SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MADINAH
A. LATAR BELAKANG
Pada abad ke-5 sejarah dakwah Rasulullah saw. di Mekah, bangsa Quraisy
melakukan pemboikotan terhadap bani Hasyim dan bani Muthalib (keluarga besar
Muhammad saw.) untuk melupuhkan gerakan Muhammad saw. Beberapa pemboikotan
tersebut antara lain ;
Memutuskan hubungan perkawinan.
Memutuskan hubungan jual beli.
Memutuskan hubungan ziarah-menziarahi.
Tidak ada tolong-menolong.
Pemboikotan itu tertulis diatas selembar sahitah atau plakat yang digantung di
kakbah dan tidak akan dicabut sebelum Muhammad saw. menghentikan gerakannya.
Selama tiga tahun bani Hasyim dan bani Muthalib menderita kemiskinan dan juga banyak
pengikut Rasulullah yang menyingkir ke luar kota Mekah untuk mempertahankan hidup
dan menyelamatkan diri karena pemboikotan itu. Di tambah lagi datangnya ujian kepada
Rasulullah saw. pada tahun ke-10 dari masa kenabian (620 M) yaitu wafatnya paman
beliau Abu Thalib pada usia dan istrinya, Khadijah yang sangat Rasulullah cintai. Dalam
sejarah hal ini disebut Amul Huzni (tahun kesedihan atautahun sukacita).
Dengan meninggalnya dua tokoh tersebut orang Quraisy makin berani menganggu
dan menghalangi Rasulullah dengan melemparkan kotoran kepunggun nabi dan mencekik
hingga nabi hamper meninggal. Oleh karena itu, Nabi Muhammad bersama Zaid bin
Harisah pergi hijrah ke Taif untuk berdakwah dan menemui pemuka-pemuka kabilah Tsaqi
dan mengajak mereka kepada islam. Namun ajakan beliau ditolak dengan kasar hingga
mengusir, menyoraki, dan mengejar Rasulullah saw. pada saat itu Rasulullah berlindung
dibawah pohon anggur di kebun Utba dan Syaiba (anak Rabia) dengan keadaan terluka.
Muhammad saw. dan pengikutnya terus tertimpa kesulitan dan hambatan tetapi mereka
sabra dan tawakal.
Karena menghadapi ujian yang sangat berat dan tingkat perjuangan yang sudah
berada pada puncaknya, Rasulullah saw. diperintahkan oleh Allah SWT. untuk menjalani
Isra dan Mikraj dari Mekah menuju Baitul Maqdis di Palestina dan selanjutnya naik ke
langit hingga Sidratul Muntaha (QS Al-Isra/17:1). Pada malam tanggal 17 rajab tahun ke-11
dari kenabian dan ditempuh hanya dalam satu malam. Hikmah dari peristiwa Isra dan
Mikraj antara lain :
Karunia dan keistimewaan tersendiri bagi Nabi Muhammad saw. yang tak pernah
diberikan Allah SWT. Kepada manusia dan nabi-nabi sebelumnya.
Menambah kekuatan iman dan keyakinan beliau sebagai Rasul untuk terus menyerukan
agama Allah kepada seluruh umat manusia.
Menjadi ujian bagi kaum muslim sendiri sejauh mana mereka beriman dan percaya kepada
kejadian yang menakjubkan itu yang hanya ditempuh dalam waktu semalam.
Peristiwa ini diolok-olok oleh kaum Quraisy dan menudun Nabi Muhammad saw. sudah
gila. Meski demikian, ada yang percaya terhadap kejadian ini, yaitu Abu Bakar sehingga
namanya di tambahkan As Sidik. Yang As Sidik artinya benar.
B. HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW. KE YATSRIB
(MADINAH)
Faktor-faktor yang mendorong hijrahnya Nabi Muhammad saw. ke Yatsrib (Madinah)
antara lain :
1. Ada tanda-tanda yang mendorong hijrahnya Nabi Muhammad saw. ke Yastrib (madinah)
antara lain :
Pada tahun 621 M. telah datang 13 orang penduduk Yastrib menemui Nabi Muhammad
saw. dibukit Aqadah yang berikrar masuk islam (perjanjian Aqabah I)
Pada tahun 622 M, datang sebanyak 73 orang Yastrib ke Mekah terdiri dari suku Aus dan
Khazraj. Saat itu mereka tampak datnag untuk melakukan haji, tetapi sesungguhnya untuk
menjumpai rasulullah dan mengajaknya pindah ke Yastrib serta berjanji membela,
mempertahankan dan melindungi Rasulullah beserta pengikut dan keluarganya seperti
melindungi diri mereka sendiri. (perjanjian Aqbah II). Akhirnya , Rasulullah menyuruh
sahabat-sahabtnya berpindah bersama.
2. Ada rencana pembunuhan terhadap Rasulullah saw. oleh kaum kafir Quraisy yang
kesepakatannya diputuskan oleh pemuka-pemuka Quraisy di Darun Nadwah. Mereka
menyatakan bahwa :
Mereka sangat khawatir apabila Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yastrib
dan akan menyerang kafilah-kafilah dagang Quraisy yang pulang pergi ke Syam. Hal ini
mengakibatkan kerugian bagi perniagaan mereka.
Mereka akan membunuh Muhammas sebelum ia ikut pindah ke Yastrib. Hal ini dilakukan
demi keselamatan dan masa depan bangsa Quraisy.
Mereka menyusun rencana pembunuhan Muhamma dengan cara setiap suku Quraisy
mengirimkan seorang pemuda tangguh sehingga apabila Rasulullah terbunuh, keluarganya
tidak akan mampu membela diri di hadapan seluruh suku Quraisy, kemudian mengepung
rumah Nabi saw. dan akan membunuhnya di saat fajar ketika ia melaksanakan shalat
subuh.
Rencana tersebut diketahui Rasulullah saw. yang kemudian mengatur strategi
dengan meminta Ali bin abi Thalib untuk tidur ditempat beliau. Rasulullah berkemas
sendiri dan meninggalkan rumah, tampak disekeliling rumahnya para pemuda kaum
Quraisy tertidur lelap. Selanjutnya Rasulullah menuju rumah Abu Bakar Sidik dan mereka
menuju ke gua di bukin Tsur, sebelah selatan kota Mekah untuk sembunyi beberapa hari.
Pemuda-pemuda Quraisy langsung mengejar dan menjelajahi seluruh kota untuk
mencari Rasulullah saw. ketika mengetahui yang tidur ternyata Ali Bin Abi Thalib, tetapi
hasilnya nihil. Mereka menyusul kea rah Yatsrib dan sampai juga di Gua Tsur, akan tetapi
mereka tida menemukan seorang pun disana karena pintu gua tertutupi oleh jarring laba-
laba seakan tidak pernah orang masuk ke gua tersebut. Mereka pun kembali dengan tangan
hampa. Selama tiga hari nabi Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi, kemudian mereka
kembali meneruskan perjalanan.
C. AKHIR PERIODE DAKWAH RASULULLAH DI KOTA
MEKAH
Dengan hijrahnya Rasulullah saw. dari Mekah ini, berakhirlah periode pertama
sejarah risalahnya di kota Mekah yang ± 13 tahun lamanya beliau menyerukan Islam di
tengah masyarakat Mekah denan Jihad, sabar , dan mengorbankan harta, jiwa serta tanpa
menggunakan kekerasan atau perusakan fasilitas dan harta benda yang dimiliki oleh kaum
kafir Quraisy.
Sebelum ke kota Yatsrib, Rasulullah saw. singgah di Quba (± 10 km jauhnya dari
Yatsrib). Disini Rasulullah mendirikan sebuah mesjid (Mesjid Quba) tepat pada hari Jum’at,
12 rabiulawal tahun 1 hujriah (24 September 622 M.). Rasulullah saw., Abu Bakar, dan Ali
Bin Abi Thalib saat memasuki kota Yatsrib mendapat sambutan penuh haru, hormat, dan
kerinduan diiringi puji-pujian dari seluruh masyarakat madinah. Pada hari itu juga,
Rasulullah saw. mengadakan salat jumat yang pertama kali dan berkhotbah di hadapan
kaum Muhajirin dan Ansar.
Sejak saat itu, kota Yatsrui berubah nama menjadi Madinah Nabi (Madinah Rasul).
Yang disebut Madinah. Orang-orang yang pindah atau hijrah mendapat sambutan kaum
muhajirin (pendatang). Adapun oenduduk asli disebut Ansar (pembela). Penduduk kota
Madinah itu sendiri terdiri dari dua golongan yang berbeda yaitu :
Golongan Arab yang berada dari selatan, yaitu suku Aus dan Khazraj.
Golongan Yahudi, yaitu orang-orang Israil yang berasal dari utara (Palestina). Kebiasaan
orang yahudi adalah selalu membanggakan diri dan sering mengadu domba antar suku Aus
dan Khazraj.
Peristiwa hijrah ini amat penting artinya bagi Islam dan kaum Muslim karena hijrahnya
Nabi saw. dari Mekah ke Madinah dijadikan sebagai pemulaan tahun hijriah. Dengan
hijrahrahnya kaum muslim, terbukalah kesempatan bagi Nabi saw. untuk mengatur
strategi membentuk masyarakat muslim yang bebas dari ancaman dan tekanan. Beberapa
dari strategi itu adalah mengadakan perjanjian saling membantu anatar kaum muslim
dengan orang-orang non muslim dan membangun kerja sama (politik, ekonomi, sosial,
serta dasar-dasar daulah Islamiyah.)
D. SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH
RASULULLAH SAW. PERIODE MADINAH
Beberapa hal yang dilakukan oleh Rasulullah saw. berkaitan dengan substansi dan strategi
pada periode Madinah antara lain sebagai berikut :
Membina masyarakat muslim melalui persaudaraan antara kaum mMuhajirin dan Ansar.
Sebagai contoh, Abu bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid.
Memelihara dan mempertahankan masyarakat muslim.
Rasulullah saw. membuat perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum yahudi
yang berdiam di dalam kota Madinah dan sekitarnya. Isi perjanjian tersebut adalah :
a. Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan mempunyai
wewenang penuh terhadap anggota golongannya
b. Semua lapisan harus tolong menolong dan saling membantu untuk melawan siapa saja
yang memerangi mereka.
c. Kota Madinah adalah Kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terkait dengan
perjanjian itu.
d. Mengakui dan menaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dipegang
oleh Nabi Muhammad saw.
e. Meletakkan dasar-dasar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat islam.
Melalui wahyu yang turunn dikota Madinah Nabi Muhammad saw. dapat menetapkan
dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat muslim, dengan dasar-dasar yang kokoh ini
terbentuk sebuah masyarakat dan pemerintahan islam sehinggu terwujud baldatun
tayyibatun warabbun gafur. Yaitu suatu Negara yang aman dengan limpahan karunia Allah
yang Mahakasih. Nama lain dari kota Madinah adalah Madinatul Munawwarah (kota yang
bercahay)
E. HIKMAH SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW.
PERIODE MADINAH
Beberapa hikmah yang dapat diambil adalah :
Terjalinnya persaudaraan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Muhajirin dan Ansar
Sikap menjaga persatuan dan saling menghormati antarsesama pemeluk agama
Menumbuhkankembangkan tolong-menolong antara yang kuat dengan yang lemah, yang
kaya denga yang miskin agar umat islam menjadi satu tumbuh yang kuat.
Memahami bahwa umat islam harus berpegang pada aturan Allah.
Memahami dan menyadari bahwa kita wajib menjalin hubungan yang baik dengan Allah
dan dengan sesame manusia
Kita mendapat warisan yang sangat menentukan keselamatan, baik di dunia maupun di
akhirat, yaitu dua pusaka, Kitabullah (Al-Quran) dan sunnah Rasul
Menjadikan perjuangan Rasulullah sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam
menyiarkan islamn berdasarkan peraturan Allah (Al Quran)
Terciptanya hubungan yang kondusif, yaitu saling memerlukan dan membutuhkan si kaya
dan simiskin.
F. SIKAP DAN PERILAKU
Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap sejarah dakwah Rasulullah pada
periode Madinah ini antara lain :
Mencintai Rasulullah saw. dengan konsisten dan berkomitmen melaksanakan Al Quran dan
sunah sebagai bukti merawat dan melestarikan ketakwaan.
Mensosialisasikan sunah nabi, seperti gemar menafkahkan harta di waktu lapang maupun
sempit, menahan amarah, dan memaafkan kesalahan orang lain serta tolong-menolong.
Gemar membaca buku, termasuk buku sejarah, khususnya sejarah Nabi Muhammad saw. dan
para sahabatnya.
Memelihara silaturahmi dan rukun sesame manusia, khususnya rukun sesame orang yang
melaksanakan Rukun islam.
Apabila mampu, mengunjungi tanah suci Mekah dan Madinah untuk melihat atau napak tilas
perjuangan nabi Muhammad saw. dan menunaikan ibadah haji atau umrah.
Mempelajari dan memahami Al Quran dan hadis-hadis sahih serta mengaplikasikan pesan-pesan
yang terdapat di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
Senantiasa berjihad di jalan Allah dengan mengikuti petunjuk Al-Wuran, bersikap sabar, dan
tidak merusak.
Aktif atau ikut serta dalam acara kepanitiaan untuk memperingati hari-hari besar Islam, seperti
maulid atau Isra Mikraj.
Merawat dan melestarikan tempat ibadah (mesjid), yakni dengan membersihkan dan mengisinya
dengan kegiatan salat berjemaah, pengajian/diskusi, dan lain-lain sehingga terwujud kehidupan
yang islami.
Menekuni dan mempelajarinya warisan Nabi Muhammad saw. yaitu Al Quran dan sunahnya
serta diaplikasikan semaksimal mungkin di dalam kegiatan sehari-hari.
PENUTUPAN
KESIMPULAN
RASULULLAH SAW. memiliki keteladanan yang luar biasa. Ketika
berada dalam kesulitan dan perjuangan mendakwah islam yang banyak
memiliki halangan, Beliau tetap sabar, ikhlas, dan penuh ketabahan tanpa
sedikitpun berbuat kasar kepada kaum Quraisy. Rasulullah saw. bersama
pengikutnya dengan hati lapang dan iklas meninggalkan segala harta
benda dan keluarga yang sangat dicintai untuk hijrah ke kota Madinah,
yang nama lainnya Madinatul Munawarah dengan tujuan mendakwahkan
agama islam kepada seluruh umat manusia.
Keimanan semua umat islam harus di buktikan dengan mempercayai
Nabi Muhammad melakukan Isra dan Mikraj hanya dalam waktu satu
malam yang tidak semua orang bisa mempercayainya.
SARAN
Dengan peristiwa yang dialami Nabi Muhammad saw. dalam
dakwah nya pada periode Madinah. Banyak hal-hal yang tidak biasa
dialami oleh Rasulullah saw. seperti saat Beliau melakukan Isra dan Mikraj
hanya dalam waktu semalam dan pada saat beliau bersama Abu bakar
bersembunyi dari kejaran pemuda-pemuda Quraisy di Gua tsur, Allah
menampakan kuasanya dengan melindungi Rasulullah dan Abu bakar
yang ditutupi jarrng laba-laba yang seakan belum ada orang yang masuk
di sana.
Dengan demikian. Peristiwa pada dakwah Rasulullah periode ini
harus kita teladani dan harus kita percayai hanya dengan iman dan jadikan
semua kisah perjalanan Rasulullah pada Dakwah Periode madinah ini
sebagai keteladanan untuk kita semua.
Diposkan oleh cici merda di 03.03
http://cici-merda.blogspot.com/2012/06/dakwah-rasulullah-periode-madinah.html
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah
Moch Abiet Qosim Bcr
Published in: dakwah rasulullah saw periode
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk
beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak
Islam. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ini terjadi pada 12 Rabi`ul Awwal tahun
pertama Hijrah, yang bertepatan dengan 28 Juni 621 Masehi. Hijrah adalah sebuah
peristiwa pindahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah atas perintah Allah,
untuk memperluas wilayah penyebaran Islam dan demi kemajuan Islam itu sendiri.
SEJARAH
Rencana hijrah Rasulullah diawali karena adanya perjanjian antara Nabi Muhammad
SAW dengan orang-orang Yatsrib yaitu suku Aus dan Khazraj saat di Mekkah yang
terdengar sampai ke kaum Quraisy hingga Kaum Quraisy pun merencanakan untuk
membunuh Nabi Muhammad SAW. Pembunuhan itu direncanakan melibatkan semua
suku. Setiap suku diwakili oleh seorang pemudanya yang terkuat. Rencana pembunuhan
itu terdengar oleh Nabi SAW, sehingga ia merencanakan hijrah bersama sahabatnya, Abu
Bakar. Abu Bakar diminta mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam perjalanan,
termasuk 2 ekor unta. Sementara Ali bin Abi Thalib diminta untuk menggantikan Nabi
SAW menempati tempat tidurnya agar kaum Quraisy mengira bahwa Nabi SAW masih
tidur.
Pada malam hari yang direncanakan, di tengah malam buta Nabi SAW keluar dari
rumahnya tanpa diketahui oleh para pengepung dari kalangan kaum Quraisy. Nabi SAW
menemui Abu Bakar yang telah siap menunggu. Mereka berdua keluar dari Mekah
menuju sebuah Gua Tsur, kira-kira 3 mil sebelah selatan Kota Mekah. Mereka
bersembunyi di gua itu selama 3 hari 3 malam menunggu keadaan aman.
Pada malam ke-4, setelah usaha orang Quraisy mulai menurun karena mengira Nabi SAW
sudah sampai di Yatsrib, keluarlah Nabi SAW dan Abu Bakar dari persembunyiannya.
Pada waktu itu Abdullah bin Uraiqit yang diperintahkan oleh Abu Bakar pun tiba dengan
membawa 2 ekor unta yang memang telah dipersiapkan sebelumnya. Berangkatlah Nabi
SAW bersama Abu Bakar menuju Yatsrib menyusuri pantai Laut Merah, suatu jalan yang
tidak pernah ditempuh orang.
Setelah 7 hari perjalanan, Nabi SAW dan Abu Bakar tiba di Quba, sebuah desa yang
jaraknya 5 km dari Yatsrib. Di desa ini mereka beristirahat selama beberapa hari. Mereka
menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini Nabi SAW membangun
sebuah masjid yang kemudian terkenal sebagai Masjid Quba. Inilah masjid pertama yang
dibangun Nabi SAW sebagai pusat peribadatan.
Tak lama kemudian, Ali menggabungkan diri dengan Nabi SAW. Sementara itu penduduk
Yatsrib menunggu-nunggu kedatangannya. Menurut perhitungan mereka, berdasarkan
perhitungan yang lazim ditempuh orang, seharusnya Nabi SAW sudah tiba di Yatsrib.
Oleh sebab itu mereka pergi ke tempat-tempat yang tinggi, memandang ke arah Quba,
menantikan dan menyongsong kedatangan Nabi SAW dan rombongan.
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dengan perasaan bahagia, mereka
mengelu-elukan kedatangan Nabi SAW. Mereka berbaris di sepanjang jalan dan
menyanyikan lagu Thala' al-Badru, yang isinya:
Telah tiba bulan purnama, dari Saniyyah al-Wadâ'i (celah-celah bukit). Kami wajib
bersyukur, selama ada orang yang menyeru kepada Ilahi, Wahai orang yang diutus
kepada kami, engkau telah membawa sesuatu yang harus kami taati. Setiap orang ingin
agar Nabi SAW singgah dan menginap di rumahnya.
Tetapi Nabi SAW hanya berkata,
"Aku akan menginap dimana untaku berhenti. Biarkanlah dia berjalan sekehendak
hatinya."
Ternyata unta itu berhenti di tanah milik dua anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail, di depan
rumah milik Abu Ayyub al-Anshari. Dengan demikian Nabi SAW memilih rumah Abu
Ayyub sebagai tempat menginap sementara. Tujuh bulan lamanya Nabi SAW tinggal di
rumah Abu Ayyub, sementara kaum Muslimin bergotong-royong membangun rumah
untuknya.
Sejak itu nama kota Yatsrib diubah menjadi Madînah an-Nabî (kota nabi). Orang sering
pula menyebutnya Madînah al-Munawwarah (kota yang bercahaya), karena dari sanalah
sinar Islam memancar ke seluruh dunia.
Terbentuknya Negara Madinah
Setelah Nabi SAW tiba di Madinah dan diterima penduduk Madinah, Nabi SAW menjadi
pemimpin penduduk kota itu. Ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan yang kokoh
bagi pembentukan suatu masyarakat baru.
Dasar pertama yang ditegakkannya adalah Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di dalam
Islam), yaitu antara kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah)
dan Anshar (penduduk Madinah yang masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin).
Nabi SAW mempersaudarakan individu-individu dari golongan Muhajirin dengan
individu-individu dari golongan Anshar.
Misalnya, Nabi SAW mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid, Ja'far
bin Abi Thalib dengan Mu'az bin Jabal. Dengan demikian diharapkan masing-masing
orang akan terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan. Dengan persaudaraan
yang semacam ini pula, Rasulullah telah menciptakan suatu persaudaraan baru, yaitu
persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan keturunan.
Dasar kedua adalah sarana terpenting untuk mewujudkan rasa persaudaraan tsb, yaitu
tempat pertemuan. Sarana yang dimaksud adalah masjid, tempat untuk melakukan
ibadah kepada Allah SWT secara berjamaah, yang juga dapat digunakan sebagai pusat
kegiatan untuk berbagai hal, seperti belajar-mengajar, mengadili perkara-perkara yang
muncul dalam masyarakat, musyawarah, dan transaksi dagang.
Nabi SAW merencanakan pembangunan masjid itu dan langsung ikut membangun
bersama-sama kaum muslimin. Masjid yang dibangun ini kemudian dikenal sebagai
Masjid Nabawi. Ukurannya cukup besar, dibangun di atas sebidang tanah dekat rumah
Abu Ayyub al-Anshari. Dindingnya terbuat dari tanah liat, sedangkan atapnya dari daun-
daun dan pelepah kurma. Di dekat masjid itu dibangun pula tempat tinggal Nabi SAW
dan keluarganya.
Dasar ketiga adalah hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak
beragama Islam. Di Madinah, disamping orang-orang Arab Islam juga masih terdapat
golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek
moyang mereka. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad SAW
mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka.
Perjanjian tersebut diwujudkan melalui sebuah piagam yang disebut dengan Mîsâq
Madînah atau Piagam Madinah. Isi piagam itu antara lain mengenai kebebasan beragama,
hak dan kewajiban masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban negerinya,
kehidupan sosial, persamaan derajat, dan disebutkan bahwa Rasulullah SAW menjadi
kepala pemerintahan di Madinah.
Masyarakat yang dibentuk oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah setelah hijrah itu
sudah dapat dikatakan sebagai sebuah negara, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai
kepala negaranya. Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat.
Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah menjadi resah. Mereka
takut kalau-kalau umat Islam memukul mereka dan membalas kekejaman yang pernah
mereka lakukan. Mereka juga khawatir kafilah dagang mereka ke Suriah akan diganggu
atau dikuasai oleh kaum muslimin.
Untuk memperkokoh dan mempertahankan keberadaan negara yang baru didirikan itu,
Nabi SAW mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota, baik langsung di bawah
pimpinannya maupun tidak. Hamzah bin Abdul Muttalib membawa 30 orang berpatroli
ke pesisir L. Merah. Ubaidah bin Haris membawa 60 orang menuju Wadi Rabiah. Sa'ad
bin Abi Waqqas ke Hedzjaz dengan 8 orang Muhajirin. Nabi SAW sendiri membawa
pasukan ke Abwa dan disana berhasil mengikat perjanjian dengan Bani Damra, kemudian
ke Buwat dengan membawa 200 orang Muhajirin dan Anshar, dan ke Usyairiah. Di sini
Nabi SAW mengadakan perjanjian dengan Bani Mudij.
EkspedEsi-ekspedisi tersebut sengaja digerakkan Nabi SAW sebagai aksi-aksi siaga dan
melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi
dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian perdamaian dengan kabilah
dimaksudkan sebagai usaha memperkuat kedudukan Madinah.
Perang Badar
Perang Badar yang merupakan perang antara kaum muslimin Madinah dan kaun
musyrikin Quraisy Mekah terjadi pada tahun 2 H. Perang ini merupakan puncak dari
serangkaian pertikaian yang terjadi antara pihak kaum muslimin Madinah dan kaum
musyrikin Quraisy. Perang ini berkobar setelah berbagai upaya perdamaian yang
dilaksanakan Nabi Muhammad SAW gagal.
Tentara muslimin Madinah terdiri dari 313 orang dengan perlengkapan senjata sederhana
yang terdiri dari pedang, tombak, dan panah. Berkat kepemimpinan Nabi Muhammad
SAW dan semangat pasukan yang membaja, kaum muslimin keluar sebagai pemenang.
Abu Jahal, panglima perang pihak pasukan Quraisy dan musuh utama Nabi Muhammad
SAW sejak awal, tewas dalam perang itu. Sebanyak 70 tewas dari pihak Quraisy, dan 70
orang lainnya menjadi tawanan. Di pihak kaum muslimin, hanya 14 yang gugur sebagai
syuhada. Kemenangan itu sungguh merupakan pertolongan Allah SWT (QS. 3: 123).
Orang-orang Yahudi Madinah tidak senang dengan kemenangan kaum muslimin. Mereka
memang tidak pernah sepenuh hati menerima perjanjian yang dibuat antara mereka dan
Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah.
Sementara itu, dalam menangani persoalan tawanan perang, Nabi Muhammad SAW
memutuskan untuk membebaskan para tawanan dengan tebusan sesuai kemampuan
masing-masing. Tawanan yang pandai membaca dan menulis dibebaskan bila bersedia
mengajari orang-orang Islam yang masih buta aksara. Namun tawanan yang tidak
memiliki kekayaan dan kepandaian apa-apa pun tetap dibebaskan juga.
Tidak lama setelah perang Badar, Nabi Muhammad SAW mengadakan perjanjian dengan
suku Badui yang kuat. Mereka ingin menjalin hubungan dengan Nabi SAW karenan
melihat kekuatan Nabi SAW. Tetapi ternyata suku-suku itu hanya memuja kekuatan
semata.
Sesudah perang Badr, Nabi SAW juga menyerang Bani Qainuqa, suku Yahudi Madinah
yang berkomplot dengan orang-orang Mekah. Nabi SAW lalu mengusir kaum Yahudi itu
ke Suriah.
Perang Uhud
Perang yang terjadi di Bukit Uhud ini berlangsung pada tahun 3 H. Perang ini disebabkan
karena keinginan balas dendam orang-orang Quraisy Mekah yang kalah dalam perang
Badr. Pasukan Quraisy, dengan dibantu oleh kabilah Tihama dan Kinanah, membawa
3.000 ekor unta dan 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Tujuh
ratus orang di antara mereka memakai baju besi.
Adapun jumlah pasukan Nabi Muhammad SAW hanya berjumlah 700 orang. Perang pun
berkobar. Prajurit-prajurit Islam dapat memukul mundur pasukan musuh yang jauh
lebih besar itu. Tentara Quraisy mulai mundur dan kocar-kacir meninggalkan harta
mereka.
Melihat kemenangan yang sudah di ambang pintu, pasukan pemanah yang ditempatkan
oleh Rasulullah di puncak bukit meninggalkan pos mereka dan turun untuk mengambil
harta peninggalan musuh. Mereka lupa akan pesan Rasulullah untuk tidak meninggalkan
pos mereka dalam keadaan bagaimana pun sebelum diperintahkan. Mereka tidak lagi
menghiraukan gerakan musuh. Situasi ini dimanfaatkan musuh untuk segera melancarkan
serangan balik. Tanpa konsentrasi penuh, pasukan Islam tak mampu menangkis serangan.
Mereka terjepit, dan satu per satu pahlawan Islam berguguran. Nabi SAW sendiri terkena
serangan musuh. Sisa-sisa pasukan Islam diselamatkan oleh berita tidak benar yang
diterima musuh bahwa Nabi SAW sudah meninggal. Berita ini membuat mereka
mengendurkan serangan untuk kemudian mengakhiri pertempuran itu.
Perang Uhuh ini menyebabkan 70 orang pejuang Islam gugur sebagai syuhada.
Perang Khandaq
Perang yang terjadi pada tahun 5 H ini merupakan perang antara kaum muslimin
Madinah melawan masyarakat Yahudi Madinah yang mengungsi ke Khaibar yang
bersekutu dengan masyarakat Mekah. Karena itu perang ini juga disebut sebagai Perang
Ahzab (sekutu beberapa suku).
Pasukan gabungan ini terdiri dari 10.000 orang tentara. Salman al-Farisi, sahabat
Rasulullah SAW, mengusulkan agar kaum muslimin membuat parit pertahanan di bagian-
bagian kota yang terbuka. Karena itulah perang ini disebut sebagai Perang Khandaq yang
berarti parit.
Tentara sekutu yang tertahan oleh parit tsb mengepung Madinah dengan mendirikan
perkemahan di luar parit hampir sebulan lamanya. Pengepungan ini cukup membuat
masyarakat Madinah menderita karena hubungan mereka dengan dunia luar menjadi
terputus. Suasana kritis itu diperparah pula oleh pengkhianatan orang-orang Yahudi
Madinah, yaitu Bani Quraizah, dibawah pimpinan Ka'ab bin Asad.
Namun akhirnya pertolongan Allah SWT menyelamatkan kaum muslimin. Setelah sebulan
mengadakan pengepungan, persediaan makanan pihak sekutu berkurang. Sementara itu
pada malam hari angin dan badai turun dengan amat kencang, menghantam dan
menerbangkan kemah-kemah dan seluruh perlengkapan tentara sekutu. Sehingga mereka
terpaksa menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa suatu
hasil.
Para pengkhianat Yahudi dari Bani Quraizah dijatuhi hukuman mati.
Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzâb: 25-26.
Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 6 H, ketika ibadah haji sudah disyariatkan, hasrat kaum muslimin untuk
mengunjungi Mekah sangat bergelora. Nabi SAW memimpin langsung sekitar 1.400 orang
kaum muslimin berangkat umrah pada bulan suci Ramadhan, bulan yang dilarang adanya
perang. Untuk itu mereka mengenakan pakaian ihram dan membawa senjata ala
kadarnya untuk menjaga diri, bukan untuk berperang.
Sebelum tiba di Mekah, mereka berkemah di Hudaibiyah yang terletak beberapa
kilometer dari Mekah. Orang-orang kafir Quraisy melarang kaum muslimin masuk ke
Mekah dengan menempatkan sejumlah besar tentara untuk berjaga-jaga.
Akhirnya diadakanlah Perjanjian Hudaibiyah antara Madinah dan Mekah,
yang isinya antara lain:
1. Kedua belah pihak setuju untuk melakukan gencatan senjata selama 10 tahun.
2. Bila ada pihak Quraisy yang menyeberang ke pihak Muhammad, ia harus dikembalikan. Tetapi
bila ada pengikut Muhammad SAW yang menyeberang ke pihak Quraisy, pihak Quraisy tidak
harus mengembalikannya ke pihak Muhammad SAW.
3. Tiap kabilah bebas melakukan perjanjian baik dengan pihak Muhammad SAW maupun
dengan pihak Quraisy.
4. Kaum muslimin belum boleh mengunjungi Ka'bah pada tahun tsb, tetapi ditangguhkan sampai
tahun berikutnya.
5. Jika tahun depan kaum muslimin memasuki kota Mekah, orang Quraisy harus keluar lebih
dulu.
6. Kaum muslimin memasuki kota Mekah dengan tidak diizinkan membawa senjata, kecuali
pedang di dalam sarungnya, dan tidak boleh tinggal di Mekah lebih dari 3 hari 3 malam.
Tujuan Nabi SAW membuat perjanjian tsb sebenarnya adalah berusaha merebut dan
menguasai Mekah, untuk kemudian dari sana menyiarkan Islam ke daerah-daerah lain.
Ada 2 faktor utama yang mendorong kebijaksanaan ini :
 Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab, sehingga dengan melalui konsolidasi bangsa
Arab dalam Islam, diharapkan Islam dapat tersebar ke luar.
 Apabila suku Quraisy dapat diislamkan, maka Islam akan memperoleh dukungan yang besar,
karena orang-orang Quraisy mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar di kalangan
bangsa Arab.
Setahun kemudian ibadah haji ditunaikan sesuai perjanjian. Banyak orang Quraisy yang
masuk Islam setelah menyaksikan ibadah haji yang dilakukan kaum muslimin, disamping
juga melihat kemajuan yang dicapai oleh masyarakat Islam Madinah.
Di Sisi Lain
Keberhasilan dakwah di madinah tak terlepas dari sosok sahabat nabi, yang bernama
MUSH'AB BIN 'UMAIR. Beliau adalah salah satu sahabat nabi. Sebelum masuk hidayah
tertanam didadanya, beliau adalah seorang pemuda tampan, anak seorang bangsawan dan
hartawan. pemuda yang menjadi buah bibir warga mekah, khususnya para wanita. Ia
lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dan tumbuh dalam lingkungannya. Sampai
akhirnya hidayah Allah datang kepada beliau, dan beliau masuk islam dalam usia yang
masih muda, sekira 24 tahun berbagai kesenangan dunia serta kekayaannya ia tinggalkan
demi memilih islam sebagai agamanya.
Seorang Mush'ab yang memilih hidup miskin dan sengsara demi Islam sebagai tuntunan
hidupnya Pemuda ganteng itu, kini telah menjadi seorang melarat dengan pakaiannya
yang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa hari menderita lapar. Sampai akhirnya
Nabi Muhammad mengutus beliau sebagai sebagai duta dakwah pertama ke madinah.
Sejarah mengisahkan betapa Al-Amin mempercayakan kepadanya. Mush'ab dipilih
menjadi seorang utusan. Seorang duta pertama dalam Islam. Ada amanah indah yang
harus segera ia tunaikan. Tugasnya mengajarkan tentang Islam kepada kaum Anshar
yang telah beriman dan berbaiat kepada Rasulullah di Aqabah. Sebuah misi yang tentu
saja tidak mudah. Saat itu telah 12 orang kaum Anshar yang beriman.
Tak lama berselang, Allah yang maha besar, memperlihatkan hasil usaha sungguh
sungguh dari seorang Mushaib. Berduyun-duyun manusia berikrar mengesakan Allah dan
mengakui Rasulullah sebagai utusan Allah. Jika saat ia pergi ada 12 orang golongan kaum
Anshar yang beriman, maka pada musim haji selanjutnya umat muslim Madinah
mengirim perwakilan sebanyak 70 orang laki-laki dan 2 orang perempuan ke Makkah
untuk menjumpai Nabi yang Ummi. Madinah semarak dengan cahaya.
Usaha gigih yang diperbuat Mushab membuat Benih benih islam tersemai dengan subur di
madinah kesungguhan Mus‘ab bin Umair dalam berdakwah. Setiap hari dalam hidupnya
senantiasa memberikan konstribusi baru bagi Islam di dalam dakwah dan jihad yang
dilakukannya. Beliau adalah dai pertama dalam Islam di kota Madinah. Di tangannyalah
sebagian besar penduduk Madinah berhasil diislamkan. Dia adalah peletak pertama
fondasi Negara Islam Madinah. Dia adalah kontributor sesungguhnya bagi Islam dan
jamaah kaum Muslim.
STRATEGI DAKWAH DI MADINAH
Beberapa strategi dirangka khusus setibanya Rasulullah s.a.w di Madinah. Semua strategi
berpandukan kepada arahan dan tindakan Rasulullah s.a.w serta pengiktirafan baginda
terhadap ide-ide daripada para sahabat baginda.
PEMBINAAN MASJID
Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina oleh Rasulullah s.a.w setibanya
baginda di Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan Islam yang menghubungkan manusia
dengan Penciptanya serta manusia sesama manusia. Masjid menjadi lambang akidah umat
Islam atas keyakinan tauhid mereka kepada Allah s.w.t.
Pembinaan masjid dimulakan dengan membersihkan persekitaran kawasan yang dikenali
sebagai ‘mirbad’ dan meratakannya sebelum menggali lubang untuk diletakkan batu-batu
sebagai asas binaan. Malah, Rasulullah s.a.w sendiri yang meletakkan batu-batu tersebut.
Batu-batu itu kemudiannya disimen dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.
Masjid pertama ini dibina dalam keadaan kekurangan tetapi penuh dengan jiwa
ketaqwaan kaum muslimin di kalangan muhajirin dan ansar. Di dalamnya, dibina sebuah
mimbar untuk Rasulullah s.a.w menyampaikan khutbah dan wahyu daripada Allah.
Terdapat ruang muamalah yang dipanggil ‘sirda’untuk pergerakan kaum muslimin
melakukan aktiviti kemasyarakatan.[2] Pembinaan masjid ini mengukuhkan lagi dakwah
baginda bagi menyebarkan risalah wahyu kepada kaum muslimin serta menjadi pusat
perbincangan di kalangan Rasulullah s.a.w dan para sahabat tentang masalah ummah.
MENGUKUHKAN PERSAUDARAAN
Rasulullah SAW mengeratkan hubungan di antara Muhajirin dan Ansar sebagai platform
mempersatukan persaudaraan di dalam Islam. Jalinan ini diasaskan kepada kesatuan
cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang sama. Persaudaraan ini
membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui pengorbanan yang besar sesama mereka
tanpa mengira pangkat, bangsa dan harta. Selain itu, ia turut memadamkan api
persengketaan di kalangan suku kaum Aus dan Khajraz.[3]
PEMBENTUKAN PIAGAM MADINAH
Madinah sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam dan Yahudi
daripada pelbagai bangsa memerlukan kepada satu perlembagaan khusus yang menjaga
kepentingan semua pihak. Justeru, Rasulullah s.a.w telah menyediakan sebuah piagam
yang dikenali sebagai Piagam Madinah bagi membentuk sebuah masyarakat di bawah
naungan Islam.
Piagam ini mengandungi 32 fasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan termasuk
akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain. Di
dalamnya juga terkandung aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti
tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin, bertaqwa dan lain-lain.
Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mestilah berkelakuan baik bagi melayakkan
mereka dilindungi oleh kerajaan Islam Madinah serta membayar cukai.
Piagam ini mestilah dipatuhi oleh semua penduduk Madinah sama ada Islam atau bukan
Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil,
membangun serta digeruni oleh musuh-musuh Islam.
STRATEGI KETENTERAAN
Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk melebarkan
perjuangan Islam ke seluruh pelusuk dunia. Strategi ketenteraan Rasulullah s.a.w digeruni
oleh pihak lawan khususnya puak musyrikin di Mekah dan Negara-negara lain. Antara
tindakan strategik baginda menghadapi peperangan ialah persiapan sebelum berlakunya
peperangan seperti pengitipan dan maklumat musuh. Ini berlaku dalam peperangan
Badar, Rasulullah s.a.w telah mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali bin Abi Talib,
Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn Awwam bagi mendapatkan maklumat sulit musuh.[4]
Maklumat penting musuh memudahkan pasukan tentera Islam bersiap-sedia menghadapi
mereka di medan perang.
RasUlullah s.a.w turut membacakan ayat-ayat al-Quran bagi menggerunkan hati-hati
musuh serta menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala bermaksud:
“Dan ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahawa salah satu dari dua golongan
yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahawa yang tidak
mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmy, dan Allah menghendaki untuk
membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan memusnahkan orang-orang kafir.”
(Surah al-Anfal: 7)
Rasulullah s.a.w turut mengambil pandangan daripada para sahabat baginda dalam
merangka strategi peperangan. Sebagai contoh, dalam peperangan Badar, baginda
bersetuju dengan cadangan Hubab mengenai tempat pertempuran. Hubab mencadangkan
agar baginda menduduki tempat di tepi air yang paling dekat dengan musuh agar air
boleh diperolehi dengan mudah untuk tentera Islam dan haiwan tunggangan mereka.
Dalam perang Khandak, Rasulullah s.a.w bersetuju dengan pandangan Salman al-Farisi
yang berketurunan Parsi berkenaan pembinaan benteng. Strategi ini membantu pasukan
tentera Islam berjaya dalam semua peperangan dengan pihak musuh.
PEMBERIAN COP MOHOR
Rasulullah s.a.w mengutuskan surat dan watikah kepada kerajaan – kerajaan luar seperti
kerajaan Rom dan Parsi bagi mengembangkan risalah dakwah. Semua surat dan watikah
diletakkan cop yang tertulis kalimah la ila ha illahlah wa ana Rasullah[5] Tujuannya
adalah untuk menjelaskan kedudukan Rasulullah s.a.w sebagai utusan Allah dan Nabi di
akhir zaman. Dalam watikahnya, baginda turut menyeru agar mereka menyembah Allah
dan bersama-sama berjuang untuk Islam sebagai agama yang diiktiraf oleh Allah.
Kebanyakan watikah baginda diterima baik oleh kerajaan-kerajaan luar.
Contoh surat Nabi kepada Raja Parsi :
Nabi mengutuskan Abdullah bin Huzaifah bin Saham yang membawa surat kepada Kaisar
Humuz, Raja Parsi yang bunyinya sebagai berikut :
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dari Nabi Muhammad
Rasulullah kepada Kaisar penguasa Parsi. Semoga sejahtera kepada sesiapa sahaja yang
mengikut pimpinan Allah dan beriman kepadaNya dan rasulNya dan bersaksi tidak ada
Tuhan selain Allah yang Esa tidak ada sekutu bagiNya dan sesungguhnya Nabi
Muhammad adalah hamba dan rasulNya.
“Saya mengajak anda dengan ajakan Allah kepada umat manusia dan untuk
memperingatkan manusia yang masih hidup, bahawa siksaan akan ditimpakan atas orang-
orang kafir. Masuklah Islam dan hendaklah menerimanya. Jika anda menolaknya, maka
berdosalah bagi penyembah api.”[6]
HUBUNGAN LUAR
Hubungan luar merupakan orientasi penting bagi melabarkan sayap dakwah. Ini terbukti
melalui tindakan Rasulullah s.a.w menghantar para dutanya ke negara-negara luar bagi
menjalinkan hubungan baik berteraskan dakwah tauhid kepada Allah. Negara-negara itu
termasuklah Mesir, Iraq, Parsi dan Cina. Sejarah turut merakamkan bahawa Saad Ibn
Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina sekitar tahun 600 hijrah. Sejak itu, Islam
bertebaran di negeri Cina sehingga kini. Antara para sahabat yang menjadi duta
Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada kaisar Rom, Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar
Hurmuz, Raja Parsi, Jaafar bin Abu Talib kepada Raja Habsyah.[7]
Strategi hubungan luar ini diteruskan pada pemerintahan khalifah Islam selepas
kewafatan Rasulullah s.a.w. Sebagai contoh, pasukan Salehuddin al-Ayubi di bawah
pemerintahan Bani Uthmaniah telah berjaya menawan kota suci umat Islam di Baitul
Maqdis. Penjajahan dan penerokaan ke Negara-negara luar merupakan strategi dakwah
paling berkesan di seluruh dunia.
KESIMPULAN
Strategi dakwah Rasulullah s.a.w di Madinah lebih agresif dan besar. Madinah, sebagai
Negara Islam pertama menjadi nadi pergerak dakwah Islam ke seluruh dunia. Tapak yang
disediakan oleh Rasulullah s.a.w begitu kukuh sehingga menjadi tauladan kepada
pemerintahan Islam sehingga kini. Strategi yang bersumberkan kepada dua perundangan
utama iaitu al-Quran dan Hadis menjadi intipati kekuatan perancangan Islam dalam
menegakkan kalimah Tauhid.
Sukses hijrah Nabi Muhammad SAW ditandai, antara lain, keberhasilannya
mencerdaskan masyarakat Muslim yang bodoh menjadi umat yang cerdas,
menyejahterakan sosial ekonomi umat dan masyarakat dengan asas keadilan dan
pemerataan, serta penegakan nilai etik-moral dan norma hukum yang tegas. Pendeknya,
Nabi Muhammad SAW berhasil membangun kesalehan ritual yang paralel dengan
kesejahteraan material, ketaatan individual yang seiring dengan kepatuhan sosial, dan
terwujudnya kesejahteraan duniawiah-temporal yang seimbang dengan keberkahan
ukhrawiah yang kekal.
Sebuah fakta sejarah kemudian membuktikan bahwa proses penyebaran Islam dengan
dakwah jauh lebih cepat dan berkembang pada periode Madinah ini dibandingkan periode
Mekkah. Selain itu juga di Madinah, Rasulullah dan Umat Islam berhasil membangun tata
peradaban baru, tata pemerintahan, tata ekonomi dan sosial yang demikian pesat
perkembangannya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam proses Hijrah
Pengorbanan
Nilai ini ditunjukan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu ketika beliau tanpa ragu
menyanggupiuntuk menggantikan Nabi untuk tetap berada didalam rumah, bahkan beliau
kemudian tidur dan mengenakan sorban Nabi. Sungguh sebuah pengorbanan yang sangat
heroik dimana Ali yang ketika itu masih seorang pemuda, rela untuk menjadi tameng bagi
kelangsungan hidup Rasulnya, yang berarti pula kelangsungan dakwah Islam
Nilai ini juga ditunjukan oleh Abu Bakar as Shidiq, yakni ketika beliau berkata“ Biar saya
yang masuk kedalam gua (Tsur) dulu, kalau ada binatang buas atau binatang berbisa
didalam sana, saya rela mati, biar anda meneruskan perjuangan dan dakwah anda”.
Lagi sebuah epik kepahlawanan dan pengorbanan yang luar biasa. Kemudian
dalamsebuah cerita kemudian benar Abu Bakar digigit ular berbisa, namun ataskehendak
Allah, beliau selamat dalam peristiwa itu.
Keyakinan dan Tawakal
ketika berada dalam gua tsur yang gelap dan dalam keadaan yang sedemikian rupa,
kemudian terucap kata-kata yang hanya akan keluar dari lisan orang yang memiliki
keyakinan dan sikap tawakal yang demikian sempurna “ La Tahzan, innallah ma ana –
jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”
Kebersamaan
Peristiwa Hijrah ini melibatkan Nabi Muhammad yang mewakili Pemimpin, Ali bin Abi
Thalib yang mewakili generasi muda, Abu Bakr, yang mewakili golongan tua, bahkan
konon ada seorang perempuan yang bertugas menyupalai makanan kepada Nabi dan Abu
Bakar selama mereka berada dalam gua – yang menurut seorang ulama, ini
menggambarkan sebuah kesatuan, antara pemimpin, pemuda, orang tua dan perempuan,
sebagai salah satu syarat “keberhasilan”, seperti kemudian digambarkan bagaimana
proses Hijrah ini adalah menjadi tonggak sejarah dan momentum perkembangan Islam.
Kondisi yang Kondusif
Sebagaimana diketahui, ketika sampai ditempat yang baru, Nabi mengganti nama Yatsrib
– Mengecam, menjadi Madinah – Kota Peradaban. Ini mencerminkan bahwa sebuah
proses keberhasilan tidak akan dicapai ketika orang-orang yang berada didalamnya saling
mengecam satu sama lain, kritik yang tidak konstruktif, asal ganti dan lebih
mementingkan kepentingan golongan dan pribadinya semata. Penggantian nama menjadi
Madinah menyimbolkan bahwa keberhasilan hanya akan dicapai dalam tata kehidupan
yang beradab, ada sopan santun dan etika ketika hendak menyampaikan pendapat, kritik
dan masukan, ada tata aturan yang mesti dipenuhi oleh orang-orang beradab, yang
kemudian dibuktikan dalam sejarah masa kini, bahwa dimanapun, tidak akan pernah bisa
mencapai keberhasilan, ketika individu-individu yang terlibat dalam proses itu saling
mengecam bahkan tak jarang menyebarkan fitnah-fitnah keji. Sebaliknya, sebuah kondisi
yang “beradab”, yang berdasarkan tata aturan dan norma kesusilaan-lah yang mengantar
sebuah bangsa, sebuah kelompok atau apapun untuk mencapai keberhasilannya.
Demikianlah beberapa kisah-kisahnya rosullulloh s.a.w berdakwah memperjuangkan
islam untuk kita dan kita semua diseluruh dunia bagi umat islam untuk itu mari kita
berjuang dan meneruskan dakwahnya rosulluloh s.a.w sebagai suri tauladan semoga kita
dapat barokah dan syafaatnya yang akan menyelamatkan diri kita dari siksa
kubur……amin..
http://www.fanzila.com/baca_al_quran_dan_maknanya/post/107493/

More Related Content

What's hot

Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah
Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah
Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah Rafi Hidayat
 
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di Madinah
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di MadinahPendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di Madinah
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di MadinahBhetari Widya
 
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAWSEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAWIda Suryaningsih
 
Lahirnya Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
Lahirnya Dinasti Bani Umayyah di DamaskusLahirnya Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
Lahirnya Dinasti Bani Umayyah di DamaskusNSS Slide
 
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1dayat7
 
Presentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattabPresentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattabAteung Faqot
 
penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanKeonk Hawk
 
Kisah hijrah nabi muhammad saw
Kisah hijrah nabi muhammad sawKisah hijrah nabi muhammad saw
Kisah hijrah nabi muhammad sawmakhluklangka
 
Peristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu MakkahPeristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu MakkahEeLly Lunjani
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anMythaChan
 
Hadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatibHadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatibHadiSaputraPanggabea1
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqmawardi ardi
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinmukhlismalik
 
SEJARAH PERANG KHANDAQ
SEJARAH PERANG KHANDAQSEJARAH PERANG KHANDAQ
SEJARAH PERANG KHANDAQdayat7
 

What's hot (20)

Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah
Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah
Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah
 
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di Madinah
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di MadinahPendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di Madinah
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di Madinah
 
Fathu Makkah
Fathu MakkahFathu Makkah
Fathu Makkah
 
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAWSEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW
 
Utsman bin affan
Utsman bin affanUtsman bin affan
Utsman bin affan
 
Lahirnya Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
Lahirnya Dinasti Bani Umayyah di DamaskusLahirnya Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
Lahirnya Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
 
Perang uhud
Perang uhudPerang uhud
Perang uhud
 
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
 
Presentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattabPresentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattab
 
Perang uhud غزوة أحد
Perang uhud غزوة أحدPerang uhud غزوة أحد
Perang uhud غزوة أحد
 
penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraan
 
Kisah hijrah nabi muhammad saw
Kisah hijrah nabi muhammad sawKisah hijrah nabi muhammad saw
Kisah hijrah nabi muhammad saw
 
Peristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu MakkahPeristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu Makkah
 
Perang hunain
Perang hunainPerang hunain
Perang hunain
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
 
Hadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatibHadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatib
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiq
 
Umar Bin Khattab
Umar Bin Khattab Umar Bin Khattab
Umar Bin Khattab
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
 
SEJARAH PERANG KHANDAQ
SEJARAH PERANG KHANDAQSEJARAH PERANG KHANDAQ
SEJARAH PERANG KHANDAQ
 

Viewers also liked

Presentasi dakwah nabi di madinah
Presentasi dakwah nabi di madinahPresentasi dakwah nabi di madinah
Presentasi dakwah nabi di madinahAdinda Khairunnisa
 
Dakwah nabi di madinah
Dakwah nabi di madinahDakwah nabi di madinah
Dakwah nabi di madinahtessarahmania
 
dakwah nabi Periode madinah fix
dakwah nabi Periode madinah fixdakwah nabi Periode madinah fix
dakwah nabi Periode madinah fixIzudin Abdus Salam
 
Dakwah rasulullah periode madinah
Dakwah rasulullah periode madinahDakwah rasulullah periode madinah
Dakwah rasulullah periode madinahAndyria Kurnia
 
Sejarah Dakwah Rasulullah
Sejarah Dakwah RasulullahSejarah Dakwah Rasulullah
Sejarah Dakwah RasulullahAminun Asykur
 
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAHDAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAHHafidz Setiyadi
 
Pengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujurPengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujurfina fitrilitha
 
substansi dakwah rasulullah periode mekkah
substansi dakwah rasulullah periode mekkahsubstansi dakwah rasulullah periode mekkah
substansi dakwah rasulullah periode mekkahrizky fatchurozy
 
Subtansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW. Di Madinah
Subtansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW. Di MadinahSubtansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW. Di Madinah
Subtansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW. Di MadinahSiswan Afandi
 
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)livia_meidy
 

Viewers also liked (10)

Presentasi dakwah nabi di madinah
Presentasi dakwah nabi di madinahPresentasi dakwah nabi di madinah
Presentasi dakwah nabi di madinah
 
Dakwah nabi di madinah
Dakwah nabi di madinahDakwah nabi di madinah
Dakwah nabi di madinah
 
dakwah nabi Periode madinah fix
dakwah nabi Periode madinah fixdakwah nabi Periode madinah fix
dakwah nabi Periode madinah fix
 
Dakwah rasulullah periode madinah
Dakwah rasulullah periode madinahDakwah rasulullah periode madinah
Dakwah rasulullah periode madinah
 
Sejarah Dakwah Rasulullah
Sejarah Dakwah RasulullahSejarah Dakwah Rasulullah
Sejarah Dakwah Rasulullah
 
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAHDAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
 
Pengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujurPengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujur
 
substansi dakwah rasulullah periode mekkah
substansi dakwah rasulullah periode mekkahsubstansi dakwah rasulullah periode mekkah
substansi dakwah rasulullah periode mekkah
 
Subtansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW. Di Madinah
Subtansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW. Di MadinahSubtansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW. Di Madinah
Subtansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW. Di Madinah
 
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
 

Similar to DAKWAH DI MADINAH

Dakwah nabi muhammad saw di madinah oleh Debby Feramitha
Dakwah nabi muhammad saw di madinah oleh Debby FeramithaDakwah nabi muhammad saw di madinah oleh Debby Feramitha
Dakwah nabi muhammad saw di madinah oleh Debby Feramithadebby21121997
 
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabi
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabiPertumbuhan peradaban islam pada masa nabi
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabiRoni Patihan
 
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 11
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 11Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 11
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 11sitisarahrahmania
 
Sirah nabawiyah
Sirah nabawiyahSirah nabawiyah
Sirah nabawiyahnooriayu
 
Perkembangan islam di madinah
Perkembangan islam di madinah Perkembangan islam di madinah
Perkembangan islam di madinah deandraprisila14
 
TITIK AWAL DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH.pptx
TITIK AWAL DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH.pptxTITIK AWAL DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH.pptx
TITIK AWAL DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH.pptxIrbahYunus
 
SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MADINAH (SKI)
SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MADINAH (SKI)SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MADINAH (SKI)
SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MADINAH (SKI)Rifda Nadifah
 
Perkembangan Islam di Madinah
Perkembangan Islam di MadinahPerkembangan Islam di Madinah
Perkembangan Islam di MadinahLia Letifah
 
11.2.Persekitaran Awal Tamadun Islam
11.2.Persekitaran Awal Tamadun Islam11.2.Persekitaran Awal Tamadun Islam
11.2.Persekitaran Awal Tamadun IslamWanBK Leo
 
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode MadinahPerjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode MadinahNur Chasanah
 
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammad
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammadSejarah singkat kehidupan nabi muhammad
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammadHelmon Chan
 
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMenceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorpaimenyenangkan
 
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMenceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorPAIKREATIF
 
Materi pembelajaran kelas XI semester 1
Materi pembelajaran kelas XI semester 1Materi pembelajaran kelas XI semester 1
Materi pembelajaran kelas XI semester 1paisdkelas6
 
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMenceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorumifathur
 

Similar to DAKWAH DI MADINAH (20)

Dakwah nabi muhammad saw di madinah oleh Debby Feramitha
Dakwah nabi muhammad saw di madinah oleh Debby FeramithaDakwah nabi muhammad saw di madinah oleh Debby Feramitha
Dakwah nabi muhammad saw di madinah oleh Debby Feramitha
 
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabi
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabiPertumbuhan peradaban islam pada masa nabi
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabi
 
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 11
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 11Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 11
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 11
 
Bab xi
Bab xiBab xi
Bab xi
 
Sirah nabawiyah
Sirah nabawiyahSirah nabawiyah
Sirah nabawiyah
 
Perkembangan islam di madinah
Perkembangan islam di madinah Perkembangan islam di madinah
Perkembangan islam di madinah
 
TITIK AWAL DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH.pptx
TITIK AWAL DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH.pptxTITIK AWAL DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH.pptx
TITIK AWAL DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH.pptx
 
SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MADINAH (SKI)
SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MADINAH (SKI)SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MADINAH (SKI)
SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MADINAH (SKI)
 
Perkembangan Islam di Madinah
Perkembangan Islam di MadinahPerkembangan Islam di Madinah
Perkembangan Islam di Madinah
 
PELAJARAN 3.pptx
PELAJARAN  3.pptxPELAJARAN  3.pptx
PELAJARAN 3.pptx
 
11.2.Persekitaran Awal Tamadun Islam
11.2.Persekitaran Awal Tamadun Islam11.2.Persekitaran Awal Tamadun Islam
11.2.Persekitaran Awal Tamadun Islam
 
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode MadinahPerjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
 
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammad
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammadSejarah singkat kehidupan nabi muhammad
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammad
 
Fg5
Fg5Fg5
Fg5
 
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMenceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
 
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMenceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
 
Bab 8
Bab 8Bab 8
Bab 8
 
Materi
MateriMateri
Materi
 
Materi pembelajaran kelas XI semester 1
Materi pembelajaran kelas XI semester 1Materi pembelajaran kelas XI semester 1
Materi pembelajaran kelas XI semester 1
 
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMenceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
 

Recently uploaded

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (7)

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

DAKWAH DI MADINAH

  • 1. DAKWAH RASULULLAH PERIODE MADINAH A. LATAR BELAKANG Pada abad ke-5 sejarah dakwah Rasulullah saw. di Mekah, bangsa Quraisy melakukan pemboikotan terhadap bani Hasyim dan bani Muthalib (keluarga besar Muhammad saw.) untuk melupuhkan gerakan Muhammad saw. Beberapa pemboikotan tersebut antara lain ; Memutuskan hubungan perkawinan. Memutuskan hubungan jual beli. Memutuskan hubungan ziarah-menziarahi. Tidak ada tolong-menolong. Pemboikotan itu tertulis diatas selembar sahitah atau plakat yang digantung di kakbah dan tidak akan dicabut sebelum Muhammad saw. menghentikan gerakannya. Selama tiga tahun bani Hasyim dan bani Muthalib menderita kemiskinan dan juga banyak pengikut Rasulullah yang menyingkir ke luar kota Mekah untuk mempertahankan hidup dan menyelamatkan diri karena pemboikotan itu. Di tambah lagi datangnya ujian kepada Rasulullah saw. pada tahun ke-10 dari masa kenabian (620 M) yaitu wafatnya paman beliau Abu Thalib pada usia dan istrinya, Khadijah yang sangat Rasulullah cintai. Dalam sejarah hal ini disebut Amul Huzni (tahun kesedihan atautahun sukacita). Dengan meninggalnya dua tokoh tersebut orang Quraisy makin berani menganggu dan menghalangi Rasulullah dengan melemparkan kotoran kepunggun nabi dan mencekik hingga nabi hamper meninggal. Oleh karena itu, Nabi Muhammad bersama Zaid bin Harisah pergi hijrah ke Taif untuk berdakwah dan menemui pemuka-pemuka kabilah Tsaqi dan mengajak mereka kepada islam. Namun ajakan beliau ditolak dengan kasar hingga mengusir, menyoraki, dan mengejar Rasulullah saw. pada saat itu Rasulullah berlindung dibawah pohon anggur di kebun Utba dan Syaiba (anak Rabia) dengan keadaan terluka. Muhammad saw. dan pengikutnya terus tertimpa kesulitan dan hambatan tetapi mereka sabra dan tawakal. Karena menghadapi ujian yang sangat berat dan tingkat perjuangan yang sudah berada pada puncaknya, Rasulullah saw. diperintahkan oleh Allah SWT. untuk menjalani Isra dan Mikraj dari Mekah menuju Baitul Maqdis di Palestina dan selanjutnya naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (QS Al-Isra/17:1). Pada malam tanggal 17 rajab tahun ke-11 dari kenabian dan ditempuh hanya dalam satu malam. Hikmah dari peristiwa Isra dan Mikraj antara lain : Karunia dan keistimewaan tersendiri bagi Nabi Muhammad saw. yang tak pernah diberikan Allah SWT. Kepada manusia dan nabi-nabi sebelumnya. Menambah kekuatan iman dan keyakinan beliau sebagai Rasul untuk terus menyerukan agama Allah kepada seluruh umat manusia. Menjadi ujian bagi kaum muslim sendiri sejauh mana mereka beriman dan percaya kepada kejadian yang menakjubkan itu yang hanya ditempuh dalam waktu semalam. Peristiwa ini diolok-olok oleh kaum Quraisy dan menudun Nabi Muhammad saw. sudah gila. Meski demikian, ada yang percaya terhadap kejadian ini, yaitu Abu Bakar sehingga namanya di tambahkan As Sidik. Yang As Sidik artinya benar.
  • 2. B. HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW. KE YATSRIB (MADINAH) Faktor-faktor yang mendorong hijrahnya Nabi Muhammad saw. ke Yatsrib (Madinah) antara lain : 1. Ada tanda-tanda yang mendorong hijrahnya Nabi Muhammad saw. ke Yastrib (madinah) antara lain : Pada tahun 621 M. telah datang 13 orang penduduk Yastrib menemui Nabi Muhammad saw. dibukit Aqadah yang berikrar masuk islam (perjanjian Aqabah I) Pada tahun 622 M, datang sebanyak 73 orang Yastrib ke Mekah terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Saat itu mereka tampak datnag untuk melakukan haji, tetapi sesungguhnya untuk menjumpai rasulullah dan mengajaknya pindah ke Yastrib serta berjanji membela, mempertahankan dan melindungi Rasulullah beserta pengikut dan keluarganya seperti melindungi diri mereka sendiri. (perjanjian Aqbah II). Akhirnya , Rasulullah menyuruh sahabat-sahabtnya berpindah bersama. 2. Ada rencana pembunuhan terhadap Rasulullah saw. oleh kaum kafir Quraisy yang kesepakatannya diputuskan oleh pemuka-pemuka Quraisy di Darun Nadwah. Mereka menyatakan bahwa : Mereka sangat khawatir apabila Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yastrib dan akan menyerang kafilah-kafilah dagang Quraisy yang pulang pergi ke Syam. Hal ini mengakibatkan kerugian bagi perniagaan mereka. Mereka akan membunuh Muhammas sebelum ia ikut pindah ke Yastrib. Hal ini dilakukan demi keselamatan dan masa depan bangsa Quraisy. Mereka menyusun rencana pembunuhan Muhamma dengan cara setiap suku Quraisy mengirimkan seorang pemuda tangguh sehingga apabila Rasulullah terbunuh, keluarganya tidak akan mampu membela diri di hadapan seluruh suku Quraisy, kemudian mengepung rumah Nabi saw. dan akan membunuhnya di saat fajar ketika ia melaksanakan shalat subuh. Rencana tersebut diketahui Rasulullah saw. yang kemudian mengatur strategi dengan meminta Ali bin abi Thalib untuk tidur ditempat beliau. Rasulullah berkemas sendiri dan meninggalkan rumah, tampak disekeliling rumahnya para pemuda kaum Quraisy tertidur lelap. Selanjutnya Rasulullah menuju rumah Abu Bakar Sidik dan mereka menuju ke gua di bukin Tsur, sebelah selatan kota Mekah untuk sembunyi beberapa hari. Pemuda-pemuda Quraisy langsung mengejar dan menjelajahi seluruh kota untuk mencari Rasulullah saw. ketika mengetahui yang tidur ternyata Ali Bin Abi Thalib, tetapi hasilnya nihil. Mereka menyusul kea rah Yatsrib dan sampai juga di Gua Tsur, akan tetapi mereka tida menemukan seorang pun disana karena pintu gua tertutupi oleh jarring laba- laba seakan tidak pernah orang masuk ke gua tersebut. Mereka pun kembali dengan tangan hampa. Selama tiga hari nabi Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi, kemudian mereka kembali meneruskan perjalanan.
  • 3. C. AKHIR PERIODE DAKWAH RASULULLAH DI KOTA MEKAH Dengan hijrahnya Rasulullah saw. dari Mekah ini, berakhirlah periode pertama sejarah risalahnya di kota Mekah yang ± 13 tahun lamanya beliau menyerukan Islam di tengah masyarakat Mekah denan Jihad, sabar , dan mengorbankan harta, jiwa serta tanpa menggunakan kekerasan atau perusakan fasilitas dan harta benda yang dimiliki oleh kaum kafir Quraisy. Sebelum ke kota Yatsrib, Rasulullah saw. singgah di Quba (± 10 km jauhnya dari Yatsrib). Disini Rasulullah mendirikan sebuah mesjid (Mesjid Quba) tepat pada hari Jum’at, 12 rabiulawal tahun 1 hujriah (24 September 622 M.). Rasulullah saw., Abu Bakar, dan Ali Bin Abi Thalib saat memasuki kota Yatsrib mendapat sambutan penuh haru, hormat, dan kerinduan diiringi puji-pujian dari seluruh masyarakat madinah. Pada hari itu juga, Rasulullah saw. mengadakan salat jumat yang pertama kali dan berkhotbah di hadapan kaum Muhajirin dan Ansar. Sejak saat itu, kota Yatsrui berubah nama menjadi Madinah Nabi (Madinah Rasul). Yang disebut Madinah. Orang-orang yang pindah atau hijrah mendapat sambutan kaum muhajirin (pendatang). Adapun oenduduk asli disebut Ansar (pembela). Penduduk kota Madinah itu sendiri terdiri dari dua golongan yang berbeda yaitu : Golongan Arab yang berada dari selatan, yaitu suku Aus dan Khazraj. Golongan Yahudi, yaitu orang-orang Israil yang berasal dari utara (Palestina). Kebiasaan orang yahudi adalah selalu membanggakan diri dan sering mengadu domba antar suku Aus dan Khazraj. Peristiwa hijrah ini amat penting artinya bagi Islam dan kaum Muslim karena hijrahnya Nabi saw. dari Mekah ke Madinah dijadikan sebagai pemulaan tahun hijriah. Dengan hijrahrahnya kaum muslim, terbukalah kesempatan bagi Nabi saw. untuk mengatur strategi membentuk masyarakat muslim yang bebas dari ancaman dan tekanan. Beberapa dari strategi itu adalah mengadakan perjanjian saling membantu anatar kaum muslim dengan orang-orang non muslim dan membangun kerja sama (politik, ekonomi, sosial, serta dasar-dasar daulah Islamiyah.) D. SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW. PERIODE MADINAH Beberapa hal yang dilakukan oleh Rasulullah saw. berkaitan dengan substansi dan strategi pada periode Madinah antara lain sebagai berikut : Membina masyarakat muslim melalui persaudaraan antara kaum mMuhajirin dan Ansar. Sebagai contoh, Abu bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid. Memelihara dan mempertahankan masyarakat muslim. Rasulullah saw. membuat perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum yahudi yang berdiam di dalam kota Madinah dan sekitarnya. Isi perjanjian tersebut adalah : a. Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan mempunyai wewenang penuh terhadap anggota golongannya b. Semua lapisan harus tolong menolong dan saling membantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka. c. Kota Madinah adalah Kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terkait dengan perjanjian itu.
  • 4. d. Mengakui dan menaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad saw. e. Meletakkan dasar-dasar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat islam. Melalui wahyu yang turunn dikota Madinah Nabi Muhammad saw. dapat menetapkan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat muslim, dengan dasar-dasar yang kokoh ini terbentuk sebuah masyarakat dan pemerintahan islam sehinggu terwujud baldatun tayyibatun warabbun gafur. Yaitu suatu Negara yang aman dengan limpahan karunia Allah yang Mahakasih. Nama lain dari kota Madinah adalah Madinatul Munawwarah (kota yang bercahay) E. HIKMAH SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW. PERIODE MADINAH Beberapa hikmah yang dapat diambil adalah : Terjalinnya persaudaraan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Muhajirin dan Ansar Sikap menjaga persatuan dan saling menghormati antarsesama pemeluk agama Menumbuhkankembangkan tolong-menolong antara yang kuat dengan yang lemah, yang kaya denga yang miskin agar umat islam menjadi satu tumbuh yang kuat. Memahami bahwa umat islam harus berpegang pada aturan Allah. Memahami dan menyadari bahwa kita wajib menjalin hubungan yang baik dengan Allah dan dengan sesame manusia Kita mendapat warisan yang sangat menentukan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat, yaitu dua pusaka, Kitabullah (Al-Quran) dan sunnah Rasul Menjadikan perjuangan Rasulullah sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan islamn berdasarkan peraturan Allah (Al Quran) Terciptanya hubungan yang kondusif, yaitu saling memerlukan dan membutuhkan si kaya dan simiskin. F. SIKAP DAN PERILAKU Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap sejarah dakwah Rasulullah pada periode Madinah ini antara lain : Mencintai Rasulullah saw. dengan konsisten dan berkomitmen melaksanakan Al Quran dan sunah sebagai bukti merawat dan melestarikan ketakwaan. Mensosialisasikan sunah nabi, seperti gemar menafkahkan harta di waktu lapang maupun sempit, menahan amarah, dan memaafkan kesalahan orang lain serta tolong-menolong. Gemar membaca buku, termasuk buku sejarah, khususnya sejarah Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya. Memelihara silaturahmi dan rukun sesame manusia, khususnya rukun sesame orang yang melaksanakan Rukun islam. Apabila mampu, mengunjungi tanah suci Mekah dan Madinah untuk melihat atau napak tilas perjuangan nabi Muhammad saw. dan menunaikan ibadah haji atau umrah. Mempelajari dan memahami Al Quran dan hadis-hadis sahih serta mengaplikasikan pesan-pesan yang terdapat di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Senantiasa berjihad di jalan Allah dengan mengikuti petunjuk Al-Wuran, bersikap sabar, dan tidak merusak.
  • 5. Aktif atau ikut serta dalam acara kepanitiaan untuk memperingati hari-hari besar Islam, seperti maulid atau Isra Mikraj. Merawat dan melestarikan tempat ibadah (mesjid), yakni dengan membersihkan dan mengisinya dengan kegiatan salat berjemaah, pengajian/diskusi, dan lain-lain sehingga terwujud kehidupan yang islami. Menekuni dan mempelajarinya warisan Nabi Muhammad saw. yaitu Al Quran dan sunahnya serta diaplikasikan semaksimal mungkin di dalam kegiatan sehari-hari. PENUTUPAN KESIMPULAN RASULULLAH SAW. memiliki keteladanan yang luar biasa. Ketika berada dalam kesulitan dan perjuangan mendakwah islam yang banyak memiliki halangan, Beliau tetap sabar, ikhlas, dan penuh ketabahan tanpa sedikitpun berbuat kasar kepada kaum Quraisy. Rasulullah saw. bersama pengikutnya dengan hati lapang dan iklas meninggalkan segala harta benda dan keluarga yang sangat dicintai untuk hijrah ke kota Madinah, yang nama lainnya Madinatul Munawarah dengan tujuan mendakwahkan agama islam kepada seluruh umat manusia. Keimanan semua umat islam harus di buktikan dengan mempercayai Nabi Muhammad melakukan Isra dan Mikraj hanya dalam waktu satu malam yang tidak semua orang bisa mempercayainya. SARAN Dengan peristiwa yang dialami Nabi Muhammad saw. dalam dakwah nya pada periode Madinah. Banyak hal-hal yang tidak biasa dialami oleh Rasulullah saw. seperti saat Beliau melakukan Isra dan Mikraj hanya dalam waktu semalam dan pada saat beliau bersama Abu bakar bersembunyi dari kejaran pemuda-pemuda Quraisy di Gua tsur, Allah menampakan kuasanya dengan melindungi Rasulullah dan Abu bakar yang ditutupi jarrng laba-laba yang seakan belum ada orang yang masuk di sana. Dengan demikian. Peristiwa pada dakwah Rasulullah periode ini harus kita teladani dan harus kita percayai hanya dengan iman dan jadikan semua kisah perjalanan Rasulullah pada Dakwah Periode madinah ini sebagai keteladanan untuk kita semua. Diposkan oleh cici merda di 03.03 http://cici-merda.blogspot.com/2012/06/dakwah-rasulullah-periode-madinah.html
  • 6. Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah Moch Abiet Qosim Bcr Published in: dakwah rasulullah saw periode Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ini terjadi pada 12 Rabi`ul Awwal tahun pertama Hijrah, yang bertepatan dengan 28 Juni 621 Masehi. Hijrah adalah sebuah peristiwa pindahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah atas perintah Allah, untuk memperluas wilayah penyebaran Islam dan demi kemajuan Islam itu sendiri. SEJARAH Rencana hijrah Rasulullah diawali karena adanya perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang Yatsrib yaitu suku Aus dan Khazraj saat di Mekkah yang terdengar sampai ke kaum Quraisy hingga Kaum Quraisy pun merencanakan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Pembunuhan itu direncanakan melibatkan semua suku. Setiap suku diwakili oleh seorang pemudanya yang terkuat. Rencana pembunuhan itu terdengar oleh Nabi SAW, sehingga ia merencanakan hijrah bersama sahabatnya, Abu Bakar. Abu Bakar diminta mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam perjalanan, termasuk 2 ekor unta. Sementara Ali bin Abi Thalib diminta untuk menggantikan Nabi SAW menempati tempat tidurnya agar kaum Quraisy mengira bahwa Nabi SAW masih tidur. Pada malam hari yang direncanakan, di tengah malam buta Nabi SAW keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh para pengepung dari kalangan kaum Quraisy. Nabi SAW menemui Abu Bakar yang telah siap menunggu. Mereka berdua keluar dari Mekah menuju sebuah Gua Tsur, kira-kira 3 mil sebelah selatan Kota Mekah. Mereka bersembunyi di gua itu selama 3 hari 3 malam menunggu keadaan aman. Pada malam ke-4, setelah usaha orang Quraisy mulai menurun karena mengira Nabi SAW sudah sampai di Yatsrib, keluarlah Nabi SAW dan Abu Bakar dari persembunyiannya. Pada waktu itu Abdullah bin Uraiqit yang diperintahkan oleh Abu Bakar pun tiba dengan membawa 2 ekor unta yang memang telah dipersiapkan sebelumnya. Berangkatlah Nabi
  • 7. SAW bersama Abu Bakar menuju Yatsrib menyusuri pantai Laut Merah, suatu jalan yang tidak pernah ditempuh orang. Setelah 7 hari perjalanan, Nabi SAW dan Abu Bakar tiba di Quba, sebuah desa yang jaraknya 5 km dari Yatsrib. Di desa ini mereka beristirahat selama beberapa hari. Mereka menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini Nabi SAW membangun sebuah masjid yang kemudian terkenal sebagai Masjid Quba. Inilah masjid pertama yang dibangun Nabi SAW sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian, Ali menggabungkan diri dengan Nabi SAW. Sementara itu penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatangannya. Menurut perhitungan mereka, berdasarkan perhitungan yang lazim ditempuh orang, seharusnya Nabi SAW sudah tiba di Yatsrib. Oleh sebab itu mereka pergi ke tempat-tempat yang tinggi, memandang ke arah Quba, menantikan dan menyongsong kedatangan Nabi SAW dan rombongan. Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dengan perasaan bahagia, mereka mengelu-elukan kedatangan Nabi SAW. Mereka berbaris di sepanjang jalan dan menyanyikan lagu Thala' al-Badru, yang isinya: Telah tiba bulan purnama, dari Saniyyah al-Wadâ'i (celah-celah bukit). Kami wajib bersyukur, selama ada orang yang menyeru kepada Ilahi, Wahai orang yang diutus kepada kami, engkau telah membawa sesuatu yang harus kami taati. Setiap orang ingin agar Nabi SAW singgah dan menginap di rumahnya. Tetapi Nabi SAW hanya berkata, "Aku akan menginap dimana untaku berhenti. Biarkanlah dia berjalan sekehendak hatinya." Ternyata unta itu berhenti di tanah milik dua anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail, di depan rumah milik Abu Ayyub al-Anshari. Dengan demikian Nabi SAW memilih rumah Abu Ayyub sebagai tempat menginap sementara. Tujuh bulan lamanya Nabi SAW tinggal di rumah Abu Ayyub, sementara kaum Muslimin bergotong-royong membangun rumah untuknya. Sejak itu nama kota Yatsrib diubah menjadi Madînah an-Nabî (kota nabi). Orang sering pula menyebutnya Madînah al-Munawwarah (kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar ke seluruh dunia. Terbentuknya Negara Madinah Setelah Nabi SAW tiba di Madinah dan diterima penduduk Madinah, Nabi SAW menjadi pemimpin penduduk kota itu. Ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan yang kokoh bagi pembentukan suatu masyarakat baru.
  • 8. Dasar pertama yang ditegakkannya adalah Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di dalam Islam), yaitu antara kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah) dan Anshar (penduduk Madinah yang masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin). Nabi SAW mempersaudarakan individu-individu dari golongan Muhajirin dengan individu-individu dari golongan Anshar. Misalnya, Nabi SAW mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid, Ja'far bin Abi Thalib dengan Mu'az bin Jabal. Dengan demikian diharapkan masing-masing orang akan terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan. Dengan persaudaraan yang semacam ini pula, Rasulullah telah menciptakan suatu persaudaraan baru, yaitu persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan keturunan. Dasar kedua adalah sarana terpenting untuk mewujudkan rasa persaudaraan tsb, yaitu tempat pertemuan. Sarana yang dimaksud adalah masjid, tempat untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT secara berjamaah, yang juga dapat digunakan sebagai pusat kegiatan untuk berbagai hal, seperti belajar-mengajar, mengadili perkara-perkara yang muncul dalam masyarakat, musyawarah, dan transaksi dagang. Nabi SAW merencanakan pembangunan masjid itu dan langsung ikut membangun bersama-sama kaum muslimin. Masjid yang dibangun ini kemudian dikenal sebagai Masjid Nabawi. Ukurannya cukup besar, dibangun di atas sebidang tanah dekat rumah Abu Ayyub al-Anshari. Dindingnya terbuat dari tanah liat, sedangkan atapnya dari daun- daun dan pelepah kurma. Di dekat masjid itu dibangun pula tempat tinggal Nabi SAW dan keluarganya. Dasar ketiga adalah hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah, disamping orang-orang Arab Islam juga masih terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad SAW mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka. Perjanjian tersebut diwujudkan melalui sebuah piagam yang disebut dengan Mîsâq Madînah atau Piagam Madinah. Isi piagam itu antara lain mengenai kebebasan beragama, hak dan kewajiban masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban negerinya, kehidupan sosial, persamaan derajat, dan disebutkan bahwa Rasulullah SAW menjadi kepala pemerintahan di Madinah. Masyarakat yang dibentuk oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah setelah hijrah itu sudah dapat dikatakan sebagai sebuah negara, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negaranya. Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah menjadi resah. Mereka takut kalau-kalau umat Islam memukul mereka dan membalas kekejaman yang pernah mereka lakukan. Mereka juga khawatir kafilah dagang mereka ke Suriah akan diganggu atau dikuasai oleh kaum muslimin.
  • 9. Untuk memperkokoh dan mempertahankan keberadaan negara yang baru didirikan itu, Nabi SAW mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota, baik langsung di bawah pimpinannya maupun tidak. Hamzah bin Abdul Muttalib membawa 30 orang berpatroli ke pesisir L. Merah. Ubaidah bin Haris membawa 60 orang menuju Wadi Rabiah. Sa'ad bin Abi Waqqas ke Hedzjaz dengan 8 orang Muhajirin. Nabi SAW sendiri membawa pasukan ke Abwa dan disana berhasil mengikat perjanjian dengan Bani Damra, kemudian ke Buwat dengan membawa 200 orang Muhajirin dan Anshar, dan ke Usyairiah. Di sini Nabi SAW mengadakan perjanjian dengan Bani Mudij. EkspedEsi-ekspedisi tersebut sengaja digerakkan Nabi SAW sebagai aksi-aksi siaga dan melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian perdamaian dengan kabilah dimaksudkan sebagai usaha memperkuat kedudukan Madinah. Perang Badar Perang Badar yang merupakan perang antara kaum muslimin Madinah dan kaun musyrikin Quraisy Mekah terjadi pada tahun 2 H. Perang ini merupakan puncak dari serangkaian pertikaian yang terjadi antara pihak kaum muslimin Madinah dan kaum musyrikin Quraisy. Perang ini berkobar setelah berbagai upaya perdamaian yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW gagal. Tentara muslimin Madinah terdiri dari 313 orang dengan perlengkapan senjata sederhana yang terdiri dari pedang, tombak, dan panah. Berkat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan semangat pasukan yang membaja, kaum muslimin keluar sebagai pemenang. Abu Jahal, panglima perang pihak pasukan Quraisy dan musuh utama Nabi Muhammad SAW sejak awal, tewas dalam perang itu. Sebanyak 70 tewas dari pihak Quraisy, dan 70 orang lainnya menjadi tawanan. Di pihak kaum muslimin, hanya 14 yang gugur sebagai syuhada. Kemenangan itu sungguh merupakan pertolongan Allah SWT (QS. 3: 123). Orang-orang Yahudi Madinah tidak senang dengan kemenangan kaum muslimin. Mereka memang tidak pernah sepenuh hati menerima perjanjian yang dibuat antara mereka dan Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah. Sementara itu, dalam menangani persoalan tawanan perang, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk membebaskan para tawanan dengan tebusan sesuai kemampuan masing-masing. Tawanan yang pandai membaca dan menulis dibebaskan bila bersedia mengajari orang-orang Islam yang masih buta aksara. Namun tawanan yang tidak memiliki kekayaan dan kepandaian apa-apa pun tetap dibebaskan juga. Tidak lama setelah perang Badar, Nabi Muhammad SAW mengadakan perjanjian dengan suku Badui yang kuat. Mereka ingin menjalin hubungan dengan Nabi SAW karenan melihat kekuatan Nabi SAW. Tetapi ternyata suku-suku itu hanya memuja kekuatan semata.
  • 10. Sesudah perang Badr, Nabi SAW juga menyerang Bani Qainuqa, suku Yahudi Madinah yang berkomplot dengan orang-orang Mekah. Nabi SAW lalu mengusir kaum Yahudi itu ke Suriah. Perang Uhud Perang yang terjadi di Bukit Uhud ini berlangsung pada tahun 3 H. Perang ini disebabkan karena keinginan balas dendam orang-orang Quraisy Mekah yang kalah dalam perang Badr. Pasukan Quraisy, dengan dibantu oleh kabilah Tihama dan Kinanah, membawa 3.000 ekor unta dan 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Tujuh ratus orang di antara mereka memakai baju besi. Adapun jumlah pasukan Nabi Muhammad SAW hanya berjumlah 700 orang. Perang pun berkobar. Prajurit-prajurit Islam dapat memukul mundur pasukan musuh yang jauh lebih besar itu. Tentara Quraisy mulai mundur dan kocar-kacir meninggalkan harta mereka. Melihat kemenangan yang sudah di ambang pintu, pasukan pemanah yang ditempatkan oleh Rasulullah di puncak bukit meninggalkan pos mereka dan turun untuk mengambil harta peninggalan musuh. Mereka lupa akan pesan Rasulullah untuk tidak meninggalkan pos mereka dalam keadaan bagaimana pun sebelum diperintahkan. Mereka tidak lagi menghiraukan gerakan musuh. Situasi ini dimanfaatkan musuh untuk segera melancarkan serangan balik. Tanpa konsentrasi penuh, pasukan Islam tak mampu menangkis serangan. Mereka terjepit, dan satu per satu pahlawan Islam berguguran. Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh. Sisa-sisa pasukan Islam diselamatkan oleh berita tidak benar yang diterima musuh bahwa Nabi SAW sudah meninggal. Berita ini membuat mereka mengendurkan serangan untuk kemudian mengakhiri pertempuran itu. Perang Uhuh ini menyebabkan 70 orang pejuang Islam gugur sebagai syuhada. Perang Khandaq Perang yang terjadi pada tahun 5 H ini merupakan perang antara kaum muslimin Madinah melawan masyarakat Yahudi Madinah yang mengungsi ke Khaibar yang bersekutu dengan masyarakat Mekah. Karena itu perang ini juga disebut sebagai Perang Ahzab (sekutu beberapa suku). Pasukan gabungan ini terdiri dari 10.000 orang tentara. Salman al-Farisi, sahabat Rasulullah SAW, mengusulkan agar kaum muslimin membuat parit pertahanan di bagian- bagian kota yang terbuka. Karena itulah perang ini disebut sebagai Perang Khandaq yang berarti parit. Tentara sekutu yang tertahan oleh parit tsb mengepung Madinah dengan mendirikan perkemahan di luar parit hampir sebulan lamanya. Pengepungan ini cukup membuat masyarakat Madinah menderita karena hubungan mereka dengan dunia luar menjadi
  • 11. terputus. Suasana kritis itu diperparah pula oleh pengkhianatan orang-orang Yahudi Madinah, yaitu Bani Quraizah, dibawah pimpinan Ka'ab bin Asad. Namun akhirnya pertolongan Allah SWT menyelamatkan kaum muslimin. Setelah sebulan mengadakan pengepungan, persediaan makanan pihak sekutu berkurang. Sementara itu pada malam hari angin dan badai turun dengan amat kencang, menghantam dan menerbangkan kemah-kemah dan seluruh perlengkapan tentara sekutu. Sehingga mereka terpaksa menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa suatu hasil. Para pengkhianat Yahudi dari Bani Quraizah dijatuhi hukuman mati. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzâb: 25-26. Perjanjian Hudaibiyah Pada tahun 6 H, ketika ibadah haji sudah disyariatkan, hasrat kaum muslimin untuk mengunjungi Mekah sangat bergelora. Nabi SAW memimpin langsung sekitar 1.400 orang kaum muslimin berangkat umrah pada bulan suci Ramadhan, bulan yang dilarang adanya perang. Untuk itu mereka mengenakan pakaian ihram dan membawa senjata ala kadarnya untuk menjaga diri, bukan untuk berperang. Sebelum tiba di Mekah, mereka berkemah di Hudaibiyah yang terletak beberapa kilometer dari Mekah. Orang-orang kafir Quraisy melarang kaum muslimin masuk ke Mekah dengan menempatkan sejumlah besar tentara untuk berjaga-jaga. Akhirnya diadakanlah Perjanjian Hudaibiyah antara Madinah dan Mekah, yang isinya antara lain: 1. Kedua belah pihak setuju untuk melakukan gencatan senjata selama 10 tahun. 2. Bila ada pihak Quraisy yang menyeberang ke pihak Muhammad, ia harus dikembalikan. Tetapi bila ada pengikut Muhammad SAW yang menyeberang ke pihak Quraisy, pihak Quraisy tidak harus mengembalikannya ke pihak Muhammad SAW. 3. Tiap kabilah bebas melakukan perjanjian baik dengan pihak Muhammad SAW maupun dengan pihak Quraisy. 4. Kaum muslimin belum boleh mengunjungi Ka'bah pada tahun tsb, tetapi ditangguhkan sampai tahun berikutnya. 5. Jika tahun depan kaum muslimin memasuki kota Mekah, orang Quraisy harus keluar lebih dulu. 6. Kaum muslimin memasuki kota Mekah dengan tidak diizinkan membawa senjata, kecuali pedang di dalam sarungnya, dan tidak boleh tinggal di Mekah lebih dari 3 hari 3 malam. Tujuan Nabi SAW membuat perjanjian tsb sebenarnya adalah berusaha merebut dan menguasai Mekah, untuk kemudian dari sana menyiarkan Islam ke daerah-daerah lain. Ada 2 faktor utama yang mendorong kebijaksanaan ini :
  • 12.  Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab, sehingga dengan melalui konsolidasi bangsa Arab dalam Islam, diharapkan Islam dapat tersebar ke luar.  Apabila suku Quraisy dapat diislamkan, maka Islam akan memperoleh dukungan yang besar, karena orang-orang Quraisy mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar di kalangan bangsa Arab. Setahun kemudian ibadah haji ditunaikan sesuai perjanjian. Banyak orang Quraisy yang masuk Islam setelah menyaksikan ibadah haji yang dilakukan kaum muslimin, disamping juga melihat kemajuan yang dicapai oleh masyarakat Islam Madinah. Di Sisi Lain Keberhasilan dakwah di madinah tak terlepas dari sosok sahabat nabi, yang bernama MUSH'AB BIN 'UMAIR. Beliau adalah salah satu sahabat nabi. Sebelum masuk hidayah tertanam didadanya, beliau adalah seorang pemuda tampan, anak seorang bangsawan dan hartawan. pemuda yang menjadi buah bibir warga mekah, khususnya para wanita. Ia lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dan tumbuh dalam lingkungannya. Sampai akhirnya hidayah Allah datang kepada beliau, dan beliau masuk islam dalam usia yang masih muda, sekira 24 tahun berbagai kesenangan dunia serta kekayaannya ia tinggalkan demi memilih islam sebagai agamanya. Seorang Mush'ab yang memilih hidup miskin dan sengsara demi Islam sebagai tuntunan hidupnya Pemuda ganteng itu, kini telah menjadi seorang melarat dengan pakaiannya yang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa hari menderita lapar. Sampai akhirnya Nabi Muhammad mengutus beliau sebagai sebagai duta dakwah pertama ke madinah. Sejarah mengisahkan betapa Al-Amin mempercayakan kepadanya. Mush'ab dipilih menjadi seorang utusan. Seorang duta pertama dalam Islam. Ada amanah indah yang harus segera ia tunaikan. Tugasnya mengajarkan tentang Islam kepada kaum Anshar yang telah beriman dan berbaiat kepada Rasulullah di Aqabah. Sebuah misi yang tentu saja tidak mudah. Saat itu telah 12 orang kaum Anshar yang beriman. Tak lama berselang, Allah yang maha besar, memperlihatkan hasil usaha sungguh sungguh dari seorang Mushaib. Berduyun-duyun manusia berikrar mengesakan Allah dan mengakui Rasulullah sebagai utusan Allah. Jika saat ia pergi ada 12 orang golongan kaum Anshar yang beriman, maka pada musim haji selanjutnya umat muslim Madinah mengirim perwakilan sebanyak 70 orang laki-laki dan 2 orang perempuan ke Makkah untuk menjumpai Nabi yang Ummi. Madinah semarak dengan cahaya. Usaha gigih yang diperbuat Mushab membuat Benih benih islam tersemai dengan subur di madinah kesungguhan Mus‘ab bin Umair dalam berdakwah. Setiap hari dalam hidupnya senantiasa memberikan konstribusi baru bagi Islam di dalam dakwah dan jihad yang dilakukannya. Beliau adalah dai pertama dalam Islam di kota Madinah. Di tangannyalah sebagian besar penduduk Madinah berhasil diislamkan. Dia adalah peletak pertama
  • 13. fondasi Negara Islam Madinah. Dia adalah kontributor sesungguhnya bagi Islam dan jamaah kaum Muslim. STRATEGI DAKWAH DI MADINAH Beberapa strategi dirangka khusus setibanya Rasulullah s.a.w di Madinah. Semua strategi berpandukan kepada arahan dan tindakan Rasulullah s.a.w serta pengiktirafan baginda terhadap ide-ide daripada para sahabat baginda. PEMBINAAN MASJID Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina oleh Rasulullah s.a.w setibanya baginda di Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan Islam yang menghubungkan manusia dengan Penciptanya serta manusia sesama manusia. Masjid menjadi lambang akidah umat Islam atas keyakinan tauhid mereka kepada Allah s.w.t. Pembinaan masjid dimulakan dengan membersihkan persekitaran kawasan yang dikenali sebagai ‘mirbad’ dan meratakannya sebelum menggali lubang untuk diletakkan batu-batu sebagai asas binaan. Malah, Rasulullah s.a.w sendiri yang meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disimen dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit. Masjid pertama ini dibina dalam keadaan kekurangan tetapi penuh dengan jiwa ketaqwaan kaum muslimin di kalangan muhajirin dan ansar. Di dalamnya, dibina sebuah mimbar untuk Rasulullah s.a.w menyampaikan khutbah dan wahyu daripada Allah. Terdapat ruang muamalah yang dipanggil ‘sirda’untuk pergerakan kaum muslimin melakukan aktiviti kemasyarakatan.[2] Pembinaan masjid ini mengukuhkan lagi dakwah baginda bagi menyebarkan risalah wahyu kepada kaum muslimin serta menjadi pusat perbincangan di kalangan Rasulullah s.a.w dan para sahabat tentang masalah ummah. MENGUKUHKAN PERSAUDARAAN Rasulullah SAW mengeratkan hubungan di antara Muhajirin dan Ansar sebagai platform mempersatukan persaudaraan di dalam Islam. Jalinan ini diasaskan kepada kesatuan cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang sama. Persaudaraan ini membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui pengorbanan yang besar sesama mereka tanpa mengira pangkat, bangsa dan harta. Selain itu, ia turut memadamkan api persengketaan di kalangan suku kaum Aus dan Khajraz.[3] PEMBENTUKAN PIAGAM MADINAH Madinah sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam dan Yahudi daripada pelbagai bangsa memerlukan kepada satu perlembagaan khusus yang menjaga kepentingan semua pihak. Justeru, Rasulullah s.a.w telah menyediakan sebuah piagam yang dikenali sebagai Piagam Madinah bagi membentuk sebuah masyarakat di bawah naungan Islam.
  • 14. Piagam ini mengandungi 32 fasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan termasuk akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain. Di dalamnya juga terkandung aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin, bertaqwa dan lain-lain. Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mestilah berkelakuan baik bagi melayakkan mereka dilindungi oleh kerajaan Islam Madinah serta membayar cukai. Piagam ini mestilah dipatuhi oleh semua penduduk Madinah sama ada Islam atau bukan Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil, membangun serta digeruni oleh musuh-musuh Islam. STRATEGI KETENTERAAN Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk melebarkan perjuangan Islam ke seluruh pelusuk dunia. Strategi ketenteraan Rasulullah s.a.w digeruni oleh pihak lawan khususnya puak musyrikin di Mekah dan Negara-negara lain. Antara tindakan strategik baginda menghadapi peperangan ialah persiapan sebelum berlakunya peperangan seperti pengitipan dan maklumat musuh. Ini berlaku dalam peperangan Badar, Rasulullah s.a.w telah mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali bin Abi Talib, Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn Awwam bagi mendapatkan maklumat sulit musuh.[4] Maklumat penting musuh memudahkan pasukan tentera Islam bersiap-sedia menghadapi mereka di medan perang. RasUlullah s.a.w turut membacakan ayat-ayat al-Quran bagi menggerunkan hati-hati musuh serta menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala bermaksud: “Dan ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahawa salah satu dari dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahawa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmy, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan memusnahkan orang-orang kafir.” (Surah al-Anfal: 7) Rasulullah s.a.w turut mengambil pandangan daripada para sahabat baginda dalam merangka strategi peperangan. Sebagai contoh, dalam peperangan Badar, baginda bersetuju dengan cadangan Hubab mengenai tempat pertempuran. Hubab mencadangkan agar baginda menduduki tempat di tepi air yang paling dekat dengan musuh agar air boleh diperolehi dengan mudah untuk tentera Islam dan haiwan tunggangan mereka. Dalam perang Khandak, Rasulullah s.a.w bersetuju dengan pandangan Salman al-Farisi yang berketurunan Parsi berkenaan pembinaan benteng. Strategi ini membantu pasukan tentera Islam berjaya dalam semua peperangan dengan pihak musuh. PEMBERIAN COP MOHOR Rasulullah s.a.w mengutuskan surat dan watikah kepada kerajaan – kerajaan luar seperti kerajaan Rom dan Parsi bagi mengembangkan risalah dakwah. Semua surat dan watikah diletakkan cop yang tertulis kalimah la ila ha illahlah wa ana Rasullah[5] Tujuannya
  • 15. adalah untuk menjelaskan kedudukan Rasulullah s.a.w sebagai utusan Allah dan Nabi di akhir zaman. Dalam watikahnya, baginda turut menyeru agar mereka menyembah Allah dan bersama-sama berjuang untuk Islam sebagai agama yang diiktiraf oleh Allah. Kebanyakan watikah baginda diterima baik oleh kerajaan-kerajaan luar. Contoh surat Nabi kepada Raja Parsi : Nabi mengutuskan Abdullah bin Huzaifah bin Saham yang membawa surat kepada Kaisar Humuz, Raja Parsi yang bunyinya sebagai berikut : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dari Nabi Muhammad Rasulullah kepada Kaisar penguasa Parsi. Semoga sejahtera kepada sesiapa sahaja yang mengikut pimpinan Allah dan beriman kepadaNya dan rasulNya dan bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa tidak ada sekutu bagiNya dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan rasulNya. “Saya mengajak anda dengan ajakan Allah kepada umat manusia dan untuk memperingatkan manusia yang masih hidup, bahawa siksaan akan ditimpakan atas orang- orang kafir. Masuklah Islam dan hendaklah menerimanya. Jika anda menolaknya, maka berdosalah bagi penyembah api.”[6] HUBUNGAN LUAR Hubungan luar merupakan orientasi penting bagi melabarkan sayap dakwah. Ini terbukti melalui tindakan Rasulullah s.a.w menghantar para dutanya ke negara-negara luar bagi menjalinkan hubungan baik berteraskan dakwah tauhid kepada Allah. Negara-negara itu termasuklah Mesir, Iraq, Parsi dan Cina. Sejarah turut merakamkan bahawa Saad Ibn Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina sekitar tahun 600 hijrah. Sejak itu, Islam bertebaran di negeri Cina sehingga kini. Antara para sahabat yang menjadi duta Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada kaisar Rom, Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja Parsi, Jaafar bin Abu Talib kepada Raja Habsyah.[7] Strategi hubungan luar ini diteruskan pada pemerintahan khalifah Islam selepas kewafatan Rasulullah s.a.w. Sebagai contoh, pasukan Salehuddin al-Ayubi di bawah pemerintahan Bani Uthmaniah telah berjaya menawan kota suci umat Islam di Baitul Maqdis. Penjajahan dan penerokaan ke Negara-negara luar merupakan strategi dakwah paling berkesan di seluruh dunia. KESIMPULAN Strategi dakwah Rasulullah s.a.w di Madinah lebih agresif dan besar. Madinah, sebagai Negara Islam pertama menjadi nadi pergerak dakwah Islam ke seluruh dunia. Tapak yang disediakan oleh Rasulullah s.a.w begitu kukuh sehingga menjadi tauladan kepada pemerintahan Islam sehingga kini. Strategi yang bersumberkan kepada dua perundangan utama iaitu al-Quran dan Hadis menjadi intipati kekuatan perancangan Islam dalam menegakkan kalimah Tauhid.
  • 16. Sukses hijrah Nabi Muhammad SAW ditandai, antara lain, keberhasilannya mencerdaskan masyarakat Muslim yang bodoh menjadi umat yang cerdas, menyejahterakan sosial ekonomi umat dan masyarakat dengan asas keadilan dan pemerataan, serta penegakan nilai etik-moral dan norma hukum yang tegas. Pendeknya, Nabi Muhammad SAW berhasil membangun kesalehan ritual yang paralel dengan kesejahteraan material, ketaatan individual yang seiring dengan kepatuhan sosial, dan terwujudnya kesejahteraan duniawiah-temporal yang seimbang dengan keberkahan ukhrawiah yang kekal. Sebuah fakta sejarah kemudian membuktikan bahwa proses penyebaran Islam dengan dakwah jauh lebih cepat dan berkembang pada periode Madinah ini dibandingkan periode Mekkah. Selain itu juga di Madinah, Rasulullah dan Umat Islam berhasil membangun tata peradaban baru, tata pemerintahan, tata ekonomi dan sosial yang demikian pesat perkembangannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam proses Hijrah Pengorbanan Nilai ini ditunjukan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu ketika beliau tanpa ragu menyanggupiuntuk menggantikan Nabi untuk tetap berada didalam rumah, bahkan beliau kemudian tidur dan mengenakan sorban Nabi. Sungguh sebuah pengorbanan yang sangat heroik dimana Ali yang ketika itu masih seorang pemuda, rela untuk menjadi tameng bagi kelangsungan hidup Rasulnya, yang berarti pula kelangsungan dakwah Islam Nilai ini juga ditunjukan oleh Abu Bakar as Shidiq, yakni ketika beliau berkata“ Biar saya yang masuk kedalam gua (Tsur) dulu, kalau ada binatang buas atau binatang berbisa didalam sana, saya rela mati, biar anda meneruskan perjuangan dan dakwah anda”. Lagi sebuah epik kepahlawanan dan pengorbanan yang luar biasa. Kemudian dalamsebuah cerita kemudian benar Abu Bakar digigit ular berbisa, namun ataskehendak Allah, beliau selamat dalam peristiwa itu. Keyakinan dan Tawakal ketika berada dalam gua tsur yang gelap dan dalam keadaan yang sedemikian rupa, kemudian terucap kata-kata yang hanya akan keluar dari lisan orang yang memiliki keyakinan dan sikap tawakal yang demikian sempurna “ La Tahzan, innallah ma ana – jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita” Kebersamaan Peristiwa Hijrah ini melibatkan Nabi Muhammad yang mewakili Pemimpin, Ali bin Abi Thalib yang mewakili generasi muda, Abu Bakr, yang mewakili golongan tua, bahkan konon ada seorang perempuan yang bertugas menyupalai makanan kepada Nabi dan Abu Bakar selama mereka berada dalam gua – yang menurut seorang ulama, ini
  • 17. menggambarkan sebuah kesatuan, antara pemimpin, pemuda, orang tua dan perempuan, sebagai salah satu syarat “keberhasilan”, seperti kemudian digambarkan bagaimana proses Hijrah ini adalah menjadi tonggak sejarah dan momentum perkembangan Islam. Kondisi yang Kondusif Sebagaimana diketahui, ketika sampai ditempat yang baru, Nabi mengganti nama Yatsrib – Mengecam, menjadi Madinah – Kota Peradaban. Ini mencerminkan bahwa sebuah proses keberhasilan tidak akan dicapai ketika orang-orang yang berada didalamnya saling mengecam satu sama lain, kritik yang tidak konstruktif, asal ganti dan lebih mementingkan kepentingan golongan dan pribadinya semata. Penggantian nama menjadi Madinah menyimbolkan bahwa keberhasilan hanya akan dicapai dalam tata kehidupan yang beradab, ada sopan santun dan etika ketika hendak menyampaikan pendapat, kritik dan masukan, ada tata aturan yang mesti dipenuhi oleh orang-orang beradab, yang kemudian dibuktikan dalam sejarah masa kini, bahwa dimanapun, tidak akan pernah bisa mencapai keberhasilan, ketika individu-individu yang terlibat dalam proses itu saling mengecam bahkan tak jarang menyebarkan fitnah-fitnah keji. Sebaliknya, sebuah kondisi yang “beradab”, yang berdasarkan tata aturan dan norma kesusilaan-lah yang mengantar sebuah bangsa, sebuah kelompok atau apapun untuk mencapai keberhasilannya. Demikianlah beberapa kisah-kisahnya rosullulloh s.a.w berdakwah memperjuangkan islam untuk kita dan kita semua diseluruh dunia bagi umat islam untuk itu mari kita berjuang dan meneruskan dakwahnya rosulluloh s.a.w sebagai suri tauladan semoga kita dapat barokah dan syafaatnya yang akan menyelamatkan diri kita dari siksa kubur……amin.. http://www.fanzila.com/baca_al_quran_dan_maknanya/post/107493/