SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
MADYA, S.Pd
X PERBANKAN
Memahami Kredit Perbankan
A. PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN, DAN JENIS – JENIS KREDIT.
1. Pengertian
Kredit berasal dari kata Italia, Credere yang artinya kepercayaan, Yaitu kepercayaan
dari kreditor bahwa deditornya akan mengembalikan pinjaman berserta bunganya
sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Tegasnya, kreditor percaya bahwa kredit
itu tidak akan macet.
Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati – hatian.
Indikatror kepercayaan ini adalah kepercyaan moral, komersial, finansial dan
anggunan. Kepercayaan di bedakan atas kepercayaan murni dan kepercayaan reserve.
Kepercayaan murni Adalah jika kreditor memberikan kredit kepada debitornya
hanya atas kepercayaan saja, tanpa ada jaminan lainnya. Misalnya : Masyarakat
menabungkan uangnya pada suatu bank hanya atas kepercayaan saja, karena bank
hanya memberikan tanda bukti berupa bilyet deposito, blangko buku cek atau bilyet
giro kepada penabungnya. Jika banknya dilikkuidasi, penabung memiliki bilyet
deposito atau blangko bilyet giro saja.
Kepercayaan reserve diartikan kreditor menyalurkan kredit/pinjaman kepada
debitor atas kepercayaan, tetapi kurang yakin sehingga bank selalu minta anggunan
berupa meteri ( Seperti BPKB dan lain-lain ). Bahkan suatu bank dalam menyalurkan
kredit mengutamakan anggunan atas pinjaman tersebut.
Kredit Adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu. Dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keutungan ( UU
RI No.7 Tahun 1992 tentang perbankan Bab I, Pasal 1, ayat (12).
Kredit Adalah semua jenis pinjaman yang harus di bayar kembali bersama
bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati ( Drs. H.
Malayu S.P. Hasibuan – 1996 ).
Manajemen perkreditan bank adalah kegiatan mengatur pemanfaatan dana – dana
bank supaya produktif, aman dan giro wajib minimalnya tetap sehat (penulis).
Manajemen perkreditan akan dapat dilakukan dengan baik jika didasarkan
perhitungan yang matang dan terpadu dari perdapatan, keamanan, dan giro wajib
minimalnya. Oleh karena itu pimpnan bank dituntut agar melaksanakan perencanaan,
alokasi, dan kebijakan penyaluran kreditnya.
Manajemen Perkreditan Bank pada dasarnya merupakan suatu proses yang
terintegrasi antara sumber-sumber dana kredit, alokasi dana yang dapat dijadikan
kredit dengan perencanaan, pengorganisasian, pemberian administrasi dan
pengamanan kredit (Drs. M. Sinunungan, 199:210).
2. Fungsi dan Tujuan Kredit
Fungsi Kredit bagi masyarakat, antara lain dapat :
1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan
perekonomian.
2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
3. Memperlancar arus barang dan arus uang.
4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain – lain).
5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada.
6. Meningkatkan daya guna ( Utility ) barang.
7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.
8. Memperbesar modal kerja perusahaan.
9. Meningkatkan income per capita ( IPC ) masyarakat.
10. Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.
3. Tujuan penyaluran kredit, antara lain adalah untuk :
1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.
2. Memanfaatkan dan memprodukfikan dana – dana yang ada.
3. Melaksanakan kegiatan operasional bank.
4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.
5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.
6. Menambah modal kerja perusahaan.
7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
4. Jenis – jenis kredit
Jenis kredit dibedakan berdasarkan sudut pendekatan yang kita lakukan, yang
berdasarkan tujuan kegunaannya, jangka waktu, macam, sektor perekonomian,
agunan, golongan ekonomi, serta penarikan, dan pelunasan.
a. Berdasarkan tujuan/ kegunaannya
1. kredit Konsumtif yaitu : kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri
bersama keluarganya, seperti kredit rumah atau mobil yang akan digunakan
sendiri bersama kelurganya. Kredit ini tidak produktif.
2. Kredit Modal Kerja ( Kredit Perdagangan ) Yaitu : Kredit yang akan di
pergunakan untuk menambah modal usaha debitur. Kredit ini produktif.
3. Kredit Investasi Yaitu : Kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif.
Tetapi baru akan menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama. Biasanya
kredit ini diberikan grace period, Misalnya : Kredit untuk perkebunan kelapa
sawit dan lain – lain.
d. Berdasarkan Sektor Perekonomian
1. Kredit Pertaniaan
Ialah kredit yang di salurkan kepada perkebunan, perternakan, perikanan.
2. Kredit Perindustrian
Ialah kredit yang disalurkan kepada beraneka macam industri kecil, menengah,
dan besar.
3. Kredit Pertambangan
Ialah kredit yang disalurankan kepada beraneka macam pertambangan.
4. Kredit Ekspor-Impor
Ialah kredit yang diberikan kepada eksportir dan atau importir beraneka barang.
5. Kredit Koperasi
Ialah kredit yang diberikan kepada jenis-jenis koperasi.
6. Kredit Profesi
Ialah kredit yang di berikan kepada beraneka macam profesi. Seperti dokter
dan guru.
b. Berdasarkan Jangka Waktu
1. Kredir jangka pendek yaitu kredit yang jangka waktunya paling
lama satu tahun saja.
2. Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya
antara satu sampai tiga tahun.
3. Kredit jangka panjang yaitu kredit yang jangka waktunya lebih
dari tiga tahun.
c. Berdasarkan Macamnya
1. Kredit Akset yaitu kredit yang diberikan bank yang pada hakikatnya hanya
merupakan pinjaman uang biasa sebanyak plafond kredit ( L 3/BMPK )-nya.
2. Kredit penjual yaitu kredit yang diberikan penjual kepada pembeli, artinya
barang telah diterima pembayaran kemudian. Misalnya Usance L/C.
3. Kredit pembeli adalah pembayaran telah dilakukan kepada penjual tetapi
barangnya di terima belakangan atau pembelian dengan uang muka, Misalnya
Red Clause L/C.
e. Berdasarkan Agunan/jaminan
1. Kredit Agunan Orang
Ialah kredit yang diberikan dengan jaminan seseorang terhadap debitur
bersangkutan.
2. Kredit Agunan Epek
Adalah kredit yang diberikan dengan agunan epek-epek atau surat berharga.
3. Kredit Agunan Barang
Adalah kredit yang diberikan dengan agunan barang tetap, barang bergerak, dan
logam mulia. Kredit barang ini harus memperhatikan Hukum Perdata Pasal
1132 sampai dengan Pasal 1139.
4. Kredit Agunan Dokumen
Adalah kredit yang diberikan dengan agunan dokumen transaksi seperti Letter
Of Credit.
f. Berdasarkan Golongan Ekonomi
1. Golongan ekonomi lemah ialah kredit yang disalurkan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, seperti KUK, KUT, dan lain-lainnya. Golongan ekonomi lemah
adalah pengusaha yang kekayaan maksimumnya sebesar Rp. 600 juta, tidak
termasuk tanah dan bangunannya.
2. Golongan ekonomi menengah dan konglomerat adalah kredit yang diberikan
kepada pengusaha menengah dan besar.
g. Berdasarkan Penarikan dan Pelunasan
1. Kredit rekening koran (Kredit Perdagangan) adalah kredit yang dapat ditarik dan
dilunasi setiap saat, besarnya sesuai dengan kebutuhan : penarikan dengan cek,
bilyet giro, atau Pemindahbukuan : pelunasannya dengan setoran-setoran. Bungan
dihitung dari saldo harian pinjaman saja bukan dari besarnya plafond kredit. Kredit
rekening koran baru dapat ditarik setelah plafond kredit disetujui.
2. Kredit berjangka adalah kredit yang penarikannya sekaligus sebesar plafondnya.
Pelunasan dilakukan setelah jangka waktunya habis. Pelunasan bisa dilakukan
secara cicilan atau sekaligus, tergantung kepada perjanjian.
Contoh : M. Raja Akbar F. Hasibuan mendapat kredit sebesar Rp. 120 juta untuk jangka
waktu 12 bulan. Cicilan setiap bulan Rp. 10 juta ditambah bungan saldo pinjaman.
Kredit ini tidak dapat dilunasi Raja Akbar sebelum habis jangka waktunya atau 12
bulan, walaupun ia mempunyai uang untuk melunasinya.
B. Penyaluran Kredit.
1. Perencanaan Penyaluran Kredit
Perencanaan penyaluran kredit harus dilakukan secara realistis dan objektif. Agar
pengendalian dapat berfungsi dan tujuan tercapai. Perencanaan penyaluran kredit
harus didasarkan pada keseimbangan antara jumlah, sumber, dan jangka waktu dana
agar tidak menimbulkan masalah terhadap tingkat kesehatan dan likuiditas bank.
Jelasnya, rencana ini harus diperhitungkan secara terpadu oleh perencana secara baik
dan benar. Dalam rencana penyaluran kredit ini harus ada pedoman tentang
prosedur, alokasi, dan kebijaksanaannya.
2. Syarat – Syarat Karyawan Bagian Kredit
Dalam penyaluran kredit, profesionalitas karyawan sangat dibutuhkan. Untuk itu
diperlukan karyawan bagian kredit dengan syarat :
1. Jujur dan bermoral baik, serta ahli di bidang perkreditan.
2. Adil dalam memberikan pelayanan terhadap semua nasabah bank.
3. Mengetahui hukum – hukum perjanjian da perikatan agunan kredit.
4. Objektif syarat – syarat agunan yang boleh diterima.
5. Objektif dalam penilaian agunan kredit yang diberikan
nasabah.
6. Berpengetahuan luas tentang nilai ekonomis agunan kredit.
7. Mengetahuan ketetapan dan surat edaran Bank Indonesia
tentang perkreditan bank.
8. Menaati peraturan dan prosedur penyaluran kredit.
3. Prosedur Penyaluran kredit
Prosedur yang harus dipenuh dalam penyaluran kredit, antara lain :
1. Calon debitor menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang
diinginkan pada formulir aplikasi permohonan kredit.
2. Calon debitor mengajukan jenis kredit yang diinginkan.
3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari
permohonan kredit tersebut.
4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal
Lending Limit ( L3 ) atau BMPK-nya.
5. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit ( perjanjian kredit ) ditandatangan oleh
kedua belah pihak.
4. Alokasi Penyaluran Kredit
Alokasi penyaluran kredit harus berpedoman pada ketetapan dan surat
edaran otoritas moneter dan Bank Indonesia, Yaitu sebagai berikut :
1. Pemilik bank ( pemegang saham ) mendapatkan maksimal 20% dari
jumlah kredit yang disalurkan bank bersangkutan.
2. KUK/KUT mendapatkan minimal 20% dari jumlah kredit yang
disalurkan bank.
3. Masyarakat luas ( di Luar 1 dan 2 ) sebanyak 60% dari jumlah kredit
yang diberikan, disalurkan kepada sektor-sektor perekonomian seperti
sektor pertanian, pertambangan, dan perdagangan.
4. Kredit rekening koran kredit berjangka
C. KEBIJAKANSANAAN PERKREDITAN BANK
Kebijaksanaan perkreditan bank harus di program dengan baik
danbenar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis,
ekonomis,dan kehati-hatian.
Yuridis Artinya program perkreditan harus sesuai dengan undang-
undang perbankan dan ketetapan Bank Indonesia.
Ekonomis Artinya menetapkan rentabilitas yang ingin dicapai dan
tingkat bunga kredit yang disalurkan.
Kehati-hatian Artinya besar plafond kredit ( legal lending limit =
BMPK ) harus ditetapkan atas hasil analisis yang baik objektif
berdasarkan asas 5C, 7P, dan 3R dari setiap calon peminjam.
Kebijaksanaan ( Policy ) Adalah suatu pedoman yang menyeluruh,
baik lisan maupun tulisan yang memberikan suatu batas umum dan
arah tempat management action akan dilakukan ( GR Terry ).
Kebijakan Perkreditan antara lain :
1. Bankabel, artinya kredit yang akan dibiayai hendaknya memenuhi kriteria:
a. Safety, yaitu dapat diyakini kepastian pembayaran kembali kredit
sesuai jabwal dan jangka waktu kredit.
b. Effectiveness, artinya kredit yang diberikan benar-benar digunakan
untuk pembiayaan, sebagaimana dicantumkan dalam proposal
kreditnya.
2. Kebijaksanaan investasi merupakan penanaman dana yang selalu
dikaitkan dengan sumber dana yang bersangkutan. Investasi dana ini
disalurkan dalam bentuk investasi primer dan skunder, kebijaksanaan
risiko, kebijaksanaan penyebaran kredit, serta kebijaksanaan tingkat
bunga.
a. Investasi primer, yaitu investasi yang dilakukan untuk pembelian
sarana dan prasarana bank seperti pembelian kantor, mesin dan
ATK. Dana investasi primer harus dari dana sendiri karena sifatnya
tidak produktif dan jangka waktunya panjang. Investasi primer ini
mutlak harus dilakukan karena merupakan motor kegiatan
opersional bank.
b. Investasi Sekunder, yaitu investasi yang dilakukan dengan menyalurkan kredit
kepada masyarakat (debitur). Investesi ini sifatnya produktif (menghasilkan).
Jangka waktu penyaluran kredit harus disesuaikan dengan lamanya tabungan
agar likwiditas bank tetap terjamin.
3. Kebijaksanaan Risiko
Kebijaksanaan risiko maksudnya dalam penyaluran kredit harus memperhitungkan
secara cermat indikator yang menyebabkan risiko macetnya kredit dan menetapkan
cara-cara penyelesaiannya.
4. Kebijaksanaan Penyebaran Kredit
Kebijaksanaan penyebaran kredit maksudnya kredit harus disalurkan kepada
beraneka ragam sektor ekonomi, semua golongan ekonomi dan dengan jumlah
pinjaman yang banyak.
5. Kebijaksanaan Tingkat Bunga
Kebijaksanaan tingkat bunga maksudnya dalam pemberian kredit harus
memperhitungkan situasi moneter, kondisi perekonomian, persaingan antarbank,
dan tingkat inflasi untuk menetapkan tingkat suku bunga kredit.
D. Teknik Penyelesaian Kredit Macet
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pemberian suatu fasilitas kredit
mengandung suatu resiko kemaceten. Akibatnya kredit tidak dapat ditagih
sehingga menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Sepandai apa
pun analisis kredit dalam menganalisis setiap permohonan kredit, kemungkinan
kredit tersebut macet pasti ada. Hanya saja dalam hal ini, bagaimana
meminimalkan resiko tersebut seminimal munghkin. Dalam praktiknya
kemacetan suatu kredit disebabkan oleh 2 unsur sebagai berikut :
1. Dari Pihak Perbankan
Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti, sehingga
apa yang terjadi, tidak diprediksi sebelumnya atau mungkin salah dalam
melakukan perhitungan. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analisis
kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara
subjektif dan akal-akalan.
2. Dari Pihak Nasabah
Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu:
- Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud
membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet. Dapat
dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar, walaupun sebenarnya
nasabah mampu.
- Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar akan tetapi tidak
mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti
kebakaran, hama, kebanjirandan sebagainya, sehingga kemampuan untuk
membayar kredit tidak ada.
Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga
tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan dilakukan apakah dengan
memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit
karena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk
membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan
penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian.
Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain :
1. Rescbeduling
Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit
atau janglka waktu angsuran. Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan
dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan
jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga si debitur
mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktui kredit. Dalam hal
ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannyapun misalnya
36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran menjadi mengecil
seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
2. Reconditioning
Reconditioning maksudnya adalah bank mengubah berbagai pernyaratan yang
ada seperti:
a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga
Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya
hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan p[okopk
pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa.
c. Penurunan suku bunga
Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.
Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20 %per tahun
diturunkan menjadi 18 % per tahun. Hal ini tergantung dari pertimbangan
Bank yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah
angsuran yang semangkin kecil, sehingga diharapkan dapat membantu
meringankan nasabah.
d. Pembebanan bunga
Dalam pembebanan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan
pertimbangan nasabah tyidak akan mampu lagi membayar kredit tersebut.
Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok
pinjamannya sampai lunas.

More Related Content

What's hot

Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana
Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan danaBank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana
Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan danaMiftah Iqtishoduna
 
Produk bank, credit, jasa perbankan
Produk bank, credit, jasa perbankanProduk bank, credit, jasa perbankan
Produk bank, credit, jasa perbankanNandita Larasati
 
Sumber dana bank dan managemen kredit
Sumber dana bank dan managemen kreditSumber dana bank dan managemen kredit
Sumber dana bank dan managemen kreditFirman Bachtiar
 
AKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKAKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKRisniSari1
 
AKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKAKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKRisniSari1
 
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #2
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #2 Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #2
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #2 Judianto Nugroho
 
SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)
SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)
SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)Kanaidi ken
 
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanTinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanAn Nisbah
 
Makalah Informatif
Makalah InformatifMakalah Informatif
Makalah Informatif-
 
Akuntansi Bank_SKBDN
Akuntansi Bank_SKBDNAkuntansi Bank_SKBDN
Akuntansi Bank_SKBDNIim Hilman
 
2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bank2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bankImo Priyanto
 
K. 4 sumber sumber dana bank
K. 4 sumber sumber dana bank K. 4 sumber sumber dana bank
K. 4 sumber sumber dana bank siti nurlaeli
 

What's hot (19)

Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana
Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan danaBank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana
Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana
 
Produk bank, credit, jasa perbankan
Produk bank, credit, jasa perbankanProduk bank, credit, jasa perbankan
Produk bank, credit, jasa perbankan
 
Emilda
EmildaEmilda
Emilda
 
Ujian akhir semester perbankan
Ujian akhir semester perbankanUjian akhir semester perbankan
Ujian akhir semester perbankan
 
Sumber dana bank dan managemen kredit
Sumber dana bank dan managemen kreditSumber dana bank dan managemen kredit
Sumber dana bank dan managemen kredit
 
AKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKAKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANK
 
Manajemen perkreditan
Manajemen perkreditanManajemen perkreditan
Manajemen perkreditan
 
AKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKAKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANK
 
Manajemen Kredit
Manajemen KreditManajemen Kredit
Manajemen Kredit
 
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #2
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #2 Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #2
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #2
 
SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)
SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)
SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)
 
INVESTASI
INVESTASIINVESTASI
INVESTASI
 
Makalah akbank
Makalah akbankMakalah akbank
Makalah akbank
 
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanTinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
 
Makalah Informatif
Makalah InformatifMakalah Informatif
Makalah Informatif
 
Akuntansi Bank_SKBDN
Akuntansi Bank_SKBDNAkuntansi Bank_SKBDN
Akuntansi Bank_SKBDN
 
2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bank2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bank
 
K. 4 sumber sumber dana bank
K. 4 sumber sumber dana bank K. 4 sumber sumber dana bank
K. 4 sumber sumber dana bank
 
Nama kelompok 66
Nama kelompok 66Nama kelompok 66
Nama kelompok 66
 

Similar to 22

Makalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMakalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMartunisSyarra
 
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptxAdiyathRandy
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditanmasadib
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaSupardi56
 
Proposal ginting hermina data baru 12345
Proposal ginting hermina data baru 12345Proposal ginting hermina data baru 12345
Proposal ginting hermina data baru 12345NataWarna
 
PENGENALAN BPR DAN PRODUK – PRODUK BPR
PENGENALAN BPR  DAN PRODUK – PRODUK BPRPENGENALAN BPR  DAN PRODUK – PRODUK BPR
PENGENALAN BPR DAN PRODUK – PRODUK BPRPT. BPR NBP 31
 
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptxPPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptxSahlimaHutagalung
 
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #1
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #1Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #1
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #1Judianto Nugroho
 
Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Johanez Diaz
 
Ekonomi moneter
Ekonomi moneterEkonomi moneter
Ekonomi moneterachmad_29
 
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptxPPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptxArdiWibowo10
 
3. pembiayaan usaha
3. pembiayaan usaha3. pembiayaan usaha
3. pembiayaan usahaecko gmc
 

Similar to 22 (20)

KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
 
Makalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMakalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docx
 
Materi-kredit.ppt
Materi-kredit.pptMateri-kredit.ppt
Materi-kredit.ppt
 
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditan
 
Tugas perbankan
Tugas perbankanTugas perbankan
Tugas perbankan
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
 
Proposal ginting hermina data baru 12345
Proposal ginting hermina data baru 12345Proposal ginting hermina data baru 12345
Proposal ginting hermina data baru 12345
 
PENGENALAN BPR DAN PRODUK – PRODUK BPR
PENGENALAN BPR  DAN PRODUK – PRODUK BPRPENGENALAN BPR  DAN PRODUK – PRODUK BPR
PENGENALAN BPR DAN PRODUK – PRODUK BPR
 
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptxPPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
 
Manajemen kredit
Manajemen kreditManajemen kredit
Manajemen kredit
 
Kredit
KreditKredit
Kredit
 
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #1
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #1Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #1
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #1
 
Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,
 
Bank dan LKBB
Bank dan LKBB Bank dan LKBB
Bank dan LKBB
 
Ekonomi moneter
Ekonomi moneterEkonomi moneter
Ekonomi moneter
 
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptxPPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
 
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN.ppt
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN.pptUANG DAN LEMBAGA KEUANGAN.ppt
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN.ppt
 
3. pembiayaan usaha
3. pembiayaan usaha3. pembiayaan usaha
3. pembiayaan usaha
 

22

  • 2. Memahami Kredit Perbankan A. PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN, DAN JENIS – JENIS KREDIT. 1. Pengertian Kredit berasal dari kata Italia, Credere yang artinya kepercayaan, Yaitu kepercayaan dari kreditor bahwa deditornya akan mengembalikan pinjaman berserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Tegasnya, kreditor percaya bahwa kredit itu tidak akan macet. Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati – hatian. Indikatror kepercayaan ini adalah kepercyaan moral, komersial, finansial dan anggunan. Kepercayaan di bedakan atas kepercayaan murni dan kepercayaan reserve. Kepercayaan murni Adalah jika kreditor memberikan kredit kepada debitornya hanya atas kepercayaan saja, tanpa ada jaminan lainnya. Misalnya : Masyarakat menabungkan uangnya pada suatu bank hanya atas kepercayaan saja, karena bank hanya memberikan tanda bukti berupa bilyet deposito, blangko buku cek atau bilyet giro kepada penabungnya. Jika banknya dilikkuidasi, penabung memiliki bilyet deposito atau blangko bilyet giro saja.
  • 3. Kepercayaan reserve diartikan kreditor menyalurkan kredit/pinjaman kepada debitor atas kepercayaan, tetapi kurang yakin sehingga bank selalu minta anggunan berupa meteri ( Seperti BPKB dan lain-lain ). Bahkan suatu bank dalam menyalurkan kredit mengutamakan anggunan atas pinjaman tersebut. Kredit Adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu. Dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keutungan ( UU RI No.7 Tahun 1992 tentang perbankan Bab I, Pasal 1, ayat (12). Kredit Adalah semua jenis pinjaman yang harus di bayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati ( Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan – 1996 ). Manajemen perkreditan bank adalah kegiatan mengatur pemanfaatan dana – dana bank supaya produktif, aman dan giro wajib minimalnya tetap sehat (penulis). Manajemen perkreditan akan dapat dilakukan dengan baik jika didasarkan perhitungan yang matang dan terpadu dari perdapatan, keamanan, dan giro wajib minimalnya. Oleh karena itu pimpnan bank dituntut agar melaksanakan perencanaan, alokasi, dan kebijakan penyaluran kreditnya. Manajemen Perkreditan Bank pada dasarnya merupakan suatu proses yang terintegrasi antara sumber-sumber dana kredit, alokasi dana yang dapat dijadikan kredit dengan perencanaan, pengorganisasian, pemberian administrasi dan pengamanan kredit (Drs. M. Sinunungan, 199:210).
  • 4. 2. Fungsi dan Tujuan Kredit Fungsi Kredit bagi masyarakat, antara lain dapat : 1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian. 2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. 3. Memperlancar arus barang dan arus uang. 4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain – lain). 5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada. 6. Meningkatkan daya guna ( Utility ) barang. 7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat. 8. Memperbesar modal kerja perusahaan. 9. Meningkatkan income per capita ( IPC ) masyarakat. 10. Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.
  • 5. 3. Tujuan penyaluran kredit, antara lain adalah untuk : 1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit. 2. Memanfaatkan dan memprodukfikan dana – dana yang ada. 3. Melaksanakan kegiatan operasional bank. 4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat. 5. Memperlancar lalu lintas pembayaran. 6. Menambah modal kerja perusahaan. 7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
  • 6. 4. Jenis – jenis kredit Jenis kredit dibedakan berdasarkan sudut pendekatan yang kita lakukan, yang berdasarkan tujuan kegunaannya, jangka waktu, macam, sektor perekonomian, agunan, golongan ekonomi, serta penarikan, dan pelunasan. a. Berdasarkan tujuan/ kegunaannya 1. kredit Konsumtif yaitu : kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama keluarganya, seperti kredit rumah atau mobil yang akan digunakan sendiri bersama kelurganya. Kredit ini tidak produktif. 2. Kredit Modal Kerja ( Kredit Perdagangan ) Yaitu : Kredit yang akan di pergunakan untuk menambah modal usaha debitur. Kredit ini produktif. 3. Kredit Investasi Yaitu : Kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif. Tetapi baru akan menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama. Biasanya kredit ini diberikan grace period, Misalnya : Kredit untuk perkebunan kelapa sawit dan lain – lain.
  • 7. d. Berdasarkan Sektor Perekonomian 1. Kredit Pertaniaan Ialah kredit yang di salurkan kepada perkebunan, perternakan, perikanan. 2. Kredit Perindustrian Ialah kredit yang disalurkan kepada beraneka macam industri kecil, menengah, dan besar. 3. Kredit Pertambangan Ialah kredit yang disalurankan kepada beraneka macam pertambangan. 4. Kredit Ekspor-Impor Ialah kredit yang diberikan kepada eksportir dan atau importir beraneka barang. 5. Kredit Koperasi Ialah kredit yang diberikan kepada jenis-jenis koperasi. 6. Kredit Profesi Ialah kredit yang di berikan kepada beraneka macam profesi. Seperti dokter dan guru.
  • 8. b. Berdasarkan Jangka Waktu 1. Kredir jangka pendek yaitu kredit yang jangka waktunya paling lama satu tahun saja. 2. Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya antara satu sampai tiga tahun. 3. Kredit jangka panjang yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. c. Berdasarkan Macamnya 1. Kredit Akset yaitu kredit yang diberikan bank yang pada hakikatnya hanya merupakan pinjaman uang biasa sebanyak plafond kredit ( L 3/BMPK )-nya. 2. Kredit penjual yaitu kredit yang diberikan penjual kepada pembeli, artinya barang telah diterima pembayaran kemudian. Misalnya Usance L/C. 3. Kredit pembeli adalah pembayaran telah dilakukan kepada penjual tetapi barangnya di terima belakangan atau pembelian dengan uang muka, Misalnya Red Clause L/C.
  • 9. e. Berdasarkan Agunan/jaminan 1. Kredit Agunan Orang Ialah kredit yang diberikan dengan jaminan seseorang terhadap debitur bersangkutan. 2. Kredit Agunan Epek Adalah kredit yang diberikan dengan agunan epek-epek atau surat berharga. 3. Kredit Agunan Barang Adalah kredit yang diberikan dengan agunan barang tetap, barang bergerak, dan logam mulia. Kredit barang ini harus memperhatikan Hukum Perdata Pasal 1132 sampai dengan Pasal 1139. 4. Kredit Agunan Dokumen Adalah kredit yang diberikan dengan agunan dokumen transaksi seperti Letter Of Credit.
  • 10. f. Berdasarkan Golongan Ekonomi 1. Golongan ekonomi lemah ialah kredit yang disalurkan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, seperti KUK, KUT, dan lain-lainnya. Golongan ekonomi lemah adalah pengusaha yang kekayaan maksimumnya sebesar Rp. 600 juta, tidak termasuk tanah dan bangunannya. 2. Golongan ekonomi menengah dan konglomerat adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha menengah dan besar. g. Berdasarkan Penarikan dan Pelunasan 1. Kredit rekening koran (Kredit Perdagangan) adalah kredit yang dapat ditarik dan dilunasi setiap saat, besarnya sesuai dengan kebutuhan : penarikan dengan cek, bilyet giro, atau Pemindahbukuan : pelunasannya dengan setoran-setoran. Bungan dihitung dari saldo harian pinjaman saja bukan dari besarnya plafond kredit. Kredit rekening koran baru dapat ditarik setelah plafond kredit disetujui. 2. Kredit berjangka adalah kredit yang penarikannya sekaligus sebesar plafondnya. Pelunasan dilakukan setelah jangka waktunya habis. Pelunasan bisa dilakukan secara cicilan atau sekaligus, tergantung kepada perjanjian.
  • 11. Contoh : M. Raja Akbar F. Hasibuan mendapat kredit sebesar Rp. 120 juta untuk jangka waktu 12 bulan. Cicilan setiap bulan Rp. 10 juta ditambah bungan saldo pinjaman. Kredit ini tidak dapat dilunasi Raja Akbar sebelum habis jangka waktunya atau 12 bulan, walaupun ia mempunyai uang untuk melunasinya. B. Penyaluran Kredit. 1. Perencanaan Penyaluran Kredit Perencanaan penyaluran kredit harus dilakukan secara realistis dan objektif. Agar pengendalian dapat berfungsi dan tujuan tercapai. Perencanaan penyaluran kredit harus didasarkan pada keseimbangan antara jumlah, sumber, dan jangka waktu dana agar tidak menimbulkan masalah terhadap tingkat kesehatan dan likuiditas bank. Jelasnya, rencana ini harus diperhitungkan secara terpadu oleh perencana secara baik dan benar. Dalam rencana penyaluran kredit ini harus ada pedoman tentang prosedur, alokasi, dan kebijaksanaannya. 2. Syarat – Syarat Karyawan Bagian Kredit Dalam penyaluran kredit, profesionalitas karyawan sangat dibutuhkan. Untuk itu diperlukan karyawan bagian kredit dengan syarat : 1. Jujur dan bermoral baik, serta ahli di bidang perkreditan. 2. Adil dalam memberikan pelayanan terhadap semua nasabah bank. 3. Mengetahui hukum – hukum perjanjian da perikatan agunan kredit. 4. Objektif syarat – syarat agunan yang boleh diterima.
  • 12. 5. Objektif dalam penilaian agunan kredit yang diberikan nasabah. 6. Berpengetahuan luas tentang nilai ekonomis agunan kredit. 7. Mengetahuan ketetapan dan surat edaran Bank Indonesia tentang perkreditan bank. 8. Menaati peraturan dan prosedur penyaluran kredit.
  • 13. 3. Prosedur Penyaluran kredit Prosedur yang harus dipenuh dalam penyaluran kredit, antara lain : 1. Calon debitor menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang diinginkan pada formulir aplikasi permohonan kredit. 2. Calon debitor mengajukan jenis kredit yang diinginkan. 3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari permohonan kredit tersebut. 4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal Lending Limit ( L3 ) atau BMPK-nya. 5. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit ( perjanjian kredit ) ditandatangan oleh kedua belah pihak.
  • 14. 4. Alokasi Penyaluran Kredit Alokasi penyaluran kredit harus berpedoman pada ketetapan dan surat edaran otoritas moneter dan Bank Indonesia, Yaitu sebagai berikut : 1. Pemilik bank ( pemegang saham ) mendapatkan maksimal 20% dari jumlah kredit yang disalurkan bank bersangkutan. 2. KUK/KUT mendapatkan minimal 20% dari jumlah kredit yang disalurkan bank. 3. Masyarakat luas ( di Luar 1 dan 2 ) sebanyak 60% dari jumlah kredit yang diberikan, disalurkan kepada sektor-sektor perekonomian seperti sektor pertanian, pertambangan, dan perdagangan. 4. Kredit rekening koran kredit berjangka
  • 15. C. KEBIJAKANSANAAN PERKREDITAN BANK Kebijaksanaan perkreditan bank harus di program dengan baik danbenar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis, ekonomis,dan kehati-hatian. Yuridis Artinya program perkreditan harus sesuai dengan undang- undang perbankan dan ketetapan Bank Indonesia. Ekonomis Artinya menetapkan rentabilitas yang ingin dicapai dan tingkat bunga kredit yang disalurkan. Kehati-hatian Artinya besar plafond kredit ( legal lending limit = BMPK ) harus ditetapkan atas hasil analisis yang baik objektif berdasarkan asas 5C, 7P, dan 3R dari setiap calon peminjam. Kebijaksanaan ( Policy ) Adalah suatu pedoman yang menyeluruh, baik lisan maupun tulisan yang memberikan suatu batas umum dan arah tempat management action akan dilakukan ( GR Terry ).
  • 16. Kebijakan Perkreditan antara lain : 1. Bankabel, artinya kredit yang akan dibiayai hendaknya memenuhi kriteria: a. Safety, yaitu dapat diyakini kepastian pembayaran kembali kredit sesuai jabwal dan jangka waktu kredit. b. Effectiveness, artinya kredit yang diberikan benar-benar digunakan untuk pembiayaan, sebagaimana dicantumkan dalam proposal kreditnya. 2. Kebijaksanaan investasi merupakan penanaman dana yang selalu dikaitkan dengan sumber dana yang bersangkutan. Investasi dana ini disalurkan dalam bentuk investasi primer dan skunder, kebijaksanaan risiko, kebijaksanaan penyebaran kredit, serta kebijaksanaan tingkat bunga. a. Investasi primer, yaitu investasi yang dilakukan untuk pembelian sarana dan prasarana bank seperti pembelian kantor, mesin dan ATK. Dana investasi primer harus dari dana sendiri karena sifatnya tidak produktif dan jangka waktunya panjang. Investasi primer ini mutlak harus dilakukan karena merupakan motor kegiatan opersional bank.
  • 17. b. Investasi Sekunder, yaitu investasi yang dilakukan dengan menyalurkan kredit kepada masyarakat (debitur). Investesi ini sifatnya produktif (menghasilkan). Jangka waktu penyaluran kredit harus disesuaikan dengan lamanya tabungan agar likwiditas bank tetap terjamin. 3. Kebijaksanaan Risiko Kebijaksanaan risiko maksudnya dalam penyaluran kredit harus memperhitungkan secara cermat indikator yang menyebabkan risiko macetnya kredit dan menetapkan cara-cara penyelesaiannya. 4. Kebijaksanaan Penyebaran Kredit Kebijaksanaan penyebaran kredit maksudnya kredit harus disalurkan kepada beraneka ragam sektor ekonomi, semua golongan ekonomi dan dengan jumlah pinjaman yang banyak. 5. Kebijaksanaan Tingkat Bunga Kebijaksanaan tingkat bunga maksudnya dalam pemberian kredit harus memperhitungkan situasi moneter, kondisi perekonomian, persaingan antarbank, dan tingkat inflasi untuk menetapkan tingkat suku bunga kredit.
  • 18. D. Teknik Penyelesaian Kredit Macet Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pemberian suatu fasilitas kredit mengandung suatu resiko kemaceten. Akibatnya kredit tidak dapat ditagih sehingga menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Sepandai apa pun analisis kredit dalam menganalisis setiap permohonan kredit, kemungkinan kredit tersebut macet pasti ada. Hanya saja dalam hal ini, bagaimana meminimalkan resiko tersebut seminimal munghkin. Dalam praktiknya kemacetan suatu kredit disebabkan oleh 2 unsur sebagai berikut : 1. Dari Pihak Perbankan Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti, sehingga apa yang terjadi, tidak diprediksi sebelumnya atau mungkin salah dalam melakukan perhitungan. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif dan akal-akalan. 2. Dari Pihak Nasabah Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu:
  • 19. - Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar, walaupun sebenarnya nasabah mampu. - Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar akan tetapi tidak mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti kebakaran, hama, kebanjirandan sebagainya, sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada. Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit karena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian.
  • 20. Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain : 1. Rescbeduling Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau janglka waktu angsuran. Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya. Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktui kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannyapun misalnya 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran. 2. Reconditioning Reconditioning maksudnya adalah bank mengubah berbagai pernyaratan yang ada seperti: a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok. b. Penundaan pembayaran bunga
  • 21. Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan p[okopk pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa. c. Penurunan suku bunga Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20 %per tahun diturunkan menjadi 18 % per tahun. Hal ini tergantung dari pertimbangan Bank yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semangkin kecil, sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah. d. Pembebanan bunga Dalam pembebanan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tyidak akan mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.