Dokumen ini membahas tentang latar belakang dan tujuan penulisan makalah mengenai analisis penanggulangan bencana gempa bumi Palu dan Donggala tahun 2018. Indonesia rawan bencana alam seperti gempa bumi. Gempa Palu 2018 mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan besar di Palu dan Donggala. Tujuan makalah ini adalah mengetahui konsep bencana dan gempa bumi serta menganalisis penanggulangan bencana gemp
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang rawan mengalami bencana sehingga
sering disebut supermarketnya bencana. Bencana merupakan sebuah fenomena
kehidupan manusia yang tidak dapat diketahui secara pasti kapan akan terjadi.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU No. 24 tahun 2007).
Bencana yang diakibatkan oleh faktor alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, dan tanah longsor. Sedangkan bencana
yang diakibatkan oleh faktor non alam antara lain berupa gagal teknologi,
epidemik dan wabah penyakit. Salah satu bencana yang sering terjadi di
Indonesia adalah gempa bumi (UU No. 24 tahun 2007).
Gempa bumi adalah suatu guncangan yang cepat di bumi disebabkan
oleh patahan atau pergeseran lempengan tanah di bawah permukaan bumi
(Utomo & Buana, 2017). Gempa bumi bisa diakibatkan karena pergeseran
lempeng bumi, aktivitas gunung api, runtuhan, dan aktivitas manusia.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan aktifitas kegempaan
teraktif di dunia. Hal ini disebabkan karena Indonesia dikelilingi lempeng Indo-
Australia dan Pelat Laut Filipina yang meretas di bawah lempeng Eurasia,
dengan 5 (lima) pulau besar dan beberapa semenanjung (Purnama, 2019).
Indonesia telah mengalami ribuan gempa bumi dan ratusan tsunami pada
rentang empat ratus tahun terakhir (Aydan, O. 2008). Sumatera dan Jawa
adalah dua pulau yang paling rentan terkena dampak gempa & tsunami karena
terletak langsung di depan Lempeng Indo-Australia. Papua dan Sulawesi juga
pernah mengalami beberapa gempa dan tsunami, walaupun tidak sesering
2. 2
Sumatera dan Jawa. Tetapi belakangan ini, Sulawesi dengan beberapa daerah
rawan subduksinya telah menjadi lebih aktif yang mengakibatkan banyaknya
aktivitas kegempaan, terutama dengan pusat gempa di laut (Purnama,2019).
Kota Palu, ibukota Provinsi Sulawesi Tengah tercatat sebagai daerah
rawan gempa karena memiliki aktivitas tektonik tertinggi di Indonesia.
Pasalnya, di Kota Palu terdapat patahan kerak Bumi (sesar) berdimensi cukup
besar yang dikenal dengan nama sesar Palu- Koro. Sesar Palu-Koro
memanjang sekitar 500 kilometer mulai dari Selat Makassar sampai Pantai
Utara Teluk Bone. Di Kota Palu, sesar melintas dari Teluk Palu masuk ke
wilayah daratan, memotong jantung kota sampai ke Sungai Lariang di Lembah
Pipikoro (Purnama, 2019).
Pada tanggal 28 September 2018 peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,4
SR diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi. Pusat
gempa berada di 26 km utara Kabupaten Donggala dan 80 km barat laut Kota
Palu dengan kedalaman 10 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di
Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi,
Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Mamuju bahkan hingga Kota
Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar. Gempa bumi memicu
tsunami hingga ketinggian 5 meter di Kota Palu (Purnama, 2019).
Akibat dari bencana yang terjadi ini pasti menimbulkan dampak yang
sangat luar biasa terhadap berbagi aspek kehidupan yang ada. Diperlukan
penanganan yang komprehensif sebagai upaya penanggulangan atas bencana
yang terjadi dimulai dari pra bencana, saat bencana sampai pasca bencana.
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dari berbagai sektor sebagai upaya untuk
menangani dan memperbaiki kondisi daerah yang terkena dampak bencana
agar bisa pulih seperti sedia kala.
Melihat betapa pentingnya masalah di atas, maka kami merasa tertarik
dan perlu untuk mempelajari lebih jauh dan membuat makalah tentang
“Analisis Penanggulangan Bencana pada Kasus Gempa Bumi Palu &
Donggala Tahun 2018”.
3. 3
B. Rumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang di atas, maka kami dapat mengambil
perumusan masalah yaitu:
a. Bagaimana konsep dari bencana?
b. Bagaimana konsep dari gempa bumi?
c. Bagaimana analisis penanggulangan bencana pada kasus Gempa Bumi Palu
& Donggala Tahun 2018?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang analisis penanggulangan bencana pada kasus Gempa Bumi Palu &
Donggala Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana konsep dari bencana.
b. Untuk mengetahui konsep dari gempa bumi.
c. Untuk mengetahui analisis penanggulangan bencana pada kasus Gempa
Bumi Palu & Donggala Tahun 2018.