Ringkasan sejarah pasar modal di Indonesia dalam 3 kalimat:
Pasar modal di Indonesia dimulai pada abad ke-19, dan bursa efek resmi pertama didirikan di Batavia pada 1912. Pasar modal mengalami kemajuan pesat hingga Perang Dunia 2 namun tutup selama perang. Pasar modal mulai berkembang kembali pada 1950-an dan mengalami reformasi besar pada 1980-an dan 1990-an.
4. • Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia,
kegiatan jual beli saham dan obligasi
dimulai pada abad-19. Menurut buku
Effectengids yang dikeluarkan oleh
Verreniging voor den Effectenhandel pada
tahun 1939, jual beli efek telah
berlangsung sejak 1880.
5. • Pada tanggal 14 Desember 1912,
Amserdamse Effectenbueurs mendirikan
cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat
Asia, bursa Batavia tersebut merupakan
yang tertua ke-empat setelah Bombay,
Hongkong, dan Tokyo.
6. Zaman Penjajahan
• Sekitar awal abad ke-19 pemerintah
kolonial Belanda mulai membangun
perkebunan secara besar-besaran di
Indonesia. Sebagai salah satu sumber
dana adalah dari para penabung yang
telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para
penabung tersebut terdiri dari orang-orang
Belanda dan Eropa lainnya yang
penghasilannya sangat jauh lebih tinggi
dari penghasilan penduduk pribumi.
7. Atas dasar itulah maka pemerintahan
kolonial waktu itu mendirikan pasar modal.
Setelah mengadakan persiapan, maka
akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di
Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta)
pada tanggal 14 Desember 1912 dan
bernama Vereniging voor de
Effectenhandel (bursa efek) dan langsung
memulai perdagangan.
8. Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa
yang aktif (makelar) yaitu: Fa. Dunlop &
Kolf; Fa. Gijselman & Steup; Fa. Monod &
Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W.
Deeleman; Fa.H.Jul Joostensz; Fa.
Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D.
Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D.
Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan
Fa. Gebroeders.
9. Sedangkan Efek yang diperjual-belikan
adalah saham dan obligasi
perusahaan/perkebunan Belanda yang
beroperasi di Indonesia, obligasi yang
diterbitkan Pemerintah (propinsi dan
kotapraja), sertifikat saham perusahaan-
perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh
kantor administrasi di negeri Belanda serta
efek perusahaan Belanda lainnya.
10. • Perkembangan pasar modal di Batavia
tersebut begitu pesat sehingga menarik
masyarakat kota lainnya. Untuk
menampung minat tersebut, pada tanggal
11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1
Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan
bursa.
11. • Anggota bursa di Surabaya waktu itu
adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman
& Steup, Fa. V. Van Velsen, Fa.
Beaukkerk & Cop, dan N. Koster.
Sedangkan anggota bursa di Semarang
waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa.
Gijselman & Steup, Fa. Monad & Co, Fa.
Companien & Co, serta Fa. P.H. Soeters
& Co.
12. • Perkembangan pasar modal waktu itu
cukup menggembirakan yang terlihat dari
nilai efek yang tercatat yang mencapai NIF
1,4 milyar (jika di indeks dengan harga
beras yang disubsidi pada tahun 1982,
nilainya adalah + Rp. 7 triliun) yang
berasal dari 250 macam efek.
13. Perang Dunia II
• Pada permulaan tahun 1939 keadaan
suhu politik di Eropa menghangat dengan
memuncaknya kekuasaan Adolf Hitler.
Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia
Belanda mengambil kebijaksanaan untuk
memusatkan perdagangan Efek-nya di
Batavia serta menutup bursa efek di
Surabaya dan di Semarang.
14. • Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara
keseluruhan kegiatan perdagangan efek
ditutup dan dikeluarkan peraturan yang
menyatakan bahwa semua efek-efek
harus disimpan dalam bank yang ditunjuk
oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Penutupan ketiga bursa efek tersebut
sangat mengganggu likuiditas efek,
menyulitkan para pemilik efek, dan
berakibat pula pada penutupan kantor-
kantor pialang serta pemutusan hubungan
kerja.
15. • Selain itu juga mengakibatkan banyak
perusahaan dan perseorangan enggan
menanam modal di Indonesia.
• Dengan demikian, dapat dikatakan,
pecahnya Perang Dunia II menandai
berakhirnya aktivitas pasar modal pada
zaman penjajahan Belanda
16. • Pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek
Jakarta dibuka kembali. Operasional bursa
pada waktu itu dilakukan oleh PPUE
(Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek) yang beranggotakan bank negara,
bank swasta dan para pialang efek.
17. • Pada tanggal 26 September 1952
dikeluarkan Undang-undang No 15 Tahun
1952 sebagai Undang-Undang Darurat
yang kemudian ditetapkan sebagai
Undang-Undang Bursa.
18. Namun kondisi pasar modal nasional
memburuk kembali karena adanya
nasionalisasi perusahaan asing, sengketa
Irian Barat dengan Belanda, dan tingginya
inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama
yang mencapai 650%. Hal ini menyebabkan
tingkat kepercayaan masyarakat kepada
pasar modal merosot tajam, dan dengan
sendirinya Bursa Efek Jakarta tutup kembali.
19. • Pada tahun 1976, dikeluarkannya Keputusan
Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang pendirian
Pasar Modal, membentuk Badan Pembina
Pasar Modal, serta membentuk Badan
Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM),
Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 1976
tentang penetapan PT Danareksa sebagai
BUMN pertama yang melakukan go-
public dengan penyertaan modal negara
20. Republik Indonesia sebanyak Rp. 50
miliar.dan adanya kebijakan untuk
memberikan keringanan perpajakan kepada
perusahaan yang go-public dan kepada
pembeli saham atau bukti penyertaan
modal.
21. • Pada tahun 1977 s/d 1987 pasar modal
mengalami kelesuan. Tersendatnya
perkembangan pasar modal selama
periode itu disebabkan oleh beberapa
masalah antara lain mengenai prosedur
emisi saham dan obligasi yang terlalu
ketat, adanya batasan fluktuasi harga
saham dan lain sebagainya.
22. • Pada periode awal 1987, gairah di pasar
modal kembali meningkat. Hal ini sebagai
akibat dari dikeluarkannya Paket
Kebijaksanaan Desember 1987 atau yang
lebih dikenal dengan Pakdes 1987 , yang
merupakan penyederhanaan persyaratan
proses emisi saham dan obligasi,
dihapuskannya biaya yang sebelumnya
dipungut oleh Bapepam, seperti biaya
pendaftaran emisi efek.
23. • Kebijakan ini juga menghapus batasan
fluktuasi harga saham di bursa efek dan
memperkenalkan bursa paralel. Sebagai
pilihan bagi emiten yang belum memenuhi
syarat untuk memasuki bursa efek.
24. • Pada Oktober 1988 dikeluarkan kembali
Paket Kebijakan Oktober atau disingkat
Pakto 88 ditujukan pada sektor
perbankkan, namun mempunyai dampak
terhadap perkembangan pasar modal.
Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L
(Legal, Lending, Limit), dan pengenaan
pajak atas bunga deposito. Pengenaan
pajak ini berdampak positif terhadap
perkembangan pasar modal.
25. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini
berarti pemerintah memberi perlakuan yang
sama antara sektor perbankan dan sektor
pasar modal.
Pada Desember 1988, Pemerintah
mengeluarkan paket yang ketiga, yaitu
Paket Kebijaksanaan Desember 1988 atau
Pakdes 88 yang pada dasarnya
memberikan dorongan yang lebih jauh pada
pasar modal dengan membuka peluang bagi
swasta untuk menyelenggarakan bursa.
26. Pada tahun 1989 diterbitkannya Keputusan
Menteri Keuangan No. 1055/KMK.013/1989.
Investor asing diberikan kesempatan untuk
memiliki saham sampai batas maksimum
49% di pasar perdana, maupun 49 % saham
yang tercatat di bursa efek dan bursa
paralel.
27. Pada tahun 1990 dikeluarkannya Keputusan
Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 yang
diubah lagi dengan Keputusan Menteri Keuangan
No. 1199/KMK.010/1991. Dalam keputusan ini
dijelaskna bahwa tugas Bapepam yang semula
juga bertindak sebagai penyelenggara bursa,
maka hanya menjadi badan regulator. Selain itu
pemerintah juga membentuk lembaga baru
seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),
Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI),
reksadana, serta manajer Investasi.
28. Pada tahun 1989 tercatat 37
perusahaan go-public dan sahamnya
tercatat (listed) di Bursa Efek Jakarta.
Sedemikian banyaknya perusahaan yang
mencari dana melalui pasar modal,
sehingga masyarakat luas pun berbondong-
bondong untuk menjadi investor.
Perkembangan ini berlanjut dengan
swastanisasi bursa, yakni berdirinya PT.
Bursa Efek Surabaya.
29. Pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa
Efek Jakarta yang menggantikan peran
Bapepam sebagai pelaksana bursa.
30. Pada tahun 1995, pemerintah dengan
mengeluarkan peraturan berupa Undang-
Undang No. 8 Tahun 1995 yang berlaku
efektif sejak tanggal 1 Januari 1996.
Undang-undang ini dilengkapi dengan
peraturan organiknya, yakni Peraturan
Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar
Modal, serta Peraturan Pemerintah No. 46
Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan
di Bidang Pasar Modal.
31. Pada tahun 1995, mulai diberlakukan sistem
JATS (Jakarta Automatic Trading System).
Merupakan sistem perdagangan di lantai bursa
yang secara otomatis me-match-kan antara
harga jual dan beli saham. Sebelum
diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan
secara manual. Misalnya dengan menggunakan
“papan tulis” sebagai papan untuk memasukkan
harga jual dan beli saham.
32. Perdagangan saham berubah menjadi
scripless trading, yaitu perdagangan saham
tanpa warkat (bukti fisik kepemilikkan
saham)Lalu dengan seiring kemajuan
teknologi, bursa kini menggunakan
sistem Remote Trading, yaitu sistem
perdagangan jarak jauh.
33. Pada tanggal 24 Juli 1995, BES merger
dengan Indonesian Parallel Stock Exchange
(IPSX), sehingga sejak itu Indonesia hanya
memiliki dua bursa efek: BES dan BEJ.
34. • Pada 6 Agustus 1996, Kliring Penjaminan
Efek Indonesia (KPEI) resmi didirikan oleh
PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek
Surabaya dengan kepemilikan masing-
masing 90% dan 10% dari total saham
pendiri senilai Rp 15 miliar. KPEI
memperoleh status sebagai badan hukum
pada tanggal 24 September 1996 dengan
pengesahan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia.
35. Pada tanggal 19 September 1996, BES
mengeluarkan sistem Surabaya Market
information and Automated Remote
Trading (S-MART) yang menjadi Sebuah
sistem perdagangan yang komprehensif,
terintegrasi dan luas remote yang
menyediakan informasi real time dari
transaksi yang dilakukan melalui BES.
36. • Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda
negara-negara Asia, khususnya Thailand,
Filipina, Hong Kong, Malaysia, Singapura,
Jepang, Korea Selatan, dan Cina,
termasuk Indonesia.
• Pada tanggal 23 Desember 1997, KSEI
(Kustodian Sentral Efek Indonesia)
didirikan dan memperoleh izin operasional
sebagai Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian (LPP)
37. • Pada tanggal 1 Juni 1998, Perseroan
mendapat izin usaha sebagai Lembaga
Kliring dan Penjaminan berdasarkan Surat
Keputusan Bapepam No. Kep-
26/PM/1998.
38. • Pada tanggal 11 November 1998. Dalam
kelembagaan pasar modal di Indonesia,
KSEI merupakan salah satu Organisasi
Regulator Mandiri atau Self Regulatory
Organization (SRO), bersama dengan
Bursa Efek dan Lembaga Kliring dan
Penjaminan.
39. • Pada tahun 2000 dengan
diterapkannya Scripless Trading atau
perdagangan tanpa warkat, KPEI sebagai
Lembaga Kliring dan Penjaminan
meluncurkan e-CLEARS® pada Juli 2000.
• Pada 30 November 2007, Bursa Efek
Jakarta melakukan merger dengan Bursa
Efek Surabaya dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia.
40. Pada tahun 2008 terjadi krisis subprime
morgage di Amerika Serikat, seluruh dunia
terkena imbasnya. Kabar bangkrutnya salah
satu bank investasi terbesar, Lehman Brothers,
akibat krisis kredit perumahan di Amerika
Serikat membuat bursa saham global
terguncang. Diawal kejadian, Bursa saham
Eropa melemah hingga 5 persen pada
perdagangan siang hari. Di London, harga
saham grup perbankan HBOS jatuh hingga 20,2
persen. Di Jerman, Commerrzbank anjlok 11,7
persen dan Deutsche Bank jatuh 8,24 persen.
41. Industrial Average (DJIA) tumbang 2,53
persen beberapa saat setelah pembukaan
pasar. Di Indonesia, 8 Oktober jam 11.05
WIB Bursa Efek Indonesia melakukan
suspend, penutupan transaksi di lantai
bursa. Sebuah langkah yang belum pernah
terjadi dalam sejarah lantai bursa di
Indonesia, setelah Rusia sebelumnya juga
melakukan hal yang sama. IHSG (Indeks
Harga Saham Gabungan) sempt anjlok
hingga ke 1.111.
42. • Pada bulan Maret 2009, Bursa Efek
Indonesia mengenalkan sistem
perdagangannya yang baru JATS Next-G.
• Tahun 2010 merupakan salah satu tahun
keemasan dari Bursa Efek Indonesia.
IHSG mencatatkan pertumbuhan terbaik di
Asia Pasifik.
43. Tahun 2012, Krisis keuangan kembali
mencoba menghantui pasar modal dunia.
Indikasi default atau tidak mampu
membayar atas obligasi yang diterbitkan
oleh beberapa pemerintah Eropa membuat
kepanikan bagi para investor. Negara yang
terancam krisis pada waktu itu adalah
Yunani, Spanyol, Italia dan Portugal. IHSG
masih menunjukkan pertumbuhan yang
cukup baik walaupun dihimpit oleh berita
tersebut.
44. Tahun 2013, Bursa Efek Indonesia secara
berturut-turut memecahkan rekor harga
tertingginya. Namun sedikit terganggu
dengan kondisi negara Syprus di Eropa
yang dianggap berpotensi krisis. Pada tahun
ini pula jam perdagangan di Bursa Efek
Indonesia mengalami perubahan dan
Bapepam LK telah melebur menjadi OJK
(Otoritas Jasa Keuangan)
47. Pasar modal (capital market) merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),
reksa dana, instrumen derivatif maupun
instrumen lainnya. Pasar modal merupakan
sarana pendanaan bagi perusahaan
maupun institusi lain (misalnya pemerintah),
dan sebagai sarana bagi kegiatan
berinvestasi.
48. Selain itu pasar modal juga merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.
50. 1. Pasar modal merupakan wahana
pengalokasian dana secara efisien.
Investor dapat melakukan investasi pada
beberapa perusahaan melalui pembelian
efek – efek yang baru ditawarkan ataupun
yang diperdagangkan di pasar modal.
2. Pasar modal sebagai alternatif investasi
Pasar modal memudahkan alternatif
berinvestasi dengan memberikan sejumlah
keuntungan dan sejumlah resiko tertentu.
51. 3. Memudahkan para investor untuk
memiliki perusahaan yang sehat dan
berprospek baik.
4. Pelaksanaan manajemen perusahaan
secara profesional dan transparan.
5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.
53. • Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri
keuangan. Memiliki kewenangan untuk
melakukan pembinaan, pengaturan dan
pengawasan Pasar Modal di Indonesia.
• Perusahaan memperoleh dana dari Pasar
Modal dengan melaksanakan penawaran
umum atau investasi langsung, dan
dikenal sebagai emiten.
54. • Self Regulatory Organizations (SRO),
adalah organisasi yang memiliki
kewenangan untuk membuat peraturan
yang berhubungan dengan aktivitas
usahanya
• Bursa Efek, pihak yang
menyelenggarakan dan menyedeiakan
sarana untuk mempertemukan penawaran
jual dan beli dengan tujuan
memperdagangkan efek antara mereka.
Ex : BEJ (Bursa Efek Jakarta), BES
(Bursa Efek Surabaya).
55. • Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), pihak
yang menyelenggarakan jasa kliring dan
penjaminan transaksi bursa agar terlaksana
secara teratur, wajar, dan efisien. Ex : PT. KPEI
(PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia)
• Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
(LPP). Pihak yang menyelenggarakan kegiatan
kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan pihak lain. Ex : PT. KSEI
(PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia)
56. • Perusahaan Efek, perusahaan yang
mempunyai aktifitassebagai Perantara
Perdagangan Efek, Penjamin Emisi Efek,
Manajer Investasi, atau gbungan dari
ketiga kegiatan tersebut.
• Penasehat Investasi, pihak yang memberi
nasehat kepada pihak lain mengenai
penjualan atau pembelian efek.
• Lembaga Penunjang Pasar Modal
60. Pasar Perdana ( Primary Market )
adalah penawaran saham pertama kali
dari emiten kepada para pemodal
selama waktu yang ditetapkan oleh
pihak penerbit (issuer) sebelum saham
tersebut belum diperdagangkan di
pasar sekunder.
61. • Biasanya dalam jangka waktu
sekurang-kurangnya 6 hari kerja
• Harga saham di pasar perdana
ditetukan oleh penjamin emisi dan
perusahaan yang go public
berdasarkan analisis fundamental
perusahaan yang bersangkutan.
62. Dalam pasar perdana, perusahaan akan
memperoleh dana yang diperlukan.
Perusahaan dapat menggunakan dana hasil
emisi untuk mengembangkan dan
memperluas barang modal untuk
memproduksi barang dan jasa. Selain itu
dapat juga digunakan untuk melunasi
hutang dan memperbaiki struktur
pemodalan usaha. Harga saham pasar
perdana tetap, pihak yang berwenang
adalah penjamin emisi dan pialang, tidak
dikenakan komisi dengan pemesanan yang
dilakukan melalui agen penjualan
63. Pasar Sekunder ( Secondary Market )
adalah tempat terjadinya transaksi jual-
beli saham diantara investor setelah
melewati masa penawaran saham di
pasar perdana, dalam waktu selambat-
lambatnya 90 hari setelah ijin emisi
diberikan maka efek tersebut harus
dicatatkan di bursa.
64. Tempat terjadinya pasar sekunder
di dua tempat, yaitu:
• Bursa reguler, adalah bursa efek resmi
seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan
Bursa Efek Surabaya (BES)
• Bursa paralel, Bursa paralel atau over the
counter adalah suatu sistem perdagangan
efek yang terorganisir di luar bursa efek
resmi, dengan bentuk pasar sekunder
yang diatur dan diselenggarakan oleh
Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh
Bapepam.
65. • Over the counter karena pertemuan antara
penjual dan pembeli tidak dilakukan di
suatu tempat tertentu tetapi tersebar
diantara kantor para broker atau dealer.
66. Saham merupakan surat berharga
yang paling populer diantara surat
berharga yang ada di pasar modal.
Karena bila dibandingkan investasi
lainnya, saham memungkinkan
pemodal untuk mendapatkan return
atau keuntungan yang lebih besar
dalam waktu relatif singkat (high
return). saham juga memiliki sifat
high risk
67. Obligasi adalah suatu
istilah yang digunakan
dalam dunia keuangan
yang merupakan suatu
pernyataan utang dari
penerbit obligasi
kepada pemegang
obligasi beserta janji
untuk membayar
kembali pokok utang
beserta kupon
bunganya kelak pada
saat tanggal jatuh
tempo pembayaran
68. Jenis Obligasi di Indonesia:
• Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam
beberapa jenis, yaitu:
• Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu
tujuan khusus yaitu dalam rangka
Program Rekapitalisasi Perbankan;
• Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan
untuk membiayai defisit APBN;
69. • Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama
dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai
defisit APBN namun dengan nilai nominal
yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;
• Surat Berharga Syariah Negara atau
dapat juga disebut "obligasi syariah" atau
"obligasi sukuk", sama dengan SUN,
diterbitkan untuk membiayai defisit APBN
namun berdasarkan prinsip syariah.
70. • Waran : hak untuk membeli saham atau
obligasi dari satu perusahaan dengan
harga yang telah ditentukan sebelumnya
oleh penerbit waran/perusahaan emiten.
Saham Syariah Secara konsep, saham
merupakan surat berharga bukti penyertaan
modal kepada perusahaan dan dengan bukti
penyertaan tersebut pemegang saham
berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari
usaha perusahaan tersebut.
71. Syarat Saham Syariah
• Tidak melakukan kegiatan usaha:
• perjudian dan permainan yang tergolong
judi;
• perdagangan yang tidak disertai dengan
penyerahan barang/jasa;
• perdagangan dengan
penawaran/permintaan palsu;
• bank berbasis bunga;
• perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
• jual beli risiko yang mengandung unsur
ketidakpastian(gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi konvensional;
72. • perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
• jual beli risiko yang mengandung unsur
ketidakpastian(gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi
konvensional;
• memproduksi, mendistribusikan,
memperdagangkan dan/atau
menyediakan barang atau jasa haram
zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa
haram bukan karena zatnya (haram li-
ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI;
dan/atau, barang atau jasa yang merusak
moral dan bersifat mudarat;
73. • melakukan transaksi yang mengandung
unsur suap (risywah);
• Rasio total hutang berbasis bunga
dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari
82%, dan
• Rasio total pendapatan bunga dan total
pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan total pendapatan usaha dan
total pendapatan lainnya tidak lebih dari
10%.
74. Reksa Dana Syariah
• Reksa Dana Syariah
sebagaimana reksa dana
pada umumnya
merupakan salah satu
alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil
dan pemodal yang tidak
memiliki banyak waktu dan
keahlian untuk menghitung
risiko atas investasi
mereka.
• Reksa Dana dirancang
sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki
modal, mempunyai
keinginan untuk
melakukan investasi,
namun hanya memiliki
waktu dan pengetahuan
yang terbatas.