Dokumen tersebut merangkum tentang analisis instruksional yang meliputi pengertian, macam-macam struktur perilaku, langkah-langkah analisis instruksional, dan kesimpulan. Analisis instruksional digunakan untuk menjabarkan kompetensi umum menjadi kompetensi khusus secara sistematis dan logis.
2. Kelompok 2
Aprilia Intian Retno W. 11-800-0015
Hidayatul Chusnah 11-800-0091
Fatma Tifani 11-800-0101
Umi Arif Nurhasanah 11-800-0104
Rizka Pratiwi Jaya 11-800-0110
3.
4. Latar Belakang
Jika tidak dilakukan analisis instruksional, maka:
Akibatnya, kegiatan instruksional tidak sistematik
karena logika kaitan antara TIU dan TIK, tes, dan isi
tidak dapat ditelusuri
Suatu sistem terdiri dari berbagai komponen yang
fungsinya secara logis saling berkaitan sehingga bila
terjadi ketidakoptimalan fungsi salah satu
komponennya dapat terdeteksi dan teridentifikasi.
5. A. Pengertian
B. Macam-
Macam Struktur
D. Kesimpulan Analisis Perilaku
Instruksional
C. Langkah-
langkah analisis
Instruksional
6. A. Pengertian Analisis Instruksional
• Menurut Dick dan Carey (2005) analisis instruksional
adalah sebagai tahapan proses yang merupakan
keseluruhan dari pemaparan bagaimana perancang
(desainer) menentukan komponen utama dari tujuan
instruksional melalui kegunaan analisis tujuan (goal
analysis), dan bagaimana setiap langkah dalam tujuan
tersebut dapat dianalisis untuk mengidentifikasi
keterampilan subordinate atau keterampilan prasyarat.
7. Analisis instruksional adalah suatu alat yang dipakai oleh
para penyusu-n desain instruksional atau guru untuk
membantu peserta didik di dalam mengidentifikasi setiap
tugas pokok yang harus dikuasai/dilaksanaan oleh siswa
dan sub tugas atau tugas dasar yang membantu siswa
dalam menyelesaikan tugas pokok (Esseff, P.J.)
Suparman (1997) mengartikan analisis instruksional
sebagai proses yang menjabarkan perilaku umum menjadi
perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis.
8. Jadi analisis instruksional adalah proses
menjabarkan perilaku umum menjadi
subkompetensi, kompetensi dasar atau kopetensi
khusus yang tersusun secara logis dan sistematik.
10. Pengertian Struktur Hierarkikal
Struktur kompetensi yang hirarkis adalah kedudukan
dua kompetensi yang menunjukkan bahwa salah satu
kompetensi hanya dapat dilakukan bila telah dikuasia
kompetensi yang lain.
11. Contoh :
a. Kedudukan kompetensi “menerapakan Statistik Lanjut”
dan “menerapkan Statistik Dasar”.
Kedua kompetensi tersebut tersusun secara hirarkis.
Menerapkan Statistik Dasar merupakan prasyarat untuk dapat
menerapkan Statistika lanjutan.
12. b. Kedudukan kompetensi “mengukur luas sebidang tanah
tertentu” terhadap kompetensi “mengukur panjang benda”.
Mengukur panjang benda merupakan prasyarat untuk mengukur
luas tanah. Keduanya terstruktur secara hirarkis.
13. c. Kedudukan kompetensi “mengambil keputusan” terhadap
kompetensi “menganalisis alternatif pemecahan masalah”.
14. Pengertian Struktur Prosedural
Struktur kompetensi prosedural adalah kedudukan
beberapa kompetensi yang menunjukkan satu seri
atau aturan kompetensi, tetap untuk mempelajarinya
tidak ada yang menjadi prasyarat bagi yang lain.
15. Contoh :
a. Dalam melakukan kompetensi umum “lari cepat” terdapat
sedikitnya tiga subkompetensi yang terstuktur secara
prosedural
b. Dalam menggunakan laptop untuk menampilkan bahan
powerpoint, sedikitnya ada tiga kompetensi yang tersruktur
secara prosedural.
16. c. Dalam mengetik dengan mengguanakan
laptop, sedikitnya ada empat kompetensi yang terstuktur
secara prosedural
17. Pengertian Struktur Pengelompokan
Struktur ini menunjukan satu rumpun kompetensi yang
tidak mempunyai ketergantungan urutan antara satu dan
yang lain, walaupun semuanya berhubungan
Contoh :
Menunjukkan batas provinsi yang satu dan provinsi yang
lain itu tidak terkait secara hirarkis, tidak pula secara
prosedural.
18.
19. Pengertian Struktur Kombinasi
Sruktur kombinasi adalah gabungan dari dua atau tiga
struktur kompetensi. Suatu kompetensi umum bila diuraikan
menjadi subkompetensi dapat terstruktur secara kombinasi
dari struktur hirarkis, prosedural, dan pengelompokan.
Contoh :
Kompetensi umum melakukan lari cepat dapat diuraikan
menjadi beberapa subkompetensi yaitu sebagai berikut
20. Merangkai start, lari dan
melintas garis finish
Melakukan lari Melintasi
start garis finish
Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan tenik
teknik start teknik lari melintasi garis finish
21. Kompetensi umum melakukan lari cepat terbentuk dengan
cara merangkaikan tiga subkompetensi yaitu start, lari, dan
melintasi garis finish. Kompetensi merangkaikan ketiga
kompetensi khusus tersebut hanya dapat dilakukan bila satu
persatu dari ketiga kompetensi tersebut telah dikuasai.
Dengan demikian, merangkai start, lari, dan melintasi garis
finish membutuhkan prasyarat melakukan setiap gerakan
tersebut satu per satu
22. Penjabaran Kompetensi Umum
menjadi Subkompetensi
1. Kawasan Kognitif
2. Kawasan Psikomotor
3. Kawasan Afektif
23. 1. Kawasan Kognitif
Kompetensi kawasan kognitif adalah kompetensi yang
merupakan dari proses berpikir. Dalam bahasa sederhananya
adalah kompetensi hasil kerja otak.
•Bloom (1956)
Membagi kawasan kognitif menjadi enam tingkatan :
Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Sintesis
Evaluasi
Contoh : menyebutkan definisi makhluk hidup, membedakan
fungsi meja dan kursi, menceritakan kembali isi dongeng
24. • Gagne (1979)
Membagi kemampuan manusia menjadi tiga macam ;
ketrampilan intelektual ketrampilan teknis
dalam ilmu pengetahuan
ketrampilan strategi kognitif ketrampilan dalam
mencari pemecahan
masalah
ketrampilan informasi verbal ketrampilan
mengungkapkan kembali
pengetahuan verbal yang
telah dimiliki
25. 2. Kawasan Psikomotor
Kompetensi kawasan psikomotor adalah kompetensi yang
dimunculkan oeh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Jadi
berbentuk gerakan tubuh
Contoh :
berlari, melompat, melempar berputar, memukul, dan
menendang
26. Dave (1967)
membagi kompetensi kawasan psikomotor dalam lima
jenjang kompetensi khusus, yaitu :
Menirukan gerak
Memanipulasi kata – kata menjadi gerak
Melakukan gerak dengan tepat
Merangkaikan berbagai gerak
Melakukan gerak dengan gerak wajar dan efisien
27. 3. Kawasan Afektif
Kompetensi kawasan afektif adalah kompetensi yang
dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya
membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi dalam
lingkungan tertentu.
Contoh : menganggukkan kepala ditafsirkan sebagai tanda
setuju, meloncat dengan muka berseri-seri sebagai tanda
kegirangan, dan pergi beribadah sebagai tanda beriman
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
28. Bloom dan Mansia (1964)
membagi kawasan ini menjadi lima tingkatan
kemampuan, yaitu :
Menerima nilai
Membuat respon terhadap nilai
Menhargai nilai-nilai yang ada
Mengorganisasikan nilai, dan
Mengamalkan nilai secara konsisten (internalisasi nilai)
29. Untuk menafsirkan sikap orang lain dapat dilihat dari
perilakunya atau gejala yang ditimbulkannya
Kemungkinan
Kapabilitas Cara Penafsiran yang Terjadi
Kawasan kognitif Dilihat dari hasil jawaban tes Hasil tidak murni
pekerjaan sendiri
Kawasan Hasil gerakan Melihat teman/
psikomotor berpura-pura
Kawasan afektif Dilihat dari perilaku atau sikap Berpura-pura
30. Jadi kunci dari dapat atau tidaknya
kompetensi itu dijadikan alat untuk
menafsirkan kemampuan orang, baik dalam
kawasan kognitif, psikomotor, maupun afektif
itu terletak pada cara atau metode dan
instrumen yang digunakan untuk
memunculkan kompetensi tersebut, bukan
tergantung pada jenis kawasan kompetensi
tersebut.
31. Langkah-Langkah Melakukan
Analisis Instruksional
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk digunakan dalam melakukan
analisis instruksional
1. Menulis perilaku umum yang telah anda tulis dalam Tujuan
Instruksional Umum (TIU)
2. Menulis perilaku khusus yang menurut anda menjadi bagian dari
perilaku umum tersebut.
3. Menyusun perilaku khusus ke perilaku umum.
4. Menambah perilaku khusus tersebut atau mengurangi
jika perlu.
32. 5. Menulis setiap perilaku khusus tersebut dalam suatu lembar
kartu atau kertas ukuran 3 x 5 cm.
6. mencocokkan letak suatu kartu diantara kartu yang lain.
7. Jika perlu, tambahkan dengan perilaku khusus lain yang
dianggap perlu atau kurangi bila dianggap lebih.
Memastikan perilaku khusus sudah benar apa belum.
8. Hubungkan kotak-kotak yang telah anda gambar tersebut
dengan garis-garis vertikal dan horisontal untuk
menyatakan hubungannya yang
hierarkikal, prosedural, atau pengelompokan.
33. 9. Meneliti kemungkinan menghubungkan perilaku
umum yang satu dan yang lain atau perilaku-perilaku
khususs yang berada di bawah perilaku umum yang
berbeda.
10. Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus
yang dimulai dari yang terjauh sampai ke yang
terdekat dengan perilaku umum.
11. Mengkonsultasikan atau mendiskusikan bagan yang
telah anda susun denga teman sejawat untuk
mendapatkan masukan.
34. KESIMPULAN
Menurut MPI:
• kegiatan menjabarkan atau memecah
kompetensi umum menjadi
subkompetensi, kompetensi dasar, atau
kompetensi khusus yang lebih kecil atau
spesifik serta mengidentifikasi hubungan
antara kompetensi khusus yang satu dan
kompetensi khusus yang lain
35. • Konsep MPI dalam proses penjabaran
kompetensi umum menjadi kompetensi khusus
tidak berorientasi pada suatu taksonomi
kompetensi tertentu, seperti taksonomi yang
disusun oleh Gagne atau Bloom
• Proses menganalisis instruksional yang
digunakan oleh MPI didasarkan pada berpikkir
logis, analitik dan sistematik.
36. SEKIAN
Mengajar adalah operasi otak tanpa merusak kulit
Mengajar sebaiknya tidak dianggap enteng dan tidak
dilakukan oleh seorang amatir
By: kelompok 2