SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
Well Service / Well Work
Muhamad Darajat
email: darajat_miner05@yahoo.com
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

A.Well Service / Well Work Well Service merupakan suatu bagian yang bertugas menangani segala kegiatan yang
berhubungan dengan sumur. Kegiatan tersebut meliputi usaha agar sumur siap berproduksi (initial completion) maupun
usaha perbaikan sumur akibat kerusakan saat berproduksi (Work Over). Semua kegiatan yang dilakukan oleh team ini
bertujuan untuk mempertahankan serta meningkatkan laju produksi sumur. Well Service dibagi dalam beberapa bagian yaitu
: 1. Tool House adalah bagian yang bertugas dalam menyediakan dan memelihara segala peralatan sehingga dapat selalu
siap pakai. 2. Operation adalah bagian yang melaksanakan pemasangan artificial lift serta memperbaiki kerusakan yang ada
pada sumur-sumur. 3. Transport Well Service adalah bagian yang memperlancar pekerjaan well service dengan selalu
menyediakan transport untuk mengantarkan segala peralatan yang dibutuhkan saat melakukan service terhadapsumur.
Pekerjaan yang dilakukan oleh divisi ini dibagi dalam empat kelompok kerja yaitu : initial completion, sevice, work over dan
equipment maintanance. a. Initial Completion InitialCompletion merupakan pekerjaan awal dari suatu sumur baru yang
dilakukan setelah pengeboran yaitu dengan cara melengkapi sumur dengan segala peralatan sehingga sumur dapat mulai
berproduksi. 1. Run CBL (Cement Bond Logging) Tujuannya untuk mengetahui kualitas penyemenan agar dapat diketahui
daerah yang belum tersemen dengan baik. Semen yang tidak terdistribusi dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya
komunikasi antara zona produktif dengan zona air. Bila ini terjadi maka kandungan air yang terangkat ke permukaan akan
tinggi. 2. Squeese Cementing Squeeze cementing adalah kegiatan penyempurnaan semen sumur produksi. Kegunaan
squeeze cementing ini adalah : a. Memperbaiki penyemenan primer yang tidak sempurna. b. Menutup zona lost circulation.
c. Memperbaiki casing yang bocor d. Menutup lubang perporasi yang salah. e. Mengisi zona yang tidak produktif Teknik yang
dilakukan dalam squeeze cementing ini ada dua : 1. High Pressure Cementing yaitu penyemenan dengan menggunakan
tekanan tinggi yang berfungsi untuk menutup rekahan yang merugikan yang terdapat di dalam formasi. 2. Low Pressure
Cementing yaitu penyemenan dengan menggunakan tekanan rendah. Tujuannya untuk membentuk filter cake atau dinding
penutup formasi,dan saluran fracture yang mungkin saja terbuka sampai ke formasi. 3. Perforating Perforating adalah suatu
pekerjaan yang dilakukan untuk melubangi casing agar terjadi hubungan antara well bore dengan reservoir. Untuk
melakukan hal ini dibutuhkan suatu alat yang disebut GUN. 4. Swabbing Swabbing yaitu pekerjaan mengangkat sejumlah
fluida dari dalam sumur dengan menggunakan alat penghisap (swab Tool) melalui tubing, drill pipe. Fungsi swabbing adalah
sebagai berikut : 1. Menentukan production rate dari sebuah zona sumur 2. Untuk menentukan apakah suatu casing
mengalami kebocoran 3. Memancing agar suatu well dapat flowing. 4. Mengambil kembali spent acid yang telah dipompakan
agar tidak merusak casing b. Well Service Job Well Service Job pada prinsipnya adalah kegiatan atau pekerjaan untuk
merawat suatu sumur supaya dapat terus berproduksi sesuai dengan yang diinginkan. Untuk merawat sumur ini diperlukan
alat yang dapat membantu untuk mempermudah setiap pekerjaan yang dilakukan. 1. Surface Equipment Surface equipment
adalah segala peralatan yang berada di atas permukaan sumur. a. Rig Rig adalah suatu alat berat yang digunakan untuk
melakukan pengeboran sumur minyak. Rig digunakan untuk mencabut dan memasukkan pipa-pipa dari dan ke dalam sumur.
Rig yang digunakan di PT CPI Minas adalah Hydraulic Powered, Self Propelled, Self Guyed, back in Type dan Double Mast.
b. Pompa Pompa adalah alat memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan tekanan rendah atau tinggi
sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan pompa biasanya dilakukan pada sirkulasi air, tes casing, tes BOPE dan kill well.
Jenis-jenis pompa antara lain : 1. Pompa Duplex Pompa ini termasuk jenis Positive Displacement Pump atau Reprocating
Pump yang dilengkapi dua buah piston. Setiap piston mempunyai dua klep hisap (suction valve) dan dua klep buang
(discharge valve) karena itu disebut Double Acting Pump. 2. Pompa Triplex Pompa triplex digunakan untuk tekanan yang
lebih tinggi dengan volume pemompaan yang lebih kecil. Pompa triplex dilengkapi dengan tiga piston yang bekerja
sedemikian rupa sehingga memproduksi tekanan yang lebih tinggi dibandingkan pompa Duplex. c. Blow Out Preventer
Equipment (BOPE) Merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menahan semburan liar akibat tekanan reservoar yang tinggi
dalam sumur. Blow Out Preventer Equipment (BOPE) dipasang di atas flange bagian atas dari suatu sumur yang dilekatkan
oleh beberapa baut yang dikunci kuat untuk keselamatn jiwa, operasi dan hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Subsurface
Equipment a. Packer Packer adalah alat berupa karet yang digunakan untuk mengisolasi suatu kedalaman tertentu dari
lubang sumur. Packer berfungsi untuk : 1. Menyekat antara tubing dan casing untuk menjebak cairan ke reservoar. 2.
Mencegah masuknya semen ke lubang perforasi pada saat dilakukan squeeze cementing. 3. Memisahkan zona-zona pada
lubang bor. 4. Penyangga tubing. 5. Untuk keperluan pengetesan sumur seperti swab test. 6. Mengisolasi casing yang
mengalami kebocoran. b. Tubular Product Tubular product dibagi menjadi tiga bagian yaitu drill pipe, casing dan tubing.
Drillpipe adalah pipa yang dipakai dalam pemboran dan berfungsi sebagai penyalur lumpur pemboran dan mentransmisikan
putaran rotary table sehingga dapat memutar bit. Drillpipe merupakan tubing tanpa las, panjang setiap bagiannya sekitar 30
ft. Casing berfungsi untuk menahan tekanan formasi setelah lumpur dibuang dari dalam sumur, mempertahankan stabilitas
lubang bor sehingga tidak mudah runtuh dan menghindari terjepitnya pipa akibat mud cake atau lempung ketika produksi
sedang berlangsung. c. Sand Pump Pompa pasir (sand pump, bailer) berfungsi membersihkan pasir dari dalam lubang
sumur pada kedalaman yang sudah ditentukan. Cara kerjanya adalah dengan menghisap pasir kotoran-kotoran tersebut
sehingga dinamakan suction bailer. c. Work Over Work over adalah semua pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki
keadaan sumur agar produksi sumur tersebut semakin meningkat, atau tetap dapat dipertahankan termasuk diantaranya
karakteristik sumur. Jenis-jenis pekerjaan work over adalah : 1. Add perforation (penambahan lubang perforasi). 2.
Pembersihan lubang-lubang perforasi. 3. Isolasi zona. d. Equipment Maintenance Perawatan dan penjagaan barang atau
alat-alat dalam keadaan baik dan dapat dipakai berulang-ulang kali merupakan pekerjaan dari equipment maintenance.
Pekerjaan ini sangat penting sekali mengingat peralatan yang dipakai dalam produksi minyak bumi sangat mahal sehingga
perlu untuk menghematnya. Disamping itu tempat ini juga digunkan untuk memperbaiki peralatan yang rusak seperti packer,
swivel dan reda pump. e. Subproduce Equipment Subproduce equipment adalah peralatan yang berfungsi untuk
memindahkan minyak dari perut bumi ke permukaan. Terdapat beberapa peralatan yang berfungsi sebagai subproduce
equipment yaitu sebagai berikut : 1. Reda pump, pompa submersible yang berfungsimemompakan minyak ke permukaan.
Pompa ini memiliki kapasitas yang beragam yaitu 100 –15000 bpd. 2. Switch board, berfungsi menyuplai listrik pada
reda pump dan mengontrol kerja reda pump. 3. Transformer, untuk mengubah tegangan arus listrik dari line agar sesuai
dengan kebutuhan reda pump yang dipasang. 4. Tubing hanger, berfungsi untuk menggantung tubing pada casing head. 5.
Cable guard, berfungsi sebagi pelindung flat cable extention. B. Produce Subsurface Team Tugas Produce Suibsurface
Team adalah menangani sumur-sumur minyak yang ada pada suatu area yang dikelolanya agar tetap dapat berproduksi
dengan laju produksi yang optimum. Team ini bertugas dari awal suatu proses produksi sampai ke Gathering Station.
Produce Team dibagi menjadi : 1. Produce Subsurface team 2. Maintenance 3. Rotation Equipment 4. Well Service
Berdasarkan team kerjanya Produce Subsurface Team terbagi menjadi beberapa bagian lagi, yaitu : 1. Reservoir Engineer 2.
Production Engineer 3. Geologist 4. Technical Assistant 5. SPS Specialist 6. Well Test specialist a. Production Engineer
Production Engineer bertugas untuk menangani suatu sumur agar produksi tetap optimal. Team Ini bekerja dengan membuat
program yang akan dilaksanakan dilapangan khususnya yang berkaitan dengan operasi Well Service maupun Workover.
Tugas dari Production Engineer antara lain : a. Gain Job Berkaitan dengan perolehan produksi yang ada dilapangan dan
kegiatannya antara lain : 1. Perforasi Adalah kegiatan awal untuk memproduksikan minyak dengan cara menembakkan
mesiu pada dinding casing atau formasi. Jenis-jenis perforasi adalah : a. Add Perforation Adalah melakukan penambahan
jumlah lubang perforasi dari suatu sumur dari jumlah perforasi yang telah ada. b. Re-Perforation Adalah perforasi ulang yang
dilakukan dengan untuk meningkatkan efektifitas dari lubang yang telah ada maupun dilakukan setelah Squeeze Cementing
2. Zone Isolation Adalah proses mengisolasi zona yang akan diproduksi atau menutup zona yang sudah tidak produktif akibat
water cut yang tinggi. Untuk mengetahui suatu zona harus diisolasi atau tidak, dapat dilakukan dengan beberapa metoda
sebagai berikut : a. Production Logging Tool (PLT) Dilakukan dengan memasukkan alat Logging, sehingga dari data yang
diperoleh dapat dianalisa dan diperkirakan zona yang harus diisolasi. b. Down Hole Video (DHV) Dilakukan dengan
memasukkan kamera kedalam lubang sumur, sehingga dapat terlihat bagian bawah lubang sumur. Dari hasil rekaman
kamera dapat diketahui zone pada formasi yang harus diisolasi. Kebanyakan memakai Coiled Tubbing dalam
pengoperasiannya c. Production Test (PT) Dilakukan untuk mengetahui produksi dari suatu sumur. Production Test (PT)
dapat dilakukan dengan metoda-metoda, antara lain : 1. Individual Zone Test (IZT) Yaitu jenis uji produksi yang dilakukan
perzona dari tiap formasi. Tujuannya untuk mengtahui kemampuan produksi dari tiap zona formasi. Pada individual Zone
Test ini, digunakan REDA Pump. Dari individual zone test, selanjutnya dilakukan Micro Motion Test dan dua data penting
yang dapat diambil adalah Water Cut dan Productioan Rate secara lebih teliti. 2. Swab Test Yaitu jenis tes produksi yang
dilakukan dengan menggunakan alat swab test. Dari swab test, dapat diketahui parameter-parameter antara lain, yaitu
produksi sumur, dan water cutnya tetapi data yang diambil masih secara kasar. 3. C/O Log Yaitu jenis test untuk mendeteksi
kandungan karbon dan oksigen dari suatu formasi. 2. Stimulation Stimulasi di sumur dilakukan untuk memperbaiki reservoir
yang rusak. Metoda stimulasi ini bisa dilakukan dengan Acidezing maupun Fracturing dengan menggunakan bahan kimia
tertentu untuk mengangkat skin yang ada pada zona formasi yang rusak tadi. Pelaksanaanya harus hati-hati, karena
keterlambatan dalam melakukan swab dapat mengakibatkan plug yang justru dapat merusak formasi. b. Maintenance
Bagian ini mempunyai tanggungjawab untuk mengoptimasikan dan memperbaiki jika ada kerusakan pada alat-alat produksi,
seperti pompa. Hal-hal tersebut misalnya, Zero Maq (0 M), High ampere, Low Ampere dan lain-lain. c. Water Injection Well
(WIW) Water injection well ini bertujuan untuk mengoptimasi injection rate suatu sumur, hal ini dapat dilakukan dengan
mengamati fluida yang masuk ke sumer dan yang keluar dari sumur. Pola yang dipakai dilapangan minas ada dua, yaitu : 1.
Pattern Adalah suatu pola, dimana sumur injeksi ditengah-tengah beberapa sumur produksi. Pola inilah yang paling optimal
dilakukan dilapangan saat ini. 2. Peripheral Adalah suatu pola dimana sumur injeksi mengelilingi sumur produksi. Dan hasil
injeksinya kurang optimal. 3. Line Drive Adalah suatu pola dengan menempatkan satu injektor pada setiap satu sumur,
biasanya paling efektif pada zona yang banyak patahannya. d. Initial Completion Dalam hal ini yang dilakukan adalah
melengkapi sumur yang baru selesai di bor sehingga dapat memproduksi minyak dengan optimal. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah : 1. Melakukan Cement Bond Logging, yaitu untuk dapat mengetahui apakah ikatan antara casing , cement
dan formasi baik atau tidak. Bila kurang baik maka perlu dilakukan sequeze cementing. 2. Mengolah dan meneliti data
logging sehingga dapat memperkirakan zona yang dinilai produktif menghasilkan minya. 3. Melakukan perforasi zona yang
dinilai produktif dan dilanjutkan dengan tes kemampuan zona mana yang akan dibuka untuk berproduksi, atau zona mana
yang perlu diisolasi. b. Geologist Adalah team yang bertugas melakukan korelasi hasil dari logging suatu sumur untuk
kemudian dianalisa apakah benar daerah sekitar sumur tersebut masih memiliki potensi untuk penambahan produksi minyak.
Selain itu team ini juga menganalisa hasil logging pada sumur baru untuk menganalisa formasi mana yang akan diproduksi.
c. Reservoir Engineer Team Ini bertugas untuk menganalisa hasil laporan geologist, kemudian hasilnya sebagai acuan
production engineering dalam membuat program. Selain itu reservoir engineer bertugas menghitung reserve dari suatu
lapangan. d. SPS Spesialist Pompa yang banyak dipakai di minas adalah ESP. ESP sendiri juga dikenal sebagai pompa
REDA yang dikembangkan oleh REDA sekitar tahun 1950. Seperempat lebih produksi minyak di dunia diperoleh dengan
pompa ini yang sanggup memompakan seratus sampai seratus ribu BOPD (Barrel Oil Per Day). Unit pompa ESP terdiri atas
: 1. Pump Yaitu susunan beberap stages dan masing-masing stages terdiri atas Impeller dan Diffuser yang statis. Makin
banyak stages, maka makin besar fluida yang dapat dipompakan. 2. Protector Yaitu bagian pompa yang berfungsi sebagai
penyekat agar air tidak masuk kedalam motor dan merusaknya. Protector dipasang diantara motor dan pompa. 3. Electric
Motor Yaitu motor pada ESP yang merupakan motor listrik 3 fasa. Berfungsi sebagai tenaga pengerak pompa. Motor sendiri
terdiri dari dua bagian utama, yaitu Rotor dan stator. Di atas pompa pada tubbing dipasang check valve. Valve ini berguna
uintuk mencegah agar fluida dalam tubbing tidak turun kebawah saat ESP mati. Turunnya fluida akan memutar balik pompa
dan merusak motor pompa. Selain check valve, biasanya dipasang juga bleeder valve yang berguna untuk membuang fluida
yang terdapt dalam tubbing kedalam sumur. e. Well Test Specialist (WTS) Team ini bertugas dalam melakukan uji produksi
kedalam sumur. Metoda-metoda yang digunakan antara lain Micro Motion Test, Sonolog Test, Static Bottom Hole Pressure.
Kegiatan ini biasanya dilakukan secara rutin minimal satu bulan sekali untuk setiap sumur. Metode pengujian itu adalah : a.
Micro Motion Test Bertujuan untuk mengetahui laju produksi fluida, laju produksi minyak serta menentukan besarnya water
cut. Tes tersebut dilakukan berdasarkan perbedaan densitas pada fluida, yaitu perbedaan densitas minyak dan air formasi
yang mengalir. Namun alat ini memiliki sedikit kelemahan, yaitu tidak dapat mendeteksi adanya gas, sehingga hanya dapat
digunakan untuk sumur yang tidak menghasilkan gas. Alat Micro Motion ini hanya dapat digunakan dengan baik pada tekana
lebih besar dari 130 psi, sehingga pengesetan harus dilakukan dekat dengan sumur. Komponen Micro Motion antara lain : 1.
Sensor Unit Sensor ini akan mendeteksi reaksi aliran dalam pipa dan memproses dengan cepat aliran berdasarkan densitas
dan mengubahnya menjadi sinyal-sinyal. 2. Remote Flow Transmitter. Penerima sinyal dari sensor unit lalu memprosesnya
berdasarkan konfigurasi yang telah diprogram kealat interface 3. Transmitter Interface. Merupakan unit yang menunjukkan
hasil tes secara digital. b. Sonolog Test Merupakan kegiatan yang berfungsi mengukur Static Fluid Level (SFL) untuk sumur
mati dan Working Fluid Level (WFL) untuk sumur yang masih berproduksi. Prinsip kerjanya dengan mengirimkan getaran
kedalam sumur yang berasal dari gas N2. Getaran tersebut dihubungkan dengan recorder yang berfungsi untuk
menggambarkan pola getaran gas N2 tersebut. Bila getaran tersebut melewati tubbing joint, pola grafiknya akan membentuk
defleksi dan saat getaran dipantulkan lagi ke permukaan fluid level, pola aliran akan menggulung. Kedalam fluid level dapat
dilihat dari jumlah tubbing joint yang dikonversikan menjadi satuan kedalaman. Peralatan Sonolog Test terdiri dari : 1. Well
Sounder, berfungsi sebagai penghasil getaran yang dipasangkan pada kepala sumur. 2. Amplifier, berfungsi sebagai alat
penguat dan pencatat pantulan getaran dari dalam sumur. Fluid level ini sangat menentukan kinerja pompa yang akan
dipasang. Sebelum sumur diproduksikan, penentuan fluid level sangat diperlukan untuk menentukan ukuran pompa yang
akan dipasang. Fluid level itu sendiri merupakan ukuran kemampuan siatu sumur untuk memproduksikan fluidanya. Makin
tinggi fluid level, makin bagus produksinya karena tekanannya masih besar. Sedangkan setelah sumur diproduksikan,
penentuan fluid level dilakukan untuk mengetahui apakah sumur tersebut masih support untuk pompa yang sebelumnya
telah dipasang. Flui level terdiri atas Static Fluid Level dan Working Fluid level. Suatu sumur dikatakan masih support untuk
ukuran suatu pompa jika WFL sumur tersebut sekitar 300 – 400 ft diatas Pump Setting Depth. Istilah support disini
menandakan bahwa pompa yang digunakan dapat menghisap fluida dari dalam sumur dengan efisiensi yang optimal dan
tidak merusaknya. Ukuran fluid level inilah yang dijadikan dasar apakah suatu pompa perlu diganti atau tidak. Suatu sumur
dengan fluid level yang terlalu rendah menandakan bahwa pompa yang ada perlu di size down, dalam arti ukuran pompa
diturunkan laju alirannya. Sedangkan untuk fluid level tinggi maka kemungkinan pompanya akan di size up. Pada umumnya
pompa yang dipakai dilapangan Minas adalah Electric Submersible Pump (ESP). Pompa ini sangat sensitif terhadap
perubahan laju alir, oleh karena itu perubahan yang terlalu besar akan merusak pompa itu sendiri. Merek pompa ESP yang
banyk dipakai adalah jenis REDA dan Centrilift yang memiliki prinsip kerja yang hampir sama. c. Static Bottom Hole Pressure
(SBHP) Test ini dilakukan pada sumur obsevasi. Pengontrolan Bottom Hole Pressure (BHP) menentukan tekanan formasi
pada interval tertentu dalam program Interval Zone Test. Didalam tabung SBHP Tools terdapat Bourden Tube, yang dapat
diberikan tekana dari luarl. Alat ini akan mengembang dan menguncup sesuai dengan perubahan tekanan yang terjadi
didalam sumur. Gerakan bourden tube akan menggores chart yang terbuat dari logam, yang digerakkan dari permukaan oleh
timer sehingga dari goresan chart tersebut dapat dibaca berapa tekanan sesuai dengan perubahan tekanan didalam sumur.

More Related Content

Similar to Well service Well Work

WORKOVER WELL SERVICE_______________________
WORKOVER WELL SERVICE_______________________WORKOVER WELL SERVICE_______________________
WORKOVER WELL SERVICE_______________________ssuser4325a3
 
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptxecep nurali
 
Basic Workover dan Wellservices.pptx
Basic Workover dan Wellservices.pptxBasic Workover dan Wellservices.pptx
Basic Workover dan Wellservices.pptxArio Arief iswandhani
 
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptxTiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptxdevmahammit
 
2.2.0.2. Turbine Serious Inspection MATERI.pdf
2.2.0.2. Turbine Serious Inspection MATERI.pdf2.2.0.2. Turbine Serious Inspection MATERI.pdf
2.2.0.2. Turbine Serious Inspection MATERI.pdfErikson24
 
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal enggKELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal enggAnanthaAzizah
 
Optimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptxOptimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptxAflesPetrusRaya
 
Soal dan jawaban No 2™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik Mesin
Soal dan jawaban No 2™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik MesinSoal dan jawaban No 2™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik Mesin
Soal dan jawaban No 2™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik MesinAlen Pepa
 
Gilang Presentasi PPT TUGAS PSG GEOLOGI.pptx
Gilang Presentasi PPT TUGAS PSG GEOLOGI.pptxGilang Presentasi PPT TUGAS PSG GEOLOGI.pptx
Gilang Presentasi PPT TUGAS PSG GEOLOGI.pptxindi95
 
Teknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subseaTeknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subseaDerpris Folmen
 
PENYALIRAN TAMBANG - PERTEMUAN (ground water control)
PENYALIRAN TAMBANG - PERTEMUAN  (ground water control)PENYALIRAN TAMBANG - PERTEMUAN  (ground water control)
PENYALIRAN TAMBANG - PERTEMUAN (ground water control)ssuser99d91c1
 
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukTahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukJoy Irman
 
Dewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipilDewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipilagungtri07
 
Ilham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanisIlham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanisilhamshah1
 

Similar to Well service Well Work (20)

WORKOVER WELL SERVICE_______________________
WORKOVER WELL SERVICE_______________________WORKOVER WELL SERVICE_______________________
WORKOVER WELL SERVICE_______________________
 
Basic Coiled Tubing Ops.pptx
Basic Coiled Tubing Ops.pptxBasic Coiled Tubing Ops.pptx
Basic Coiled Tubing Ops.pptx
 
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
 
208119724 rks-sumur-bor
208119724 rks-sumur-bor208119724 rks-sumur-bor
208119724 rks-sumur-bor
 
Basic Workover dan Wellservices.pptx
Basic Workover dan Wellservices.pptxBasic Workover dan Wellservices.pptx
Basic Workover dan Wellservices.pptx
 
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptxTiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
 
Tanah
TanahTanah
Tanah
 
Basic Drilling Operation.pptx
Basic Drilling Operation.pptxBasic Drilling Operation.pptx
Basic Drilling Operation.pptx
 
2.2.0.2. Turbine Serious Inspection MATERI.pdf
2.2.0.2. Turbine Serious Inspection MATERI.pdf2.2.0.2. Turbine Serious Inspection MATERI.pdf
2.2.0.2. Turbine Serious Inspection MATERI.pdf
 
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal enggKELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
 
Optimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptxOptimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptx
 
Soal dan jawaban No 2™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik Mesin
Soal dan jawaban No 2™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik MesinSoal dan jawaban No 2™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik Mesin
Soal dan jawaban No 2™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik Mesin
 
Sedimentasi.pdf
Sedimentasi.pdfSedimentasi.pdf
Sedimentasi.pdf
 
Gilang Presentasi PPT TUGAS PSG GEOLOGI.pptx
Gilang Presentasi PPT TUGAS PSG GEOLOGI.pptxGilang Presentasi PPT TUGAS PSG GEOLOGI.pptx
Gilang Presentasi PPT TUGAS PSG GEOLOGI.pptx
 
Teknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subseaTeknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subsea
 
PENYALIRAN TAMBANG - PERTEMUAN (ground water control)
PENYALIRAN TAMBANG - PERTEMUAN  (ground water control)PENYALIRAN TAMBANG - PERTEMUAN  (ground water control)
PENYALIRAN TAMBANG - PERTEMUAN (ground water control)
 
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukTahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
 
Dewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipilDewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipil
 
Ilham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanisIlham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanis
 
Ik pengendalian proses halal
Ik pengendalian proses halalIk pengendalian proses halal
Ik pengendalian proses halal
 

Recently uploaded

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

Well service Well Work

  • 1. Well Service / Well Work Muhamad Darajat email: darajat_miner05@yahoo.com UNIVERSITAS SRIWIJAYA A.Well Service / Well Work Well Service merupakan suatu bagian yang bertugas menangani segala kegiatan yang berhubungan dengan sumur. Kegiatan tersebut meliputi usaha agar sumur siap berproduksi (initial completion) maupun usaha perbaikan sumur akibat kerusakan saat berproduksi (Work Over). Semua kegiatan yang dilakukan oleh team ini bertujuan untuk mempertahankan serta meningkatkan laju produksi sumur. Well Service dibagi dalam beberapa bagian yaitu : 1. Tool House adalah bagian yang bertugas dalam menyediakan dan memelihara segala peralatan sehingga dapat selalu siap pakai. 2. Operation adalah bagian yang melaksanakan pemasangan artificial lift serta memperbaiki kerusakan yang ada pada sumur-sumur. 3. Transport Well Service adalah bagian yang memperlancar pekerjaan well service dengan selalu menyediakan transport untuk mengantarkan segala peralatan yang dibutuhkan saat melakukan service terhadapsumur. Pekerjaan yang dilakukan oleh divisi ini dibagi dalam empat kelompok kerja yaitu : initial completion, sevice, work over dan equipment maintanance. a. Initial Completion InitialCompletion merupakan pekerjaan awal dari suatu sumur baru yang dilakukan setelah pengeboran yaitu dengan cara melengkapi sumur dengan segala peralatan sehingga sumur dapat mulai berproduksi. 1. Run CBL (Cement Bond Logging) Tujuannya untuk mengetahui kualitas penyemenan agar dapat diketahui daerah yang belum tersemen dengan baik. Semen yang tidak terdistribusi dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya komunikasi antara zona produktif dengan zona air. Bila ini terjadi maka kandungan air yang terangkat ke permukaan akan tinggi. 2. Squeese Cementing Squeeze cementing adalah kegiatan penyempurnaan semen sumur produksi. Kegunaan squeeze cementing ini adalah : a. Memperbaiki penyemenan primer yang tidak sempurna. b. Menutup zona lost circulation. c. Memperbaiki casing yang bocor d. Menutup lubang perporasi yang salah. e. Mengisi zona yang tidak produktif Teknik yang dilakukan dalam squeeze cementing ini ada dua : 1. High Pressure Cementing yaitu penyemenan dengan menggunakan tekanan tinggi yang berfungsi untuk menutup rekahan yang merugikan yang terdapat di dalam formasi. 2. Low Pressure Cementing yaitu penyemenan dengan menggunakan tekanan rendah. Tujuannya untuk membentuk filter cake atau dinding penutup formasi,dan saluran fracture yang mungkin saja terbuka sampai ke formasi. 3. Perforating Perforating adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk melubangi casing agar terjadi hubungan antara well bore dengan reservoir. Untuk melakukan hal ini dibutuhkan suatu alat yang disebut GUN. 4. Swabbing Swabbing yaitu pekerjaan mengangkat sejumlah fluida dari dalam sumur dengan menggunakan alat penghisap (swab Tool) melalui tubing, drill pipe. Fungsi swabbing adalah sebagai berikut : 1. Menentukan production rate dari sebuah zona sumur 2. Untuk menentukan apakah suatu casing mengalami kebocoran 3. Memancing agar suatu well dapat flowing. 4. Mengambil kembali spent acid yang telah dipompakan agar tidak merusak casing b. Well Service Job Well Service Job pada prinsipnya adalah kegiatan atau pekerjaan untuk merawat suatu sumur supaya dapat terus berproduksi sesuai dengan yang diinginkan. Untuk merawat sumur ini diperlukan alat yang dapat membantu untuk mempermudah setiap pekerjaan yang dilakukan. 1. Surface Equipment Surface equipment adalah segala peralatan yang berada di atas permukaan sumur. a. Rig Rig adalah suatu alat berat yang digunakan untuk melakukan pengeboran sumur minyak. Rig digunakan untuk mencabut dan memasukkan pipa-pipa dari dan ke dalam sumur. Rig yang digunakan di PT CPI Minas adalah Hydraulic Powered, Self Propelled, Self Guyed, back in Type dan Double Mast. b. Pompa Pompa adalah alat memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan tekanan rendah atau tinggi sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan pompa biasanya dilakukan pada sirkulasi air, tes casing, tes BOPE dan kill well. Jenis-jenis pompa antara lain : 1. Pompa Duplex Pompa ini termasuk jenis Positive Displacement Pump atau Reprocating Pump yang dilengkapi dua buah piston. Setiap piston mempunyai dua klep hisap (suction valve) dan dua klep buang (discharge valve) karena itu disebut Double Acting Pump. 2. Pompa Triplex Pompa triplex digunakan untuk tekanan yang lebih tinggi dengan volume pemompaan yang lebih kecil. Pompa triplex dilengkapi dengan tiga piston yang bekerja sedemikian rupa sehingga memproduksi tekanan yang lebih tinggi dibandingkan pompa Duplex. c. Blow Out Preventer Equipment (BOPE) Merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menahan semburan liar akibat tekanan reservoar yang tinggi dalam sumur. Blow Out Preventer Equipment (BOPE) dipasang di atas flange bagian atas dari suatu sumur yang dilekatkan oleh beberapa baut yang dikunci kuat untuk keselamatn jiwa, operasi dan hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Subsurface Equipment a. Packer Packer adalah alat berupa karet yang digunakan untuk mengisolasi suatu kedalaman tertentu dari lubang sumur. Packer berfungsi untuk : 1. Menyekat antara tubing dan casing untuk menjebak cairan ke reservoar. 2. Mencegah masuknya semen ke lubang perforasi pada saat dilakukan squeeze cementing. 3. Memisahkan zona-zona pada lubang bor. 4. Penyangga tubing. 5. Untuk keperluan pengetesan sumur seperti swab test. 6. Mengisolasi casing yang mengalami kebocoran. b. Tubular Product Tubular product dibagi menjadi tiga bagian yaitu drill pipe, casing dan tubing. Drillpipe adalah pipa yang dipakai dalam pemboran dan berfungsi sebagai penyalur lumpur pemboran dan mentransmisikan putaran rotary table sehingga dapat memutar bit. Drillpipe merupakan tubing tanpa las, panjang setiap bagiannya sekitar 30 ft. Casing berfungsi untuk menahan tekanan formasi setelah lumpur dibuang dari dalam sumur, mempertahankan stabilitas lubang bor sehingga tidak mudah runtuh dan menghindari terjepitnya pipa akibat mud cake atau lempung ketika produksi sedang berlangsung. c. Sand Pump Pompa pasir (sand pump, bailer) berfungsi membersihkan pasir dari dalam lubang sumur pada kedalaman yang sudah ditentukan. Cara kerjanya adalah dengan menghisap pasir kotoran-kotoran tersebut
  • 2. sehingga dinamakan suction bailer. c. Work Over Work over adalah semua pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan sumur agar produksi sumur tersebut semakin meningkat, atau tetap dapat dipertahankan termasuk diantaranya karakteristik sumur. Jenis-jenis pekerjaan work over adalah : 1. Add perforation (penambahan lubang perforasi). 2. Pembersihan lubang-lubang perforasi. 3. Isolasi zona. d. Equipment Maintenance Perawatan dan penjagaan barang atau alat-alat dalam keadaan baik dan dapat dipakai berulang-ulang kali merupakan pekerjaan dari equipment maintenance. Pekerjaan ini sangat penting sekali mengingat peralatan yang dipakai dalam produksi minyak bumi sangat mahal sehingga perlu untuk menghematnya. Disamping itu tempat ini juga digunkan untuk memperbaiki peralatan yang rusak seperti packer, swivel dan reda pump. e. Subproduce Equipment Subproduce equipment adalah peralatan yang berfungsi untuk memindahkan minyak dari perut bumi ke permukaan. Terdapat beberapa peralatan yang berfungsi sebagai subproduce equipment yaitu sebagai berikut : 1. Reda pump, pompa submersible yang berfungsimemompakan minyak ke permukaan. Pompa ini memiliki kapasitas yang beragam yaitu 100 –15000 bpd. 2. Switch board, berfungsi menyuplai listrik pada reda pump dan mengontrol kerja reda pump. 3. Transformer, untuk mengubah tegangan arus listrik dari line agar sesuai dengan kebutuhan reda pump yang dipasang. 4. Tubing hanger, berfungsi untuk menggantung tubing pada casing head. 5. Cable guard, berfungsi sebagi pelindung flat cable extention. B. Produce Subsurface Team Tugas Produce Suibsurface Team adalah menangani sumur-sumur minyak yang ada pada suatu area yang dikelolanya agar tetap dapat berproduksi dengan laju produksi yang optimum. Team ini bertugas dari awal suatu proses produksi sampai ke Gathering Station. Produce Team dibagi menjadi : 1. Produce Subsurface team 2. Maintenance 3. Rotation Equipment 4. Well Service Berdasarkan team kerjanya Produce Subsurface Team terbagi menjadi beberapa bagian lagi, yaitu : 1. Reservoir Engineer 2. Production Engineer 3. Geologist 4. Technical Assistant 5. SPS Specialist 6. Well Test specialist a. Production Engineer Production Engineer bertugas untuk menangani suatu sumur agar produksi tetap optimal. Team Ini bekerja dengan membuat program yang akan dilaksanakan dilapangan khususnya yang berkaitan dengan operasi Well Service maupun Workover. Tugas dari Production Engineer antara lain : a. Gain Job Berkaitan dengan perolehan produksi yang ada dilapangan dan kegiatannya antara lain : 1. Perforasi Adalah kegiatan awal untuk memproduksikan minyak dengan cara menembakkan mesiu pada dinding casing atau formasi. Jenis-jenis perforasi adalah : a. Add Perforation Adalah melakukan penambahan jumlah lubang perforasi dari suatu sumur dari jumlah perforasi yang telah ada. b. Re-Perforation Adalah perforasi ulang yang dilakukan dengan untuk meningkatkan efektifitas dari lubang yang telah ada maupun dilakukan setelah Squeeze Cementing 2. Zone Isolation Adalah proses mengisolasi zona yang akan diproduksi atau menutup zona yang sudah tidak produktif akibat water cut yang tinggi. Untuk mengetahui suatu zona harus diisolasi atau tidak, dapat dilakukan dengan beberapa metoda sebagai berikut : a. Production Logging Tool (PLT) Dilakukan dengan memasukkan alat Logging, sehingga dari data yang diperoleh dapat dianalisa dan diperkirakan zona yang harus diisolasi. b. Down Hole Video (DHV) Dilakukan dengan memasukkan kamera kedalam lubang sumur, sehingga dapat terlihat bagian bawah lubang sumur. Dari hasil rekaman kamera dapat diketahui zone pada formasi yang harus diisolasi. Kebanyakan memakai Coiled Tubbing dalam pengoperasiannya c. Production Test (PT) Dilakukan untuk mengetahui produksi dari suatu sumur. Production Test (PT) dapat dilakukan dengan metoda-metoda, antara lain : 1. Individual Zone Test (IZT) Yaitu jenis uji produksi yang dilakukan perzona dari tiap formasi. Tujuannya untuk mengtahui kemampuan produksi dari tiap zona formasi. Pada individual Zone Test ini, digunakan REDA Pump. Dari individual zone test, selanjutnya dilakukan Micro Motion Test dan dua data penting yang dapat diambil adalah Water Cut dan Productioan Rate secara lebih teliti. 2. Swab Test Yaitu jenis tes produksi yang dilakukan dengan menggunakan alat swab test. Dari swab test, dapat diketahui parameter-parameter antara lain, yaitu produksi sumur, dan water cutnya tetapi data yang diambil masih secara kasar. 3. C/O Log Yaitu jenis test untuk mendeteksi kandungan karbon dan oksigen dari suatu formasi. 2. Stimulation Stimulasi di sumur dilakukan untuk memperbaiki reservoir yang rusak. Metoda stimulasi ini bisa dilakukan dengan Acidezing maupun Fracturing dengan menggunakan bahan kimia tertentu untuk mengangkat skin yang ada pada zona formasi yang rusak tadi. Pelaksanaanya harus hati-hati, karena keterlambatan dalam melakukan swab dapat mengakibatkan plug yang justru dapat merusak formasi. b. Maintenance Bagian ini mempunyai tanggungjawab untuk mengoptimasikan dan memperbaiki jika ada kerusakan pada alat-alat produksi, seperti pompa. Hal-hal tersebut misalnya, Zero Maq (0 M), High ampere, Low Ampere dan lain-lain. c. Water Injection Well (WIW) Water injection well ini bertujuan untuk mengoptimasi injection rate suatu sumur, hal ini dapat dilakukan dengan mengamati fluida yang masuk ke sumer dan yang keluar dari sumur. Pola yang dipakai dilapangan minas ada dua, yaitu : 1. Pattern Adalah suatu pola, dimana sumur injeksi ditengah-tengah beberapa sumur produksi. Pola inilah yang paling optimal dilakukan dilapangan saat ini. 2. Peripheral Adalah suatu pola dimana sumur injeksi mengelilingi sumur produksi. Dan hasil injeksinya kurang optimal. 3. Line Drive Adalah suatu pola dengan menempatkan satu injektor pada setiap satu sumur, biasanya paling efektif pada zona yang banyak patahannya. d. Initial Completion Dalam hal ini yang dilakukan adalah melengkapi sumur yang baru selesai di bor sehingga dapat memproduksi minyak dengan optimal. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : 1. Melakukan Cement Bond Logging, yaitu untuk dapat mengetahui apakah ikatan antara casing , cement dan formasi baik atau tidak. Bila kurang baik maka perlu dilakukan sequeze cementing. 2. Mengolah dan meneliti data logging sehingga dapat memperkirakan zona yang dinilai produktif menghasilkan minya. 3. Melakukan perforasi zona yang dinilai produktif dan dilanjutkan dengan tes kemampuan zona mana yang akan dibuka untuk berproduksi, atau zona mana yang perlu diisolasi. b. Geologist Adalah team yang bertugas melakukan korelasi hasil dari logging suatu sumur untuk kemudian dianalisa apakah benar daerah sekitar sumur tersebut masih memiliki potensi untuk penambahan produksi minyak. Selain itu team ini juga menganalisa hasil logging pada sumur baru untuk menganalisa formasi mana yang akan diproduksi. c. Reservoir Engineer Team Ini bertugas untuk menganalisa hasil laporan geologist, kemudian hasilnya sebagai acuan production engineering dalam membuat program. Selain itu reservoir engineer bertugas menghitung reserve dari suatu lapangan. d. SPS Spesialist Pompa yang banyak dipakai di minas adalah ESP. ESP sendiri juga dikenal sebagai pompa REDA yang dikembangkan oleh REDA sekitar tahun 1950. Seperempat lebih produksi minyak di dunia diperoleh dengan pompa ini yang sanggup memompakan seratus sampai seratus ribu BOPD (Barrel Oil Per Day). Unit pompa ESP terdiri atas : 1. Pump Yaitu susunan beberap stages dan masing-masing stages terdiri atas Impeller dan Diffuser yang statis. Makin
  • 3. banyak stages, maka makin besar fluida yang dapat dipompakan. 2. Protector Yaitu bagian pompa yang berfungsi sebagai penyekat agar air tidak masuk kedalam motor dan merusaknya. Protector dipasang diantara motor dan pompa. 3. Electric Motor Yaitu motor pada ESP yang merupakan motor listrik 3 fasa. Berfungsi sebagai tenaga pengerak pompa. Motor sendiri terdiri dari dua bagian utama, yaitu Rotor dan stator. Di atas pompa pada tubbing dipasang check valve. Valve ini berguna uintuk mencegah agar fluida dalam tubbing tidak turun kebawah saat ESP mati. Turunnya fluida akan memutar balik pompa dan merusak motor pompa. Selain check valve, biasanya dipasang juga bleeder valve yang berguna untuk membuang fluida yang terdapt dalam tubbing kedalam sumur. e. Well Test Specialist (WTS) Team ini bertugas dalam melakukan uji produksi kedalam sumur. Metoda-metoda yang digunakan antara lain Micro Motion Test, Sonolog Test, Static Bottom Hole Pressure. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara rutin minimal satu bulan sekali untuk setiap sumur. Metode pengujian itu adalah : a. Micro Motion Test Bertujuan untuk mengetahui laju produksi fluida, laju produksi minyak serta menentukan besarnya water cut. Tes tersebut dilakukan berdasarkan perbedaan densitas pada fluida, yaitu perbedaan densitas minyak dan air formasi yang mengalir. Namun alat ini memiliki sedikit kelemahan, yaitu tidak dapat mendeteksi adanya gas, sehingga hanya dapat digunakan untuk sumur yang tidak menghasilkan gas. Alat Micro Motion ini hanya dapat digunakan dengan baik pada tekana lebih besar dari 130 psi, sehingga pengesetan harus dilakukan dekat dengan sumur. Komponen Micro Motion antara lain : 1. Sensor Unit Sensor ini akan mendeteksi reaksi aliran dalam pipa dan memproses dengan cepat aliran berdasarkan densitas dan mengubahnya menjadi sinyal-sinyal. 2. Remote Flow Transmitter. Penerima sinyal dari sensor unit lalu memprosesnya berdasarkan konfigurasi yang telah diprogram kealat interface 3. Transmitter Interface. Merupakan unit yang menunjukkan hasil tes secara digital. b. Sonolog Test Merupakan kegiatan yang berfungsi mengukur Static Fluid Level (SFL) untuk sumur mati dan Working Fluid Level (WFL) untuk sumur yang masih berproduksi. Prinsip kerjanya dengan mengirimkan getaran kedalam sumur yang berasal dari gas N2. Getaran tersebut dihubungkan dengan recorder yang berfungsi untuk menggambarkan pola getaran gas N2 tersebut. Bila getaran tersebut melewati tubbing joint, pola grafiknya akan membentuk defleksi dan saat getaran dipantulkan lagi ke permukaan fluid level, pola aliran akan menggulung. Kedalam fluid level dapat dilihat dari jumlah tubbing joint yang dikonversikan menjadi satuan kedalaman. Peralatan Sonolog Test terdiri dari : 1. Well Sounder, berfungsi sebagai penghasil getaran yang dipasangkan pada kepala sumur. 2. Amplifier, berfungsi sebagai alat penguat dan pencatat pantulan getaran dari dalam sumur. Fluid level ini sangat menentukan kinerja pompa yang akan dipasang. Sebelum sumur diproduksikan, penentuan fluid level sangat diperlukan untuk menentukan ukuran pompa yang akan dipasang. Fluid level itu sendiri merupakan ukuran kemampuan siatu sumur untuk memproduksikan fluidanya. Makin tinggi fluid level, makin bagus produksinya karena tekanannya masih besar. Sedangkan setelah sumur diproduksikan, penentuan fluid level dilakukan untuk mengetahui apakah sumur tersebut masih support untuk pompa yang sebelumnya telah dipasang. Flui level terdiri atas Static Fluid Level dan Working Fluid level. Suatu sumur dikatakan masih support untuk ukuran suatu pompa jika WFL sumur tersebut sekitar 300 – 400 ft diatas Pump Setting Depth. Istilah support disini menandakan bahwa pompa yang digunakan dapat menghisap fluida dari dalam sumur dengan efisiensi yang optimal dan tidak merusaknya. Ukuran fluid level inilah yang dijadikan dasar apakah suatu pompa perlu diganti atau tidak. Suatu sumur dengan fluid level yang terlalu rendah menandakan bahwa pompa yang ada perlu di size down, dalam arti ukuran pompa diturunkan laju alirannya. Sedangkan untuk fluid level tinggi maka kemungkinan pompanya akan di size up. Pada umumnya pompa yang dipakai dilapangan Minas adalah Electric Submersible Pump (ESP). Pompa ini sangat sensitif terhadap perubahan laju alir, oleh karena itu perubahan yang terlalu besar akan merusak pompa itu sendiri. Merek pompa ESP yang banyk dipakai adalah jenis REDA dan Centrilift yang memiliki prinsip kerja yang hampir sama. c. Static Bottom Hole Pressure (SBHP) Test ini dilakukan pada sumur obsevasi. Pengontrolan Bottom Hole Pressure (BHP) menentukan tekanan formasi pada interval tertentu dalam program Interval Zone Test. Didalam tabung SBHP Tools terdapat Bourden Tube, yang dapat diberikan tekana dari luarl. Alat ini akan mengembang dan menguncup sesuai dengan perubahan tekanan yang terjadi didalam sumur. Gerakan bourden tube akan menggores chart yang terbuat dari logam, yang digerakkan dari permukaan oleh timer sehingga dari goresan chart tersebut dapat dibaca berapa tekanan sesuai dengan perubahan tekanan didalam sumur.