Artikel ini membahas meningkatkan kepercayaan diri remaja korban cyberbullying melalui bimbingan konseling via grup WhatsApp. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan desain satu kelompok uji pra-tes dan pasca-tes, yang menggunakan wawancara dan observasi online untuk mengumpulkan data. Penelitian ini mengembangkan penggunaan WhatsApp untuk bimbingan konseling secara mudah dan efisien tanpa tatap muka.
1. Nama : Rizki Maulina
Nim : 1715027
Prodi/Fakultas : BKPI/Tarbiyah
Dosen Pengampu : Nurul faqih Isro’i, M.Pd
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
TAHUN 2019
2. Judul: Meningkatkan kepercayaan diri remaja korban cyberbullying melalui
Bimbingan Konseling via group Whatsaap
Penulis dan sumber : Fifi zaimatun nisfa, Aziz muhamad Fauzi, dan Bagas aulia
rachman
Sumber: https://conference.umk.ac.id/index.php/sembika/article/view/66
Keywords: remaja, kepercayaan diri, cyberbullying, whatsapp
Synopsis:
Artikel ini membahas tentang percaya diri, dan korban cyberbulling, korban
cyberbullying biasanya mempunyai tingkat keperyaan diri yang rendah, maka
dengan demikian untuk meningkatkan rasa percaya diri peneliti melakukan
bimbingan konseling mengunakan whatsapp.
Percaya diri merupakan hal yang penting dalam hidup seseorang untuk dapat
berkembang secara optimal dan mengembangkan potensi yang ada. Namun ada
beberapa hal yang menyebabkan menurunnya tingkat kepercayaan diri pada
individu salah satu penyebabnya adalah korban cyber bullying.
Untuk menangani masalah kepercayaan diri korban cyber bullying telah
dilakukan penelitian yang fokus dalam mengembangkan teknik informasi, yaitu
dilakukan bimbingan dan konseling melalui via group whatsapp. Penelitian ini
merupakan eksperimen dengan one group pre-test- post test desing, populasinya
adalah para remaja yang menggunakan media sosial. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara dan observasi secara Online dan offline.
Keunggulan:
1. Penelitian ini mengembangkan aplikasi Whatsapp agar dapat melakukan
Bimbingan konseling dengan mudah, dapat dilakukan di mana saja tanpa
tatap muka, dan efisien waktu.
3. 2. Aplikasi yang digunakan dimiliki semua orang tanpa mengenal usia,
status, pekerjaan, selama mereka memiliki gawai.
Kelemahan:
1. Tidak ada kejelasan berapa banyak sampelnya
2. Tidak ada penjelasan tentang prosedur saat melakukan bimbingan
konselingnya
3. Penulisan yang tidak konsisten
Saran:
Penulisan harus lebih konsisten, diharapkan adanya prosedur dalam proses
pemberian layanan bimbingan konseling agar terdapat panduan untuk ke
depannya.
Rekomendasi:
Penelitian ini sangat bagus, dan sangat baik untuk ditindak lanjuti ke
depannya, penelitian ini juga dapat dijadikan salah satu panduan, hanya saja untuk
penelitian ke depannya penggunaan dan prosedur di tulis dengan mendetail,
supaya mudah untuk di implementasikan para konselor dan guru bk.