2. SEJARAH DIDIRIKANNYA PINBUK
Pusat Inkubasi bisnis Usaha Kecil (PINBUK)
didirikan pada tangga 13 Maret 1995 oleh ketua
ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia)
Prof. DR. BJ. Habibie, Ketua MUI (MUI) alm.
KH. Hasan Basri dan Direktur Utama BMI (Bank
Mu'amalat Indonesia) Zainul Bahar Noor, SE.
PINBUK didirikan karena adanya tuntutan dari
masyarakat yang menginginkan akan adanya
perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat
yang dikuasai oleh bebrapa golongan tertentu saja,
utamanya dari ekonomi konglomerasi kepada
ekonomi yang berbasis masyarakat banyak
3. TUJUAN DIDIRIKAN PINBUK
Tujuan pertama kali didirikannya PINBUK oleh
ICMI ialah untuk memberdayakan para pengusaha
kecil. Tujuan ini direalisasikan dengan mendirikan
berbagai lembaga keuangan alternatif yang
berprinsip syariah di lapisan grass root. Lembaga
keuangan itu bernama Baitul Maal wat Tamwil
(BMT) atau padanan kata dari Balai Usaha Mandiri
Terpadu.
4. VISI & MISI
Menjadi lembaga yang profesional,
terpercaya, dan terkemuka di Indonesia
dalam penanggulangan kemiskinan
melalui pengembangan Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) Baitul Maal wat
Tamwil (BMT) dan Kelompok-kelompok
Usaha Mikro yang mandiri, berkelanjutan
dan mengakar di masyarakat.
5. Struktur Organisasi
Badan Pembina
Badan Pengawas
Badan Pengurus
Badan Pekerja
- Direnktur Eksekutif :.
- Deputi Bid. Pengembangan LKM :
- Deputi Bid. Pengembangan SDM :
- Deputi Bid. Kemitraan dan Linkage :
- Deputi Bid. Teknoligi Informasi :
- Deputi Bid. Pengembangan Usaha :
- Deputi Bid. Hubungan Antar Lembaga :
6. Sasaran PINBUK:
Terjangkaunya layanan keuangan mikro
dan pendampingan kepada 10 juta
keluarga miskin pengusaha mikro sampai
dengan tahun 2023 terutama kaum
perempuan.
Perkembangannya 10 ribu Lembaga
Keuangan Mikro yang profesional, sehat,
mandiri, dan mengakar dimasyarakat
menjelang tahun 2025
7. STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN
PINBUK sebagai pngembangan swadaya Masyarakat
(LPSM) berfungsi sebagai fasilitator seluruh potensi
masyarakat. Oleh karna itu, strategi pencapaian
sasaran dilaksanakan dengan prinsip pendekatan:
•Fungsionalisasi,
•Institusionalisasi
•Integrasi,
•Ukhuwah Muamalah
•Pengembangan SDM
•Barisan Semut
8. PERAN PINBUK BAGI BMT
Fasiitas jelang pelatihan
Fasilitas aplikasi software pendukung operasional BMT
online, integrated (micro) Banking Sistem (fasilitas
Sistem Operasional Manajmen (SOM) dan Siste Versi
05).
Fasilitas Sistem Operasional Manajmen (SOM) dan
Sistem Operasional Prosedur (SOP)
Konsultasi dan pendamping (Technical Assistance)
Linkage/akses permodalam/pembiayaan ke inkopsyah,
pinbuk multiartha kelola (PMK), PKBL BUMN,
Vebture, Perbankan Syariah, dsb
Support bisnis fee based income
9. PROGRAM KERJA
Membangun kelompok-kelompok usaha mikro dalam
wadah Kelompok Usaha Muamalat (POKUSMA) dan
kelompok-kelompok sejenis yang fungsional dan
berkelanjutan.
Membangun kelembagaan LKM Baitul Maal wat
Tamwil/Balai usaha Mandiri Terpadu (BMT) dan
lembaga-lembaga sejenis berlandaskan
profesionalitas, keswadayaan, kemandirian dan
keberlanjutan.
Melakukan kegiatan pemberdayaan sosial masyarakat
yang terpadu dalam aspek usaha ekonomi produktif
(UEP) dan usaha kesejahteraan sosial (UKS) pada
berbagai kelompok masyarakat, termasuk masyarakat
pesisir, pertanian, perikanan, transmigrasi, kehutanan,
industri, dan perdagangan.
10. Mengembangkan lembaga-lembaga profesional untuk
meningkatkan kualitas manajemen, SOP, teknologi, dan
sistem informasi LKM dan kelompok-kelompok usaha mikro
Mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan kapasitas, kualitas dan kinerja SDM LKM dan
kelompok-kelompok usaha mikro.
Berpartisipasi aktif dalam perumusan kebijakan Publik dalam
rangka peningkatan akses masyarakat miskin dan usaha
mikro kepada sumberdaya ekonomi
Mengembangkan jaringan kerja LKM dan bisnis riil kelompok-
kelompok usaha mikro dalam rangka peningkatan kinerja
usaha, layanan dan posisi tawarnya.
Mengembangkan lembaga-lembaga pendukung/infrastruktur
dalam pengembangan kualitas dan kuantitas LKM serta
layanan pengembangan usaha mikro,
11. PENUTUP
PINBUK didirikan karena adanya tuntutan dari masyarakat
yang menginginkan akan adanya perubahan dalam struktur
ekonomi masyarakat yang dikuasai oleh bebrapa golongan
tertentu saja, utamanya dari ekonomi konglomerasi kepada
ekonomi yang berbasis masyarakat banyak. Tujuan pertama
kali didirikannya PINBUK oleh ICMI ialah untuk
memberdayakan para pengusaha kecil.
PINBUK tidak hanya mengurusi BMT saja. Selain melakukan
pelatihan-pelatihan, sosialisasi, dan pendampingan mengenai
ke BMT-an, dalam prencanaan kedepan PINBUK juga
mengadakan pengembangan usaha disektor riil, hal ini
dibuktikan dengan adanya deputi bidang pengembangan
usaha, dan telah ada waralaba bakso kepala sapi. PINBUK
juga memiliki kemitraan dan kerja sama dengan lembaga-
lembaga dan instansi-instansi lainnya baik itu yang berkaitan
dengan keuangan, swsta atau pemerintah.
12. Syirkah Baitu Rizqina
Bina Ummah
Al Ghifari Sleman
Al Ikhlas Yogyakarta
Budi Mulia
Mitra Usaha Insani
Nahdhatur Ramadan
Bina Umat Sejahtera Yogyakarta
Mitra Usaha Mulia
Bina Sparta Mandiri
Sunan Kalijaga
Dhuafa Makmur
Bina Martabat Insani
Subbussalam
Bina Artha
Puskopsyah DIY
Surya Amanah
Arafah
Bina Ihsanul Fikri
Bumi Mizan Sejahtera
Mubaarak (2014)
Surya Parama Artha (2014)
Dana Insani Bantul (2014)
Assalam Bantul (2014)
Dana Insani Gunung Kidul (2014)
Amal Rizki (2014)
13. Induk Koperasi Syariah Baitul Maal wat Tamwil
(INKOPSYAH BMT) adalah koperasi sekunder yang beranggotakan
BMT-BMT Primer. INKOPSYAH BMT didirikan pada satuan wilayah
seluruh Indonesia yang layak usaha, merupakan penguatan
jaringan sekunder BMT didasarkan pada prinsip pemanfaatan
peluang dan kelayakan usaha atau jaringan kerjasama antar
BMT. Peran dan fungsi INKOPSYAH BMT pada anggota hanya
sejauh memberikan Sisa Hasil Usaha (SHU) saja. Undangundang
Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian menyatakan
bahwa peran dan fungsi koperasi terhadap anggota adalah
memajukan kesejahteraan anggota. Hal itu dikarenakan
didalam undang-undang tersebut anggota adalah sebagai
pemilik dan pengguna jasa koperasi sehingga anggota
mempunyai posisi yang sentral dalam badan usaha koperasi.
14. Dilatar belakangi oleh kondisi tersebut, maka skripsi ini
mengetengahkan permasalahan fungsi dan peran INKOPSYAH BMT
terhadap anggota ditinjau dari Undang-undang Nomor 25 Tahun
1992 Tentang Perkoperasian. Dalam penulisan skripsi ini
metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kepustakaan dengan menggunakan data sekunder dan penelitian
lapangan dengan cara wawancara langsung. Tipe penelitian
dalam skripsi ini bersifat deskriptif, yang dimaksudkan
untuk memberi gambaran tentang peran dan fungsi INKOPSYAH
BMT terhadap anggota dalam praktek dengan perbandingan
ketentuan yang ada di dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun
1992 Tentang Perkoperasian. Dari penelitian disimpulkan
bahwa INKOPSYAH BMT dalam kegiatan usahanya tidak
mengedepankan hak-hak anggota sebagai pemilik dan pengguna
jasa koperasi sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang
Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya modal penyertaan dan modal pinjaman
dari PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) sehingga
pengelolaan INKOPSYAH BMT tidak lagi mandiri sebagaimana
prinsip koperasi mandiri.