SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Nama: Risdawati Hutabarat
NPM: 1215031064
Kelas: B
Mencari Model-model Energi dalam zat padat
Pada umumnya untuk zat padat, energi yang diberikan kepada getaran kisi
merupakan andil yang terpenting pada kapasitas termal, malah pada bahan isolator non-
magnetik getaran kisi merupakan kontribusi satu-satunya. Sedangkan kontribusi lainnya
berupa konduksi elektron terjadi pula pada logam, dan keberaturan magnetik terjadi pada
bahan magnet.
Gambar 1. Kebergantungan kapasitas panas zat padat pada suhu
a. Model Teori Klasik
Menurut fisika klasik, getaran atom-atom zat padat dapat dipandang sebagai
osilator harmonik. Osilator harmonik merupakan suatu konsep/model yang secara
makroskopik dapat dibayangkan sebagai sebuah massa m yang terkait pada sebuah
pegas dengan tetapan pegas C.
Untuk osilator harmonik satu-dimensi, energinya dapat dirumuskan :
𝜀 = 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 + 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙
𝜀 =
1
2
𝑚𝑣2
+
1
2
𝑐𝑥2
𝜀 =
𝑚
2
(𝑣2
+ 𝜔2
𝑥2)
dengan v laju getaran osilator, x simpangan osilator ω frekuensi sudut getaran
osilator (= √
𝑐
𝑚
).
Untuk osilator harmonik satu dimensi yang mempunyai dua derajad bebas
mempunyai energi rata-rata :
Selanjutnya, karena atom-atom dalam kristal membentuk susunan tiga-dimensi,
maka untuk satu mol osilator harmonik tiga-dimensi, energi dalamnya :
Dengan demikian kapasitas kalornya :
dari hasil (2.42) ini terlihat bahwa menurut model fisika klasik, kapasitas panas
zat padat tidak bergantung suhu dan berharga 3R. Hal ini sesuai dengan hukum
Dulong-Petit yang hanya berlaku untuk suhu tinggi. Sedangkan untuk suhu rendah
jelas teori ini tidak berlaku.
b. Model Einstein
Dalam model ini, atom-atom dianggap sebagai osilator-osilator bebas yang
bergetar tanpa terpengaruh oleh osilator lain di sekitarnya. Energi osilator
dirumuskan secara kuantum (berdasarkan teori kuantum) yang berharga diskrit :
Pada tingkat dasar n = 0, energi osilator є0 = 0.
Tingkat berikutnya n = 1, 2 dan seterusnya. Perbedaan energi antar tingkat adalah
ђω ; lihat gambar 2.12.
Gambar 2. Spektrum energi osilator satu dimensi menurut teori kuantum.
Pada keseimbangan termal, energi rata-rata osilator dinyatakan oleh :
faktor (bobot) Boltzmann exp(-єn/kT) menyatakan kebolehjadian keadaan berenergi
єn tertempati. Persamaan (2.44) dalam bentuk deret tersebut ekuivalen dengan
ungkapan :
Selanjutnya, untuk satu mol osilator tiga-dimensi memiliki energi dalam :
Sehingga kapasitas kalornya:
Dalam model Einstein frekuensi osilator ω biasa ditulis ωE yang disebut frekuensi
Einstein.
Untuk menyederhana persamaan (2.46) didefinisikan suhu Einstein (θE) menurut :
dan persamaan (2.46) tereduksi menjadi :
Pada suhu tinggi (T>>), maka nilai (θE/T) berharga kecil; sehingga exp (θE/T)
dapat diuraikan ke dalam deret sebagai berikut :
Menurut hasil ini jelas bahwa model Einstein cocok pada suhu tinggi. Bagaimana
untuk suhu rendah? Pada suhu rendah (T<<) nilai (θE/T) besar. Hal ini berdampak
pada penyebut dalam persamaan (2.48); yaitu :
sehingga ungkapan kapasitas panas menjadi :
Dengan,
c. Model Debye
Dalam model Einstein, atom-atom dianggap bergetar secara terisolasi dari atom
di sekitarnya. Anggapan ini jelas tidak dapat diterapkan, karena gerakan atom
akan saling berinteraksi dengan atom-atom lainnya. Seperti dalam kasus
penjalaran gelombang mekanik dalam zat padat, oleh karena rambatan gelombang
tersebut atom-atom akan bergerak kolektif. Frekuensi getaran atom bervariasi dari
ω=0 sampai dengan ω =ωD. Batas frekuensi ωD disebut frekuensi potong Debye.
Menurut model Debye ini, energi total getaran atom pada kisi diberikan oleh
ungkapan
є (ω) adalah energi rata-rata osilator seperti pada model Einstein
sedangkan g (ω) adalah rapat keadaan
Dalam selang frekuensi antara ω = 0 dan ω = ωD, g(ω) memenuhi :
Apabila kita menggambarkan kontur yang berhubungan dengan ω = ωD dalam
ruang - q seperti pada gambar 2.4. akan diperoleh sebuah bola yang disebut bola
Debye, dengan jejari qD yang disebut jejari Debye dan memenuhi
Pada suhu tinggi (T>>θD), batas atas integral (θD/T) sangat kecil, demikian
juga variabel x. Sebagai pendekatan dapat diambil : ex ≅ 1 + x
sehingga integral yang bersangkutan menghasilkan Masukkan hasil ini kepersamaan
(2.56)
3DSesuai dengan hukum Dulong-Petit, sehingga pada suhu tinggi model ini cocok
dengan hasil eksperimen. Pada suhu rendah (T<<θD), batas integral pada
persamaan (2.56) menuju tak
berhingga; dan integral tersebut menghasilkan 4π4
/15. Dengan demikian :
Gambar 3 Rapat keadaan menurut Model Debye.
d. Model Born-Von- Karmann
Kondisi batas Born- von Karman adalah kondisi batas periodik yang memaksakan
pembatasan bahwa fungsi gelombang harus periodik pada Bravais kisi tertentu .
( Dinamakan Max Born dan Theodore Von Karman ) . Kondisi ini sering diterapkan
dalam fisika keadaan padat untuk model kristal yang ideal .
Kondisi tersebut dapat dinyatakan sebagai
Kondisi tersebut dapat dinyatakan sebagai di mana saya berjalan di atas dimensi kisi
Bravais , ai adalah vektor primitif kisi , dan Ni adalah setiap bilangan bulat ( dengan
asumsi kisi tak terbatas ) . Definisi ini dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa:
untuk setiap kisi vektor translasi T sedemikian rupa sehingga :
Kondisi batas Born- von Karman adalah penting dalam fisika keadaan padat untuk
menganalisis banyak fitur dari kristal , seperti difraksi dan celah pita . Pemodelan
potensi kristal sebagai fungsi periodik dengan kondisi batas Born- von Karman dan
menghubungkannya dengan hasil persamaan Schrödinger dalam bukti teorema Bloch ,
yang sangat penting dalam memahami struktur pita kristal .
Model-model Energi dalam Zat Padat

More Related Content

What's hot

Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatAhmad Faisal Harish
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordNurochmah Nurdin
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika IntiFKIP UHO
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika IntiFKIP UHO
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikNurfaizatul Jannah
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulannooraisy22
 
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik   mikrajuddin abdullahDiktat fisika statistik   mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullahPetrus Bahy
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)kemenag
 
Kesetimbangan radioaktif riska
Kesetimbangan radioaktif riskaKesetimbangan radioaktif riska
Kesetimbangan radioaktif riskariska fatimah
 
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumSmile Fiz
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Khoirul Ummah
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bMuhammad Ali Subkhan Candra
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 

What's hot (20)

Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Dinamika kisi kristal
Dinamika kisi kristalDinamika kisi kristal
Dinamika kisi kristal
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEINSTATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
 
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik   mikrajuddin abdullahDiktat fisika statistik   mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
 
Kesetimbangan radioaktif riska
Kesetimbangan radioaktif riskaKesetimbangan radioaktif riska
Kesetimbangan radioaktif riska
 
Efek zeeman
Efek zeemanEfek zeeman
Efek zeeman
 
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
9 semikonduktor
9 semikonduktor9 semikonduktor
9 semikonduktor
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 

Similar to Model-model Energi dalam Zat Padat

Similar to Model-model Energi dalam Zat Padat (20)

TEORI KINETIK GAS
TEORI KINETIK GASTEORI KINETIK GAS
TEORI KINETIK GAS
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Fisika kuantum edit
Fisika kuantum editFisika kuantum edit
Fisika kuantum edit
 
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit dopplerPendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
 
Panduan eksperimen-fisika-1
Panduan eksperimen-fisika-1Panduan eksperimen-fisika-1
Panduan eksperimen-fisika-1
 
Termodinamika
Termodinamika  Termodinamika
Termodinamika
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
 
Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodik
 
Kumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi TermodinamikaKumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi Termodinamika
 
Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperatur
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Bab vi kel. ii
Bab vi kel. iiBab vi kel. ii
Bab vi kel. ii
 
Mekanika-kuantum real.pptx
Mekanika-kuantum real.pptxMekanika-kuantum real.pptx
Mekanika-kuantum real.pptx
 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atom
 
Bab1 perpan
Bab1 perpanBab1 perpan
Bab1 perpan
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
 
Gelombana EM
Gelombana EMGelombana EM
Gelombana EM
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 

More from Risdawati Hutabarat

Impedansi Antena Oleh Risdawati Hutabarat
Impedansi Antena Oleh  Risdawati HutabaratImpedansi Antena Oleh  Risdawati Hutabarat
Impedansi Antena Oleh Risdawati HutabaratRisdawati Hutabarat
 
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using WebcamDesigned Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using WebcamRisdawati Hutabarat
 
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560Risdawati Hutabarat
 
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)Risdawati Hutabarat
 
Enkapsulasi dalam Komunikasi Data
Enkapsulasi dalam Komunikasi DataEnkapsulasi dalam Komunikasi Data
Enkapsulasi dalam Komunikasi DataRisdawati Hutabarat
 
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...Risdawati Hutabarat
 
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)Risdawati Hutabarat
 
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)Risdawati Hutabarat
 
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT DENGAN BEBAN RESISTIF
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT  DENGAN BEBAN RESISTIFMAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT  DENGAN BEBAN RESISTIF
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT DENGAN BEBAN RESISTIFRisdawati Hutabarat
 
Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
 Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
Macam-macam tipe Earth Tester dan SpesifikasinyaRisdawati Hutabarat
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianRisdawati Hutabarat
 

More from Risdawati Hutabarat (20)

Impedansi Antena Oleh Risdawati Hutabarat
Impedansi Antena Oleh  Risdawati HutabaratImpedansi Antena Oleh  Risdawati Hutabarat
Impedansi Antena Oleh Risdawati Hutabarat
 
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using WebcamDesigned Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
 
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
 
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
 
Enkapsulasi dalam Komunikasi Data
Enkapsulasi dalam Komunikasi DataEnkapsulasi dalam Komunikasi Data
Enkapsulasi dalam Komunikasi Data
 
Propagasi Gelombang Langit
 Propagasi Gelombang Langit Propagasi Gelombang Langit
Propagasi Gelombang Langit
 
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
 
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
 
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
 
Makalah Kutub Empat
Makalah Kutub Empat Makalah Kutub Empat
Makalah Kutub Empat
 
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT DENGAN BEBAN RESISTIF
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT  DENGAN BEBAN RESISTIFMAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT  DENGAN BEBAN RESISTIF
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT DENGAN BEBAN RESISTIF
 
Makalah Motor DC
Makalah Motor DCMakalah Motor DC
Makalah Motor DC
 
Paper Generator AC
Paper Generator ACPaper Generator AC
Paper Generator AC
 
Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
 Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
 
Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
 
Pkn sebagai mpk
Pkn sebagai mpkPkn sebagai mpk
Pkn sebagai mpk
 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
 
Resonansi Bunyi
Resonansi BunyiResonansi Bunyi
Resonansi Bunyi
 

Model-model Energi dalam Zat Padat

  • 1. Nama: Risdawati Hutabarat NPM: 1215031064 Kelas: B Mencari Model-model Energi dalam zat padat Pada umumnya untuk zat padat, energi yang diberikan kepada getaran kisi merupakan andil yang terpenting pada kapasitas termal, malah pada bahan isolator non- magnetik getaran kisi merupakan kontribusi satu-satunya. Sedangkan kontribusi lainnya berupa konduksi elektron terjadi pula pada logam, dan keberaturan magnetik terjadi pada bahan magnet. Gambar 1. Kebergantungan kapasitas panas zat padat pada suhu a. Model Teori Klasik Menurut fisika klasik, getaran atom-atom zat padat dapat dipandang sebagai osilator harmonik. Osilator harmonik merupakan suatu konsep/model yang secara makroskopik dapat dibayangkan sebagai sebuah massa m yang terkait pada sebuah pegas dengan tetapan pegas C. Untuk osilator harmonik satu-dimensi, energinya dapat dirumuskan : 𝜀 = 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 + 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 𝜀 = 1 2 𝑚𝑣2 + 1 2 𝑐𝑥2 𝜀 = 𝑚 2 (𝑣2 + 𝜔2 𝑥2) dengan v laju getaran osilator, x simpangan osilator ω frekuensi sudut getaran osilator (= √ 𝑐 𝑚 ). Untuk osilator harmonik satu dimensi yang mempunyai dua derajad bebas mempunyai energi rata-rata : Selanjutnya, karena atom-atom dalam kristal membentuk susunan tiga-dimensi, maka untuk satu mol osilator harmonik tiga-dimensi, energi dalamnya :
  • 2. Dengan demikian kapasitas kalornya : dari hasil (2.42) ini terlihat bahwa menurut model fisika klasik, kapasitas panas zat padat tidak bergantung suhu dan berharga 3R. Hal ini sesuai dengan hukum Dulong-Petit yang hanya berlaku untuk suhu tinggi. Sedangkan untuk suhu rendah jelas teori ini tidak berlaku. b. Model Einstein Dalam model ini, atom-atom dianggap sebagai osilator-osilator bebas yang bergetar tanpa terpengaruh oleh osilator lain di sekitarnya. Energi osilator dirumuskan secara kuantum (berdasarkan teori kuantum) yang berharga diskrit : Pada tingkat dasar n = 0, energi osilator є0 = 0. Tingkat berikutnya n = 1, 2 dan seterusnya. Perbedaan energi antar tingkat adalah ђω ; lihat gambar 2.12. Gambar 2. Spektrum energi osilator satu dimensi menurut teori kuantum. Pada keseimbangan termal, energi rata-rata osilator dinyatakan oleh : faktor (bobot) Boltzmann exp(-єn/kT) menyatakan kebolehjadian keadaan berenergi єn tertempati. Persamaan (2.44) dalam bentuk deret tersebut ekuivalen dengan ungkapan : Selanjutnya, untuk satu mol osilator tiga-dimensi memiliki energi dalam : Sehingga kapasitas kalornya:
  • 3. Dalam model Einstein frekuensi osilator ω biasa ditulis ωE yang disebut frekuensi Einstein. Untuk menyederhana persamaan (2.46) didefinisikan suhu Einstein (θE) menurut : dan persamaan (2.46) tereduksi menjadi : Pada suhu tinggi (T>>), maka nilai (θE/T) berharga kecil; sehingga exp (θE/T) dapat diuraikan ke dalam deret sebagai berikut : Menurut hasil ini jelas bahwa model Einstein cocok pada suhu tinggi. Bagaimana untuk suhu rendah? Pada suhu rendah (T<<) nilai (θE/T) besar. Hal ini berdampak pada penyebut dalam persamaan (2.48); yaitu : sehingga ungkapan kapasitas panas menjadi : Dengan,
  • 4. c. Model Debye Dalam model Einstein, atom-atom dianggap bergetar secara terisolasi dari atom di sekitarnya. Anggapan ini jelas tidak dapat diterapkan, karena gerakan atom akan saling berinteraksi dengan atom-atom lainnya. Seperti dalam kasus penjalaran gelombang mekanik dalam zat padat, oleh karena rambatan gelombang tersebut atom-atom akan bergerak kolektif. Frekuensi getaran atom bervariasi dari ω=0 sampai dengan ω =ωD. Batas frekuensi ωD disebut frekuensi potong Debye. Menurut model Debye ini, energi total getaran atom pada kisi diberikan oleh ungkapan є (ω) adalah energi rata-rata osilator seperti pada model Einstein sedangkan g (ω) adalah rapat keadaan Dalam selang frekuensi antara ω = 0 dan ω = ωD, g(ω) memenuhi : Apabila kita menggambarkan kontur yang berhubungan dengan ω = ωD dalam ruang - q seperti pada gambar 2.4. akan diperoleh sebuah bola yang disebut bola Debye, dengan jejari qD yang disebut jejari Debye dan memenuhi Pada suhu tinggi (T>>θD), batas atas integral (θD/T) sangat kecil, demikian juga variabel x. Sebagai pendekatan dapat diambil : ex ≅ 1 + x sehingga integral yang bersangkutan menghasilkan Masukkan hasil ini kepersamaan (2.56)
  • 5. 3DSesuai dengan hukum Dulong-Petit, sehingga pada suhu tinggi model ini cocok dengan hasil eksperimen. Pada suhu rendah (T<<θD), batas integral pada persamaan (2.56) menuju tak berhingga; dan integral tersebut menghasilkan 4π4 /15. Dengan demikian : Gambar 3 Rapat keadaan menurut Model Debye. d. Model Born-Von- Karmann Kondisi batas Born- von Karman adalah kondisi batas periodik yang memaksakan pembatasan bahwa fungsi gelombang harus periodik pada Bravais kisi tertentu . ( Dinamakan Max Born dan Theodore Von Karman ) . Kondisi ini sering diterapkan dalam fisika keadaan padat untuk model kristal yang ideal . Kondisi tersebut dapat dinyatakan sebagai Kondisi tersebut dapat dinyatakan sebagai di mana saya berjalan di atas dimensi kisi Bravais , ai adalah vektor primitif kisi , dan Ni adalah setiap bilangan bulat ( dengan asumsi kisi tak terbatas ) . Definisi ini dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa: untuk setiap kisi vektor translasi T sedemikian rupa sehingga : Kondisi batas Born- von Karman adalah penting dalam fisika keadaan padat untuk menganalisis banyak fitur dari kristal , seperti difraksi dan celah pita . Pemodelan potensi kristal sebagai fungsi periodik dengan kondisi batas Born- von Karman dan menghubungkannya dengan hasil persamaan Schrödinger dalam bukti teorema Bloch , yang sangat penting dalam memahami struktur pita kristal .