4. “Layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor terhadap
konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan,
pemahaman, dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani
masalah pihak ketiga.” Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara
perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai
konsultan) dengan konsulti.
Layanan konsultasi juga didefinisikan bantuan dari konselor ke klien
dimana konselor sebagai konsultan kenseli sebagai konsulti,
membahas tentang masalah pihak ketiga. Pihak ketiga yang
dibicarakan adalah orang yang merasa dipertanggungjawabkan
konsulti. Misalnya anak, murid atau orang tuanya. Bantuan yang
diberikan untuk memandirikan konsulti sehingga ia mampu
menghadapi pihak ketiga yang dipermasalahkannya
Apa itu layanan
konsultasi
5. Remaja sekarang ini lebih menuruti ego nya dari
pada keselamatan dirinya, sekarang ini banyak
dijumpai anak muda sekolah dari SMP sampai
SMA melakukan kegiatan balapan liar sepeda
motor, kegiatan ini bisa dibilang sebagai hobby
oleh mereka, penuh tantangan dan sportifitas
yang mereka rasakan. Tidak jarang dari kegiatan
yang mereka lakukan ini berawal dari rasa iseng
atau persaingan untuk memperoleh sesuatu hal,
mengadu kecepatan motor yang dimilikinya,
berubut pacar atau uang
PENYIMPANGAN PERILAKU :
JOKI BALAP LIAR
6. yang dipertaruhkan sebagai tujuan dari kegiatan lomba liar
ini. Usia muda yang belum sampai berpikir dua kali akan
sebab dan akibatnya jika terjadi pada diri mereka.
Sebelum melakukan lomba balapan liar sepeda motor,
mereka terlebih dahulu mengadakan perjanjian untuk
melakukan di suatu tempat, setelah itu mereka
mempersiapkan dan memperbaiki kendaraannya,
menambah dan memodifikasi motornya agar kiranya bisa
berjalan secepat kancil atau kuda liar dalam balapan liar
yang mereka lakukan. Balapan liar sering dilakukan di
tempat atau jalan yang kira nya sepi dan bagus untuk
digunakan sebagai arena balapan liar, mereka melakukan
nya biasanya pulang sekolah atau tengah malam dimalam
minggu, pada jam jam ini mereka berkumpul dan memulai
atraksinya disepanjang jalan yang mereka anggap aman
dari kejaran patroli polisi. Bahkan jika terdapat patroli
polisi mereka semakin tertantang untuk mencari dan
berpindah untuk mencari tempat lainnya untuk dijadikan
arena perlombaan balapan liar
7.
8. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kasus dalam balap
liar, yaitu :
Kurangnya perhatian dari orang tua
Pergaulan
Lingkungan
Psikis
Karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang
tuanya baik ibu maupun ayahnya, dia jadi hilang kendali
dan mulai bergaul dijalan bersama teman-temannya.
Awalnya hanya untuk pelampiasan tetapi lama kelamaan
dia pun mulai berpikir lebih dia lebih di akui oleh teman-
temannya ketimbang oleh kedua orang tuanya
Mengapa bisa
terjadi
9. Dampak dan akibat yang di
timbulkan dalam balap liar
Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidak
harmonisan dalam masyarakat
Nyawa jadi taruhan
Kejar –kejaran dengan polisi
bahkan masa depan menjadi taruhannya, karena dari
aktifitas balapan liar ini kebanyakan terjadi kecelakaan
yang berujung pada terkurasnya uang keluarga untuk
pengobatan, serta kematian atau cacat fisik, entah itu
gegar otak, patah tulang hingga amputasi anggota tubuh
11. Oleh karena itu, komunitas balapan liar (‘semi resmi’)
diharapkan bisa membuat ‘menampung hoby’ mereka .
Seperti misalnya mereka bisa menciptakan ‘iven-iven’
untuk membuat atau mungkin menyewa lintasan sebagai
arena balapan liar (‘semi resmi’) untuk mereka gunakan
secara bersama-sama
Kalau memang punya bakat disalurkan bakat tersebut
dalam kompetisi balap resmi,
Dukungan orang tua untuk mengarahkan bakat anaknya
SKILL
12. Berbagai upaya dapat
dilakukan untuk mencegah
anak muda atau remaja agar
tidak masuk ke dalam dunia
balap liar .Upaya-upaya
tersebut dapat dilakukan
dari berbagai lingkungan,
baik itu lingkungan
keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan
masyarakat
Menciptakan suasana harmonis,
perhatian, dan penuh rasa kekeluargaan
Menanamkan nilai-nilai budi pekerti,
kedisiplinan, dan ketaatan beribadah
Mengembangkan komunikasi dan
hubungan yang akrab dengan anak.
Selalu meluangkan waktu untuk
mendengar dan menghargai pendapat anak,
sekaligus mampu memberikan bimbingan
atau solusi jika anak mendapat kesulitan.
memberikan teguran atau bahkan
hukuman jika anak bersalah dan bersedia
memberikan pujian atau bahkan hadiah jika
anak berbuat baik atau memperoleh
prestasi
Upaya Pencegahan