Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan lingkungan kerjanya untuk menciptakan sistem kerja yang efisien, sehat, dan nyaman. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar ergonomi, aplikasinya seperti manual handling dan postur kerja, cara menilai risiko gangguan otot tulang, serta tanggung jawab setiap pihak untuk menerapkan prinsip-prinsip ergonomi.
2. S1 Kedokteran- Univ. Andalas 2003
S2 Magister Kedokteran Kerja – FK UI 2014
PPDS Kedokteran Okupasi - FK UI 2022
Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta
dr. Bonnie Medana Pahlavie, MKK
Fungsional Pembimbing
Kesehatan Kerja Muda
3. Outline
Ergonomi itu apa?
01.
Latar belakang, defenisi,
tujuan dan manfaat
Cara menilainya?
Bagaimana
mengendalikannya?
Formulir Skrining,
RULA, REBA, ROSA,
hirarki pengendalian
03.
Apa aja aplikasi
Ergonomi?
Manual handling, postur
kerja, Gerakan berulang,
shift kerja, durasi kerja,
work station
02.
Kesimpulan
Tanggung jawab dan
peran di lingkungan
atau tempat kerja
04.
5. Latar
belakang
FAKTA TERKAIT K3 FASYANKES
Permasalahan kesehatan pada tenaga
kesehatan Fasyankes (Dit. Kesjaor, 2018)
36,7% Moskuloskeletal
43,7% Insomnia
50%Stress
49,3%Kelelahan
6. Ergonomi adalah …
Ergon = Kerja dan Nomos = Angka
ilmu atau prinsip yang mempelajari manusia sebagai komponen suatu sistem kerja yang meliputi ciri fisik
dan non fisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya merancang sistem yang efektif, aman, sehat,
nyaman, dan efisien.
Sutalaksana (1979)
merupakan komponen kegiatan dalam ruang lingkup hyperkes yang meliputi keserasian timbal balik
antara bekerja dan bekerja demi efisiensi dan kenyamanan kerja.
Suma’mur (1989)
suatu disiplin ilmu yang mendesak untuk memperhatikan interaksi antara manusia dengan bagian lain
dari suatu sistem serta profesi yang mengandung makna teori, prinsip, data, dan metode yang dirancang
untuk mengoptimalkan kesejahteraan manusia. -menjadi dan keseluruhan. kinerja sistem.
The International Ergonomics Association (2000)
7. Ergonomi adalah …
praktik merancang peralatan dan detail pekerjaan sesuai kapasitas pekerja dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya cedera pada pekerja.
OSHA (2010)
merupakan aplikasi ilmu yang lebih menitikberatkan pada perancangan sarana peralatan, perkakas yang
sesuai dengan ciri-ciri anatomi, fisiologi, biomekanik, persepsi dan kebiasaan manusia.
NIOSH (2007)
8. Tujuan dan Manfaat
Ergonomi
Petugas
Faskes
Pekerja
Tempat
kerja
Sebagai acuan untuk melaksanakan
penerapan kegiatan ergonomi baik di
internal faskes maupun external faskes
• Meningkatkan status kesehatan
• Menurunkan angka absensi
• Menurunkan angka kesalahan
dan kelelahan operator
• Menurunkan beban fisik
• Meningkatkan kepuasan bekerja
• Menurunkan biaya
pengobatan
• Terciptanya
lingkungan tempat
kerja yang aman,
sehat, nyaman,
efektif dan efisien
• Meningkatkan
kualitas produk
10. Manual Handling (Penanganan Beban Manual)
Semua pekerjaan memindahkan material dengan tangan melalui cara mengangkat, menurunkan,
membawa, mendorong, menarik, menggeser ataupun Menyusun material.
OSHA (1997)
Suatu aktivitas dengan menggunakan pergerakan tangan pekerja untuk mengangkat, mengisi,
mengosongkan, meletakkan atau membawa.
NIOSH (2007)
11. Manual Handling (Penanganan Beban Manual)
•
•
•
•
• Hindari mengangkat beban dibawah lutut atau
diatas bahu
Pegang dan angkat beban dengan kedua tangan
supaya seimbang.
Beban terbagi rata bila diangkat berdua atau
lebih
Imbangkan beban dengan tubuh anda dan
lengan anda
Berlutut untuk mengambil benda dan meletakkan
benda yang berada dibawah
13. Postur Kerja
•
•
•
•
• Tidak membungkuk dan tidak jongkok
• Tinggi tempat kerja antara tinggi pusat dan
tinggi siku
Tidak memutar tubuh
Tidak meraih objek atau benda melebih
tinggi bahu.
Tidak meraih objek atau benda melebihi
jarak 1 lengan
Pertahankan kurva ‘S’ tulang belakang
15. Gerakan Berulang • Perhatikan postur kerja
• Perhatikan workstation
• Gerakan berulang dalam jangkauan tangan (range of moveme
• Perhatikan frekuensi, intensitas, durasi dan individu
16. Shift Kerja dan Durasi Kerja
UU No
13 Tahun
2003
Jam kerja secara akumulatif masing-masing shift tidak boleh
lebih dari 40 jam per minggu (Pasal 77 Ayat 2)
Apabila melebihi 8 jam/hari per shift atau 40 jam per minggu,
maka dihitung sebagai waktu kerja lembur (Pasal 78 ayat 2)
Pembagian setiap shift kerja maksimum 8 jam per hari termasuk
istirahat antar jam kerja (Pasal 79 Ayat 2)
Menurut Kepmenakertrans No.233/Men/2003, yang dimaksud dengan
pekerjaan yang diljalankan secara terus menerus disini adalah pekerjaan
yang menurut jenis dan sifatnya harus dilaksanakan atau dijalankan
secara terus menerus atau dalam keadaan lain berdasarkan kesepakatan
antara pekerja dengan pengusaha.
KESEHATAN
19. Gangguan Otot Rangka
Gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja (GOTRAK) atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan
istilah work-related musculoskeletal disorders (WMSDs) adalah semua gangguan kesehatan dan
cidera yang mengenai sistem gerak tubuh.
Sistem gerak tubuh terdiri dari otot, tendon, selaput tendon, ligament, tulang rangka, sendi, tulang
rawan, bursa, diskus spinalis, pembuluh darah dan saraf.
GOTRAK dapat bersifat akut, intermiten, dan kronik. Gejala GOTRAK bervariasi, dapat mulai dari
ringan, sedang, berat, bahkan menimbulkan kecacatan. GOTRAK dapat disebabkan atau diperberat
oleh berbagai faktor risiko petugasan dan/atau lingkungan kerja.
20. Gangguan Otot Rangka
• jumlah faktor risiko tersebut dialami oleh individu dalam selang waktu tertentu,
misalnya gerakan sendi bahu saat menyetrika 60 kali per menit.
Frekuensi
• seberapa besar gaya otot yang dikerahkan, misalnya mendorong gerobak linen
dengan berat 50 kg.
Intensitas
• berapa lama faktor risiko tersebut dialami oleh individu saat melakukan aktivitas
tertentu, misalnya berdiri dalam waktu 4 jam saat menyetrika.
Durasi
• karakteristik individu misalnya jenis kelamin, kebiasaan merokok, dalam keadaan
hamil, memiliki penyakit kronik seperti diabetes mellitus, dll.
Individu
• faktor risiko yang terjadi secara bersamaan (simultan) ketika individu melakukan
suatu aktivitas kerja tertentu, misalnya saat individu menyimpan linen ke tempat
penyimpanan, tangan bergerak ke atas, melewati sendi bahu (postur janggal),
dengan frekuensi 20 kali per menit, mengangkat linen dengan berat rata-rata 5 kg.
Kombinasi
21. Gangguan Otot Rangka
Gangguan Otot Rangka dapat terjadi di :
1. Daerah Leher dan Bahu
• Tension Neck Syndrome
• Frozen Neck Syndrome
• Thoracic Outlet Syndrome
2. Daerah Ekstemitas Atas
• Rotator Cuff Tendinitis
• Impingement Syndrome
• Elbow Disorder (Lateral Epicondilytis-Tennis Elbow dan Medial Epicondilytis-Golf Elbow)
• Wrist and Hand Disorder (CTS, Raynouds Syndrome dan Trigger Finger)
3. Daerah Punggung Bawah. Nyeri punggung bawah (LBP)
4. Daerah Ekstremitas Bawah. Knee Bursitis dan Meniscal Lesion/tear damage
25. ROSA (Rapid Office Strain Assessment)
1. ROSA adalah checklist
gambar
postur
untuk
pada
berdasarkan
menghitung paparan risiko
lingkungan kerja perkantoran.
2. Penelitian menunjukkan
antara ketidaknyamanan
korelasi
dengan
peningkatan nilai ROSA.
29. Kesimpulan
K3 bertujuan menjaga kesehatan pekerja dimulai dari pekerja mulai
bekerja hingga pekerja pension sehingga tetap sehat di hari tua
Lakukan terlebih dahulu identifikasi risiko bahaya, gunakan formulir
penilaian awal dan dilanjut dengan penghitungan lanjutan
Rekomendasi dari tim K3 kepada Pimpinan dan Pengambil Keputusan
Komitmen seluruh unsur untuk saling menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja bagi petugas di tempat kerja.
30. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik and illustrations
Terima kasih
Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta
Jln. Kesehatan No. 10