Kriminologi mempelajari seluk beluk kejahatan dan upaya penanggulangannya. Terdiri dari etiologi kriminal untuk menelusuri penyebab kejahatan, penologi yang mempelajari hukuman, dan sosiologi hukum pidana yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hukum pidana. Tujuannya adalah memahami fenomena kejahatan secara lebih baik.
2. PENDAHULUAN
Pengertian
• Kriminologi berasal dari kata crimen
(kejahatan) dan Logos (pengetahuan /ilmu
pengetahuan). Kriminologi = Ilmu yang
mempelajari kejahatan.
• Baru diperkenalkan oleh P. Topinard pada
tahun 1879.
3. Menurut EH Sutherland, KriminologiMenurut EH Sutherland, Kriminologi
adalah seperangkat penget yangadalah seperangkat penget yang
mempelajari kejh sebagai fenomenamempelajari kejh sebagai fenomena
sosial, termasuk didalamnya prosessosial, termasuk didalamnya proses
pembuatan UU, pelanggaran UU danpembuatan UU, pelanggaran UU dan
reaksi thd pelanggaran UU.reaksi thd pelanggaran UU.
4. Kriminologi
Mengapa ?
Bagaimana ?
Mengapa manusia Melakukan
Kejahatan/Tindak pidana
Bagaimana Cara
Menanggulanginya Melalui
Kebijakan Kriminal
(Criminal Policy)
Kriminologi IP yang mempelajari tentang seluk
beluk kejahatan dan upaya
penanggulangannya
5. TujuanTujuan
Tujuan mempelajari kriminologi adalahTujuan mempelajari kriminologi adalah
untuk mempelajari kejahatan dariuntuk mempelajari kejahatan dari
berbagai aspek, sehingga diharapkanberbagai aspek, sehingga diharapkan
dapat memperoleh pemahaman mengenaidapat memperoleh pemahaman mengenai
fenomena kejahatan dengan lebih baik.fenomena kejahatan dengan lebih baik.
6. Arti Kriminologi Bagi Hk PidanaArti Kriminologi Bagi Hk Pidana
• Kriminologi sebagaiKriminologi sebagai Signal wetenschapSignal wetenschap
• Hsl penlit Krim dpt mbantu pmrth dlmHsl penlit Krim dpt mbantu pmrth dlm
menangani msl kejhatan terutamamenangani msl kejhatan terutama
dibidang etiologi kriminal dan penologi.dibidang etiologi kriminal dan penologi.
• Penelit Krim dpt dipakai utk membantuPenelit Krim dpt dipakai utk membantu
pembuatan UU (kriminalisasi) danpembuatan UU (kriminalisasi) dan
pencabutan UU (dekriminalisasi).pencabutan UU (dekriminalisasi).
7. Sejarah Perkembangan pengertianSejarah Perkembangan pengertian
kejahatankejahatan
• Kejht dianggap sbg persoalan pribadi danKejht dianggap sbg persoalan pribadi dan
keluarga. Pembalasankeluarga. Pembalasan
(code Hammurabi—tahun 1900 SM)(code Hammurabi—tahun 1900 SM)
• Raja hanya bertindak thd kejahat2 yg ditujukanRaja hanya bertindak thd kejahat2 yg ditujukan
kepadanya. Sdgkan kejht thd individu mshkepadanya. Sdgkan kejht thd individu msh
merupakan urusan pribadi.merupakan urusan pribadi.
• seiring dg konsep “parents patriae”, makaseiring dg konsep “parents patriae”, maka
kejaht menjadi urusan raja (negara), sehinggakejaht menjadi urusan raja (negara), sehingga
main hakim sendiri tidak diperbolehkan.main hakim sendiri tidak diperbolehkan.
8. • kejahatan sebagai perbuatan yang
melanggar UU asas legalitas.
Sedangkan hakim hanya sebagai
mulut/corong UU.(Mazhab Klasik)
• kejahatan merupakan perbuatan yang
melanggar hukum alam. (Mazhab positif)
• kejahatn merupakan kompleksitas
kehidupan, yang terkait dg berbagai
persoalan kehidupan.
9. Hub. Kejahatn dg UUHub. Kejahatn dg UU
Ada tiga pandangan:Ada tiga pandangan:
• Model konsensusModel konsensus
berasumsi bahwa UU mrp pencerminan dr nilai2 dsarberasumsi bahwa UU mrp pencerminan dr nilai2 dsar
kehidupan sosial. UU merupakan wujud konkrit darikehidupan sosial. UU merupakan wujud konkrit dari
nilai2 kolektif, karena semua org dianggap telahnilai2 kolektif, karena semua org dianggap telah
menyepakati.menyepakati.
• Model pluralisModel pluralis
Menyadari bhw ada keanekaragaman kelompok2Menyadari bhw ada keanekaragaman kelompok2
sosial yg mempunyai perbedaan dan persaingan atassosial yg mempunyai perbedaan dan persaingan atas
kepentingan dan nilai2. UU dianggap sbg jalan tengahkepentingan dan nilai2. UU dianggap sbg jalan tengah
dari kepentingan2 dan nilai2.dari kepentingan2 dan nilai2.
10. • Model konflik.Model konflik.
UU tidak dipandang sbg alat yg netralUU tidak dipandang sbg alat yg netral
utk menyelesaikan persoalan, tetapi sbgutk menyelesaikan persoalan, tetapi sbg
mekanisme yg diciptakan oleh kelompokmekanisme yg diciptakan oleh kelompok
politik yg paling berkuasa utk melindungipolitik yg paling berkuasa utk melindungi
dan mencapai kepentingan2nya.dan mencapai kepentingan2nya.
11. Hub. Kejah dg AgamaHub. Kejah dg Agama
• Abad XIX muncul Teori Maine bhwAbad XIX muncul Teori Maine bhw
agama mrp sumber dr hukumagama mrp sumber dr hukum
• Tidak ada studi pasti yang menyatakanTidak ada studi pasti yang menyatakan
apakah kejahatan sama dengan dosa,apakah kejahatan sama dengan dosa,
sehingga Hukum Pidana hanyasehingga Hukum Pidana hanya
merupakan daftar dari perbuatan2 dosa.merupakan daftar dari perbuatan2 dosa.
12. Hub. Kej dg KebiasaanHub. Kej dg Kebiasaan
• Kebiasaan merupakan sumber hukum danKebiasaan merupakan sumber hukum dan
seringkali kebiasaan juga dapat ditarikseringkali kebiasaan juga dapat ditarik
menjadi perbuatan2 yg dilarang olehmenjadi perbuatan2 yg dilarang oleh
hukum. H. Kontorowiczhukum. H. Kontorowicz
14. Hub. Kej dg Moral (2)Hub. Kej dg Moral (2)
Menurut H. MannheimMenurut H. Mannheim
A : Sejumlah perbuatan amoral tetapi tdk illegalA : Sejumlah perbuatan amoral tetapi tdk illegal
B : sejumlah perbuatan yg amoral dan juga illegalB : sejumlah perbuatan yg amoral dan juga illegal
C : Sejumlah perbuatan illegal, tetapi tdk amoralC : Sejumlah perbuatan illegal, tetapi tdk amoral
A B C
Amoral Illegal
15. Ruang Lingkup KriminologiRuang Lingkup Kriminologi
Menurut Sutherland : Krim terdr dr 3 bagianMenurut Sutherland : Krim terdr dr 3 bagian
• Etiologi Kriminal yaitu usaha ilmiah utk mencariEtiologi Kriminal yaitu usaha ilmiah utk mencari
sebab2 kejht.sebab2 kejht.
• Penologi yaitu mempelajari sejarah lahirnyaPenologi yaitu mempelajari sejarah lahirnya
pidana (hukuman), perkembangan, arti danpidana (hukuman), perkembangan, arti dan
faedahnya.faedahnya.
• sosiologi hukum (pidana) yaitu analisis ilmiahsosiologi hukum (pidana) yaitu analisis ilmiah
thd kondisi2 yg mempengaruhi hkm (pidana).thd kondisi2 yg mempengaruhi hkm (pidana).
17. Kongres ke-5 PBB ttg Pencegahan
Kejahatan & Pembinaan Pelanggar Hukum
1975
• Illegal abuses of economic power (penyalahgunaan
kekuasaan ekonomi scr melawan hukum) :
Pelanggaran thd peraturan ketenagakerjaan, penipuan
konsumen, pelanggaran thd peraturan lingkungan,
pelanggaran thd peraturan pajak
• Illegal abuse of public power (penyalahgunaan
kekuasaan umum scr melawan hukum) :
Pelanggaran thd HAM, penyalahgunaan wewenang oleh
alat penguasa, misal : penangkapan & penahanan yg
melanggar hukum
18. Pelaku
• Kriminologi positivis : mencari sebab2 kejahatan dr
aspek biologik, psikologik, maupun sosio-kultural
• Studi tsb mengandung kelemahan :
1. sbg sampel dianggap kurang valid, tdk mewakili
pelaku kejahatan scr representatif
2. pelaku kejahatan white collar crime sangat jarang di
proses mll peradilan pidana
3. UU Pidana yg berat sebelah
4. maraknya kejahatan korporasi (terorganisir)
19. • Studi ttg kejahatan yg mnerugikan masy ttp UU blm
mengaturnya
• Stlh thn ‘60an diarahkan thd proses bekerjanya (&
pembuatan) hukum, khususnya kinerja aparat penegak
hukum
21. Klasik Positive Kritis
Kebebasan
Tingkah
laku
• Tingkah laku mns itu
bebas, ia bebas memilih.
• Intelegensi dan
rasionalitas mrp ciri
fundamental mns
Tingkah laku mns terikat.
Perilaku mns ditentukan oleh
faktor2 diluar kontrolnya,
baik biologik maupun
kultural
• Tidak menjawab
apakah prilaku
manusia bebas atau
terikat.
• Kriminologi
diarahkan pada
mempelajari proses
manusia dlm
membangun dunianya.
Kejahatan • Mrp hasil pilihan bebas
dr individu dlm menilai
untung rugi melkkan
kejh.
• Mrp pelanggaran thd
perbuatan yg dilarang
UU (Pidana)
• Mrp sesuatu yg melekat
pada faktor biologik atau
kultur manusia ttt.
• Mrp perbuatan yg
merugikan masy, baik yg
diatur dlm UU pidana,
perdata, administrasi, ham,
dll
• Kej merup konstruksi
sosial.
• Kejahatan dan
penjahat bukanlah
fenomena yg berdiri
sendiri.