembelajaran yang mentelaah tentang kaidah tata bahasa per kata dan menekankan pada kebenaran secara utuh dan tidak mengurangi kebenaran secara menyeluruh baik pengurangan harokat atau mensukun harokat akhir. Dalam pembelajaran al-Qowaid ini ditekankan (1) siswa dapat membedakan antara isim, fiil dan huruf, (2) siswa dapat 5 Imam Makruf, 2009. Strategi pembelajaran Bahasa Arab Aktif. h. 118 – 119
  • 23. menyusun kalimat dengan bentuk yang sudah ditentukan. (3) siswa dapat menganalisis kalimat dari segi strukturnya. b. Macam-Macam Metode Pembelajaran Al-Qawaid 1) Metode Istiqraaiyyah dalam pembelajaran al-qawaid Qawa‟id merupakan bagian dari pembahasan bahasa Arab yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan. Metode Istiqraaiyyah merupakan metode yang paling cocok untuk pembelajaran bahasa Arab. Metode ini dikemukakan dengan pemberian contoh kemudian menetapkan kaedah- kaedahnya6 . Adapun kebiasaan sebelumnya dalam pembelajaran qawa‟id bahasa Arab adalah metode al-Ilqaaiyyah al- Akhbaariyyah, yaitu adanya serentetan qawa‟id yang diikuti dengan contoh- contoh. Akan tetapi para pakar menyarankan untuk tidak menggunakan metode ini dan menggunakan metode Istiqraaiyyah. Dalam metode ini dikemukakan contoh-contoh yang beraneka ragan sesuai dengan kehidupan, pengalaman serta pengetahuan siswa, setelah itu baru ditetapkan qawa‟idnya dari contoh-contoh tersebut. Agar sukses dalam pembelajaran qawa‟id, seorang guru mesti mempersiapkan materi serta langkah- langkah metode pembelajaran qawa‟id sebelumnya, kemudian memberikan hak masing-masing langkah dari langkah-langkah yang ada, 6 Yusuf Ash- Shamili, Bahasa Arab Metode Pembelajaran Dan Aplikasinya, ( Beirut: Pustaka Al-„Ashriyyah, 1998), h. 125
  • 24. sehingga satu tahapan dengan tahapan yang lainnya tidak berdiri sendiri. Seorang guru juga harus memperhatikan contoh- contoh yang diberikan dalam pembelajaran qawa‟id, mudah, jelas dan tidak berlawanan dengan pengetahuan dan pemikiran siswa sehingga mereka memahaminya. Dan lebih diutamakan memilih sebuah paragraf yang menghimpun semua contoh-contoh yang mengantarkan kepada kaedah baru. Dan untuk pemantapan qawa‟id yang telah dipelajari siswa, akan lebih baik jika guru memberikan latihan-latihan, berupa lisan kemudian tulisan. 2) Metode Al-Iqtishaadiyyah dalam pembelajaran al-qawaid Dalam pembelajaran qawa‟id, metode- metode sebelumnya merupakan metode yang sering digunakan, berbeda dengan metode Al-Iqtishaadiyyah, yaitu mempelajari qawa‟id ketika pembelajaran Muthala‟ah dan teks-teks sastra tanpa mengkhususkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan tidak ditemukan pembelajaran ini dalam jadwal pembelajaran. Siswa mendiskusikan kaedah-kaedah tersebut kemudian guru memberikan penjelasan serta tambahan dengan metode Istiqraaiyyah, sehingga siswa memahami kaedah demi kaedah. 3) Metode Taqliidiyyah Metode dengan menyebutkan kaedah-kaedah, pengertian atau pembahasan secara umum, kemudian diikuti dengan
  • 25. contoh-contoh yang sesuai. Misalnya Jamii‟uddurus Al- „Arabiyyah, qawa‟id disajikan dengan cara mengawalinya melalui defenisi / kaedah, baru disertai dengan contoh dan penjelasan. c. Dasar dan Tujuan Pembelajaran Qawaid Dasar pembelajaran Qawa‟id sangat erat hubungannya dengan dasar pembelajaran Bahasa Arab, karena qawa‟id merupakan bagian dari Bahasa Arab. Qawa‟id merupakan alat penuntun bagai seseorang untuk mencapai kematengan dalam berbahasa arab karena aturan-aturan berbahasa yang baik dan benar telah tercakup di dalamnya. Oleh sebab itu, maka dasar pembelajaran qawa‟id tidak bisa dipisahkan dari dasar pembelajaran Bahasa Arab. Adapun dasar- dasar pembelajaran dimaksud termaktub di dalam Al-Qur‟an, Hadits maupun Atsar Sahabat sebagai berikut: 1) Dari Al-Qur‟an:        “Sesungguhnya kami menurunka Al-Qur‟an yang berbahasa Arab agar kamu memahaminya” (Q.S Yusuf : 2).7 7 Depag RI, 1993, h. 348
  • 26. 2) Hadits Rasulullah SAW : “Pelajarilah Bahasa Arab itu dengan sungguh-sungguh dan ajarkanlah kepada orang lain”.(Al-Jurjani:10). 3) Atsar sahabat, anjuran umar untuk belajar Bahasa arab sebagai berikut: “Pelajarilah Bahasa Arab itu dengan sungguh-sungguh karena Bahasa Arab itu merupakan bagian dari agamamu”(Mahmud Jaad Akawi: 2). Ketiga dalil teresebut di atas memerintahkan kita untuk mempelajari bahasa Arab. Yang dimaksud dengan bahasa Arab di sisni adalah Bahasa Arab pusha yang dilengkapi dengan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Arab khususnya ilmu (Qawa‟id) nahwu dan sharaf . Dalil di atas juga memerintahkan kita untuk mempelajari dan mengajarkan Bahasa Arab. Sedangkan tujuan pembelajaran Qawa‟id telah dijelaskan secara rinci di dalam kitab At-Taujih Fi Tadrisil Lugah Al-Arabiyah sebagai berikut: 1) Memelihara ucapan dan tulisan dari kesalahan. 2) Agar dapat memahami kedudukan kata yang nantinya membantu untuk memahami arti kalimat dengan baik.
  • 27. 3) Dengan mengetahui asal usul pemebentukan kata akan memperbanyak perbendaharaan kosa kata bagi siswa. 4) Mebiasakan siswa untuk berpikir secara teratur dan benar, melatih ketelitian, mengambil istinbat, atau dengan kata lain mendidik siswa dari segi akalnya. (Mahmud Ali As-Samani, 1983: 149-150). Jadi tujuan pembelajaran Qawa‟id yaitu memberikan pengetahuan tentang Bahasa Arab, agar seseorang mampu mengungkapkan buah pikirannya kepada orang lain secara teratur dan benar, dan yang terpenting lagi agar siswa mampu membaca serta memahami makna yang terkandung di dalam bacaan itu serta mampu menulis secara baik dan benar. d. Hubungan Qawa’id Dengan Bahasa Arab Berbicara hubungan antara Qawa‟id dengan Bahasa Arab adalah keduanya sangat erat, pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa dasar pembelajaran Qaw‟id tidak jauh beda dengan pembelajaran Bahasa Arab, demikian pula dengan tujuan pembelajaran Qawa‟id secara umum tidak jauh berbeda dengan tujuan pembelajaran Bahasa Arab. Dan sebagaimana telah diketahui juga bahwa Qawa‟id merupakan cabang dari bahasa Arab, bahkan Qawa‟id merupakan alat untuk mencapai tujuan yaitu kemampuan secara benar dan untuk membetulkan ucapan dan ekspresi.
  • 28. Dengan demikian, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa antara pelajaran Qawa‟id dengan Bahasa Arab mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab dalam Bahasa Arab Qawa‟id berfungsi sebagai alat memahami dan membetulkan kalimat-kalimat dalam Bahasa Arab. Dengan demikian berbahasa Arab yang baik adalah Bahasa Arab yang dilengkapi dengan Qawa‟id. e. Aspek-aspek Pembelajaran Bahasa Arab Di dalam pembelajaran bahasa Arab, aspek-aspek yang terdapat di dalamnya tidak keluar dari 4 keterampilan berbahasa Arab yaitu: 1. (keterampilan mendengar), 2. (keterampilan berbicara), 3. (Keterampilan mengarang /menulis), 4. (keterampilan membaca). Dari 4 keterampilan Berbahasa Arab di atas, secara lebih umum aspek-aspek tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu : Bahasa lisan dan Bahasa Tulisan. 1) Bahasa Lisan ( ) atau kemampuan berbicara. Bahasa lisan adalah segala hal yang disampaikan oleh lisan/lidah seseorang, yang disertai dengan gerak gerik, mimik dan lain-lain.(Sudiati-Widyamartaya,1996:29). 2) Bahasa Tulisan ( / ) / kemampuan mengarang atau menulis.
  • 29. Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa tulisan adalah: “Menjadikan tulisan sebagai salah satu alat untuk komunikasi dan interaksi satu sama lain. Menyampaikan maksud dan tujuan, mengungkapkan kata hati melalui tulisan. Yang termasuk dengan bahasa tulisan ini adalah : surat menyurat, pesan singkat (SMS), koran, majalah, karya-karya tulis dan lain-lain. Kemampuan / keterampilan berbahasa Arab secara aktif di Madrasah-madrasah atau Pondok-pondok pesantren sangat ditekankan agar siswa mampu dan terampil berbahasa Arab baik berbicara maupun menulis. Karena akan sangat membantu siswa untuk memahami pelajaran-pelajara yang berkaitan dengan Bahasa Arab, seperti: Al-Qur‟an, Al-Hadits, Aqidah Akhlak, termasuk juga kitab-kitab Fiqih yang membahas tentang hukum- hukum Islam. Adapun aspek-aspek yang sangat mendasar dalam pengajaran Bahasab arab adalah: (1) penguasaan kosa kata, (2) struktur kalimat/qawa‟id dan (3) memahami makna kata/mufradat. Penjelasan tiga aspek tersebut akan penulis paparkan pada paragraf berikut ini: 1) Penguasaan Kosa Kata Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di sebutkan, kata atau Mufrodat dalam Bahasa Arab diartikan sebagai: Unsur bahasa diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan
  • 30. kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa, sedangkan kata merupakan satuan terkecil berbentuk bebas yang dapat diucapkan/diujarkan untuk merangakai sebuah kalimat. Menurut Ahmad Fuad Effendy, Kosa Kata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa asing (Bahasa Arab) untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan bahasa tersebut.8 Sedangkan menurut Mansoer Pateda, Kosa Kata adalah jumlah kata yang dimiliki oleh setiap bahasa yang bersangkutan.9 Sebagai sebuah unsur terkecil dalam sebuah kalimat, tentunya kosa kata sangat penting untuk mendukung sebuah komunikasi. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, maka semakin lancar pula komunikasinya. Dengan kata lain, tidak mungkin seseorang dapat berkomunikasi dengan baik jika tidak menguasai kosa kata yang cukup. Sedangkan menurut Mansoer Pateda setiap bahasa memiliki kosa kata, dan kosa kata yang ada pada setiap bahasa semakin lama semakin bertambah mengikuti perkembangan zaman. Dengan bertambah banyaknya kosa kata pada masa kini, tentunya sedikit mempersulit pemakai bahasa dalam berbicara. 8 Ahmad Fuad Efendy, Metodologi . . . . ., h. 96 9 Pateda Mansoer, Kosakata dan Pengajarannya. (Flores: Nusa Indah, 1995), h. 77
  • 31. Oleh sebab itu manusia membagi kosa kata dalam beberapa macam, sebagai berikut: a) Kosa Kata Dasar Kosa kata dasar adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain.10 Dan adapun yang termasuk dalam kosa kata dasar ini misalnya: (1) Kata ganti, seperti: Aku (Ana) (2) Kata tanya, seperti: Apakah (Hal) (3) Kata depan, seperti : Disini (Fi Huna) (4) Kata sambung, seperti : Karena (Lianna) (5) Kata petunjuk, seperti : Itu (Hunaaka) (6) Kata yang berhubungan dengan kekerabatan, seperti: Suami (Zaujun) b) Kosa Kata Umum Kosa kata umum adalah kosa kata yang umum digunakan oleh seluruh masyarakat pemakai bahasa yang terdapat pada negara/daerah yang bersangkutan.11 Kosa kata umum ini selain tempat penggunaannya luas, maknanyapun dipahami secara luas dan sering kali digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari, misalnya: kata 10 Pateda Mansoer, Kosa Kata . . . . , h. 79 11 Ibid
  • 32. jalan (Thoriqun). Kata jalan (Thoriqun) yang banyak dikenal oleh pembicara dan dipahami maknanya secara luas. Bila dihubungkan dengan pembidangan kosa kata, maka kata jalan termasuk ke dalam kosa kata bidang transportasi, tetapi karena maknanya dipahami secara luas maka pemakaiannya tidak hanya dalam bidang transportasi saja, namun bisa juga digunakan pada tempat-tempat yang lain. c) Kosa Kata Khusus Kosa kata khusus adalah kata yang khusus digunakan dalam bidang ilmu, bidang kegiatan tertentu, atau di lingkungan tertentu.12 Dan adapun yang termasuk dalam kosa kata khusus ini, misalnya kata: suntik (Hapnatun), kata suntik ini berhubungan dengan bidang kedokteran, dan biasa digunakan di Rumah Sakit. Jadi, kosa kata khusus ini hanya akan dipergunakan oleh pembicara pada tempat-tempat tertentu yang berkaitan langsung dengan kata tersebut dan pembicara jarang menggunakan kata-kata tersebut bila bukan pada tempatnya. 12 Ibid
  • 33. d) Kosa Kata Konkrit Kosa kata konkrit adalah kata-kata yang menunjukkan pada objek yang dapat dilihat, didengar, dirasa, dibau. Dalam bahasa Arab kosa kata konkritini sama dengan ismun (kata benda) yang mana kata-kata ini bisa dilihat dengan jelas oleh indera manusia,13 umpamanya: (1) Kosa kata yang dapat dilihat, contohnya: Buku (Kitabun) (2) Kosa kata yang dapat didengar, contohnya: Bunyi (Shoutun) (3) Kosa kata yang dapat dirasa, contohnya: manis (Halwun) (4) Kosa kata yang dapat dibau, contohnya: harum (Syaziyyun) e) Kosa Kata Abstrak Kosa kata abstrak adalah kata-kata yang menunjukkan kepada sifat, konsep atau gagasan.14 Kosa kata ini kebalikan dari kosa kata konkrit, dimana wujud dari kosa kata abstrak tidak nampak, kosa kata ini hanya bisa dibayangkan dan hanya ada dalam angan-angan pembicara. Seorang pembicara bisa menggunakan kosa kata ini dalam berkomunikasi karena si pembicara sudah dapat 13 Ibid 14 Ibid
  • 34. membayangkan atau menangkap maksud dan makna dari kata-kata tersebut. f) Kosa Kata Asli Kosa kata asli adalah kata-kata yang dalam bahasa tertentu yang bukan berasal dari bahasa lain.15 Kosa kata asli telah diciptakan oleh pemakai bahasa yang bersangkutan dan digunakan secara turun-temurun. Kehadiran kosa kata asli ini sudah lama dan usianya pun sama dengan pemakai bahasa yang bersangkutan. Kosa kata asli ini bisa berubah bentuk, lafaz dan juga maknanya, semua itu bergantung pada perkembangan si pemakai bahasa. g) Kosa Kata Serapan Kosa kata serapan adalah kata-kata yang diserap dari bahasa lain. Kata-kata yang diserap itu tidak ada konsepnya dalam bahasa yang menyerap, sementara pemakai bahasa yang bersangkutan membutuhkan konsep dan labelnya.16 Sebagaimana diketahui bahwa setiap bahasa tidak mungkin memiliki kosa kata yang sempurna, dalam artian semua kebutuhan pemakai bahasa terpenuhi dengan adanya kosa kata yang tersedia. Betapapun majunya suatu bangsa 15 Ibid, h. 81 16 Ibid
  • 35. dan kayanya suatu bahasa tertentu pasti akan memiliki kosa kata yang terbatas. Peristiwa ini membuktikan bahwa ketidak sempurnaannya manusia sebagai pemakai bahasa. Dan adapun kata-kata yang diserap itu kadang bergantung pada tekanan pergaulan antara pemakai bahasa Arab dengan bahasa Belanda lebih banyak tertuju pada masalah tekhnologi, maka kata-kata yang diserap ke dalam bahasa Arab adalah masalah tekhnologi. Contoh kosa kata bahasa Arab yang diserap dari bahasa Belanda adalah: (1) Televisi (2) Telepon (3) Radio 2) Struktur Kalimat Dalam Bahasa Arab, struktur kalimat juga dapat disebut dengan Jumlah, yaitu “salah satu pokok bahasan dalam Bahasa Arab yang membahas tentang pembentukan kata maupun pembentukan kaliamat serta kaidah-kaidah yang berkaitan dengan pembentukan keduanya” (Sukamto, Munawari, 2004: VII). Dalam buku tata Bahasa Arab yang diterjemah dari kitab Annahwul Wadlih disebutkan bahwa ada 2 macam Jumlah,
  • 36. yaitu: (1) Jumlah fi‟liyah dan (2) Jumlah Ismiyah” (Ismail, 1991: 54). Lebih lanjut Ismail menjelaskan bahwa jumlah fi‟liyah adalah jumlah yang terdidri dari fi‟il (kata kerja) dan fa‟il (pelaku), seperti (a) (Srigala itu melolong), (b) (Utsman telah menulis). Jika diperhatikan dari kedua contoh tersebut di atas, makan jelas terlihat bahwa setiap kalimat tersebut terdiri dai fi‟il dan fa‟il. Sehingga disebutlah susunan kalimat ini dengan Jumlah Fi‟liyah. (Ismail, 1991: 54). Sedangkan yang dimaksud dengan jumlah Ismiyah adalah: Jumlah yang terdiri dari mubtada‟ dan khabar seperti: (1) (Rumah itu luas), (2) (Jalan itu sempit). Kedua contoh ini adalah kalimat sempurna dan setiap kalimatnya terdiri dari dua isim. Isim yang pertama disebut dengan Mubtada‟(permulaan kalimat), dan isim yang kedua disebut dengan Khabar (isim yang dirofa‟kan yang disusun bersama dengan Mubtada‟). Karena kalimat-kalimat di atas terdiri dari mubtada‟ dan khabar dan dimualai dari kalimat Isim, maka dinamakanlah dengan Jumlah Ismiyah (Ismail, 1991:55). 3) Memahami Makna Kata/Kalimat Memahami makna kalimat, erat kaitannya dengan penguasaan kosa kata dan struktur kalimat, karena merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam pembahasan ini,
  • 37. penulis akan menguraikan beberapa karakteristik makna kata yang terkadang tidak terdapat dalam tata Bahasa Arab. Karakteristik tersebuat antara lain: a) Kaidah yang bekaitan dengan Gender (Muzakkar/Muannas) Setiap kata benda atau kata kerja yang digunakan harus sesuai dengan kaida-kaidah tentang gender, harus dikategorikan dengan Muzakkar dan Muannasnya. Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannas (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain). Contoh Isim Mudzakkar (laki-laki) ('Isa) (putera) (sapi jantan) (laut) Contoh Isim Muannas (Perempuan) (Maryam) (puteri)
  • 38. (sapi betina) (angin) Dari segi bentuknya, Isim Muannas biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu: Ta Marbuthah ( ). Misalnya: (Fathimah), (sekolah) Alif Maqshurah ( ). Misalnya: (Salma), (manisan) Alif Mamdudah ( ). Misalnya: (Asma'), (pirang) Namun adapula Isim Muannas yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas. Misalnya: (angin), (jiwa, diri), (matahari). Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah. ( ). Contoh: (Hamzah), (Thalhah), (Muawiyah).17 17 http://arabbahasamudah.blogspot.com/2012/12/mengenal-struktur-bahasa-arabkaidah.html
  • 39. b) Kaidah yang berkaitan dengan jumlah bilangan (Mufrod, Mutsanna dan Jama‟). Kata benda atau kata kerja yang digunakan harus sesuai dengan jumlah bilangannya. Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga: (1) Isim Mufrad (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri. (2) Isim Mutsanna (dual) kata benda yang jumlahnya dua. (3) Isim Jamak (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua. Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam: (1) Jamak Salim ( ) yang bentuknya beraturan: adalah bentuk kata yang dapat di masuki wawu dan nun di akhir kata. Contoh (2) Jamak Taksir ( ) yang bentuknya tidak beraturan.
  • 40. Isim Mufrad, Isim Mutsanna dan Isim Jamak Salim ada yang tergolong Isim Mudzakkar dan adapula Isim Muannas. Misalnya: (seorang muslim) --> Mufrad Mudzakkar (seorang muslimah) --> Mufrad Muannas (dua muslim) --> Mutsanna Mudzakkar (dua muslimah) --> Mutsanna Muannas (muslimin) --> Jamak Salim Mudzakkar (muslimat) --> Jamak Salim Muannas Sedangkan Isim Jamak Taksir semuanya digolongkan Isim Muannas.18 c) Kaidah yang berkaitan dengan waktu (Madli, Hal dan Istiqbal) mengandung waktu kapan pekerjaan itu dikerjakan, baik waktu lampau (Madli), waktu sekarang (Hal) dan yang akan datang (Istiqbal). d) Kaidah yang berkaitan dengan bentuk (binak) dan perubahan (I‟rob) (Marfu‟/baris dapan, Manshub/baris atas, Majrur/baris bawah dan Majzum/baris mati). Setiap kata benda atau kata kerja yang digunaka dalam Bahasa Arab 18 Ibid.
  • 41. mempunyai bentuk tertentu dan kaidah perubahannya sesuai dengan statusnya dalam kalimat. e) Kaidah yang berkaitan dengan kata ganti (Dlamir). Karena Bahasa Arab mempunyai tingkatan dalam penggunaan Dlamir yang sangat sering, baik kata ganti manusia maupun yang lainnya. Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/ seseorang ataupun sekelompok benda/orang. Menurut fungsinya dalam kalimat, ada dua golongan Dhamir yaitu: (1) Dhamir Rafa' ( ) yang berfungsi sebagai Subjek. (2) Dhamir Nashab ( ) yang berfungsi sebagai Objek. Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain. Dalam contoh kalimat yang tadi: (Dia menyayangi mereka) Kata (dia) adalah Dhamir Rafa' Kata (mereka) adalah Dhamir Nashab.
  • 42. 2. Bahasa Arab a. Pengertian Bahasa Arab Sebelum menjelaskan pengertian bahasa Arab, terlebih dahulu penulis menjelaskan pengertiaan dari bahasa. Yang dimaksud dengan bahasa adalah: “sarana komunikasi untuk berbicara agar kita dapat saling mengerti apa yang kita maksudkan”(Hamzan-Nanda Santoso,1996:38). Pendapat lain mengatakan: Bahasa ialah lafaz/ucapan yang dipakai oleh setiap kaum untuk nmenyampaikan maksud/keinginan” (Golayani, 1994:7). Dari defenisi di atas dapat kita pahami bahwa yang dinamakan dengan bahasa adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan keinginan agar dipahami oleh orang lain (lawan bicara). Sejalan dengan defenisi di atas, tokoh lain memaparkan bahwa: “termasuk dalam bahasa ialah perkataan, sopan santun, tingkah laku serta isyarat anggota badan. Bahasa diperlukan untuk berkomunikasi, untuk menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain, dari pembicara penulis kepada pendengar/pembaca (Sudiati-Widyamartaya,1996:9). Begitu pula halnya dengan Bahasa Arab yang mula- mula berasal, tumbuh dan berkembang di Negeri Arab, yang dipergunakan oleh orang Arab untuk menyatakan maksud dan tujuannya sebagaimana yang telah diungkapkan oleh seorang ahli dalam Bahasa Arab “Bahasa arab adalah ungkapan yang dipergunakan oleh
  • 43. bangsa Arab untuk menyatakan maksud dan tujuan mereka” (Galayaini, 1991:31). Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat penting untuk di pelajari bagi setiap orang terutama kaum muslimin, sebab Bahasa Arab disamping sebagai alat untuk berkomunikasi manusia dengan sesamanya, juga sebagai alat berkomunikasi kaum muslimin kepada Allah SWT disaat beribadah semisal sholat, zikir dan doa-doa lainnya, sebab sholat yang di ucapkan dengan selain Bahasa Arab, maka sholatnya tidak sah/batal. b. Dasar dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Siswa Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai sumber hukum Islam yang paling utama dalam Islam harus dijadikan sebagai pandangan dan pedoman hidup bagi umat Islam, karena Al-Qur‟an dan Al-Hadits tidak hanya mengatur hubungan antara makhluk dan penciptanya, tetapi juga mengatur pergaulan manusia dengan sesamanya, termasuk juga di dalamnya mengatur dan mengajarkan tentang pedidikan, yang harus sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Di antara ayat-ayat dalam Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang dasar-dasar pembelajaran Bahasa Arab adalah saegai berikut:        “Sesungguhnya kami jadikan Al-Qur;an itu dalam bahasa Arab supaya kamu memahaminya” (Q.S. Az-Zukhruf : 3).19 19 Depag RI, 2005 : 390
  • 44. Sedangkan tujuan dari pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah sebagai sekolah umum yang berciri khas agama adalah: “Agar siswa menguasai secara aktif dan fasif dengan kekayaan kosa kata dan idiomatic 300 yang disusun dalam berbagai struktur ( ) dan kalimat ( ) serta pola kalimat ( ) yang diprogramkan, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat berkomunikasi dan memahami buku-buku khususnya yang berbahasa Arab” (Hidayat, Matsne, 1994: V). c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman Bahasa arab siswa Bahasa Arab ialah “kalimat-kalimat yang digunakan oleh orang Arab untuk menyampaikan tujuan dan keinginan mereka”(Galayaini,1994:7). Dan kemurnian Bahasa Arab ini terpelihara dengan adanya Al-Qur‟an, Hadits Rasulullah SAW Serta Sya‟ir-sya‟ir Arab. Dengan demikain terjaganya kemurnian dengan tiga hal tersebut dapat mempengaruhi perjalanan serta kemurnian Bahasa Arab itu sendiri. Dalam buku Psikologi belajar, Muhibbin Syah menjelasakan: Bila seseorang siswa ingin menguasai Bahasa Arab secara baik serta mampu berkomunikasi dengannya secara aktif dan juga dapat mengaplikasikannya dalam memahami kitab kuning, maka setiap siswa dalam belajar Bahasa Arab dan juga pelajaran-pelajaran lainnya harus aktif, karena siswa merupakan subyek yang belajar yang menjadi fokus atau pusat dari setiap usaha pendidikan (Muhibbin Syah,1999:4). Lebih lanjut dijelaskan dalam buku tersebut sabagai berikut:
  • 45. Menurut konsep psikologi belajar, siswa akan belajar dengan lebih efektif jika: 1) Siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar dan tidak hanya mendengarkan Guru berbicara. 2) Siswa akan memahami dari apa yang diharapkan guru darinya. 3) Siswa memperoleh pengetahuan dari kinerjanya sendiri. 4) Siswa, seperti juga semua orang, belajar dari keberhasilan maupun dari kesalahan. 5) Apa yang dipelajari siswa bermakna bagi dirinya. 6) Dalam pembelajaran siswa memperoleh peluang untuk berhasil. 7) Disamping belajar dengan hal-hal yang memungkinkan dia mengalami sukses, siswa perlu memperoleh kesempatan untuk ditantang. 8) Dalam proses pembelajaran diterapkan variasi, metode dan tehnik yang menarik. 9) Siswa mendapat peluang untuk melakukan sesuatu (learning by doing) (Muhibbin Syah,1999:4-6). Di samping itu pula, dalam pembelajaran Bahasa Arab aktif diterapkan pula beberapa metode pengajaran. Untuk merangsang dan meningkatkan minat belajar siswa dalam bahasa arab, hendaknya seorang guru tidak hanya menggunakan satu metode pengajaran saja,
  • 46. namun hendaknya menggunakan berbagai macam metode yang berpariasi dan menarik. Di antara metode yang hendak diterapkan seorang guru yang akan mendukung siswa aktif ialah dapat penulis rangkum sebagai berikut: 1) Metode Ceramah Meskipun banyak kritik yang dilontarkan terhadap Metode ceramah, karena sifat utamanya yang kurang memberi peluang kepada siswa untuk aktif, namun metode tersebut tetap diperlukan, apabila guru akan menjelaskan cara dan prosedur kegiatan yang ditugaskan kepada siswa. Demikian juga untuk member struktur tetrhadap bahan belajar yang dipelajari sendiri oleh siswa yang memungkinkan siswa salah memahami konsep yang terkandung dalam bahan pelajaran (Suparno, 2000: 15). Dalam suatu demonstrasi misalnya, diperlukan penjelasan awal, maupun kesimpulan akhir yang dilakukan dengan jalan menuturkan secra lisan tujuan, dasar, langkah- langkah apa yang akan dilakukan dan kesimpulan apa yang dapat ditarik dari suatu demonstrasi. Ceramah atau pemaparan oleh guru akan efektif apabila diselangi dengan tanya jawab, contoh-contoh, peragaan, maupun media yang cocok dengan pokok bahasan, serta diakhiri dengan penugasan ataupun evaluasi untuk pemahaman siswa.
  • 47. 2) Metode Demonstrasi Banyak hal yang dipelajari melalui contoh. Perilaku sopan, jujur, taat beribadah sangat efektif dipelajari melalui keteladanan. Demonstrasi juga dilakukan apabila siswa akan mempelajari suatu prosedur kerja. Oleh karena itu, demonstrasi harus direncanakan dengan seksama dan terstruktur dengan baik, agar siswa dapat mencermati perilaku atau langkah- langkah kegiatan yang benar. Bagaimana seseorang menjadi imam dalam mengerjakan shalat berjamaah, mengambil air wudlu‟ maupun melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur‟an adalah diantara contoh-contoh belajar yang dapat dilakukan melalui demonstrasi. Untuk pelajaran keterampilan, pendidikan jasmani, dan memimpin suatu diskusi misalnya, diperlukan demonstrasi. Penjelasan selama demonstrasi dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran, karena siswa dapat memahami apa yang terjadi (Suparno,2000:16). Tidak dapat dipisahkan dari kegiatan demonstrasi oleh guru atau nara sumber adalah kegiatan siswa untuk memperaktekkan apa yang didemonstrasikan. Guru harus memperkirakan berapa lama latihan/praktek yang akan dilakukan, berapa lama jarak waktu antara demonstrasi dan praktek dan berapa kali siswa harus melakukan praktek. Dan juga harus dipertimbangkan apakah sebaiknya latihan itu
  • 48. terpencar waktu atau terpusat pada satuan waktu tertentu (misalnya satu kali dalam dua jam penuh, atau 4 x 30 menit secara terpisah-pisah). Setelah praktek yang dipandu oleh guru, siswa juga harus diberi kesempatan untuk melakukannya sendiri tanpa pengawasan guru. Umpan balik diberikan guru secara spesisfik untuk memperbaiki hasil kerja siswa, memberikan penghargaan terhadap hasil pekerjaan siswa yang sudah baik dan memberi bantuan kepada siswa untuk melakukan perbaikan terhadap pekerjaan yang masih belum memadai. 3) Metode Diskusi Diskusi dapat dilakukan oleh siswa apabila mereka sudah memiliki kecakapan berbicara secara teratur, logis dan menggunakan perbendaharaan kata yang memadai. Diskusi merupakan dialog antara dua orang atau lebih untuk menemukan perbedaan, persamaan, kejelasan dan memecahkan masalah secara verbal/lisan (Suparno,2000:17). Hal ini tidak membatasi kemungkinan untuk memulai melatih siswa di kelas MTs. Mungkin siswa kelas IX sudah dapat berdiskusi secara memadai. Di beberapa tempat mungkin dapat dimulai lebih awal. Keterampilan yang menjadi prasyarat untuk melakukan diskusi adalah kecakapan berbicara dan
  • 49. bertanya. Guru harus menuntun siswa untuk membedakan pertanyaan yang layak didiskusikan dan pertanyaan biasa. Pertanyaan diskusi menghendaki jawaban lebih dari satu. Pada tahap-tahap awal sebaiknya diskusi kelas lebih dahulu dipimpin oleh guru, siswa terpilih kemudian dijadikan pemimpin diskusi. Aturan untuk menuggu giliran berbicara, memfokuskan masalah, menyimpulkan hasil adalah kegiatan yang harus ada di dalam diskusi. 4) Metode Kerja Kelompok Metode ini bermanfaat untuk melatih siswa untuk dapat bekerja sama, suatu kecakapan yang sangat diperlukan dalam kehidupan di masyarakat. Kerja kelompok dilakukan oleh sejumlah siswa untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu. Jumlah anggota kelompok harus diatur sedemikian rupa agar terjamin partifikasi aktif dari setiap siswa. Jangan sampai ada anggota yang hanya ikut menumpang kepada kerja orang lain. Dalam hal ini sangat penting untuk mengatur pembagian tugas dan menagih tanggung jawab anggota. Kerja kelompok dapat dibentuk atas dasar: a) Minat Siswa b) Tempat tinngal c) Kemampuan
  • 50. Dalam kelompok yang dibentuk berdasarkn kemapuan, ada dua macaam pengelompokan: a) Kelompok dengan kemampuan seragam, dan b) Kelompok dengan kemampuan berbeda. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam kelompok yang homogeny, laju kelompok bisa cepat, namun proses berbagi rasa dan kecakapan agak kurang. Sedangkan dalam kelompok heterogen, laju kegiatan agak terlambat, namun proses berbagi rasa dan pengalaman dapat terjadi terlebih-lebih intensif. (Suparno, 2000:22). B. Faktor Penyebab Lemahnya Siswa dalam Pembelajaran Qawaid 1. Bahasa itu sendiri Ini merupakan faktor utama lemahnya siswa dalam pembelajaran qawa‟id. Dalam pembelajaran qawa‟id, siswa mempelajari kaedah bahasa Arab fusha, dan berusaha untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan, akan tetapi di lingkungan rumah, sekolah tersebar bahasa Arab „amiyah, dan tentu saja hal itu akan sangat mempengaruhi siswa. 2. Kurikulum Pembelajaran Adanya pemilihan dan penetapan urikulum yang tidak sesuai dengan karakteritik dan kebutuhan siswa.
  • 51. 3. Metode Pembelajaran Metode merupakan suatu yang sangat penting dalam pembelajaran, karena sebaik apapun materi yang disampaikan jika metodenya tidak tepat maka akan sis-sia saja. 4. Guru Guru merupakan sosok yang ditiru dan digugu, dan jika seorang guru tidak memiliki kompetensi yang seharusnya dimilikinya, maka akan membawa pengaruh buruk terhadap pembelajaran siswa.20 20 http://fzil.wordpress.com/2012/05/20/metode-pembelajaran-qawaid/
  • 52. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam menyusun penelitian ini, penulis menggunakan data Field research (penelitian lapangan). Jenis penelitian yang dimaksud di sini adalah jenis pengumpulan data yang dimana penulis langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya sebagai bahan kajian data. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif. Dalam hal ini penulis berusaha untuk mempublikasikan metode pengajaran bahasa Arab dari hasil penelitian langsung yang juga berusaha untuk menemukan dan memberikan solusi alternatif dari metode yang dianggap praktis, efektif dan efisien sebagai rujukan pengajaran bahasa Arab. 1. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.21 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs. Al- Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013/2014. Jumlah populasi penelitian ini ada 17 siswa. 21 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasa Evaluasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1992, Hal: 102
  • 53. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau keseluruhan yang mewakil dari populasi yang diteliti.22 Berdasarkan pendapat tersebut diharapkan sampel dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada dan mampu dijadikan cerminan yang representatif atau sesuatu yang dapat menggambarkan secara makro keadaan populasi. Untuk teknik sampling penulis menggunakan teknik pengambilan sampel tanpa didasari rekaan semata-mata akan tetapi memilih semua siswa sebagai sampel yaitu sebanyak 17 siswa. 2. Variabel Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan penelitian atau sebagian faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.23 Adapun variabel dalam penelitian terdiri dari: a. Variabel X, yaitu Penerapan Pembelajaran Qowaid yang meliputi: 1) Penguasaan materi ajar oleh guru. 2) Penggunaan metode oleh guru. 3) Proses pembelajaran oleh guru. 4) Penggunaan media pengajaran oleh guru. b. Variabel Y, yaitu meningkatkan pemahaman bahasa Arab siswa. 1) Menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata yang disediakan. 22 Saefuddin Azwar, Op. Cit, Hal: 49 23 Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1989, hal. 79
  • 54. 2) Melakukan tanya jawab dengan mufrodat dan struktur kalimat yang diajarkan. 3) Menggunakan mufrodat dengan tepat dalam kalimat-kalimat yang disediakan. 4) Menggunakan pola-pola kalimat maupun ungkapan-ungkapan yang telah mereka pelajari 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan: a. Data Kepustakaan Data kepustakaan ini penulis gunakan untuk memperoleh landasan teori yang berkenaan dengan tema penelitian. Landasan teori ini penulis gunakan sebagai landasan dasar bagi praktek penelitian di lapangan. b. Data Lapangan Untuk mengumpulkan data-data yang sesuai dan dibutuhkan, penyusun menggunakan pendekatan yakni Field Research atau penelitian lapangan yakni penelitian yang dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya.24 Adapun metode-metode yang digunakan dalam Field Research adalah : 24 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riserch Sosial, Penerbit Alumni, Bandung, 1980, hal. 78
  • 55. 1) Metode Angket Angket disebut juga kuensioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam artian laporan tentang pribadinya atau hal yang ia ketahui.25 Adapun angket yang digunakan adalah angket tertutup dalam hal ini jawaban telah tersedia dan responden tinggal memilih jawabannya. 2) Metode Interview Interview atau biasa disebut wawancara kuesioner lisan adalah pengumpulan data dengan cara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.26 Ini dilakukan pewawancara untuk memperoleh data yang diharapkan mampu memberikan informasi dari yang diwawancarai (nara sumber). 3) Metode Observasi Metode observasi adalah suatu metode ilmiah dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematik atas fenomena yang diselidiki.27 Observasi ini penulis lakukan dengan mengamati langsung dan terjun langsung kedalam proses belajar mengajar sebagai reaksi dari wawancara yang telah dilakukan sebelumnya. 25 Ibid, h. 124 26 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 46 27 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1994, hal. 136
  • 56. 4) Metode Dokumenter Dokumenter adalah sekumpulan data verbal yang berbentuk tulisan, foto, dan sebagainya.28 Dengan metode ini, maka peneliti mengambil dan menyelidiki data-data tertulis. Penggunaan ini mengandung maksud untuk mendapatkan data yang berupa keadaan siswa/santri, ustadz-ustadzah dan masyarakat sebagai wali santri. 28 Lexy J. Maleong, Op. Cit., hal. 190
  • 57. BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat MTs. Al-Mu’ini Sesela MTs. Al-Mu‟ini Sesela berada di wilayah Desa Sesela Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. MTs. Al-Mu‟ini di dirikan oleh TGH. M. Yusuf pada tahun 1973. Sejak berdirinya MTs. Al-Mu‟ini telah di Kepalai oleh beberapa orang Kepala Sekolah, sehingga MTs. Al- Mu‟ini Sesela semakin hari semakin berkembang, dan pada tahun 2009 MTs. Al-Mu‟ini terakreditasi dengan nilai B (Akreditasi B).29 2. Visi dan Misi MTs. Al-Mu’ini Sesela Visi : Mencetak Insan yang Bertaqwa, Berwawasan Luas, Berkepribadian Bebas dan Berakhlakul Karimah. Misi : Menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan ibadah. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran dengan menekankan pada penguasaan bahasa asing. Menjadikan siswa mempunyai pandangan yang egaliter terhadap semua kelompok dan golongan. Menanamkan etika dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari. 29 Dokumentasi: Dikutip dari Buku Sejarah Berdirinya Yayasan Ponpes Al-Mu‟ini Sesela, h. 1
  • 58. 3. Letak Geografis MTs. Al-Mu’ini Sesela Lokasi MTs. Al-Mu‟ini Sesela ini sangat strategis karena berada tepat dipinggir jalan raya, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat sekitarnya. Adapun batas-batas wilayah MTs. Al-Mu‟ini Sesela sebagai berikut ; a. Sebelah Timur : Persawahan b. Sebelah Barat : Perumahan Penduduk c. Sebelah Utara : Perumahan Penduduk d. Sebelah Selatan : Jalan Raya.30 Identitas Sekolah ; 1) Nama Madrasah : MTs. Al-Mu‟ini Sesela NSS : 121252010045 Alamat : Jalan Pesona Dusun Sesela Kebun Lauk Desa Sesela Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Tahun Berdiri : 1984 Status Madrasah : Swasta Status Tanah : Milik Sendiri Jumlah Guru : 16 orang Jumlah TU : 2 orang Penjaga Sekolah : 1 orang 30 Dokumentasi, Papan Data MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal 17 Januari 2014
  • 59. 2) Kepala Sekolah Nama Kepala Sekolah : Din Hary Fitriady, M.Ag Pendidikan Terakhir : S2 Status Kepegawaian : Non PNS Agama : Islam.31 4. Keadaan Guru dan Karyawan MTs. Al-Mu’ini Sesela a. Staf Pengajar Staf pengajar atau pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam suatu institusi pendidikan tertentu. Pendidik atau pengajar sangat menentukan transformasi suatu pengetahuan. Tugas dari staf pengajar adalah melakukan kegiatan yang menyangkut keberlangsungan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), proses KBM di Sekolah/Madrasah sangat menentukan kualitas suatu sekolah. KBM tersebut bukan hanya menyangkut pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, tetapi seorang pengajar harus menentukan persiapannya sebelum mengajar. Diantaranya seorang menentukan persiapannya sebelum mengajar. Diantaranya adalah menentukan metode yang tepat dan media yang sesuai, yang semuanya itu tercakup dalam Satuan Pembelajaran (SP) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga dapat diketahui apakah seorang pengajar sudah berhasil melaksanakan tugasnya atau 31 Dokumentasi, Profil MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal 17 Januari 2014
  • 60. belum dengan melihat kondisi peserta didik dalam penguasaan materi yang telah disampaikan. b. Guru Pembimbing Tugas dari guru pembimbing adalah mengadakan koordinasi dengan wali-wali kelas dan wali murid, menyusun program bimbingan dan penyuluhan. c. Karyawan Karyawan di MTs. Al-Mu‟ini Sesela ini adalah yang mempunyai keahlian dan ketrampilan dalam bidangnya sendiri- sendiri. Dari hasil observasi dan pengamatan yang kami lakukan, semua guru-guru yang ada di MTs. Al-Mu‟ini Sesela adalah Sarjana Pendidikan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing dan tentunya memiliki professionalisme dan dedikasi yang tinggi pada bidang pendidikan. Adapun nama-nama dan jumlah guru yang terdaftar sebagai pengajar di MTs. Al-Mu‟ini Sesela sebanyak 18 orang Guru, 1 orang TU, dengan perincian sebagai berikut :
  • 61. TABEL I DAFTAR GURU DAN KARYAWAN MTs. AL-MU’INI SESELA TAHUN PELAJARAN 2013-201432 No Nama Guru L/P Mata Pelajaran Jabatan 1. Din Hary Fitriady, M.Ag L Bahasa Inggris Kamad 2. Nil Askina Rahmah, S.Pd.I P Bahasa Inggris Wakamad 3. Ana Faizati, S.Ag P Fiqih Bendahara 4. Munawir L Bahasa Arab GTY 5. Listia Wati P IPS / PKn GTT 6. Laelal Murad P Matematika GTY 7. Suryadi, S.Pd.I L TIKOM GTY 8. Sri Fuji Astuti, S.Ag P Qur‟an Hadits GTY 9. Faizah, S.Pd.I P SKI GTY 10. Mura‟ah, S.Pd.I P IPA GTY 11. Helwati Rahmah, S.Pd.I P Aqidah Akhlak GTY 12. Mujiati P Bahasa Indonesia GTY 13. Abd. Rasyid L IPA GTY 14. Raihan P IPS GTY 15. Pahriani, QH P Mulok GTY 16. Hafizin, S.Ag L Pengembangan Diri GTY 17. Lutfi, S.Pd.I L Mulok GTT 18. M. Amin Hidayatullah, L Penjaskes GTY 19. Melani, S.Pd.I P - TU 32 Dokumentasi, Papan Data MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal 17 Januari 2014.
  • 62. 5. Sarana dan Prasarana Sekolah Manajemen sarana pendidikan adalah segenap poses penataan yang bersangkut paut dengan penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Sarana prasarana merupakan komponen perlengkap dalam pelaksanaan pengajaran dan pendidikan di suatu instansi pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai, tujuan pendidikan tidak akan berjalan dengan lancar dan maksimal. Kegiatan pengelolaan dalam sarana dan prasarana ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs. Al- Mu‟ini Sesela dapat terlihat pada table berikut ini ;
  • 63. TABEL II KEADAAN GEDUNG MTs. AL-MU’INI SESELA TAHUN 201433 No Jenis Ruangan Jumlah Kondisi Ruangan KET B RR RB 1. Ruang Kelas 3 3 2. Ruang Kepala Madrasah 1 1 3. Ruang Guru 1 1 4. Ruang TU 1 1 5. Perpustakaan 1 1 6. R. Lab. Komputer 1 1 7. Ruang UKS 1 1 8. Aula 1 1 9. Mushalla 1 1 10. WC Siswa 1 1 11. WC Guru 1 1 12. Meja Siswa 45 15 20 10 13. Meja Guru 3 3 14. Bangku Siswa 45 15 20 10 15. Bangku Guru 3 3 16. Lemari 6 1 3 2 17. Sumur 8 1 7 18. Gudang 1 1 33 Dokumentasi, Profil MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal, 17 Januari 2014
  • 64. 6. Keadaan Siswa MTs. Al-Mu’ini Sesela Siswa merupakan unsur pokok dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Siswa adalah faktor penting kedua setelah guru, karena dalam proses pengajaran, guru langsung berhadapan dengan siswa, yang masing-masing memiliki perbedaan kemampuan kecerdasan, karakter dan latar belakang sosial dan ekonomi. Dari latar belakang kedaerahan, mayoritas siswa-siswi yang belajar di MTs Al-Mu‟ini Sesela berasal dari daerah sekitar Kecamatan Gunungsari. Rata-rata dari mereka mempunyai minat yang tinggi dalam belajar, selain itu banyak juga dari mereka yang berusaha mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki, melalui kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh pihak sekolah. Adapun siswa pada tahun ajaran 2013/2014 ini adalah: Kelas VII : 17 anak ( L : 15 anak, dan P : 2 anak ) Kelas VIII : 19 anak ( L : 16 anak, dan P : 3 anak ) Kelas IX : 17 anak ( L : 11 anak, dan P : 6 anak ) Adapun jumlah peserta didik kelas IX berjumlah 17 anak, terdiri dari 11 anak laki-laki, dan 6 anak perempuan. Daftar nama peserta didik adalah sebagai berikut :
  • 65. TABEL III DAFTAR SISWA KELAS IX MTS. AL-MU’INI SESELA TAHUN PELAJARAN 2013/201434 NOMOR NAMA SISWA L/P Urt Ind 1 ARLI SRI WAHYUNI P 2 BAYYATUN NADRATIH P 3 DANI SAPUTRA L 4 DINI RAHMAN P 5 FITRIANI P 6 GALANG HALKI L 7 HILMAN L 8 MALIKI L 9 M. GUNAWAN AFANDI L 10 MUHASIM L 11 MURNIATI P 12 NIA MAULIDA P 13 RAHIM ISNAN L 14 NURHAKIKI L 15 DANIL HUBAEB L 16 IWAN ROSMAYADI L 17 DONI PRIADI L 7. Struktur Organisasi MTs. Al-Mu’ini Sesela Untuk mencapai kesempurnaan dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sebuah sekolah/madrasah maka diperlukan suatu organisasi yang baik. Organisasi dalam pengertian 34 Dokumentasi, Absensi Siswa MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal, 17 Januari 2014.
  • 66. umum ialah suatu badan yang mengatur segala kegiatan sehingga mencapai suatu tujuan. Proses belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan dengan baik tampa organisasi yang sempurna. Sebab tanpa organisasi berarti tidak ada koordinasi dn perencanaan serta sasaran yang cukup jelas. Suatu organisasi yang baik ditandai oleh adanya dasar dan tujuan, organisasi, personalia, dan perencanaan yang matang. Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang akan membentuk generasi yang beriman, bertaqwa, berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar terus memobilisir aktifitas-aktifitasnya secara sistematis dan dinamis. MTs Al- Mu‟ini Sesela juga menerapkan system birokrasi yang dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Hal ini untuk memudahkan koordinasi, dimana masing-masing personal bertanggungjawab atas tugas dan pekerjaan masing-masing. Keberadaan organisasi sekolah sangat penting untuk kelancaran program Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), disamping itu juga maju mundurnya suatu lembaga akan bermuara pada managemen yang dijalankan pimpinan lembaga yang dipimpinya. Maka untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi yang ada di MTs. Al-Mu‟ini Sesela Kecamatan Gunungsari dapat dilihat pada gambar struktur organisasi berikut ini :
  • 67. STRUKTUR ORGANISASI MTs. AL-MU’INI SESELA KECAMATAN GUNUNGSARI PERIODE 2013/201435 _____ - Ket : ________ : Garis Komando dan Tanggung Jawab ----------- : Garis Konsultasi 35 Dokumentasi, Papan Data MTs. Al-Mu‟ini Sesela, dikutip tanggal , 17 Januari 2014. Kepala Madrasah Din Hari Fitriady, M.Ag Waka Kurikulum Nil Askina Rahmah, S.Pd.I Ketua Komite Munawir Ketua Yayasan TGH. M. Yusuf Waka Kesiswaan Sri Fuji Astuti, S.Ag Waka Humas Pahriani, QH Waka Laboratorium Suryadi, S.Pd.I Kepala TU Melani Bim. Konsling Nil Askina Rahmah, S.Pd.I WALI KELAS Kelas VII DEWAN GURU SISWA- SISWI Kelas VIII Kelas IX
  • 68. B. Pembahasan 1. Pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa Kelas IX MTs. Al- Mu’ini Sesela Mengingat strategi pembelajaran Qawaid sangatlah penting dalam meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa, yang tentunya pelaksanaan pembelajaran Qawaid haruslah intensif oleh guru Kelas atau Guru Bidang Study di MTs. Al-Mu‟ini Sesela dalam rangka meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa terutama pada mata pelajaran Bahasa Arab yang dilaksanakan dengan mencakup dua aspek yaitu kegiatan belajar mengajar (KBM) dan ekstrakulikuler. Materi Bahasa Arab sebagai salah satu materi yang dapat memberikan wawasan untuk memahami kaidah Bahasa Arab kepada siswa serta mengetahui kedudukan setiap kata dalam sebuah kalimat berbahasa arab, yang pada akhirnya terbentuknya manusia yang sempurna atau yang disebut insan kamil tentu pelaksanaan pembelajaran Qawaid dapat memberikan pemahaman materi yang disampaikan kepada objek didik yang baik sehingga materi yang diajarkan itu dapat ditelaah dan dipahami serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatannya, Penerapan Pembelajaran Qawaid pada bidang studi Bahasa Arab di MTs. Al-Mu‟ini Sesela tidak hanya terletak pada kegiatan pelaksanaan di kelas sesuai dengan jadwal yang telah ada, akan
  • 69. tetapi mencakup juga kegiatan di luar jam pelajaran untuk mencapai tujuan di atas. Dalam pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Qawaid di MTs. Al- Mu‟ini Sesela dilakukan dengan berbagai pendekatan di antaranya adalah: 1. Pendekatan Laboratori (pengalaman) Pendekatan laboratori bukan hanya digunakan dalam pengajaran IPA, melainkan dapat diterapkan dalam studi sosial, psikologi, dan sebagainya, bahkan metode ini merupakan strategi instruksional. Pendekatan laboratori berdasarkan pada asumsi, bahwa pengalaman langsung dengan sesuatu yang melibatkan observasi partisipasi adalah supervisor terhadap metode-metode lain guna mencapai tujuan-tujuan yang telah diidentifikasikan.36 Pendekatan pengalaman yang diterapkan pada siswa MTs. Al-Mu‟ini Sesela merupakan pemberian pengalaman dan penerapan pembelajaran Qawaid kepada siswa dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa tentang kaidah dalam Bahasa Arab. Pendekatan ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk bisa memahami kaidah Bahasa Arab, baik secara individu maupun sosial, untuk pendekatan pengalaman diterapkan dengan cara melakukan praktik yang berkaitan dengan materi Bahasa Arab 36 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Bandung: Bumi Aksara, 2002), h. 130.
  • 70. agar siswa lebih dapat memahami kedudukan suatu kata dalam sebuah kalimat. 2. Pendekatan Keagamaan (spiritual) Pendekatan ini memandang bahwa Bahasa Arab yang bersumberkan kitab suci Al-Qur‟an dan sunnah Nabi menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam pendidikan.37 Pendekatan keagamaan yang diterapkan pada siswa MTs. Al- Mu‟ini Sesela merupakan pemberian kesempatan pada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya terutama yang berkaitan dengan Al-Qur‟an dan Hadits. Pendekatan pembiasan ini dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk berlatih membiasakan diri dalam mengamalkan ajaran agama baik itu dilakukan dengan melakukan shalat berjamaah di sekolah dan membaca ayat-ayat suci Al-Qur‟an. Pendekatan keagamaan adalah bertujuan untuk menjadikan siswa terlatih dalam berbagai persoalan terlebih-lebih persoalan ibadah yang merupakan kewajiban setiap manusia serta strategi pembinaan dalam rangka meningkatkan moralitas generasi bangsa. 3. Pendekatan Emosional Pendekatan emosional merupakan upaya untuk menyentuh emosi siswa dalam meyakini, memahami ataupun menghayati ajaran agama. Untuk pendekatan emosioal ini dilakukan pada setiap siswa 37 Arifin, Filsafat Pendidikan, h. 151.
  • 71. agar dituntut untuk tidak hanya sekedar mengamalkannya, akan tetapi lebih dari itu sehingga mereka mampu memahami makna yang terkandung dalam setiap ajaran agama khususnya mata pelajaran Bahasa Arab itu sendiri seperti halnya ibadah-ibadah lainnya. 4. Pendekatan psikologi kognitif Pendekatan psikologi kognitif lebih menekankan arti penting proses internal, mental manusia. Dalam pandangan ahli kognitif, tingkah laku manusia yang tampak tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental, seperti motivasi, keyakinan, kesengajaan dan sebagainya.38 Pendekatan ini menuntut kepada kita untuk berpandangan bahwa manusia didik adalah mahluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan rohaniah dan jasmaniah yang memerlukan bimbingan dan pengarahan melalui proses pendidikan.39 Pendekatan psikologi diterapkan pada siswa lebih kepada pemberian peran rasio dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama. Dengan pendekatan ini siswa mampu mengembangkan daya berfikir mereka dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama. Hal ini dilakukan dengan banyak mengadakan diskusi yang dilaksanakan melalui sistem pembagian kelompok. 38 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. h. 111. 39 Arifin, Filsafat Pendidikan, h. 137.
  • 72. 5. Pendekatan Fungsional Di samping empat jenis pendekatan di atas, pada siswa MTs. Al-Mu‟ini Sesela diterapkan pendekatan fungsional. Pendekatan fungsional merupakan upaya memberikan atau menyajikan ajaran- ajaran Bahasa Arab yang dilihat dari segi manfaatnya baik dari segi ilmu nahwu dan shorofnya. Berbagai pendekatan tersebut dipraktikkan oleh guru Bahasa Arab dalam berbagai materi yang tercakup pada Bahasa Arab seperti kedudukan sebuah kata dalam kalimat berbahasa Arab. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran Qawa‟id dalam meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan individual dan kelompok. a. Pendekatan individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. 40 Pendekatan individul juga merupakan suatu pendekatan yang dilakukan oleh para guru khususnya guru Bahasa Arab, dalam membantu individu-individu agar dapat mengatasi masalah yang berhubungan dengan pembelajaran Qawaid dalam Bahasa Arab pada diri siswa. 40 Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. h. 161.
  • 73. b. Pendekatan secara kelompok yaitu salah satu metode yang digunakan oleh guru untuk memberikan semangat belajar dan kerja sama kepada siswa melalui kegiatan kelompok. Berangkat dari data-data yang didapatkan oleh peneliti bahwa penerapan pembelajaran Qawaid khususnya pada bidang studi Bahasa Arab cukup memuaskan, hal ini terlihat pada perubahan pemahaman Bahasa Arab siswa. Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Bahasa Arab di Madrasah atau sekolah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam memahami, membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca teks-teks berbahasa Arab, baik dari segi Nahwu dan Shorofnya. 2. Faktor Penyebab Lemahnya Siswa dalam Pembelajaran Qawaid Dalam kegiatan proses belajar mengajar sebagai suatu proses menyeluruh yang saling berhubugan antara satu faktor dengan faktor lainnya, kegiatan sebagai suatu proses tidak bisa lepas dari adanya kendala-kendala atau hambnatan-hambatan dan kesulitan, begitu juga halnya dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran Qawaid dalam meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa kelas IX di MTs. Al- Mu‟ini Sesela. Hambatan merupakan usaha yang berasal dari diri sesndiri yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional. Maksud bahwa hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran Qawaid dalam meningkatkan
  • 74. pemahaman Bahasa Arab siswa kelas IX di MTs. Al-Mu‟ini Sesela Lombok Barat itu sendiri, termasuk dalam hal ini, masalah buku pegangan dan tidak seimbangnya antara materi yang disampaikan dengan alokasi waktu yang tersedia, metode guru dalam mengajar dan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran Qawaid dalam meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa kelas IX di MTs. Al- Mu‟ini Sesela dipandang telah berjalan lancar, namun bagaimanapun juga hambatan dankendala tidak bisa terlepas dari setiap gerak langkah manusia. Adapun hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang dirasakan guru bidang studi Bahasa Arab di MTs. Al-Mu‟ini Sesela adalah sebagai berikut: a. Masalah buku-buku paket atau buku-buku pegangan, guru Bahasa Arab di MTs. Al-Mu‟ini Sesela. Ia mengalami atau mendapat hambatan-hambatan yang disebabkan oleh kekurangan buku, sehingga tidak sedikit waktu yang dipergunakan untuk mencatat materi yang disampaikan, sementara waktu yang disediakan hanya 90 menit dalam satu kali tatap muka, sehingga materi pelajaran yang seharusnya selesai dalam satu minggu menjadi tertunda. b. Tidak seimbang antara materi yang disampaikan dengan alokasi waktu yang tersedia, sehingga guru di dalam menyampaikan materi terkadang tidak habis dan juga dipengaruhi oleh faktor di atas tersebut.
  • 75. c. Dalam penyampaian pelajaran di sini guru dituntut untuk memiliki keterampilan mengajar yang profesional dalam mengajar, sehingga guru bukan saja mampu menyampaikan materi akan tetapi lebih dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap anak didiknya. Oleh sebab itu, guru di dalam mengajar harus mempunyai berbagai macam metode atau menggunakan metode yang bervariasi, guru harus dapat menyesuaikan metode apa yang digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan. Disinilah peran seorang guru yang profesional dalam mengajar, sehingga tercipta suasana dalam interaksi belajar mengajar di dalam kelas sesuai dengan tujuan yang diinginkan. d. Kendala yang cukup dirasakan juga adalah masalah sarana dan prasarana atau media yang tersedia. Dalam hal ini adalah perpustakaan yang menjadi sumber belajar siswa masih kurang memadai, terutama buku-buku pelajaran Bahasa Arab, begitu juga dengan sarana dan prasarana yang lainnya seperti media pembelajaran yang masih kurang. 3. Upaya-Upaya dalam Mengatasi Faktor Penyebab Lemahnya Siswa dalam Pembelajaran Qawaid Dalam belajar Bahasa Arab tentu kita banyak menemukan masalah, tetapi disamping itu tentu ada pemecahan untuk menangani kesulitan pembelajaran Bahasa Arab.
  • 76. Sementara upaya-upaya yang dilakukan baik oleh guru bidang studi Bahasa Arab itu sendiri maupun dari pihak sekolah sendiri terhadap habatan-hambatan di atas adalah sebagai berikut: a. Usaha yang dilakukan oleh guru bidang studi Bahasa Arab dalam hal ini untuk mengatasi kekurangan buku-buku paket atau buku pegangan, terutama buku pegangan untuk siswa, yakni siswa dianjurkan untuk membeli buku-buku paket atau memfoto kopinya sehingga mempermudah di dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, serta memberikan tugas kepada siswa untuk mencatat materi pelajaran di rumah, karena di samping siswa mencatat materi pelajaran secara tidak langsung siswa melakukan proses belajar mengajar. b. Untuk alokasi waktu yang terbatas, guru mengupayakan dengan memberikan tambahan waktu pelajaran di luar jam pelajaran (les), sehingga materi yang tersisa bisa diselesaikan, upaya ini dirasakan cukup efektif karena disamping materi dapat terselesaikan juga pengembangan materi bisa lebih mendalam. c. Guru harus memilih metode yang tepat untuk mengajar sehingga murid benar-benar senang dan giat dalam menerima pelajaran yang disampaikan. d. Untuk mengadakan sarana dan prasarana, guru mengkonsultasikan dengan pihak Madrasah untuk mengupayakan buku-buku pelajaran
  • 77. khususnya buku Bahasa Arab serta pengadaan media pembelajaran lainnya yang mendukung lancarnya proses belajar mengajar. Demikianlah beberapa usaha yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar di MTs. Al-Mu‟ini Sesela Lombok Barat.
  • 78. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian beberapa Bab di atas, dalam penelitian tentang “Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela Tahun Pelajaran 2013 / 2014” ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa dalam penelitian yang telah dilaksanakan tentang Penerapan Pembelajaran Qawaid di Kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela ini mampu meningkatkan pemahaman bahasa arab siswa. 2. Pada umumnya pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Qawaid Dalam meningkatkan pemahaman Bahasa Arab Siswa Kelas IX di MTs. Al- Mu‟ini Sesela dilakukan dengan dua pendekatan yaitu: pendekatan individual dan pendekatan kelompok. 3. Kendala-kendala dalam pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Qawaid dalam Bahasa Arab dapat dilihat dari masalah buku-buku pelajaran (paket) dan buku-buku pegangan, masalah alokasi waktu yang tersedia, metode guru dalam mengajar, dan masalah sarana dan prasarana yang dimiliki. 4. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru bidang studi Bahasa Arab dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut yaitu melalui pengupayaan tambahan pelajaran, memberikan tugas dan mengkonsultasikan secepat
  • 79. mungkin, menambahkan buku-buku paket atau buku pedoman yang berkaitan dengan Bahasa Arab dan sarana prasarana dengan pihak Madrasah dan guru harus memilih metode yang tepat dalam mengajar. B. Saran Bagi sekolah hendaknya melengkapi sarana dan prasarana sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal dan tujuan pembelajaran bisa tercapai, serta meningkatkan profesionalitas guru. Bagi Guru. Guru hendaknya lebih mampu mengembangkan pembelajaran dengan memperbanyak metode-metode sehingga para siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan hendaknya guru memanfaatkan media elektronik yang tersedia dan membuat variasi dalam penerapan metode serta selalu memberikan motivasi kepada peserta didik dengan meyakinkan peserta didik bahwa balajar bahasa Arab itu mudah dan penting untuk dipelajari, karena bahasa Arab adalah sarana untuk memahami ilmu agama. Dan juga meningkatkan pengelolaan kelas agar suasana kelas lebih kondusif. Sedangkan bagi Siswa atau peserta didik, Peserta didik sebaiknya meningkatkan semangat belajar bahasa Arab agar tidak merasa bosan dan jenuh terhadap pembelajaran Al-Qawa‟id. Bagi peserta didik hendaknya berpatisipatif mengikuti kegiatan baca tulis Al Qu‟ran yang diadakan pihak sekolah guna menunjang kemampuan dalam belajar Bahasa Arab.
  • 80. DAFTAR PUSTAKA Adi Gunawan (2001). Kamus besar bahasa indonesia. Surabaya: kartika Ahmad, M. (1979). Thuruqul Lughatil Arabiyyah Anita E. Woll Folk, Lorraine Mc. Cane-Nicolich (2004). Mengembangkan Kepribadian dan Kecerdasan Anak. Jakarta: Inisiasi Pers. Cece Wijaya (1994). Kemampuan dasar guru dalam proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dr. Mahsun M,S.(2005) Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Faisal Hendra,dkk.(2007). Kemampuan Berbahasa Arab. Jakarta: Gaung persada Pers. http://fzil.wordpress.com/2012/05/20/metode-pembelajaran-qawaid/ http://ummumuhammadmalik.blogspot.com/2013/07/tadris-qawaid.html Ibrahim, A. A. (1987). Al Muwajjih Al Fanni. Kairo: Dar al Ma‟arif. Imam Makruf,S.Ag.,M.Pd (2009). Strategi pembelajaran Bahasa Arab Aktif. Semarang :NEED‟S PRESS Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riserch Sosial, Penerbit Alumni, Bandung, 1980. Maksudin. (2004). Strategi pembelajaran Sharaf dalam Al-Arabiyah. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. Yagyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Moh. Kasiram, M.Sc.(2008)Metodologi Penelitian.Yogyakarta:Sukses Offset. Munawwir. A. (2002). Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia. Cet. Kedua. Surabaya: PustakaProgressif.
  • 81. Rasyidin, D. (2007). Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Arab (Membaca, Ta‟bir, Berbicara, Menulis, Imla, Nahwu, Insya, dan Khath ). PERSIS: Bidang Tarbiyah. Sanjaya,W. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Cet. Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Soejono, Ag.(1983) Metode Khusus Bahasa Indonesia. Bandung: C.V. Ilmu Suharsimi Arikunto, Dasar-dasa Evaluasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1992. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendapatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sujono. A. (2003). Pengantar Evalusi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1989. Sutomo. (1985). Tekhnik Penilain Pendidikan. Surabaya: PT Bina Ilmu. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1994. Syaifudin Anwas, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997. Usman, B. (2002). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Press. Depag RI. Walija. (1996). Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah Jakarta Press. Wibowo, Wahyu.(200`) Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia.
  • 83. LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU Sekolah : MTs. Al-Mu’ini Sesela Mata Pelajaran : Bahasa Arab Kelas : IX Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit Petunjuk: 1. Berikan penilaian dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang tersedia 2. Pemberian skor: Skor 4 diberikan jika 3 (semua) deskriptor yang nampak Skor 3 diberikan jika 2 deskriptor yang nampak Skor 2 diberikan jika 1 deskriptor yang nampak Skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor yang nampak No Deskriptor Tampak Skor Ya Tidak 1 Membangkitkan semangat siswa dalam belajar: a. Memotivasi siswa dengan cara tepuk tangan. b. Mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi sebelumnya c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan metode atau media yang digunakan 3 2 Menyampaikan Materi Kepada siswa: a. Menyampaikan materi berbicara/ kalam yang terkait dengan Materi. b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran. c. Membagikan media gambar kepada beberapa siswa. 4
  • 84. 3 Pendampingan Siswa selama proses belajar mengajar berlangsung: a. Mengamati jalannya proses belajar mengajar. b. Siswa yang sudah mendapatkan media gambar, diminta untuk menyebutkan tulisan yang ada dalam gambar tersebut c. Gambar yang sudah didapatkan ditukar dengan teman sebangkunya. 4 4 Faktor kebahasaan (ucapan dan kelancaran): a. Guru memberikan contoh bacaan yang benar terkait materi berbicara/kalam. b. Meminta beberapa siswa mengulangi bacaan (berbicara/kalam) yang sudah dipelajari. c. Siswa yang kurang aktif diminta untuk menerjemahkan beberapa kosa kata materi berbicara/kalam yang dibacakan oleh temannya. 4 5 Memberikan Penguatan dengan: a. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya terkait materi yang belum dimengerti. b. Menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah disampaikan. c. Melakukan evaluasi dengan memberikan soal tes kepada masing- masing siswa. 3 Jumlah Skor 18 Rata-rata Skor 4 Sesela, Februari 2015 Observer ( MUNAWIR ) NIM. 15.1.11.2.023/T
  • 85. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Sekolah : MTs. Al-Mu’ini Sesela Mata Pelajaran : Bahasa Arab Kelas : IX Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit Petunjuk: 1. Berikan penilaian dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang tersedia 2. Pemberian skor: Skor 5 diberikan jika 4 (semua) deskriptor yang nampak Skor 4 diberikan jika 3 deskriptor yang nampak Skor 3 diberikan jika 2 deskriptor yang nampak Skor 2 diberikan jika 1 deskriptor yang nampak Skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor yang nampak No Deskriptor Tampak Skor Ya Tidak 1. Interaksi siswa dengan guru 4 a. Siswa mengajukan pertanyaan satu kali pada guru terkait dengan materi yang dianggap belum jelas. b. Siswa berusaha menjawab dengan benar pertanyaan guru. c. Siswa berusaha menjawab dengan benar pertanyaan yang dijawab salah sebelumnya. d. Siswa mengemukakan pendapat pada guru. 2. Interaksi siswa dengan siswa 4 a. Siswa bertanya kepada temannya yang lebih bisa. b. Siswa menjawab pertanyaan temannya. c. Siswa berusaha memperbaiki kesalahannya dalam mengerjakan soal. d. Siswa memperhatikan penjelasan teman-temannya.
  • 86. 3 Aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran 5 a. Siswa mengacungkan tangan untuk mengerjakan soal. b. Siswa menjadi bersemangat dalam mengikuti pelajaran. c. Siswa merespon atas simulasi yang diberikan guru atau siswa lain. d. Siswa mencatat penjelasan yang penting dari guru atau siswa lain. 4. Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan Media Gambar 4 a. Mempunyai tanggung jawab terhadap kelompoknya. b. Mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. c. Mempunyai daya kreatif untuk memberikan bimbingan kepada temannya. d. Saling membantu teman satu kelompok. 5. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar 4 a. Siswa mencoba menyimpulkan materi yang dibahas. b. Siswa berusaha memperbaiki kesimpulan yang salah sebelumnya. c. Siswa berusaha memperbaiki atau menambahkan kesimpulan dari temannya. d. Mencatat kesimpulan yang diberikan oleh guru. Jumlah Skor 21 Rata-Rata Skor 4 Sesela, Februari 2015 Observer ( MUNAWIR ) NIM. 15.1.11.2.023/T
  • 87. LAMPIRAN II SOAL ANGKET Petunjuk : Pilih salah satu jawaban (a,b,c atau d) yang di anggap paling benar dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada lembar jawaban yang tersedia ! Apa artinya Upacara Acara Tanggal Kegiatan keagamaan Apa artinya “Fi‟il Madi” . Kata perintah lampauKata kerja . Kata kerja . Kata kerja sedeng …….
  • 88. Contoh yang benar dari “fi‟il Amar” adalah Contoh yang benar dari “ La Nahiyah” adalah Apa arti kalimat Cepat Siap Dapat Kuat kegembiraan Kepuasan Bagian Hiburan
  • 89. LAMPIRAN III PEDOMAN OBSERVASI DAN PEDOMAN DOKUMENTASI PEDOMAN OBSERVASI Hal yang Diobservasikan Deskripsi Jawaban 1. Letak Geografis MTs. Al-Mu‟ini Sesela. 2. Proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Arab di kelas IX MTs. Al-Mu‟ini Sesela. 3. Motivasi siswa kelas IX dalam mengikuti proses belajar mengajar bahasa Arab. 4. Kemampuan guru bahasa Arab dalam meningkatkan pemahaman bahasa Arab siswa.
  • 90. PEDOMAN DOKUMENTASI No Hal-Hal Yang Didokumentasikan Sumber Keterangan 1. Sejarah berdirinya MTs. Al-Mu‟ini Sesela 2. Data keadaan sarana dan prasarana MTs. Al-Mu‟ini Sesela 3. Struktur organisasi MTs. Al-Mu‟ini Sesela 4. Data keadaan siswa MTs. Al-Mu‟ini Sesela 5. Data keadaan guru dan pegawai / karyawan MTs. Al-Mu‟ini Sesela