Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
OPTIMASI FUNGSI BMT
1. 1
ANALISIS PENYEBAB LEMAHNYA
FUNGSI SOSIAL DAN FUNGSI BISNIS
BMT DI KOTA MAKASSAR
MUH. RASYID RIDHA RAHMAN
NIM: 80500214010
SEMINAR HASIL TESIS
2. 2
A. Latar Belakang
LKMS sebagai bagian dari system keuangan mikro telah lama
menjadi sarana yang efektif untuk mengembangkan perekonomian
rakyat dan memberdayakan rakyat miskin (kecil). Pengalaman juga
menunjukkan bahwa keuangan mikro merupakan pendekatan terbaik
dalam upaya pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro untuk
penanggulangan kemiskinan. untuk menanggulangi hal semacam itu,
perlu adanya sutu lembaga yang mampu menjadi jalan tengah
Salah satu bentuk lembaga keuangan mikro Syariah adalah Baitul
Maal wat Tamwil (BMT), yang dalam operasionalnya berlandaskan pada
prinsip-prinsip Islam. Karena itu, karakteristik ekonomi Islam hendaknya
menjadi perhatian dan panduan bagi para pengelola BMT, sehingga
lembaga tersebut mampu merefleksikan serta mengaktualisasikan
keunggulan sistem ekonomi Islam tersebut, dan tidak terjebak pada
3. 3
Peran BMT juga strategis dalam rangka mengisi ruang yang tidak
dimasuki oleh perbankan dalam menyediakan fasilitas pembiayaan
kepada usaha-usaha mikro, mengatasi pengangguran, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Namun, peranan LKM yang telah ada
termasuk juga BMT pada kenyataannya belum mampu melayani
masyarakat khususnya mereka yang berpenghasilan rendah. Sementara,
keberadaan jasa rentenir yang menawarkan pinjaman cepat dengan
bunga begitu tinggi kepada masyarakat yang memiliki kebutuhan
mendesak, hingga saat ini masih eksis di beberapa wilayah.
Optimalisasi peran BMT dalam menggerakkan dan meningkatkan
kapasitas perekonomian masyarakat khususnya usaha kecil dan mikro
perlu mendapat perhatian serta dukungan mengingat potensinya yang
besar dalam mengangkat taraf kehidupan masyarakat berpenghasilan
rendah. Selain itu, lembaga ini juga perlu meningkatkan perannya dalam
4. 4
BMT hendaknya mampu mengantisipasi dengan memberdayakan
fungsi baitul maal dan Baitu tamwilnya dengan lebih baik.
Keseimbangan yang terintegrasi dalam menjalankan fungsi baitul
maal dan baitul tamwil tersebut akan lebih menjamin tersedianya
pelayanan bagi masyarakat sekaligus mengoptimalkan manfaat dari
kehadiran BMT tersebut. dimana dalam implementasinya harus
selalu berusaha untuk menyeimbangkan antara peran sosial dan
peran ekonominya.
BMT, seperti halnya LKM lain, masih menghadapi keterbatasan
dalam hal permodalan. penguatan permodalan sangat efektif
dilakukan melalui partisipasi anggota dalam penghimpunan dana,
serta pentingnya upaya penguatan permodalan dengan mengacu
pada pengalaman sukses Grameen Bank dimana penguatan
permodalan dan kapasitas kelembagaan sama pentingnya.
5. 5
Fungsi sosial BMT sebagai baitul maal dapat diimplementasikan
begitu luas, tidak saja terbatas pada penggalangan dana dan
penyaluran yang bersifat charity, tetapi juga penyaluran dana untuk
kegiatan produktif masyarakat kelompok fakir miskin dalam rangka
pemberdayaan, yang diharapkan akan dapat berkembang menjadi
usaha yang mandiri.
Pada akhirnya, kinerja BMT menjadi kurang optimal dalam
menjalankan fungsi yang idealnya dan untuk dapat mengatasi masalah
kemiskinan serta meningkatkan taraf ekonomi umat.
6. 6
B. Rumusan Masalah
Faktor-Faktor Apa yang menyebabkan lemahnya Fungsi Sosial dan
Fungsi Bisnis BMT dikota Makassar?
1
2Langkah prioritas apa yang dapat dilakukan oleh para pengelola BMT
dalam rangka menggerakkan BMT, sehingga fungsi social dan bisnis
dapat lebih optimal dalam melayani kaum Dhuafa maupun sector
usaha mikro?
7. 7
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
Fokus Penelitian
Judul penelitian ini memerlukan fokus penelitian untuk memperjelas penelitian agar para
pembaca tidak keliru memahaminya, Penelitian ini berfokus pada Analisis Penyebab
Lemahnya Fungsi Sosial dan Fungsi Bisnis BMT dikota Makassar.
Menurut penulis untuk menyelidiki suatu peristiwa / mengetahui keadaan yang sebenarnnya
tentang Lemahnya Fungsi Sosial dan Fungsi Bisnis BMT dikota Makassar.
Deskripsi fokus dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami atau
menafsirkan fokus penelitian
Deskripsi Fokus
8. 8
Kerangka Pikir BMT (Baitul Maal Wat Tamwil)
Orientasi sosial
sumber dana
simpanan anggota
modal penyertaan
pembiayaan dari lembaga lain
Sumber Dana
Non Zakat Zakat
Orientasi Profit
Optimalisasi Fungsi Sosial dan
Fungsi Bisnis BMT Kota Makassar
hibah dana
bergulir
Qard al-Hasan
Pembiayaan
Mudharabah
Musyarakah
Murabahah
Lemah fungsi sosial Lemah fungsi bisnis
zakat untuk 8
asnaf
9. 9
F. Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah termasuk jenis
penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian yang digunakan untuk
mengungkapkan, menggambarkan dan
menguraikan suatu masalah sebagaimana
adanya, yang merupakan penyingkapan
fakta.
Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini berlokasi di Kota
Makassar.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan Penelitian meliputi: a) Teologis
Normatif (konsep dasar agama tentang
BMT); b). Pendekatan Sosiologis (untuk
mengetahui Lemahnya Fungsi Sosial dan
Fungsi Bisnis BMT dikota Makassar) c).
Pendekatan Fenomenologis (Untuk Melihat
Fenomena-Fenomena Penyebab Lemahnya
Fungsi Sosial dan Bisnis BMT Dikota
Makassar) Sumber Data
Sumber data meliputi: a). Data Primer -
sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber pertama dari hasil wawancara atau
kuesioner; dan b). Data Sekunder - data
yang diperoleh lewat pihak lain secara tidak
langsung diperoleh peneliti dari subjek
peneliti berupa data dok. atau laporan.
1
2
3
4
10. 10
Metode Pengumpulan Data
Menggunakan 2 jenis pengumpulan data a).
Penelitian Lapangan terdiri: Wawancara,
Dokumentasi dan Observasi; b). Penelitian
Pustaka - suatu bentuk penelitian yang
sumber datanya diperoleh dari kepustakaan.
Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti mengunakan
instrumen yaitu; pedoman wawancara yang
akan disiapkan oleh peneliti dengan
pertanyaan-pertanyaan yang terfokus pada
judul penelitian, serta kamera untuk
mengabadikan gambar objek dan subjek
penelitian.
5 6
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, yakni penyusunan data untuk kemudian dijelaskan dan dianalisis serta
dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data serta hasil wawancara.
Alat analisis menggunakan diagram sebab-akibat atau diagram tulang ikan (Fishbone Diagram), yang selanjutnya menjadi
panduan merumuskan hasil penelitian. Yang pertama kali diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa, Diagram ini merupakan suatu
model untuk menghubungkan antar penyebab dengan permasalahan yang menjadi tema penelitian.
Cause-and-effect diagram dapat mengungkapkan hubungan kunci antar berbagai variabel, dan faktor-faktor penyebab yang
dapat memberikan pemahaman mendalam terhadap sebuah masalah.
7
11. 11
Hasil Penelitian
• Dari data PINBUK Sulawesi-Selatan terdapat 80 BMT yang terdaftar di
kabupaten dan kota. Namun yang tercatat sampai hari ini dan aktif hanya
33 BMT Di Sulawesi-Selatan, adapun jumlah BMT yang aktif di kota
Makassar ada 15 BMT
• 10 dari 15 BMT dipilih dengan petimbangan kinerjanya yang relatif lebih
baik dibanding yang lain dilihat dari aspek tamwil-nya, serta dinilai dapat
"mewakili" potret pengelolaan BMT lainnya yang ada di Kota Makassar
• Kesepuluh BMT yang menjadi objek dalam penelitian ini, adalah BMT
Ukhuwah-Yayasan Wakaf UMI, BMT Kube Sejahtera 033, BMT Kube
Sejahtera 034, BMT Kube Sejahtera 035, BMT Kube Sejahtera 036, BMT
Khasanah Insan Syariah, BMT Fastabiqul Khaerat, BMT Al-Kautsar, BMT
Al-Markaz, dan BMT Sinergi Karya.
12. 12
Analisis Fungsi Sosial dan Fungsi Bisnis BMT
• Dalam penelitian ini katagorisasi yang digunakan yaitu:
1. Manpower atau tenaga kerja
2. Management atau aspek pengelolaan
3. Methods atau metode kerja
4. Money atau uang
5. Environment atau lingkungan
13. 13
Manpower
Dari studi lapangan yang telah dilakukan dalam penelitian ini,
ditemukan bahwa para praktisi BMT berasal dari latar belakang
disiplin ilmu yang berbeda-beda.
mayoritas praktisi BMT masih kurang mendapatkan training,
pelatihan, atau pembekalan bagi pengurus maupun pengelola
BMT dalam menjalankan fungsi bisnis maupun fungsi sosialnya
Pola rekruitmen yang dilakukan sebagian besar BMT masih
sangat sederhana. Standarisasi mengenai kualitas calon SDM
belum ada
Secara umum sumber daya insani yang dimiliki BMT di
Makassar relatif belum professional.
14. 14
Management
Terkait dengan manajemen SDM (Job Deskription) pembagian
Peran dan Fungsi mayoritas BMT masih belum professional,
masih kurang teratur
Fungsi dari Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Pengawas
Manajemen, sebagai pengawas terhadap proses dan
prosedur Biatul Maal dan Baitut tamwil masih belum optimal.
Metode
Belum menerapkan satndarisasi prosedur pengelolaan BMT yang
terinci, jelas, pasti dan terformalkan.
kurang mampu mengembangkan produk-produk baru yang inovatif
yang mampu meningkatkan daya saing
masih kurang memiliki perangkat teknologi informasi untuk
mendukung kegiatan operasionalnya
15. 15
Money
BMT umumnya memiliki modal yang relatif kecil dan sulit untuk
menambah modal apabila diperlukan.
Environment
Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam investasi dan
perguliran modal di BMT
Persaingan antar se-sama BMT dan Lembaga Keuangan Mikro lainya
Lemahnya jaringan koordinasi antar sesama BMT dan Lembaga Lainya
tidak didukung dengan ketentuan hukum dan sistem pengawasan atau
pembinaan yang memadai
Belum adanya standar pembinaan dan pengawasan yang baku untuk
BMT
16. 16
Management Manpower
Instrumen Organisasi Kuantitas dan kualitas SDM
Kebijakan
Struktur Inisiatif
Abai thd filosofi lembaga Kesadaran
Tanwil Indikator kesuksesan Belum ada Training Maal
Fungsi sosial
Kesadaran Masyarakat
dan bisnis BMT
lemah
Ketersediaan Dana Job description
Persaingan Standarisasi
Legalitas Tidak dilakukan
Mengelola ZIS Penggalangan ZIS Baitul Maal
Environment Money Methods
17. 17
Optimalisasi Fungsi Sosial dan Fungsi Bisnis BMT
Langkah Prioritas
Dalam rangka penguatan SDM, maka yang pertama perlu dilakukan
adalah pembenahan peningkatan kapasitas staf atau karyawannya,
termasuk juga personil pengurus. Melalui pelatihan-pelatihan yang
diselenggarakan secara internal atau mengikuti pelatihan eksternal,
mengenai manajemen, strategi mengembangkan jaringan, pengelolaan
aset, manajemen kredit dan ketrampilan lain yang dapat meningkatkan
kemampuan praktisi BMT
Peningkatan kapasitas (kemampuan) manajemen melalui beberapa
pelatihan manajerial seperti aspek ekonomi dan manajemen keuangannya
sehingga mampu membawa lembaga BMT menjadi lebih berkembang.
18. 18
Lanjutan
Hal lain yang perlu pembenahan adalah Peningkatan SOP pelayanan
Perlunya inovasi produk sesuai syariah yang ditawarkan kepada masyarakat.
Memperluas jaringan kerjasama antar BMT, BPR syariah, bank syariah
Melakukan pengawasan secara intensif
Dan juga Memperkuat institusi/asosiasi lembaga BMT