SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Pidana Dan Pemidanaan
Bagus Hendradi Kusuma
Aspek Substansi Hukum (Pidana)
dipandang dari sudut berfungsinya
hukum pidana (fungsional)
Hukum Pidana
Materiil
Hukum Pidana
Formil
Hukum Pelaksanaan
Pidana
Hukum Pidana
Materiil
Tindak Pidana
Pertanggungjawa
ban Pidana
Pidana
Peristilahan Pidana
Berawal dari kata
Hukuman
Cakupannya lebih luas
Meliputi bidang2 hukum lain
seperti hukum perdata dan
hukum administrasi
Dipersempit maknanya
Pidana/sentence
Pengertian Pidana
• Prof Sudarto
Penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi
syarat2 tertentu
• Prof Roeslan Saleh
Pidana adalah reaksi atas delik dan ini berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan
negara pada pembuat delik
• H.L.A Hart
Punishment must:
1. involve pain or other consequences normally considered unpleasant; (meliputi nestapa atau
konsekuensi lain yang pada dasarnya tidak menyenangkan)
2. Be for an actual or supposed offender for this offence (ditujukan pada pelaku atas TP yang
dilakukan)
3. Be for an offence against legal rules (ditujukan pada TP yang melawan hukum)
4. Be intentionally administered by human beings other than offender (dilakukan oleh orang yang
berwenang terhadap pelaku)
5. Be imposed and administered by an authority constitued by legal system against with the
offence is commited (dijatuhkan oleh lembaga yang berwenang yang diatur oleh sistem hukum
atas tindak pidana yang telah dilakukan)
Lanjutan
• Alf Ross
Punishment is that social response which :
1. Occurs where there is violation of the legal rule
(pelanggaran atas aturan hukum)
2. Is imposed and carried out by authorised (dijatuhkan
dan dilaksanakan oleh yang berwenang)
3. Involves suffering or at least other consequences
normally considered unpleaseant (meliputi
penderitaan atau setidak-tidaknya konsekuensi lain
yang pada dasarnya tidak enak)
4. Expresses disaproval of the violator
(mengekspresikan pencelaan kepada pelaku)
Lanjutan
• Herbert L. Packer
• Pidana bertujuan
• Mencegah terjadinya kejahatan atau
perbuatan yang tidak dikehendaki
• Mengenakan penderitaan atau pembalasan
yang layak kepada pelanggar
Pengertian Pidana (resume)
• Pidana
Pengenaan
nestapa
Dilakukan oleh
orang atau
lembaga yang
berwenang
Ditujukan pada orang
yang telah melakukan TP
oleh aturan hukum
Alf Ross : Pidana adalah pernyataan
pencelaan terhadap diri pelaku atas
perbuatan yang dilakukan
Pengertian Pidana
• Penambahan pencelaan dalam konsep
pemidanaan dimaksudkan untuk
membedakan antara pidana dan tindakan (Alf
Ross)
• Jadi menurut Alf Ross perbedaan antara
pidana dan tindakan bukan pada unsur
penderitaan tapi pencelaan
Tindakan (treatment)
• Orientasi (tujuan) dari tindakan (Herbert
L.Packer)
Tindakan
Perbaikan pada diri
pelaku
Pidana dan tindakan
• Perbedaan
Pidana Tindakan
1. Beriorentasi pada
perbuatan
2. Bersifat balas dendam
dengan mengenakan
nestapa
3. Pidana selalu melihat ke
belakang
1. Berorientasi pada pelaku
2. Bersifat perbaikan pada
diri pelaku sehingga pelaku
menjadi lebih
baik/sejahtera
3. Tindakan selalu melihat ke
depan
Contoh Tindakan dalam hukum
Pidana Positif• Pasal 44 (WvS)
• 1. Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak
dapat dipertanggungkan kepadanya karena
jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau
terganggu karena penyakit, tidak dipidana.
• 2. Jika ternyata perbuatan itu tidak dapat
dipertanggungkan kepada pelakunya karena
pertumbuhan jiwanya cacat atau terganggu
karena penyakit, maka hakim dapat
memerintahkan supaya orang itu dimasukkan ke
rumah sakit jiwa, paling lama satu tahun sebagai
waktu percobaan.
Lanjutan (UU 35/2009 ttg
Narkotika )• Bagian Kedua
• Rehabilitasi
• Pasal 54
• Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
• Pasal 55
• (1) Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup umur
wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit,
dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk
oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan
melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
• (2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau
dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah
sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang
ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau
perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Lanjutan
• Pasal 103
• Hakim yang memeriksa perkara Pecandu Narkotika
dapat:
• a. memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan
menjalani pengobatan dan/atau perawatan melalui
rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut terbukti
bersalah melakukan tindak pidana Narkotika; atau
• b. menetapkan untuk memerintahkan yang
bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau
perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika
tersebut tidak terbukti bersalah melakukan tindak
pidana Narkotika.
Lanjutan
• Pasal 127
• (1) Setiap Penyalah Guna:
• a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun;
• b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun; dan
• c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun.
• (2) Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
hakim wajib memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 54, Pasal 55, dan Pasal 103.
• (3) Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dibuktikan atau terbukti sebagai korban penyalahgunaan
Narkotika, Penyalah Guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial.
Konsep KUHP 2008
• Tindakan
• Pasal 101
• (1) Setiap orang yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40
dan Pasal 41, dapat dikenakan tindakan berupa :
• a. perawatan di rumah sakit jiwa;
• b. penyerahan kepada pemerintah; atau
• c. penyerahan kepada seseorang.
• (2) Tindakan yang dapat dikenakan bersama-sama dengan pidana pokok berupa:
• a. pencabutan surat izin mengemudi;
• b. perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana;
• c. perbaikan akibat tindak pidana;
• d. latihan kerja;
• e. rehabilitasi; dan/atau
• f. perawatan di lembaga.
Double Track System
• Pidana
Pidana
Daadstrafrecht/
perbuatan
Tindakan Daderstrafrecht
Hukum Pidana Positif
• Sebagian besar msh berorientasi pada
daadstrafrecht dengan ciri pengenaan pidana
pada hal terpenuhi syarat pemidanaan
Hukum Pidana Y.A.D (Konsep
KUHP)
• Terdapat keseimbangan antara pidana dan
tindakan
• Orientasi daad-daderstrafrecht
Rumus syarat pemidanaan Y.A.D
• TP+PJP+Tujuan Pemidanaan=Pidana/Tindakan

More Related Content

What's hot

Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukumMeehawk
 
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copyPengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copyIAIN Ponorogo
 
Bab 9 percobaan pidana
Bab 9   percobaan pidanaBab 9   percobaan pidana
Bab 9 percobaan pidanaNuelimmanuel22
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanayudikrismen1
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Hukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di IndonesiaHukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di IndonesiaRatri nia
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Rudi Sudirdja
 
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014Rudi Sudirdja
 
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Ayu Sulastri
 
Hukum Pidana Pemidanaan 2
Hukum Pidana Pemidanaan 2Hukum Pidana Pemidanaan 2
Hukum Pidana Pemidanaan 2alsalcunsoed
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainhubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainRatri nia
 

What's hot (20)

Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukum
 
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copyPengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
 
Bab 9 percobaan pidana
Bab 9   percobaan pidanaBab 9   percobaan pidana
Bab 9 percobaan pidana
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
 
Asas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum PidanaAsas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum Pidana
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Bab 11 perbarengan
Bab 11   perbarenganBab 11   perbarengan
Bab 11 perbarengan
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum humaniter
Hukum humaniterHukum humaniter
Hukum humaniter
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Hukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di IndonesiaHukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di Indonesia
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
 
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
 
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
 
Hukum Pidana Pemidanaan 2
Hukum Pidana Pemidanaan 2Hukum Pidana Pemidanaan 2
Hukum Pidana Pemidanaan 2
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainhubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Antropologi Hukum 2, UNDIP
Antropologi Hukum 2, UNDIPAntropologi Hukum 2, UNDIP
Antropologi Hukum 2, UNDIP
 

Similar to Pidana dan pemidanaan

Similar to Pidana dan pemidanaan (20)

Pembelajaran Hukum
Pembelajaran HukumPembelajaran Hukum
Pembelajaran Hukum
 
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
 
Bab 7 jenis pidana
Bab 7   jenis pidanaBab 7   jenis pidana
Bab 7 jenis pidana
 
penyehat faham aturan.pptx
penyehat faham aturan.pptxpenyehat faham aturan.pptx
penyehat faham aturan.pptx
 
162430228-Strategi-Pidana.ppt
162430228-Strategi-Pidana.ppt162430228-Strategi-Pidana.ppt
162430228-Strategi-Pidana.ppt
 
713 makalah ketentuan pidana suhariyono
713 makalah ketentuan pidana suhariyono713 makalah ketentuan pidana suhariyono
713 makalah ketentuan pidana suhariyono
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
 
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
 
Pengertian Dan Asas-asas.ppt
Pengertian Dan Asas-asas.pptPengertian Dan Asas-asas.ppt
Pengertian Dan Asas-asas.ppt
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Penegakkan Hukum
Penegakkan HukumPenegakkan Hukum
Penegakkan Hukum
 
Fikih jinayah
Fikih jinayahFikih jinayah
Fikih jinayah
 
Acara pidana
Acara pidanaAcara pidana
Acara pidana
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
 
Jurnal hukum
Jurnal hukumJurnal hukum
Jurnal hukum
 
Bahan kul hukum perorangan ui dan umk
Bahan kul hukum perorangan ui dan umkBahan kul hukum perorangan ui dan umk
Bahan kul hukum perorangan ui dan umk
 

More from Sigit Riono

Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaSigit Riono
 
Hukum acara mahkamah konstitusi
Hukum acara mahkamah konstitusiHukum acara mahkamah konstitusi
Hukum acara mahkamah konstitusiSigit Riono
 
Sistematika proposal skripsi FH unnes -2013
Sistematika proposal skripsi FH unnes -2013Sistematika proposal skripsi FH unnes -2013
Sistematika proposal skripsi FH unnes -2013Sigit Riono
 
Hukum acara mahkamah konstitusi
Hukum acara mahkamah konstitusiHukum acara mahkamah konstitusi
Hukum acara mahkamah konstitusiSigit Riono
 
Terorisme untuk mahasiswa UNNES 2013
Terorisme untuk mahasiswa UNNES 2013Terorisme untuk mahasiswa UNNES 2013
Terorisme untuk mahasiswa UNNES 2013Sigit Riono
 
3 diagram matriks baris dan kolom
3 diagram matriks baris dan kolom3 diagram matriks baris dan kolom
3 diagram matriks baris dan kolomSigit Riono
 
Perkawinan di luar indonesia
Perkawinan di luar indonesiaPerkawinan di luar indonesia
Perkawinan di luar indonesiaSigit Riono
 
Hukum lingkungan
Hukum lingkunganHukum lingkungan
Hukum lingkunganSigit Riono
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanSigit Riono
 
Kemahiran Bantan Hukum
Kemahiran Bantan HukumKemahiran Bantan Hukum
Kemahiran Bantan HukumSigit Riono
 

More from Sigit Riono (13)

Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 
Hukum acara mahkamah konstitusi
Hukum acara mahkamah konstitusiHukum acara mahkamah konstitusi
Hukum acara mahkamah konstitusi
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Sistematika proposal skripsi FH unnes -2013
Sistematika proposal skripsi FH unnes -2013Sistematika proposal skripsi FH unnes -2013
Sistematika proposal skripsi FH unnes -2013
 
Hukum acara mahkamah konstitusi
Hukum acara mahkamah konstitusiHukum acara mahkamah konstitusi
Hukum acara mahkamah konstitusi
 
Terorisme untuk mahasiswa UNNES 2013
Terorisme untuk mahasiswa UNNES 2013Terorisme untuk mahasiswa UNNES 2013
Terorisme untuk mahasiswa UNNES 2013
 
3 diagram matriks baris dan kolom
3 diagram matriks baris dan kolom3 diagram matriks baris dan kolom
3 diagram matriks baris dan kolom
 
Perkawinan di luar indonesia
Perkawinan di luar indonesiaPerkawinan di luar indonesia
Perkawinan di luar indonesia
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Hukum lingkungan
Hukum lingkunganHukum lingkungan
Hukum lingkungan
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaan
 
Kemahiran Bantan Hukum
Kemahiran Bantan HukumKemahiran Bantan Hukum
Kemahiran Bantan Hukum
 

Pidana dan pemidanaan

  • 1. Pidana Dan Pemidanaan Bagus Hendradi Kusuma
  • 2. Aspek Substansi Hukum (Pidana) dipandang dari sudut berfungsinya hukum pidana (fungsional) Hukum Pidana Materiil Hukum Pidana Formil Hukum Pelaksanaan Pidana
  • 4. Peristilahan Pidana Berawal dari kata Hukuman Cakupannya lebih luas Meliputi bidang2 hukum lain seperti hukum perdata dan hukum administrasi Dipersempit maknanya Pidana/sentence
  • 5. Pengertian Pidana • Prof Sudarto Penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat2 tertentu • Prof Roeslan Saleh Pidana adalah reaksi atas delik dan ini berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara pada pembuat delik • H.L.A Hart Punishment must: 1. involve pain or other consequences normally considered unpleasant; (meliputi nestapa atau konsekuensi lain yang pada dasarnya tidak menyenangkan) 2. Be for an actual or supposed offender for this offence (ditujukan pada pelaku atas TP yang dilakukan) 3. Be for an offence against legal rules (ditujukan pada TP yang melawan hukum) 4. Be intentionally administered by human beings other than offender (dilakukan oleh orang yang berwenang terhadap pelaku) 5. Be imposed and administered by an authority constitued by legal system against with the offence is commited (dijatuhkan oleh lembaga yang berwenang yang diatur oleh sistem hukum atas tindak pidana yang telah dilakukan)
  • 6. Lanjutan • Alf Ross Punishment is that social response which : 1. Occurs where there is violation of the legal rule (pelanggaran atas aturan hukum) 2. Is imposed and carried out by authorised (dijatuhkan dan dilaksanakan oleh yang berwenang) 3. Involves suffering or at least other consequences normally considered unpleaseant (meliputi penderitaan atau setidak-tidaknya konsekuensi lain yang pada dasarnya tidak enak) 4. Expresses disaproval of the violator (mengekspresikan pencelaan kepada pelaku)
  • 7. Lanjutan • Herbert L. Packer • Pidana bertujuan • Mencegah terjadinya kejahatan atau perbuatan yang tidak dikehendaki • Mengenakan penderitaan atau pembalasan yang layak kepada pelanggar
  • 8. Pengertian Pidana (resume) • Pidana Pengenaan nestapa Dilakukan oleh orang atau lembaga yang berwenang Ditujukan pada orang yang telah melakukan TP oleh aturan hukum Alf Ross : Pidana adalah pernyataan pencelaan terhadap diri pelaku atas perbuatan yang dilakukan
  • 9. Pengertian Pidana • Penambahan pencelaan dalam konsep pemidanaan dimaksudkan untuk membedakan antara pidana dan tindakan (Alf Ross) • Jadi menurut Alf Ross perbedaan antara pidana dan tindakan bukan pada unsur penderitaan tapi pencelaan
  • 10. Tindakan (treatment) • Orientasi (tujuan) dari tindakan (Herbert L.Packer) Tindakan Perbaikan pada diri pelaku
  • 11. Pidana dan tindakan • Perbedaan Pidana Tindakan 1. Beriorentasi pada perbuatan 2. Bersifat balas dendam dengan mengenakan nestapa 3. Pidana selalu melihat ke belakang 1. Berorientasi pada pelaku 2. Bersifat perbaikan pada diri pelaku sehingga pelaku menjadi lebih baik/sejahtera 3. Tindakan selalu melihat ke depan
  • 12. Contoh Tindakan dalam hukum Pidana Positif• Pasal 44 (WvS) • 1. Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana. • 2. Jika ternyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan kepada pelakunya karena pertumbuhan jiwanya cacat atau terganggu karena penyakit, maka hakim dapat memerintahkan supaya orang itu dimasukkan ke rumah sakit jiwa, paling lama satu tahun sebagai waktu percobaan.
  • 13. Lanjutan (UU 35/2009 ttg Narkotika )• Bagian Kedua • Rehabilitasi • Pasal 54 • Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. • Pasal 55 • (1) Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. • (2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
  • 14. Lanjutan • Pasal 103 • Hakim yang memeriksa perkara Pecandu Narkotika dapat: • a. memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika; atau • b. menetapkan untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika.
  • 15. Lanjutan • Pasal 127 • (1) Setiap Penyalah Guna: • a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun; • b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun; dan • c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun. • (2) Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hakim wajib memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55, dan Pasal 103. • (3) Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan atau terbukti sebagai korban penyalahgunaan Narkotika, Penyalah Guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
  • 16. Konsep KUHP 2008 • Tindakan • Pasal 101 • (1) Setiap orang yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dan Pasal 41, dapat dikenakan tindakan berupa : • a. perawatan di rumah sakit jiwa; • b. penyerahan kepada pemerintah; atau • c. penyerahan kepada seseorang. • (2) Tindakan yang dapat dikenakan bersama-sama dengan pidana pokok berupa: • a. pencabutan surat izin mengemudi; • b. perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana; • c. perbaikan akibat tindak pidana; • d. latihan kerja; • e. rehabilitasi; dan/atau • f. perawatan di lembaga.
  • 17. Double Track System • Pidana Pidana Daadstrafrecht/ perbuatan Tindakan Daderstrafrecht
  • 18. Hukum Pidana Positif • Sebagian besar msh berorientasi pada daadstrafrecht dengan ciri pengenaan pidana pada hal terpenuhi syarat pemidanaan
  • 19. Hukum Pidana Y.A.D (Konsep KUHP) • Terdapat keseimbangan antara pidana dan tindakan • Orientasi daad-daderstrafrecht
  • 20. Rumus syarat pemidanaan Y.A.D • TP+PJP+Tujuan Pemidanaan=Pidana/Tindakan