12. 3. Malaikat jibril membawa wahyu yang
pertama dari Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW berupa surat ….
B. Al alaq D. At thoha
A. Al maidah C. Al fatihah
NEXT
13. 4. Apa sebutan unuk orang yang pertama kali
masuk islam …
B. Assabiqunal
awwalun D. muslim
A. muallaf C. mu’minin
NEXT
14. 5. Berapa tahun nabi berdakwah secara
sembunyi sembunyi …
D. ± 3 tahunB. 4 tahun
A. ± 1 tahun C. 2 tahun
NEXT
15. 6. Perang badar terjadi pada …
C. 17 ramadhan
2 H
B. 25 dzulhijjah
tahun 10 H
A. Pertengahan bulan
sya’ban tahun ke 3 H
D. 10 sya’ban 5 H
NEXT
16. 7. perang Mukhtah terjadi pada tahun …
C. 8 hijriyah
B. 7 hijriyah
A. 6 hijriyah
D. 9 hijriyah
NEXT
17. 8. bangsa arab mulai menyembah berhala
ketika ka’bah dibawah kekuasaan …
C. jurhum
B. Abrahah
A. Abu lu’luah
D. Muhammad
SAW
NEXT
18. 9. berhala besar yang terbuat dari batu akik
berwarna merah berbentuk patung manusia
yang ditempatkan disisi ka’bah yaitu …
B. Hubal
C. ManathA. Al uzza
D. Al latta
NEXT
19. 10. Menurut tsaqif (penduduk thaif) berhala
yang paling tua adalah …
B. Hubal
C. ManathA. Al uzza
D. Al latta
NEXT
20. 11. agama yahudi masuk ke jazirah arab pada
tahun …
A.1291 SM
B. 1391 SM
C. 1491 SM
D. 1591 SM
NEXT
21. 12. gua hira adalah gua yang berada di
bukit….
A.tsur
B. shofa
C. nur
D. marwah
NEXT
22. 13. sebagai balas budi abu tholib memilih
siapa untuk dididik dan di tanggung
nafkahnya ….
A.Abu bakar
B. Zaid bin
tsabit
C. Ali
D. Umar bin
khottob
NEXT
23. 14. seorang budak yang di merdekakan oleh
siti khodijah dan akhirnya menyusul masuk
islam ….
C. Bilal bin
rabah
B. Arqom bin
abil arqam
C. Zaid bin
tsabit
D. Amr bin luay
NEXT
24. 15. fase kedua secara terang terangan
disebut juga ….
A. jahrinah
B. mahriyyah
C. jahriyyah
D. sirriyah
NEXT
25. 16. surat yang menandai dimulainya da’wah
nabi muhammad SAW secara terang
terangan ….
A. Al hijr ayat 75 C. Al hijr ayat 49
B. Al hijr ayat 94 D. Al hijr ayat 90
NEXT
26. 17. pada tahun ke 12 sesudah kenabian
muhammad SAW, di buatlah perjanjian yang
terkenal dengan sebutan perjanjian ….
A. hudaibiyah
B. quba’
C. aqabah I
D. Aqabah II
NEXT
27. 18. Siapa yang diminta rasulullah untuk tidur di tempat
tidur beliau sehingga orang orang mengira bahwa
beliau masih berada di rumah ….
A. Ali bin abi
tholib
D. Abdul
muntholib
B. Abu bakar
C. Usman bin affan
NEXT
28. 19. Masjid quba’ dalam al qur’an
disebut juga masjid ….
A. taqwa
D. baiturrahmanB. nabawi
C. Al amin
NEXT
29. 20. Tabuk yaitu daerah antara….
D. madinah-Palestina
A. Palestina-israel
B. madinah-makkah
C. Palestina-makkah
NEXT
30. 21. Diantar mereka yang mengangkat
dirinya sebagai nabi kecuali….
B. Zaid bin
haritssah
D. Musailamah al-
kadzab
A. Tulaihan bin
khuwailid
C. sa’jah tamimiyah
NEXT
31. 22. Fathul makkah terjadi pada tahun
…….
C. 8 hijriyah
D. 9 hijriyahB. 7 hijriyah
A. 6 hijriyah
NEXT
32. 23. Madinah al munawarah dahulu di
sebut…
D. yatsrib
C. Madyan
B. bhetelem
A. thursina
NEXT
33. 24.Dalam perjalanan menuju sidratul muntaha nabi
muhammad SAW dan malaikat jibril singgah di tujuh
lapis langit, pada langit ke 4 rasuullah bertemu nabi…
A. idris C. Adam
B. yusuf D.ibrahim
NEXT
34. 25.Dalam perjalanan menuju sidratul muntaha nabi
muhammad SAW dan malaikat jibril singgah di tujuh
lapis langit, pada langit ke 5 rasuullah bertemu nabi…
A. idris C. Adam
B. yusuf D.ibrahim
NEXT
35. 26. setelah melewati ke tujuh lapis langit tersebut
rasulullah saw diajak ke baitul makmur tempat
malaikat melaksanakan …
D. wukuf
C. Tahallul
B. sa’i
A. thowaf
NEXT
36. 27. Kata isra’ berasal dari bahasa arab yang berarti…
A. pertolongan C. Naiknya nabi
B. Perjalanan
siang
D.Perjalanan
malam
NEXT
37. 28. Raja habsyi yang terkenal adil dan bijaksana
bernama…
A. zanirah
C. na’im bin
abdillah
D. hamzahB. Nagasyi
NEXT
38. 29. Muhammad di angkat menjadi nabi pada usia…
A. 27 tahun
D. 36 tahunB. 62 tahun
C. 40 tahun
NEXT
39. 30. Yang termasuk assabiqunal awwalun,kecuali…
A. Usman bin
affan
D. Argon bin abil
arqon
C. Zubair bin
awwam
B. Abu tholib
NEXT
43. KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. B
4. B
5. D
6. C
7. C
8. C
9. B
10.D
11.C
12.C
13.C
14.C
15.C
16.B
17.C
18.A
19.A
20.D
21.B
22.C
23.D
24.A
25.D
26.A
27.D
28.B
29.C
30.B
47. A. Asal Usul Bangsa Arab Pra Islam
Bangsa Arab adalah ras Semit yang tinggal di sekitar jazirah Arabia. Bangsa
Arab purbakala adalah masyarakat terpencil sehingga sulit dilacak riwayatnya. Sedangkan
bangsa arab termasuk dalam keturunan ras bangsa Caucasoid. Bangsa arab terbagi atas dua
kelombok besar, yaitu:
1. Arab Baidah
Arab Baidah ialah bangsa Arab yang sudah tidak ada lagi, di antaranya telah tercatat dalam
kita agama samawi dan syair-syair arab seperti kaum Tsamud, Ad, Jadis, dan Thasm. Rata-rata
kehidupan peradaban mereka maju dalam bidang pertanian, peternakan, dan kerajinan. Hal
tersebut karena letaknya yang strategis diantar jalur perniagaan internasional saat itu, maka
banyak penduduknya menjadi saudagar ulung.
2. Arab Baqiah (mereka ini masih ada) terbagi pada dua kelompok:
Keturunan Baqiah masih ada sampai sekarang, mereka terbagi dalam dua kelompok
diantarnya adalah Arab Aribah yaitu kelompok yang bernenek moyang
bangsa Qathan di Yaman. Kedua Arab Musta'ribah yang Kebanyakan dari penduduk Arabia
yang mendiami bagian tengah Jazirah Arabia dari Hejaz sampai ke Syam. Kelompok Arab
Musta'arabah inilah yang mendiami Mekkah tinggal bersama
Nabi Ibrahim hingga terjadi percampuran (Perkawinan) yang kemudian melahirkan suku
Arab termasuk suku Quraisy, yang tumbuh dari induk suku Adnan.
Sejarah Arab erat kaitannya dengan Ka’bah. Sejarah Ka’bah di Makkah dimulai dengan
kedatangan Ibrahim beserta istri dan anaknya Ismail yang masih bayi. Ismail yang memiliki
Mu’jizat dan kemuliaan telah mendapat penghormatan besar, dan segenap orang dipenjuru
Jazirah Arab berdatangan ke sana. Oleh karena itu Ibrahim bersama putranya Ismai
membangun Ka’bah. Pembangunan ini dilakukan agar Ka’bah bisa dijadikan tempat
mngerjakan Syi’ar Agama Ibrahim. Maka setelah itu diserulah umat manusia oleh Ibrahim
untuk mengerjakan haji. Semenjak itu berdatanganlah manusia dari segenap penjuru dari
berbagai macam negeri ke Makkah untuk mengerjakan ibadah Haji.
48. Menurut Mukhtar Yahya sejarah kedatangan Khuza’ah ke Makkah secara
besar-besaran adalah ketika orang-orang arab Yaman yang berasal dari kota
Ma’arib hendak merantau di wilayah lain. Di tengah perjalanan sampailah
mereka di pinggiran kota Makkah. Orang Khuza’ah mengadakan negoisasi
kepada penguasa Jurhum untuk tinggal beberapa hari di wilayah Makkah
guna istirahat sebelum melanjutkan perjalanan. Namum konon orang-orang
Jurhum mengusir secara kasar mereka, tentu hal tersebut sangat
menyakitkan hati bagi suku Khuza’ah. Akibatnya terjadilah peperangan di
antara kedua suku tersebut. Dalam peperangan tersebut Khuza’ah
memperoleh kemenangan. Seiringnya waktu maka Khuza’ah memegang
dua kekuasaan yang sebelumnya dipegang Jurhum, yaitu kekuasaan
kenegaraan dan kekuasaan keagamaan.
Peradaban timur tengah dipengaruhi oleh bangsa yunani dan romawi.
Pendapat ini diperkuat oleh Ahmad Amin yang dikutip oleh Badri Yatim, dia
memaparkan bahwa apa yang berkembang menjelang kebangkitan Islam
merupakan pengaruh dari budaya-budaya bangsa disekitarnya yang jauh
lebih maju dari pada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengeruh tersebut
masuk ke Jazirah Arab melalu beberapa jalur, diantaranya melalui
perdagangan, melalui politik kerajaan, dan misi Yahudi dan Kristen. Melalui
perdangan bangsa arab telah berhubungan dengan bangsa Syiria, Habsyi,
Mesir, dan Romawi, yang mana peredaban mereka telah mendapat pengaruh
dari kebudayaan Yunani.
49. Kondisi Bangsa Arab Pra Islam
1. Kondisi Geografis
Jazirah Arab dikelilingi oleh tiga lautan, yaitu laut
merah di barat, samudera Hindia di Selatan, dan
Teluk Persia di timur. Letak geopolitik ini sangat
menguntungkan bagi kondisi sosial, ekonomi, dan
politik bangsa Arab. Keadaan tanahnya sebagian
besar terdiri dari Padang Pasir tandus, bukit dan
batu, terutama bagian tengah. Sedang
bagian selatan atau bagian pesisir pada umumnya
tanahnya cukup subur.
50. Untuk wilayah bagian Tengah terbagi pada:
a. Sahara Langit atau disebut pula Sahara Nufud
memanjang 140 mil dari utara ke selatan
dan 180 mil dari timur ke barat. Oase dan mata air
sangat jarang, tiupan angin sering kali menimbulkan
kabut debu yang mengakibatkan daerah ini sukar
ditempuh;
b. Sahara Selatan disebut al Ru'ul Khali yang
membentang dan menyambung sahara Langit
kearah timur sampai selatan persia. Hampir seluruhn
ya merupakan daratan Keras, tandus, dan pasir
bergelombang;
c. Sahara Harrat, suatu daerah yang terdiri dari
tanah liat yang berbatu hitam bagaikan Terbakar.
52. 1. Dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekkah
Masyarakat Arab Jahiliyah Periode Mekah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian
adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang
masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama,
umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah
menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah
diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam
A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama
penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja
itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah
SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur
bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan
Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab
Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang
dilakukan kaum Sabi’in.
53. 2. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada
tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang
bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira
terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan
turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali
yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama
tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5)
turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar
Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat
manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode
Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah
diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat,
yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah
dinamakan Surah Makkiyyah.
54. 3. Ajaran Islam Periode Mekah
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus
didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya
adalah sebagai berikut:
a. Keesaan Allah SWT
b. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
c. Kesucian jiwa
d. Persaudaraan dan Persatuan
55. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW
PERIODE MEKAH
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode
Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan
kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan
hokum, sehingga menjadi umat yang meyakini
kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan
ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha
mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
56. 1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4
Tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini,
Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-
orang yang berada di lingkungan rumah tangganya
sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai
orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah
Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti
Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10
dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu
Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya),
Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu
Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan
Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu
kecil).
57. Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam
sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya
menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
۞ Abdul Amar dari Bani Zuhrah
۞ Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
۞ Utsman bin Affan
۞ Zubair bin Awam
۞ Sa’ad bin Abu Waqqas
۞ Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah
secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah
disebutkan d atas disebut Assabiqunal
Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
58. 2. Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun
ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang
berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-
Qur’an Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-
terangan ini antara lain sebaga berikut:
Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani
Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak
agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima
agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani
Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi
merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib,
Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
59. Rasulullah SAW mengumpulkan para
penduduk kota Mekah, terutama yang berada
dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk
berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan
ini juga telah menyatakan diri masuk Islam
dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu:
Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi
SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin
Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6
dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab
60. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya
kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah
mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang
masuk Islam antara lain:
۞ Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum
Giffar.
۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair
terpandang dari kaum Daus.
۞ Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk
Yastrib (Madinah).
61. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam
dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang.
Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang,
dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih
banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin
Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah
SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun
ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul
Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan
pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan
melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain
itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan
para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
62. 3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah
menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah
SAW, yakni:
Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan
dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang.
Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam
masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan,
sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya
kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat,
karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat
meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan
leluhur mereka.
Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan
dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
63. Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan
menghentikan dakwah Rasulullah SAW bermacam-
macam antara lain:
۞ Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal,
Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan
anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para
pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas
perikemanusiaan.
۞ Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi
Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka
dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy
menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat
lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy
dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
64. Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya
Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke
dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke
Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan
jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi
pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena
menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya
salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun,
dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke
Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu
Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman
Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri
Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun
wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka
cita).
65. E. Hikmah Sejarah Dakwah Periode Mekah
Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekah, antara
lain sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan agama
Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
b. Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah dari Allah
swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah), bahkan kepada keluarga atau
orang yang sangat dicintainya.
c. Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih menjadi
utusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
d. Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai menggunakan
kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan (QS
An Nahl: 125).
e. Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah. Artinya, Tingkah laku
dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah teladan yang baik, terutama terhadap
ajaran Islam yang didakwahkannya.
f. Melalui dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam mendapatkan
informasi mengenai agama yang diridai Allah.
g. Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang hak dan
persamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
h. Islam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan pemberantas
perbudakan.
i. Melalui penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya di mata Allah
adalah sama.
67. Dakwah Rasulullah Periode Madinah
Dengan berpindahnya Nabi Muhammad saw. dari
Mekah, berakhirlah periode pertama sejarah risalahnya.
Tidak kurang dari 13 tahun lamanya beliau berjuang
menegakkan agama Allah di tengah masyarakat Mekah.
Pada hari Jum’at, 12 Rabiulawal tahun 1 Hijrah atau
bertepatan dengan tanggal 24 September tahun 622
Masehi, Rasulullah, Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib
memasuki kota Yastrib dan mendapatkan sambutan yang
hangat, penuh kerinduan dan rasa hormat dari
penduduknya. Sejak saat itu pula, Yastrib berubah
namanya menjadi Madinatun Nabi yang artinya ‘Kota
Nabi’ dan selanjutnya disebut Madinah
68. Setelah menetap di Madinah, barulah Rasulullah
memulai rencana mengatur siasat dan membentuk
masyarakat Islam yang bebas dari ancaman dan tekanan,
mempertalikan hubungan kekeluargaan antara kaum
Anshar dan Muhajirin, mengadakan perjanjian saling
membantu antara kaum muslim dengan orang-orang
yang bukan Islam dan menyusun siasat, ekonomi, sosial
serta dasar-dasar Daulah Islamiyah.
Dengan demikian, gerak perjuangan Rasulullah di
Madinah ini bersifat dua segi. Pertama, membina
masyarakat Islam. Kedua, memelihara dan
mempertahankan masyarakat Islam dari segala ancaman,
hambatan dan gangguan dari pihak yang ingin
memadamkan cahaya hidayah Allah.
69. Strategi Dakwah Rasulullah
Keberadaan Muhammad bin Abdullah di Madinah
memiliki dwi fungsi, yakni: Pertama, berfungsi sebagai
Rasulullah. Kedua, sebagai kepala negara dan justru
karena hal ini, beliau tidak lagi menggunakan metode
menyeru orang per orang, tetapi kaum per kaum.
Ada tiga langkah yang diambil oleh Rasulullah untuk
mencapai sasaran perjuangannya. Pertama, ketika
Rasulullah kemudian berdiam di kota Madinah, masjid
lah yang pertama kali dibangun. Tindakan ini
mengandung makna bahwa pembinaan moral dan takwa
adalah hal yang pertama yang dilakukan sebelum hal-
hal yang lainnya.
70. Kedua, mempersaudarakan sesama muslim (Anshar
dan Muhajirin) berdasarkan tali ikatan agama tanpa
ada perbedaan derajat, baik karena darah maupun
karena suku. Terhadap kelompok masyarakat
muslim ini, Rasulullah langsung menjadi
pemimpinnya sendiri dan memberlakukan semua
ketentuan yang diwajibkan oleh agama.
Ketiga, membangun budaya baca dan mencintai
ilmu. Rasulullah diutus ketika bangsa Arab berada
dalam kondisi jahiliyah karena kaum Quraisy Mekah
yang mampu menguasai aksara hanya 17 orang,
sedangkan suku Aus dan Khazraj hanya memiliki 11
orang yang pandai membaca, namun mereka mampu
bersyair.
71. Keempat, membangun masyarakat madani,
membangun sebuah masyarakat bernegara yang
didukung oleh seluruh penduduk Madinah dan
sekitarnya tanpa memandang asal keturunan dan
agama yang dianut. Masyarakat bernegara yang
dibangun oleh Rasulullah lahir berdasarkan konrak
sosial yang dibuat dan disepakati bersama oleh
seluruh pihak penduduk Yastrib (Madinah) dan
sekitarnya yang terekam dalam satu piagam yang
dikenal dengan Piagam Madinah.
72. Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan dalam
Dakwah Rasulullah
Usaha Rasulullah berdakwah mewujudkan masyarakat
madani mendapat ancaman, hambatan, dan gangguan
dari pihak yang tidak ingin masyarakat muslim kuat dan
jaya, mereka ingin memadamkan nur Ilahi, mereka ini
antara lain adalah Yahudi, munafik dan kafir Quraisy.
Ancaman dari Bangsa Yahudi
Yahudi bani Qainuqa diusir dari kota Madinah karena
sering menimbulkan kekacauan. Pada tahun 4 Hijrah,
Yahudi bani Nazir berencana berbuat makar, yaitu
merencanakan membunuh Rasulullah ketika
mengadakan kunjungan ke daerah mereka (lihat QS Al-
Maidah: 11).
73. Aspek Keagamaan
Bangsa Arab di zaman jahiliyah menyembah patung
atau berhala dan menyembelih hewan kurban di
hadapan patung-patung sesembahan tersebut untuk
memuliakannya. Pada umumnya, mereka tenggelam
pada kemusyrikan dan hidup saling berpecah belah serta
saling bermusuhan dan berperang. Setiap sengketa yang
munculn diantara mereka diserahkannya kepada para
pemimpin mereka. Agama Islam dating membawa
Undang-undang dari Allah swt., yakni Al-Quran yang
mengatur kehidupan mereka. Baik mengenai hubungan
antar individu maupun keimanan, seperti iman kepada
Allah, hari kebangkitan, juga mengenai ibadah, seperti
puasa, shalat, zakat, dan haji. Al-Quran benar-benar
telah menghidupkan hati dan jiwa bangsa Arab saat itu.
BAC